Tugas Kelompok (1) Ergonomi
Tugas Kelompok (1) Ergonomi
ERGONOMI KEHUTANAN
Disusun oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Faperta UPR
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan MK Praktikum Ergonomi Kehutanan yang berjudul “Menentukan
Besaran Waktu Kerja Pada Kegiatan Inventarisasi Pohon” ini dengan batas waktu
yang telah ditentukan.
Penulis banyak menguncapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan penulisan laporan praktikum, semoga laporan
ini berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam laporan ini baik
dari segi penulisan maupun pemaparannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini untuk lebih baik pada
masa yang akan datang.
Penyu
sun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
2.1 Hutan.............................................................................................................3
4.1 Hasil..........................................................................................................11
4.2 Pembahasan...............................................................................................12
ii
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................................13
5.2 Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
I. PENDAHULUAN
Ergonomi berasal dari bahasa latin, yaitu : ergon dan nomos. Ergon berarti
kerja dan Nomos berarti hukum alam. Jadi, ergonomi dapat didefenisikan sebagai
studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajamen dan desain atau
perancangan. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan
manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat bekerja dan hidup
dalam sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan itu dengan efektif dan nyaman.
Pengaturan kerja yang buruk adalah suatu setting atau pengaturan kerja
yang dilakukan secara kurang baik sehingga menimbulkan kerugian atau masalah
kesehatan. Sebagai contoh misalnya beban kerja yang sudah terjadwal porsinya
tetapi seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu padat
sehingga jeda istirahat kurang. Sebuah penelitian mengenai jam kerja yang
melampaui 8 jam dapat menimbulkan keluhan LBP (Low Back Pain) lebih tinggi
dibandingkan proporsi kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan
mengalami kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang
dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah.
1
Dalam setiap kegiatan kehutanan sangat diperlukan adanya ergonomi
kehutanan yang bagus. Dengan ergonomi yang bagus akan membantu pekerja
dalam menjaga keselamatan kerjanya, dalam semua tempat kegiatan kerja
kehutanan dapat dijumpai praktik-praktik kerja yang berbahaya terutama dalam
penebangan pohon. Meskipun pekerja yang menebang kayu rata-rata memakai
helm pelindung kepala, mereka sering tidak memakai alas kaki yang memadai.
Operator pun yang menggunakan gergaji rantai (chainsaw) sering kali bekerja
tanpa alas kaki. Hal inilah mengapa sangat diperlukan adanya ergonomi yang
bagus sehinnga dalam melakukan praktik-praktik kehutanan, pekerja dapat
bekerja optimum dan keselamatan kerja terjaga.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa hutan
merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Definisi di atas menekankan
kepada fungsi ekologis hutan sebagai kesatuan ekosistem dan wujud biofisik
hutan berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya.
Hutan adalah suatu kumpulan bidang-bidang lahan yang ditumbuhi
(memiliki) atau akan ditumbuhi tumbuhan pohon dan dikelola sebagai satu
kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan pemilik lahan berupa kayu atau hasil-
hasil lain yang berhubungan (persamaan kata untuk hutan adalah: kesatuan
kepemilikan, kesatuan pengelolaan, kesatuan perencanaan). Dalam definisi ini,
hutan diartikan sebagai kumpulan dari bidang-bidang lahan yang pada saat
tertentu ditumbuhi pohon-pohon atau tidak dan secara keseluruhan dikelola dalam
satu kesatuan pengelolaan. Bidang-bidang lahan yang dimaksud dalam definisi ini
adalah tegakan yang dalam pengelolaan hutan lebih khusus lagi disebut petak
(compartment). Pada suatu waktu tertentu petak-petak yang terdapat dalam satu
kesatuan pengelolaan hutan tanaman, yang dikelola dengan sistem silvikultur
tebang habis, akan memiliki keadaan yang beragam dari mulai tanah kosong atau
terbuka karena baru ditebang, baru ditanami, tumbuhan pohon yang masih remaja,
tumbuhan pohon yang sudah dewasa sampai pohon-pohon tua yang sudah siap
ditebang dan dinamakan tegakan masak tebang. Definisi hutan seperti ini
merupakan definisi operasional untuk hutan yang dikelola dengan tujuan untuk
menghasilkan kayu secara lestari (Davis dan Johnson, 1987 dalam Suhendang,
2002).
