Anda di halaman 1dari 23

Akuisisi Sinyal Otak Menggunakan

Electroencephalography
Pramudya Rakhmadyansyah Sofyan
22/50143/PMU/11120
Outlines
• Pendahuluan
• Perangkat Keras EEG
• Akuisisi Sinyal EEG
• Pemrosesan Sinyal EEG
• Contoh Penelitian
Pendahuluan
Apa itu EEG?
Electroencephalography (EEG) adalah metode
yang berguna untuk merekam aktivitas elektris
otak pada permukaan kulit kepala.

Penggunaan EEG pertama kali pada manusia


dilakukan oleh Hans Berger di tahun 1924 dan
mulai mendapat perhatian publik pada tahun
1930-an [1].

EEG mampu memberikan peluang untuk


menyelidiki aktivitas otak secara non-invasif dan
memungkinkan untuk melakukan pengukuran
aktivitas otak yang terjadi secara spontan sebagai
respon terhadap suatu stimulus [2].

[1] C. Borck and A. Hentschel, Brainwaves: A Cultural History of Electroencephalography, London: Routledge, 2018.
[2] Z. Khakim and S. Kusrohmaniah, "Dasar-Dasar Electroencephalography (EEG) bagi Riset Psikologi," Buletin Psikologi, vol. 29, no. 1, pp. 92-115, 2021.
Kelemahan dan Kelebihan EEG
Kelemahan EEG:
1. Memiliki resolusi spasial yang rendah. tidak
tepat untuk mengasosiasikan dengan lokasi
spesifik tertentu pada otak (lebih akurat jika
menggunakan imaging).
2. Memiliki rasio signal-to-noise yang sangat
rendah (potensial listrik otak tidak sebanding
dengan sumber lain).

Kelebihan EEG:
3. Memiliki resolusi temporal yang sangat baik
(mampu merekam data dalam rentang ms).
4. Pengukuran EEG relatif lebih murah dan
fleksibel.

[2] Z. Khakim and S. Kusrohmaniah, "Dasar-Dasar Electroencephalography (EEG) bagi Riset Psikologi," Buletin Psikologi, vol. 29, no. 1, pp. 92-115, 2021.
Perangkat Keras EEG
Proses Dalam Pengukuran EEG
4 Proses Utama Pengukuran Aktivitas Otak Menggunakan EEG [3]
1. Transduksi 2. Transmisi 3. Amplifikasi 4. Konversi

Transduksi Transmisi Amplifikasi Konversi


potensial sinyal dari atau sinyal
listrik elektroda penguata analog
menjadi menuju n sinyal menjadi
arus listrik amplifier EEG oleh digital
oleh amplifier
elektroda

Elektroda & Amplifier


[3] C. L. Dickter and P. D. Kieffaber, EEG Methods for The Psychological Sciences, Sage Publications Ltd, 2014.
Elektroda
Merupakan gold standard dalam perekaman data
EEG karena mampu memberikan kualitas data
terbaik.

Karena menggunakan gel elektrolit, proses


Elektroda pemasangannya cenderung lebih sulit dan lebih
lama.
Elektroda Basah
[4] Elektroda Kualitas data yang dihasilkan tidak sebaik dengan
Kering elektroda basah tetapi sudah cukup memadai
untuk skala penelitian.

Mengurangi risiko terjadinya salt bridge karena


tidak menggunakan gel elektrolit

[4] M. A. Lopez-Gordo, D. Sanchez-Morillo and F. P. Valle, "Dry EEG Electrodes," Sensors, vol. 14, no. 7, pp. 12847-12870, 2014.
Elektroda

[5] Q. Liu, L. Yang, Z. Zhang, H. Yang, Y. Zhang and J. Wu, "The Feature; Performance, and Prospect of Advanced Electrodes for Electroencephalogram," Biosensors, vol. 13, no. 101, pp.
1-20, 2023.
Amplifier

Mengubah sinyal
Amplifier
analog menjadi
(menguatkan sinyal EEG)
digital
Amplifier EEG memiliki kemampuan untuk merekam sejumlah
data dalam kurun waktu tertentu yang disebut sebagai
sampling rate atau sampling frequency (e.g. 250 Hz.)

Semakin tinggi sampling rate, resolusi temporal amplifier


semakin baik. Namun, memerlukan cost yang tinggi.
Penggunaan sampling rate yang tepat mencegah aliasing
error [4].
[3] C. L. Dickter and P. D. Kieffaber, EEG Methods for The Psychological Sciences, Sage Publications Ltd, 2014.
Amplifier

Blok Diagram EEG Secara Umum [6] Ilustrasi Aliasing Error [2]
[2] Z. Khakim and S. Kusrohmaniah, "Dasar-Dasar Electroencephalography (EEG) bagi Riset Psikologi," Buletin Psikologi, vol. 29, no. 1, pp. 92-115, 2021.
[6] B. G. Barsy, G. Gyori and P. Tama, "Development of EEG Measurement and Processing System in LabVIEW Development Environment," International Review of Applied Sciences and
Engineering, vol. 11, no. 3, pp. 287-297, 2020.
Akuisisi Sinyal EEG
Standar Peletakkan EEG
Standar 10-20 merupakan standar peletakan elektroda
yang umum digunakan secara internasional [7].

Standar EEG 10-20 diambil dari interval 10% hingga 20%


dari penanda sebagai berikut:
1. Nasion, bagian lakukan di atas hidung, di antara
mata.
2. Inion, tonjolan di bagian belakang tengkorak.
3. Tragus, atau preaucilar point merupakan ujung
tulang rahang.

Keterangan Elektroda:
• Label huruf, mengindikasikan posisi di kepala (e.g. F
untuk Frontal.)
• Label angka, mengindikasikan letak (ganjil untuk
hemisfer kiri, genap untuk hemisfer kanan.)

[7] S. R. Sinha, L. R. Sullivan, D. Sabau, D. S. J. Orta, K. E. Dombrowski and J. J. Halford, "Americal Clinical Neurophisiology Society Guideline 1: Minimum Technical Requirements for
Performing Clinical Electroencephalography," The Neurodiagnostic Journal, vol. 56, no. 4, pp. 235-244, 2016.
EEG Channel

Elektroda
yang aktif (A)
Channel
Elektroda Channel = (A-G) – (R-G) = A – R [8]
(sumber referensi (R)
data)
Pengukuran EEG tidak mungkin
Ground (G) hanya menggunakan 1 elektroda
[9]

[8] S. J. Luck, An Introduction to the Event-Related Potential Technique, Second Edition, MIT Press, 2014.
[9] P. L. Nunez and R. Srinivasan, Electric Fields of the Brain, Oxford University Press, 2006.
Referential Montage

Referintial montage adalah satu elektroda yang


dijadikan sebagai referensi untuk semua
elektroda yang aktif, artinya setiap channel
merupakan selisih setiap elektroda yang aktif
dengan referensi utama.

Tidak terdapat ketetapan lokasi elektroda


referensi pada standar 10-20. Namun, terdapat
rekomendasi untuk menggunakan elektroda
yang berada di tengah kepala (Cz dan Pz) [7].

Cz Referential Montage

[7] S. R. Sinha, L. R. Sullivan, D. Sabau, D. S. J. Orta, K. E. Dombrowski and J. J. Halford, "Americal Clinical Neurophisiology Society Guideline 1: Minimum Technical Requirements for
Performing Clinical Electroencephalography," The Neurodiagnostic Journal, vol. 56, no. 4, pp. 235-244, 2016.
Pemrosesan Sinyal EEG
Urgensi?
Electrooculographic Pergerakan bola mata dan
(EOG) kedipan

Electromyographic Pergerakan otot


Sumber biologis
(EMG) (tangan, kaki, dll.)

Electrocardiographi
c Untuk elektroda yang dekat
(ECG) dengan pembuluh darah

Noise/Artefak
[2] Getaran suara dapat
Suara
menggetarkan elektroda

Interferensi elektromagnetik
Frekuensi listrik pada frekuensi 50 Hz atau 60
Hz
Sumber teknis

Error kuantifikasi Keterbatasan resolusi modul


ADC pada amplifier

Impedansi Semakin tinggi impedansi,


Elektroda makan semakin lemah
amplitude sinyal EEG
[2] Z. Khakim and S. Kusrohmaniah, "Dasar-Dasar Electroencephalography (EEG) bagi Riset Psikologi," Buletin Psikologi, vol. 29, no. 1, pp. 92-115, 2021.
Artefak Biologis Sinyal EEG

[10] X. Jiang, G. B. Ban and Z. Tian, "Removal of Artifacts from EEG Signals: A Review," Sensors, vol. 19, no. 5, pp. 1-18, 2019.
Filter Dasar EEG [2]
Mengeliminasi frekuensi yang Menentukan fokus rentang
lebih tinggi. Untuk frekuensi yang digunakan
menghindari anti-aliasing, (melakukan low-pass dan
dapat dilakukan dengan high-pass sekaligus).
mengeliminasi setengah dari Misal, frekuensi 0.1-30 Hz
sampling rate. untuk penelitian ERP.

Menentukan rentang
Mengeliminasi frekuensi yang frekuensi yang akan
lebih rendah, umumnya dieliminasi. Semisal pada
dilakukan untuk mengurangi frekuensi 49-51 Hz untuk
artefak dari elektroda dan mengurangi artefak frekuensi
kulit. listrik.

[2] Z. Khakim and S. Kusrohmaniah, "Dasar-Dasar Electroencephalography (EEG) bagi Riset Psikologi," Buletin Psikologi, vol. 29, no. 1, pp. 92-115, 2021.
Contoh Penelitian
Analisis Domain Waktu - ERP
300 trials
(210 standard, 45 target, 45 novel)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemrosesan pendengaran menggunakan cochlear implant dapat meningkatkan atensi
pada top-down processing (interpretasi).
[11] I. Schierholz, C. Schonermark, E. Ruigendijk, A. Kral, B. Kopp and A. Buchner, "An Event-Related Brain Potential Study of Auditory Attention in Cochlear Implant Users," Clinical
Neurophysiology, vol. 132, no. 9, pp. 2290-2305, 2021.
Analisis Domain Frekuensi – Band Power
2 menit resting state EEG
(MDD: Major Depressive Disorders & HC: Healthy Control)

Hasil menunjukkan bahwa


tingginya nilai band power theta,
delta, dan alpha pada MDD
mengindikasikan adanya rasa
kantuk dan hyperarousal
(kewaspadaan berlebih) yang
berkaitan erat dengan kualitas
tidur yang buruk.

Dengan menggunakan multiple


linear regression, diketahui
bahwa band power theta, alpha,
dan beta pada elektroda AF4,
serta band power delta pada
elektroda TP8 berpotensi sebagai
[12] S. Lin, Y. Du, Y. Xia, L. Xiao and G. Wang, "Resting-State EEG as a Potential
sleep quality predictor pada
Indicator to Predict Sleep Quality in Depressive Patients," International MDD.
Journal of Psychophysiology, vol. 191, pp. 1-8, 2023.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai