Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Bengkel

Listrik III ini .


Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang
mana telah membawa manusia dari alam yang tidak berpendidikan ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dan tak lupa pula kepada sahabat beliau yang
telah berjuan untuk menegakan agama Allah SWT.
Dalam Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Mengingat

kemampuan

penulis

sangat

terbatas,

maka

penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi untuk mencapai
kesempurnaan dalam penulisan laporan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalam......

Buket rata, 31 Desember 2014

Dedi Sahputra

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Tujuan ....................................................................................1
1.2 Sumber Data ..........................................................................1
1.3 Metode Penulisan ...................................................................1
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................1

BAB II

LANDASAN TEORI ..................................................................2


2.1 Dasar Instalasi Listrik ............................................................2
2.2 Perlengkapan Instalasi............................................................2
2.2.1 Kabel Instalasi...............................................................2
2.2.2 Pipa Instalasi ................................................................4
2.2.3 Pengaman......................................................................5
2.2.4 Kotak Hubung ..............................................................6
2.2.5 Sakelar .........................................................................6
2.2.6 Kotak-kontak................................................................9
2.2.7 Fiting.............................................................................9
2.2.8 Sumber sumber Cahaya .............................................9
2.2.9 LDR .............................................................................9
2.3. Perlengkapan Panel ...............................................................10
2.3.1 Box Panel .....................................................................10
2.3.2 Saluran Pengawatan .....................................................10
2.3.3 Pengikat Kabel..............................................................10
2.3.4 Terminal Strip ..............................................................10
2.3.5 Rel Topi ........................................................................11
2.3.6 Selang Pelindung..........................................................11

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

2.3.7 Macam-macam skrup ...................................................11


2.3.8 Alat Pengendali ............................................................11
BAB III

BAHAN DAN PERALATAN .....................................................18

BAB IV

DIAGRAM GAMBAR................................................................24
1. Panel Control Pandangan depan ...............................................24
2. Detail Panel Penerangan ...........................................................25
3. Pandangan belakang pintu panel................................................26
4. Pintu panel depan ......................................................................27
5. Pemasangan Bus Bar ................................................................28
6. Pintu belakang panel..................................................................29
7. Instalasi penerangan ..................................................................30
8. Pengawatan grup I ....................................................................31
9. Pengawatan grup II ...................................................................32
10. Pengawatan grup III ................................................................33
11. Pengawatan grup IV ................................................................34.
12. Rangkaian Kontrol ..................................................................35

BAB V

LANGKAH KERJA ...................................................................37

BAB VI

ANALISA ....................................................................................41

BAB VII PENUTUP ....................................................................................43


7.1 Kesimpulan ............................................................................43
7.2 Saran-saran .............................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................44

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

BAB II
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan praktek bengkel listrik semester III ini yaitu
untuk

memenuhi salah satu syarat praktek bengkel listrik bagi mahasiswa

semester III

program study teknik listrik serta untuk menambah ilmu

pengetahuan dan ketrampilan (skill). Khususnya dalam bidang pemasangan


instalasi da npengontrolan panel, baik secara teori maupun praktek.
1.2. SUMBER DATA
Dalam pengumpulan data sebagai bahan masukan untuk pembuatan laporan
ini penulis mengambil dari beberapa sumber antara lain:
- Data teknis yaitu dengan melakukan praktikum di bengkel.
- Data perpustakaan yaitu mengumpulkan data melalu ibuku-buku yang ada di
perpustakaandan literatur lain yang menunjangdalam penulisan laporan ini.
1.3. METODE PENULISAN
Dalam hal penulisan laporan bengkel semester III ini, penulis menggunakan
metode antara lain:
-

Metode praktek bengkel listrik ; dan

- Metode referensi perpustakaan yaitu untuk mengumpulkan/memperoleh


keterangan melalui buku-buku atau bacaan yang berhubungan dengan praktikum
bengkel listrik semester III ini.
1.4. RUANG LINGKUP
Dalam proses penulisan laporanini,
pemasangan

penulis

membahas mengenai

instalasi berdasarkan job sheet yang ada, misalnya mengenai

pemasangan instalasi penerangan, pemasangan panel, system kontrol panel,


prinsip kerja dari

peralatan yang digunakan, gambar, langkah-langkah

pengerjaannya dan lain-lain mengenai instalasi listrik.


Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.

DASAR INSTALASI LISTRIK

a. Ketentuan Teknik
Ketentuan

teknik

ini

dimaksudkan

agar

dapat

terwujudnya

terselenggaranya suatu pemasangan instalasi listrik dengan baik, yang menjadi


dasar sasaran adalah keselamatan kerja dan bahan kerja.
b. Standarisasi
Tujuan Standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman, antara lain
mengenai :
a. Bentuk dan mutu Barang
b. Cara menggambar dan cara kerja

2.2.
PERLENGKAPAN INSTALASI
2.2.1. KABEL INSTALASI
Kabel rumah dan instalasi, jenis hantaran yang biasa digunakan adalah
kabel NYA, NYM, dan NGA berlaku ketentuan berikut :
1.Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan NYA dan NGA harus
dilindungi dengan pipa instalasi.
2.Di ruang lembab NYA ddan NGA harus juga dilindungi dengan pipa PVC.
3.NYA dan NGA tidak boleh dipasaang langsung pada plaster atau kayu atau
ditanam langsung dalam tanah tapi harus dilindungi dengan pipa PVC.
4.Kalu dipasang di luar jangkauan tangan NYA dan NGA boleh dipasang
terbuka dan memakai isolator jepit atau rol isolator.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

5.Kabel NYM boleh dipasang langsung menempel pada plasteran atau kayu
atau ditanam langsung dalam plasteran, juga di ruang lembab / basah di
tempat kerja/gudang dengan bahaya kebakaran/tidak.
6.NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian lain dari bangunan,
kontruksi, rangka, dan sebagainya asalkan cara pemasangannya tidak
merusak selubung luar kabel.
7.NYM tidak boleh dipasang di bawah tanah. Untuk pemasangannya
digunakan klem dengan jarak yang cukup rapat sehingga kabelnya
terpasang rapi dan lurus, dan kalau dipasang di ruang lembab harus
digunakan kontak sambung yang kedap air dan kedap lembab.
8.Selain kabel di atas masih banyak lagi jenis kabel yang lain seperti : kabel
NYY, NMH, NYRGBY, NAYFGBY, NYFGBY, NYLZ, dan lain-lain.
Namun tidak dijelaskan dalam hal ini .

a. Kabel NYA
Kabel NYA adalah kabel standar berpenghantar tembaga berisolasi PVC
dan berinti tunggal. Sampai diameter 10 mm2, penghantarnya terdiri dari kawat
pejal, di atas diameter tersebut, terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin menjadi
satu.

Pada panel kabel NYA digunakan pada pemasangan tetap (tidak

bergerak)Mdalam panel, karena sifatnya yang kaku / tidak flexibel. Pemasangan


kabel ini jika dalam panel tidak menggunakan saluran pengawatan.

b. Kabel NYM / NYMF

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Inti serabut Kabel NYM merupakan kabel berpenghantar tembaga polos


berisolasi PVC dan berselubung. Sampai diameter 10 mm2, terdiri dari kawat
tunggal. Untuk 16 mm2 ke atas terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin menjadi
satu. Jumlah uratnya antara 1 sampai 5. Uratnya dibelit jadi satu dan diberi
selubung luar karet atau plastik lunak supaya bentuknya menjadi bulat.

2.2.2. PIPA INSTALASI


Pipa Instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi
instalasi. Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu pipa baja yang di cat,
pipa PVC ,dan pipa fleksibel. Syarat Umum pipa instalasi adalah harus cukup
tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas dan lembab serta tidak menjalar ke
api .
Table 1
Diameter dalam minimum pipa instalasi
Listrik untuk pemasangan kabel rumah berisolasi PVC (NYA)
Jumlah kabel rumah PVC

(NYA)

N
o

Luas

Diameter

Diameter dalam minimum dari

penampang

luar maks

pipa (mm)

nominal

(mm)

(mm2)

1,5

3,3

11

13

13

2,5

3,9

10

11

13

14

16

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

4,4

11

13

14

16

17

2,4

14

16

17

20

21

10

6,8

10

17

19

22

24

27

16

8,0

13

20

22

26

29

34

25

9,8

14

24

27

34

35

38

35

11,0

16

27

34

35

40

44

50

13,0

19

34

35

44

46

56

10

70

15,0

22

36

44

48

56

11

95

17,0

24

44

48

56

12

120

19,0

27

48

56

13

150

21,0

34

56

2.2.3. PENGAMAN
1. Sekering
Sekering berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi
hubung singkat atau mengalirnya arus yang berlebihan.
2. Pentanahan
Pemasangan alat pentanahan dimaksudkan untuk dapat menyalurkan arus
bocor kedalam tanah. Arus bocor yang dimaksud ialah adanya arus/tegangan pada
bagian listrik yang pada keadaan normal bagian tersebut tidak bertegangan.

2.2.4. KOTAK HUBUNG


Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Penyambungan atau percabangan hantaran listrik pada instalasi dengan


pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi sambungan atau percabangan hantara dari gangguan yang
membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotk
sambung ialah sambungan ekor babi kemudian sambungan ditutup dengan las dop
setelah di isolasi.
2.2.5 SAKELAR
Fungsi saklar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik
dari sumber ke beban. Berdasarkan sistem kerjanya, saklar dapat dibedakan
menjadi :
a. Saklar tunggal
Fungsi saklar adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saklar ini
terdapat dua titik kontak yang meghubungkan hantara fasa dengan lampu.
b. Saklar Seri
Untuk melayani dua buah lampu yang berjauhan namun dihidupkan dari
satu tempat dapat digunakan pengaturan saklar seri yang mana lampu satu
dihubungkan dengan saklar sisi kiri dan lampu dua dihubungkan dengan saklar
sisi kanan dan untuk kawat netral / nol dikopel dan dihubungkan ke sumber AC.

Gambar 2.9. Simbol Lokasi

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 2.10. Kontruksi Dalam

N
PE
L

Gambar 2.11. Diagram Pengawatan

c. Saklar tukar
Pengaturan saklar tukar ini adalah untuk melayani beberapa buah
lampu yang dinyalakan dari satu tempat, misalnya untuk lampu 1 saklar
pada posisi 1, untuk lampu 2 saklar pada posisi 2 dan seterusnya.

Gambar 2.12. Konstruksi Dalam

Gambar 2.13. Diagram Pengawatan


d. Saklar Silang
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 2.13. Simbol Lokasi

Pengaturan saklar silang ini digunakan untuk melayani satu buah lampu
yang dihidupkan dari dua tempat misalnya untuk menerangi sebuah lorong yang
panjang lampu berada ditengah dan saklar silang berada pada pintu masuk dan
pintu keluar, juga pada sebuah tangga, dan lain-lain. Saklar ini dapat dihidupkan
dipintu masuk dan dimatikan dipintu keluarnya dan daapat juga dihidupkan
sebaliknya.

Gambar 2.14. Simbol Lokasi

Gambar 2.15. Konstuksi Dalam

Gambar 2.16. Diagram Pengawatan

2.2.6 KOTAK-KONTAK

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Kotak-kontak ialah sebuah kotak atau dus yang dipergunakan untuk


menempatkan kabel sehingga kotak-kontak tersebut merupakan tempat sumber
arus. Kotak-kontak biasa disebut sehari-hari dengan nama stop kontak.
2.2.7 FITING
Fiting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu
dengan kawat-kawat hantaran. Fitting terbuat dari bahan isolasi yaitu bakelit atau
porselin dan menurut penggunaanya dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu fitting
langit-langit, fitting kedap air dan fitting gantung.
2.2.8 SUMBER SUMBER CAHAYA
1. Lampu Pijar
Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam
suatu kawat halus. Dalam kawat ini, energi listrikdiubah menjadi panas dan
cahaya.
2.2.9 LDR
LDR adalah salah satu saklar yang bekerja berdasarkan cahaya yang
memepengaruhinya dan LDR inibekerja secara otomatis untuk menghidupkan
beban yang yang kita inginkan.
Prinsip kerjanya :
LDR ini bekerja bila cahaya yang mempengaruhinya gelap maka lampu
yang kita hubungkan akan menyala dan jika cahaya yang mempengaruhinya
sudah kembali terang maka akan menarik anak kontak dan memutuskan arus ke
beban. LDR ini tidak memebutuhkan alat peralatan lain untuk oprasi LDR ini
dapat berdiri sendiri.
2.3 PERLENGKAPAN PANEL LISTRIK
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Peralatan yang digunakan pada pemasangan panel kendali secara umum


adalah sebagai berikut:
2.3.1 BOX PANEL
Box Panel merupakan tempat alat-alat kendali dirangkai. Terdiri dari alat
yang dipasang tetap (dalam box pada pelat pemasangan) dan alat yang dipasang
bergerak (pada pintu panel).
2.3.2. SALURAN PENGAWATAN
Pada pengawatan tipe ini, kawat-kawat penghubung dari terminal strip ke
peralatan atau dari satu alat ke alat lainnya dipasang dalam saluran plastik yang
menempel pada panel pemasangan. Saluran pengawatan untuk sistem listrik
( saluran segi empat dengan tutup sistem pegas) terbuat dari plastik abu-abu.
Untuk pemasangan dan penahanan kawat penghantar pada tempatnya, alasnya
berlubang-lubang. Saluran pengawatan harus dipasang pada permukaan yang
kuat (pelat pemasangan ) dan tidak cocok untuk instalasi yang menopang sendiri.
Untuk pemasangan saluran pengawatan digunakan elemen-elemen pemasangan
utama yang terbuat dari bahan isolasi, misalnya paku keling plastik yang mekar
sendiri atau sekerup plastik.
2.3.3 PENGIKAT KABEL / CABLE TIES / TIRET KABEL
Pengikat kabel digunakan pada pengawatan ikatan bulat. Kawat-kawat
digabungkan menjadi berkas yang bulat. Ikatan bulat diikat dengan pengikat kabel
dari plastik dan tidak boleh menyentuh pelat pemasangan. Pada pengawatan
ikatan bulat, saluran pengawatan tidak diperlukan. Ikatan hantaran dipasang
diantara

alat-alat.

Kawat

dimasukkan

dalam

terminal

dengan

lintasan

melengkung. Keuntungannya bila suatu ketika perlu pemindahan klem atau terjadi
kawat putus, masih mempunyai kelebihan panjang.
2.3.4 TERMINAL STRIP/ TERMINAL BLOCK
Untuk menghubungkan (tempat sambungan ) kabel dari dalam Panel ke
pintu panel maupun dari dalam panel kel luar panel, digunakan terminal
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

sambungan. Salah satunya adalah terminal. Misalnya terminal Strip. Terminal


dipasang pada dudukan (misalnya rel topi) dengan ukuran menyesuaikan.

2.3.5 REL TOPI


Rel topi digunakan sebagai dudukan alat-alat pengendali seperti MCB,
Magnetik Kontaktor dll. Rel topi dipasang pada pelat pemasangan.
2.3.6 SELANG PELINDUNG
Penyambungan penghantar antara bagian yang tetap (dalam panel) dan
bagian yang bergerak (misal pada pintu panel) digunakan selang pelindung.
Selongsong ujung harus dipasang pada kedua ujungnya dan harus dikencangkan
dengan klem selang.
2.3.7 MACAM-MACAM BAUT-MUR / SEKRUP
Digunakan untuk memasang peralatan panel kendali. Terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran disesuaikan dengan penggunaannya.

2.3.8 ALAT PENGENDALI


1. Kontaktor
Kontaktor termasuk jenis saklar yang digerakkan dengan magnet.
Peralatan ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik,
sedangkan cara kerjannya berdasarkan elektro magnetic, maka kontaktor sangat
cocok digunakan sebagai saklar yang beroperasi secara otomatis.
Pada dasarnya kontaktor magnet ini terdiri dari beberapa bagian utama :
a.Belitan magnet (magnet coil)

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Belitan magnet berfungsi untuk menghidupkan / mengoperasikan anak


kontak yang ada pada kontaktor. Apabila belitan tersebut diberi tegangan,
maka akan timbul medan magnet yang terbentuk, ini akan menimbulkan
gaya tarik elektromagnetik, akibatnya anak-anak kontak dari kontaktor
akan berubah posisinya dari posisi semula. Dari posisi terbuka menjadi
tertutup dan sebaliknya dari posisi tertutup menjadi terbuka. Belitan
magnet ini mempunyai rating tegangan dari 220V 380V /50Hz. Atau
lebih dari itu.
b.Kontak utama (main kontak)
Kontaktor magnet mempunyai kontak utama yang digunakan untuk
menghubungkan rangkaian beban dengan sumber tegangan. Kontak utama
terdiri dari tiga buah kontak normal. Ketiga kontak tersebut bekerja secara
bersamaan yakni setelah belitan magnet diberi erus akan timbul gaya tarik
elektromagnetik, maka akan menarik anak kontak tersebut.
c.Kontak Bantu (auxiliary contack)
Kontak Bantu ini mempunyai kontak normal terbuka dan tertutup yang
berfungsi sebagai hubungan rangkaian control sedangkan Jumlah kontak
bantu tersebut tergantung dari jenis kontator tersebut.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

A1

A2

13

11

14

12

22

21

23

24

Gambar 2.7. Penomoran kontaktor


keterangan :

A1 A2

= Terminal belitan magnet

1, 3, 5,

= Kontak utama input AC

2, 4, 6

= Kontak utama untuk beban

13, 14

= Kontak Bantu NO

11, 12

= Kontak Bantu NC

21, 22

= Kontak Bantu NC

23, 24

= Kontak Bantu NO

2. Tombol Tekan/ Push Botton


Push botton ini disebut juga saklar tekan. untuk melayani satu / lebih dari
satu lampu yang dioperasikan dari satu buah titik, tetapi kini push botton / saklar
tekan ini kebanyakan digunakan untuk menghidupkan bell. Jika tombol ditekan
maka lampu menyala dan jika dilepas maka lampu mati kecuali jika tombol
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

tersebut memiliki penguci maka lampu akan menyala terus dan mati jika tombol
ditekan lagi.
3. Timer
Timer adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan seting waktu yang ada
pada timer tersebut, dan timer ini bekerja secara otomatis untuk menghubungkan
dan memutuskan rangkaian, timer ini bekarja 12 jam sekali selama batas waktu
yang kita inginkan / tentukan.
Timer ini tidak membutuhkan peralatan lain untuk beroperasi, timer dapat
berdiri sendiri.
Cara pengaturan waktu dari timer adalah seebagai berikut :
Pengaturan waktu operasi dari timer dengan cara mengangkat gerigi yang
ada pada timer. Dibawah ini menunjukkan symbol dari timer beserta anak
kontaknya :

A1

55

67

A2

56

68

Gambar 2.8. Symbol timer beserta anak kontaknya

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Prinsip kerjanya ;
Pada saat gerigi terangkat dari posisi semula maka timer beroperasi, di
dalam timer juga dilengkapi dengan jarum penunjuk lamanya waktu bekerja,
setelah jarum penunjuk pada timer tersebut berada pada posisi yang telah
ditentukan, maka timer akan memutuskan arus (tidak bekerja / off).
Timer ini didesign sedemikian rupa sehingga dapat dialiri arus selama 24
jam tanpa mengganggu kerja dari timer ini.
4. Saklar Impuls
Saklar impuls adalah kontak tekan dengan kontak NO pengoperasian
langsung ditekan kembali ke posisi semula setelah tekanan di lepas Saklar impuls
juga bisa disebut saklar impuls arus; relai bertahap.

Gambar 2.3. Diagram Lokasi

Gambar 2.4. Diagram Kerja

Prinsip kerjanya:
Ketika saklar tekan ditekan maka coil akan menarik anak kontak yang ada
padanya dan menyalurkan arus ke lampu sehingga lampu menyala dan arus
kembali ke netral / nol.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 2.5. Diagram Pengawatan Saklar Impuls


5. Starcase
Starcase adalah Suatu alat pengatur pada system pengaturan penerangan
starcase dapat dihubungkan/disambung dengan dua cara yaitu:
- Sistem pengaturan starcase dengan empat kawat
- Sistem pengaturan starcase dengan tiga kawat
Prinsip kerjanya:
Pada saat tombol di tekan maka terminal P akan menarik anak kontak 1
dan 2 sehingga arus mengalir ke lampu dan lampu menyala setelah beberapa
waktu kemudian baru lampu akan mati berdasarkan waktu yang telah kita atur
pada relay starcase tersebut.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 2.6. Diagram Pengawatan


6. Pengaman Lebur
Di dalam suatu instalasi diwajibkan adanya pengaman. Baik pengaman
untuk peralatan maupun untuk manusianya sendiri, dan yang paling penting
adalah pengaman untuk manusia, karena apabila terjadi suatu tegangan sentuh di
atas arus nominal maka akan fatal akibatnya. Untuk itu perlu dipasang suatu
pengaman lebur yang bekerja di atas arus nominal, apabila terjadi tegangan
sentuh, maka pengaman lebur ini langsung memutuskan arus listrik ke beban yang
dalam hal ini manusia yang tersengat listrik.

BAB III
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

ALAT DAN BAHAN


Adapun bahan/peralatan yang digunakan dalam praktek bengkel listrik
semester III ini adalah sebagai berikut:
NO

Nama Bahan / peralatan


A.

1.
2

Pipa sitetis local (5/8) PVC

3.

Pipa kir 11 mm (int. 13,5 mm)

4.

Benda siku 5/8 union

5.

Benda siku sintetik

6.

Benda siku kir

7.

Sok (benda sambung) kir

8.

Cabang T (kir)

9.

Tole union

10.

Klem aluminium 16 mm

11.

Klem import kir

12.

Klem NYM 9 mm sebelah paku

13.
14.
15.

Satuan

Keterangan

3,6

Meter

Lokal

1,9

Meter

Lokal

1,25

Meter

Import/tender

Buah

Untuk union pipa lokal

Buah

Untuk pipa pvc, lokal

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

16

Buah

Lokal

40

Buah

Lokal

12

Buah

Import/tender

14

Buah

Lokal

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

Pipa dan alat Bantu

Pipa union (5/8) (int. 15 mm)

B.

Jumlah

Saklar dan peralatannya

Saklar timer (LDR)


Saklar tukar
Saklr silang

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

NO

Nama Bahan / peralatan

Jumlah

Satuan

Keterangan

1 (+1 spare)

Buah

Import/tender

16.

Saklar seri

17.

Saklar golongan (selektor)

Buah

Import/tender

18.

Saklar tekan (impuls) dgn lampu tanda

Buah

Import/tender

19.

Saklar tekan (impuls) dgn lampu IP 55

Buah

Import/tender

20.

Lampu tanda

1 (+2 spare)

Buah

Import/tender

21.

Kotak hubung

Buah

Import/tender

22.

Kotak kontak 1 fasa + PE

Buah

Import/tender

23.

Fiting duduk

Buah

Lokal

24.

Roset kayu

Buah

Lokal

25.

Fiting duduk (import)

Buah

Lokal

26.

Saklar tekan

Buah

Import

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

C. Panel
27.
28.
29.

30.

Sekring diazca lengkap 10 A


Sekring diazca lengkap 6A
Relai kontaktor 220 V / 10 A

Saklar relai impuls 220 V

DRA 0033, K7, K9A


1

31.

Saklar waktu 220 V

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Buah

Tender DRA 0033


K1 import

NO

32.

Nama Bahan / peralatan

Jumlah

Satuan

Buah

Saklar relai tambaga 3-5 x 15 mm

Keterangan
Tender DRA 0033
K4 T import

280

Mm

Tender DRA 0033

33.

Profil C 22 s 12 mm alu

34.

Profil untuk terminal

100

Mm

Lokal

35.

Profil dudukan relai

150

Mm

Lokal

36.

Terminal 4 mm2

200

Mm

Import/tender

37.

Penahan terminal

15

Buah

Import/tender

Buah

Import/tender

38.

K6 T import

Treepleks,

Set screw

Lebar x panjang x tebal :


253 x 453 x 12 mm
39.

Asbes flapon,

Lembar

Lokal (atau 9 mm)

Lembar

Lokal (atau 8 mm)

Lembar

Lokal (atau 2x4 mm)

Lebar x panjang x tebal :


253 x 453 x 4 mm
40

Asbes flapon,
Lebar x panjang x tebal :
353 x 603 x 8 mm,
Sekrup kayu rata terpasang

41.

Plat penutup untuk item 36 (keterangan)

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

NO

Nama Bahan / peralatan

Jumlah

Satuan

Buah

Keterangan
Import/tender

42.

Terminal 6 mm2

43.

Plat penutup 6 mm2 untuk item 42

Buah

Import/tender

44.

Plat pemisah 6 mm2

Buah

Import/tender

45.

Saluran kabel

Buah

Import/tender

46.

Plastic pengikat kabel

400

Meter

Import/tender

10

Buah

Lokal

3,4

Meter

Lokal (pejal)

1,0

Meter

Lokal (pejal)

17,0

Meter

Lokal (pejal)

12

Meter

Lokal (pejal)

13

Meter

Lokal (pejal)

13,5

Meter

Lokal (pejal)

8,5

Meter

Lokal (pejal)

0,1

Kg

Serie

Import/tender

Buah

Lokal

47.

(cover)

Kabel NYM 3x1,5 mm2

warna untuk

2 ph + N

48.

Kabel NYM 3x1,5 mm2, warna untuk


Ph+N+PE
NYA merah dan kuning dan hitam 1,5 mm2

49.
NYA coklat, putih, dan merah jambu
50.
NYA biru tua 1,5 mm

51.
NYA hijau / kuning 1,5 mm

52.
NYA hijau 1,5 mm

53.
Dempul untuk kayu (putty)
54.
Nomor-nomor untuk terminal blok
55.

Lokal

Steker 10-16 A PNE


56.
2

Kabel NYM 3x 1 mm (fleksibel)


57.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

NO

Nama Bahan / peralatan

Jumlah

Satuan

Keterangan

2,0

Meter

Lokal

100

Buah

Lokal

40

Buah

Lokal

20

Buah

Lokal

10

Buah

Lokal

Buah

Lokal

Buah

Lokal

Buah

Lokal

20

Buah

Lokal

Buah

Lokal

Buah

Lokal

Buah

Persiapan (housing)

Buah

Persiapan (frame)

Buah

Lokal

D. Mur, baut dan sekrup serta panel


58.

Sekrup kayu, kepala bulat


3,5 x 15
3,5 x 30
3,5 x 20
4,0 x 40

59.

Sekrup kayu, rata perseng 4 x 30 (20)


4 x 50 (45)
3,5 x 25

60.
61.
62.
63.
64.
65.

Mur baut M4 x 10
Mur baut M4 x 50
Mur baut M4 x 15
Rumah kontrol panel (housing)
Bingkai panel (multiplex)
Mur geser M4

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

BAB IV
DIAGRAM GAMBAR

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

4.1. Panel Control pandangan depan

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.2. Detail Panel Penerangan

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.3. Pandangan Belakang Pintu Panel

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.4. Pintu Panel Depan

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.5. Pemasangan Busbar

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.6. Pintu panel ( Belakang)

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.7. Instalasi Penerangan

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.8. Pengawatan grup 1

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.9. Pengawatan grup 2


Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.10. Pengawatan grup 3

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Gambar 4.11. Pengawatan grup 4

Gambar 4.12. Rangkaian kontrol

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

BAB V
LANGKAH KERJA
Pengerjaan praktek di bengkel instalasi listrik semester III ini mengikuti sesuai
dengan jadwal berikut:
WAKTU PELAKSANAAN
NO

URAIAN KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 18
0 1 2 3 4 5 6 7

1 PERSIAPAN
2 MENGGAMBAR LAY OUT
3 MEMASANG PERALATAN
4 MEMASANG PIPA
5 PENGAWATAN KABEL
6 PENYAMBUNGAN PADA
TERMINAL/PERALATAN
7 PEMBUATAN PANEL
8 PEMASANGAN PERALATAN
PADA PANEL
9 PENYAMBUNGAN PADA
PANEL
10 PENGETESAN
11 TROBLE SHOTTING
12 PEMBONGKARAN
13 LAPORAN

5.1 PERSIAPAN
Mempersiapkan tempat kerja dan papan kerja yang akan dipakai, yakni
ditempel pada dinding.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

5.2 MENGGAMBAR LAY OUT


Lay out digambarkan pada papan kerja yang telah disediakan, yaitu seperti
pada diagram gambar bab sebelumnya (IV).

5.3 MEMASANG PERALATAN


Peralatan yang dimaksud misalnya seperti: saklar, piting, stop kontak dan
lainnya dipasang pada papan sesuai dengan lay out yang telah digambar.

5.4 MEMASANG PIPA


Dalam pemasangan pipa digunakan klem dan dipakukan ke papan lay out
sesuai dengan ukuran panjang masing-masing.

5.5 PENGAWATAN KABEL


Pengawatan dilakukan dengan mengikuti gambar diagram pengawatan
yang ada di job sheet, seperti diempelkan pada bab IV. Jumlah kabel dan warna
kabel yang akan dihubungkan ditentukan terlebih dahulu.

5.6 PENYAMBUNGAN KABEL PADA TERMINAL PERALATAN


Seperti terminal-terminal pada saklar, stop kontak, fiting, kotak sambung
dan sebagainya dilakukan dengan benar dan tidak boleh longgar.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

5.7 PEMBUATAN PANEL (BOX PANEL)


Box panel dibuat dari papan sesuai dengan petunjuk di jobsheet yang ada;
berhubung panel yang diperlukan sudah ada, jadi hanya menggantikan asbeh pada
tutupnya saja.
5.8 PEMASANGAN PERALATAN PADA PANEL

5.9 PENYAMBUNGAN PADA PANEL

5.10 PENGETESAN
Pengetesan dilakukan oleh instruktur / pembimbing.

5.11 PEMBONGKARAN
Membongkar rangkaian/semua peralatan yang ada pada papan kerja dan
mengembalikannya ke pada kasi lab.
5.12. MEMBUAT LAPORAN HASIL PRAKTEK

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

BAB VI
ANALISA PRAKTEK
Dalam praktek bengkel teknik listrik semester III ini rangkaian instalasi
penerangan dan control, Penyambungan antara penghantar dan hubungan
penghantar dengan komponen harus dilakukan dengan baik dan kuat. Sehingga
tahanan terhadap beban terus-menerus ataupun keadaan hubungan pendek yang
mungkin terjadi.
Bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk penyambungan dan
penghubungan

harus

memenuhi

pesyaratan

yang

ditentukan.

Terminal

penghubung pada saklar atau stop kontak, tidak boleh digunakan lebih dari satu
inti, apabila ada beberapa penghantar disambungkan / dihubungkan, misalnya
Jumlah inti, luas penampang penghantar dan macam isolasinya.
Terminal perlengkapan lampu tidak boleh digunakan untuk menyambung
penghantar. Penghantar utama tetap diluar perlengkapan tersebut.
Penghantar yang boleh dipasang dalam pipa instalasi adalah penghantar
yanga memiliki isolasi yang baik. Di dalam pipa instalasi tidak boleh ada
sambungan. Bila ada maka harus dilakukan dalam kotak sambung atau kotak
cabang yang diperuntukkan bagi tujuan tersebut (ayat 743.A.2).
Penghantar yang berisolasi PVC, seperti NYA harus dipasang dalam pipa
instalasi harus diusahakan penghantar tidak dipasang didalam atau pada kayu dan
tidak boleh pula langsung di dalam atau di bawah plasteran penghantar tersebut
dipasang sedemikkian sehingga jarak minimum 1 cm terhadap dinding bangunan
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

(ayat 742.A.2) Penghantar instalasi tidak boleh dipasang dalam pipa sebelum
pekerjaan kasar seperti pembetonan, dan plasteran diselesaikan. Penghantar
hannya boleh dimasukan / ditarik dalam pipa instalasi setelah pipa untuk setiap
bagian telah terpasang lengkap.
Jumlah penghamtar berisolasi PVC NYA yang dipasang dalam pipa harus
memungkinkan penarikan dengan mudah Jumlah peghantar yang diijinkan dalam
pipa.
Pada Praktek ini melakukan pemasangan instalasi listrik pada papan
praktek yang terbagi atas 4 group. Dimana masing-masing group diamankan oleh
sebuah Fuse dan pemasangan instalasi dilakukan di permukaan papan praktek
yang tentunya tidak lepas dari pemasangan pipa beserta penghantarnya.
6.1 PERAKITAN PANEL
Dalam merakit panel, bahan bahan yang merupakan bahan yang harus
dipasang hendaknya sudah harus siap. Dikarenakan pada praktek ini tidak
melakukan pembuatan kotak panel maka semua hal-hal yang berkaitan dengan
pembuatan panel tidak mengalami pembahasan disini. Pertama adalah mengambil
panel dan memasang panel pada papan kerja. Ukuran-ukuran pemasangan panel
hendaknya sudah diukur dan dilubangi atas panel/ langit langit panel guna
mempermudah

pemasangan

pipa

kotak panel disekrupkan dengan sekrup menempel erat ,

pada
dilanjutkan

panel
dengan

pemasangan tutup kotak panel. Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profilprofil yang

diperlukan guna tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah

diperkuat dengan baut/mur, diyakinkan agar tidak bergerak lagi.Berikutnya


pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah kiri dari penutup pintu panel
dilihat dari depan. Wiring langsung dilekatkan dengan roundhead mur.Selanjutnya
adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa baut guna perekatan kabel
nantinya sehingga baut-baut perekat tersebut harus sudah dipasangkan dan
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

langsung diikatkan dengan papan pertinax dan diikatkan dengan mur geser pada
profil C.Perlu diingat bahwa bus bar yang terpasang ada dua buah yaitu bus bar
untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti tidak terhalang oleh
isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PEmesti terhubung langsung
dengan badan kotak panel.Setelah itu dengan pemasangan peralatan seperti rumah
relay, , K4T, K6T, K7, K9A, line up terminal, terminal blok sumber.Sampai disini
perakitan panel sudah dapat dianggap selesai.Langkah berikutnya adalah
pemasangan pipa, saklar-saklar, Fitting,Tombol, Stop Kontak, dan LDR. Tentu
setelah semua ukuran telah ditetapkan.Guna mempermudah pemasangan dan
pengawatan disarankanagar pada pemasangan peralatan tersebut diatas dan
pemasangan

pipa

mengalamikesulitan

diikuti
bila

oleh

pengawatan

nantinya

sudah

kabel
dipasang

sehingga
pipa

tidak
terlebih

dahulu.Pemasangan kawat kepada alat-alat tersebut diatas sesuai dengan


karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan didepan.
6.2 PEMASANGAN/PENGAWATAN INSTALASI
Pengawatan ini memerlukan sedikit ketelitian karena ia tidak akan pernah
bekerja sesuai dengan fungsinya jika pengawatan yang dipasangkan pada alat
adalah salah.Dalam pengawatan tersebut sebaiknya digunakan sedikit trik yaitu
mengerjakan pengawatan pergroup. Sehingga bila berhasil mengerjakan group
yang satu baru kemudian dilanjutkan dengan group yang lain. Untuk melakukan
pengawatan pada setiap grup di selesaikan dengan melakukan pengawatan dari
grup yang lebih mudah terlebih dahulu. Adapun grup pada praktek ini sebagai
berikut :
Grup I penerangan kamar tamu,makan,dan ruang dapur.
Grup II penerangan kamar mandi,dan kamar tidur.
Grup III dan IV penerangan jalan parkir.

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Sekring 1 berfungsi untuk mengontrol penerangan kamar, ruang tamu,ruang


makan dan dapur yang dikontrol oleh saklar implus.
Sekring 2 berfungsi untuk penerangan kamar mandi, tidur, selesar, panel ruangan.
Sekring 3 berfungsi untuk penerangan jalan parkir yang dikontrol oleh anak
kontak relay K7 NO.
Sekring 4 berfungsi untuk penerangan parkir dalam rumah dan parkir di luar
rumah dimana penerangan parkir diluar rumah di control oleh sebuah saklar
cahaya (LDR) yang beroprasi untuk menghidupkan penerangan lampu parkir luar
rumah pada malam hari,dimana sistim control ini juga menggunakan dua buah
lelay yaitu K9A dan K7 ,satu buah starcase K6T ,timer K4T dan saklar
cahaya,yang masing-masing berkerja untuk menyalakan penerangan parkir dalam
rumah maupun diuar rumah.

BAB VII
PENUTUP

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

7.1.

Kesimpulan
Dari analisa praktek Bengkel III yang penulis bahas tidak terlepas
dari peraturan PUIL 2000, hal tersebut merupakan suatu panduan dasar
pembahasan dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam instalasi
listrik, baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
Sehingga kita dapat menyadari bahwa untuk merancang dan memasang
instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL 2000, sehingga tidak terjadi

kesalahan-kesalahan pada waktu mendatang.


7.2.
Saran
Setelah melaksanakan praktek bengkel teknik listrik semester III ini,
banyak didapat keluhan-keluhan tentang bahan-bahan yang kami gunakan di
dalam praktek penerangan sistim control ini.

1.Kami sarankan kepada instruktur dan dosen pembimbing untuk memberikan


penjelasan dengan jelas terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktek.
2.Kami mengharapkan kepada tehnisi agar dapat menyediakan alat yang masih
dalam keadaaan baik demi kelancaran praktikum.
3.Kami mengharapkan dimasa-masa yang akan datang bahan dan peralatanperalatan ada di bengkel listrik agar lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSAKA
Buku Panduan Mahasiswa Latihan Bengkel Listrik Semester III
TGA Muhammad Iqbal.2012 Perencanaan Ulang Instalasi Listrik Gedung
Utama Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Lhokseumawe
Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Siswanta, S.Pd. Modul Panel Kendali SMKN Nusawungu

Dedi Sahputra
Politeknik Negeri Lhokseumawe 2014

Anda mungkin juga menyukai