3
2.2 Ergonomi Kehutanan
Ergonomi berasal dari kata “ergon” yang berarti kerja dan “nomos” yang
berarti aturan. Dengan demikian secara harpiah ergonomi adalah ilmu aturan atau
tatacara dalam bekerja. Dalam arti yang lebih luas, menurut Mikael (1999)
ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan
pekerjaan, dengan segala aspek dan ruang lingkupnya. Suatu bidang studi yang
mencari atau menangani desain peralatan dan tugas-tugas yang cocok dengan
kapabilitas manusia dan limitnya. Ergonomi harus bisa memahami seluruh
keadaan manusia, baik dari segi anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen, dan desain/perancangan untuk membuat desain tugas yang berguna,
ramah penggunaan di segala tempat dan bidang.
4
2.4 Waktu Kerja Umum
Waktu kerja umum merupakan waktu kerja yang dilakukan selama
kegiatan mulai dari tahap awal sampai tahap akhir.Berbeda dengan waktu kerja
murni dimana pada waktu kerja umum seluruh waktu dihitung bahkan jika suatu
kegiatan mengalami suatu masalah atau kendala yang membuat kegiatan atau
pekerjaan tersebut harus memiliki tambahan waktu.waktu ini menjadi faktor yang
dap at menjadi pertimbangan untuk mengetahui seberapa besar lamanya waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan.(Barnes, 2004)
Dalam hal ini kegiatan dalam praktikum yang menjadi waktu kerja umum
adalah dari waktu dimulainya pencarian pohon sebagai objek praktikum hingga
sampai selesai mengukur tinggi total setiap pohon.
5
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study)
diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang
lampau. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran
maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan,
yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan
bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.
Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu
kerja dengan jam henti ini adalah sebagai berikut:
a. Lakukan penetapan tujuan pengukuran (Untuk apa, berapa tingkat
ketelitian dan tingkat keyakinan)
b. Definiskan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya (Pelajari
kondisi kerja, cara kerja, dan bakukan secara tertulis sistem kerja yang
telah dianggap baik)
c. Pilih operator (beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada
pekerja yang akan dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada, operator
yang dipilih memiliki kemampuan normal dan dapat bekerja sama dan
wajar)
d. Melatih operator
e. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen kerja
f. Menyiapkan alat-alat pengukuran : jam henti, lembar pengamatan, pensil
atau pulpen dan papan pengamatan
Pengukuran waktu secara terus-menerus (continuous timing) dilakukan
dengan carapengamat kerja menekan tombol stop watch pada saat elemen kerja
pertama dimulai dan membiarkan angka penunjuk stop watch berjalan secara
terus-menerus sampai siklus kerja selesai berlangsung. Berdasarkan langkah-
langkah dilihat bahwa pengukuran kerja dengan jam henti ini merupakan
carapengukuran yang obyektif karena waktu ditetapkan berdasarkan fakta yang
terjadi dan tidak cuma sekedar diestimasi secara subyektif. (S. Wignosoebroto,
2008).
6
2.7 Uji Kecukupan Sampel
Uji kecukupan data sering digunakan di bidang Perancangan Kerja dan
Ergonomi, terutama pada kegiatan praktikum pengambilan waktu siklus dan
konsepnya sendiri ditulis di beberapa buku. Dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan
adalah pengujian terhadap jumlah sampel.Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh dapat diterima sebagai
sampel.Sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), yang menjadi
perwakilan dari suatu populasi.yang bertujuan untuk mengetahui suatu kondisi
yang dihadapi oleh populasi tersebut.(Sritomo, 2003).
Pada dasarnya, ’uji kecukupan data’ tidak dikenal pada bidang ilmu yang
lain, kecuali pada bidang ilmu Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Hal itu
terbukti bahwa hanya buku yang berkaitan dengan Perancangan Sistem Kerja
sajalah yang mencantumkan ’uji kecukupan data’, itu pun juga dengan catatan
khusus. Namun, dari pengamatan secara umum dari penelit, ’uji kecukupan data’
ini telah merambah ke bidang lainnya sehingga membuat kerancuan yang cukup
signifikan dalam proses pengambilan sampel terhadap populasi.(Wilson, 1990).
7
III. METODE PRAKTIKUM
∑a
a. Menghitung Waktu Kerja Rata-Rata untuk elemen a (detik): =
n
∑a = Jumlah nilai waktu a
∑b
b. Menghitung Waktu Kerja Rata-Rata untuk elemen b (detik): =
n
∑b = Jumlah nilai waktu b
∑c
c. Menghitung Waktu Kerja Rata-Rata untuk elemen c (detik): =
n
8
∑c = Jumlah nilai waktu c
d. Waktu Kerja Murni (atau Waktu Kerja Normal atau Waktu Kerja Efektif)
waktu kerja riil(menit )
¿
derajat prestasi(dalam desimal)
f. Waktu Kerja Total (atau Waktu Kerja Standard atau Waktu Dasar)
= waktu kerja murni + presentase dari waktu umum
3. Rumus Perhitungan Jumlah Sampel untuk α 5%
[ ]
2
√
40 N ∑ x 2i −(∑ x i )
2
=
∑ xi
Rumus Perhitungan Jumlah Sampel untuk α 1%
[ ]
2
√
40 N ∑ x 2i −(∑ x i )
2
=
∑ xi
Keterangan:
Xi = waktu murni pengukuran pohon ke-i
N = jumlah pohon yang telah diukur
9
IV. TABEL HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
10
Total 0,15.39 0.18.09 0.27.34 1.07.17 1.03.34 0.07.23
Rataan 00.00.30 00.00.35 00.00.53 00.02.10 00.02.03 00.00.14
[ ]
2
√
40 N ∑ x 2i −(∑ x i )
2
1. (α) 1% maka Ni =
∑ xi
= 6020,027
[ ]
2
√
200 N ∑ x 2i − (∑ x i )
2
2. (α) 5% maka Ni =
∑ xi
= 240,801
11
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.2, rata-rata waktu kerja umum (WKU) adalah 14 detik
, waktu kerja murni (WKM) 2 menit 3 detik, dan waktu kerja total (WKT) sebesar
2 menit 10 detik. Dari data tersebut diketahui bahwa waktu kerja murni (WKM)
lebih besar dari waktu kerja umum (WKU) hal ini menandakan bahwa pekerja
lebih banyak bekerja untuk mengukur pohon.
Kegiatan ini dibagi menjadi 3 elemen yaitu elemen A, B, dan C. pada tabel
4.1, waktu kerja rata-rata setiap elemen kegiatan akan menunjukkan waktu kerja
satu siklus kegiatan mulai dari elemen A sampai elemen C adalah sebesar 2 menit
3 detik. Berdasarkan data yang digunakan, dari elemen kerja baik dari siklus
pengukuran pohon ke-1 hingga siklus pohon ke-31 dapat dilihat bahwa waktu
kerja murni terbesar terdapat pada elemen kerja B dan C, sedangkan waktu kerja
murni terkecilnya terdapat pada elemen A.
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa waktu kerja total terbesar
terjadi pada siklus pohon ke-24 yaitu 3 menit 55 detik, hal ini disebabkan pada
siklus tersebut terjadi waktu penyelesaian siklus kerja yang relatif lama.
Sedangkan waktu kerja total terkecil terjadi pada siklus pohon ke-26 yaitu 1
menit. Hal ini dikarenakan nilai pada siklus tersebut memiliki waktu penyesaian
siklus kerja yang lebih kecil.
Waktu kerja umum terbesar terjadi pada siklus pohon ke-5 sebesar 49
detik. Sedangkan waktu kerja terkecil terjadi pada siklus pohon ke-12 sebesar 1
detik. Berdasarkan analisis WKM, diketahui bahwa pada taraf 5% jumlah sampel
minimum yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 240,801 unit. Sedangkan
pada taraf 1%, sampel minim yang diperlukan untuk penelitian ini adalah
6020,027 unit.
12
V.PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum kerja sama tim harus tetap terjalin. selain
kekompakan , dengan adanya kerja sama tim dapat meringankan pekerjaan dan
efektivitas pekerjaan juga menjadi lebih tinggi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf. (2009). Guru dan pembelajaran bermutu. Bandung: Rizqi Press.
Attar, M. 1998. Hutan Rakyat : Kontribusi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Petani Dan Perannya Dalam Perekonomian Desa. Di dalam : Didik
Suharjito, penyunting. Hutan Rakyat di Jawa perannya dalam
perekonomian desa. Bogor : Program Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Masyarakat (P3KM), Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Davis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Management. McGraw-Hill Book Co.
New York.
Holldobler dan Wilson. 1990. The Ants. Belknap press of harvard university
press. Cambridgee. Mass.
Komaruddin.(2006).Ensiklopedia Manajemen. Penerbit Bumi Aksara,Jakarta..
Michael, A. 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia; Judul Asli: A Handbook of
Human Resources Management, Terjemahan Sofyar Cikrat dan
Haryanto. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Suhendang. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Wignosoebroto S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis
untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Surabaya.
Wilson John R. And Corlett Nigel E. (1990) . Static Muscle Loading And The
Evaluation Of Posture. Evaluation Of Human Work. A Practical
Ergonomics Methodology. Copyright Taylor and Francis Ltd. Chapter
22: 543-59
14
LAMPIRAN
15
Tabel 1. Daftar Hadir Mengikuti Kegiatan Praktikum MK. Ergonomi & K3
Hadir Mengikuti
Nama Kegiatan Ke :
NIM
Mahasiswa 1 2 3 4 5
Willy Daniel Sinaga 193020404103
16