Anda di halaman 1dari 15

BIOLISTRIK

Dr. dicky yuswardi wiratma, m.kes


Pengertian Biolistrik
“Biolistrik” adalah daya listrik hidup yang
terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik
energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Pikiran kita
terdiri dari daya listrik hidup, semua daya
ini berkumpul didalam pusat akal
didalam otak dalam bentuk potensi daya
listrik.
HUKUM DALAM
BIOLISTRIK

             
Dua hukum dalam biolistrik,
yaitu :
1. Hukum Ohm
2. Hukum Joule
1. Hukum Ohm menyatakan bahwa :
 “Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding
langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding
terbalik dengan tahanan dari konduktor”.
 Rumusnya yaitu : R= V/I
 Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V :

tegangan (Volt).
 
2. Hukum joule menyatakan bahwa :
 “Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda
potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan
panas”.
 Rumusnya yaitu : Q =V. I .t
 Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V :

tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus


Sistem saraf dan Neuron
1. SISTEM SARAF
 
 Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi
menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:
Sistem saraf pusat
 Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla
spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat
saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke
otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent.
Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan
informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan
kelenjar yang di sebut saraf efferent.
Beberapa yang ada di saraf pusat :
A. − Otak
 Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan

sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan


manusia

B. − Sumsum tulang belakang


 Sumsum tulang belakang terletak memanjang di

dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-


ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua.
 Sistem saraf Otonom

 Sistemsaraf Otonom
mengendalikan ataupun mengatur
berbagai organ internal, misalnya
jantung, usus dan kelenjar.
Namun, pengontrolan ini
dilakukan secara tidak sadar.
2. NEURON
 Struktur dasar dari sistem saraf
disebut dengan Neuron atau sel
saraf. Suatu sel saraf (neuron)
merupakan bagian terkecil dalam
suatu skema saraf dan berfungsi
untuk menerima, menginterpretasi,
dan menghantarkan pesan listrik atau
aliran listrik.
Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan
untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
3  .Potensial listrik saraf

A.  Potensial aksi sel


Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai
berikut:
a.   Tahap Istirahat (Resting Membrane
Potential).
b.   Tahap Depolarisasi.
c.   Tahap Repolarisasi.
B. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi


dalam dan luar membran sel terdapat
suatu beda potensial yang disebut
dengan potensial istirahat sel
(cell resting potential).
Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di


peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian
ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi
dari akson ke otot, tempat potensial aksi
tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG
dapat diperoleh dari otot atau unit motorik
Yang dirangsang secara elektris.
Sinyal listrik dari Jantung
(Elektrokardiogram)
Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel
jantung
dengan ion Na+. Sel membran otot jantung
(miokardium)
berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan
otot
bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+
masuk
ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel
disebut proses depolarisasi.
Alat yang digunakan untuk mengukur
isyarat listrik tubuh adalah:

 1.      Electromiograf (EMG)


 2.      Electroneurograf (ENG)
 3.      Electroretionograf (ERG)
 4.      Electrogastrograf (EGG)
 5.      Electroensefalograf (EEG)
 6.      Electrokardiograf (EKG)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai