Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PG. KREMBUNG, SIDOARJO
PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

PENGAWASAN K3 BIDANG : KONTRUKSI BANGUNAN,


LISTRIK DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

KELOMPOK 2:

1. Algar Prakosa Bagaskara


2. Amaliyah Noor
3. Dela Rosa G
4. Kharta Zarkasi
5. Mamluatul Humaidah
6. Mustamid
7. M. Mahsun Fahmi
8. Nabila Wihda Ardhilla
9. Sandhi Dwi R

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU KATIGA
SURABAYA, 01-13 OKTOBER 2018

AN KERJA PRAKTEK – MS141301


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik di PT. Pabrik Gula Krebung, Sidoarjo
Jawa Timur ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “PENGAWASAN K3
BIDANG : KONSTRUKSI BANGUNAN, PENANGGULANGAN
KEBAKARAN, DAN LISTRIK” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan laporan
ini, terutama pada :
1. Bpk. Muhammad Hanif Dhakiri selaku Menteri Tenaga Kerja RI;
2. Bpk. Drs. Herman Prakoso, MM selaku Direktur PNK3 KEMENAKER RI;
3. Pengawas presentasi sekaligus penguji;
4. Para Pemateri dari KEMNAKER RI;
5. Seluruh staff dan jajaran PT PG Krembung;
6. PT. Mutiara Mutu Katiga selaku penyelenggara Pembinaan dan Sertifikasi
Ahli K3 Umum;
7. Teman-teman peserta Calon Ahli K3 Umum Batch ke-35 yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu namanya.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi maupun penulisannya. Oleh karena itu kami menerima kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Penulis akan sangat berterima kasih atas saran
dan kritik tersebut. Semoga kehadiran laporan ini memenuhi sasarannya.

Surabaya, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................6

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6


1.2 Maksud Dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)...................................................7
1.3 Ruang Lingkup.............................................................................................................7
1.3.1 Objek Pengawasan Konstruksi Bangunan........................................................7

1.3.2 Objek Pengawasan Listrik................................................................................7

1.3.3 Objek Pengawasan Kebakaran.........................................................................7

1.4 Dasar Hukum................................................................................................................8


1.4.1 Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan.............................................................8

1.4.2 Pengawasan K3 Listrik.....................................................................................8

1.4.3 Pengawasan K3 Kebakaran..............................................................................9

BAB 2 KONDISI PERUSAHAAN.....................................................................................10

2.1 Profil Perusahaan........................................................................................................10


2.1.1 Sejarah Perusahaan.........................................................................................10

2.1.2 Produk............................................................................................................11

2.1.3 Visi dan Misi..................................................................................................14

2.2 Temuan Hasil Observasi............................................................................................14


BAB 3 ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH........................................................16

3.1 Analisa Masalah.........................................................................................................16


3.2 Pemecahan Masalah...................................................................................................16
BAB 4 PENUTUP................................................................................................................22

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................22
4.2 Saran...........................................................................................................................22
BAB 5 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23

ii
BAB 6 LAMPIRAN.............................................................................................................24

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Temuan Positif dan Negatif Pengawasan K3 di bidang konstruksi, listrik,
dan penanggulangan kebakaran...........................................................................................13
Tabel 3.1 Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan
Kebakaran............................................................................................................................16

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Perusahaan..............................................................................................10
Gambar 2.2 Gambar Tebu....................................................................................................11
Gambar 2.3 Tembakau.........................................................................................................12
Gambar 2.4 Pupuk Kompos.................................................................................................12

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun tidak menghendaki
terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan. Suatu
potensi resiko berupa kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan, dan penyakit
akibat kerja dapat muncul karena kesalahan dalam penggunaan peralatan maupun
perilaku yang salah dari tenaga kerja. Kesehatan keselamatan kerja merupakan hal yang
penting di dalam sebuah perusahaan karena menjadi suatu aspek yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kecelakaan bagi seluruh pekerja atau operator yang berada di dalam
perusahaan tersebut, mengingat banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi pada operator
yang bekerja di berbagai perusahaan.

Seiring dengan perkembangan sektor industri yang semakin kompleks, terdapat


banyak sumber yang berpotensi menimbulkan bahaya sehingga perlu dilakukan suatu
upaya pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut salah satunya adalah pengendalian
bahaya kontrsuksi bangunan, listrik, dan kebakaran.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja (UU No.
01 Tahun 1970).

Perusahaan PT PG Krembung berlokasi di Jl. PG Krembung Nomor 31,


Krembung Timur, Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. PT PG
Krembung merupakan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan kekayaan
sumber daya alam di Indonesia yang berupa tanaman tebu.dengan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam disiplin ilmu kesehatan berupa berupa butiran gula. Didukung oleh
para profesional dan ilmuan yang berkualitas, berdedikasi dan berkomitmen dalam
menghasilkan produk berkualitas tinggi melalui penelitian yang cermat, intensif dan
inovatif, membuat PT PG Krembung.

6
1.2 Maksud Dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memperkenalkan
peserta pelatihan K3 pada dunia kerja serta meningkatkan dan menumbuhkan sikap
profesional dari peserta pelatihan K3 dan kompetisi serta kontribusi para peserta dalam
memasuki dunia kerja, dan untuk memenuhi syarat tugas akhir dalam pelaksanaan
pelatihan calon ahli K3 umum, kegiatan ini juga bertujuan untuk mencari pengalaman-
pengalaman kerja dibidang kesehatan dan keselamatan kerja dan langsung
mengidentifikasi dan mengawasi permasalahan-permasalahan terkait K3 di lapangan
khususnya pada K3 konstruksi bangunan, listrik, dan penanggulangan kebakaran.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Objek Pengawasan Konstruksi Bangunan

Ruang lingkup K3 konstruksi bangunan dapat diimplementasikan di lapangan


berdasarkan peraturan perundang-undangan yaitu:

1.3.2 Objek Pengawasan Listrik

Ruang lingkup K3 listrik dapat diimplementasikan di lapangan berdasarkan


peraturan perundang-undangan yaitu:
1. Instalasi listrik;
2. Generator Set;
3. Panel –Panel Listrik;
4. Trafo;
5. Peraturan K3 Listrik di Tempat Kerja;
6. Sumber Bahaya Listrik;
7. Sistem Pengamanan Bahaya Listrik
8. Alat Pelindung Diri (APD) terkait Kelistrikan;
9. Instalasi Penyalur Petir.

1.3.3 Objek Pengawasan Kebakaran

Ruang lingkup K3 kebakaran dapat diimplementasikan di lapangan berdasarkan


peraturan perundang-undangan yaitu :

7
1. Sistem Proteksi Aktif :
1) APAR
2) Unit Penanggulangan Kebakaran
a) Pompa Hydran
b) Smoke Detector
c) Heat Detector
d) Sprinkle
e) Alarm Kebakaran
2. Sistem Proteksi Pasif
1) Sistem Kompartementasi (Pemisahan Bangunan Resiko Kebakaran Tinggi)
2) Sarana Evakuasi dan Alat Bantu Evakuasi

1.4 Dasar Hukum

1.4.1 Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

1. Undang – Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;


2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.Per.01/MEN/Tahun
1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi ;
3. SKB Menaker dan MenPU ke-174/1986 dan No.104/KPTS/1986 tentang K3 pada
tempat kerja dan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan
Konstruksi;
4. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan Proyek
Konstruksi Bangunan
5. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan
Proyek Konstruksi

1.4.2 Pengawasan K3 Listrik

1. Undang – Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;


2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja;
3. Peraturan Menteri Keternagakerjaan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir;

8
1.4.3 Pengawasan K3 Kebakaran

1. Undang – Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;


2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-04/Men/1980
Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik

9
BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

Bidang Usaha: : Bidang Usaha dari PT Perkebunan Nasional yang bergerak


dibidang pengolahan tebu menjadi produk utama berupa gula.

Plant : Kec. Krembung, Sidoarjo

Telepon : (031) 8851609, 8851315

Fax : (031) 8851661

Email : pg.kremboong@ptpn10.co.id

Jumlah Karyawan : 740 Karyawan

Website : www.ptpn10.co.id

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I No.15 Tanggal 14 Februari Tahun


1996 tentang pengalihan bentuk Badan Usaha Milik Negara dari PT Perkebunan (Eks.PTP
19, Eks.PTP 21-22 dan Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X

10
(Persero) dan tertuang dalam akte Notaris Harun Kamil, SH No.43 tanggal 11 Maret 1996
yang mengalami Perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, SH. No. 1
tanggal 2 Desember 2011.

Pada tanggal 2 Oktober 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan Holding
BUMN Perkebunan yang beranggotakan PTPN I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII,
XIII, XIV dengan PTPN III sebagai induk Holding BUMN Perkebunan. Dasar hukum
perubahan PTPN X (Persero) menjadi PTPN X adalah Keputusan Para Pemegang Saham
Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara X Nomor: PTPN X/RUPS/01/X/2014 dan
Nomor: SK-57/D1.MBU/10/2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar.

2.1.2 Produk

A. Gula

Gambar 2.2 Gambar Tebu

Gula yang diproduksi PT Perkebunan Nusantara X menggunakan tebu sebagai


bahan baku dan dihasilkan dengan memanfaatkan proses defekasi-sulfitasi. Pembuatan
gula kristal putih (GKP) merupakan tahapan proses yang panjang dan melibatkan
fenomena ekstraksi, reaksi kimia, pemisahan, penguapan, kristalisasi, pengeringan, dan
pendinginan. Gula krital putih yang dihasilkan PT Perkebunan Nusantara X memiliki
ICUMSA rata-rata 150 IU dan telah memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI).

11
B. Tembakau

Gambar 2.3 Tembakau

Ada tiga kebun tembakau yang berada dibawah manajemen PT Perkebunan


Nusantara X yaitu Kebun Ajong Gayasan, Kebun Kertosari dan Kebun
Kebonarum/Gayamprit/Wedibirit. Mayoritas tembakau yang dikembangkan adalah
tembakau berkualitas ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar cerutu dunia. Tembakau
tersebut dijual ke produsen cerutu secara langsung tanpa melalui pedagang (trader). Selain
pasar utama di Eropa dan Amerika Serikat, perseroan juga mulai melirik pasar di Republik
Rakyat Cina yang terus berkembang seiring perubahan gaya hidup masyarakat. PTPN X
juga melakukan budidaya tembakau Virginia untuk kebutuhan pasar dalam negeri.
Jenis tembakau yang dibudidayakan untuk cerutu adalah Tembakau Bawah
Naungan (TBN), Voorstenlanden Bawah Naungan (VBN), Tembakau varietas
Connecticut/FIK, Tembakau Sumatera/FIN dengan tingkat kualitas Natural Wrapper/NW,
Light Painting Wrapper/LPW, Ready for Use/RFU, dan filler. Adapun tembakau Na-Oogst
(NO) dan Vorstenlanden Na-Oogst (VNO) memiliki tingkat kualitas dekblad, omblad, dan
filler. Perseroan juga memasarkan Tembakau Virginia dan Madura. Produk tembakau ini
telah diakui kualitasnya oleh pasar manca negara.
C. Tembakau

12
Gambar 2.4 Pupuk Kompos

Hasil samping dari limbah pabrik gula diantaranya adalah abu ketel dan blotong
atau dikenal dengan sebutan “filter press mud”. Secara umum bentuk dari blotong berupa
serpihan serat-serat tebu yang mempunyai komposisi humus, N-total, C/N, P2O5, K2O,
CaO dan MgO, cukup baik untuk dijadikan bahan pupuk organik. Blotong dapat
memperbaiki fisik tanah, khususnya meningkatkan kapasitas menahan air, menurunkan
laju pencucian hara dan memperbaiki drainase tanah. Manfaat lain dari blotong dapat
menetralisir pengaruh Aldd , sehingga ketersediaan P dalam tanah.

Blotong dan abu ketel harus dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan
sebagai pupuk organik. Pengomposan merupakan suatu metode untuk mengkonversikan
bahan-bahan organik komplek menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan
aktivitas mikroba. Pada dasarnya pengomposan adalah dekomposisi dengan menggunakan
aktivitas mikroba; oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos tergantung
pada keadaan dan jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan.

uslit Gula Jengkol telah mengembangkan dekomposer dengan nama Bio N10 yang
digunakan dalam pembuatan bio kompos dan telah memenuhi persyaratan minimum
mikroba sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/2011
tentang Persyaratan Minimal Pupuk Organik Padat, dimana pupuk bio organik asal blotong
dan abu ketel yang telah diperkaya mikroba mencapai > 103 cfu/g dan setara dengan pupuk
hayati sebesar >107 cfu/g.

Dekomposer “Bio N10” diproduksi oleh Puslit Gula Jengkol telah terdaftar di
Kementerian Pertanian dengan diterbitkannya SK Mentan No. 1495/Kpts/SR.130/4/2012
tanggal 24 April 2012. Dekomposer “Bio N10” telah mempunyai aspek legalitas dalam
penggunaan dan peredarannya sebagai biostarter pembuatan kompos. Merek “Bio N10”

13
juga telah terdaftar dan memiliki HAKI di Depkumham dengan No. D00-2001 026343
tanggal 5 Juli 2011.

D. Cutting Bobbin
Industri Cutting Bobbin bekerjasama dengan BURGER SOEHNE AG BURG
(BSB)-SWISS dalam jasa pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu.
Industri ini berlokasi di Dati II Jember (Jelbuk) Jawa Timur dan di lokasi ini juga didirikan
Kawasan Berikat kerjasama dengan Bea Cukai dan Pemda Tk. II untuk
memperlancar/menyederhanakan proses ekspor/impor utamanya untuk Industri Cutting
Bobbin.

2.1.3 Visi dan Misi

Visi
Menjadi perusahaan agribisnis Nasional berbasis tebu dan tembakau yang unggul dan
berdaya saing di tingkat Regional
Misi
Sebagai perusahaan industri perkebunan terintegrasi yang berbasis tebu dan tembakau
dalam memberikan nilai tambah (value creation) bagi segenap stakeholders dengan:
1. Menghasilkan produk perkebunan yang bernilai tambah serta berorientasi kepada
konsumen;
2. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational excellence) melalui
perbaikan dan inovasi berkelanjutan dengan tatakelola perusahaan yang baik;
3. Mengembangkan kapabilitas organisasi, teknologi informasi dan SDM yang prima;
4. Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal hasil terbaik
bagi pemegang saham;
5. Turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian
lingkungan untuk kebaikan generasi masa depan.

2.2 Temuan Hasil Observasi


Observasi yang telah dilakukan di PT Perkebunan Nuasntara maka orientasi dalam
kegiatan pengawasan K3 di bidang konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan
kebakaran. Berikut hasil temuan-temuan positif dan negatif dibidang listrik dan kebakaran
di PT Perkebunan Nusantara

14
Tabel 2.1 Tabel Temuan Positif dan Negatif Pengawasan K3 di bidang konstruksi, listrik, dan
penanggulangan kebakaran
No Temuan Positif No Temuan Negatif
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
Nihil temuan karena tidak ada Nihil temuan karena tidak ada
kegiatan konstruksi kegiatan konstruksi
K3 LISTRIK
1. Semua perlengkapan panel listrik 1. Terdapat 1 grouding yang digunakan
sudah dipenuhi dengan SOP untuk instalasi listrik dan penyalur
petir
2. Adanya perawatan instalasi dan 2. Terdapat box panel listrik yang tidak
peralatan listrik secara berkala mempunyai pintu penutupnya
3. Adanya safety sign 3. Terdapat kabel yang tidak rapi
4. Kabel listrik yang digunakan 4. Tidak adanya ahli k3 listrik
sudah sesuai standard SNI
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1. Sudah terdapat jalur evakuasi 1. Tidak adanya sarana deteksi
kebakaran atau alarm
2. Adanya tim penanggulangan 2. Beberapa area tidak dilengkapi
kebakaran dengan APAR
3. Fire drilling/emergency drilling 3. Instalasi Hydrant sangat sederhana
dilakukan rutin 1 kali dalam
setahun
4. Sudah terdapat pemasangan tanda 4. Perusahaan tidak memiliki ahli K3
bahaya kebakaran penanggulangan kebakaran

15
BAB 3
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Masalah


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terdapat beberapa factor
penyebab perusahaan tersebut tidak memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja,
diantaranya:

1. Pada umumnya, penerapan sistem listrik dan penanggulangan kebakaran PG


Kremboong sudah cukup baik, namun ada beberapa hasil observasi kami yang
dapat menjadi masukan bagi perusahaan.
2. Sistem pembumian/grounding sudah ada, tetapi belum dibedakan antara instalasi
penyalur dan instalasi listrik.
3. Terdapat box panel yang masih terbuka.
4. Terdapat penataan kabel yang belum rapi.
5. Penanggulangan kebakaran hanya mengandalkan APAR dan sistem hidran yang
sangat sederhana.
6. Tidak ada ahli K3 Listrik dan Ahli K3 penanggulangan kebakaran.

3.2 Pemecahan Masalah


Beberapa hasil temuan observasi kami identifikasi dengan membagi dua hasil
temuan, yaitu temuan positif dan temuan negatif. Berikut hasil analisa dan pemecahan
masalah yang identifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16
Tabel 3.2 Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran

Temuan Positif
No Temuan Peraturan Perundangan
Analisis Dampak Positif Rekomendasi
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
Nihil temuan karena
tidak ada kegiatan
konstruksi
K3 LISTRIK
1.

Temuan Positif
No Temuan Peraturan Perundangan
Analisis Dampak Positif Rekomendasi
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
Nihil temuan karena
tidak ada kegiatan
konstruksi

K3 LISTRIK
Semua perlengkapan
1. Jika semua peralatan dan instalasi Konsistensi dilakukan inspeksi PP 50 tahun 2012 tentang
panel listrik sudah kelistrikan telah dilengkapi dengan kepatuhan SOP dalam SMK3

17
dilengkapi dengan SOP
SOP, maka akan meminimalisir pengoperasian peralatan PP 20 Tahun 2015 Tentang
kecelakaan akibat kesalahan kelistrikan sehari-hari oleh pihak Penerapan SMK3 Pasal 10 (4),
prosedur yang berkewenangan Pasal 11 (2)
diperusahaan, Secara berkala
dilakukan refresh/ review terkait
SOP peralatan kelistrikan
terhadap semua tehnisi, operator
disana ntuk meningkatkan
kepatuhan pelaksanaan SOP.

Diharapkan untuk melakukan


perawatan instalasi secara
berkala untuk menciptakan
instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan
Adanya perawatan keselamatan bangunan beserta
instalasi dan peralatan Dengan adanya perawatan instalasi
isinya. Di samping itu
listrik secara berkala dan peralatan listrik secara berkala,
pendokumentasian terhadapt
perusahaan mampu menghemat
check list perawatan perlu
biaya apabila ada kerusakan panel
dilakukan secara rapi.
listrik.

Permenaker No. 12 tahun 2015


2. pasal 3 dan 6
3.  Adanya safety sign Dengan adanya safety sign di Untuk memperjelas pembacaan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
instalasi dan peraturan listrik, akan safety sign, maka format perlu Keselamatan Kerja pasal 14
memberi peringatan kepada pekerja diperjelas agar mudah dipahami
18
ayat (2)
tentang bahaya yang ada di instalasi
dan peralatan listrik tersebut.

sehingga lebih informatif.

4. Kabel listrik yang Upaya standarisasi kabel listrik ini Perlu dilakukan pemeriksaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
digunakan sudah sesuai merupakan upaya untuk berkala terhadap kabel untuk No. 12 Tahun 2015 tentang K3
standart SNI mengurangi bahaya terhadap mengecek bagian kabel Listrik di tempat kerja, Pasal
pekerja dan mengontrol kerusakan terkelupas atau tidak
kimiawi dan mekanik pada kabel

K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Sudah terdapat jalur Dengan adanya jalur evakuasi Kepmenaker No. 186/1999
Sesuai dengan Kepmenaker No
evakuasi dan titik memudahkan tenaga kerja untuk 186/1999 pasal 2 menyebutkan
kumpul mencari jalan ketika terjadi bahwa sarana evakuasi
kebakaran/gempa bumi merupakan salah satu dari

19
pasal 2 (b)

kewajiban pengurus untuk


mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran di
tempat kerja, sehingga jalur
evakuasi tersebut perlu untuk
dipasang di setiap ruang untuk
diketahui oleh semua tenaga
kerja
 2. Adanya tim Dengan adanya tim Sesuai dengan Kepmenaker No Kepmenaker No. 186/1999
penanggulangan penanggulangan kebakaran 186/1999 pasal 2 menyebutkan pasal 2 (d) , pasal 3, pasal 7,
kebakaran tersebut, maka penanganan bahwa pembentukan unit pasal 8
terhadap kebakaran dapat segera penanggulangan kebakaran di
ditangani dengan cepat dan aman tempat kerja merupakan salah
satu dari kewajiban pengurus
untuk mencegah, mengurangi,
dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja, sehingga untuk
lebih mengoptimalkan tugas tim
maka fungsi tim perlu mencakup
kegiatan administrasi,
identifikasi sumber bahaya,
pemeliharaan, dan perbaikan
sistem proteksi kebakaran sesuai
dengan kepmenaker tersebut.

3. Fire drilling/emergency Dengan adanya fire Kepmenaker No. 186/1999


drilling dilakukan rutin drilling/emergency drilling maka Sesuai dengan Kepmenaker No pasal 2 (e )
1 kali dalam setahun semua tenaga kerja dapat 186/1999 pasal 2 menyebutkan

20
bahwa penyelenggaraan latihan
memahami prosedur evakuasi dan dan gladi penangggulangan
penanggulangan kebakaran kebakaran secara berkala untuk
mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran di
tempat kerja, sehingga
pelaksanaan perlu dipastikan
dilaksanakan berkala dan
sebagai bukti untuk pelaporan ke
disnaker.

 4. Sudah terdapat Dengan adanya tanda bahaya Pemasangan tanda bahaya Kepmenaker No. 186/1999
pemasangan tanda kebakaran tersebut, tenaga kerja kebakaran merupakan salah satu pasal 2 (a)
bahaya kebakaran menjadi lebih memperhatikan bentuk pengendalian
potensi bahaya kebakaran di tempat administratif pada kebakaran
tersebut. Sehingga dapat menjaga sesuai dengan Kepmenaker No.
perilaku aman tenaga kerja 186/1999 pasal 2 (a). Sehingga
terhadap potensi kebakaran. perlu dilakukan monitoring
berkala terhadap kondisi
pemasangan tanda bahaya
tersebut.

Tabel 3.2 Temuan Negatif Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik, dan Penanggulangan Kebakaran

21
Temuan Negatif
No Temuan Peraturan Perundangan
Analisis Dampak Negatif Rekomendasi
K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
Nihil temuan karena tidak
ada kegiatan konstruksi

K3 LISTRIK
Hanya terdapat 1 Dengan menjadi 1 grounding Sebaiknya grounding untuk Permenaker 02/Men/1989
1
grounding yang digunakan untuk instalasi listrik dan penyalur instalasi listrik dan penyalur tentang pengawasan instalasi
untuk instalasi listrik dan petir, maka potensi bahaya akan petir terpisah. penyalur petir pasal 33
instalasi penyalur petir lebih besar.

22
Terdapat box panel listrik Dengan rusaknya pintu box panel Sebaiknya digunakan box panel Permenaker No. 12 Tahun
yang tidak mempunyai listrik, membuat pekerja beresiko tertutup agar lebih terjamin 2015 tentang keselamatan dan
terkena bahaya sentuhan langsung keamanannya. kesehatan kerja listrik di
terhadap arus listrik tempat kerja, pasal 3 (b)

pintu penutupnya
2

23
Terdapat kabel yang tidak Kabel arus tegangan tinggi Kabel tegaangan tinggi segera Permenaker No 12 tahun 2015
melingkar atau penataan kabel diperbaiki untuk mengatasi Bab III
tidak rapi, di atas kabel tray dapat terjadinya kebakaran pada kabel
menyebabkan arus listrik cepat listrik.
panas.

rapi
3
Tidak adanya ahli k3 Dengan tidak adanya ahli k3,, Segera mengadakan pelatihan Permenaker no. 12 tahun 2015
listrik penanggulangan masalah listrik pada Ahli K3 listrik, karena PG
perusahaan tidak dapat terkoordinir Kremboong memiliki
dengan baik internal maupun pembangkit listrik lebih dari
eksternal.
200 kVA.

4
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Tidak adanya sarana Dengan tidak adanya deteksi Sesuai dengan Permenaker No. 2  Permenaker No. 2 Tahun
1 deteksi kebakaran atau kebakaran, maka apabila terjadi Tahun 1983 dan Kepmenaker No. 1983 pasal 3
alarm kebakaran tidak segera terdeteksi, 186 Tahun 1999 maka perusahaan  Kepmenaker No. 186 Tahun
sehingga berpotensi terjadi kebakaran perlu segera memasang 1999 pasal 2
yang lebih besar detector/alarm, sehingga dampak

24
kebakaran dapat diminimalisir.

Beberapa area tidak Apabila terjadi kebakaran maka tidak Segera dilakukan pemasangan  Permenakertrans No. 4
dilengkapi dengan APAR dapat segera ditanggulangi. APAR di setiap area dan Tahun 1980
dilengkapi tagging monitoring  Kepmenaker No. 186 Tahun
perawatan. 1999 pasal 2

2
Instalasi Hydrant sangat Penanggulangan kebakaran Perusahaan perlu memenuhi  Instruksi Menteri Tenaga
sederhana menggunakan instlasi hydrant yang Instalasi hydrant dengan syarat- Kerja No. 11 Tahun 1997
sangat sederhana di perusahaan syarat sebagai berikut :  Kepmenaker No. 186 Tahun
tersebut tidak dapat dilakukan secara 1999 pasal 2
optimal.  Kotak hydrant mudah dilihat,
dibuka, dan dijangkau
3  Pilar hydrant dicat berwarna

25
merah
 Hydrant dalam gedung dicat
merah dan bertuliskan hydrant
warna putih
 Kotak hydrant berisi rak, slang,
nozel, dan katup slang
 Sumber persediaan air hrs
diperhitungkan minimum
untuk pemakaian selama 30
menit

Perusahaan tidak memiliki Dengan tidak adanya ahli k3,, Perusahaan sebaiknya segera  Permenaker No.2 Tahun
ahli K3 penanggulangan penanggulangan kebakaran pada mempunyai ahli k3 1992
kebakaran perusahaan tidak dapat terkoordinir penanggulangan kebakaran untuk  Kepmenaker No. 186 Tahun
dengan baik internal maupun memimpin dalam unit 1999 pasal 10
eksternal. Hal tersebut tidak sesuai penanggulangan kebakaran
dengan Kepmenaker No. 186 Tahun sekaligus sebagai pemenuhan
1999 perundangan terkait penyediaan
ahli k3 penanggulangan kebakaran
terkait jumlah pegawai yaitu 740
sesuai dengan Kepmenaker No.
186 Tahun 1999
4

26
27
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

28
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

1. Aplikasi JDIH Kemenaker

2. Garis – Garis Besar Ketentuan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

3. Himpunan Peraturan Perudang-Undangan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

4. Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Umum .

29
BAB 6
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai