TUGAS AKHIR
Universitas Hasanuddin
Oleh :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
“ANALISIS BIAYA LAMPU JALAN DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR
CELL DI KOTA MAKASSAR”
Disusun Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan sebaik-
baiknya.
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada
berbagai hambatan, akan tetapi berkat adanya bimbingan, dukungan, dan bantuan
dari berbagai pihak akhirnya penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik. Maka dari itu, melalui kesempatan ini penulis juga mengucapkan
Kitta, ST., MT selaku pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan
4. Orang tua beserta segenap keluarga yang selalu mendoakan dan dengan
06, Pixel 07, adik-adik Hologram 09, dan Detektor 10 yang selalu
memberikan dukungannya.
6. Pihak lain yang juga berkepentingan dalam penyusunan tugas akhir ini
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa membuka diri menerima segala
saran dan kritik yang membangun. Akhir kata,semoga laporan tugas akhir ini
dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
BAB V SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Radian ........................................................................................ 11
Gambar 2.3 Lampu Pijar dan Diagram Alir Energi Lampu Pijar .................. 17
Gambar 2.5 Lampu Neon dan Diagram Aliran Energi Lampu Neon……… 19
Gambar 2.6 Lampu Sodium Tekanan Tinggi dan Diagram Aliran Energi .... 21
Gambar 2.7 Lampu Uap Merkuri dan Diagram Alir Energinya .................... 24
Gambar 2.9 Lampu metal halida dan diagram alir energinya ........................ 27
Gambar 2.14 Struktur dari sel surya komersil yang menggunaka material
Gambar 2.21 Karakteristik Suatu Sel Surya Monokristal dengan Luas 40 cm2,
pada Penyinaran 1000 W/m2 dan Temperatur Sel 25° C..…… 42
Temperatur………………………………………………….... 44
Pettarani ................................................................................... 71
Tunggal ..................................................................................... 79
........................................................................................................................ 8
........................................................................................................................ 58
........................................................................................................................ 61
........................................................................................................................ 67
........................................................................................................................ 68
........................................................................................................................ 68
........................................................................................................................ 69
..................................................................................................... 69
..................................................................................................... 73
..................................................................................................... 75
Tabel 4.3 Spesifikasi Baterai 100Ah. ...........................................................
..................................................................................................... 77
Tabel 4.5 Perbandingan masa Pakai Lampu SON-T dan LED ...................... 82
83
84
85
PENDAHULUAN
peran yang sangat penting bagi manusia dalam hal melakukan perpindahan dari
satu tempat ke tempat yang lain, serta sebagai penyaluran barang dan jasa. Oleh
karena pentingnya jalan bagi manusia maka jalan harus dilengkapi dengan sarana
penunjang keselamatan bagi para pengguna jalan seperti lampu penerangan jalan.
Dimana lampu jalan ini berfungsi memberikan penerangan bagi pengguna jalan di
listrik lampu jalan . Dimana beban lampu penerangan jalan Pemerintah Kota
Makassar yang harus di bayar kepada pihak PLN dalam setahunnya mencapai
Rp.21 miliar . Maka apabila masalah ini tidak ditangani secara serius akan
pemerintah kota Makassar. Oleh karena itu pemerintah mulai mencari solusi
Solar cell merupakan salah satu solusi untuk menangani permasalahan ini.
Dimana dengan menggunakan solar cell, listrik yang dihasilkan oleh solar cell
tersebut mampu menggantikan listrik PLN yang digunakan oleh lampu jalan.
Sehinnga dapat mengurangi biaya tagihan listrik yang harus dibayar pemerintah
Dari permasalahan diatas kami akan melakukan analisis terhadap biaya yang
digunakan untuk penggunaan lampu jalan yang menggunakan solar cell di kota
Makassar.
kota Makassar?
2. Material apa saja dan berapa jumlah material yang dibutuhkan pada
Makassar
primer
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara
lain:
c. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mengadakan studi dari buku, internet dan sumber bahan
pustaka atau informasi lainnya yang terkait dengan materi yang dibahas
Sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi dalam 5 bab. Pembagian bab
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang diperoleh.
Bab ini membahas mengenai analisis biaya lampu jalan menggunakan solar
Bab ini berisi saran dan kesimpulan dari tugas akhir yang telah dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sampai ditemukan bahan bakar minyak dan gas yang dapat digunakan sebagai
bahan penyalaan untuk lampu obor, lampu minyak maupun lampu gas. Teknologi
berkembang terus dengan ditemukannya lampu listrik oleh Thomas Alpha Edison
Prinsip kerja dari lampu listrik tersebut adalah dengan cara menghubung singkat
listrik pada filamen karbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat yang
mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu
sampai mengeluarkan cahaya, dan cahaya yang didapat pada waktu itu baru
Baru lima puluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1933 filamen karbon
diganti dengan filamen tungsten atau wolfram (wo) yang dibuat membentuk lilitan
Pada tahun 1910 pertama kali digunakan lampu luah (discharge) tegangan tinggi.
Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dari
katoda menuju anoda pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas
yang ada di dalam tabung tersebut. Akibat tumbukan akan menjadi pelepasan
energi dalam bentuk cahaya. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut
luminescence
Media gas yang digunakan dapat berbagai macam. Tahun 1932 ditemukan
lampu luah dengan gas sodium tekanan rendah, dan tahun 1935 dikembangkan
lampu luah dengan gas merkuri, dan kemudian tahun 1939 berhasil
Selanjutnya lampu xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warna yang
lebih baik telah dikembangkan gas metalhalide (halogen yang dicampur dengan
iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu sodium tekanan tinggi
tahun 1965. Prinsip emisi elektron ini yang dapat meningkatkan efikasi lampu
diatas 50 Lumen/W, jauh lebih tinggi dibanding dengan prinsip pemijaran. Hal ini
jelas karena rugi energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya melalui proses
emisi elektron dapat dihemat banyak sekali dibanding dengan cara pemijaran
dimana energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya banyak yang hilang
terbuang menjadi energi panas (sebelum menjadi energi cahaya). Distribusi energi
Pada era yang terakhir telah dikembangkan lampu pijar dengan sistem
induksi magnet yang mempunyai umur paling lama dari lampu-lampu jenis lain
+60.000 jam. Namun hal ini masih dalam tahap penelitian. Untuk sistem
penerangan dekade 90-an yang banyak digunakan oleh masyarakat umum saat ini
adalah jenis lampu fluorescen kompak model SL atau PL dan ini yang dikenal
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang
(underpass, terowongan).
Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri
sumber tenaga/power supply, dll.), struktur penopang yang terdiri dari lengan
Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan penggunaannya dapat
Tabel 2.1 jenis dan karakteristik lampu penerangan jalan secara umum
Umur
Lampu
Lampu rata-rata
60–70 rata-rata (watt) thdwarna
8.000– 18-20; Sedang - Keterangan
untuk jalan
fluorescen lokal;
berumur pendek;
Lampu gas 50–55 16.000– 125 ; Sedang - untuk jalan
- jenis lampu ini
merkuri 24.000 250; 400; kolektor, lokal dan
masih dapat
tekanan 700 persimpangan;
digunakan untuk
tinggi - efisiensi rendah,
hal-hal yang
(MBF/U) umur panjang dan
terbatas.
ukuran lampu kecil;
masih dapat
digunakan secara
terbatas.
Lampu gas 100- 200 8.000- 90; 180 Sangat - untuk jalan
bertekanan persimpangan,
rendah penyeberangan,
pat peristirahatan
(rest area);
- efisiensi sangat
tinggi, umur
cukup panjang,
- kuning;
efisiensi tinggi,
- jenis lampu
umur sangat ini
dianjurkan
panjang, ukuran
digunakan
lampu kecil,karena
2.2.3 SatuanPeneranganSistemInternasional
faktor efisiensinya
Untuk mengetahui besarnya cahaya yang dibutuhkansehingga mudah
oleh mata maka
yang sangat tinggi.
pengontrolan
diperlukan suatu besaran. Besaran- besaran yang diperlukan dalam pencahayaan
sangat dianjurkan
1. Intensitas Cahaya (Luminous Intensity)
Keterangan:
2. Sudut ruang
steradian.
Radian adalah sudut pada titik tengah lingkaran antara dua jari-jari dimana
kedua ujung busurnya jaraknya sama dengan jari-jari tersebut (misal R = 1m),
Sedangkan steradian adalah sudut ruang pada titik tengah bola antara jari-
jari terhadap batas luar permukaan bola sebesar kuadrat jari-jarinya. Karena luas
permukaan bola = 4.µ.R2, maka di sekitar titik tengah bola terdapat 4.µ sudut
Dalam fotometri, energi cahaya adalah energi dirasakan cahaya. Ini kadang-
Energi cahaya tidak sama dengan energi radiasi, dengan kuantitas fisik yang
sesuai tujuan. Hal ini karena mata manusia hanya dapat melihat cahaya dalam
gelombang cahaya yang berbeda dalam spektrum. Ketika diadaptasi untuk kondisi
terang (visi photopic), mata yang paling sensitif terhadap cahaya pada panjang
gelombang 555 nm. Cahaya dengan kekuatan yang sama pada panjang gelombang
lebih panjang atau lebih pendek memiliki energi lebih rendah bercahaya. Dalam
satuan internasional (SI) energi cahaya memiliki simbol Qv dan meiliki satuan
berkas cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya setiap satu detik. Fluks
cahaya diukur dalam satuan lumen. Sebagai contoh lampu halogen 500 watt/220
Volt mengeluarkan cahaya sebanyak 9500 lumen, lampu merkuri fluorescen 125
cahaya tertentu. Perbandingan antara jumlah fluks cahaya yang dihasilkan dan
jumlah watt yang diserap rangkaian lampu disebut efficiency cahaya lampu
tersebut. Sebagai contoh lampu fluorescen dengan nomor kode warna 54 memiliki
cahaya yang dipancarkan armatur lampu dan jumlah fluks cahaya yang
dipancarkan lampunya sendiri disebut Light Output Ratio atau disingkat LOR
armatur lampu tersebut. Nilai LOR biasanya dicantumkan pada katalog. Jadi
armatur dengan nilai LOR tertentu akan memancarkan sejumlah fluks cahaya
5. Kuat Penerangan
Kuat penerangan merupakan banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas
permukaan. Jika fluks sebesar ΔF tiba pada permukaan ΔA, maka intensitas
E = (ΔF)/( ΔA)
E = F/A. Dimana Satuan E ialah lm/m2 atau lux (lx), atau lm/ft2 (1 lm/ft2 = 1 ft
fluks cahaya jatuh secara tegak lurus pada permukaan, karena dalam keadaan
demikian fluks maksimum tiba pada permukaan. Jika permukaan tidak tegak lurus
dengan fluks, tetapi normal permukaan membentuk sudut θ dengan arah fluks,
E = Emakscos θ
intensitas pancaran cahaya (I). Suatu berkas cahaya dari sumber itu, jumlah
dinyatakan oleh fluks (F). Suatu berkas cahaya yang pada sebuah bidang akan
meneranginya maka fluks yang jatuh pada satuan luas dari suatu bidang disebut
Fluks cahaya yang keluar dari sumber titik isotropic tidak tergantung pada
arah pandang, dan menembus permukaan bola yang berpusat pada sumber titik
itu, secara tegak lurus. Intensitas penerangan pada setiap titik permukaan bola itu
adalah:
6. Iluminansi
Iluminansi adalah ukuran fotometrik dari intensitas cahaya per satuan luas
perjalanan cahaya dalam arah tertentu. Ini menggambarkan jumlah cahaya yang
melewati atau dipancarkan dari wilayah tertentu, dan jatuh dalam sudut yang solid
yang diberikan. Satuan SI untuk pencahayaan adalah candela per meter persegi
(cd/m2). Sebuah istilah non-SI untuk unit yang sama adalah “nit”. Unit CGS
luminance adalah stilb, yang sama dengan satu sentimeter per candela persegi atau
10 kcd/m2.
permukaan datar. Luminance menunjukkan berapa banyak daya cahaya yang akan
dirasakan oleh mata melihat permukaan dari sudut pandang tertentu. Luminance
hal ini, sudut yang solid yang menarik adalah sudut padat subtended oleh pupil
display. Sebuah layar komputer khas memancarkan antara 50 dan 300 cd/m2.
sistem optik yang ideal, pencahayaan pada output adalah sama dengan
paling sama dengan input. Sebagai contoh, jika Anda membentuk gambar
kecil, yang berarti bahwa penerangan lebih tinggi di gambar. Cahaya pada bidang
gambar, bagaimanapun mengisi sudut yang solid yang lebih besar sehingga
pencahayaan keluar harus sama dengan asumsi tidak ada kerugian pada lensa.
Rumus :
Lv = pencahayaan (lumen/A)
= sudut ruang
elemen yang sangat vital untuk penerangan malam hari karena kemudahan
minyak), obor, atau penerangan lain. Berbagai jenis lampu jalan tersedia di
seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara
atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar
penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran
argon nitrogen dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan
dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran
kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal
yang penting.
Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat
pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas
menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi.
Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk
Ciri-ciri :
- Efficacy : 12 lumens/Watt
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar
tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan dirumah, tetapi bola lampunya
diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan
Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu
molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak ke arah kawat
disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar, bukan di tempat yang
sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara
kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara
tajam.
Gambar2.4 Lampu halogen tungsten
Ciri-ciri :
- Efficacy : 18 lumens/Watt
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien dari pada lampu pijar standar dan
melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada
panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya.
Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih
memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu „katode panas‟,
sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa
kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan,
pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu
akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan
sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada
kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar
Bagaimana lampu neon T12, T10, T8, dan T5 bisa berbeda? Keempat lampu
tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar1,5 inchi, yaitu 12/8
inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau 5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy
merupakan lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu
T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi
Gambar 2.5 Lampu Neon dan Diagram Aliran Energi Lampu Neon
Ciri – ciri Lampu Neon :
Halofosfat Tri-fosfor
10%)
luar ruangan dan industri. Efficacy yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang
lebih baik dari pada metalhalida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan
menjadi prioritas. Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metalhalida
karena tidak memiliki starter elektroda, sirkuit ballas dan starter elektronik
tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat
menahan suhu hingga 2372 F. Di dalamnya diisi dengan xenon untuk membantu
Ciri-ciri :
rendah).
- Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi menjadikan
sangat reaktif.
- Arc tube (tabung pemacar cahaya) di dalam bola lampu mempunyai lapisan
Walaupun lampu sodium tekanan rendah (LPS) serupa dengan sistim neon
dimasukkan ke dalam keluarga HID. Lampu LPS adalah sumber cahaya yang
paling sukses, namun produksi semua jenis lampunya berkualitas sangat jelek.
Sebagai sumber cahaya monokromatis, semua warna nampak hitam, putih, atau
berbayang abu-abu. Lampu LPS tersedia dalam kisaran 18-180 watt. Penggunaan
lampu LPS umumnya hanya untuk penggunaan luar ruang seperti penerangan
keamanan atau jalanan dan jalan dalam gedung, penggunaan wattnya rendah
Ciri-ciri :
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Walaupun mereka
memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki
efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian
balas) dan memancarkan warna hijau pucat. Isu paling penting tentang lampu uap
merkuri adalah bagaimana caranya supaya digunakan jenis sumber HID atau neon
lainnya yang memiliki efficacy dan perubahan warna yang lebih baik. Lampu uap
merkuri yang bening, yang menghasilkan cahaya biru-hijau, terdiri dari tabung
lumen yang cepat, dan indeks perubahan warna yang rendah. Disebabkan
karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu uap
merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih
merupakan sumber yang popular untuk penerangan taman sebab umur lampunya
yang mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti
gambaran hidup. Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut
tabung pemancar. Tabung pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni.
Tabung pemancar tertutup di dalam bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi
dengan nitrogen.
Gambar 2.7 Lampu uap merkuri dan diagram alir energinya
Ciri-ciri :
- Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah dibuat.
- Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah yang lebih
- Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah,
merkuri.
mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang
diisi gas. Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti
sebuah lampu merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang
disambungkan secara seri. Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung
pelepasan yang menstabilkan arus, jadi tidak diperlukan balas yang lain.
Pada penyalaan, lampu hanya memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan
mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini cocok untuk area anti nyala dan
Ciri – ciri :
Ciri-ciri
- Efficacy = 80 lumens/Watt
- Pemilihan warna, ukuran, dan nilainya lebih besar untuk MBI dari pada jenis
lampu lainnya. Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu
pelepas dengan intensitas tinggi dan cenderung memiliki efficacy yang lebih
baik.
untuk yang lainnya, terutama lampu peraga yang lebih kecil, memerlukan
maju/searah. Atau secara bahasa bisa diartikan sebagai dioda yang memancarkan
meskipun tidak sebaik konduktor listrik selain itu dapat pula bertindak sebagai
Isolator. Sedangkan dioda adalah bahan semikonduktor yang terdiri dari N-type
material dan P-type material yang saling terhubung dan di kedua ujungnya
LED mengubah sebagian besar energi listrik menjadi cahaya. Cahaya adalah
suatu bentuk energi yang dilepaskan oleh sebuah atom. Cahaya dihasilkan dari
disebut photons yang merupakan unit utama dari suatu cahaya. Photons
merupakan hasil dari pergerakan elektron. Photons pada suatu dioda dapat kita
lihat jika dioda tersusun dari material tertentu. Pada dioda normal, yang biasanya
gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia dan memancarkannya
Lihat gambar 2.1. Cahaya terbentuk dari hasil pergerakan elektron pada
sebuah atom. Dimana pada sebuah atom, elektron bergerak pada suatu orbit yang
mengelilingi sebuah inti atom. Elektron pada orbital yang berbeda memiliki
jumlah energi yang berbeda. Elektron yang berpindah dari orbital dengan tingkat
energi lebih tinggi ke orbital dengan tingkat energi lebih rendah perlu melepas
energi yang dimilikinya. Energi yang dilepaskan ini merupakan bentuk dari foton
foton, sehingga dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh mata. Bahan
yang dihasilkan pada arah tertentu. Bahan plastik penutup dapat juga diberi
warna, namun hal ini hanya untuk estetika dan memperkuat tampilan warna yang
dipakai.
kuning.
gallium nitride (GaN) - hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru.
hijau.
bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan
matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV biasa dikemas dalam sebuah
unit yang diebut modul. Dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya
yang bias disusun secara seri maupun paralel. Sedangkaan yang dimaksud dengan
sel surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang terdiri dari wilayah p-n
junction, dimana dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas
Fenomena cahaya listrik pertama kali ditemukan pada tahun 1839 oleh
awal abad ke-20, Albert Enstein menamakan peristiwa penemuan listrik alami ini
didapat dari pengamatan Einstein pada selempeng logam yang melepaskan foton
ketika terkena sinar matahari. Foton-foton terus mendesak atom-atom logam dan
pertama. Tahun 1950-1960,teknologi disain dan efisiensi sel surya terus berlanjut
dan diaplikasikan pada pesawat luar angkasa (photovoltic energies). Tahun 1970-
diaplikasikan pada sistem berdaya rendah. Namun, produki sel surya tidak dapat
pembuatannya.
bergabung dengan instansi energi pemerintah agar dapat memproduksi sel surya
dalam jumlah besar. Sehingga harga persatuannya dapat ditekan serendah
mungkin.
surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Dalam tulisan ini akan dibahas
struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu
sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan
cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin
film/lapisan tipis).
1. Substrat/Metal Backing
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena
juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehingga umumnya
Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga
yaitu material yang konduktif tapi juga transparan seperti indium tin oxide (ITO)
2. Material Semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi
pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material
semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk
kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang
tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran
yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn (S,Se)4 (CZTS)
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya.
3. Kontak Metal/Contact Grid
kontak negatif.
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
dipantulkan kembali.
5. Enkapsulasi/Cover Glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari
junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi di
Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari
Daerah ini akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif. Pada saat yang
sama, hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada
4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region)
ditandai dengan huruf W. Pada daerah deplesi ini terdapat banyak keadaan
terisi (hole+elektron). Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah
5. Perbedaan muatan pada daerah deplesi ini menimbulkan medan listrik internal
E dari daerah positif ke daerah negatif pada daerah deplesi yang disebut arus
drift. Dengan memperhatikan perpindahan elektron pada arus drift dari arah
E. Dengan kata lain, medan listrik E mencegah seluruh elektron dan hole
demikian dalam keadaan ini tidak ada arus dan tegangan yang timbul.
Jadi jika sel surya tidak menerima energi cahaya, tidak ada arus yang dapat
matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya
matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke
daerah deplesi (-) memiliki energi untuk naik ke tingkat energi yang lebih
maka terjadi pergerakan elektron dan hole pada tiap semikonduktor. Apabila
mengalir melalui kabel dari semikonduktor tipe-n bertemu dengan hole yang
Masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan sel surya, efisiensi, fill factor,
Ketika sel surya mendapat sinar akan mengalir arus konstan yang arahnya
Dari Gambar 2.20 dapat dilihat bahwa grafik sel surya tidak tergantung dari sifat –
sifat dioda. Jika diselidiki pada kuadran IV akan ditemukan tiga titik penting,
yaitu :
b) Arus hubungsingkat IK diukur saat sel hubungsingkat dan disini arus hubung
c) Titik daya maksimum (Maximum Power Point = MPP) dari sel surya
didapatkan dari hasil arus dan tegangan yang dibuat pada setiap titik.
Dalam hal U0 dan IK maksimum, daya yang dihasilkan oleh suatu sel surya
sama dengan nol. Pada suatu titik tertentu daya sel surya mencapai titik
maksimum dan titik ini disebut dengan titik MPP (Maximum Power Point), yang
pada prakteknya selalu diusahakan agar pemakaian berpatokan dari titik MPP ini.
Konversi energi dari sel surya ke konsumen akan maksimum apabila tahanan
RL = Ri
Keadaan ini pada teknik listrik disebut dengan istilah beban pas. Dengan bantuan
pengubah tegangan searah khusus atau sering disebut MPT (Maximum Power
Gambar 2.21 Karakteristik Suatu Sel Surya Monokristal dengan Luas 40cm2
n.
Untuk lebih meningkatkan efisiensi di atas permukaan dapat diberi kaca
radiasi atau juga dengan sistem tracking untuk mendapatkan energi matahari
semaksimal mungkin.
Kualitas dari sel surya biasanya dinyatakan dengan nilai fill factor (ff) yang
Atau sering juga dinyatakan dengan nilai efisiensi . Semakin besar nilai fill factor
Pmp Vmp I mp
ff .100% .100%
Pth VOC I SC
Dimana:
Ff = fill factor
Isc = arus saturasi atau arus keluaran sel surya ketika rangkaian luarnya
Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel
tetap normal (pada 25 derajat celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi dari
temperatur normal pada PV sel akan melemahkan voltage (Voc). Setiap kenaikan
temperatur sel surya 1 derajat celsius (dari 25 derajat) akan berkurang sekitar 0.4%
pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2 kali lipat untuk kenaikan
Kenaikan Temperatur
2. Radiasi solar matahari (insolation)
Radiasi solar matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariabel, dan sangat
berpengaruh pada arus (I) dan berpengaruh sedikit pada tegangan (V). (lihat
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap
air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari
deretan PV.
5. Orientasi panel atau array PV
ketegaklurusan antara sinar matahari dengan bidang PV, maka extra luasan bidang
panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun altitude yang berubah setiap
1. Tipe stand-alone
Dimana tipe ini biasanya digunakan untuk beban listrik terisolasi atau di daerah
Tipe ini biasanya digunakan untuk beban listrik besar terisolasi dan terkonsentrasi,
Tipe ini digunakan pada daerah yang telah memiliki sistem jaringan listrik
komersial, dan sistem langsung output energi surya ke dalam jaringan listrik.
Untuk daerah perkotaan yang sudah terjangkau aliran listrik PLN, biasanya sel
surya dipasang secara grid connected. Revolusi aplikasi sel surya pada bangunan arsitektur
telah mengalami perkembangan yang pesat, mulai dari teknologi biasa sampai
b. Generasi Kedua (tahun 1990 an), sel surya dikembangkan lebih menyatu
canggih. Pemasangan sel surya secara grid connected dengan jaringan listrik
a) Energi surya disimpan dalam battery storage dan digunakan pada saat
a) Energi surya disimpan dalam battery storage dan digunakan pada saat
beban tinggi.
radiasi puncak .
b) Pada kondisi ini energi surya dapat langsung berdampak pada penurunan konsumsi
Baterai merupakan sebuah alat yang berisi penuh bahan-bahan kimia yang
disebut dengan reaksi elektrokimia. Jika kita memperhatikan, kita bisa lihat bahwa
baterai memiliki dua terminal. Terminal pertama bertanda positif (+) dan terminal
Jika kita menghubungkan kabel antara kutub negatif dan kutub positif, maka
elektron akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dengan cepatnya.
elektron. Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia)
Elektron mengalir dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutub negatif
ke kutub positif tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang berlangsung. Dan
inilah alasan mengapa baterai bisa bertahan selama satu tahun dan masih memiliki
sedikit power, selama tidak terjadi reaksi kimia atau selama kita tidak
Secara harfiah berarti baterai sebuah media penyimpan dan penyedia energi
listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit power dalam bentuk
arus searah (DC). Alat ini digunakan elektronika termasuk diantaranya komputer.
Baterai merupakan sekumpulan sel-sel kimia yang masing-masing berisi dua
elektron logam yang dicelupkan dalam larutan penghantar yang disebut elektrolit.
negatif.
Secara sederhana cara kerja dari baterai adalah berubahnya reaksi kimia
antara material aktif (Pb, PbO2, PbSO4) dengan media elektrolit (H2SO4) yang
menghasilkan arus listrik sampai batas waktu tertentu. Reaksi kimia terdiri dari
dua proses yaitu pelepasan muatan (discharge) dan pengisian (charge) yang
Disch arg e
PbO2 3H HSO4 2e PbSO4 2 H 2O
Ch arg e
Disch arg e
Pb HSO4 PbSO4 H 2e
Ch arg e
Disch arg e
PbO2 Pb 2 H 2 SO4 2PbSO4 2H 2O
Ch arg e
dengan pengertian :
H2SO4 = Elektrolit
Pada proses pelepasan muatan listrik, oksigen dari timbal peroksida pelat
positif bereaksi dengan hidrogen dari asam sulfat membentuk air (2H2O). Pada
saat yang sama, timbal dari timbal peroksida pelat positip dan dari sepon timbal
pelat negatif bereaksi dengan sulfat radikal (SO4) dari asam sulfat membentuk
Akibatnya elektrolit tidak bisa mengalir dengan lancar dan menjadi tidak asam
Baterai biasanya dibuat untuk keperluan tertentu yang spesifik/khusus, dalam hal
ini dibedakan dari konstruksi yang dibuat untuk komponennya. Ada dua jenis
sistem solar cell adalah aki/ baterai lead-acid. Baterai lead acid dapat
Lead Acid).
