KONSTRUKSI TEROWONGAN
Apa yang dimaksud dengan terowongan?
Salah satu alasan mengapa K3 sangat penting dalam konstruksi adalah untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja. Lingkungan konstruksi seringkali
memiliki potensi bahaya yang tinggi, termasuk jatuh dari ketinggian, tersetrum
listrik, paparan bahan kimia beracun, dan lain sebagainya.
Ketentuan Umum K3 Kontruksi Terowongan
Selain orang yang berkepentingan dilarang memasuki terowongan. Semua
orang yang masuk ke dalam dan keluar dari terowongan harus dicatat;
Semua pekerja wajib menggunakan topi helm dan sepatu pengaman (safety
shoes);
Di dalam terowongan dilarang merokok. Rambu larangan merokok harus
dipasang pada tempat – tempat yang mudah dilihat;
Harus dilakukan pendeteksian atas kemungkinan adanya gas berbahaya /
beracun, dan prosedur pengamanan gas berbahaya harus diterapkan.
Apabila ditetahui di dalam terowongan dijumpai gas berbahaya / beracun
maka pekerjaan harus diberhentikan, seluruh pekerja diwajibkan
meninggalkan terowongan hingga keadaan terowongan dinyatakan aman
setelah dilakukan pengujian oleh pengawas / inspektor ahli.
Penerangan
Lampu penerangan harus dipasang secara cukup di semua tempat kerja,
tempat alat pengangkut, mesin pompa dan mesin-mesin yang lain, jalan
setapak, tikungan dan tempat-tempat penyimpanan material, serta tempat
yang mengandung potensi bahaya lainnya;
Jaringan instalasi listrik di dalam terowongan harus mengikuti standar yang
ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara;
Harus ada sumber tenaga listrik cadangan yang dapat menggantikan aliran
listrik PLN jika padam; 8.2.4. Di dalam terowongan dilarang mengoperasikan
mesin dengan bahan bakar gasoline (bensin);
Terowongan harus dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai. Apabila
digunakan blower harus mampu memasok paling sedikit 100 (seratus) kaki
kubik / menit / orang. Apabila di dalam terowongan dioperasikan mesin diesel,
maka jumlah tersebut harus ditambahkan dengan 75 kaki kubik / menit / BHP
tenaga mesin.
Keadaan Darurat
Pelaksana konstruksi harus menyusun rencana evakuasi keadaan darurat
lengkap dengan peralatan penyelamatan di dekat pintu masuk terowongan
sehingga memudahkan regu penyelamat melakukan tugas penyelamatan;
Pekerja harus mengetahui jalur jalan keluar yang paling cepat apabila terjadi
keadaan darurat dan Mandor akan membunyikan tanda bahaya (sirine) bila
terjadi keadaan darurat;
Apabila ada bagian terowongan yang mempunyai kedalaman lebih dari 10
(sepuluh) meter harus disediakan alat pengangkat penyelamatan yang akan
menjadi alat operasi penyelamatan regu penyelamat; Detail alat pengangkat
lihat Bab 17;
Lampu darurat harus dipasang disepanjang terowongan dan siap dinyalakan
apabila lampu kerja padam.
Peledakan di Dalam Terowongan
Bahan peledak dan detonator harus diangkut secara terpisah ke mulut
terowongan. Apabila peledakan
menggunakan detonator listrik, maka jaringan listrik untuk peledakan harus
dibuat terpisah dan instalasinya harus dipisahkan dengan instalasi jaringan
listrik untuk penerangan;
Aliran listrik yang berjarak radius hingga 30 (tiga puluh) meter harus dimatikan
sebelum peledakan;
Sebelum peledakan dilakukan dibunyikan sirine siaga III dan harus dipastikan
bahwa seluruh pekerja telah meninggalkan terowongan, dan Kepala Tim / Ahli
Peledakan adalah orang yang paling akhir meninggalkan mulut terowongan;
Ahli Peledakan adalah orang yang pertama kali memasuki terowongan
setelah peledakan dilaksanakan. Sisa bahan peledak tidak boleh disimpan di
dalam terowongan. Sisa bahan peledak harus segera dikembalikan ke
gudang tempat penyimpanan yang telah ditentukan;
“TERIMA KASIH”