Anda di halaman 1dari 67

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN &


PENANGANAN KEADAAN DARURAT
Ir. Kusumo Drajad S,ST,Msi,CSP, IPU, ASEAN Eng
kusumods@gmail.com

1
TUJUAN
Memeberikan penjelasan kompetensi kerja tenaga kerja
yang berprofesi sebagai Ahli Muda Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi dalam pengendalian
kondisi tanggap darurat. Mahasiswa dapat:
1. Menginventarisasi peraturan perundangan-undangan
yang terkait dengan tanggap darurat,
2. Merencanakan pengendalian penanggulangan
Tanggap Darurat.

2
APARTEMEN NEO SOGO TERBAKAR

3
STANDARD DAN PERATURAN
• 1. NFPA 10 , STANDARD FOR PORTABLE FIRE EXTINGUISHERS
• 2. NFPA 13, STANDARD FOR INSTALLATION OF SPRINKLER
SYSTEMS.
• 3. NFPA 20, STANDARD FOR THE INSTALLATION OF STATIONARY
PUMP FOR THE PROTECTION.
• 4. SNI 03 – 3987 – 1995, PANDUAN PEMASANGAN APAR UTK
PEN-CEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.
• 5. SNI 03–3986–2000, TATA CARA PERENCANAAN DAN PEMA-
SANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIS UTK
PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.
• 6. SNI 03 – 3989 – 2000, TATA CARA PERENCANAAN DAN
PEMASANGAN SISTIM SPRINKLER OTOMATIS UTK PENCEGAHAN
BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG.
4
STANDARD DAN PERATURAN
7. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. PER.04/MEN/ 1980.
TENTANG SYARAT SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAAN
ALAT PEMADAM API RINGAN.
8. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NO.Kep.186/MEN/1999
TTG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
9. INSTRUKSI MENKER RI No.INS.11/M/BW/1997 TENTANG
PENGAWASAN KHUSUS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.
10. KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.441 / KPTS /
1998, TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG.
11.KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NO.10 /
KPTS / 2000. TENTANG KETENTUAN TEKNIS PENGAMANAN
TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG
DAN LINGKUNGAN.

5
DEFINITION
API ADALAH SUATU REAKSI KIMIA CEPAT (OKSIDASI) YANG
BERSIFAT EKSOTERMIS, TERBENTUK DARI 3 (TIGA) UNSUR
YAITU: PANAS, UDARA DAN BAHAN BAKAR YANG
MENIMBULKAN PANAS DAN CAHAYA.
FUEL

CHAIN
OXYGEN
REACTION
HEAT

6
TEORI DASAR TERJADINYA API
Jadi untuk menimbulkan API AWAL diperlukan 3 unsur :

1. Benda/bahan bakar (FUEL) - yang harus menjadi uap dulu

2. Sumber panas (HEAT/ENERGI) - yang cukup untuk menentu-


kan titik nyala.

3. Oksigen (O2) - Sebagai oksidator

Untuk memulai suatu proses terjadinya api diperlukan


adanya : BAHAN BAKAR, SUMBER PANAS, DAN
OKSIGEN.
7
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA KEBAKARAN

Peristiwa terjadinya kebakaran selama ini disebabkan


oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Manusia
2. Penyalaan sendiri
3. Gerakan alam

8
ALAT PEMADAM API RINGAN

Portable Fire Extinguisher

9
KESIAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Penempatan tabung APAR ternyata juga diatur
dalam Permenakertrans RI No 4/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan:

❑ Tabung APAR haruslah mudah dilihat, diakses


dan diambil, juga harus diberi tanda
pemasangan APAR di atasnya.
❑ Pemberian tanda pemasangan APAR paling
tidak 125 cm dari lantai (jarak minimal APAR dari
lantai adalah 15 cm) dan harus berada tepat di
atas tabung APAR yang dimaksud.
❑ Jarak antar APAR adalah 15 meter, atau bisa
diatur ulang sesuai dengan arahan ahli atau
petugas K3.
❑ Tabung APAR sebaiknya berwarna merah.
KESIAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Tabung APAR

tambahkan tinggi
dasar APAR minimal
brp cm. Kalau
diletakkan di bawah
lantai,harus diberi alas
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

ABC D Metals

A B C
Multi Purpose 12
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker - 04/80
• Klas A: semua benda padat yang dapat / mudah
terbakar kecuali logam.
• Klas B: semua benda cair dan gas yang dapat / mudah
terbakar.
• Klas C: kebakaran yang disebabkan oleh hubungan
pendek pada tenaga listrik, karena gagal berfungsinya
alat listrik.
• Klas D: semua jenis logam yang dapat terbakar.
 Pemerintah Indonesia telah memberlakukan
klasifikasi kebakaran Standar NFPA (Standar Amerika)
sesuai dengan Permenaker Nomor: 04/men/1980
13
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ).
3. JENIS GAS : CO2, N2 ( Inergen )

Dry powder dipakai untuk kebakaran klas D.

14
AIR
Air adalah media yang umum digunakan berdasarkan sifat
atau efek pendinginan dan penyerapan yang baik serta
daya penguapan yang tinggi.

KEUNTUNGAN :
• Mudah diperoleh dan tersedia.
• Mudah disimpan, dibawa dan dialirkan.
• Mudah dikemas, dibentuk dan murah harganya.

15
JENIS BUSA
BUSA MEKANIK :
Busa mengembang rendah, rasio: 10 : 1
Busa mengembang menengah, rasio: 100 : 1
Busa mengembang tinggi, rasio: 1000 : 1

BUSA KIMIA :
Terjadi akibat reaksi kimia, (aluminium sulfat &
sodium bicarbonat) dikemas dalam sebuah tabung
dan terpisah ditambah dengan air. Bila ketiga
bahan tsb tercampur akan menghasilkan busa.

AFFF (Aqeous Film Forming Foam).


Umumnya disebut Light Water (Wetting Agent).
Dicampur air dengan perbandingan 9 : 1.

16
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

 Teknik pemasangan APAR tidak


boleh dipasang di dalam ruangan
yang mempunyai suhu lebih tinggi
dari 49 0 C dan di bawah 4 0 C.
17
CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN

C ABUT KUNCI PENGAMAN PADA


HANDLE TABUNG

A RAHKAN SELANG KE PUSAT API,


PEGANG UJUNG SELANG
BERDIRILAH PADA JARAK 2-3 M DARI API

T EKAN PEMICU HANDEL


TABUNG SAMPAI MEDIA
PEMADAM KELUAR

S APUKAN KE DASAR API MULAI


DARI SATU SISI KE SISI LAINNYA
SAMPAI API PADAM
APAR
18
CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN
P P TA S S -- Pull, Press, Test, Aim, Squeeze, and Sweep
Pull (tarik)
Press lever (tekan tuas)
Test APAR
Aim (arahkan)
Squeeze nozzle (tekan nozzle)
Sweep (sapukan)
HR / HRD / TRG
19
Fire Ratting

KLASIFIKASI Rating : Nilai angka

A 1A
2A
1B
2B
3A 5B
B 4A 10B
6A 20B
C 10A
20A
30B
40B
D 40A 80B

20
Fire Ratting

STANDAR UJI

A. : Tumpukan kayu dengan volume


tertentu dibakar 10 menit

B. : Premium dengan jumlah dan luas


tertentu dibakar 3 menit

C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt

D. : Tidak dilakukan pengujian 21


STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


22
Penempatan APAR
Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft

1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250

23
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat

24
TEHNIK PEMADAMAN API
 SMOTHERING ( MENYELIMUTI ) ADALAH:
Memutuskankan hubungan antara udara luar dengan
benda/ uap yang terbakar agar perbandingan udara
(oksigen) dengan bahan bakar berkurang.
 COOLING ( MENDINGINKAN )
Menyerap panas dari bahan bakar yang terbakar
akibatnya akan menghalangi proses pembakaran.
 STARVATION
Memutuskan supplay bahan bakar.
 BREAKING CHAIN REACTION
Memutuskan rantai reaksi-reaksi pembakaran atau
dengan menangkap radikal-2 bebas, OH-, H+ agar tidak
dapat melanjutkan proses pembakaran.
25
SMOOTHERING (MENYELIMUTI).
➢ MENGAMBIL/MENGURANGI/MEMISAHKAN UDARA
DENGAN BAHAN BAKAR SEHINGGA TIDAK ADA
KONTAK PADA KEDUA ZAT TERSEBUT.

➢ CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN MENUTUP


PERMUKAAN BAHAN BAKAR DENGAN SELIMUT API
(FIRE BLANKET) ATAU DENGAN BUSA (FOAM).

26
PENDINGINAN / COOLING

➢ MENGURANGI / MENURUNKAN
TEMPERATUR BAHAN BAKAR HINGGA DI
BAWAH TITIK NYALANYA / FLASH POINT.

➢ CARA INI MISALNYA MENGGUNAKAN


SEMPROTAN AIR DAN BUSA.

27
STARVATION (MENGHILANGKAN)

MENGAMBIL / MENGURANGI BAHAN BAKAR


SAMPAI DI BAWAH BATAS DAPAT TERBAKAR
BAWAH (LOW FLAMABLE LIMIT /LFL).

CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN


MENUTUP SALURAN/ KERANGAN BAHAN BAKAR
PADA DAERAH YANG TERBAKAR.

28
BREAKING CHAIN REACTION FOR
EXTINGUISHMENT

MEMUTUS RANTAI REAKSI KIMIA PEMBAKARAN


SEHINGGA TIDAK ADA LAGI RADIKAL BEBAS
BAHAN BAKAR YANG BEREAKSI.

CARA INI MISALNYA DENGAN MENEBAS API


(MEKANIS) ATAU MENAMBAHKAN BAHAN
KIMIA KE REAKSI PEMBAKARAN (HALON/DRY
CHEMICAL).

29
DILLUTION (PENGENCERAN)

MENGURANGI KADAR OKSIGEN DI UDARA


SAMPAI BATAS MINIMUM SEHINGGA
PEMBAKARAN TIDAK DAPAT BERLANGSUNG.

CARA INI MISALNYA MENGGUNAKAN GAS


“INERT” (SEPERTI NITROGEN) UNTUK
MELAKUKAN PURGING SAMPAI GAS FREE.

30
CARA KERJA BUSA DLM MEMADAMKAN API.
• Smothering.
Busa menyelimuti permukaan bahan bakar cair dan
O2. •Flame
•Busa / foam

FUEL

31
CARA KERJA BUSA DALAM MEMADAMKAN API.
• VAPOUR SUPPRESSION.
Busa yang menyelimuti permukaan cairan yang terbakar, busa akan
menekan pengeluaran uap dari bahan bakar.
•Busa / foam

FUEL

32
CARA KERJA BUSA DALAM MEMADAMAKAN API
Steam Generation.
Air yang berada di permukaan cairan yang terbakar akan
berubah menjadi uap dan efeknya mengurangi aliran O2
dipermukaan bahan bakar yang terbakar maka akan membantu
pemadaman api.
•Steam
•Foam

FUEL

33
CARA KERJA BUSA DALAM MEMADAMKAN API
Surface cooling
Busa yang berada di permukaan cairan yang terbakar
menyerap panas pada permukaan teratas, mengurangi
penguapan serta mencegah penyalaan kembali.

•FOAM / BUSA

Transfer of heat

•FUEL
34
DRY CHEMICAL
Ada beberapa ragam / macam.
• Sodium Bicarbonate
• Multipurpose (mono ammonium phospate, MAP)
• Purple K ( Potassium Bicarbonate ). TOTAL menggunakan
alat pemadam dry chemical jenis “Purple K” di lepas
pantai (Offshore Extinguishers).
• Super K ( Potassium Chloride base )
• Monne X ( Potassium Carbonte )

35
SIFAT UMUM DRY CHEMICAL POWDER

* Tidak menghantarkan arus listrik


* Meninggalkan bekas
* Kerapatan tabung penyimpanan harus diperhati-
kan, bila udara kelembabannya tinggi akan
merusak sehingga Dry Chemical menggumpal.
* Dry Chemical mempunyai ukuran tepungnya
berkisar antara 10 hingga 75 micron.

36
PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Tindakan Preventive
2. Tindakan Represive
3. Tindakan Rehabilitative

1. TINDAKAN PREVENTIVE:
Adalah tindakan yang dilakukan sebelum terjadi
kebakaran dengan maksud menekan atau
mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya kebakaran.

37
CONTOH TINDAKAN PREVENTIVE:
• Mengadakan penyuluhan-penyuluhan
• Pengawasan terhadap penyimpanan dan
penggunaan barang-barang
• Pengawasan peralatan yang dapat menimbulkan api
• Pengadaan sarana pemadaman kebakaran
• Pengadaan sarana penyelamatan dan evakuasi
• Pengadaan sarana pengindera kebakaran
• Mempersiapkan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan)
• Penegakkan peraturan dan ketentuan-ketentuan
• Mengadakan latihan berkala.

38
2. TINDAKAN REPERESIVE:
Adalah tindakan yang dilakukan pada saat terjadi kebakaran dengan
maksud untuk mengurangi/ memperkecil kerugian-2 yang timbul sebagai
akibat dari kebakaran.

3. TINDAKAN REHABILITATIVE
Adalah usaha-usaha yang dilakukan setelah terjadi kebakaran,
dengan maksud evaluasi dan menganalisa peristiwa kebakaran
untuk mengambil langkah-langkah berikutnya, antara lain:
• Membuat pendataan
• Menganalisa tindakan-tindakan yang telah dilakukan
• Menyelidiki faktor-faktor penyebab kebakaran sebagai
bahan pengusutan.
 Penanggulangan bahaya kebakaran yang lengkap
adalah: Tindakan preventif, tindakan represif dan
tindakan rehabilitatif.
39
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
1. SISTEM PROTEKSI PASIF
2. SISTEM PROTEKSI AKTIF

40
1. SISTEM PROTEKSI PASIF

– DETEKTOR: ASAP, PANAS, NYALA API


– ALARM KEBAKARAN LISTRIK
– BAHAN BANGUNAN / ISI BANGUNAN SULIT
TERBAKAR
– PELAPIS BAHAN TAHAN API

41
ALARM
• Memberi peringatan terhadap bahaya
api baik berupa bunyi / visual secara
otomatis

• Standar Sistem Alarm


– Kontrol Unit
– Mempunyai tenaga listrik utama dan
cadangan
– Alarm detektor api, Manual detector
sprinkler system
– Sistem Pembantu seperti Ventilasi Shut
Down
– Remote Alarm untuk Unit Kebakaran

42
SPRINKLER

• Sistem kontrol asap dan kontrol panas


• Alat pemadam api ringan
• Water sprinkler system
– Sprinkler head otomatis terbuka bila suhu panas
– Reservoir air
– Kontrol valve
– Pipa air

43
• KEPEKAAN
TERGANTUNG
WARNA KACA
PADA KEPALA
SPRINGKLER
0
– JINGGA 57 C
0
– MERAH 68 C
0
– HIJAU 93 C
0
– BIRU 141 C
0
– UNGU 182 C
0
– HITAM 204 C

44
2. SISTEM PROTEKSI AKTIF

- APAR
- HIDRAN

45
WATER & WATER ADDITIVE SPECIAL
EXITGUISHING SYSTEM
• Sistem Khusus Spray air
• Foam System
• Gas Extinguishing System
– CO2
– Inert Gas
– Halon
– Halon Karbon

46
- HIDRAN
• KLAS I : SELANG 2 ½”
• KLAS II : SELANG 1 ½”
• KLAS III : KOMBINASI KLAS I DAN KLAS II

PENEMPATAN :
• DI DALAM GEDUNG
• DI LUAR GEDUNG
• DILENGKAPI KOPLING KEMBAR SIAM (FDC)

47
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN

MEMAHAMI PENGERTIAN TANGGAP DARURAT DAN ISTILAH-ISTILAH TERKAIT

MEMAHAMI PENYEBAB TERJADINYA KEADAAN DARURAT

MELAKSANAKAN PELATIHAN DAN SIMULASI

MEMBANTU MEMBUAT LAPORAN DAN MENDOKUMENTASIKAN

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TANGGAP DARURAT


PENDAHULUAN
DEFINISI
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada suatu kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

LATAR BELAKANG
Kecelakaan Pelatihan adalah
walaupun sudah Menekan jumlah
Kompleksitas bagian dari
1 diupayakan
pencegahannya,
2 pekerjaan konstruksi 3 dan tingkat
keparahan korban
4 persyaratan
pembinaan
masih bisa terjadi

Jenis pekerjaan yang dimulai dari


Upaya pencegahan bawah hingga keatas, pondasi Peraturan Perundangan
Pertolongan awal terhadap
kecelakaan dan sakit dilanjutkan struktur, mekanikal dan persyaratan SMKK
korban dapat membantu
tidaklah cukup, masih dan arsitektur dan finishing yang mengharuskan adanya
meringankan dan menjaga
diperlukan upaya untuk bisa berjalan beriringan dan pelatihan siaga darurat
agar kondisi tidak lebih
terbiasa dalam kesiagaan paralel serta jenis alat dan bahan oleh pengurus, untuk
parah, sampai
menghadapi keadaan yang beraneka-ragam yang meningkatkan kompetensi
didapatkannya bantuan
darurat ditempat kerja digunakan, melibatkan banyak petugas dan partisipasi
lanjutan
pihak tenaga kerja
JENIS JENIS KEADAAN DARURAT

KETUMPAHAN BAHAN KEBOCORAN GAS BERACUN HURU HARA


BANJIR BADAI
KIMIA

GEMPA BUMI KEBAKARAN DINAMIT/ BOM GUNUNG MELETUS TSUNAMI


JENIS KEADAAN DARURAT

Natural Hazzard
Medis - 04 (Bencana 01 - Bencana Alamiah
Wabah, Pandemi, Alamiah) ✓ Banjir
Serangan Jantung, 01 ✓ Kekeringan
Keracunan, dll. Medis ✓ Angin topan
02 ✓ Gempa
Keadaan ✓ Petir
04 Darurat Technological
Huru Hara - 03 Hazard 02 - Kegagalan Teknis
03 (Kegagalan ✓ Pemadaman listrik
Perang / Kerusuhan /
Terorisme Teknis) ✓ Bendungan bobol
Huru Hara ✓ Kebocoran nuklir
✓ Peristiwa
Kebakaran/ledakan
✓ Kecelakaan konstruksi
✓ Kecelakaan lalu lintas
AKIBAT KEADAAN DARURAT

RENCANA TANGGAP DARURAT

Tujuan :
Fisik dan Material: Non Materiil ❑ Mengurangi dampak
yang diakibatkan oleh
a. Korban manusia (mati atau a. Terganggunya struktur
cacat tetap) kegiatan proyek bagi suatu Keadaan Darurat
konstruksi atau kegiatan ❑ Kesiapsiagaan
b. Korban harta benda dan
sarana / materiil untuk sosial bagi masyarakat. menghadapi Keadaan
kehidupan masyarakat atau b. Terganggunya kondisi Darurat
sarana produksi bagi ekonomi. ❑ Tanggap menghadapi
kegiatan konstruksi Keadaan Darurat
❑ Pemulihan setelah terjadi
Keadaaan Darurat
PEMAHAMAN SEDERHANA
KEADAAN
DARURAT PANIK MELUAS

KORBAN
DARURAT ANDA MENGERTI DILOKALISIR DISELESAIKAN
MINIM
• Kebakaran
• Ledakan
• Banjir
KORBAN
• Kecelakaan TIDAK MENGERTI MELUAS PENYELESAIAN SULIT
BANYAK

PELATIHAN
TINDAKAN • Evakuasi RISIKO
PROSEDUR • APAR MINIMAL
TERENCANA
• P3K
• Bencana
Pada dasarnya Kesiagaan dan Tanggap Darurat
dibagi dalam 3 bagian :

Rencana Tanggap Darurat Peralatan Keadaan Darurat


• Identifikasi kecelakaan dan keadaan darurat yang potensial ▪ Sistem alarm
• Identifikasi personil yang bertanggung jawab selama ▪ Lampu dan sumber tenaga darurat
keadaan darurat ▪ Cara penyelamatan diri
• Tugas, tanggung jawab dan wewenang personil selama ▪ Evakuasi yang aman
keadaan darurat ▪ Isolasi terhadap katup, dan saklar / pemutus arus
• prosedur evakuasi ▪ Peralatan pemadam api
• Identifikasi dan lokasi material berbahaya, dan tindakan ▪ Peralatan P3K (termasuk shower darurat, bak
darurat yang dibutuhkan pencuci mata,dll)
• Hubungan dengan pihak jasa keadaan darurat eksternal ▪ Fasilitas komunikasi
• Komunikasi dengan badan hukum
• Komunikasi dengan tetangga/lingkungan dan umum
• Perlindungan terhadap catatan dan peralatan vital/penting Praktek / Latihan Simulasi (Practice
• Ketersediaan informasi penting selama keadaan darurat. Drill)
▪ Latihan simulasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan.
▪ Bila dimungkinkan, jasa keadaan darurat eksternal
55 juga
dilibatkan.
KESIAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Contoh Menetapkan Darurat Bahaya sesuai dengan kemungkinan tempat bekerja

Keadaan Darurat Mungkin Lokasi


Kebakaran dan ledakan ….. …..
Bom ….. …..
Bahan Kimia Berbahaya Ya Gudang SUMBER INFORMASI

Kebocoran Radiasi Ya Ground ▪ Info Media


SUMBER PENGARUH
Amuk Massa Ya Kantor ▪ Lembaga Pemerintah
▪Orang/ People
Banjir Tidak - ▪ Lingkungan Setempat
▪Peralatan/ Equipment
▪ Cuaca
Kerusakan Lingkungan Ya Semua ▪Bahan/ Materials
▪ Kebiasaan Pekerja
Kecelakaan Jumlah Besar Ya Semua ▪Lingkungan/ Environment
▪ Kejadian Khusus
Kerusakan Benda Ya Semua
▪ Operasional
Gempa Bumi Tidak -
Tenggelam Tidak -
KESIAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Perlengkapan Peralatan P3K Isi Kotak P3K
(Permenakertrans No.PER.15/MEN/VIII/2008)

No. Isi Jumlah


1 Kasa Steril Terbungkus 20
2 Perban (lebar 5 cm) 2
3 Perban (lebar 10 cm) 2
4 Plester (Lebar 1,25 cm) 2
5 Plester Cepat 10
6 Kapas (25 gram) 1
7 Kain segitiga/mittela 2
8 Gunting 1
9 Peniti 12
10 Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2
11 Masker 2
12 Pinset 1
13 Lampu senter 1
14 Gelas untuk cuci mata 1
15 Kantong plastik bersih 1
16 Aquades (100 ml larutan saline) 1
17 Povidon Iodin (60 ml) 1
18 Alkohol 70% 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1
20 Buku catatan 1
21 Daftar isi kotak 1
KESIAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Kebutuhan Organisasi Tanggap Darurat dan Pembagian Tugas

Anggota Unit

Evakuasi P3K APAR Pengamanan

Kelengkapan :
1. Seragam dan Tanda Petugas
2. APD sesuai Bidangnya: ditambah Masker,
Kacamata, Sarungtangan, Helmet
3. Senter, Bendera, HT, Pengeras suara, Peluit, Tas
P3K Kecil
4. Nomor-nomor penting internal dan Pihak Luar
Permen PUPR No.10 tahun 2021 – lampiran i

3.4 Formulir Kesiagaan dan Tanggap Darurat

59
Permen PUPR No.10 tahun 2021 – lampiran i
3.4 Formulir Kesiagaan dan Tanggap Darurat

60
Permen PUPR No.10 tahun 2021 – lampiran i
3.4 Formulir Kesiagaan dan Tanggap Darurat

61
Permen PUPR No.10 tahun 2021 – lampiran i
3.4 Formulir Kesiagaan dan Tanggap Darurat

62
Contoh Instruksi / Prosedur
Tanggap Darurat

Ya

Tidak

Dibawa ke RS untuk divisum


MEMAHAMI PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Contoh Instruksi / Prosedur Tanggap Darurat
TANGGAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Evaluasi dan Pelaporan
D Partisipasi Karyawan dan Pekerja
REKAP EVALUASI LATIHAN TANGGAP DARURAT
1.Mempelajari Petunjuk Umum Keadaan Darurat V sedikit yang mempelajari
No Kegiatan PIC Penjelasan
2.Membawa file/dokumen penting V sedikit yang membawa
A Organisasi
3.Menyesuaikan atau berjalan kearah yang benar V banyak yang mengikuti arah
1.Struktur MKKG -lengkap V Belum lengkap, dan petugas lantai kurang
4.Mengikuti arahan Petugas V banyak yang mengikuti arahan
2.Surat Penetapan Tugas-ada V ada 5.Serius dalam melakukan tindakan V masih banyak yang tidak serius
6.Tidak menggunakan HP V masih ada yang menggunakan hp, sedikit
3.Terlatih-lebih awal ada latihan yang cukup V ada latihan diruang dan di tempat tugas
7.Rapat penting V masih ada yang tetap berlangsung
4.Waktu Evakuasi-tercepat-paling lama-Menit V paling lama 20 menit sampai Muster point
E Peran Petugas Lantai kerja
5.Papan "Sedang Pelatihan Tanggap Darurat"-ada V ada dan cukup 1.Rompi atau Tanda Lengan atau Topi V kurang lengkap, bendera tidak ada
2.TOA, Masker, Sempritan, HT, V belum semua pakai HT, toa kurang
3.Tindakan Menuntun Karyawan/tenant V belum semua mengarahkan
B Peran Tim leader/BM/Garuda 1
1.Suara Jelas V jelas 4.Floor Warden - Kepemimpinan - perintah V semua mengarahkan

2.Tegas dan runtut dalam memberikan perintah V tepat namun perlu lebih tegas 5.Pemeriksaan Kelengkapan sarana ( pakai Check List) V semua pakai check list

3.Kepemimpinan di lokasi Muster Point-Bagus V seimbang, perlu latihan 7.Anggota-aktif-pasif-terlatih V semua petugas terlatih
8.Pelaporan Akhir-ada V Belum semua membuat laporan akhir
4.Perintah Pemulihan-ada V seimbang
5.Evaluasi secara Umum dan Ucapan Terimakasih- F Pelaksanaan Kerja Tim P3K
V seimbang
ada
1.Tim Leader-Kepemimpinan dan Perintah V tepat dan tegas

C Sosialisasi 2.Anggota-kerjasama V seimbang, korbang tidak perlu dibawa ke MP


1.Surat Pemberitahuan V ada, bocor disampaikan oleh atasan 3.Tahapan Kerja - Bantuan Dasar V tepat
2.Sosialisasi internal V di beberapa unit, ada yang kurang jelas 4.Transportasi Menuju Mobil Ambulan V tepat, ambulan sebaiknya jangan mundur
5.Transportasi Ibu Hamil-kursi dorong V tepat
cukup dengan surat, namun jadual
3.Sosialisasi Tenant dan Eksternal V
berubah 6.Transportasi-Memanggul korban pincang V tepat
3.Sosialisasi ke Tetangga V cukup, dengan pemberitahuan 7.Pelaporan Akhir-ada V ada
TANGGAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT
Evaluasi dan Pelaporan
G Peran Security
1.Menutup Jalur Keluar/Masuk Kendaraan V tertutup
2.Mengamankan jalur evakuasi halaman V kurang, Masih ada kendaraan di jalur evakuasi
3.Melarang Karyawan Kembali Ke ruangan V semua melarang
4.Komandan-Kepemimpinan- Perintah V kepemimpinan jelas
5.Mengamankan lingkungan dari pihak luar V semua melarang
6.Pelaporan akhir-ada V belum semua melaporkan
7. Mengarahkan pekerja ke muster point V tidak dilakukan..mengarahkan

H Pelaksanaan Kerja Tim APAR


1.Tim Leader-Kepemimpinan dan Perintah V tepat dan tegas
2.Alat Pelindung Diri-lengkap V semua lengkap
3.Anggota-kerjasama-bagus V seimbang
4.Tahapan Kerja - menggunakan APAR-tepat V tepat tegas
5.Pelaporan akhir-ada V ada

I Suasana Muster Point


1.Tertib dan Rapi V belum semua tertib
2.Lokasi-cukup-sempit-kurang nyaman V luas dan cukup
3.Hujan-terang-panas V terang dan panas
4.Serius dalam latihan-meneriman arahan V belum semua serius
5.Tanda Lokasi-batasan area evakuasi-ada dan jelas V kurang banyak dan jelas
TERIMAKASIH

67

Anda mungkin juga menyukai