Anda di halaman 1dari 5

Nama : Septi Putiani

NIM : 2302125
Kelas : B || S1 Keperawatan smt 1
Judul Materi : KONSEP MUNCULNYA LISTRIK DIDALAM TUBUH DARI BERBAGAI
RANGSANGAN ( PENGINDRAAN, FISIK, KIMIAWI)

• RANGSANGAN PENGINDERAAN
Listrik yang muncul dalam tubuh manusia sebagai respons terhadap rangsangan
penginderaan didasarkan pada prinsip-prinsip dasar elektrokimia dan aktivitas sel-sel saraf.
Ketika ada rangsangan dari lingkungan, seperti sentuhan atau suara, sel-sel penginderaan
dalam tubuh menghasilkan sinyal listrik.Proses ini terutama melibatkan sel-sel saraf atau
neuron. Neuron memiliki potensial aksi yang merupakan perubahan cepat dalam muatan
listrik di sepanjang membran sel. Ketika rangsangan mencapai neuron, terjadi perubahan
muatan listrik yang menghasilkan impuls listrik yang bergerak melalui sel saraf.
Selain itu, beberapa sel khusus, seperti sel-sel fotoreseptor dalam mata atau sel-sel kulit
khusus, dapat menghasilkan potensial listrik sebagai respons terhadap stimulus tertentu.
Secara umum, proses ini merupakan bentuk komunikasi internal tubuh yang memungkinkan
kita untuk merasakan dan merespons lingkungan sekitar.
• RANGSANGAN FISIkK
Munculnya listrik dalam tubuh sebagai respons terhadap rangsangan fisik terkait dengan
prinsip dasar aktivitas sel saraf. Ketika ada rangsangan fisik, seperti sentuhan atau tekanan
pada tubuh, terjadi perubahan dalam potensial listrik di sepanjang membran sel saraf.Proses
ini disebut potensial aksi. Ketika rangsangan mencapai suatu titik ambang tertentu, terjadi
depolarisasi membran sel saraf, yaitu perubahan tiba-tiba dalam potensial listrik. Ini
menciptakan gelombang potensial aksi yang bergerak sepanjang sel saraf dan memungkinkan
transmisi sinyal ke sel-sel saraf berikutnya atau ke otak.Dengan demikian, konsep munculnya
listrik dalam tubuh dari rangsangan fisik terkait erat dengan kemampuan sel-sel saraf untuk
menghasilkan dan menghantarkan sinyal listrik sebagai respons terhadap stimulus
lingkungan.
• RANGSANGAN KIMIAWI
Munculnya listrik dalam tubuh manusia dari rangsangan kimiawi berkaitan dengan respons
biologis terhadap zat kimia tertentu. Ini terutama terjadi di tingkat sel, di mana perubahan
kimiawi dapat menghasilkan perubahan potensial listrik.
Listrik dalam tubuh atau yang disebut dengan Biolistrik . Bio-listrik adalah daya listrik
hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik
energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya
listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk
potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota
tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup
ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir
untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.Transmisi sinyal
biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi
mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat
berupa tekanan, perubahaan , dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik
pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air. Biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang
bersumber dari ATP ( Adenosine Tri Phosphate) yang dihasilkan oleh salah satu bagian sel
yakni mitokondria dalam proses respirasi, Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuha.
• Kelistrikan dan kemagnetan
Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh
1.Sistem syaraf dan neuron

Sistem saraf terdiri dari dua sistem, yaitu:


