Anda di halaman 1dari 5

Electroencephalography dan GSR dalam mengamati efek

Game pada Perubahan Kognitif Lansia


Amar Chairil Makrus
Fakultas Teknik Elektro Telkom University

abstrak semakin marak setelah presiden Amerika


George H. W. Bush menjuluki tahun 1990-
1999 sebagai ”Decade of the Brain”,
1. Pendahuluan sebagai penanda dalam meningkatkan
fokus pada penelitian otak (Bauer & Dunn,
1.1 Latar Belakang 2013). Dengan seiring canggihnya
kemajuan penelitian dan alat pengukuran,
Manusia akan memasuka ranah EEG semakin banyak digunakan karena
lansia ketika berumur 55 tahun. Pada tahap kebutuhan atas keakuratan hasil
ini akan memasuki tahap dimana psikometrii di bidang ilmu saraf kognitif
kemampuan tubuh akan menurun. Seperti dalam studi fungsi kognitif dalam konteks
kekuatan tubuh dan daya ingat yang akan yang lebih luas, seperti persepsi, atensi,
menimbulkan demensia yang akan terus hingga emosi.
meningkat bagi pengidapnya. Adapun
alzheimer atau demensia ini selain Galvanic Skin Response (GSR)
menurunkan kemampuan daya ingat juga merupakan peralatan listrik khusus yang
menimbulkan masalah kognitif lain yaitu berfungsi untuk mendeteksi perubahan
menurunnya kemampuan linguistik resisatnsi pada kulit manusia, terutama kulit
(bicara), dan juga perubahan perilaku. bagian tangan. Sensor ini berpedoman pada
Dalam mencegah, mengobati, maupun kemampuan konduktivitas kulit. Kulit
memperlambat hal ini terjadi, biasanya manusia menunjukkan berbagai bentuk
dokter Geriatri (dokter spesialis yang fenomena bioelektrik khususnya pada
mengobati pasien lansia) umumnya akan daerah bawah jari–jari, telapak tangan dan
melakukan beberapa treatment seperti telapak kaki.
fisioterapi, psikoterapi, dan pemberian obat.
1.2 Batasan Penelitian
Sensor Electroencephalography
Stimulus yang digunakan berupa
(EEG) merupakan merupakan sensor yang
game yang dimana harus memiliki
berfungsi untuk mengukur aktivitas elektris
spesifikasi yang terdapat pada MoCA-INA
otak pada permukaan kulit kepala manusia
(Montreal Cognitive Assesment), Yang
menggunakan elektroda. Penggunaan EEG
dimana terdapat 30 poin penting untuk di
untuk pertama kalinya dilakukan oleh Hans
ujikan dengan menilai beberapa domain 3
Berger pada tahun 1924, yang kemudian
kognitif, yaitu yang pertama ada fungsi
mulai menuai perhatian pada tahun 1930.
eksekutif yang dinilai dengan trail-making
EEG menjadi salah satu alat utama dalam
B (1 poin), phonemic fluency tast (1 poin),
mendiagnosis epilepsi, selain itu juga dapat
dan two item verbal abtraction (1 poin).
digunakan untuk mendeteksi kelainan yang
Kemudian yang kedua ada Visuospasial
berkaitan dengan fungsi serebral (Binnie &
yang dinilai dengan clock drawing test (3
Prior, 1994). Penelitian mengenai otak
poin) dan menggambarkan kubus 3 dimensi
(1 poin). Ketiga ada Bahasa dimana Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
responden menyebutkan 3 nama binatang menjelaskan fungsi, cara kerja dan analisis
(singa, unta, badak ; 3 poin), mengulang 2 data Electroencephalography (EEG)
kalimat (2 poin), kelancaran berbahasa (1 berbasis Muse EEG II dan GSR dalam
poin). Kemudian keempat ada Delayed mengamati perubahan kognitif lansia
recall dimana responden diminta untuk menggunakan game sebagai stimulusnya.
menyebutkan 5 kata (5 poin), menyebutkan
2. Pembahasan
kembali setelah 5 menit (5 poin). Kelima
ada Atensi, dimana pada tahap ini penguji 2.1 Otak Manusia
akan menilai kewaspadaan (1 poin),
mengurangi berurutan (3 poin), digit Otak manusia berfungsi untuk
forward and backward (masing-masing 1 mengatur perilaku, Gerakan dan fungsi
poin). Keenam ada Abstaksi yang dimana tubuh homeostasis seperti tekanan darah,
nantinya responden akan diminta untuk detak jantung dan suhu tubuh. Otak
menilai kesamaan suatu benda (2 poin). manusia memiliki sedikitnya 86 miliar
Kemudian yang terakhir ada Orientasi sel/neuron. Sel otak berfungsi untuk
dimana penguji akan menilai responden memproses informasi dalam bentuk
dalam menyebutkan tanggal, bulan, tahun, potensial listrik dan mengirimkannya ke
hari, tempat dan kota (masing-masing 1 sel lainnya melewati koneksi yang disebut
poin). sinapsis. Aktivasi otak terjadi ketika sel-
sel otak memproses dan mengirimkan
EEG dan GSR yang memiliki peran potensial listrik (proses yang disebut
sebagai perangkat penilaian pada project ini potensial aksi). Ketika sebuah sel
yang harus bisa membaca dan mengamati diaktifkan, maka akan mengaktifkan sel-
perubahan akibat bermain game. Selain itu sel terdekat yang akan mengakibatkan
juga harus mempertimbangkan aspek singkroisasi antar sel dan menimbulkan
ekonomi, memngingat harga sensornya efek berantai kepada sel-sel lain
realtif mahal. Sehingga peulis (propagasi), dan fluktasi akan muncul
menggunakan modul muse EEG 2 yang akibat aktifitas tersebut. Sel otak pada
hanya memiliki 4 titik elektroda tetapi dasarnya hanya menghasilkan potensial
sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan elektris yang sangat rendah, sehingga
project ini. Untuk GSR penulis metode pengukuran dengan EEG hanya
menggunakan modul GSR yang dapat merekam aktivitas elektris yang
dihubungkan dengan Arduino uno. dihasilkan oleh kumpulan sel yang
tersinkronisasi sekaligus, dan hanya
Responden pada project ini
terbatas pada area korteks (bagian otak
merupakan lansia yang mana mungkin akan
besar).
memiliki tingkat kognitif yang berbeda dan
sikap dan pengetahuan yang berbeda juga. 2.2 Resistansi Kulit
Apalagi memingat bahwa stimulus yang
Konduktansi kulit adalah perubahan
digunakan berupa game yang mungkin terus-menerus dalam sifat listrik kulit yang
lansia tidak bisa langsung disebabkan oleh aktivitas tubuh manusia. Sifat
mengoperasikannya. Sehingga dibutuhkan listrik kulit dipengaruhi oleh resistansi kulit yang
lansia yang ideal untuk mendapatkan hasil berubah-ubah tergantung pada jumlah keringat
yang maksimal. yang diatur oleh sistem saraf simpatik.
Konduktansi kulit adalah indikator dari gairah
1.3 Tujuan psikologis atau fisiologis yang diatur oleh sistem
saraf otonom. Ketika cabang simpatik dari sistem
saraf otonom terangsang dengan kuat, aktivitas kognitif dan emosional pada otak. Lalu 2
kelenjar keringat meningkat, sehingga sensor juga dipasang pada belakang telinga
konduktansi kulit dapat digunakan sebagai ukuran atau area temporal-posterior (TP9 da TP10)
untuk menilai kondisi kesehatan tubuh manusia
untuk mendeteksi pemrosesan informasi
berdasarkan jumlah keringat yang dikeluarkan.
sensorik. Lalu untuk ground dan referensi
2.3 EEG terpadat pada daerah dahi bagian tengah
atau FPZ. Gelombang yang dihasilkan oleh
elektroda akan di olah oleh chip Cyberpress
Semiconductor (PSoC4) sebelum di
tampilkan di gui (laptop/pc/gui).