1. Liquid Vented
Liquid vented (aki dengan katup pengisian ulang cairan) adalah baterai
mobil yang terbuat dari lempengan positif dan negatif dari paduan timah
yang ditempatkan dalam larutan elektrolit dan air asam sulfuric. Baterai
lead-acid yang terdiri dari 6 individu 2-sel volt. Baterai ini dirancang untuk
memberikan arus listrik yang besar hanya beberapa saat, dan kemudian
harus discharging, contoh pada saat starter mobil. Jadi baterai Liquid vented
tidak cocok untuk sistem solar cell. Pada saat mendekati full charge,
jenis ini berkurang. Untuk maintenance, baterai jenis ini harus dimonitor.
Baterai sealed lead-acid biasa juga dikenal dengan sebutan VRLA (Valve
Regulated Lead Acid). Tidak seperti baterai liquid vented, baterai ini tidak
maintenance. Baterai Deep Cycle adalah baterai yang cocok untuk sitem
solar cell, karena dapat discharge sejumlah arus listrik secara konstan dalam
waktu yang lama. Umumnya baterai deep cycle dapat discharge sampai
maintenance yang baik, baterai jenis ini dapat bertahan selama kurang lebih
10 tahun.
Berdasarkan siklusnya, secara umum terdapat dua macam baterai yang dibuat
manufaktur yakni :
1. Baterai Shallow-cycle
Jenis ini temasuk Baterai Starter (atau populer dikenal sebagai baterai mobil)
energi (arus) listrik yang besar dalam waktu yang singkat. Baterai starter tidak
dapat dipaksa untuk melepaskan energi listrik terlalu besar dalam selang
waktu yang panjang, karena konstruksi pelat-pelat yang tipis akan cepat rusak
2. Baterai Deep-cycle
untuk melepaskan energi listrik dalam selang waktu yang panjang. Baterai
Deep-Cycle tidak dapat melepaskan energi listrik secepat dan sebesar baterai
Semakin tebal pelat baterai semakin panjang usia baterai yang diharapkan.
Berat suatu baterai merupakan salah suatu indikator dari pelat yang digunakan
dalam suatu baterai. Semakin berat suatu baterai untuk ukuran grup yang sama
akan semakin tebal pelat baterai tersebut, dan semakin tahan terhadap
pengisian lebih besar dari tegangan pengosongan, energi yang disuplai baterai
pada saat discharging akan lebih kecil dari energi yang digunakan pada saat
recharging. Baterai baru biasanya memiliki efisiensi 85% sampai 90%, sedangkan
untuk beaterai lama mencapai kurang dari 75% dalam kapasitas Ah. Efisiensi
discharged Ah
efisiensi Ah .100%
charging Ah
Metode lain untuk menghitung efisiensi energi untuk baterai dinyatakan dalam
discharged Wh
efisiensi Wh .100%
charging Wh
dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa efisiensi baterai karena pengaruh
hambatan dalam sangat tergantung pada rate charge dan discharge baterai.
Cycle atau Siklus, merupakan suatu interval yang meliputi satu periode
pengisian dan satu periode pelepasan. Idealnya baterai selalu diisi/charge sampai
dengan 100% SOC selama perioda pengisian pada tiap siklus. Sementara baterai
Suatu baterai dengan siklus dangkal atau Shallow Cycle dirancang hanya
pada tiap siklusnya. Sedangkan baterai siklus dalam atau Deep-Cycle dirancang
kapasitas total pada tiap siklusnya. Usia baterai jenis Deep-Cycle, sangat
dipengaruhi besarnya DOD pada tiap siklus. Semakin besar DOD akan semakin
kecil jumlah siklus yang dapat dilalui baterai tersebut. Dengan kata lain, semakin
METODOLOGI PENELITIAN
Pettarani.
1. Observasi Lapangan
data beban / lampu yang masih berfungsi dan data yang terkait dengan
2. Studi Literatur
berikut:
1. Kualitas pencahayaan
Kuat Pencahayaan
Luminasi Batasan Silau
Jenis/ (Iluminasi)
Klasifikasi Kemerataan Kemerataan
E Rata- L Rata-
Jalan (Uniformity (Uniformity)
rata rata G TJ (%)
(Lux) G1 (cd/m2) VD VI
Jalan local
Jalan Kolektor:
Jalan Arteri:
Jalan arteri
dengan akses
bebas
hambatan
Jalan layang, 20 – 25 0,20 1,50 0,40 0,70 6 10
simpang susun,
terowongan
.CU.MF
E avg (3.1)
e.L
dimana:
yaitu:
1. Daya beban
3. Radiasi Matahari
setiap bulan untuk wilayah Kota Makassar diperlihatkan pada tabel 3.2
berikut:
Tabel 3.2
Insolasi wilayah Kota Makassar
Insolasi - Suhu
(kWh/m²/d) (°C)
yang dipilih adalah pada nilai insolasi yang terendah. Hal ini bertujuan
agar kebutuhan energi sistem tetap terpenuhi pada kondisi terburuk
disarankan tidak lebih dari 70%, supaya pemakian baterai bisa lebih
hari. Oleh karena itu, jumlah hari cadangan dalam perencanaan PJU-
berikut :
1. Lampu
a) Tegangan Kerja
tegangan DC 24 Volt.
Lampu yang dipilih adalah yang memiliki efikasi atau lumen per
c) Daya Lampu
sebesar 60 Watt.
d) Lumen Lampu
Umur pakai atau life time biasanya dinyatakan dalam jam nyala
pakai yang lama. Dari sampel lampu yang dipilih memiliki umur
2. Modul Surya
adalah:
a) Tegangan
b) Kapasitas
Kapasitas modul surya dalam hal daya puncak atau watt-peak (Wp)
c) Karakteristik
d) Umur pakai
Modul surya yang dipilih adalah yang memiliki umur pakai yang
lama. Sampel modul yang dipilih memiliki umur pakai lebih dari
25 tahun.
3. Baterai
a) Tegangan
b) Kapasitas Baterai
c) Konstruksi/Teknologi Baterai
d) Umur Baterai
70%.
4. SCR
a) Tegangan Kerja
SCR yang dipilih adalah yang memiliki daya hantar arus lebih
besar dari arus yang mengalir dari modul surya ke baterai maupun
5. Tiang Galvanis
diperhatikan :
a) Tinggi Tiang
b) Kekuatan Tiang
tersebut.
3.5 Daftar Harga Material PJU-TS
1. Lampu
SW-ST480-
1 50 5000 SUNWAY Rp. 2.357.000,00
C50W
RT680SL-
2 60 6000 SUNWAY Rp. 2.950.000,00
S60W
SW-ST650-
3 80 8000 SUNWAY Rp. 3.960.000,00
C80W
SW-ST650-
4 100 10000 SUNWAY Rp. 4.300.000,00
C100W
SW-ST650-
5 120 12000 SUNWAY Rp. 4.800.000,00
C120W
SW-ST950-
6 180 18000 SUNWAY Rp. 6.850.000,00
C180W
Sumber : www.streetdirectory.com/rodamasabadi/
(PT. RODA MAS ABADI)
2. Solar Cell
Sumber : http://anekasurya.indonetwork.co.id/1753334/modul-
solar-cell-50wp-polycrystalline.htm
3. BATERAI
POWER
2 12 65 Rp.1.200.000,00
KINGDOM
5. Tiang PJU-TS
Jumlah Harga
No Model Tiang Tinggi Satuan (Rp)
Lengan
1 6-7 1 Rp.2.450.000,00
Sumber : http://www.slideshare.net/rajalampu/daftar-harga-
tiang-pju-tenaga-surya
3.6 Langkah-Langkah Penelitian
Start
Pengambilan Data
Analisis Data
Analisis Biaya
Stop
BAB IV
alan di kota Makassar dengan solar cell. Dimana sampel jalan yang diambil yaitu
jalan A.P. Pettarani yang merupakan jalan dua arah dengan tiang PJU yang
digunakan adalah tiang lampu lengan tunggal. Adapun panjang dari jalan A.P.
Pettarani yaitu 4.720 meter dan lebar jalan di setiap jalurnya adalah 20,2 meter.
Jalan A.P.Pettarani
Adapun material yang dibutuhkan dalam pemasangan lampu jalan di jalan
1. Lampu
digunakan saat ini di jalan A. P. Pettarani adalah lampu SON-T 250 watt.
Dengan pertimbangan besarnya daya lampu yang digunakan saat ini, maka
dipilih lampu yang berdaya rendah dan ukuran kecil. Dengan demikian,
lampu SON-T. Daya LED yang dipilih adalah 60 watt karena efikasinya
Dik: Ø = 28000 lm
P = 250 W
K= = 112 lm/W
Dik ; Ø = 6000 lm
P = 60 W
Jadi efikasinya adalah :
K= = 100 lm/W
Adapun spesifikasi lampu LED yang digunakan dapat dilihat pada tabel
dibawah :
Type RT680SL-S60W
Weight 9,56 kg
Sumber : www.streetdirectory.com/rodamasabadi/
Besar energi listrik yang dibutuhkan perhari dari jam 18.00 – 06.00 dapat
QL = P . t (4.1)
dimana:
2. Modul Surya
QL . A
PPV = (4.2)
H td . K
Dimana:
Ppv = ⁄
= 196,9 Wp
Kapasitas modul surya yang tersedia dipilih 100 Wp dua buah yang
dihubung paralel. Dimana spesifikasi solar cell yang digunakan dapat dilihat
(Voc)
mm
Weight 10,5 Kg
Sumber : http://anekasurya.indonetwork.co.id/1753334/modul-
solar-cell-50wp-polycrystalline.htm
3. Baterai
Q L . NOD
KB (4.3)
V BR . DoD . η B
dimana:
PJU-TS adalah:
Kb = = 95,23 Ah
Jadi kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah 95,23 Ah. Namun karena
baterai dengan kapasitas yang sama dan terhubung secara seri untuk
Number of Cells 6
Current
215,5mm
4. SCR
diperhatikan beberapa faktor yaitu arus maksimum yang disuplai dari modul
surya ke baterai, maupun dari baterai ke beban, dan tegangan kerja sistem.
Arus listrik yang disuplai dari modul ke baterai dapat dihitung dengan
Pmod
I max (4.4)
VBR
Dimana :
baterai sebesar :
Imax = = 8,33 A
Kapasitas SCR yang dibutuhkan adalah 8,33 A. Namun karena SCR 8,33
Type LS1024
Nominal System Voltage 12/24 VDC
Rated Battery Current 10 Ampere
Max. Battery Voltage 32 Volt
Charge Circuit Voltage < 0,26 Volt
Drop
Discharge Circuit Voltage < 0,15 Volt
Drop
Self-Consumption < 6 mA
Sumber:
www.hargasolarcell.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=2
5. Tiang Galvanis
Tiang ini berfungsi sebagai penyangga komponen lampu dan modul panel
tunggal diperlihatkan seperti pada Gambar 4.2 dimana dua buah baterai 12 V
dengan menggunakan metode lumen seperti pada persamaan 3.1. Adapun lebar
jalan A.P. Pettarani 20.2 meter, dan tinggi pemasangan lampu yang direncanakan
Φ = 6000 lm
CU = 0,53
MF = 0,8
pencahayaannya 7 lux seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.1. sehingga jarak
antar tiang (e) dapat ditentukan dengan persamaan iluminasi sebagai berikut :
e= = 17,99 meter
Masa pakai lampu atau umur lampu merupakan salah satu faktor penting
umum (PJU). Jenis lampu yang digunakan pada PJU kota Makassar yaitu lampu
sodium tekanan tinggi Philips SON-T yang memiliki masa hidup (life time) cukup
terbatas yaitu 12.000 jam. Sedangkan untuk PJU-TS menggunakan lampu LED
yang memiliki life time yang jauh lebih lama di bandingkan dengan lampu SON-
T, masa pakai lampu LED adalah berkisaran 50000-100000 jam. Pada penelitian
kali ini akan digunakan lampu LED yang memiliki masa pakai 50000 jam.
