Anda di halaman 1dari 15

Makalah

“Gizi Dan Pangan Menurut Pendekatan Kesehatan Masyarakat”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dan Diet

Dosen pengampu: Suhartini Bangun, AMG

Disusun oleh:

Bella Febrianti (P07220117044)

Hidayatun Najah (P07220117052)

Indri Jayanti (P07220117053)

Rantau Gigih Dwi Arsa (P07220117067)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN TAHUN AJARAN
2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, nikmat, dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.

Dengan penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan sebuah


sarana penunjang dalam pembelajaran.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing kami


sebagai dosen mata kuliah Gizi Dan Diet yang telah memberi kami tugas
makalah ini sehingga kami dapat mengerti Gizi Dan Pangan Menurut
Pendekatan Kesehatan Masyarakat. Terima kasih kepada teman-teman
yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan kami


mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dimasa akan datang.

Balikpapan , 15 Februari 2018

Kelompok 10

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ....................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5
A. Masa Prepatogenesis....................................................................... 5
B. Masa Phatogenesis ......................................................................... 6
C. Masa Pascapatogenesis ................................................................... 8
D. Pencegahan Tingkat Pertama.......................................................... 9
E. Pencegahan Tingkat Kedua. ........................................................... 11
F. Pencegahan Tingkat Ketiga ............................................................ 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13


A. Kesimpulan .................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................. 13
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14

2
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Terkait erat dengan ”gizi kesehatan masyarakat” adalah ”kesehatan


gizi
masyarakat,” yang mengacu pada cabang populasi terfokus
kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan
kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran
kepemimpinan dalam menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip
untuk kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan
kompetensi untuk gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh
para pemimpin nasional dan internasional dilapangan.
Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi
sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan
kesehatan masyarakat” berkonotasi koeksistensi gizi dan
kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu pada cabang
kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan
berkualitas dan program-program berbasis masyarakat yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari komunitas yang
berbeda dan populasi. Gizi masyarakat meliputi program promosi
kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan
sekunder, dan kesehatan di seluruh rentang hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Masa Prepatogenesis?
2. Apa Yang Dimaksud Masa Phatogenesis?
3. Apa Yang Di Maksud Masa Pascapatogenesis?
4. Bagaimana Proses Pencegahan Tingkat Pertama?
5. Bagaimana Proses Pencegahan Tingkat Kedua?
6. Bagaimana Proses Pencegahan Tingkat Ketiga?

C. Tujuan

3
1. Dapat Memahami Dan Mengerti Masa Prepatogenesis.
2. Dapat Memahami Dan Mengerti Masa Phatogenesis.
3. Dapat Memahami Dan Mengerti Masa Pascapatogenesis.
4. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pencegahan Tingkat
Pertama.
5. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pencegahan Tingkat
Kedua.
6. Dapat Mengetahui Dan Memahami Pencegahan Tingkat
Ketiga.

4
Bab II
Pembahasan

A. Masa Prepatogenesis

 Fase Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal atau sehat
tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh
serangan agen penyakit (stage of suscebility). Walaupun demikian pada
tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit
penyakit tetapi interaksi terjadi di luar tubuh (Bustan, 2012).
Fase ini meliputi orang-orang yang sehat, tetapi mempunyai faktor
risiko untuk terserang suatu penyakit.
Faktor resiko tersebut berupa:
1. Genetika/etnik
2. Kondisi fisik
3. Jenis kelamin
4. Umur
5. Kebiasaan hidup, dan
6. Sosial ekonomi

Untuk menimbulkan penyakit faktor-faktor diatas dapat berdiri sendiri


atau kombinasi beberapa faktor.
1. Genetika/etnik: sickle cell anemia
2. Keadaan jasmani yang lemah, misalnya lelah, kurang tidur dan kurang
gizi mempunyai faktor resiko terkena penyakit infeksi.
3. Jenis kelamin: wanita mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit
diabetes mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan dengan pria,
sebaliknya resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan hipertensi
dibanding wanita.
4. Umur: bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan
lingkungan mempunyai risiko yang tinggi terkena penyakit infeksi,
sedangkan pada usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit
jantung dan kanker.
5. Sosial ekonomi:
Merupakan faktor resiko timbulnya penyakit, misalnya:
a. Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai risiko terkena penyakit
infeksi.
b. Tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai risiko terkena penyakit
hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan kardiovaskular, dan lain-

5
lain karena pada orang dengan tingkat sosial ekonomi tinggi mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makanan
dengan kadar kolesterol yang tinggi.
6. Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok mempunyai risiko
untuk terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-paru (Budiarto,
2002).

B.Masa Pathogenesis

 Tahap Patogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:


i. Tahap Inkubasi,
ii. Tahap Dini,
iii. Tahap Lanjut, dan
iv. Tahap Akhir.

1. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang di waktu antara masuknya
bibit penyakit kedalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara
satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan tentang
lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai
pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi
diagnosis.Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan
pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis
penyakitnya.
2. Tahap Dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang
Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan
karena sudah ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun
penyakit masih dalam masa subklinik (stage of subclinical
disease).Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan
diagnosis dapat ditegakkan secara dini
.
3. Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin
tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of
clinical disease).Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan
kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relative mudah
ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan
pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.

6
4. Tahap Akhir Penyakit/ post pathogenesis

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya


perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
 Sembuh sempurna :penyakit berakhir karena pejamu sembuh
secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada
keadaan sebelum menderita penyakit.
 Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita
sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena
ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan
cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata,
tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan
cacat sosial.
 Karier :pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,
karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam
diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat,
misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul
kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu
sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi
sumber penularan
 Kronis :perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit
tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan atau pun tidak
bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada
dalam keadaan sakit.
 Meninggal dunia :terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan
karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan
sepert iini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan
keperawatan.

7
C.Masa Pascapatogenesis

 Tahap pasca patogenesis

Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan


penyakit yang dapat berada dalam pilihan keadaan, yaitu sembuh
sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit berlangsung secara
kronik, atau berakhir dengan kematian.

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya


perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
1. Sembuh sempurna :penyakit berakhir karena pejamu sembuh
secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada
keadaan sebelum menderita penyakit.
2. Sembuh tetapi cacat penyakit yang diderita berakhir dan penderita
sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena
ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan
cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata,
tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan
cacat sosial.
3. Karier: pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,
karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam
diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat,
misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul
kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu
sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi
sumber penularan
4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit
tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan atau pun tidak
bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap
berada dalam keadaan sakit.
5. Meninggal dunia :terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan
karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan
seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan
keperawatan.

8
D.Pencegahan Tingkat Pertama

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi


kesehatan dan pencegahan khusus.Sasarannya ialah factor penyebab,
lingkungan & pejamu. Langkah pencegahaan di factor penyebab
misalnya, menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi,
pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) agar memutus rantai
penularan. Langkah pencegahan di factor lingkungan misalnya, perbaikan
lingkungan fisik agar air, sanita dilingkungan & perumahan menjadi bersih.
Langkah pencegahan di factor pejamu misalnya perbaikan status gizi,
status kesehatan, pemberian imunisasi.

Tujuan pencegahan primer adalah mencegah awitan suatu


penyakit atau cedera selama masa prapatogenesis (sebelum proses suatu
penyakit dimulai). Contoh pencegahan primer antara lain, progam
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, proyek rumah aman dan
pengembangan personalitas dan pembentukan karakter.

Penyakit atau cedera tidak dapat selalu dicegah, penyakit kronis


khususnya,terkadang menyebabkan disabilitas (ketidakmampuan) yang
cukup parah sebelum akhirnya terdeteksi dan akhirnya diobati.dalam hal
ini, intervensi segera mencegah kematian atau membatasi disabilitas.

