Disusun oleh :
Rifqi Fakhrurrozy ( 21 )
Wahyu Bintang Nurhidayat ( 22 )
Wiguno Adi Negoro ( 23 )
Kelas : LT 1A
1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga dapat
terselesainya makalah ini , yang berjudul “Instalasi Penerangan Jalan Pada Perum Dosen
Polines Sekip”, sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah bahasa indonesia. Walaupun
banyak hambatan terjadi pada saat proses penyelesaianya .
Dan harapannya semoga makalah ini dapat memberi manfaat serta pengetahuan bagi
para pembaca. Saya yakin masih banyak kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu saya
sangat mrngharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Sistematika Penulisan
Sistematika
Untuk lebih mudah memahami makalah ini. Maka materi – materi yang tertera
terbagi dalam sub bab sebagai berikut :
1. BAB I ENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan , tujuan penulisan ,
rumusan masalah , ruang lingkup , metodologi riset , serta sitematika ini
sendiri .
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berupa pengertian dan
definisi serta jenis jenis tetang penulisan tanda baca dan penggunaan kata ,
4
yang diambil dari kutipab buku maupun internet yang berkaitan dengan
penggunaan kata dan tanda baca .
3. BAB III METODOLOGI RISET
Pada bab ini membahas tentang bagaimana metode yang digunakan
dalam pembuatan makalah ini .
4. BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas dan mengulas tentang penggunaan kata dan tanda
baca yang sering terjadi pada yugas akhir mahasiswa teknik elekro
politeknik negeri semarang .
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisikesimpulan dan saran mengenai materi yang telah
disajikan diatas dengan isi yang lebih padat
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Instalasi penerangan jalan umum adalah instalasi yang dirancang untuk menyediakan power suplay
untuk penerangan / lampu jalan umum dan instalasi PJU biasanya direncanakan dan pasang dialam
terbuka.
Cara memasang instalasi penerangan jalan umum ( PJU ) ada dua macam:
Pemasangan PJU dengan cara Under ground cabel ( kabel bawah tanah )
Pemasangan penghantar sistem under ground harus mengikuti ketentuan pemasangan kabel tanah
sesuai PUIL 2000
NYY bisa ditanam dengan cara diberi pelindung (pipa, pasir + bata,dll ). tetapi sangat dihindari
apa bila dipasang di daerah yang rawan tekanan mekanis (Contoh penyebrangan jalan atau
perempatan jalan )
NYFGBY bisa ditanam langsung ditanah karena kabel jenis ini sudah dilengkapi prisai baja yang
bisa melindungi terhadap gangguan mekanis.
CATATAN Kabel instalasi jenis NYM bukanlah jenis kabel tanah, karena itu dalam keadaan
bagaimanapun tidak boleh ditanam di dalam tanah.
dll
6
Pemasangan PJU dengan cara kabel udara
Pemasangan harus mengikuti ketentuan- ketentuan pemasangan kabel udara pada PUIL 2000
TC ( Twistet cabel ) sebutan kabel udara yang sudah familier dilapangan. ( di PUIL macam2
kabel udara NFY, NFAY, NF2X, NFA2X, dll )
Pada kabel TC untuk pengidetifikasian :
• Pada kabel TC ada garis / setrip satu digunakan untuk menandai fase = R
• Pada kabel TC ada garis / setrip dua digunakan untuk menandai fase = S
• Pada kabel TC ada garis / setrip tiga digunakan untuk menandai fase = T
• Pada kabel TC tidak ada garis / setrip digunakan untuk menandai Netral = N
Penyambungan kabel atau penghantar pada PJU
Sambungan Penghantar dengan sistem Under groun cabel (kabel tanah ) bisa dengan cara
disolder,diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat dan dimasukan dalam kotak sambung (
mof )
Sambungan penghantar dengan sistem kabel udara bisa dengan cara kotak box terminal dan
konektor.
2.5.4.4 Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium atau tembaga
berlapis aluminium) tidak boleh disatukan dalam terminal atau penyambung punter kecuali jika
alat penyambung itu cocok untuk maksud dan keadaan penggunaannya.
Penghantar aluminium tidak boleh dihubungkan dengan terminal dari kuningan atau logam lain
berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi lapisan yang tepat atau telah diambil
tindakan lain untuk mencegah korosi.
Sambungan kabel almunium dan tembaga bisa dilakukan dengan konektor, sekun, terminal dari
bahan bimetal
Pemasangan PHB untuk PJU harus mengikuti ketentuan Pemasangan PHB tutup pasang diluar
pada PUIL 2000.
Inti pokok komponen PHB, Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus
dipasang setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidak
dipasang satu proteksi arus .
Pada komponen PHB seperti saklar utama dan MCB (Pengaman ),dll harus bertanda SNI
7
ARDE dan penghantar proteksi
Arde dan Penghantar proteksi mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu instalasi,
karena semua BKT seperti PHB, armatur, tiang, dll harus di groundingkan untuk menghindari
teganan sentuh terlalu tinggi.
Pada sistem TN-C-S semua BKT dihubungkan dengan Pembumian di PHB dengan mengunakan
penghantar proteksi ( PE ).
Pada sistem TT semua BKT dibumikan terpisah dengan Pembumian pada PHB ( Dengan kata
lain semua BKT dibumikan / digrounding sendiri ).
8
BAB III
METODOLOGI RISET
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk
dalam penelitian kebahasaan. Boydan dan Taylor (lewat Moleong, 2006: 4) mengatakan
bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan kualitatif dipilih karena masalah yang diteliti berupa data (laporan
praktik kerja lapangan) yang lebih tepatnya dijelaskan dengan menggunakan kata-kata.
9
E. Teknik Keabsahan Data
1. Intrarater
Intrarater yang dilaksanakan untuk mendapatkan keabsahan data, yaitu dengan
cara mencermati berulang-ulang perumahan sekip untuk menentukan data sebanyak-
banyaknya dan aspek yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sehingga
mendapatkan data yang benar-benar akurat dan normal. Pengamatan berulang-ulang
dan mendalam terhadap instasi listrik perumahan sekip untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid.
2. Interrater
Keabsahan data dan penafsiran data juga diperoleh secara interrater, yaitu
dengan berdiskusi dosen D# teknik lIstrik yang membindangi mengenai instalasi
listrik.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan instalasi penerangan jalan pada perum dosen
polines adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang akan diperlukan guna
memenuhi kebutuhan dalam merealisasikan ide dan gagasan yang akan
dicapai berdasarkan teori , dengan memperhatikan semua aspek yang
berkaitan dengan perencanaan tersebut.
Tujuan dari perencanaan instalasi ini adalah ;
1. Merencanakan instalasi listrik penerangan jalan yang sesuai standar
2. Membuat gambar situasi / denah pada are yang akan dipasang instalasi
penerangan
3. Menentukan besarnya luas penampang penghantar dan setting pengaman
4. Menentukan jumlah lampu dan jenis lampu yang akan digunakan.
5. Membuat single line diagram
6. Membuat diagram rekapitulasi daya .
11
D. Gambar Rangkaian
1. Gambar denah lokasi
2. Gambar Situasi
12
3. Gambar Diagram One Line
13
5. Rancangan Anggaran Biaya ( RAB )
(Kadar Rustamaji)
14
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Instalasi penerangan jalan merupakan hal yang sangat krusial untuk keselamatan
sekitar , dalam hal ini adalah pengendara. Oleh karena itu untuk menciptakan instalasi yang
sesuai harus berasal dari sumber yang sesuai juga yaitu PUIL. Pada instalasi penerangan jalan
banyak hal yang harus diperhatikan terutama tinggi kabel harus sesuai yang ditentukan , jenis
kabel , serta jenis lampu yang akan digunakan dalam instalasi tersebut . untuk menjadi
instalasi yang baik , butuh perencanaan yang matang , terutama gambar rangkaian one line ,
gambar pengawatan dan RAB .
3.2 Saran
Kabel yang sudah terpasang perlu untuk ditinggikan kembali agar tidak mengganggu
dan membahayakan orang serta kendaraan yang melintasi pada area tersebut karena kabel
terlalu rendah dan membahayakan.Selalu perhatikan jenis kabel dan jenis lampu yang akan
digunakan agar sesuai dengan fungsi dan penggunaan. Kabel juga perlu untuk dirapikan
kembali agar tidak ruwet dan tidak terjadi konslet serta juga aman. Perawatan yang berkala
juga perlu untuk dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan yang bisa terjadi agar
tidak membahayakan masyarakat sekitar area tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://cvaristonkupang.com/2012/09/20/instalasi-penerangan-jalan-umum/
16
LAMPIRAN
17