Adapun waktu penggunaan atau masa pakai lampu SON-T maupun LED dapat
= 2,740 tahun
Jadi umur untuk lampu SON-T adalah 2,740 tahun atau sama dengan 2 tahun 8
bulan. Jumlah bulan diketahui dengan mengalikan bilangan di belakang koma (,)
Dengan persamaan yang sama maka umur lampu LED dapat pula ditentukan.
Masa Pakai /
Jenis
Merek Daya life time Tahun
Lampu
(Jam)
Sodium 2.740
Philips 250W 12000
SON-T (2 tahun 8 bulan)
11.416
LED Sunway 60W 50000
(11 tahun 5 bulan)
Jadi masa pakai lampu LED (Light Emitting Diode) jauh lebih lama dari lampu
SON-T yang sekarang digunakan pada sistem penerangan jalan umum (PJU) kota
Tiang RAJA
1 2.950.000,00 2.950.000,00
Galvanis LAMPU
Total 14.500.000,00
Dalam perancangan PJU-TS, ada beberapa hal yang tidak boleh di lupakan
tiang, armatur, lampu, ballast, ignator, dan capacitor. Adapun estimasi harga
material dari kompenen pemasangan PJU yang dipasaran saat ini adalah sebagai
berikut:
PJU (Rp)
2 Armature 975.000,00
4 Ballast 190.000,00
5 Ignator 45.000,00
6 Capacitor 50.000,00
Total 4.350.905,00
Sumber : http://www.slideshare.net/tiangpju/catalog-indogalva
4.5.2.2 Estimasi Biaya Pemasangan PJU SON-T
Dalam perancangan PJU ada beberapa hal yang tidak boleh di lupakan yakni
biaya pemasangan. Adapun estimasi biaya pemasangan PJU dapat di lihat pada
table berikut :
Dalam menganalisa BEP atau yang biasa dikenal dengan kata titik impas,
data yang perlu diketahaui yaitu besar biaya pemasangan PJU-TS dan PJU SON-
T, penggantian PJU-TS dan PJU SON-T, masa pakai lampu, dan tagihan listrik
Adapun biaya tagihan listrik yang di bayarkan kepada pihak PLN untuk
sebuah PJU SON-T selama setahun, dengan tarif listrikRp 820,00/kWh adalah:
Tagihan SON-T/Tahun:
= Rp 900.360,00
Sedangkan untuk PJU-TS tidak menggunakan listrik dari PLN, melainkan
sumber listrik dari tenaga surya. Dengan demikian tagihan listriknya adalah Rp.
0,00.
50.000 jam atau selama 11 tahun 5 bulan, di bandingkan dengan SON-T hanya
Capacitor 30 Mf 50.000,00
Total 380.000,00
Jadi setiap unit lampu PJU yang menggunakan lampu SON-T memerlukan
material memiliki masa hidup (life time) yang sama yaitu 12000 jam atau sekitar
2 Tahun 8 Bulan.
Berikut ini tabel Break Event Point yang membandingkan biaya PJU-TS dan
PJU SON-T selama kurun waktu 11 tahun, dengan mengasumsikan kedua jenis
Estimasi Estimasi
600.000,00 400.000,00
pemasangan Pemasangan
Rp10,000,000.00
Rp8,000,000.00 Biaya PJU-TS
Rp4,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tahun
Dari grafik diatas terlihat bahwa pada tahun ke-10 terjadi perpotongan antara
kurva biaya PJU-TS dengan kurva biaya PJU SON-T. Dimana titik perpotongan
tersebut merupakan Break Event Point atau titik impas. Dengan demikian dapat
akan setara dengan biaya penggunaan PJU SON-T selama kurun waktu 10 tahun:
4.5.4 Analisis Biaya Investasi
SOLAR
WP
Baterai 100
3 1048 1.800.000,00 1.886.400.000,00
Ah
Tiang
5 524 2.950.000,00 1.545.800.000,00
galvanis
Estimasi
pemasangan
Jumlah 7.807.600.000,00
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
jalan tiap sisinya 20,2 meter dan tinggi tiang yang direncanakan 9 meter,
Rp. 7.807.600.000,00
2. Jumlah material yang diperlukan adalah 1048 buah solar cell dengan
kapasitas 100 Wp, 524 buah lampu LED dengan daya 60 watt, 1048 buah
baterai kapasitas 100 Ah untuk back up 2 (dua) hari, 524 buah SCR 10 A,
5.2. Saran
distribusi atau daerah yang terisolir dari jalur distribusi, supaya manfaat
[3] Mark Hankins, Stand-Alone Solar Electric Systems, The Earthscan Expert
2010.
2008.
[7] Review of Literature : Operation and Maintenance of the 125 VDC Station
Maret 2012.