Pada tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :


1) Health promotion ( peningkatan kesehatan )
Peningkatan status kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan
penyebab dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan yaitu:
- Kampanye kesadaran masyarakat
- Promosi kesehatan
- Pendidikan kesehatan masyarakat ( health education )
- Peningkatan gizi
- Pengamatan tumbuh kembang
- Pengadaan rumah sehat
- Penyelenggaraan hiburan sehat
- Konsultasi perkawinan
- Pendidikan sex
- Pengendalian lingkungan

9
2) General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum )
Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan pelindungan
secara khusus dan umum yang diberikan kepada penjamu atau penyebab
untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengurangi resiko terhadap
penyakit tertentu yang meliputi,:
- Imunisasi
- Hygiene perorangan
- Perlindungan diri dari lingkungan
- Perlindungan diri dari kecelakaan
- Kesehatan kerja
- Perlindungan diri dari carcinogen, foxin, dan allergen
- Pengendalian sumber-sumber pencemaran

Adapun strategi pokok yang dilakukan dalam usaha pencegahan ini


meliputi :
1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan
Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal, memilliki
potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran
perilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara
manfaat dan resiko cukup rendah.
2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.
Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek
dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan resiko cukup
baik. Namun sulit dalam memilih kelompok dengan resiko tinggi, efeknya
sangat rendah dan bersifat temporer serta kurang sesuai untuk sasaran
perilaku.
Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM (
Penyuluhan Kesehatan masyarakat), program P2M ( pemberantasan
penyakit menular), dan program konseling.

10
E.Pencegahan Tingkat Kedua

Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) seperti


diagnosis dini serta pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita /
seseorang yang dianggap menderita (suspect) & terancam
menderita. Tujuannya adalah untuk diagnosis dini & pengobatan tepat
(mencegah meluasnya penyakit / timbulnya wabah & proses penyakit
lebih lanjut / akibat samping & komplikasi). Beberapa usaha pencegahan
nya ialah seperti pencarian penderita, pemberian chemoprophylaxis
(Prepatogenesis / pathogenesis penyakit tertentu).

Tindakan pencegahan sekunder yang paling penting adalah


skrining kesehatan. Tujuannya bukan untuk mencegah terjadinya penyakit
tetapi lebih untuk mendeteksi keberadaanya selama masa pathogenesis
awal, sehingga intervensi (pengobatan) dini dan pembatasan disabilitas
sudah dapat dilakukan. Tujuan skrining kesehatan juga bukan untuk
mendiagnosis penyakit, tujuannya adalah memilah secara ekonomi dan
efisien mereka yang kemungkinan sehat dari mereka yang kemungkinan
positif terjangkit penyakit.

Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu:


1) Early diagnose dan prompt treatment ( diagnose dini dan pengobatan )
- Screening dini
- Penemuan kasus secara dini
- Pemeriksaan umum lengkap
- Pemeriksaan massal
- Survey terhadap kontak, rumah dan sekolah
- Penanganan kasus
- kemoterapi

2) Disability limitation ( pembatasan gangguan )


- Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan
- Pencegahan komplikasi
- Perbaikan fasilitas kesehatan
- Penurunan beban social masyarakat
Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan
masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan, program
KIA melalui deteksi dini, factor resiko gangguan kehamilan.

11
F.Pencegahan Tingkat Ketiga

Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan


upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan
mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau
mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan
social diterapkan melalui PHN ( Public Health Nursing )
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi,
dan social seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis,
rehabilitasi mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat
menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan ini dapat dilakukan melalui :
- Perawatan rumah jompo
- Memberikan keterampilan bagi penderita cacat
- Membentuk perkumpulan bagi orang-orang yang mengalami cacat
tertentu.

12
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang


mempelajari proses pangan setelah dikonsumsi oleh manusia,
masuk ke dalam tubuh, mengalami pencernaan, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat serta gigi yang sehat pula.

Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan


tubuh makhluk hidup, yaitu:
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan
serta mengganti jaringan tubuh yang rusak
2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,
mineral dan cairan tubuh yang lain
4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit (protein).

B. Saran

Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan gizi, maka kita


harus
menjaga kesehatan dengan cara meningkatkan status gizi lebih
baik lagi.

13
Daftar Pustaka
novaliabinahusada.blogspot.co.id

larenande.blogspot.co.id

bluezeiny.blogspot.co.id

aiyaradian.blogspot.co.id

nisiskalam.wordpress.com

softnesslight.blogspot.co.id

distynawangsi.blogspot.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai