BIO-LISTRIK
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses
respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik
yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif
pada permukaan dalam bidang batas/membran.
Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang
terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang dihasilkan oleh ion-ion dan muatan –muatan tersebut
serta tegangan yang dihasilkan.
Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan oleh sel-sel tubuh.
Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-bio atau biopotensial. Tegangan yang paling besar
dihasilkan oleh sel-sel saraf (nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan yang terjadi pada sel,
(selanjutnya disebut tegangan sel (cell potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya, dan untuk
menjaganya, sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai ke dalam tubuh, sebanyak
paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran tegangan pada sel.
Tegangan sel dapat bertahan konstan dalam jangka waktu yang lama, namun dapat pula diubah
melalui suatu perlakuan internal maupun eksternal dalam bentuk gangguan atau rangsangan (fires).
Pengubahan nilai tegangan pada sel akan menghasilkan suatu pulsa tegangan (voltage pulses). Efek
yang ditimbulkan oleh pengubahan tengangan ini sangat bergantung pada jenis selnya. Sel-sel saraf,
oleh karena pengubahan nilai tegangan selnya, dapat menghasilkan pulsa tegangan yang dapat
dirambatkan ke berbagai sel lainnya untuk memberi informasi tentang hal-hal yang kita rasakan dari
panca indra. Aktivitas sekumpulan sel-sel ditentukan oleh keadaan tegangan yang dihasilkannya dan
dapat diukur melalui suatu alat pengukur pulsa-pulsa tegangan.
Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.Transmisi sinyal
biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan
isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan
temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke
seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk
diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang
beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala
epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.
Alat elektroencephalogram (EEG) adalah alat yang digunakan untuk merekam pulsa-pulsa tegangan
yang dihasilkan oleh aktivitas sel-sel saraf otak. Alat elektrocardiogram (ECG) digunakan untuk
merekam pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh aktivitas sel-sel otot, khususnya otot jantung.
1. Penemuan Biolistrik
Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya,
baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai
listrik diteliti.
a. Histori Yunani Kuno : Batu amber digosok dapat menarik benda kecil seperti jerami atau bulu
(kata listrik dari bahasa yunani, electron = amber) Gilbert, 1600, dokter istana Inggris –>
electric (membedakannya dgn gejala kemagnetan)
b. Du Fay, 1700, tolak menolak – tarik menarik –> resinous (-), vitreous (+)
Franklin, ilmuwan USA membagi muatan listrik atas dua: positif dan negatif. Jika gelas dengan
sutera digosokkan, maka gelas akan bermuatan positif dan sutera akan bermuatan negative
c. Luigi Galvani (1786), periode hujan badai: Menyentuh otot tungkai seekor katak dengan metal,
teramati otot berkontraksi. Aliran listrik akibat badai merambat melalui saraf katak sehingga
otot-ototnya berkontraksi. Kemudian hari: Impuls dalam sistem syaraf terdiri dari ion-ion yang
mengalir sepanjang sel syaraf, analog dengan aliran elektron dalam konduktor. Pada tahun 1786
dia melaporkan hasil eksperimennya bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberikan aliran
listrik lewat suatu konduktor.
d. Millikan (1869 – 1953), mencari harga muatan paling kecil, percobaan tetes minyak Millikan.
Muatan elektron e = 1,6 10-19 C
e. Caldani (1856), kelistrikan pada otot katak yang telah mati.
f. Arons (1892), merasa ada aliran frekuensi tinggi melalui tubuhnya sendiri serta pembantu atau
asistennya.
g. Van Seynek (1899), mengamati terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan aliran frekuensi
tinggi.
h. Schlephake (1982), melaporkan tentang pengobatan dengan menggunakan Short Wave.
- Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil
depolarisasi atrium kanan dan kiri.
- Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan antara
gelombang P dengan Kompleks QRS
- Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yang merupakan
hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Kompleks QRS pada umumnya terdiri dari
gelombagn Q yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang
merupakan gelombang defleksi positif pertama, dan gelombang S yang merupakan
gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
- Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks
QRS dengan gelombang T.
- Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan
kanan.
- Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini
masih belum jelas.
Fungsi EKG:
d. Microwave Diathermy
Micro Wave Diathermy merupakan suatu pengobatan menggunakan stressor fisis berupa
energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz dengan
panjang gelombang 12,25 cm. Prinsip produksi gelombang mikro pada dasarnya sama dengan
arus listrik bolak-balik frekuensi tinggi yang lain, hanya untuk memperoleh frekuensi yang
lebih tinggi lagi diperlukan suatu tabung khusus yang disebut magnetron. Magnetron ini
memerlukan waktu untuk pemanasan, sehingga output belum diperoleh segera setelah mesin
dioperasikan. Untuk itu mesin dilengkapi dengan tombol pemanasan agar mesin tetap dalam
posisi dosis nol antara pengobatan satu dengan yang berikutnya. Pada posisi tersebut tabung
tetap mendapatkan arus listrik, tetapi dosis ke pasien nol, sehingga terhindar dari seringnya
perubahan panas.
Arus dari mesin mengalir ke elektroda melalui co-axial cable, yaitu suatu kabel yang
terdiri dari serangkaian kawat di tengah yang diselubungi oleh selubung logam yang dikelilingi
suatu benda isolator. Kawat dan selubung logam tadi berjalan sejajar dan membentuk sebagai
kabel output dan kabel bolak-balik dari mesin. Konstruksi kabel semacam ini diperlukan untuk
arus frekuensi yang sangat tinggi dan panjangnya tertentu untuk suatu pengobatan.
Co-axial cable ini menghantarkan arus listrik ke sebuah area dimana gelombang mikro
dipancarkan. Area ini dipasang suatu reflektor yang dibungkus dengan bahan yang dapat
meneruskan gelombang elektromagnetik. Konstruksi ini dimaksudkan untuk mengarahkan
gelombang ke jaringan tubuh yang disebut emitter, director atau aplicator atau sebagai
elektrode.
e. EEG (Electroencephalography)
Electroencephalography (EEG) merupakan suatu kegiatan perekaman dan interpretasi
terhadap aktifitas listrik otak melalui penempatan electrode di kepala. Sebelum melakukan
suatu perekaman atau interpretasi sebaiknya kita sedikit memahami tentang mesin EEG serta
persiapan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil rekaman yang dibutuhkan.
Electroencephalography merupakan suatu instrumen yang digunakan merekam aktifitas
listrik otak. Secara garis besar mesin ini melakukan dua hal pokok, yaitu :
- Menguatkan signal listrik otak yang bertegangan sangat rendah.
- Menghasilkan sebuah grafik yang tertulis atau terdisplai dari aktifitas potensial listrik otak.
- Mesin EEG telah digunakan sejak tahun 1920 dan telah mengalami banyak pengembangan.
Meski elemen-elemen dasar memiliki kemiripan, namun perbaikan telah demikian pesat.
Mesin yang dimulai dari satu channel telah berekspansi menjadi mesin dengan 8, 16, 20,
24, 32, 64, 128 channel dan mungkin lebih. Teknologi EEG digunakan untuk
merepresentasikan secara tepat signal listrik yang berasal dari aktifitas sinaptik spontan di
kortek serebri.
Elektrode menyalurkan potensial listrik dari pasien ke mesin EEG melalui kotak yang
disebut jackbox. Biasanya untuk penempelan elektrode ini dengan bantuan pasta sebagai
penghubung dengan kulit. Pasta ini memiliki dua fungsi yaitu melakukan transmisi potensial
listrik, dan meredam terjadinya artefak gerakan. Elektrode skalp yang digunakan pada rekaman
rutin EEG, mempunyai disain yang simpel dengan permukaan metal, kabel yang fleksibel serta
berwarna agar memudahkan pemasangan. Sepatutnya elektrode yang digunakan mempunyai
resistensi yang rendah. Berdasar pada standar internasional untuk EEG maka resistensi
elektrode skalp yang dianjurkan adalah dibawah 5.000 ohm dan di atas 100 ohm.
f. Electrokauter
Listrik berfrekuensi tinggi dipergunakan untuk mengontrol perdarahan pada waktu
operasi. Searing (=cauterisasi=pembakaran) telah digunakan 2000 tahun yang lalu untuk
menghentikan perdarahan pada luka menganga yaitu dengan menggunakan gulungan kawat
panas diletakkan pada luka tanpa anasthesi/pembiusan. Kauterisasi yaitu suatu pembakaran
dengan menggunakan frekuensi listrik 2 Mhz, tegangan kurang atau sama dengan 15Kv. Ini
menunjukan dasar elektrokauter dan eletrosurgery.
Elektrocauter dan elektrosurgery keduanya berbeda dalam peralatan tetapi menggunakan
probe serta buttplate electrode yang sama. Sebelum melakukan kauterisasai, mula-mula diolesi
dengan pasta dipunggung penderita kemudian buttplate electrode ditempatkan pada punggung
penderita yang sedang berbaring dan diusahakan agar kontak yang baik dengan badan agar
dapat terhindar dari bahaya syok. Apabila probe dimasukan kedalam jaringan maka akan
dilewati arus dengan frekuensi tinggi sehingga diperoleh daya sekitar probe tersebut.
Power density pada probe = 3,3 x103 W/cm3
Frekuensi kawat pada probe = 5 Mhz.
Jaringan dengan 0,25 mm diameter terdapat 15W.
Power density dapat meningkatkan temperatur sekitar 800C
pada probe ; pada jarak 1,25cm dari probe terdapat 0,1C.
Arus listrik yang digunakan hanya bersifat lokal sehingga tidak menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Hal ini tidak akan mengganggu pasien pasien dengan alat alat listrik yang
tertanam di tubuhnya seperti pacemaker dan defiblilator jantung. Yang perlu diperhatikan
adalah apabila terdapat infeksi pada daerah yang akan di cauter, sebaiknya infeksi diatasi
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya penyebaran.
Pada dasarnya electrocauter tidak akan menimbulkan bekas permanen. Hanya saja proses
penyembuhan luka setiap orang bervariasi sehingga dokter tidak bisa menjanjikan sampai
kapan bekas luka tersebut akan hilang. Biasanya berkisar antara dua minggu sampai tiga bulan.
Variasi ini tergantung banyak hal seperti usia dan kondisi kulit pasien. Untuk mempercepat
hilangnya bekas tersebut anda dapat meminta dokter memberikan krim khusus untuk
mempercepat proses penyembuhan luka.
h. Cardiotocography
Cardiotocography adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ (Denyut
Jantung Janin) pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ
maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat
kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat
janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik. Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada
setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
- Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi kronis,
dll).
- Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction).
- Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali).
- Polihidramnion (air ketuban berlebih).