Anda di halaman 1dari 9

e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

KONFLIK PEREBUTAN LAHAN ANTARA MASYARAKAT DESA


DENGAN PERUSAHAAN

Mardian Ningsih1, Hesti Asriwandari2, Hambali3


Program Studi Magister Sosiologi
Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

e-mail: {mardianingsih2360@gmail.com1, asriwandari@yahoo.com2,


unri.hambali@yahoo.com3 }

Abstrak
Konflik-konflik yang ada didunia memiliki sumber-sumber yang menjadi pemicu lahirnya
sebuah konflik maupun beberapa konflik. Konflik-konflik yang telah terjadi tersebut memiliki
bentuk-bentuknya sendiri. Penelitian ini berjudul Konflik Lahan Antara Masyarakat Desa
Dengan Perusahaan (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Koto Aman Dengan PT Sekar
Bumi Alam Lestari Di Desa Koto Aman Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar). Hasil
dari penelitian ini menjelaskan bahwa dengan adanya perjanjian yang tidak ditepati salah
satu pihak berkonflik yang menjadi sumber munculnya konflik yang berkepanjangan,
perlawanan dan penolakan yang terjadisebagai bentuk konfik adalah adanya demonstrasi
keberbagai tempat oleh masyarakat hingga pengngsian dan pemblokiran jalan,serta
mediasi merupakan salah satu upaya penyelesaian atau resolusi konflik yang juga tidak
kunjung menjadikan konflik lahan antara masyarakat Desa Koto Amandengan PT SBAL
selesai.

Kata kunci: konflik lahan, masyarakat, perusahaan

Abstract
The conflicts that exist in the world have sources that trigger the birth of a conflict or several
conflicts. The conflicts that have occurred have their own forms. This research is entitled
Land Conflict Between Village Communities and Companies (Case Study In Koto Aman
Village Communities With PT Sekar Bumi Alam Lestari In Koto Aman Village, Tapung Hilir
District, Kampar Regency). The results of this study explain that with an agreement that is
not kept by one of the conflicting parties which is the source of the emergence of a
prolonged conflict, resistance and rejection that occur as a form of conflict are
demonstrations in various places by the community to evacuation and road blocking, and
mediation is one of the efforts the resolution or resolution of the conflict which also did not
make the land conflict between the people of Koto Aman Village and PT SBAL complete.

Keywords: land conflict, community, company

PENDAHULUAN tetap atau bersifat siklis yang berada di


Konflik merupakan proses atas dan di bawah wilayah tersebut,
disosiatif, namun konflik sebagai salah termasuk atmosfer, tanah, batuan induk,
satu bentuk proses sosial yang memiliki relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan,
fungsi positif maupun negatif. Apabila serta segala akibat yang ditimbulkan
konflik mampu dikelola dan diatasi oleh aktivitas manusia di masa lalu dan
dengan baik oleh setiap elemen sekarang; yang kesemuanya itu
masyarakat, maka akan berdampak baik berpengaruh terhadap penggunaan
bagi kemajuan dan perubahan lahan oleh manusia pada saat sekarang
masyarakat. Lahan atau land dapat dan di masa mendatang (Brinkman dan
didefinisikan sebagai suatu wilayah di Smyth, 1973; dan FAO, 1976. dalam
permukaan bumi, mencakup semua artikelsiana). Undang-undang Pokok
komponen biosfer yang dapat dianggap Agraria (UUPA) Nomor 5 tahun 1960

8
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

pada awalnya dimaksudkan sebagai perjanjian dan izinnya dengan


undang-undang induk keagrariaan masyarakat, pihak perusahaan akan
mencakup pembaruan relasi sosial di mengganti rugi lahan yang telah
atas tanah. mendapat izin HGU (Hak Garap Usaha)
Pelaksanaan Udang-Undang yaitu lahan seluas 1500 Ha kepada
Nomor 5 Tahun 1960 pada masyarakat Desa Koto Aman, dan pada
permasalahan tanah menjadi semakin tahun 1992 diganti rugi oleh perusahaan
kompleks, terlihat kompleksitas masalah seluas 600 Ha kepada masyarakat Desa
tanah terjadi sebagai akibat Koto Aman, lalu setelahnya perusahaan
meningkatnya kebutuhan tanah untuk tidak melanjutkan ganti rugi sisa dari
keperluan berbagai kegiatan lahan yang akan diganti rugi yaitu lahan
pembangunan dan pertumbuhan seluas 900 Ha. Hingga pada tahun 2007
penduduk yang cepat dengan perusahaan tidak kunjung menepati janji
penyebaran yang tidak merata antar untuk mengganti rugi lahan tersebut,
wilayah. Kompleksitas ini muncul karena sehingga masyarakat ingin menuntut
luas tanah relatif tidak bertambah. agar lahan milik masyarakat diganti rugi
Konflik pertanahan banyak terjadi antara atau dikembalikan kembali kepada
masyarakat dengan perusahaan masyarakat.
diakibatkan karena tidak adanya Diskusi-diskusi, perdebatan-
penyimbangan luas lahan dan perdebatan kecil, hingga rapat
pengusaan tanah yang berlebihan. kesepakatan antara masyarakat dan
Konflik pertanahan akan terjadi perusahan sudah dilakukan beberapa
dimanapun di indonesia, tatkala pihak- kali, namun tidak kunjung menghasilkan
pihak yang memiliki kepentingan kapital keputusan akhir, sehingga berlanjut
mempertahankan haknya yang paling pada terjadinya persitegangan antara
benar dan mengesampingkan aktor- masyarakat dengan pihak perusahaan,
aktor yang lain. Sengketa dan konflik yang menjadi klimaks konflik sosial
pertanahan adalah bentuk berupa demostrasi-demostrasi yang
permasalahan yang sifatnya kompleks dilakukan masyarakat ke beberapa
dan multi dimensi. Oleh karena itu usaha tempat seperti kantor gubernur
pencegahan, penanganan dan Pekanbaru, dan kantor bupati Kampar di
penyelesaiannya harus Bangkinang, hal ini adalah sebagai
memperhitungkan berbagai aspek baik bentuk pengaduan oleh masyarakat
hukum maupun non hukum. kepada pemerintah daerah atas
Konflik sosial antara Perusahaan ketidakadilan kepada mereka, selain itu
Perkebunan Sawit PT. Sekar Bumi Alam , bentuk penolakan yang dilakukan
Lestari dengan masyarakat Desa Koto adalah pengungsian masyarakat ke
Aman Kecamatan Tapung Hilir lahan-lahan yang menjadi sengketa
Kabupaten Kampar, disebabkan karena untuk menghalangi proses panen hasil
perusahan tidak mau menyerahkan hak buah sawit oleh karyawan perusahaan.
lahan yang diklaim adalah milik Berdasarkan latar belakang ini, penulis
masyarakat Desa Koto Aman sejak dari tertarik untuk meneliti lebih lanjut
puluhan tahun, yaitu dari tahun 1991 permasalahan ini dan merumuskan judul
sejak berdirinya PT Sekar Bumi ALam Konflik Lahan antara Masyarakat Desa
Lestari hingga sekarang. lahan tersebut dengan Perusahaan (Studi Kasus pada
adalah lahan yang sudah ditanami Masyarakat Desa Koto Aman dengan
kebun sawit oleh PT Sekar Bumi Alam PT Sekar Bumi Alam Lestari di Desa
Lestari yang berada didesa Koto Aman Koto Aman Kecamatan Tapung Hilir
seluas 1500 Ha (Hektare). Dalam Kabupaten Kampar).

9
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

Aman, yang pada saat itu masih


METODE bernama dusun Koto Batak adalah sejak
Jenis penelitian ini adalah tahun 1991. PT Sekar Bumi Alam Lestari
penelitian deskriptif kualitatif atau jenis melakukan pengurusan izin untuk
studi kasus yaitu jenis penelitian yang melepaskan kawasan hutan yang
melukiskan keadaan objek atau berada diwilayah Desa Koto Aman
peristiwa tanpa suatu maksud untuk menjadi kawasan perkebunan, dalam
mengambil kesimpulan-kesimpulan proses tersebut terdapat perjanjian
yang berlaku secara umum. Penelitian antara masyarakat Desa Koto Aman
kualitatif sebagai metode ilmiah sering dengan PT SBAL bahwa pihak PT SBAL
digunakan oleh sekelompok peneliti akan melakukan ganti rugi kepada
dalam bidang sosial, seperti: sosiologi, masyarakat yang terdampak dari
antropologi dan sejumlah penelitian pelepasan kawasan hutan itu dan
perilaku lainnya, termasuk ilmu mengembalikan lahan hutan itu dalam
pendidikan. Menurut Becker dalam bentuk lahan yang sudah ditanami
menyiapkan penelitian lapangan, dengan pohon-pohon sawit kepada
setelah memutuskan lokasi dan waktu masyarakat yang nantinya setelah
penelitian, peneliti harus menentukan dibagikan buah sawit yang sudah
responden yang akan diteliti. Lokasi dipanen harus dijual ke PT SBAL untuk
penelitian adalah di Desa Koto Aman, diolah buah sawitnya dan hasil dari
Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten penjualan buah sawit ke PT SBAL
Kampar. Penentuan informan akan adalah untuk masyarakat Desa Koto
peneliti lakukan berasal dari warga Desa Aman. PT SBAL memenuhi proses
Koto Aman yang terlibat konflik sosial pengurusan dan mendapatkan izin HGU
terkait klaim lahan tersebut. Narasumber (Hak Garap Usaha) pada tahun 1994
dalam penelitian ini nantinya akan yang selanjutnya pada tahun tersebut
peneliti ambil berdasarkan keterangan PT SBAL meminta tokoh masyarakat
dan penjelasan-penjelasan dari Desa Koto Aman ataupun pemerintah
beberapa tokoh masyarakat Desa Koto Desa Koto Aman untuk mendata
Aman diantaranya: Aktivis Akademisi masyarakatnya, Setelah didata ada
dan pemuda/pemudi Desa Koto Aman; sekitar 120 kepala keluarga yang akan
Penduduk Desa Koto Aman; Pihak mendapatkan ganti rugi dan
ketiga yang terlibat dalam konflik lahan. pengembalian lahan yang sudah
Teknik pengambilan data dengan berbentuk kebun sawit.
melakukan wawancara mendalam, Pada proses ganti rugi yang sudah
observasi, dan dokumentasi. Jenis berjalan, ada sekitar 30 % masyarakat
penelitian ini adalah penelitian lapangan yang sudah menerima ganti rugi, lalu
(field research), yaitu penelitian yang akhirnya masyarakat belum menerima
langsung dilakukan di lapangan atau ganti rugi melakukan diskusi dan
pada responden. Analisis data adalah bersepakat bahwa mereka ingin
reduksi data, penyajian data dan lahannya dikembalikan oleh PT SBAL,
penarikan kesimpulan. tetapi permintaan masyarakat tidak
direspon oleh pihak PT SBAL, tetapi
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat tidak menuntut lebih jauh.
1. KRONOLOGI KONFLIK Hal ini dipengaruhi oleh minimnya
Perusahaan PT Sekar Bumi Alam pendidikan masyarakat sehingga
Lestari atau dikenal dengan PT SBAL pengetahuan masyarakat tentang
mulai masuk di wilayah Kecamatan negosiasi, politik dan koordinasi serta
Tapung Hilir tepatnya di Desa Koto bagaimana berkomunikasi dengan PT

10
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

SBAL membuat mereka hanya berfikir


kalau tidak ada kelanjutan ganti rugi ya
berarti lahan mereka dikembalikan. Tapi
penolakan oleh masyarakat saat itu
hanya bersifat stagnan atau diam
ditempat, karena tidak terlalu ditanggapi
oleh PT SBAL. Hingga pada tahun 2002
masyarakat mulai mengajukan tuntutan.
Tuntutannya berupa membentuk
beberapa orang pengurus untuk saling
mendiskusikan upaya-upaya untuk Gambar 2: Demonstrasi didepan
mendapatkan hak ganti rugi dan gedung DPRD Riau
pembagian lahan kembali yang sesuai
ke PT SBAL, namun selang beberapa Dalam menyelesaikan masalah
waktu tuntutan ini tidak menemui titik terkait konflik lahan antara PT. Sekar
terang, hal itu karena dibatasi masalah Bumi Alam Lestari dengan PEKAM
finansial, jaringan, dan koordinasi. pemerintah daerah Kabupaten Kampar
Mayarakat Desa Koto Aman mulai telah melakukan berbagai upaya atau
menuntut lagi pada tahun 2008, karena strategi diantaranya yaitu: melakukan
PT SBAL tak kunjung melakukan ganti ganti rugi, membuat pembentukan tim
rugi lanjutan dan juga pembagian lahan penyelesaian konflik, dan melakukan
sesuai dengan ketentuan dan secara mediasi, akan tetapi konflik lahan ini
keseluruhan kepada masyarakat Desa belum dapat di selesaikan. Berdasarkan
Koto Aman. Pada tahun 2019 observasi dan wawancara awal yang
masyarakat Desa Koto Aman ingin peneliti lakukan, peneliti menemukan
melakukan tuntutan kembali kepada PT fenomena yang menjadi masalah dalam
SBAL dengan membentuk sebuah penelitian ini yaitu upaya ganti rugi yang
kelompok yang dinamakan PEKAM pernah dilakukan tidak dapat diterima
(Persatuan Koto Aman Menggugat) pihak PEKAM dikarenakan mereka
mengklaim adanya kesalahan dan cacat
administrasi dan pihak perusahaan tidak
ikut serta dalam mendampingi tim
penyelesaian konflik dalam memastikan
data dilapangan sehingga menunjukkan
kurangnya respon dari pihak
perusahaan dalam upaya penyelesaian
konflik tersebut.

2. Sumber Konflik dan Bentuk


Konflik Lahan Masyarakat Desa
Gambar 1: Demonstrasi dijalan-jalan dengan Perusahaan
Kota Pekanbaru Riau Konflik lahan yang terjadi antara
masyarakat Desa Koto Aman dengan
PT SBAL merupakan konflik yang belum
menemukan titik terang sampai saat ini,
Berdasarkan hasil wawancara
dilapangan, peneliti menemukan
sumber-sumber konflik yang terjadi
antara masyarakat dengan PT SBAL

11
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

seperti yang dikatakan oleh bapak dalam kasus ini adalah PT SBAL yang
Ervan, beliau adalah sebagai ketua dari tidak menuntaskan perjanjian ganti
PEKAM (Persatuaan Koto Aman rugi
Menggugat) Bahwa sumber konflik ini 2. Adanya rasa kecewa masyarakat
adalah karena masyarakat kecewa PT Desa Koto Aman sikap PT SBAL yang
SBAL tidak mau menepati janjinya untuk ingkar janji, sealin itu juga rasa
melanjutkan ganti rugi yang sudah kecewa yang bertambah karena
disepakati. setelah masyarakat melakukan
tuntutan-tuntutan, ternyata tuntutan
“Awalnya PT SBAL mengganti rugi mereka tidak dihiraukan dari berbagai
lahan-lahan masyarakat sebanyak pihak, seperti pemerintah setempat,
600 hektar dengan separuh harga aparat pemerintah, serta PT SBAL
dengan janji akan membagikan lahan sendiri
tersebut yang sudah berbentuk 3. Kurangnya dokumen-dokumen
kebun sawit kepada masyarakat pendukung yang dimiliki masyarakat
Koto Aman, namun sisanya sampai Desa Koto Aman untuk
sekarang ini PT SBAL berhenti mempertahankan hak lahan
mengganti rugi sedangkan lahan
juga tidak kunjung dibagikan kepada 3. Bentuk Konflik
masyarakat, padahal PT SBAL Bentuk-bentuk konflik yang terjadi
sampai sekarang ini tu masih tetap antara masyarakat Desa Koto Aman dan
menikmati hasil-hasil perkebunan PT SBAL, banyak mengacu dalam
sawit yang mereka tanami dilahan bentuk aksi demonstrasi, hal ini juga
kami, jadinya kami kecewa, makanya diperkuat oleh pernyataan bapak Akmal,
kami ya nggak mau tinggal diam aja, bahwa diantara semua aksi-aksi yang
kamipun mulai rapat dan akhirnya dilakukan masyarakat Desa Koto Aman
demo” yang paling sering dilakukan adalah aksi
demonstrasi: “sampai sekarang tu
Selain itu juga menurut Zulfadli, masyarakat Koto Aman masih menutut
Konflik lahan ini bisa terjadi itu karena ya kan, tapi karena tidak dipenuhi
masyarakat merasa dikhianati oleh PT tuntutan masyarakat ini yasudah
SBAL: “Masyarakat dikhianati oleh PT masyarakat demo lagi, nanti kan pas
SBAL sudah sejak lama, sudah demo tu ada lah sedikit-sedikit
bertahun-tahun, apa salahnya PT tu keterangan kalo nanti akan diproses
tinggal lakukan perjanjian itu sampai tuntutan ini, tapi kalo ternyata proses
tuntas ini malah berhenti sampai tuntutan gak dipenuhi lagi pas tiba
sekarang, jadinya masyarakat mengadu waktunya ya masyarakat demo lagi,
sana sini, kemana kemaren itu awalnya begitu terus, demo lagi, tidak dipenuhi ya
ke bangkinang, setelah itu tidak direspon demo lagi, ya salah siapa kok kenapa
lalu pergi demo ke kantor Gubernur tidak diganti rugi dan dikembalikan lahan
Riau. Disana kemaren kami berhari-hari kami, kami demo bilangnya diproses taoi
tapi tetap juga tidak ada respon yang selama ini cuma omongan saja
jelas” sepertinya, selain demo masyarakat ini
juga ngungsi lama, demo sudah berkali-
Dari beberapa keterangan
kali, kalo ngungsi ini baru sekali tapi
informan bahwa sumber pemicu konflik
kurasa lama banget itu, awal tahun 2019
yang merupakan faktor penyebab
sampe akhir tahun, setahun yakan lama
terjadinya konflik adalah:
lah itu hitungannya, sungguh-sungguh
1. Adanya perjanjian yang diingkari
sekali masyarakat Koto Aman waktu itu,
salah satu pihak yang berkonflik yaitu

12
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

rela tidur ditenda daripada dirumah dikatakan akan diproses tapi mungkin
sendiri, tapi tetap saja tidak ada masyarakat tidak sabar menunggu
selesainya kasus lahan ini, bingung hingga mengulang aksi lag, lagi dan
saya” lagi”
Demonstrasi menjadi salah satu
bentuk konflik yang paling sering Weti Ariska juga berpendapat bahwa
dilakukan masyarakat Desa Koto Aman bentuk-bentuk konflik lahan antara
hal itu sesuai dengan pernyataan bapak masyarakat Desa Koto Aman dengan
Riyan yang merupakan salah satu polisi PT SBAL adalah berupa demonstrasi-
yang ikut mengamankan aksi-aksi demonstrasi, pengungsian, pemblokiran
demonstrasi yang dilakukan masyarakat jalan dan berhenti bekerja untuk
Desa Koto Aman: sementara bagi masyarakat yang ikut
menjadi karyawan di PT SBAL:
“sejauh ini bentuk konflik yang “konflik-konflik lahan masyarakat
dilakukan masyarakat Desa Koto Koto Aman diwarnai dengan demo
Aman kepada PT SBAL adalah yang sudah berkali kali, lalu juga
menuntut yang mereka wujudkan ngungsi yang sudah begitu lama, trus
dalam aksi demonstrasi, juga ada tu waktu tu masyarakat
demonstrasinya sudah beberapa kali menghadang jalan lewat mobil PT,
dilakukan masyarakat Desa Koto kan kalo sehabis panen itu buah sawit
Aman sendiri sebagai bentuk pada diangkutin dibawa ke PT untuk
kekecewaan mereka kepada PT diolah buahnya, nah waktu tu ada
SBAL, Cuma yang saya tidak sekali mobilnya ketahuan udah
inginkan itu demonstrasinya masuk trus pas mau keluar udah ada
terkadang sangat ricuh, mereka tidak masyarakat yang mengahadang agar
mau ditertibkan, karena kan ada tu mobil tidak usah melanjutkan
yang waktu itu yang demo didepan perjalanan, biar saja berhenti distu
kantor gubernur, mereka kan sampai sampai tuntutan masyarakat
berhari-hari, dan menginapnya dikabulkan PT”
dibawah jembatan flyover itu trus
siangnya mereka kembali demo, itu Bentuk Konflik yang terjadi antara
sampai kebadan jalan yang dapat masyarakat Desa Koto Aman dengan
mengganggu pengendara lain untuk PT SBAL antara lain:
lewat, terus kami mencoba 1. Demonstrasi yang dilakukan
menertibkan yang masyarakat diberbagai tempat seperti, di lahan
menyangka kami bermain kasar yang menjadi sengketa, di depan
malah jadi tambah ricuh, selain itu kantaor gubernur Riau, didepan
masyarakat juga melakukan kantor bupati Kampar yaitu di
pemblokiran jalan masuk dan Bangkinang,
keluarnya mobil PT itu dengan cara 2. Aksi mogok kerja,
yang berbahaya, mereka ada yang 3. Aksi pengungsian,
sampai guling-guling dan tiduran 4. Pemblokiran jalan keluar masuk buah
dijalan agar mobil PT tidak bisa sawit.
keluar, padahalkan itu sangat
4. Penyelesaian Masalah dan
berbahaya, nanti kalau saja tertabrak, Resolusi Konflik
bukankah lebih panas konflik ini
Konflik-konflik yang telah terjadi
begitu kan,memang PT SBAL berjanji
didunia manapun tentunya memiliki
mau mengganti rugi kembali, lagian
banyak upaya untuk penyelesaiannya,
dmo-demo masyarakat ini sudah
termasuk konflik lahan antara

13
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

masyarakat Desa Koto Aman dengan PT dilihatkan dari masyarakat


PT SBAL, dari berbagai informasi yang dilihatkan, secara data masyarakat
telah disampaikan informan upaya yang kalah, karena data PT tu kuat dan
sering dilakukan untuk mencapai titik dinyatakan lengkap sekali, padahal
terang dari konflik lahan ini adalah emang perjanjian itu benar adanya,
mediasi yang melibatkan pihak-pihak terus tambah lagi pemerintah tu tidak
ketiga seperti pemerintah-pemerintah serius berpihak kepada masyarakat,
setempat sampai ke pemerintah pusat. ya begini lah jadi masyarakat
Seperti yang disampaikan bapak Ervan terombang ambing nasib lahannya
bahwa masyarakat Desa Koto Aman entah sperti apa”
selalu hadir dalam persidangan, namun
PT SBAL selalu tidak hadir Hal ini juga dikatakan oleh Yati
dipersidangan. Khairiyah bahwa kurangnya perhatian
“upaya yang kami dari berdemo itu ya pemerintah untuk mendukung
tetap ada, tapi akhirnya ini yang tidak masyarakat dalam menyelesaikan
jelas, kami berdemo kekantor konflik lahan yang terjadi anatara
gubernur berhari-hari, lalu masyarakat Desa Koto Aman dengan
pemerintah, pak gubernur PT SBAL.
memberikan perintah agar ada
“selama mengadu kepemerintah
perwakilan masyarakat dan PT untuk
tetap aja gak ada hasilnya sampai
rapat, tapi kan pihak PT gak ada
sekarang, udah mengadu ke Jokowi
ditempat, lalu diberi keputusan,
sekalipun tetap tidak ada, Jokowi
tuntutan masyarakat akan diproses ke
cuma kasih kami janji bakal bantu
persidangan dipengadilan balekkan sawit kami, tapi buktinya
Bangkinang, trus tiba dihari siding PT
sampai sekarang apa, sawit kami gak
tak datang lagi, persidangan
balek-balek, kami maul ah berdamai,
selanjutnya PT tak datang lagi,
biar konflik ini tu selesai, tapi ya damai
yasudah seperti itu terus sampai
dengan PT penuhi janjinya, kalo tidak
akhirnya gak jelas begini tuntutan ya warga, kami ini akan nuntut terus,
masyarakat tu ntah bagaimana
kan itu juga hak kami, walaupun PT
akhirnya, kan membuat masyarakat
katanya udah lengkap data atas dapat
marah, emosi, capek dan akhirnya
izin HGU itu, tapi kan yang orang tu
ulang lagi demo”
punya usaha diladang lahan warga,
Menghadiri persidangan di kalo udah pernah ngelakuin apa aja
pengadilan merupakan upaya yang untuk berdamai sebenarnya sudah
sudah dilakukan masyarakat Desa Koto banyak, rapat-rapat, sidang-sidang tu
Aman untuk berdamai dengan PT SBAL, juga seriiing sekali, tapi kenapa kok
seperti yang juga dikatakan oleh Zulfadli: gak dipenuhi janji orang tu, PT
pemerintah, semua kek pamer kalau
“terakhir udah sepertinya tu ada tiga lagi berkuasa ya bebas mau gimana
kali sidang ke Bangkinang, tapi PT ke warga, warga berjuang sendiri,
selalu tak datang, itupun sidang sedangkan orang tu orang berduit,
ditunda ditunda terus bisa dibelinya pakek duit, ya pantes
padahal,membuat masyarakat menang, sebenarnya emang kalah
semakin lama menunggu keputusan warga sama orang tu tapi warga ya
akhir, tapi ya tetap aja hasil akhirnya tetap gak boleh nyerah gitu aja, orang
gak ada sampai sekarang, terus haknya warga juga kok itu lahannya”
pernah juga demo di Pekanbaru kan
dilihatkan data masing-masing dari

14
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

Upaya resolusi konflik yang dapat 1. Demonstrasi yang dilakukan


diketahui dari beberapa informan diatas diberbagai tempat seperti, di lahan
adalah: yang menjadi sengketa, di depan
kantaor gubernur Riau, didepan
1. Upaya berdamai dengan kantor bupati Kampar yaitu di
mengadakan pertemuan yang hanya Bangkinang,
diwakili kedua pihak yang berkonflik 2. Aksi mogok kerja,
untuk berdiskusi, namun setelah 3. Aksi pengungsian,
disampaikan oleh perwakilan yang 4. Pemblokiran jalan keluar masuk buah
berdiskusi kemasyarakat, masyarakat sawit
tak menerima, sehingga upaya ini
tidak membuahkan hasil perdamaian Dengan adanya sumber dan bentuk-
2. Mediasi yang pernah dilakukan bentuk konflik diatas maka sudah ada
didalam kantor Gubernur Riau, pula upaya penyelesaian konflik
dengan melibatkan pihak pemerintah, diantaranya yaitu:
yang diberi keputusan bahwa tuntutan 1. Upaya berdamai dengan
masyarakat akan diproses, namun mengadakan pertemuan yang hanya
sampai saat ini juga belum ada hasil diwakili kedua pihak yang berkonflik
proses tuntutan masyarakat. untuk berdiskusi, namun setelah
disampaikan oleh perwakilan yang
SIMPULAN DAN SARAN berdiskusi kemasyarakat, masyarakat
Konflik lahan yang terjadi antara tak menerima, sehingga upaya ini
masyarakat Desa Koto Aman dengan tidak membuahkan hasil perdamaian
PT SBAL merupakan konflik yang 2. Mediasi yang pernah dilakukan
sumber pemicu konfliknya adalah: didalam kantor Gubernur Riau,
1. Adanya perjanjian yang diingkari dengan melibatkan pihak pemerintah,
salah satu pihak yang berkonflik yaitu yang diberi keputusan bahwa tuntutan
dalam kasus ini adalah PT SBAL yang masyarakat akan diproses, namun
tidak menuntaskan perjanjian ganti sampai saat ini juga belum ada hasil
rugi proses tuntutan masyarakat
2. Adanya rasa kecewa masyarakat
Desa Koto Aman sikap PT SBAL yang Saran-saran yang dapat diajukan
ingkar janji, sealin itu juga rasa berkaitan dengan hasil penelitian ini,
kecewa yang bertambah karena adalah sebagai berikut:
setelah masyarakat melakukan 1. Upaya penyelesaian konflik
tuntutan-tuntutan, ternyata tuntutan seharusnya diterapkan atau
mereka tidak dihiraukan dari berbagai diaktualkan strateginya kelapangan,
pihak, seperti pemerintah setempat, sehingga dapat memnuhi harapan
aparat pemerintah, serta PT SBAL masyarakat dan PT SBAL untuk
sendiri mencapai perdamaian
3. Kurangnya dokumen-dokumen 2. Pemerintah sebaiknya lebih cepat
pendukung yang dimiliki masyarakat tanggap dalam merespon keluhan
Desa Koto Aman untuk masyarakat untuk meminimalisir
mempertahankan hak lahan tejadinya konflik yang ekstrem antara
Sedangkan bentuk Konflik yang kedua pihak yaitu dalam kasus ini
terjadi antara masyarakat Desa Koto pihak PT SBAL dengan pihak
Aman dengan PT SBAL adalah berupa masyarakat Desa Koto Aman
penolakan-penolakan yang terjadi 3. Pemerintah Desa dan para pemimpin
seperti: dalam masyarakat dapat melakukan

15
e-Journal Jurnal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Sejarah, Sosiologi dan Perpustakaan (Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022)

upaya pencegahan konflik atau (translet) Nurhadi. Bantul:Kreasi


mengusahakan agar konflik yang Wacana, 2011
pernah terjadi tidak terlang kembali, Ritzer,G. dan Douglas J. Goodman.
pemerintah perlu melakukan 2005. Teori Sosiologi Modern.
identifikasi terhadap bentuk dan Jakarta: Prenada Media
potensi konflik yang berkembang Susan, Novri. 2009. Pengantar Sosiologi
dalam masyarakat Konflik dan Isu-Isu Konflik
Kotemporer. Jakarta: Kencana
DAFTAR PUSTAKA Prenada Media Group
Abdi, Furkan (2009) . Konflik antarwarga Sutopo, H.B. 2006. Metodologi
( Studi kasus Desa Renda dan Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Desa Ngali Kec. Belo Kab. Bima Universitas Sebelas Maret
NTB). Makassar: FISIP Universitas Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen
Hasanuddin Konflik: Teori. Aplikasi, dan
Francis, Diana. 2006. Teori Dasar Penelitian. Jakarta: Salemba
Tranformasi Konflik Sosial. Humanika.
Alihbahasa Hindrik Muntu, Yossi
Suparyo. Yogyakarta: Quills
Graham, Kinloch C. 2009.
Perkembangan dan Paradigma
Utama Teori Sosiologi. Cetakan II,
bulan Januari. Bandung: CV.
Pustaka Setia
Hall, Derek, Philip Hirsch, and Tania
Murray Li. 2011. Powers of
Exclusion: Land Dilemmas in
Southeast Asia. Singapore:
National University of Singapore
Hendricks, William. 2008. Bagaimana
Mengelola Konflik. Jakarta. Bumi
Aksara
Malik, Ichsan, Boedhi Wijardjo, Noer
Fauzi, Antoinette Royo. Buku
Sumber Menyeimbangkan
Kekuatan Pilihan Strategi
Menyelesaikan Konflik atas
Sumber Daya Alam. Yayasan
Kemala: Jakarta, 2003
Moleong, L. J. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya Offset
Ridwan. Metode dan Teknik Menyusun
Tesis. ( Bandung: Alfabeta,2006)
Ritzer, George dan Douglas J.
Goodman, Teori Sosiologi dari
Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori
Sosial Postmodern edisi terbaru

16

Anda mungkin juga menyukai