Jalan Dawe di kota Kudus ini merupakan kelas jalan kolektor primer yang
memiliki panjang jalan 1250 meter dan lebar jalan 6 meter, jalan ini termasuk
jalan penghubung antara kecamatan Colo dengan kota Kudus. Penerangan jalan
yang sudah terpasang di jalan Dawe ini belum sesuai parameter dari BSN SNI
7391:2008, karena masih menggunakan lampu jenis SON, lampu yang terpasang
juga banyak yang sudah tidak berfungsi lagi, tiang lampunya ada yang miring
(tidak tegak), maka perlu dilakukan optimalisasi atau perencanaan ulang
penerangan jalan umum di jalan Dawe ini.
iv
ABSTRACT
Public street lighting is a vital facility needed by the community. Most of the
general street lighting conditions are not in accordance with the parameters determined by
BSN SNI 7391: 2008, so that the light intensity produced is in accordance with the
parameters determined based on the needs of the road class, it is necessary to carry out
careful planning.
Dawe Street in Kudus city is a primary collector road class which has a road
length of 1250 meters and a road width of 6 meters. This road is a connecting road
between Colo sub-district and Kudus city. The street lighting that has been installed on
Dawe Street is not in accordance with the parameters of BSN SNI 7391: 2008, because it
still uses SON type lamps, many of the lights that are installed are also no longer
functioning, some of the lamp poles are tilted (not upright), it is necessary to do so.
optimization or re-planning of public street lighting on this Dawe street.
The street lighting that has been installed on Dawe Street uses a 150 Watt SON
type lamp, then it will be replaced with a 100 Watt LED type lamp with a pole height of 9
meters, the angle of the ornament handlebar is 19.94O, the number of lamp points is 51
points, the light intensity is the resulting 875.35 Cd, the intensity of the illumination is
6.23 lux, the power required for this pju lamp on Dawe Street is 5.1 kW / day.
v
KATA
PENGANTAR
Universitas Semarang.
Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
Semarang.
Universitas Semarang.
3. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
4. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
vi
bimbingan materi yang memungkinkan dalam terselesaikannya penyusunan
maupun moral.
8. Tidak lupa juga kepada pihak-pihak lain yang tidak disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sesempurna
sebagaimana yang diharapkan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan
demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
kesalahan yang ada pada penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga dapat
(Penulis)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
LEMBAR ORIGINALITAS……………………………………………………..iii
ABSTRAK………………………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………......1
1.2 Rumusan Masalah…...………………………………………....………..2
1.3 Batasan Masalah….…………………………………………....………..2
1.4 Tujuan…………..…. …………………………………………………...2
1.5 Metode Penelitian .……………………………………………………...3
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………...3
BAB II LANDASAN TEOR……………………………………………………...5
2.1 Penerangan Jalan Umum…………...…………………………………...5
2.2 Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan…………………………………..6
2.3 Fungsi Penerangan Jalan………………………………………………..8
2.4 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan…………………………………..9
2.5 Jenis Jalan dan Klasifikasinya…………………………………………12
2.6 Tiang Penerangan Jalan………………………………………………..13
2.7 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan……………………………..16
2.8 Jenis Lampu PJU………………………………………………………17
2.9 Sistem Pengendali……………………………………………………..18
2.10 LDR…………………………………………………………………..18
2.11 Timer Switch…………………………………………………………20
viii
2.12 Optimalisasi PJU……………………………………………………..20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………….……..24
3.1 Diagram Alir Penelitian………………………………………………..24
3.2 Kondisi Lapangan……………………………………………………...25
3.3 Data yang dibutuhkan………………………………………………….25
3.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data…………………………….26
3.5 Analisa Data…………………………………………………………....27
BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL……………………………………......28
4.1 Kondisi Lapangan……………………………………………………...28
4.2 Menentukan LPJU………………..……………………………………29
4.3 Menentukan Jenis dan Tinggi Tiang…………………………………..30
4.4 Menentukan Jumlah Titik Lampu……………………………………..32
4.5 Menentukan Sudut Stang Ornament……………………………….….33
4.6 Menghitung Intensitas Cahaya………………………………………...34
4.7 Menghitung Iluminasi…………………………………........................34
4.8 Menghitung Daya yang dibutuhkan……………………………..…….36
4.9 Menghitung Energi Listrik………………………………………..…...36
4.10 Analisa Hasil Optimalisasi…………………………………………...37
4.11 RAB ………………………………………………………………….38
BAB V PENUTUP………………………………………………………….……39
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….....39
5.2 Saran……………………………………………………………….......40
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....41
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
energi listrik yang banyak digunakan adalah sebagai penerangan, dimana sebuah
instalasi listrik penerangan terdapat berbagai jenis keperluan yaitu untuk rumah
seperti taman dan tempat umum lainnya. Instalasi penerangan jalan umum yang
baik harus menggunakan standar dan peraturan yang ada agar instalasi penerangan
jalan umum dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya dan memiliki umur pakai
yang panjang. Dalam instalasi penerangan jalan umum yang telah beroperasi tapi
umum, antara lain lampu penerangan yang rusak, pengaman yang tidak berfungsi
lagi, penghantar yang rusak. Cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dalam
1
2
7391:2008 ?
Mengingat luas dan banyaknya hal-hal yang perlu diperhatikan, maka akan
Kabupaten Kudus.
1.4 Tujuan
2. Dapat mengetahui biaya yang akan digunakan untuk LPJU di Jalan Dawe
Kabupaten Kudus.
Kabupaten Kudus.
3
sebagai berikut :
a. Metode Observasi
b. Metode Interview
c. Metode Literatur
Untuk memberi gambaran secara garis besar, dalam hal ini dijelaskan isi tiap
bab dari laporan ini, maka sistematika penulisan dalam pembuatan Laporan ini
BAB I Pendahuluan
Kabupaten Kudus
BAB V Penutup
LANDASAN TEORI
menggunakan sumber daya energi yang berdampak pada emisi Gas Rumah Kaca.
sebesar 29% dengan rerata tahunan yang diproyeksikan dari sektor energi sebesar
6,7%. Beberapa studi terdahulu telah memotret kinerja pengelolaan PJU di daerah
yang tidak efisien, dan didesain kurang baik. Hasil yang dicapai terbilang boros
energi dan sangat memberatkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)
yang minim, ketiadaan lampu di titik titik penting, pengelolaan masih swadaya
5
6
prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh pemda atau badan resmi lainnya
dan mendedapat pasokan tenaga listrik dari PLN secara legal. PJU merupakan aset
Pemerintah Kota, dan pihak PLN hanya sebagai penyedia pasokan tenaga listrik
saja,. Lampu penerangan jalan atau disebut dengan PJU adalah fasilitas publik
berupa lampu jalan yang ada di jalan umum. Lampu penerangan jalan ini di
fasilitasi oleh PLN atau perusahaan listrik negara. Fungsi dari penerangan jalan
umum ini sangatlah banyak. Fungsi dari penerangan jalan umum mulai dari
keselamatan pengguna jalan yang bisa terhindar dari kecelakaan akibat jalan yang
rusak, fungsi keamanan yang meminimalisir tingkat kejahatan di malam hari, dan
perjalanan yang bisa aman dari berbagai hal buruk saat malam hari (Mansur,
2015).
1. Aksi Vandalisme
Lampu penerangan jalan umum ini seharusnya dapat dinikmati oleh semua
2. Lampu Rusak
Ada kalanya lampu yang memiliki masalah seperti rusak atau mati tidak
segera diperbaiki, masyarakat yang tidak mau melapor dan juga pihak
3. Pencurian Listrik
memeriksa ada kalanya lalai dan ini bisa merugikan negara. Masyarakat
seperti ini haruslah ditindak secara tegas agar menjadi contoh bagi
masyarakat lain yang ingin melakukan tindakan serupa bisa berpikir ulang.
Penerangan jalan umum adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang
dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau di kanan jalan dan atau di tengah jalan
yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang
Dampak positif penerangan jalan umum tercemin dari fungsinya sebagai berikut :
difungsikan dan dipelihara dengan baik. Pengadaan penerangan jalan umum yang
tidak sesuai standarisasi akan memicu beberapa masalah seperti pencurian listrik,
padam karena kelebihan beban akibat pemasangan penerangan jalan yang kurang
benar. PJU merupakan hal yang sangat penting bagi pengendara baik mobil
maupun motor yang melintasi jalan raya pada malam hari, dengan adanya lampu
PJU diharapkan dapat membuat pengguna jalan lebih berhati-hati dan merasa
Instalasi PJU ini harus menggunakan kaidah pemasangan listrik yang benar
adalah fungsi PJU sebagai fasilitas umum pada lingkungan dan terutama di jalan-
lingkungan dan jalan, peningkatan untuk orientasi kota yang lebih baik (UIN,
2017).
e) Pemilihan jenis dan kualiatas sumber lampu, data fotometrik lampu dan
sekitarnya.
a) Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
e) Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan
dengan jalannya.
standar yang sudah di tentukan oleh BSN SNI tentang penerangan jalan
umum. Pada tiap jenis jalan memiliki kuat rata-rata penerangan yang
berbeda.
Persimpangan : 20 – 25 lux
b) Distribusi cahaya, kerataan cahaya pada jalan merupakan hal yang penting,
filter cahaya.
11
e) Warna dan perubahan warna. Warna cahaya lampu pelepasan gas tekanan
Jenis /
L Kemerataan
Klasifikasi Jalan E rata- Kemerataan
Rata- G TJ (%)
rata (Lux) (gl) VD VI
rata
Jalan Lokal
-Sekunder
Jalan Kolektor
3–7 0.14 1,00 0.40 0,50 4–5 20
-Primer
12
Kuat Pencahayaan
Jenis / Luminasi Batasan Silau
(Iluminasi)
Klasifikasi Jalan
E rata- Kemerataan L Kemerataan G TJ (%)
rata
Jalan Arteri
0,50 –
-Primer 11 – 20 0,14 – 0,20 1,50 0,40 5–6 10 – 20
0,70
-Sekunder
Jalan Arteri
hambatan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Pada Jalan Dawe memiliki
luas panjang jalan 1250 meter dan Lebar jalan 6 meter termasuk klasifikasi jalan
kolektor.
Jalan dan besarnya pencahayaan yang digunakan sebagai penerangan lampu jalan
Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional, lalu lintas
pendukung jalan arteri primer, dimana kondisi lalu lintas pada jalur ini
c) Kolektor primer
akan bermuara pada jalan arteri primer maupun arteri sekunder. Jenis
d) Jalan lingkungan
perkampungan.
Jarak Tiang Kurang lebih 25-50 meter di kiri atau kanan berselang-seling
14
Beberapa jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi dan
tiang octagonal. Pada jalan Dawe Kudus mengunakan jenis tiang lengan tunggal
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan jalan.
Tipikal bentuk tiang lampu dengan lengan tunggal dapat dilihat pada
gambar 2.1
Tiang lampu ini khusus diletakkan dibagian tengah atau median jalan,
dengan syarat jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu
15
dilayani oleh satu tiang. Tiang lampu lengan ganda dapat dilihat pada
Gambar 2.2
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang
tempat tempat yang luas seperti tempat parkir. Tiang lampu tegak tanpa
meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap arah)
kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan
arah lalu lintas. Penataan letak lampu penerangan jalan di atur seperti Tabel 2.3.
Terowongan 4:1
Jenis lampu bisa digunakan untuk jalan umum dengan jarak yang sedang
dan dekat ( jalan kolektor dan jalan lokal ), efisiensi cukup tinggi tapi
berumur pendek.
Mirip dengan jenis lampu yang pertama, PJU gas merkuri digunakan
untuk penerangan jalan yang sifat jaraknya dekat hingga sedang ( jalan
Jenis PJU gas sodium tekanan tinggi, di pakai untuk menerangi jalan raya
berukuran besar, seperti jalan tol dan jalan arteri. Umur lampunya sangat
5. Lampu LED
Efisiensi lampu ini sangat tinggi, umur yang panjang dan pengaruh warna
yang dihasilkan terhadap objek baik, maka dari itu lampu jenis ini sangat
18
dianjurkan untuk dipakai. Lampu jenis ini biasa digunakan di jalan tol,
sering digunakan yaitu dengan menggunakan sensor cahaya (LDR) dan timer.
Sistem yang biasa akan direncanakan untuk sistem otomatis dapat dibagi menjadi
3:
dengan pemasangan satu sensor cahaya (LDR) atau satu timer pada
masing-masing lampu.
yaitu dengan satu buah LDR atau satu buah timer akan melayani
yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam
1. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa
selang waktu tertentu, Laju Recovery merupakan suatu ukuran praktis dan
suatu kenaikan nilai resistansinya dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis
dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200k/detik
selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux. Kecepatan
tersebut akan lebih tinggi pada arus sebaliknya, yaitu pindah dari tempat
2. Respon Spektral
gelombang cahaya yang jatuh padanya ( yaitu warna ). Bahan yang biasa
berdasarkan waktu tertentu, timer adalah alat penunda waktu dimana batas dari
dengan yang diinginkan. Timer switch adalah saklar yang ON dan OFF-nya
tergantung dengan waktu yang telah ditentukan dalam 24 jam sehari. Saklar waktu
ini akan terus bekerja selam masih ada arus yang mengalir ke koil saklar waktu
tersebut. Saklar waktu ini tidak mempengaruhi komponen apapun. Sebagai contoh
prinsip kerja dari timer terhadap beban lampu, jika timer switch diatur jam 18.00
sampai 06.00 (12 jam) maka lampu akan menyala sesuai dengan pengaturan timer
sempurna, fungsional atau lebih efektif, untuk menjaga peralatan agar dapat
Kondisi lampu penerangan jalan umum sebagian besar daerah belum sesuai
dengan standar yang telah ditentukan oleh BSN SNI tentang penerangan jalan
umum. Lampu-lampu yang dipakai masih banyak menggunakan lampu yang tidak
sesuai dengan kebutuhan kelas jalan. Instalasi penerangan jalan yang baik juga
harus menggunakan standar dari BSN SNI 7391:2008 dan peraturan yang ada agar
instalasi penerangan jalan umum dapat bekerja optimal sesuai dengan fungsinya.
Analisa hal teknis terhadap lampu penerangan jalan umum dilakukan untuk
mendapatkan sistem pengaman yang baik, aman, handal, tahan lama. Lampu
adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya, untuk membuatnya
bekerja (hidup) dan akan menghabiskan energi selama lampu tersebut bekerja
Dimana :
T = + 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2)
Keterangan :
L = Panjang jalan
t =√ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)
cos = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.5)
I = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
Keterangan :
= K x P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
Keterangan :
I= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)
Sebelum menghitung iluminasi pada titik ujung jalan, harus mencari jarak
r=√ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.9)
E= x . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.10)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart
MULAI
𝐿
Jumlah titik lampu = +1
𝑆
Hitung intensitas cahaya : I = ∅ /𝜔
Daya yang dibutuhkan = daya lampu x jumlah lampu
SELESAI
24
25
Penjelasan flowchart :
Kudus berupa panjang jalan, lebar jalan, jumlah titik lampu yang sudah
memiliki panjang jalan 1,25 km dengan lebar jalan 6 meter. Pada jalan ini sudah
terpasang Penerangan Jalan Umum sebanyak 37 titik dengan jenis tiang yang
digunakan berjenis single ornament, sedangkan jarak antar tiang yaitu 30 meter.
1. Kondisi jalan
5. Tinggi tiang
digunakan yaitu :
1) Studi Lapangan
3) Studi Pustaka
akhir ini.
27
digunakan berjenis SON 150 Watt, jarak antar tiang yaitu 30 meter, namun lampu
penerangan di jalan ini banyak yang sudah mati, kondisi tiang juga sudah ada
yang tidak tegak lagi (miring). Saat malam hari cahaya yang dihasilkan juga
kurang terang (optimal), maka dari itu peneliti akan melakukan optimalisasi atau
sesuai aturan BSN SNI tahun 7391:2008 tentang penerangan jalan umum dengan
parameter intensitas penerangan 3-7 Lux untuk klasifikasi jalan kolektor primer.
BAB IV
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari fasilitas pelengkap jalan yang
dapat dipasang pada kedua sisi jalan dan dapat pula dipasang pada median tengah
jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan.
Kota Kudus dengan Kecamatan Colo, jalan ini digunakan setiap harinya untuk
yaitu dari volume kendaraan yang melintas, kolektor primer lebih padat jika
Keterangan Ukuran
28
29
Pada penelitian ini mengganti lampu berjenis SON 150 Watt dengan lampu
LED 100 Watt, karena lampu LED memiliki banyak keunggulan dibandingan
yang maksimal.
2. Efisiensi listrik yang paling tinggi diantara jenis jenis lampu lainnya.
5. Fleksibilitas lampu.
6. Tahan lama.
Lifetime : 1 -2 tahun
ornament dengan tinggi tiang 9 meter. Gambar 4.1 Menunjukan Tiang Single
Ornament.
31
Penelitian ini mengganti lampu SON 150 Watt yang sudah terpasang menjadi
lampu LED dengan daya 100 Watt, karena lampu jenis LED memiliki banyak
keunggulan dibanding lampu berjenis SON, saat menggunakan lampu SON 150
Watt intensitas yang dihasilkan 8,33 lux. Berikut tabel perbandingan tinggi tiang
Jalan Dawe Kudus memiliki panjang 1250 meter dengan lebar jalan 6
meter, sedangkan jarak antar tiang yang akan digunakan berdasarkan rekomendasi
berikut:
T= +1
T= +1
T = 51 titik lampu
Keterangan:
L = Panjang Jalan
Jadi titik lampu yang akan dipasang pada penerangan jalan umum di Jalan Dawe
19,94o
c c
Penyelesaian: t = √
t=√
t=√
t = 9,48 meter
maka, cos =
= 0,94
sebagai berikut :
I =
Dimana besarnya fluks cahaya dalam lumen saat menggunakan LED 100 Watt
I=
= 875,35 Cd
I=
= 1169,78 Cd
r=√
=√
=√
= 10,81 meter
berikut :
E= x
E= x
E = 6,23 lux
Hasil ini sudah memenuhi peraturan dari BSN SNI 7391:2008 untuk kebutuhan
Tabel 4.4 Variasi ketinggian tiang lampu terhadap iluminasi yang dihasilkan
Standar Iluminasi
NO Tinggi Tiang (Meter) Iluminasi (Lux)
(Lux)
Tabel 4.4 menunjukan bahwa semakin tinggi tiang lampu yang digunakan, maka
E= x
E= x
E = 8,33 lux
lampu LED 100 Watt dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= 5100 Watt
= 5,1 kW/hari
Jumlah daya yang dikonsumsi untuk penerangan jalan umum di jalan Dawe
Kudus saat menggunakan lampu LED 100 Watt sebesar 5,1 kW/hari.
Perhitungan daya saat kondisi eksiting saat ini (menggunakan SON 150 Watt) :
= 5550 Watt
= 5,55 kW/hari
Penghematan 4,5 % terlihat saat menggunakan lampu LED 100 Watt, meskipun
saat menggunakan lampu LED jumlah tiang ditambah tetapi daya yang
dibutuhkan lebih kecil dibandingan saat penggunaan lampu SON 150 Watt.
Pola operasi lampu PJU ditentukan dengan waktu nyala yaitu pukul 17.00
Energi yang dibutuhkan saat menggunakan LED 100 Watt sebagai berikut :
E=Pxt
= ( 100 x 51 ) x 12
= 61200 Wh
Perhitungan energi listrik kondisi eksiting (menggunakan lampu SON 150 Watt) :
E = P x t = ( 150 x 37 ) x 12
= 66.600 Wh
Terjadi penghematan 5,4% energi listrik saat menggunakan lampu LED 100 Watt.
Dari perhitungan saat menggunakan lampu SON 150 Watt dengan lampu
LED 100 Watt didapatkan hasil yang berbeda. Berikut Tabel perbandingannya :
Tabel 4.5 Perbandingan Lampu SON 150 Watt dengan Lampu LED 100 Watt
Dari Tabel 4.5 dapat diketahui pada saat menggunakan lampu LED 100
Watt dengan tinggi tiang 9 meter didapatkan hasil iluminasi 6,23 lux, hasil ini
sesuai parameter dari BSN SNI 7391:2008 untuk kelas jalan kolektor primer yaitu
antara 3-7 lux, sedangkan saat penggunaan SON 150 Watt didapatkan hasil 8,33
lux. Saat menggunakan LED 100 Watt ditambahkan 14 tiang, meskipun jumlah
tiang ditambah namun daya yang dibutuhkan saat menggunakan lampu LED 100
Watt lebih efisien 4,5 %, konsumsi energinya lebih efisien 5,4 % dibandingkan
saat penggunaan lampu SON 150 Watt.
yang matang agar biaya lebih efisien. Berikut rencana anggaran biaya untuk
Harga Satuan
NO Uraian Pekerjaan Volume Jumlah Harga (Rp)
(Rp)
pemasangan HU ke JTR
4 110 21.400,00 2.354.000,00
PLN
JUMLAH 219.137.500,00
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisa dan perencanaan lampu penerangan jalan umum di Jalan Dawe
Kabupaten Kudus Kudus dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, antara lain :
1. Jalan Dawe di Kabupaten Kudus ini memiliki panjang jalan 1250 meter
menggunakan lampu SON 150 Watt diganti dengan lampu jenis LED
dengan daya 100 Watt. Tinggi tiang yang digunakan yaitu 9 meter dengan
jumlah titik lampu 51 titik, sudut stang ornament 19,94o, intensitas cahaya
2. Daya listrik yang dibutuhkan sepanjang Jalan Dawe Kabupaten Kudus saat
menggunakan LED 100 Watt adalah 5,1 kW/hari dan konsumsi energi
39
40
5.2 Saran
penentuan jarak antar tiang dan tinggi tiang agar memenuhi standar
Ferza, Ray. 2020. Inovasi Kebijakan Pengelolaan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Di Kabupaten Sidoarjo.
Konawe Selatan.
Fazrul, Insan. 2020. Mengenal Fungsi dan Jenis Lampu Jalan, Pembayarannya,
Universitas Semarang.
Kawasan Perkotaan.
41
BIODATA PENULIS
NIM : C.431.16.0055
Sendangmulyo, Tembalang