cidere berarti membunuh. Istilah ini dipakai oleh Ahli Biologi dari Rusia, Prof. Dunkinn, untuk
menerangkan fenomena dari tumbuhan tertentu yang bisa membunuh organisme hidup yang ada
disekitar tumbuhan tersebut ,misal organisme hidup seperti amuba, virus flu ,bakteri diphtheria
yang diletakkan didekat potongan segar dari tumbuhan, misal daun , organisme hidup itu akan
mati dalam beberapa menit. Bel'Air telah memberikan cara termudah untuk bisa mendapatkan
khasiat Phytoncidere dari produk eseential oil, disarikan dari tumbuhan yang mempunyai khasiat
phytoncidere. Fungsi Phytoncidere adalah
Phytoncidere dapat diperoleh dari ekstrak tumbuhan tertentu untuk diambil minyaknya ( Essential
Oil ). Essential oils dapat diperoleh dengan beberapa metode diantaranya sudah tidak dipakai
lagi.
Saat ini yang populer dipakai adalah adalah proses
penyulingan .Salah satu contoh dengan sistem penyulingan. Untuk
ekstraksi essential oil, Bahan baku ditempatkan dalam tungku
(persis seperti pressure cooker) yang diberi tekanan uap panas.
Panas dari uap akan mengakibatkan penguapan minyak. Uap
essential oil dan uap panas keluar
dari diatas tungku mengalir dalam pipa diselubungi air dingin sehingga uap akan mengembun
kembali menjadi minyak. At this point, essential oil akan terpisah dengan air dan mengambang
pada permukaan air. Kelihatannya proses ini tidaklah rumit tapi untuk mendapatkan 2 pound
minyak jasmine (melati) membutuhkan 8 juta bunga jasmine . tidaklah heran essential oil sangat
mahal.
http://www.kiosinfo.com/isi/oil.htm
Teknik enfleurage disebut teknik olesan. Prinsip kerja ekstraksi bunga melati dengan teknik olesan adalah sebagai
berikut:
a) Oleskan lemak muri pada permukaan kaca tipis.
b) Letakan bunga melati yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca .
c) Simpan kaca tipis bersama bunga melati dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat dari plastik, kayu/logam tahan
karat.
d) Biarkan bunga melati selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
e) Bunga melati yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan bunga-bunga baru/masih segar.
f) Lakukan cara tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan hingga lemak dipenuhi minyak wangi bunga melati.
Teknik ekstraksi minyak melati dapat dilakukan dengan teknik tabung hampa.
a. Masukan bunga melati segar ke dalam tabung, kemudian alirkan bahan pelarut (alkohol, ether, chlorofrom,
ecetone, lemak murni, ether minyak bumi) secara berkesinambungan.
b. Salurkan cairan ekstrak yang mengandung bahan pelarut dan unsur-unsur bunga melati ke tabung hampa
udara yang dipanaskan sekedarnya untuk menguapkan bahan pelarut. Uap pelarut diallirkan kembali ke
kondensor agar menjadi cairan.
c. Tambahkan ethanol ke dalam unsur bunga melati. Unsur bunga melati biasanya berupa lilin padat (concrete)
yang masih mengandung zat pewarna, damar dan unsur lain yang tidak menguap.
d. Campurkan minyak tadi dengan alkohol kemudian saring kembali untuk menghilangkan kandungan damar.
e. Lakukan penyulingan absolut dengan menggunakan sthlene glycol penyinaran dengan sinar ultra violet untuk
menghilangkan zat pewarna.
http://warintek.progressio.or.id/hias/melati.htm
Kegiatan penelitian mencakup penyiapan bahan menjadi serbuk kering, pencirian
simplisia dengan cara WHO atau cara Materia Medica Indonesia, dan penapisan fitokimia
(alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid, triterpenoid). Kegiatan selanjutnya ialah
pembuatan ekstrak (dengan cara maserasi-perkolasi dengan pelarut pelarut etanol, cara
ekstraksi sinambung menggunakan Soxhlet, dan pelarut dengan kepolaran meningkat: n-
heksana, etil asetat, etanol), fraksinasi ekstrak (dilakukan secara cair-cair dengan n-heksana,
etilasetat, dan n-butanol), pemisahan komponen dalam fraksi (dengan koromatografi cair-
vakum dan kromatografi kolom), identifikasi dan pencirian isolat (kromatografi lapis tipis,
spektrofotometri ultraviolet, inframerah, resonansi magnet inti, massa). Akhirnya, terhadap
senyawa dilakukan uji antimikrob. Ekstrak, setiap fraksi, dan isolat yang diperoleh diuji
aktivitas hayatinya terhadap larva udang Artemia salina. Isolat yang mempunyai aktivitas
tinggi diuji antimikrobnya terhadap Shigela flexinera, Salmonella typhi, dan Escherichia coli.
www.dikti.org/p3m/abstrakHB/AbstrakHB04.pdf
Despite disadvantages of this procedure (poor extraction of polar lipids,
long time involved, large volumes of solvents, hazards of boiling
solvents), several methods involving automatic solvent extraction were
described. Different automated or semi-automated extraction
instruments may be found on the market.