Gambar 2.1 gelombang yang terosilasi

Gelombang yang terekam oleh EEG


merupakan hasil dari percampuran
beberapa osilasi yang muncul bersamaan
pada frekuensi yang berbeda. berikut
Gambar 2.1 gelombang yang terosilasi ilustrasi gelombang campuran dari
Elektroensefalogram (EEG) adalah komponen gelombang individual yang
test untuk mendeteksi aktivitas elektrik berbeda frekuensi dan amplitudonya di
yang dihasilkan okeh otak. Amplitudo dan kolom a, menjadi gelombang yang
frekuensi yang terbaca oleh EEG bervariasi, terobservasi di kolom b.
tergantung pada tempat perekaman dan
aktivitas otak saat perekaman. Amplitudo
maksimal yang bisa dibaca oleh EEG hanya
mencapai 300 µV. dan untuk frekuensi dari
eeg yaitu kisaran 0,5-100 Hz yang
dikelompokkan menjadi 5 gelombang, Gambar 2.1 gelombang yang terosilasi
yaitu : gelombang alpha (8–13 Hertz), theta Perangkat lunak yang digunakan
(4–8 Hertz), beta (14–26 Hertz), delta (0.5– untuk modul sensor ini adalah Mind
4.0 Hertz), gamma (di atas 30 Hertz) dan Monitor untuk merekam gelombang data
mu (8–13 Hertz). Sensor ini memiliki dan Muse EEG untuk membaca gelombang
beberapa tipe elektroda diantaranya dry, data yang dihasilkan oleh Muse EEG 2.
semi-dry, saline dan wet electrodes. Digunkannya aplikasi pihak ketiga
Perbedaan dari tipe tersebut berada pada dikarenakan sudah tidak beroperasinya
perantara antar kulit (epidermis) dan apliakasi yang disediakan dari Muse. Untuk
elektrodanya. Untuk yang dry berupa membaca gelombang EEG pada dasarnya
kelembapan atau keringat yang berasal dari harus bisa membedakan gelombang mana
kulit, dan untuk yang wet atau semi-dry yang normal dan gelombang mana yang
berupa gel atau saline abnormal. Ketika sudah diketahui
gelombang mana yg abnormal, selanjutnya
Modul sensor yang digunakan
akan di analisis berdasarkan titik letak
adalah Muse EEG 2, yang dimana memiliki
gelombang dan seperti apa gelombang yang
4 titik elektrodan yang terpasang di titik
abnormal tersebut. Sehingga kami
titik AF7 dan AF8 untuk mendeteksi fungsi
menggunakan aplikasi bawaan muse untuk
melakukan itu, hal itu sangat diperlulan 2.5 Stimulus
pengetahuan akan gelombang yang
dihasilkan oleh otak.
2.4 GSR

Gambar 2.1 gelombang yang terosilasi

Untuk mentriger otak dan otot


Gambar 2.1 gelombang yang terosilasi
responden aktif, maka perlu adanya
Galvanic Skin Respone atau GSR stimulus. Penlis menggunakan game untuk
merupakan sensor untuk mengukur melakukan itu. Jadi responden yang dimana
resistansi kulit pada manusia, terutama adalah lansia akan bermain game sembari
dibagian yang sering muncul kelenjar dipasangkan sensor untuk mengamati efek
keringat seperti bagian jari bawah, telapak yang diberikan oleh game tersebut. Apakah
tangan dan kaki. Sehingga pada game yang dibuat memang bisa untuk
pengukuran ini sensor ditempatkan pada 2 mempengaruhi kognitif lansia atau tidak.
jari tangan (jari tengah dan jari telunjuk). Game yang digunakan ada 3 game, yaitu
Untuk sensor yang digunakan pada project Amazing Tetris. Flip Memory dan Solve it.
ini memiliki 2 lembar alumunium foil yang Game tersebut memiliki spesifikasi yang
terhubung dengan modul sensor yang di terdapat pada MoCA-Ina, karea MoCA-Ina
rangkai dengan Arduino Uno. Sensor adalah cara untuk mengetahui adanya MCI
tersebut akan menangkap simyal-sinyal pada manusia. Aspek MoCA-Ina yang
listrik yang ada pada kulit tangan. harus terdapat pada Game adalah
Visuospasial, Abstraksi, Atensi, Recall dan
Repeatation.

3. Hasil Pengujian dan Analisa Neurology, Neurosurgery & Psychiatry,


4. Penutup 57(11), 1308–1319.
5. Daftar Pustaka
[2] Bauer, R. M., & Dunn, C. B. (2013).
[1] Binnie, C. D., & Prior, P. F. (1994). Research methods in neuropsychology.
Electroencephalography. Journal of Dalam I. B. Weiner, J. A. Schinka, & W. F.
Velicer, Handbook of psychology:
Research methods in psychology (Volume [3]
II, Edisi kedua), (hal. 274–315). John Wiley
[4]
& Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai