LOGO
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH:
NAMA
NIM
JURUSAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS
KOTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Memilih Bentuk Struktur Yang Tepat (The
Professional Bureaucracy)” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan, baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
perhatian baik secara konseptual teoritik dan empirik. Mungkin saja birokrasi bukan
lagi sebagai organisasi modern tetapi birokrasi bisa saja menjadi organisasi yang
buruk dalam menghantarkan pelayanan publik yang baik,dan diperlukan gagasan
perubahan. Perubahan struktur misalnya yang berevolusi dari waktu ke waktu
sebagai sebuah organisasi yang tumbuh dan matang. Oleh sebab itu penting bagi
sebuah organisasi birokrasi untuk memilih struktur yang tepat untuk kemajuan
birokrasi tersebut.
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
kybernologi mengungkapakan tiga macam arti birokrasi, birokrasi diartikan sebagai
“Goverment by bureus“ yaitu pemerintahan biro oleh aparat yang di angkat oleh
pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam sebuah organisasi formal
baik public maupun privat. Kedua, birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku
pemerintahan, yaitu sifat kaku, macet, berliku, dan segala tuduhan negative
terhadap instansi yang berkuasa. Ketiga, birokrasi sebagai tipe ideal organisasi
(Husin, 2015).
4
2.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Birokrasi
5
tumbuhnya distorsi organisasi modern, menimbulkan struktur birokrasi yang amat
hirarkis dan legalistis. Hambatan orientasi terjadi karena peranan birokrasi
demikian kuat dan dominan menimbulkan mental pejabat dimana prestasi diukur
dari kemampuan "untuk memuaskan”. Faktor lain yang dapat menghambat
pertumbuhan profesionalisme birokrasi dalam pelayanan publik adanya dualisme
dalam sistem administrasi negara yaitu antara sistem administrasi tradisional yang
menekankan ritualisme administrasi yang tidak efisien dan adminsitrasi modern
yang menekankan rasionalisme dan efisiensi dan hambatan ketiga adalah lemahnya
pengawasan (Yunus, 2002).
6
Simple Structure ini merupakan bentuk organisasi yang cocok dengan kondisi
yang sifatnya juga simple, tetapi bisa sekaligus dinamis. Lingkungan yang
sederhana memungkinkan untuk dipahami oleh satu orang pimpinan, sehingga
pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh satu orang itu saja. Di sisi lain,
karena sifatnya yang organik tadi, organisasi ini juga mampu untuk beradaptasi
dengan cepat, terutama ketika masa depan memang susah untuk diprediksi. Kondisi
seperti ini tidak mungkin dikelola dengan standardisasi, karena toh situasi akan
berubah terus dan standar akhirnya akan selalu kadaluwarsa. Apa gunanya standar
kalau setiap kali harus diubah dan diubah, artinya sama saja dengan tidak ada
standar. Dalam kehidupan suatu organisasi pasti pernah mengalami bentuk yang
sederhana ini, terutama ketika organisasi tersebut masih kecil pada tahun-tahun
awal berdirinya. Namun, ada juga organisasi yang mempertahankan bentuk
sederhana ini sampai waktu yang cukup lama. Mereka merasa komunikasi informal
nyaman dan efektif, sehingga terus dipertahankan.
Permasalahan yang mungkin timbul adalah kemungkinan rancunya antara
mana isu strategis dan mana isu yang sifatnya operasional sehari-hari, karena
semuanya menumpuk pada strategic apex, yang hanya terdiri dari satu orang.
Simple structure juga merupakan pilihan yang resikonya paling tinggi karen nasib
organisasi hanya dipegang oleh satu orang (Riyono, 2006).
The Machine Bureaucracy adalah bentuk organisasi yang sangat rapi dengan
fungsi-fungsi yang terspesialisasi; tugas-tugas rutin; prosedur kerja yang formal
pada bagian operating core; banyaknya aturan dan formalisasi komunikasi di
seluruh bagian organisasi; unit-unit operasi yang besar; mengelompokkan tugas
berdasarkan fungsi; relatif tersentralisasi dalam pengambilan keputusan; serta
struktur administrasi yang rinci dan tegas dalam membedakan antara lini dan staf.
Standardisasi adalah mekanisme pokok dalam koordinasi, sehingga bagian
technostructure menjadi bagian kunci dari Machine Bureaucracy ini. Walaupun
secara formal bagian technostructure tidak memiliki kekuasaan, tetapi karena
organisasi tidak bisa berjalan tanpa adanya prosedur standar, maka para analis ini
7
memiliki peran yang sangat besar dalam “mengatur” pekerjaan orang lain. Di antara
lima kemungkinan konfigurasi struktur organisasi, Machine Bureaucracy adalah
yang paling menekankan division of labor dan pembedaan unit-unit kerja, baik
secara vertikal, horizontal, lini atau staf, fungsional, hirarkikal, dan status. Machine
Bureaucracy adalah sebuah struktur yang sangat terobsesi dengan kontrol atau
pengendalian dan pengawasan. Oleh karena itu, mentalitas para anggota
organisasinya juga berorientasi pada kontrol. Dengan desain dan kondisi yang
seperti itu, maka struktur model ini adalah sebuah struktur yang rawan konflik.
Kondisi yang cocok untuk Machine Bureaucracy adalah lingkungan yang
stabil dan sederhana. Model ini sering terdapat pada organisasi yang sudah matang
dan sudah cukup besar, sehingga memang memerlukan proses yang repetitif dan
memerlukan standardisasi. Perusahaan yang memiliki produksi massal adalah
contoh Machine Bureaucracy yang paling dikenal. Kondisi lain yang menunjang
terbentuknya Machine Bureaucracy adalah adanya kontrol yang kuat dari luar
organisasi. Kontrol eksternal selalu akan menimbulkan formalisasi dan sentralisasi.
Salah satu kelemahan utama dari model ini adalah berasal dari proses
pengambilan keputusan yang tersentralisasi dan proses pelaporan yang berantai dari
bawah ke atas. Pada saat kondisi berubah, ketika pimpinan butuh waktu untuk
mengetahui fakta-fakta detil, mereka terbebani dengan tugas rutin untuk melakukan
pengambilan keputusan yang terus mengalir dan menumpuk ke atas. Akibatnya
mereka bertindak seadanya saja dan kurang adekuat dalam memikirkan alternatif
keputusan, karena informasinya terlalu abstrak (Riyono, 2006).
8
atasan atau rekan kerjanya secara langsung. Mereka memiliki kebebasan untuk
melakukan tugasnya. Kenapa disebut birokrasi, karena koordinasi dilakukan
berdasar desain atau standar tertentu yang menentukan sejak awal apa yang harus
dikerjakan.
Perbedaan mendasar dengan machine bureaucracy adalah bahwa
professional bureaucracy menekankan kewenangan yang bersumber pada
profesionalisme – the power of expetise. Sementara machine bureaucracy
bersandar pada kewenangan formal dari posisi struktural – the power of office. Di
samping itu Professional Bureaucracy juga merupakan struktur yang sangat
terdesentralisasi baik secara vertikal maupun horisontal. Power terletak pada
operating core, yaitu para profesional yang memberikan pelayanan pada klien atau
pelanggan. Kondisi yang menunjang konfigurasi professional bureaucracy ini
adalah ketika sebuah organisasi memiliki operating core yang didominasi oleh para
profesional, yang saat bekerja menggunakan prosedur yang sulit dipelajari dalam
waktu pendek. Oleh karena itu, lingkungan yang cocok adalah yang bersifat
kompleks tetapi stabil (Riyono, 2006).
9
Dalam divisional form, divisi diberi kewenangan untuk menjalankan bisnis mereka
sendiri. Divisi langsung mengontrol operasi dan menentukan sendiri strategi untuk
melayani pasar dalam ruang lingkup bisnisnya. Kantor pusat hanya mengontrol
strategic portfolio, yaitu melihat konfigurasi divisi-divisi secara keseluruhan
apakah bisa berjalan sinergis dilihat dari perpaduan antara produk dan pasar. Jika
perlu kantor pusat bisa membentuk divisi baru, atau menjual satu divisi, dan bisa
juga menutup atau membubarkan satu divisi jika dianggap tidak menguntungkan.
Kondisi yang mendorong dibentuknya divisionalized form terutama adalah
keberagaman pasar (market diversity). Oleh karena itu divisionalized form ini juga
harus disertai dengan diversifikasi produk atau jasa, tanpa adanya itu pembentukan
divisi akan tidak maksimal keuntungannya. Lingkungan yang menunjang
divisionalized form adalah lingkungan yang tidak terlalu kompleks dan tidak terlalu
dinamik, atau mirip dengan lingkungan yang cocok untuk model machine
bureaucracy. Usia dan besarnya organisasi juga menjadi pendorong dibentuknya
divisi, karena semakin besar sebuah organisasi maka perlu diversifikasi. Salah satu
resiko dalam divisionalized form adalah kecenderungan untuk tersentralisasinya
kekuasaan baik pada level divisi maupun pada kantor pusat. Sehingga dalam
organisasi yang besar, bahkan raksasa tersebut kekuasaan yang begitu besar hanya
berada di tangan beberapa orang saja (Riyono, 2006).
2.2.5. Adhocracy
10
Adhocracy ini memungkinkan inovasi dengan minimnya standardisasi dalam
bekerja. Model ini juga merupakan model struktur yang paling jauh dari prinsip
manajemen klasik dari Henry Fayol maupun Frederick Taylor, terutama dalam hal
unity of command. Dalam model ini, alur komunikasi dan pengambilan keputusan
sangat fleksibel dan informal. Itulah sebabnya adhocracy lebih berfokus pada
inovasi, bukan standardisasi. Kondisi lingkungan yang membutuhkan model
adhocracy ini adalah lingkungan yang kompleks dan dinamis (Riyono, 2006).
Dalam mendesain organisasi ada empat keputusan dasar yang perlu diambil.
Keputusan itu mencakup pembagian pekerjaan (division of labor), pendelegasian
wewenang (authority delegation), pengelompokan tugas (departmentalization),
dan yang terkait dengan span of control. Setelah pekerjaan dibagi-bagi perlu
dipertimbangkan bagaimana melakukan koordinasi. Mekanisme koordinasi ini
dapat dilakukan dengan lima cara yaitu (1) mutual adjustment, (2) direct
supervision, (3) work process standardization, (4) standardization of output, (5)
standardization of skills (input). Struktur organisasi dapat dibagi menjadi lima
bagian menurut tugas dan fungsinya, yaitu (1) strategic apex yang berfungsi
sebagai koordinator keseluruhan aktivitas organisasi, (2) operating core yang
bertugas untuk melakukan pekerjaan pokok dari organisasi, (3) middle line yang
menjembatani strategic apex dan operating core, (4) technostructure yang
berfungsi sebagai analis dan penyusun standard, serta (5) support staff yang
berfungsi sebagai pendukung kehidupan organisasi.
Desain organisasi sebagai hasil keputusan pihak manajemen yang akan
berujung pada pembentukan struktur, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sekali
jadi atau model berkembang. Model sekali jadi artinya struktur yang dibentuk sudah
dipertimbangkan masak-masak dengan memperhitungkan segala kemungkinan,
kemudian diputuskan dan tidak diubah lagi. Model berkembang akan lebih cepat
diputuskan tetapi keputusan tersebut tidaklah bersifat tetap. Dengan
mempertimbangkan perubahan situasi dan kondisi lingkungan serta perubahan
kebutuhan, struktur yang sudah dibentuk dapat diubah sewaktu-waktu sesuai
11
kebutuhan. Namun demikian, isi dari keputusan itu kurang lebih akan sama,
walaupun prosesnya bisa berbeda-beda. Ada empat macam keputusan yang harus
diambil ketika manajemen akan melakukan desain organisasi. Keempat keputusan
tersebut pada akhirnya akan membentuk suatu struktur organisasi. Dua keputusan
yang pertama akan mencakup pekerjaan individual yang berkisar pada aktivitas dan
kewenangan, sedangkan dua keputusan berikutnya akan mencakup kelompok
pekerjaan atau departemen.
12
memunculkan kelompok pekerjaan yang heterogen. Dalam disiplin ilmu organisasi,
aktivitas ini disebut Departmentalization.
13
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Birokrasi merupakan sistem untuk mengatur organisasi yang besar agar
diperoleh pengelolaan yang efisien, rasional dan efektif. Profesional artinya
menurut pada keahlian jabatannya
2. Beberapa diantara ciri birokrasi adalah jabatan administratif yang
terorganisasi/tersusun secara hirarki, jabatan yang disandang sesuai
kompetensinya dan aparatur pemerintah yang diterima dan ditempatkan dalam
bertugas sesuai dengan latar belakang ijasah dan melewati tahap ujian.
3. Struktur birokrasi dibedakan menjadi lime yakni the simple structure, the
machine bureaucracy, the professional bureaucracy, the divisionalized form dan
adhocrcy
4. Tahapan dalam memilih struktur yang tepat adalah pembagian kerja, pembagian
wewenang, pengelompokkan pekerjaan dan pembentukan kelompok kerja.
3.2. Saran
Perlu untuk memastikan transparansi dalam pengambilan keputusan dan
proses struktur birokrasi. Hal ini dapat dicapai dengan mempublikasikan informasi
secara lebih terbuka, termasuk anggaran, kebijakan, dan keputusan penting. Selain
itu, perlu juga untuk memastikan ada mekanisme yang kuat dalam pengambilan
keputusan untuk memilih struktur birokrasi yang tepat.
14
DAFTAR PUSTAKA
15