 Sistem Saraf Pusat : Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer (saraf afferen dan
efferen)
 Sistem Saraf Otonom : Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh
Struktur dasar dari sistem sraf disebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf mempunyai fungsi
menerima, interpretasi, dan menghantarkan aliran listrik Gelombang arus listrik bekaitan erat
dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf motoris atau saraf sensoris.
Gelombang yang dimaksud diantaranya:
1. KONSENTRASI DI DALAM DAN DI LUAR SEL
Potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu akan terjadi
membran dipole/membran dua kutub dimana larutan dengan konsentrasi yang tadinya
rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang konsentrasi tinggi akan
berubah menjadi kekurangan ion sehingga menjadi lebih negatif.
2. KELISTRIKAN SARAF
Dengan menggunakan mikroskop elektron serat saraf dibagi dalam dua tipe yaitu serat
saraf bermyelin dan tidak bermyelin. Serat saraf bermyelin banyak terdapat pada
manusia. Myelin merupakan insulator (isolasi) yang baik dan kemempuan mengaliri
listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apabila melewati serat saraf yang
bermyelin.
3. PERLAMBATAN POTENSIAL AKSI
Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Poternsial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan
untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang. Dengan
demikian dapat terjadi perambatan poternsial aksi ke segala jurusan sel membran.
Keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
Periode Rerfaktrer Absolut : Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur
kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang lain.
Periode Refrakter Relatif : Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya
maka dari periode refrekter absolut akan menjadi periode refrekter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yan gkuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang
baru.
4. KELISTRIKAN PADA SINAPSIS DAN NEUROMYAL JUNCTION
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis. Berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal Junction.Baik sinapsis maupun neuromyal
junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara
lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya.
5. KELISTRIKAN OTOT JANTUNG
Membran sel otot jantung tanpa rangsangan dari luar akan mencapai nilai ambang
dalam menghasilkan potensial aksi pada suatu rate/kecepatan yang teratur.Interval
waktunya bisa bervariasi oleh karena perubahan dalam hal :
1. Potensial membran istiraha
2. Tingkat dari nilai ambang
3. Slope dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang.
Perubahan ketiga parameter itu sangat memperngaruhi mekanisme kotrol fisologis
terhadap frekuensi jantung.
6. ELEKTRODA
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari
elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang dipakai
sebagai elektroda adalah perak dan tembaga.
7. ISYARAT LISTRIK TUBUH
a. EMG (Elektromiogram), pencatatan otot biolistrik selama pergerakan otot.
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang aktivitas kelistrikan otot.
b. ENG (Elektroneurogram). Untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks,
mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris, dan untuk
menentukan penderita miastenia gravis.
c. ERG (Elektroretinogram), pencatatan potensial biolistrik pada retina melalui
sangsangan cahaya pada retina.
d. EOG (Elektrookulogram), pengukuran beda potensial pada kornea-retina
akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
e. EGG (elektrogastrogram), yang berkaitan dengan peristaltil traktus
gastrointestinalis. F. EEG (Elektroensefalogram), pencatatan isyarat listrik
otak.
f. EKG, ECG (Elektrokardiogram), pencatatan isyarat biolistrik jantung,
dilakukan pada permukaan kulit.

8. AKTIFITAS KELISTRIKAN OTOT JANTUNG


Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu
mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang
depolarisasi. Ini akan menghasilkan kontraksi otot.

Kesimpulan
Bio-listrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke
seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya.
Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Di dalam otak sendiri terdapat
Macam-macam gelombang listrik, diantaranya:
Gelombang alpha, betha, gamma, dan theta yang masing-asing terdapat bekerja
pada kondisi yang berbeda. Potensial aksi merupakan tenomena keseluruhan atau
tidak sama seklai (all or none) yang berarti bahwa begitu nilai ambang tercapai,
peningkatan waktu dan amplitudo dari potendial aksi akan selalu sama, tidak
perduli macam apapun intensitas dari rangsangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous1.2012.Biolistrik.http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrik diakses
tanggal 19 Maret 2013
Anonymous2.2012.Biolistrik.http://strengthlive1899.blogspot.com/2012/11/
makalahkimiakepera watan-1-bio-listrik.html diakses tanggal 19 Maret 2013
Bertha.2012. Pengenalan Hukum dalam Biolistrik
http://beequinn.wordpress.com/nursing/fisika/501-2/ diakses tanggal 19 Maret
2013 Gabriel, J.F. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta. 1996

Anda mungkin juga menyukai