Anda di halaman 1dari 2

Analisis Sosial dalam Permasalahan Konflik Agraria

Tanah merupakan salah satu aspek dalam bidang agraria yang memiliki arti penting
dalam kehidupan mahasiswa dan mencakup keseluruhan dimensi lingkungan, sosial, kultural,
ekonomi hingga politik. Pada UUD No. 5 tahun 196 agraria di artikan secara luas
menyangkut pertanahan baik yang berupa permukaan, diatas permukaan dan isi dari tanah itu
sendiri. Sedangkan Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin configere yang berarti saling
memukul. Dalam kehidupan masyarakat konflik dimaknai sebagai suatu hubungan antara dua
orang atau lebih yang terdapat ketegangan atau ketidaksesuaian antara pihak-pihak yang
berusaha melawan dengan cara halus sampai dengan cara kasar.

Faktor penyebab konflik agraria antara lain meliputi :

1. Konflik agraria timbul akibat adanya ketimpangan kepemilikan dan penguasaan serta
pengelolaan sumber-sumber agraria ( ketimpangan struktur agraria
2. Konflik agraria timbul akibat adanya ketimpangan kepemilikan dan penguasaan serta
pengelolaan sumber-sumber agraria ( ketimpangan struktur agraria ).
3. Konflik ini bersifat kronis, masif, meluas, dan berdimensi hukum, sosial, politik,
serta ekonomi.
4. Kepribadian individu yang terlibat konflik dikarenakan adanya kesenjangan sosial dan
kesenjangan ekonomi.

a) Kesenjangan Sosial
Tidak pernah dilibatkannya masyarakat dalam pembangunan dan
pengambilan tanah masyarakat .
b) Kesenjangan Ekonomi

5. Konflik juga bersifat struktural.


Konflik agraria yang berkepanjangan menciptakan krisis sosial-ekologi, mendorong
penduduk desa bermigrasi ke wilayah-wilayah baru untuk mendapatkan tanah pertanian baru,
pergi dan hidup menjadi golongan miskin kota. Hal ini menjadi sumber masalah baru di kota-
kota.

Contoh kasus :

Konflik Agraria di Pedesaan (Studi Kasus Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi oleh Exxon
Mobil Cepu Limited Terhadap Tanah Kas Desa.

 Penyebab terjadinya konflik agraria, menurut hukum agraria No.5 Tahun 1960 dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan agraria. Hasil penelitian
menyimbulkan bahwa ; pertama adanya keberpihakan pemerintah Desa terhadap
exxon Mobil Cepu Limited kurang mendapat dukungan dari masyarakat desa dalam
penggunaan tanah kas desa dan kurangnya komunikasi yang terjalin antara pihak
EMCL, pemerintah Desa dan masyarakat desa.
 Dan kedua, UU No.5 tahun 1960 yang memberlakukan penyelesaian melalui proses
pengadilan dan diluar pengadilan belum bisa menyelesaikan konflik yang terjadi.
Konflik baru bisa diselesaikan dengan menggunakan peraturan daerah.

Berdasarkan beberapa kasus konflik agraria, maka solusi untuk permasalahan konflik
agraria dapat dilakukan antara lain yaitu:
1. melakukan reformasi pertanahan,
2. membatasi kepemilikan tanah dengan batas maksimal, dan memberikan
kepemilikan tanah dengan batas minimal kepada petani,
3. membuat Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang mengacu pada negara-
negara yang sudah maju.

Nama : kazhimah
Institusi : Universitas Almuslim

Anda mungkin juga menyukai