Anda di halaman 1dari 11

SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)

PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

MANAJEMEN RESIKO
No Dokumen LIP/SHE/SOP-01 Revisi 04
Tanggal Halaman Page 1 of 11

Daftar Distribusi Dokumen Terkendali :

1. Manajemen

2. Semua Department

PENGESAHAN DOKUMEN
Dibuat Oleh, Dibuat Oleh, Disetujui Oleh

MASFIAN NOOR FARHAN LUFTI NOFRI SAPUTRA


Gen. ADM Safety Officer Penanggung Jawab Operasional

DAFTAR PERUBAHAN DOKUMEN


Disahkan
No Tgl Halaman Uraian yang diubah Uraian Perubahan
oleh
Penambahan pada table distribusi
1 23-Jun-2020 1 Lembar distribusi dokumen dokumen agar dapat dilakukan control
dan pengendalian distribusi dokumen
Penambahan pada table perubahan
2 23-Jun-2020 1 Lembar daftar perubahan dokumen dokumen agar dapat mengetahui
perubahan yang dibuat pada lembar sop
Dalam menentukan nilai kemungkinan maka
Menambahkan cara penentuan nilai
3 23-Jun-2020 6 dijelaskan cara mendapatkan hasil
kemungkinan
kemungkinan
Dalam menentukan nilai keparahan maka
Menambahkan cara penentuan nilai
4 23-Jun-2020 7 dijelaskan cara mendapatkan hasil
keparahan
keparahan
Melakukan penambahan keterangan
3 23-Jun-2020 7 Keterangan pada table keparahan mengenai tingkat keparahan pada table agar
sesuai dengan form table HIRA
Memberikan petunjuk untuk dapat
4 23-Jun-2020 7 Nilai risiko
mendapatkan nilai risko

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 1 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

DAFTAR ISI
A. TUJUAN......................................................................................................................................... 3
B. RUANG LINGKUP......................................................................................................................... 3
C. REFERENSI................................................................................................................................... 3
D. DEFINISI........................................................................................................................................ 3
E. ACCOUNTABILITY & POLICY......................................................................................................3
F. DAFTAR DOKUMEN PENDUKUNG..............................................................................................3
G. PROSEDURE................................................................................................................................. 4

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 2 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

A. TUJUAN
Tujuan Prosedur ini adalah untuk mengkategorikan bahaya yang timbul dari setiap pekerjaan dari kelas rendah
(Low), sedang (Moderate), tinggi (high) dan extreme. Untuk pekerjaan yang memiliki kategori resiko bahaya
sedang (Moderate) s/d extreme harus dilakukan pengendalian agar menurunkan kelas resiko bahaya nya
menjadi rendah (Low). Sehingga semua pekerjaan yang dilakukan telah diketahui bahaya dan resikonya dan
cara pengendaliannya. Sehingga semua pekerjaan aman untuk dilakukan.

B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini hanya berlaku dilingkungan PT Liebherr Indonesia Perkasa digunakan untuk setiap pekerjaan yang
baru pertama kali digunakan di lingkungan perusahaan.

C. REFERENSI
 Persyaratan ISO 14001:2004 klausul 4.3.1
 Persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1
 Persyaratan SMKP Sub Elemen 2.2
 Kepdirjen ESDM No.185 2019

D. DEFINISI

1. PTL adalah singkatan dari PT Liebherr Indonesia Perkasa


2. Bahaya adalah segala sesuatu (zat, kondisi, perilaku) yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
3. Aspek Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan pencamaran lingkungan.
4. Risiko adalah peluang/kemungkinan paparan bahaya yang berakibat kecelakaan
5. Dampak Lingkungan adalah akibat dari paparan aspek lingkungan di atas baku mutu (pencemaran air,
pencemaran tanah dll)
6. Tingkat Risiko dan Dampak / Risk Level adalah tingkatan resiko yang di ekspresikan dengan rendah
(Low), sedang (Moderat), Tinggi (High), Extreme.
7. Pengendalian Risiko dan Dampak adalah Usaha yang dilakukan untuk melakukan pengelolaan terhadap
resiko atau dampak dari sebuah kegiatan agar mencapai resiko/dampak sekecil mungkin.
8. Kontrol Tambahan adalah pengendalian tambahan yang dilakukan untuk melakukan kontrol terhadap
resiko sisa.
9. Matriks Analisa Risiko dan Dampak adalah matrik yang dilakukan untuk melakukan penilaian resiko
terhadap bahaya yang teridentifikasi.

E. ACCOUNTABILITY & POLICY

1. Project Manager bertanggungjawab untuk memastikan penerapan prosedure dan standard pengelolaan
infrastruktur, sarana sanitasi dan pendukung di Job site masing-masing.
2. Safety Officer bertanggung jawab terhadap monitoring inspeksi terhadap infrastruktur, sarana sanitasi dan
pendukung.

F. DAFTAR DOKUMEN PENDUKUNG

 LIP-SHE-SOP-30 (SOP Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian, Berbahaya, Penyakit, Akibat Kerja)


 LIP-SHE-STD-01 (Standard Parameter “Matriks Penilaian Risiko dan Dampak”)
 LIP-SHE-FRM-01 (Formulir Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) dan Identifikasi Aspek dan
Dampak (IADL)).

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 3 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

G. PROSEDURE
1. Komunikasi Dan Konsultasi Risiko
PTL membuka media komunikasi keselamatan pertambangan melalui beberapa kegiatan komunikasi dan
konsultasi dalam hal :

1.1. Komunikasi dan konsultasi internal.


1.1.1. Pembuatan Identifikasi Bahaya, Aspek & Dampak keselamatan pertambangan yang
dilakukan melalui departemennya masing-masing melalui usulan-usulan yang diberikan
untuk menyempurnakan isi formulir HIRA.
1.1.2. Investigasi kecelakaan untuk orang-orang yang terkait, sesuai dengan kepentingan
investigasi kecelakaan.
1.1.3. Tinjauan ulang dan pengembangan dalam rangka perbaikan yang berkelanjutan terhadap
kebijakan dan tujuan LK3.
1.1.4. Konsultasi dimana terjadi perubahan yang berakibat pada keselamatan pertambangan.
1.1.5. Perwakilan pada rapat-rapat keselamatan pertambangan yang diwakili oleh perwakilan
pekerja.

1.2. Komunikasi dan konsultasi external


1.2.1. Setiap komplain yang disampaikan oleh pihak diluar PTL (misalnya : Supplier, Instansi
pemerintah, LSM, kelompok masyarakat, dan lain – lain) dapat disampaikan langsung
melalui External Relation Officer.
1.2.2. Permintaan informasi dari luar yang terkait dengan bidang keselamatan pertambangan PTL
dapat disampaikan langsung melalui SHE Department untuk ditindak lanjuti.

2. Penetapan Konteks Risiko


2.1. Setiap orang yang telah ditunjuk, melakukan Hazard Identification Risk Assessment serta
mendokumentasikannya dalam Formulir Standard HIRA.

2.2. Penetapan faktor internal mencakup :


a. Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin.
b. Perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan, atau bahan/material.
c. Modifikasi pada sistem Keselamatan Pertambangan, perubahan sementara, dampak
operasi, proses, dan kegiatan.
d. Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan di dalam lokasi kerja.
e. Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan keadaan
darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses.
f. Ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, standar dan/atau prosedur
Keselamatan Pertambangan yang ada, atau ketidak patuhan terhadap tindak lanjut
rekomendasi insiden.
g. Faktor personel pekerja.
h. Desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
termasuk kemampuan adaptasi manusia.
i. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan.
j. Pengamanan instalasi.
k. Kelayakan sarana prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.
l. Kompetensi tenaga teknik.
m. Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.

2.3. Penetapan faktor eksternal mencakup :


a. Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam dan lingkungan yang
kompetitif secara lokal, nasional, regional, dan internasional.
b. Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak terhadap tujuan organisasi.
c. Persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal.
d. Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang dilakukan oleh
Perusahaan Jasa Pertambangan dan para tamu.

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 4 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01
e. Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan diluar lokasi kerja.
f. Bahaya-bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja, yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang di tempat kerja yang berada dalam
kendali perusahaan.
g. Infrastruktur, peralatan, dan bahan-bahan ditempat kerja, yang disediakan oleh pihak lain.
h. Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta
pengendalian yang diperlukan.
i. Hal-hal lain yang mempengaruhi Keselamatan Pertambangan.

2.4. Penetapan konteks dalam proses manajemen resiko


Pertimbangan sumber daya yang akan digunakan, penetapan tanggung jawab dan wewenang,
serta pendokumentasian rekaman pengelolaan resiko. Kesesuaian pendekatan manajemen resiko
yang diterapkan sesuai dengan situasi Perusahaan.
Penetapan konteks dalam proses manajemen resiko antara lain :
a. Ruang lingkup.
b. Kegiatan, proses, fungsi, proyek, produk, jasa atau aset dalam hal waktu dan lokasi serta
tujuan dan sasaran.
c. Hubungan antara proyek tertentu atau kegiatan dengan proyek-proyek lainnya atau
kegiatan perusahaan.
d. Metodologi penilaian resiko.
e. Cara kerja yang dievaluasi dalam manajemen risiko.
f. Keputusan yang harus dibuat.
g. Kerangka studi yang diperlukan

2.5. Penetapan kriteria risiko


Kriteria risiko mencerminkan tujuan, sumber daya, dan nilai-nilai Perusahaan, ukuran standar jenis
risiko seberapa besar dampak atau konsekuensi yang dapat terjadi dan seberapa besar
kemungkinan atau frekeunsi atau likelihood risiko dapat terjadi.
Kriteria risiko antara lain :
a) Jenis risiko
b) Konsekuensi/ keparahan yang dapat terjadi dan cara mengukurnya
c) Kemungkinan/ probabilitas yang dapat terjadi dan cara mengukurnya
d) Penentuan tingkat risiko
e) Tingkat risiko yang dapat diterima atau ditoleransi
f) Tingkat risiko yang memerlukan pengendalian

RESIKO = Kemungkinan x Keparahan


Sehingga dari formula tersebut dapat diketahui kriteria resiko dari suatu bahaya.

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 5 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

3. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko


3.1. Identifikasi Bahaya
Proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi.
Identifikasi Bahaya mencakup Identifikasi sumber-sumber bahaya, area yang terpapar oleh
bahaya, dan konsekuensi yang potensial.
Proses identifikasi bahaya harus mempertimbangkan :
a) Kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin.
b) Kegiatan dan proses yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang dilakukan oleh
Perusahaan Jasa Pertambangan dan para tamu.
c) Perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan, atau bahan/material.
d) Modifikasi pada sistem Keselamatan Pertambangan, perubahan sementara, dampak
operasi, proses, dan kegiatan
e) Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta
kegiatan dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan didalam dan diluar lokasi kerja
f) Kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden dan keadaan
darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus lamanya proses
g) Ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, standar dan/atau prosedur
Keselamatan Pertambangan yang ada, atau ketidakpatuhan terhadap tindak lanjut
rekomendasi insiden
h) Faktor personel pekerja
i) Bahaya-bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang yang di tempat kerja yang berada
dalam kendali Perusahaan
j) Bahaya-bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja akibat kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan yang berada dalam kendali Perusahaan
k) Infrastruktur, peralatan, dan bahan/ material di tempat kerja yang disediakan oleh pihak lain
l) Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengendalian yang diperlukan
m) Desain area kerja, proses, instalasi peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja,
termasuk kemampuan adaptasi manusia
n) Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan sarana, prasarana, instalasi, serta
peralatan pertambangan
o) Pengamanan instalasi
p) Kelayakan sarana, prasarana, instalasi, serta peralatan pertambangan
q) Kompetensi tenaga teknik
r) Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan

3.2. Penilaian Risiko

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 6 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01
Metode proaktif dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu yang dapat dijelaskan
sebagai berikut ;

Likelihood (L) / Kemungkinan

Untuk mendapatkan hasil nilai likelihood/kemungkinan maka dilakukan penilaian kemungkinan yang
dihitung dari hasil rata-rata ketiga proses (frekuensi kegiatan ; lama aktivitas ; frekuensi insiden)

Nilai Kemungkinan Keterangan


Suatu kejadian mungkin tidak pernah terjadi atau sangat jarang
1 Unlikely / Jarang
bahkan hampir tidak pernah, missal terjadi dalam 10 tahun.
Suatu kejadian mungkin terjadi Sekali atau lebih, missal terjadi
2 Moderate / Sedang
dalam 5 tahun; kadang- kadang.
Suatu kejadian mungkin 1 kali sampai 3 kali terjadi pada hampir
3 Likely / Mungkin Terjadi
semua kondisi dalam setahun.
Suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi, missal terjadi
4 Almost Certain / Terjadi
berulang kali setiap tahun atau lebih dari 3 kali

Keparahan / Severity
Adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi jika bahaya tersebut menimbulkan insiden.

Untuk mendapatkan hasil nilai dari severity/ keparahan di ambil angka maksimal keparahan dari 3 aspek
(safety & health ; production/ proses ; loss)

Nilai Keparahan Keterangan


 Luka ringan, tidak ada luka atau perawatan medis
internal, sakit ringan, tidak ada keluhan
1 Insignificant – Rendah  Proses berhenti selama <3 jam
 Biaya bisa diabaikan, biaya pengobatan <Rp.1 juta
 Kerugian property <US$5000
 Cidera atau sakit butuh perawatan medis (pihak
eksterbal) namun tidak menyebabkan LTI dan
menyebabkan keterbatasan.
2 Minor – Rendah
 Proses berhenti selama 3-8 jam.
 Biaya pengobatan Rp. 1 juta – 10 juta
 Kerugian property US$5000-US$10.000
 Cidera atau sakit menyebabkan LTI, cacat
sementara
 Proses berhenti 8-24 jam
3 Major – Besar
 Biaya pengobatan Rp. 10-20 juta
 Kerugian property US$10.000-US$100.000

 Cacat tetap, kronis atau meninggal


 Proses berhenti lebih dari 24 jam
4 Catastrophic – Sangat besar
 Biaya pengobatan > Rp.20 juta.
 Kerugian property > US$100.000

Nilai Risiko
- Untuk mendapatkan nilai risiko maka kemungkinan dikalikan keparahan.
- Kemudian nilai risiko tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini untuk menilai tingkat resikonya.

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 7 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

4. Pengendalian Risiko
Evaluasi pengendalian risiko dari proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko adalah menentukan
langkah pengendalian lanjutan yang tepat atas bahaya yang sudah diketahui.
Semua penerapan pengendalian yang dijalankan untuk menekan Resiko sampai 'tingkat yang dapat
diterima' agar didokumentasikan.

Adapun pengendalian risiko, yaitu :


1. Engineering / Rekayasa
Merupakan suatu usaha pengendalian resiko dengan cara rekayasa seperti modifikasi peralatan /
mesin, design agar memiliki tingkat resiko yang lebih rendah.
2. Administrative / administrasi
Merupakan suatu pengendalian resiko dengan cara pendekatan terhadap prosedur, peraturan,
training2, pemilihan personil, pembatasan paparan terhadap bahaya dll.
3. Praktek Kerja
Suatu cara pengendalian resiko dengan cara mengganti bahan, zat atau proses dengan yang lain,
dengan tingkat resiko yang lebih kecil agar mengurangi tingkat paparan.
4. Alat Pelindung Diri
Ini merupakan pengendalian resiko yang terakhir yaitu dengan memberikan alat pengaman kepada
pekerja yang terpapar bahaya sehingga dapat mengurangi keparahan resiko yang timbul.

5. Pemantauan dan Peninjauan


Setiap orang yang telah ditunjuk melakukan proses HIRA agar melakukan pemantauan dan peninjauan
terhadap proses penilaian risiko dan pengendaliannya
Hasil pemantauan dan peninjauan terhadap proses penilaian risiko dikomunikasikan dan dilakukan tindak
lanjut proses penilaian dan pengendalian risiko terhadap proses HIRA sebelumnya.
Pemantauan dilakukan secara periodik atau apabila :
a) Terjadi kecelakaan atau kejadian berbahaya
b) Terjadi penyakit akibat kerja
c) Terjadi perubahan dalam peralatan, instalasi, dan/ atau proses serta kegiatan Perusahaan
d) Ada proses serta kegiatan baru dalam Perusahaan.

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 8 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01
Tabel 1.

SUMBER BAHAYA LANGSUNG


 

1 Menjalankan pekerjaan (operasi) tanpa otorisasi

2 Gagal memberi peringatan/ mengamankan

3 Gagal menempatkan sumber bahaya

4 Menjalankan dengan kecepatan tidak sesuai (kecepatan tidak layak)

5 Membuat alat pengaman tidak berfungsi

6 Menggunakan peralatan yang rusak

7 Gagal menggunakan PPE dengan benar

8 Pemuatan yang tidak layak/ Penempatan/ pengangkatan


Tindakan Berbahaya

9 Posisi atau postur yang tidka benar dalam melakukan tugas

10 Memperbaiki (service) peralatan yang sedang beroperasi

11 Pengelolaan perilaku/ karyawan yang tidak benar

12 Dibawah pengaruh alkohol dan / minuman-minuman lain yang memabukan

13 Menggunakan peralatan tidak benar

14 Gagal mengkuti prosedur/ Kebijakan/ Praktek/ Penilaian dan ijin kerja

15 Gagal mengidentifikasi bahaya/ Resiko (env, Quality, Safety, Health, Proses dan pekerjaan)

16 Gagal memeriksa/ memonitor

17 Gagal memberi reaksi/ memperbaiki

18 Gagal berkomunikasi/ berkoordinasi

19 Gagal mengidentifikasi harapan pelanggan dan stakeholder

20 Gagal mengidentifikasi dan menentukan bahan/ part yang tidak sesuai


Kondisi Berbahaya

21 Alat pelindung (Guard)/ pembatas tidak layak

22 Tidak benar atau PPE tidak layak

23 Alat-alat, peralatan atau bahan yang rusak

24 Keterbatasan gerak/ tempat, ruang kerja yang sempit/ terbatas

25 Komunikasi yang tidak cukup dengan para karyawan, pelanggan, stakeholder


26 Gagal mencapai target perusahaan (goals dan atau objective)

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 9 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01

27 Sistem alat peringatan yang kurang/ tidak cukup

28 Bahaya kebakaran dan peledakan

29 Kebersihan yang tidak terawat ditempat kerja/ tidak teratur

30 Tidak layaknya quality, keselamatan, kesehatan dan paparan lingkungan

31 Keberadaan/ kehadiran bahan-bahan berbahaya

32 Instruksi-instruksi/ Prosedur-prosedur yang tidak layak

33 Tolak ukur/ data informasi yang tidak cukup

34 Persiapan/ perencanaan yang tidak cukup

35 Dukungan/ bantuan/ sumber daya yang tidak layak

36 Komunikasi tentang perangkat keras/ perangkat lunak/ proses yang tidak layak

37 Kondisi-kondisi cuaca dan jalan

38 Identifikasi tentang peraturan-peraturan/ Industry Codes dan Ijin untuk beroperasi tidak layak

39 Persiapan design/ perencanaan yang tidak cukup

40 Gagal memenuhi persyaratan-persyaratan/ keluhan dari pelanggan dan stakeholder

41 Sistem tentang Environmental, Quality, Safety dan kesehatan yang tidak layak

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 10 Of 11


SOP (STANDARD OPERATION PROCEDURE)
PT. LIEBHERR INDONESIA PERKASA LIP/SHE/SOP-01
Tabel 2.

FAKTOR BAHAYA

1. Jamur.
2. Virus.
3. Bakteri.
Faktor Bahaya Biologi
4. Tanaman.
5. Binatang.

1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
Faktor Bahaya Kimia 5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.

1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10. Getaran.
11. Radiasi.

1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
Faktor Bahaya Biomekanik 3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis 4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.

Document Title:
SOP - Manajemen Risiko
Publish Date 6/23/2020

Liebherr Indonesia Perkasa, Adaro Jobsite Page 11 Of 11

Anda mungkin juga menyukai