Nim : 1911020080
Tugas : IDK
KONSEP BIOLISTRIK
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu
menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan
lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf
(neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting. (Carr, 1998).
Di dalam sebuah sel terdapat ion Na+, K+, Cl- dan protein. Pada saat membran sel istirahat (tidak ada
sinyal listrik) muatan di dalam sel lebih negative dari pada di luar sel. Jika terdapat rangsangan maka
ion Na+ akan masuk dari luar menuju dalam sel dan membrane sel berada dalam keadaan depolarisasi.
Terjadinya depolarisasi sel membrane secara tiba-tiba disebut potensial aksi. Kemampuan sel syaraf
(neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting. Transmisi sinyal biolistrik (TSB)
mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor
ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan
isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh
seperti gelombang pada permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan
memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Biolistrik juga terjadi di dalam organ jantng
(Anonymous, 2011).
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar
dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita
terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk
potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang
kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat
akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-
bagian tubuh lainnya.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat
menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
B. Hukum dalam biolistrik
Ada dua hokum biolistrik, yaitu : Hukum ohm dan Hukum Joule
1) Hukum Ohm menyatakan bahwa :
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan
berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.
Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I
Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).
2) Hukum joule menyatakan bahwa :
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas”.
Rumusnya yaitu : Q =V I t
Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya
arus mengalir (second).
Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini,
kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang
dirangsang secara elektris.
Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah
neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel)
yang terhubung ke ujung pelat motor. Potensial istirahat pada membran serat otot mirip
dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang
bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,
menyebabkan serat otot saling kontraksi (John R. Cameron, 1978: 190).
5. Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus,
Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung
dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung
(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan
rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel
disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah
bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan
masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini
menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel
membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga
terjadi denyut jantung.
Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh
rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini
membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node
berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau
dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan
darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf
dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam
ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos
ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,
menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi
umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi. (John
R. Cameron, 1978: 190).
Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan
oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda
ukuran dan orientasi.
Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh
informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang
digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:
1. Electromiograf (EMG)
2. Electroneurograf (ENG)
3. Electroretionograf (ERG)
4. Electrogastrograf (EGG)
5. Electroensefalograf (EEG)
6. Electrokardiograf (EKG)
Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee
Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika
Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrik
http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-
%28Indonesian%29.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram