Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KESELAMATAN, KESEHATAN
KERJA (K3)
Disusun untuk :
Memenuhi Sebagian Tugas Manajemen Perkantoran

Oleh :
Hikmah Widianti (1012003)

AKADEMI SEKRETARI MANAJEMEN


MADIUN
TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
kasih-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Walaupun
disertai oleh tantangan dan rintangan. Adapun judul makalah ini adalah Keselamatan,
Kesehatan Kerja (K3). Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
pembelajaran Manajemen Perkantoran yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana ruang
lingkup keselamatan, kesehatan kerja dunia kerja.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini untuk kedepannya dapat lebih baik.
Meskipun saya berusaha semaksimal mungkin, tetapi saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari harapan, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Madiun, 07 Mei 2014


Penulis

Hikmah Widianti

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................

ii

BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

1.3 Tujuan......................................................................................................

1.4 Manfaat....................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................

2.1 Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja..........................................

2.2 Sebab-sebab timbulnya kecelakaan kerja...............................................

2.3 Prinsip pencegahan kecelakaan kerja......................................................

10

2.4 Dasar Hukum yang menjadi acuan K3....................................................

11

2.5 Peran & Tanggung Jawab K3.................................................................

14

BAB III
PENUTUP........................................................................................................

18

3.1 Kesimpulan................................................................................................

18

Daftar Pustaka...................................................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja
merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Keberhasilan
kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut.
Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu
pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya
yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu
yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada
semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).
Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan
terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional
pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah
biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus
kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial
(dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia.
Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama.
Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar,
manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai
merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami
kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yang diterapkan

pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang
dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian keselamatan & kesehatan kerja ?
2. Apa sebab-sebab timbulnya kecelakaan kerja ?
3. Apa prinsip pencegahan kecelakaan kerja ?
4. Apa saja Dasar Hukum yang menjadi acuan K3?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian keselamatan & kesehatan kerja
2. Untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya kecelakaan kerja
3. Untuk mengetahui prinsip pencegahan kecelakaan kerja
4. Untuk mengetahui bagaimana Dasar Hukum yang menjadi acuan K3
1.4 Manfaat
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah pengetahuan kita
tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga kita mengerjakan
suatu pekerjaan di perusahaan atau industri sudah tahu keselamatan dan kesehatan kerja.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Sumamur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Dari pengertian yg ada kita dapat menyimpulkan bahwa :
Keselamatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian
berbagai organisasi saat ini karena mencakup permaslahan segi perikemanusiaan, biaya
dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu
sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yg sama besarnya walaupun

disana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yg masuk unsur eksternal industry.
Philosophy K3 adalah upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat yang adil dan
sejahtera.
Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja,
atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan
definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan
bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab
kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian
secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja
adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak


3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
2.2. Sebab-sebab timbulnya kecelakaan kerja
Menurut H.W Heinrich Dgn teori dominonya menggolongkan penyebab kcelakaan
menjadi 2, yaitu :
1. Unsafe Action (Tindakan Tidak Aman)
Suatu tindakan yg memicu terjadinya suatu kecelakaan kerja.
Cthnya : tidak mengenakan masker, merokok di tempat yg rawan terjadi kebakaran, tidak
mematuhi peraturan dan larangan k3, dan lain-lain. Tindakan ini bisa berbahaya dan
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
2. Unsafe Condition (Kondisi Tidak Aman)
Berkaitan erat dgn kondisi lingkungan kerja yg dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Banyak ditemuai bahwa terciptanya kondisi yg tidak aman ini karena kurang ergonomis.
Cthnya : lantai yg licin, tangga rusak, udara yg pengap, pencahayaan kurang, terlalu
bising, dan lain-lain.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut ILO, Kecelakaan kerja di klsifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu :
a.

Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan


Terjatuh
Tertimpa Benda
Tertumbuk
Terjepit
Gerakan Melebihi kemampuan

b.

Pengaruh Suhu
Terkena arus listrik
Terkena bahan-bahan berbahaya/radiasi
Klasifikasi Menurut Penyebab Kecelakaan
Mesin
Alat Angkut
Perlatan lain, seperti dapur pembakaran atau pemanas, instalasi listrik
Bahan-bahan zat kimia atau radiasi
Lingkungan kerja, misalnya ketinggian atau kedalaman tanah

c.

d.

Klasifikasi Menurut Luka atau Kelainan


Patah Tulang
Dislokasi (keseleo)
Regang Otot (urat)
Memar dan luka dalam yg lain
Amputasi
Luka di permukaan
Geger dan remuk
Luka bakar
Keracunan2 mendadak
Pengaruh radiasi dan lain-lain.
Klasifikasi Menurut letak kelainan atau cacat di tubuh
Kepala
Leher
Badan
Anggota Atas
Anggota Bawah
Banyakl tempat
Letak lain yang tidak termasuk klasifikasi tsb

FAKTOR KECELAKAAN
Kecelakaan2 akibat kerja yg sering terjadi banyak di sebabkan oleh faktor manusia
dan sedikit dipengaruhi oleh faktor alat. Adapun faktor manusia dapat dipengaruhi oleh :
a. Latar Belakang Pendidikan
Seseorang dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yg memilki
pendidikan lebih tinggi cenderung berfikir lebih panjang atau dalam memandang
sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat

atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dgn orang yg berpendidikan lebih rendah,
cenderung akan berfikir lebih pendek atau bisa di katakan ceroboh dalam bertindak.
Misalnya ketika kita melakukan pekerjaan yg sangat beresiko terhadap kecelakaan
kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dgn benar. Hal ini tentunya akan
menimbulkan kecelakaan.
b. Psikologis
Psikologi seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan sesuatu
pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan2 yg
kan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Cth
faktor psikologis :
1. Maslah2 dirumah yg terbawa ke tempat kerja
2. Suasana kerja yg tidak kondusif
3. Adanya pertengkaran dgn teman sekerja, dll
c. Keterampilan
Keterampilan disini bisa dikatakan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah perlatan, memakai alat2
keselamatan, dll. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan utk
menghindari kesalahan2 yg berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
d. Fisik
Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi
dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi
sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin
terjadi. Cth : kelelahan dan menderita suatu penyakit.
Adapun juga yg dipengaruhi oleh faktor alat yaitu :
Cthnya :
-

Unit alat berat yang sudah tua


Alat2 safety yg sudah rusak

Setelah kita mengetahui faktor2 yg menyebabkan suatu kecelakaan kerja, kita dapat
mencegahnya, yaitu dgn cara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menyelesaikan masalah2 yg ada tanpa harus menundanya


Jgn mencampur adukkan masalah dirumah dgn ditempat kerja
Sering membaca buku pengetahuan agar wawasan kita bertambah
Selalu menjaga kebugaran dan kesehatan dgn teratur berolahraga
Menambah pengalaman dalam suatu pekerjaan
Melakukan peremajaan pada alat2 berat yang sudah tua
Melakukan kualitas kontrol pada alat2 yg ada di tempat kerja

Kecelakaan kerja dapat terjadi setiap saat. Dengan mengikuti pelatihan K3, penyebab
kecelakaan kerja bisa ditekan sekecil mungkin, sehingga dapat menekan resikonya.
Unsur2 Penyebab Kecelakaan :
1. Manusia
2. Manajemen (Unsur Pengatur)
3. Material (Bahan-bahan)
4. Mesin (Peralatan)
5. Medan (Tempat Kerja/Lingkungan Kerja)
2.3 Prinsip pencegahan kecelakaan kerja
Dengan pendekatan kepada tiga unsur kelompok, yaitu :
1. Pendekatan terhadap pada unsur manusia
2. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras
3. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak harus melibatkan seluruh level
manajemen.
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB
KITA BERSAMA
Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yg dapat dilakukan agar para
buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu :
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) utk mengetahui apakah calon
pekerja tersebut serasi dgn pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala/ulangan

3. Pendidikan ttg kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada pekerja secara
4.
5.
6.
7.

kontinu
Penggunaan pakaian pelindung
Isolasi terhadap operasi atau proses yg membahayakan
Pengaturan ventilasi setempat/lokal
Pengadaan ventilasi umum.

2.4 Dasar Hukum yang menjadi acuan K3


A. Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang
wajib dipenuhi oleh perusahaan.K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh
dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang.
Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3
yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja
merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak
diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak
kondusif.Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga
mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah
terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja.Konsep ini juga mencegah
pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan
kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara
derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.

K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja,


misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain
yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan pernapasan,
kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet,
kanker kulit, kemandulan, dan lain-lain. Norma kerja berkaitan dengan manajemen
perusahaan. K3 dalam konteks ini berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja,
shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda, pengaturan jam lembur, analisis dan
pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal tersebut mempunyai korelasi
yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.
Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusi industri di
Eropa, terutama Inggris, Jerman dan Prancis serta revolusi industri di Amerika
Serikat.Era ini ditandai adanya pergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesinmesin produksi menggantikan tenaga kerja manusia.Pekerja hanya berperan sebagai
operator.Penggunaan mesin-mesin menghasilkan barang-barang dalam jumlah
berlipat ganda dibandingkan dengan yang dikerjakan pekerja sebelumnya. Revolusi
IndustriNamun, dampak penggunaan mesin-mesin adalah pengangguran serta risiko
kecelakaan dalam lingkungan kerja. Ini dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian
bagi pekerja.Juga dapat menimbulkan kerugian material yang besar bagi
perusahaan.Revolusi industri juga ditandai oleh semakin banyak ditemukan senyawasenyawa kimia yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan fisik dan jiwa
pekerja (occupational accident) serta masyarakat dan lingkungan hidup.
Pada awal revolusi industri, K3 belum menjadi bagian integral dalam
perusahaan.Pada era in kecelakaan kerja hanya dianggap sebagai kecelakaan atau
resiko kerja (personal risk), bukan tanggung jawab perusahaan. Pandangan ini
diperkuat dengan konsep common law defence (CLD) yang terdiri atas contributing
negligence (kontribusi kelalaian), fellow servant rule (ketentuan kepegawaian), dan

risk assumption (asumsi resiko) (Tono, Muhammad: 2002). Kemudian konsep ini
berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab
pengusaha, buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan
kerja.Dalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran K3 sebenarnya sudah ada sejak
pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen Belanda mendesak
Pemerintah Belanda memberlakukan K3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan
penerbitan Veiligheids Reglement, Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Selanjutnya,
pemerintah kolonial Belanda menerbitkan beberapa produk hukum yang memberikan
perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur secara terpisah
berdasarkan masing-masing sektor ekonomi. Beberapa di antaranya yang menyangkut
sektor perhubungan yang mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam
Algemene Regelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen
Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturan umum tentang pendirian
dan perusahaan Kereta Api dan Trem untuk lalu lintas umum Indonesia) dan Staatblad
1926 No. 334, Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi Kecelakaan
Pelaut), Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement (Peraturan Keamanan Kerja
di Pabrik dan Tempat Kerja), dan sebagainya. Kepedulian Tinggi Pada awal zaman
kemerdekaan, aspek K3 belum menjadi isu strategis dan menjadi bagian dari masalah
kemanusiaan dan keadilan.Hal ini dapat dipahami karena Pemerintahan Indonesia
masih

dalam

masa

transisi

penataan

kehidupan

politik

dan

keamanan

nasional.Sementara itu, pergerakan roda ekonomi nasional baru mulai dirintis oleh
pemerintah dan swasta nasional.
K3 baru menjadi perhatian utama pada tahun 70-an searah dengan semakin
ramainya investasi modal dan pengadopsian teknologi industri nasional (manufaktur).
Perkembangan tersebut mendorong pemerintah melakukan regulasi dalam bidang
ketenagakerjaan, termasuk pengaturan masalah K3. Hal ini tertuang dalam UU No. 1

Tahun 1070 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan peraturan perundang-undangan


ketenagakerjaan sebelumnya seperti UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja, UU
No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak
menyatakan secara eksplisit konsep K3 yang dikelompokkan sebagai norma
kerja.Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3. Tempat
kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan tanah, dalam air, di udara maupun di ruang angkasa.
Pengaturan hukum K3 dalam konteks di atas adalah sesuai dengan
sektor/bidang usaha. Misalnya, UU No. 13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU
No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No. 15
Tahun 1992 tentang Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
Selain sekor perhubungan di atas, regulasi yang berkaitan dengan K3 juga dijumpai
dalam sektor-sektor lain seperti pertambangan, konstruksi, pertanian, industri
manufaktur (pabrik), perikanan, dan lain-lain.Di era globalisasi saat ini, pembangunan
nasional sangat erat dengan perkembangan isu-isu global seperti hak-hak asasi
manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh. Persaingan global tidak
hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan
jasa.Banyak perusahaan multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika
negara bersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup.Juga
kepekaan terhadap kaum pekerja dan masyarakat miskin.Karena itu bukan mustahil
jika ada perusahaan yang peduli terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama
sebagai syarat investasi.
2.5 Peran dan Tanggung Jawab K3
1. Setiap orang di lingkungan Perusahaan memiliki peran dan tanggung jawab dalam
K3 sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing
2. Tugas dan tanggung jawab individu dijelaskan dalam uraian tugas masing-masing

karyawan.

3. Direktur Utama
Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3 telah berjalan
dengan baik dengan memberikan komitmen dan menetapkan kebijakan termasuk
memberikan sumber daya yang diperlukan.
Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk melihat kinerja pelaksanaan
SMK3 serta memberikan arahan dan peningkatan yang diperlukan secara
berkesinambungan
4. Management Representative
Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen K3 ditetapkan,
diterapkan dan dipelihara.
Melaporkan kepada Direktur Utama mengenai kinerja Sistem Manajemen K3 dan
peluang untuk perbaikan.
Memastikan kesadaran dari seluruh karyawan mengenai pentingnya memenuhi
persyaratan pelanggan.
Bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah / kendala dalam pembangunan dan
penerapan Sistem Manajemen K3 di semua unit kerja.
Memastikan penggunaan Standar Kerja/ Acuan Kerja terkini untuk masing-masing
unit kerja.
Mewakili perusahaan untuk masalah Sistem Manajemen K3 terutama kepada Pihak
Luar.
Merencanakan dan melaksanakan serta memantau Program Audit Internal serta
Tinjauan Manajemen.
Mengontrol dokumen, seperti menerbitkan, perubahan, distribusi, penomoran dan

pemusnahan.
Memelihara dokumen, seperti master dokumen Manual K3, Prosedur, K3 Plan,
Form, Catatan K3, Laporan Audit dan hasil Rapat Sistem Manajemen K3.
Sebagai penghubung perusahaan dengan pihak luar yang berhubungan dengan
Sistem Manajemen K3.
5. Manager Proyek
Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan dari seluruh pekerja,
kontraktor, tamu dan masyarakat ketika berada di bidang kerjanya.
Bertanggung jawab menyediakan sumber daya untuk penerapan sistem manajemen
K3 di lingkungannya masing-masing
Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peraturan perundangan dibidang K3
yang berlaku bagi perusahaan telah dipenuhi
Berwenang untuk menentukan suatu kegiatan dapat diteruskan atau harus dihentikan
berdasarkan penilaian resiko
Berwenang untuk mengeluarkan Laporan ketidak sesuaian
Berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan-tindakan yang dapat
membahayakan K3
Berwenang untuk memberlakukan keadaan dalam darurat ( emergency )
6. Manager HSE :
Bertanggung jawab terjaganya dokumentasi sistem manajemen K3
Menerima tanggung jawab untuk memastikan sistem diterapkan diseluruh
bagian/fungsi
Bertanggung jawab untuk memastikan sistem berjalan efektif dan tetap sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan
Bertanggung jawab mendapatkan informasi peraturan yang terbaru

Bertanggung jawab untuk mengaudit sistem dan melaporkan kepada Management


Representative
Bertanggung jawab untuk melaksanakan komunikasi dengan eksternal
Bertanggung jawab mengevaluasi bahaya-bahaya dari proses yang ada atau yang
baru dan untuk menekan resiko-resikonya
Bertanggung jawab menetapkan dan mengembangkan rencana tanggap darurat
Berwenang untuk mengeluarkan laporan kecelakaan, laporan ketidak sesuaian dan
tindakan perbaikan
7. Seluruh Manager :
Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemen K3 di tempat
kerjanya dan memastikan bahwa seluruh resiko yang ada di areanya telah
diidentifikasi, terdokumentasi, direkam dan dikendalikan
Memastikan bahwa program peningkatan K3 di area kerja mereka telah dijalankan
dengan baik
Membina dan memastikan bahwa pekerja bawahannya termasuk pihak ketiga telah
memahami dan mematuhi semua ketentuan keselamatan kerja yang berlaku.
8. Seluruh pekerja :
Bertanggung jawab untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen K3 setiap saat
di dalam menjalankan pekerjaannya masing-masing.
Bertanggung jawab melaporkan kecelakaan atau insiden atau tindakan yang dapat
mengarah pada insiden (unsafe condition) kepada atasannya dan merekamnya dalam
buku kecelakaan dan insiden
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan dan cara kerja aman
yang berlaku untuk pekerjaannya masing-masing, termasuk penggunaan alat
keselamatan yang sesuai.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaankerja.Perlindungantersebutmerupakanhakasasiyangwajibdipenuhioleh
perusahaan.K3bertujuanmencegah,mengurangi,bahkanmenihilkanrisikokecelakaan
kerja (zero accident).Agar tercapainya kesejahteraan pada pekerja, properti dan
lingkungan dalam melaksanakan pekerjaan dan menciptakan sistem kerja yang aman.
Dengan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
Ramli, Soehatman.2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta : PT
Dian Rakyat
http://ingbontang.wordpress.com/2008/09/24/pencegahan-kecelakaan-kerja
http://rosyeda.files.wordpress.com/2010/10/modul-k3lh-versi-indonesia.pdf
http://masteropik.blogspot.com/2010/12/pengertian-dan-ruang-lingkup-kesehatan.html
http://abemustofa.blogspot.com/2011/04/k3-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
http://nurhasanahstsetia.blogspot.com/2011/01/pengertian-k3lh.html
Honiatri, Euis. Dkk.2010. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, Keamanan Kerja dan
lingkungan hidup (K3LH). Bandung : Armico
Drs. Heru Subagyo, Keselamatan Kerja, APEI-JATIM 2000
Ir. Imam Soebari, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), APEI-JATIM2000
H.N.C. Stam, Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, Katalis-Jakarta 1989
Tia Setiawan, Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel,Depdikbud 1980

Anda mungkin juga menyukai