Anda di halaman 1dari 66

TUGAS AKHIR

ANALISA PEMASANGAN PENERANGAN JALAN UMUM


(PJU) PADA GERBANG EXIT TOLL PEMALANG

Disusun dalam Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Semarang

MOHAMMAD DANANG NARSTYO NUGROHO


C.411.15.0045

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

DENGAN JUDUL

ANALISA PEMASANGAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) PADA


GERBANG EXIT TOLL PEMALANG

NAMA : MOHAMMAD DANANG NARSTYO NUGROHO


NIM : C.411.15.0045

TELAH DISETUJUI
SEMARANG,..........................................

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2

TitikNurhayati, ST, M.Eng Harmini, ST, M.Eng


NIS. 06557003102025 NIS. 06557003102136

KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TitikNurhayati, ST. M.Eng


NIS. 06557003102025

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISIONALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan benar

Nama : Mohammad Danang Narstyo Nugroho

NIM : C.411.15.0045

Tanda Tangan :

Tanggal :

Yang Menyatakan,

Mohammad Danang Narstyo Nugroho

iii
ABSTRAK

Ketersediaan pencahayaan yang cukup merupakan salah satu


aspek pendukung keselamatan dalam berkendara di jalan raya. Selain
dari penerangan kendaraan sendiri, ketersediaan lampu penerangan jalan
atau yang biasa dikenal dengan sebutan penerangan jalan umum (PJU)
adalah hal yang sangat penting dan diperhatikan dengan benar .
Aspek pencahayaan di jalan bebas hambatan (jalan toll) juga
menjadi salah satu hal yang membuat kenyamanan pengguna jasa jalan
tol . Penelitian ini mengambil analisa penerangan jalan umum (PJU) yang
terpasang pada gerbang exit toll di wilayah Pemalang tepatnya di exit toll
gandulan Pemalang .
Ruas exit tol Pemalang memiliki panjang jalan 4050 meter dengan
lebar jalan 6 meter (kiri dan kanan). Jumlah titik lampu yang direncanakan
yaitu 162 titik lampu dengan jarak antar tiang adalah 50 meter. Pada
0
perhitungan didapatkan hasil sudut kemiringan 21,56 , dan intensitas
penerangan sebesar 2387,32 Candella menggunakan lampu 250 watt dan
tinggi tiang 8 meter mendapatkan nilai iluminasi y ang optimal yaitu
sebesar 19,09 lux. Nilai tersebut sudah memenuhi standa rt nilai rata-rata
ilumi si yang digunakan
nasi 15-20 lux yang menjadi acuan standart ilumina
pada
jalan tol.

Kata kun
ci : PJU, jalan tol ,SNI

iv
ABSTRACT

Adequate lighting availability is one aspect of safety supporting


driving on the highway. In addition to the lighting of the vehicle itself, the
availability of street lighting or commonly known as Public street lighting
(PJU) is very important and is considered correct.
The lighting aspect on the freeway (toll road) is also one of the
things that makes the user's convenience of toll road services. This
research took the analysis of Public street lighting (PJU) that was installed
at the exit toll gate in the region of Pemalang precisely at the exit toll axle
Pemalang.
Pemalang Toll Exit section has a road length of 4050 meters with a
road width of 6 meters (left and right). The number of planned light points
is 162 light points with a distance between the poles is 50 meters. In the
calculation of the result of the 21.560 tilt angle, and the illumination
intensity of 2387.32 Candella using a 250 watt lamp and 8 meter pole
height get the optimum illumination value of 19.09 lux. The value has
fulfilled the average value of illumination 15-20 lux, which is the standard
reference of illumination used on the toll road.

Key
words: PJU, toll Road, SNI

v
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis diberi kekuatan untuk

menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul

“ANALISA PEMASANGAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

PADA GERBANG EXIT TOLL PEMALANG ”. Penulisan Tugas Akhir

ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

jenjang Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Tekni k Elektro Fakultas

Teknik Universitas Semarang.

Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Andy Kridasusila,SE, MM, selaku Rektor Universitas


Semarang.
2. Bapak Purwanto, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Semarang.
3. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Semarang.
4. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran dan

bimbingan materi yang memungkinkan dalam terselesaikannya

penyusunan

Tugas Akhir ini.

vi
5. Ibu Harmini, ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran

dan bimbingan materi yang memungkinkan dalam terselesaikannya

penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan doa,

dukungan material maupun moral.

7. Teman-teman Elektro Angkatan 2015 yang telah banyak membantu

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Tidak lupa juga kepada pihak-pihak lain yang tidak disebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sesempurna

mana yang diharapkan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan
sebagai

demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga hasil p enelitian ini dapat

bermanfaat untuk para akademisi, praktisi atau untuk p enelitian-penelitian

selanjutnya. Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dan

kesalahan yang ada pada penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pihak yang berkepentingan.

Semarang, Februari 2020

(Penulis)

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT.......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.5 Metode Penelitian ................................................................ ............................ 3
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 4

BAB II DASAR TEORI


2.1 Jalan Tol (Jalan Bebas Hambatan)................................................................... 5
2.2 Lampu Penerangan Jalan ................................................................................. 6
2.3 Fungsi Penerangan Jalan.................................................................................. 7
2.4 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan .............................................................. 7
2.5 Jenis Jalan dan Klasifikasinya.......................................................................... 9
2.6 Posisi Penempatan Lampu Penerangan Jalan ................................................ 11
2.7 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan...................................................... 12
2.8 Tiang Penerangan Jalan ................................................................................. 13
2.9 Jenis Lampu Penerangan Jalan ...................................................................... 16
2.10 Perencanaan Penerangan Jalan Umum ........................................................ 18
2.11 Lampu LED .................................................................................................. 22

viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 24
3.2 Lokasi Penelitian............................................................................................ 25
3.3 Data-data Yang Dibutuhkan........................................................................... 25
3.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data .................................................... 25
3.5 Single Line Diagram ...................................................................................... 26
3.6 Analisa Data ................................................................................................... 28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1 Kondisi Lapangan .......................................................................................... 30
4.2 Lampu Penerangan Jalan Yang Digunakan ................................................... 31
4.3 Jenis dan Tinggi Tiang Yang Digunakan....................................................... 33
4.4 Jarak Antar Tiang........................................................................................... 34
4.5 Sudut Stang Ornamen .................................................................................... 35
4.6 Intensitas Cahaya ...........................................................................................36
4.7 Menghitung Iluminasi Pada Titik Ujung Jalan .............................................. 38
4.8 Perhitungan Daya Yang Digunakan............................................................... 40
4.9 Perhitungan Energi Listrik ............................................................................. 41
4.10 Perhitungan Biaya Konsumsi Energi Listrik ............................................... 41
4.11 Ilustrasi Lampu Penerangan Jalan Umum .................................................... 44
4.12 Evaluasi Data ................................................................................................ 45

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 46
5.2 Saran .............................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penataan Lampu Penerangan pada Jalan Dua Arah ...................... 11

Gambar 2.2 Tiang Lampu Lengan Tunggal ...................................................... 14

Gambar 2.3 Tiang Lampu Lengan Ganda ......................................................... 15

Gambar 2.4 Tiang Lampu Tegak tanpa Lengan................................................ 15

Gambar 2.5 Lampu LED................................................................................... 23

Gambar 3.1 Diagram Alir.................................................................................. 24

Gambar 3.2 Single Line Diagram ..................................................................... 26

Gambar 3.3 ingle


S Line Diagram ................................................................ ..... 27

Gambar 3.4 ingle


S Line Diagram ................................................................ ..... 27

Gambar 3.5 ingle


S Line Diagram ................................................................ ..... 28

Gambar 4.1 Tiang Lampu Lengan Ganda.........................................................33

Gambar 4.2 udut


S Stang Ornamen................................................................ .... 35

Gambar 4.3 Phytagoras Jarak Lampu ke Ujung Jalan...................................... 38

Gambar 4.4 Biaya Listrik .................................................................................. 42

Gambar 4.5 Ilustrasi PJU di Ruas Exit Toll Pemalang ...................................44

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kualitas Pencahayaan Berdasarkan Jenis Jalan ............................10

Tabel 2.2 Jarak Antar Tiang Lampu.................................................................. 12

Tabel 2.3 Penataan Letak Lampu Penerangan .................................................. 13

Tabel 2.4 Jenis Penerangan Lampu Jalan .......................................................16

Tabel 4.1 Spesifikasi Pengukuran Jalan............................................................ 31

Tabel 4.2 Standar Lampu PJU .......................................................................... 31

Tabel 4.3 Ukuran Tiang PJU Sesuai Daya Lampu ........................................... 34

Tabel 4.4 Variasi Ketinggian Tiang Lampu Terhadap Iluminasi ..................... 40

Tabel 4.6 Biaya Listrik...................................................................................... 43

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik merupakan bentuk energi yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat,

dimana energi listrik mempunyai fungsi yang penting pada segala aspek dalam

kehidupan untuk memenuhi suatu kebutuhan yang menggunakan energi listrik.

Kebutuhan energi listrik terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan

ekonomi dan industri serta pertumbuhan penduduk. Pemanfaatan energi listrik

dapat digunakan sebagai kebutuhan penerangan, kebutuhan peralatan elektronika,

telekomunikasi, penghasil panas dan gerak. Salah satu pemanfaatan energi listrik

yang banyak digunakan adalah sebagai penerangan, dimana sebuah instalasi listrik

penerangan terdapat berbagai jenis keperluan yaitu untuk rumah tangga, industri

maupun penerangan jalan umum.

Penerangan jalan umum merupakan salah satu program pemerintah daerah

dalam memberi pelayanan sosial terhadap masyarakat. Diharapka n dengan adanya

penerangan jalan umum kecelakaan dan kriminalitas di jalan da pat diminimalisasi.

Penerangan jalan umum merupakan instalasi penerangan yang bersifat publik dan

biasa di pasang di media jalan, jembatan maupun tempat-tempat tertentu seperti

taman dan tempat umum lainnya sehingga memberi rasa aman dan nyaman

kepada masyarakat saat melakukan perjalanan pada malam hari.

Instalasi penerangan jalan umum yang baik harus menggunakan standar

dan peraturan yang ada agar instalasi penerangan jalan umum dapat bekerja

dengan baik sesuai fungsinya dan memiliki umur pakai yang panjang. Dalam
2

instalasi penerangan jalan umum yang telah beroperasi tapi jarang di lakukan

perawatan, akan muncul permasalahan pada penerangan jalan umum, antara lain

lampu penerangan yang rusak, pengaman yang tidak berfungsi lagi, penghantar

yang rusak. Cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dalam pelaksanaan

pembangunan penerangan jalan umum di perlukan perencanaan yang baik,

sehingga pemasangan lampu penerangan jalan umum tersebut mempunyai

efisiensi yang tinggi, mempunyai kuat penerangan yang cukup. Untuk mencapai

tujuan tersebut adalah dengan memilih jenis lampu yang tepat, yang akan

digunakan se bagai lampu penerangan jalan umum. Intensitas lampu penerangan

jalan umum juga harus sesuai dengan ketentuan agar lampu p enerangan jalan

umum dapat beroperasi dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada tugas akhir dengan judul “analisa pemasangan

penerangan jalan umum (PJU) pada gerbang exit toll Pemalang” adalah :

1. Bagaimana pemasangan instalasi penerangan jalan umum (PJU) di

jalan tol pada ruas exit toll Pemalang ?

2. Bagaimana menentukan intensitas cahaya di jalan tol ruas exit toll

Pemalang ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penyusunan Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. mengetahui pemasangan instalasi penerangan jalan umum di jalan toll ruas

exit toll Pemalang. Apakah sesuai dengan standart yang telah ditentukan.
2. Dapat menentukan intensitas cahaya pada pemasangan instalasi

penerangan jalan umum di jalan toll ruas exit toll Pemalang.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luas dan banyaknya hal-hal yang perlu diperhatikan, tugas akhir ini

memiliki beberapa batasan masalah, antara lain :

1. Pemasangan instalasi penerangan jalan umum diaplikasikan di jalan toll

ruas exit toll Pemalang.

2. Penentuan intensitas cahaya.

1.5 Metode Penelitian

1. Studi Literatur

Studi literatur meliputi pengumpulan pustaka dari buku, jurn al, maupun

dari media seperti internet yang berhubungan denga n penerangan jalan

umum.

2. Pengumpulan Data

Adapun pengambilan data dilakukan dengan mengambi l data-data di ruas

exit tol Gandulan Pemalang maupun di kantor Pemalang Batang Toll Road

(PBTR).

3. Analisa dan Perhitungan

Setelah data yang dibutuhkan diperoleh, maka dilakukan analisa sesuai

dengan teori yang ada.

4. Pembuatan laporan merupakan hasil akhir dari Tugas Akhir.


1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam lima bab.

Isi dari masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat, Batasan Masalah, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan Laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori penjelasan mengenai penerangan jalan umum

secara umum, prinsip kerja, konstruksi, jenis-jenis lampu

penerangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang diagram alir dan struktur perencanaan

lampu penerangan jalan umum.

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang perhitungan intensitas penerangan,

perhitungan fluks cahaya, daya lampu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan dari pembahasan, perencanaan,

pengujian dan analisa berdasarkan data hasil pengujian sistem.


BAB II DASAR

TEORI

2.1 Jalan Tol (Jalan Bebas Hambatan)

Jalan tol di Indonesia sering dinamakan dengan jalan bebas hambatan adalah

suatu jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih dan

bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke

tempat lain.

Penggunaan fasilitas ini, para pengguna jalan tol harus memba yar sesuai tarif

yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kend araan. Bangunan

atau tempat fasilitas tol dikumpulkan disebut sebagai gerban g tol. Bangunan ini

biasanya ditemukan di dekat pintu keluar, di awal atau akhir jembatan (misal:

Jembatan Suramadu), dan ketika Anda memasuki suatu jalanyang


la (fly-over).

Di I ndonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jala n bebas

ini sebenarnya
hambatan, meskipun hal salah. Di dunia secara keseluruha n, tidak

semua tan memerlukan


jalan bayaran. bebas
Jalan bebas hambatan hamba

tanpa freeway atau expressway sedangkan


berbayar
jalan bebas dinamakan

hambatan berbayar dinamakan dengan toll way atau tollroad.

Pada abad ke-21, jalan tol diperkenalkan pertama kali di Indonesia yang

dimulai pada tahun 1987 dengan dioperasikannya Jalan Tol Jagorawi dengan

panjang 59 km (termasuk jalan akses), yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan

Ciawi. Pembangunan jalan tol yang dimulai tahun 1975 ini, dilakukan oleh

pemerintah dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang

diserahkan kepada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. sebagai penyertaan modal.
6

PT. Jasa Marga ditugasi oleh pemerintah untuk membangun jalan tol dengan

tanah yang dibiayai oleh pemerintah. Mulai tahun 1987 perusahaan swasta mulai

ikut berpartisipasi dalam investasi jalan tol sebagai operator jalan tol dengan

menanda tangani perjanjian kuasa pengusahaan (PKP) dengan PT Jasa Marga.

Hingga tahun 2007, 553 km jalan tol telah dibangun dan dioperasikan di

Indonesia. Dari total panjang tersebut 418 km jalan tol dioperasikan oleh PT Jasa

Marga dan 135 km sisanya dioperasikan oleh perusahaan swasta lain. Proses

pembangunan jalan tol kembali memasuki fase percepatan mulai tahun 2005. Pada

29 Juni 2005 dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator jalan

tol di Indonesia.

Upaya untuk mengurangi lalu lintas di dalam kota, maka London menerapkan

tarif kemace tan London pada tahun 2003, yang secara efekti f membuat semua

jalan di da lam kota dikenai tarif. Di Amerika Serikat, saat nega ra bagian mencari

cara untuk membangun jalan baru tanpa pendanaan fe deral lagi, untuk

meningkatkan pendapatan untuk pemeliharaan jalan lebih lanjut, dan untuk

mengendalikan kemacetan, konstruksi jalan tol baru mengalami peningkatan yang

signifikan selama dua dekade pertama abad ke-21.

2.2 Lampu Penerangan Jalan Umum

Lampu penerangan jalan adalah lampu yang digunakan untuk penerangan

jalan di malam hari sehingga mempermudah pejalan kaki, pesepeda dan

pengendara kendaraan dapat melihat dengan lebih jelas jalan atau medan yang

akan dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lalu
lintas, kenyamanan pengguna jalan dan memberikan keamanan dari aksi

kriminalitas.

Lampu penerangan jalan yang baik adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari

sumber cahaya (lampu), elemen-elemen optik (pemantul), penyebar, elemen-

elemen elektrik, struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang vertikal dan

pondasi tiang lampu. Dimana penerangan jalan umum biasa dipasang pada bagian

kanan dan kiri jalan atau di tengah (median jalan) yang digunakan untuk

menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan (Goetama,

2017).

2.3 Fungsi Penerangan Jalan

Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi, antara lain :

1. Menghasilkan kekontrasan antar objek dan permukaan jalan.

2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.

3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, khusunya

pada malam hari.

4. Mendukung keamanan lingkungan.

5. Memberikan keindahan lingkungan jalan.

2.4 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan

1) Perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini :

a) Volume lalu lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang

bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dll.

b) Tipikal potongan melintang jalan, situasi jalan dan persimpangan

jalan.
c) Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal,

dll.

d) Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi

pantulan cahaya lampu penerangan.

e) Pemilihan jenis dan kualitas lampu, data fotometrik lampu dan

lokasi sumber listrik.

f) Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan lain-lain

agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis.

g) Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan

daerah sekitarnya.

h) Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.

2) Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan

penerangan jalan, antara lain sebagai berikut :

a) Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.

b) Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan

tajam).

c) Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat

parkir, dll.

d) Jalan-jalan berpohon.

e) Jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk

pemasanganlampu di bagian median.

f) Jembatan sempit atau panjang, jalan layang, dan jalan bawah tanah

(terowongan).
g) Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak

berinterferensi dengan jalannya.

3) Penentuan kualitas lampu penerangan jalan umum perlu

mempertimbangkan 6 aspek, yaitu :

a) Kuat rata-rata penerangan.

b) Distribusi cahaya, kerataan cahaya pada jalan merupakan hal yang

penting, untuk itu harus ditentukan faktor cahaya yang merupakan

perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan dengan

tepi jalan.

c) Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan keletihan mata,

perasaan tidak nyaman dan kemungkinan kecelakaan. Untuk

mengurangi silau tersebut, maka digunakan gelas pada armatur

yang berfungsi sebagai filter cahaya.

d) Arah pancaran cahaya dan pembentukan bayangan.

e) Warna dan perubahan warna. Warna cahaya lampu pelepasan gas

tekanan tinggi (khusus lampu merkuri) berpengaruh terhadap

warna tertentu.

f) Lingkungan, berkabut maupun berdebu mempunyai faktor absorsi

terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu (Goetama, 2017).

2.5 Jenis Jalan dan Klasifikasinya

Berdasarkan UU No.38 Tahun 2004, jalan adalah prasarana transportasi darat

yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas.


Jalan dan besarnya pencahayaan yang digunakan sebagai penerangan lampu jalan

dapat diklasifikasikan dengan beberapa kelas :

a) Jalan arteri primer

Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional, lalu lintas

sangat padat sehingga perlu penerangan jalan yang optimal.

b) Jalan arteri sekunder

Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional sebagai

pendukung jalan arteri primer, dimana kondisi lalu li ntas pada jalur ini

padat sehingga memerlukan lampu yang sama dengan arteri primer.

c) Kolektor primer

Merupakan jalur pengumpul dari jalan-jalan lingkung an sekitarnya yang

akan bermuara pada jalan arteri primer maupun arte ri sekunder. Jenis

lampuyang akan digunakan lebih rendah daripada jalan arteri.

d) Jalan lingkungan

Merupakan jalur jalan lingkungan perumahan, p edesaan atau

perkampungan.

Kualitas pencahayaan normal berdasarkan jenis jalan dan klasifikasinya dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kualitas Pencayaan Berdasarkan Jenis Jalan dan Klasifikasinya


(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 8)
2.6 Posisi Penempatan Lampu Penerangan Jalan

Posisi penempatan lampu yang digunakan adalah tipikal lampu penerangan

tipe 2 arah, seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Penataan Lampu Penerangan pada Jalan Dua Arah

(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 26)

Keterangan :

a) Di kiri atau di kanan jalan

b) Di kiri dan di kanan jalan (berselang seling)


c) Di kiri dan di kanan jalan (berhadapan)

d) Di tengah median jalan

e) Kombinasi

f) Katenasi

Batasan penempatan lampu penerangan jalan tergantung dari tipe lampu,

tinggi tiang, lebar jalan. Jarak antar tiang lampu penerangan secara umum dapat

mengikuti batasan seperti pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Jarak Antar Tiang Lampu Penerangan Berdasarkan Tipikal


Distribusi Pencahayaan dan Klasifikasi Lampu
(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 13)

2.7 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan

Di daerah-daerah atau kondisi kondisi dimana median sangat lebar (> 10

meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap arah)
perlu dipertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan jalan

kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini, pemilihan

penempatan lampu penerangan jalan direncanakan sendiri-sendiri untuk setiap

arah lalu lintas. Penataan letak lampu penerangan jalan di atur seperti Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan


(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 14)

2.8 Tiang Penerangan Jalan

Tiang merupakan komponen yang digunakan untuk menopang lampu.

Beberapa jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi dan

tiang octanginal. Berdasarkan bentuk lengannya, tiang lampu jalan dapat dibagi

menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

a) Tiang lampu dengan lengan tunggal


Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan

jalan. Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan

tunggal yang dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Tiang Lampu Lengan Tunggal


(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 20)

b) Tiang lampu dengan lengan ganda

Tiang lampu ini khusus diletakkan di bagian te ngah atau median

jalan dengan syarat jika kondisi jalan yang akan diterangi masih

mampu dilayani oleh satu tiang, yang dituangkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tiang Lampu Lengan Ganda
(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 21)

c) Tiang lampu tegak tanpa lengan

Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu

menara, yang pada umumnya ditempatkan di persimpangan-

persimpangan jalan ataupun tempat-tempat yang luas seperti

interchange, tempat parkir, dan lain-lain dapat dilihat pada Gambar

2.4.

Gambar 2.4 Tiang Lampu Tegak Tanpa Lengan

(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 22)


2.9 Jenis Lampu Penerangan Jalan

Instalasi penerangan jalan umum merupakan suatu instalasi penerangan yang

ditempatkan di luar ruangan atau di alam terbuka. Dimana kondisi cuaca berubah-

ubah, sehingga peralatan yang digunakan harus tahan terhadap cuaca agar tidak

mudah rusak. Oleh karena itu, bahan-bahan yang digunakan sebagai lampu jalan

adalah jenis merkuri, lampu natrium, lampu hologen, lampu tabung dan juga

lampu LED.

Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik da n penggunaannya

secara umum dapat dilihat pada Tabel 2.4:

Tabel 2.4 Jenis Penerangan Lampu Jalan

(Sumber : Buku II EE PJU hlm 24)

Jenis Efisiensi Umur Daya Pengaruh Keterangan


Lampu Rata- Rencana Rata- (Watt) Terhadap
Rata Rata Warna
(lu men/ Objek
Watt)
LED 70 – 150 50.000 – 100 - 200 Baik Untuk jalan tol,
100.000 arteri, kolektor,
persimpangan
besar/luas dan
interchange.
Efisiensi tinggi, umur
sangat panjang.
Jenis lampu ini
sangat baik dan
sangat dianjurkan
untuk digunakan.
(Lanjutan Tabel 2.4)

(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 5)

Jenis Efisiensi Umur Daya Pengaruh Keterangan


Lampu Rata-Rata Rencana (Watt) Terhadap
(lumen/Watt) Rata-Rata Warna
Objek

Lampu 60 – 70 8.000 – 18 – 20; Sedang Untuk jalan


kolektor dan lokal.
tabung 10.000 36 – 40 Efisiensi cukup
tinggi tetapi
fluorescent berumur pendek.
tekanan Jenis lampu ini
masih dapat
rendah digunakan untuk
hal-hal yang
terbatas.

Lampu gas 50 -55 16.000 – 125; 250 Sedang Untuk jalan


kolektor, lokal dan
merkuri 24.000 400; 700 persimpangan.
Efisiensi rendah,
tekanan umur panjang dan
ukuran lampu
tinggi kecil.
Jenis lampu ini
masih digunakan
secara terbatas.
(Lanjutan Tabel 2.4)

(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 5)

Jenis Efisiensi Umur Daya Pengaruh Keterangan


Lampu Rata-Rata Rencana (Watt) Terhadap
(lumen/Watt) Rata-Rata Warna
Objek
Lampu gas 100 - 200 8.000 – 90; 180 Sangat Untuk jalan
kolektor, lokal,
sodium 10.000 buruk persimpangan,
terowongona, rest
bertekanan area.
Efisiensi sangat
rendah tinggi, umur cukup
panjang, ukuran
(SOX) lampu besar
sehingga sulit
untuk mengontrol
cahayanya dan
cahaya lampu
sangat buruk
karena berwarna
kuning.
Lampu gas 110 12.000 – 150; 250; Buruk Untuk jalan tol,
20.000 400 arteri, kolektor,
sodium persimpangan
besar/luas, efisiensi
tekanan tinggi, umur sangat
panjang, ukuran
tinggi lampu kecil
sehingga mudah
(SON) pengontrolan
cahayanya.
Jenis lampu ini
sangat baik dan
sangat dianjurkan
untuk digunakan.

2.10 Perencanaan Penerangan Jalan Umum

Perencanaan teknis merupakan sebuah analisa yang sifatnya observatif, serta

perhitungan rumus yang ada dengan menyesuaikan kriteria dan Standarisasi

Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. Analisa hal teknis terhadap lampu
penerangan jalan umum dilakukan untuk mendapatkan sistem pengaman yang

baik, aman, handal, tahan lama.

Lampu adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya, untuk

membuatnya bekerja (hidup) dan akan menghabiskan energi selama lampu

tersebut bekerja (hidup). Persamaan yang digunakan untuk mencari besaran energi

yang dipakai lampu ditentukan pada Persamaan 2.1 :

Eload = Pload x t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)

Dimana :

Eload = Energi yang dibutuhkan atau beban (Wh / Watt hour)

Pload = Daya beban atau lampu (Watt)

t = Lama pemakaian beban atau lampu dalam satu hari (hour)

Dalam penerangan dikenal beberapa istilah, lambang dan metode perhitungan

tentang teknik penerangan. Besaran dan satuan yang dipakai dalam perhitungan

adalah sebagai berikut :

1. Sudut stang ornamen

Menentukan sudut stang ornamen ini berfungsi agar titik penerangan

mengarah ke tengah jalan yang dapat di tulis dengan Persamaan 2.2 :

t = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)

Setelah mendapatkan nilai t, didapatkan Persamaan 2.3 :

cos = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
Dimana : h = tinggi tiang

C = jarak horizontal lampu ke tengah jalan

t = jarak lampu ke tengah-tengah jalan

2. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang dalam arah

pancaran cahaya yang dapat ditulis dalam Persamaan 2.4 :

I = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)

Keterangan :

I = Intensitas cahaya dalam candela (cd)

= Fluks cahaya dalam lumen (lm)

= Sudut ruang (steradian)

Dimana besarnya fluks cahaya ( ) dalam lumen dapat dicari menggunakan

Persamaan 2.5 sebagai berikut :

= K x P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)

Keterangan :

K = Efikasi cahaya rata-rata lampu dalam lumen/Watt (lm/w)

P = Daya listrik dalam Watt (W)

Maka didapatkan Persamaan 2.6 :

I= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
3. Menghitung iluminasi pada titik ujung jalan

Sebelum menghitung iluminasi pada titik ujung jalan, harus mencari jarak

lampu ke ujung jalan dengan menggunakan Persamaan 2.7 :

r= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)

Dimana : h = tinggi tiang

l = jarak titik lampu ke ujung jalan

sehingga nilai iluminasi pada titik ujung jalan dapat diperoleh dengan

menggunakan Persamaan 2.8 :

E= cos . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)

4. Menentukan jumlah titik lampu

Dalam menentukan jumlah titik lampu pada perencanaan penerangan jalan

umum dapat menggunakan Persamaan 2.9 :

T = + 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.9)

Keterangan :

T = Jumlah titik lampu


L = Panjang jalan

S = Jarak antar tiang

5. Perhitungan daya listrik yang dibutuhkan

Perhitungan daya listrik dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.10 :

P = daya lampu x jumlah lampu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.10)


2.11 Lampu LED

Light Emiting Diode (LED) atau dioda pancaran cahaya sangat umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari indikator cahaya sampai

tampilan pada peralatan elektronik. Banyaknya pilihan warna serta output LED

yang rendah membuat LED banyak digunakan dalam peralatan elektronik. LED

mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. Efek ini dikenal dengan

elektroluminescence. Warna LED tergantung komposis dan kondisi material

semikonduktor yang digunakan.

LED memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini dikar enakan hampir

keseluruhan energinya dipancarkan dalam spektrum tamp ak. Sebagai

perbandingan, lampu pijar mengubah hanya 5% cahaya tampa k dari daya yang

digunakan, sedangkan LED mengubah sekitar 15-20%. Lampu pijar meradiasikan

hampir keseluruhan energinya dalam bentuk cahaya yang tidak tampak.

Dari sis i lifetime, umur LED tidak ditentukan dari waktu s ampai mati/habis

karena itu a kan butuh waktu yang sangat lama. Sebagai ganti, umur LED

ditentukan dari tingkat ke-terang-annya sampai 50-70%. S ebuah LED dapat

bertahan selama 30.000 – 100.000 jam atau 50 kali lebih panjang dibanding

sumber cahaya lampu pijar biasa (200 jam) atau sampai 10 kali lebih panjang

dibanding lampu neon (10.000 jam). Jika lampu LED sering dimatikan, tentunya

lifetime meningkat.
Gambar 2.5 Lampu LED
(Sumber : http://www.indiamart.com)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 :

Sudut stang ornament : t =

Hitung Intensitas cahaya : I = /

Hitung Iluminasi : E =

Hitung Energi Pada PJU : Eload = Pload x t

Hitung Daya Listrik : P = daya lampu x Jumlah lampu

TIDAK

YA

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


25

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Tol Ruas Exit Toll Gandulan

Pemalang dengan panjang jalan -+ 4 KM (4050 m) dan lebar jalan 6 Meter di

kedua bidang jalan masing-masing. Jumlah titik lampu sebanyak 162 titik (stang

ganda) dengan jarak antar tiang 50 meter. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September 2019.

3.3 Data-data yang dibutuhkan

Data-data yang dibutuhkan merupakan data yang diambil da ri survei langsung

dan data dari Pemalang Batang Toll Road (PBTR), yaitu :

a) Gambar dan kondisi jalan (panjang dan lebar jalan).

b) Jenis lampu penerangan jalan.

c) Jenis dan bentuk tiang.

3.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Langkah-langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, y aitu menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Pengambilan data dengan langsung survey lokasi dan mendatangi Kantor

Pemalang Batang Toll Road (PBTR).

2. Pengumpulan data dari beberapa referensi (Buku, artikel, internet,

wawancara kepada pihak terkait).

3. Setelah mendapat semua data yang diperlukan maka Kemudian

menghitung intensitas cahaya, iluminasi yang ada pada ruas Exit Toll

Pemalang.
4. Menganalisa apakah hasil sudah sesuai dengan standart yang telah di

tentukan dengan kriteria rata-rata iluminasi sebesar 15-20 lux.

5. Jika sudah memenuhi standart yang telah di tentukan, maka penerangan

jalan umum yang dipasang pada ruas Exit Toll Pemalang memenuhi

standart yang sudah ditentukan. Jika belum memenuhi persyaratan atau

standarisasi yang ditetapkan maka perlu diadakan evaluasi dan tindakan

penggantian material yang dipakai agar sesuai dengan standart SNI

7391:2008 .

3.5 . Single Line Diagram

Berikut adalah gambaran Single Line Diagram yang digunakan pada Ruas Exit

Tol Pemalang, ditunjukkan pada gambar 3.2 sampai 3.5 :

Gambar 3.2 Single line diagram


Gambar 3.3 Single line diagram

Gambar 3.4 Single line diagram


Gambar 3.5 Single line diagram

3.6 Analisa Data

Analisa data yang dibutuhkan meliputi :

3.6.1 Data Penerangan Jalan Umum di ruas exit tol Gandulan Pemalang :

1. Menghitung sudut stang ornamen

sudut stang ornamen ini berfungsi agar titik penerangan mengarah

ke tengah jalan. Hasil perhitungan bisa didapat dengan

menggunakan rumus :

Sudut stang ornament : t =

2. Menghitung intensitas cahaya

Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang dalam

arah pancaran cahaya. Hasil perhitungan bias didapat dengan

menggunakan rumus
Hitung Intensitas cahaya : I = /

3. Menghitung iluminasi pada titik ujung jalan

menghitung iluminasi pada titik ujung jalan, harus mencari jarak

lampu ke ujung jalan. Setelah mendapatkan jarak lampu pada ujung

jalan maka perhitungan iluminasi pada titik ujung jalan bias

didapat menggunakan rumus

Hitung Iluminasi : E =

4. Menghitung Jumlah konsumsi energi pada PJU

menghitung jumlah konsumsi energi pada penerangan jalan umum

bertujuan untuk mengetahui konsumsi energi yang digunakan.

Hasil perhitungan didapat dengan menggunakanrumus

Hitung Energi Pada PJU : Eload = Pload x t

5. Perhitungan daya listrik yang dibutuhkan

Perhitungan daya listrik bertujuan untuk mengetahui daya yang

dibutuhkan pada lampu PJU yang terpasang. Hasil perhitungan

dapat dihitung menggunakan Rumus

Hitung Daya Listrik : P = daya lampu x Jumlah lampu


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lapangan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu

lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air,

kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Lampu penerangan jalan adalah bagian dari fasilitas pe len gkap jalan yang

dapat dipasang pada kedua sisi jalan dan dapat pula dipasang pa da median tengah

jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan.

Jalan toll Pemalang-Batang merupakan salah satu mega proyek Trans Jawa

yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk memba ntu pembangunan

infrastruktur dan peningkatan wisata pada setiap daerah yan g dilalui oleh jalan

toll, dimana kondisi lingkungan pada jalan ini ramai setiap harin ya karena jalan ini

digunakan oleh masyarakat dalam beraktifitas setiap harinya untuk berpergian dari

kota satu ke kota lainnya.

Adapun dalam merencanakan lampu PJU di ruas Exit toll Pemalang

menggunakan spesifikasi pengukuran jalan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.1
31

Tabel 4.1 Spesifikasi Pengukuran Jalan ruas Exit toll Pemalang

Keterangan Ukuran

Panjang Jalan 4050m

Lebar Jalan 6 meter (pada kedua sisi)

Penelitian ini menggunakan lampu penerangan berjenis LED yang memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan dengan lampu jenis lain. Beberapa

keunggulan tersebut antara lain :

B ertahan lama (>50.000 jam)

P enggunaan energi yang kecil

Ef isiensi tinggi

kungan
Tidak ada merkuri dalam cahaya sehingga ramah ling

4.2 Lampu Penerangan Jalan Yang digunakan

Pada perencanaan penerangan lampu jalan ini mengguna kan jenis lampu

LEDyang lebih efisien. Penentuan lampu penerangan jal an umum ini

menggunakan standar berdasarkan hinolux.

Tabel 4.2 Standar Lampu PJU

Deskripsi Jalan Tol Arteri Kolektor Lokal

Kecepatan >60 km/jam 60 km/jam >30 km/jam >20 km/jam

Lebar Jalan >8 m 8m 6 >5

Median Jalan - Boleh Ada Tidak


Deskripsi Jalan Tol Arteri Kolektor Lokal

Daya Lampu >60 W >40 W >40 W >30 W

Lengan DA/SA DA/SA DA/SA SA

Jarak Tiang 25-50 ditengah-tengah dan di kiri atau di kanan (simpang susun)

Jenis lampu yang digunakan pada pemasangan penerangan jalan umum yaitu

lampu LED dengan daya 150 watt. dengan perhitungan sebagai berikut :

- Lampu dengan daya 150 watt

E=

Pemilihan lampu yang tepat dan sesuai standart yang mengacu pada SNI

7391:2008 tentang penerangan jalan umum di wilayah perkotaan yang

menetapkan standart minimal rata-rata luminasi sebesar 15- 20 lux untuk jalan

bebas hambat an didapatkan hasil di ruas exit tol Pemalang men ggunakan lampu

dengan daya 150 watt hanya mampu mencapai lux optimal yaitu sebesar 11,49 lux

dimana nilai tersebut kurang dari rata-rata luminasi standart yang digunakan pada

jalan toll yaitu 15-20 lux.


Data lampu LED yang dapat dilihat :

Power : 150 W

Working Lifetime : 100.000 jam

Luminous efficiency : 120 lm/W (didapat dari katalog spesifikasi lampu)

4.3 Jenis dan Tinggi Tiang PJU Yang Digunakan

Perencanaan lampu PJU menggunakan tiang besi galvanized medium B-SNI

lengan ganda . Gambar 4.1 menunjukkan tiang PJU yang dipakai :

Gambar 4.1 Tiang Lampu Lengan Ganda


(Sumber : BSN SNI 7391:2008 hlm 21)
Lampu PJU menggunakan tiang berukuran 8 meter sesuai dengan daya lampu

LED 150 Watt (Berdasarkan Hinolux). Dengan tinggi tiang 8 meter dan daya
lampu 150 Watt belum didapatkan tingkat pencahayaan sesuai standarisasi yang

telah di tentukan yaitu antara 15- 20 lux. Tabel 4.3 menunjukkan ukuran tiang

PJU sesuai daya LED yang digunakan

Tabel 4.3 Ukuran Tiang PJU Sesuai Daya Lampu

LED Power 150 Watt

Light source 120 pcs high power LED

Voltage 100-265 volt AC dan 24 volt DC

Power efficiency >0.9

Luminous efficiency 120 lm/watt

Efficiency of the light >90%

Light color Light pure white/warm

Life span >100.000 hours

Weight 9 kg

Pole height recommended 8 meter

4.4 Jarak antar Tiang Lampu

Pada pemasangan penerangan jalan umum ini, jarak antar tiang lampu

ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh BSN tentang spesifikasi

penerangan jalan di kawasan perkotaan. Penentuan tersebut ditentukan

berdasarkan jenis lampu, besar daya lampu dan tinggi tiang lampu yang

digunakan. Karena pada tabel BSN SNI 7391 tahun 2008 tidak ditentukan standar

jarak antar tiang untuk jenis lampu LED, maka pada perencanaan ini akan

mengikuti standarisasi yang ditentukkan oleh PLN yaitu 50 Meter.


4.5 Menghitung Sudut Stang Ornamen

Menghitung sudut kemiringan stang ornamen, agar titik penerangannya

mengarah ke tengah jalan, maka terlebih dahulu harus mengetahui jarak lampu

ketengah-tengah jalan. Gambar 4.2 menentukan sudut stang ornamen.

h=8M

3M

C=3 M

6M

Gambar 4.2 Menentukan Sudut Stang Ornamen

Diketahui : h = tinggi tiang

C = jarak horizontal lampu ke tengah jalan

t = jarak lampu ke tengah-tengah jalan

Ditanya : t = jarak lampu ke tengah-tengah jalan (m)

Penyelesaian : t =

=
=

= 8,54 meter

Maka, cos =

= cos-10,93

= 21,56o

Jadi sudut kemiringan stang ornamen yang penerangannya tepat di tengah-tengah

jalan adalah 21,56o.

4.6 Menghitung Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.4 :

I=

Dimana : I = Intensitas cahaya dalam Candela (Cd)

= Fluks cahaya dalam lumen (lm)

= Sudut ruang dalam steridian (Sr)

Dimana besarnya fluks cahaya ( ) dalam lumen dapat dicari menggunakan

Persamaan 2.5 sebagai berikut :


=KxP

Keterangan :

K = Efikasi cahaya rata-rata lampu dalam lumen/Watt (lm/w)

P = Daya listrik dalam Watt (W)

Maka didapatkan Persamaan 2.6 :

I=

Dengan besa rnya nilai efikasi cahaya rata-rata lampu led se besar 120 lm/Watt,

dengan daya lampu 150 Watt dan besar sudut ruang adal ah = 4 , maka

diperoleh :

I=

= Cd
4.7 Menghitung Iluminasi pada Titik Ujung Jalan

Sebelum menghitung iluminasi pada titik ujung jalan, maka sebelumnya perlu

mencari dahulu jarak lampu ke ujung jalan.

o
Tinggi tiang 8 m 21,56 r

Jarak titik lampu ke ujung jalan = 6 m

Gambar 4.3Phytagoras Jarak Lampu ke Ujung J alan

Dari ilustrasi Phytagoras tersebut didapatkan perhitungan :

r=

= 10 meter

Dengan tinggi tiang 8 meter dan lebar jalan 6 meter maka didapatkan persebaran

intensitas cahaya lampu sampe ujung jalan adalah 10 meter.


Setelah mendapatkan jarak lampu pada ujung jalan maka selanjutnya menghitung

nilai iluminasi di titik ujung jalan.

Dimana : h = tinggi tiang

l = jarak titik lampu ke ujung jalan

Sehingga nilai iluminasi ke ujung jalan dapat diperoleh dengan menggunakan

Persamaan 2.8.

E = cos

= x

= x

= lux

Hasil perhitungan iluminasi penerangan jalan terse but belum sesuai

dengan stand ar yang sudah ditetapkan oleh BSN SNI 7391:2008, bahwasannya

untuk ruas ex it tol Pemalang termasuk jenis jalan Arteri denga n akses jalan bebas

hambatan yang mempunyai besar range penerangan 15-20 lux.

Tabel 4.4 menunjukkan pengaruh variasi beberapa ketinggian tiang lampu

jalan yang digunakan terhadap iluminasi yang dihasilkan dengan data jalan seperti

yang telah disebutkan dan efisiensi lampu LED 120 lm/watt.


Tabel 4.4 Variasi Ketinggian Tiang Lampu Terhadap Iluminasi yang Dihasilkan

NO Tinggi Tiang (Meter) Iluminasi (Lux) Standar Iluminasi (Lux)

1 7 12,83

2 8 11,49
15-20
3 9 10,21

4 10 9,03

Dengan data yang ditunjukkan pada tabel 4.4, iluminasi dari lampu 150 watt

belum mendapatkan nilai iluminasi yang sesuai standar iluminasi rata-rata yaitu

15-20 lux.

4.8 Perhitungan Daya yang dibutuhkan

Berdasarkan titik lampu dengan daya 150 Watt, maka da ya yang mengalir

pada peneran gan jalan umum ini dapat dihitung dengan Persa ma an 2.10 sebagai

berikut :

Pload = daya lampu x jumlah lampu

= 150 x 80 x 2 (karena memakai tiang lengan ganda)

= 24000 Watt

= 24,0 kW

Jumlah daya yang di konsumsi PJU pada ruas exit tol Pemalang adalah 24,0 kW.
4.9 Perhitungan Energi Listrik

Perhitungan energi listrik yang dikonsumsi lampu penerangan jalan umum

dapat diperoleh dengan Persamaan 2.1.

Pola operasi penerangan jalan umum telah ditentukan dengan waktu

tertentu, yaitu pukul 17.00 menyala dan 05.00 akan mati, sehingga lampu

beroperasi selama 12 jam. Energi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Eload = Pload x t

= (150 x 160) x 12

= 288000 Wh

= 288,0 kWh per hari

Dalam satu bulan energi listrik yang dikonsumsi adalah sebagai berikut :

Eload per bulan = 288,0 kWh x 30 hari

= 864,0 kWh per bulan

4.10 Perhitungan Biaya Konsumsi Energi Listrik

Biaya penggunaan energi listrik pada perencanaan penerangan jalan umum

(PJU) dipengaruhi oleh besarnya daya langganan beban ke perusahaan penyedia

energi listrik dan daya lampu yang terpasang pada masing-masing titik PJU.

Gambar 4.5 merupakan perhitungan biaya listrik tiap bulan untuk PJU

berdasarkan PLN :
Gambar 4.5 Tarif Tenaga Listrik

Kajian ini menggunakan tarif per bulan yaitu Rp. 1467,28. Da ri tabel 4.2 dapat

diketahui pe rhitungan biaya energi listrik tiap bulan untuk P JU adalah sebagai

berikut :

Biaya pemakaian = Daya (kW) x jam nyala x tarif P-3/TR

Biaya listrik per tahun = 12 x biaya pemakaian

Berikut perhitungan biaya listrik PJU :

Diketahui : jumlah tiang = 80

Daya lampu = 150 Watt 0,15 kW

Jam nyala = 12 jam

Tarif bulan = Rp. 1467,28/kWh


Biaya pemakaian per bulan = 80 x 0,15 kW x 12 jam x 30 hari x

Rp.1467,28/kWh = Rp. 6.338.649,60 x 2 lampu (tiang

lengan ganda) = Rp. 12.677.299,2

Biaya listrik per tahun = 12 x Rp. 12.677.299,2

= Rp.152.127.590 x 2 lampu (tiang lengan

ganda) =Rp. 304.255.181

Berikut ini tabel biaya listrik lampu penerangan jalan umum di Ruas exit tol

Pemalang :

Tabel 4.6 Biaya Listrik


Jenis Biaya

Biaya pemakaian per bulan Rp. 12.677.299,200

Biaya pemakaian per tahun Rp. 304.255.181,00

Dengan perincian biaya pemakaian listrik tersebut belum didapa tkan hasil optimal

dari pemiliha n lampu, tinggi tiang dan iluminasi sesuai denga n standar rata-rata

iluminasi sebesar 15-20 lux.


4.11 Ilustrasi Lampu Penerangan Jalan Umum

Berikut merupakan gambar ilustrasi peneranga jalan umum yang terpasang pada

Ruas Exit Toll Pemalang, ditunjukkan pada gambar 4.4 :

50 m

Panjang
4000 m

Lebar 6 m

Gambar 4.4 Ilustrasi Penerangan Jalan Umum di ruas exit tol Pemalang

Keterangan : = Titik lampu

Ruas jalan exit tol Pemalang termasuk jenis jalan Arteri dengan akses

jalan bebas hambatan dengan panjang jalan 4050 meter dan lebar jalan 6 meter.

Pada perencanaan penerangan jalan umum ini terdapat 162 titik lampu dengan

jarak antar tiang 50 meter. Pada PJU ini menggunakan lampu jenis LED 150 Watt,

jenis tiang yang digunakan yaitu tiang lengan ganda dengan tinggi 8 meter.

Dengan menggunakan jenis LED 150 Watt dengan tiang 8 meter didapatkan
tingkat pencahayaan yang belum optimal yaitu sebesar 11,49 lux, hal ini belum

sesuai standarisasi yang telah di tentukan BSN yaitu antara 15-20 lux.

4.12 Evaluasi Data Yang Didapat

Data yang sudah didapat menunjukkan bahwa hasil perhitungan dari

iluminasi dengan menggunakan daya lampu 150 Watt dan tinggi tiang 8 meter

didapatkan hasil luminasi kurang dari standar iluminasi rata-rata yaitu 15-20 lux.

Perlu adanya evaluasi dengan mempertimbangkan aspek iluminasi yang

dihasilkan dari lampu daya 150 Watt.

Standarisasi yang ada pada SNI 7391:2008 perlu diperhat ikan dengan baik

agar menjami n keamanan dan kenyamanan para pengguna jasa jal an toll maka

perlu dilakukan kajian ulang untuk penggantian unit lampu dengan daya diatas

150 Watt agar dapat mencapai standar pencahayaan penera ngan jalan umum

(PJU) yang sesuai standar SNI dan mencapai nilai rata-ra ta iluminasi yang

ditentukan yaitu 15-20 lux. penggantian lampu berdaya 250 W att dapat mencapai

nilai iluminasi maksimal yaitu 19,09 lux sehingga masuk kriteria standar iluminasi

yang telah dit entukan dan didapatkan iluminasi yang optimal. Berikut merupakan

perhitungan iluminasi dengan daya lampu 250 Watt :

I=

= 2387,32 Cd
r=

= 10 meter

E = cos

= x

= x

= 19,09 lux

Hasil perhitungan diatas merupakan hasil perhitungan lampu dengan daya 250

Watt dimana lampu tersebut dapat mencapai nilai iluminasi optimal yang sesuai

dengan SNI 7391:2008 dengan nilai rata-rata 15-20 lux sehing ga bisa dijadikan

rekomendasi penggantian unit lampu pada ruas exit toll Pemala ng yang belum

mencapai nilai iluminasi rata-rata.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil analisa dan perencanaan lampu penerangan jalan umum di ruas exit tol

Pemalang dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, antara lain :

1. Ruas exit tol Pemalang memiliki panjang jalan 4050 meter dengan

lebar jalan 6 meter (kiri dan kanan). Jumlah titik lampu yang

dipasang yaitu 162 titik lampu dengan jarak antar tiang adalah 50
0
meter. Pada perhitungan didapatkan hasil sudut kemiringan 21,56 ,

dan intensitas penerangan sebesar Candella.

2. Hasil perhitungan dengan menggunakan lampu 150 watt dan tinggi

tiang 8 meter mendapatkan nilai iluminasi yang belum optimal

yaitu sebesar 11,49 lux. Nilai tersebut belum memenuhi standart

nilai rata-rata iluminasi 15-20 lux yang menjadi acuan standart

iluminasi yang digunakan pada jalan tol.

3. Evaluasi dari data yang didapat Penggantian unit lampu dengan

daya diatas 150 Watt perlu dilakukan agar mencapai nilai iluminasi

standar sebesar 15-20 lux. lampu dengan daya 250 Watt dapat

mencapai nilai iluminasi optimal sebesar 19,09 lux yang bisa

menjadi rekomendasi penggantian unit lampu.


47

5.2 Saran

1. Dalam menganalisa penerangan jalan umum harus mengetahui

penentuan jenis lampu, penentuan jarak antar tiang dan tinggi

tiang.

2. Dalam melakukan perencanaan penerangan jalan umum juga perlu

mengetahui klasifikasi jalan, panjang dan lebar jalan, sehingga

perencanaan yang dibuat nantinya benar-benar aman ketika

dipasang dan memenuhi standar kelayakan. Perencanaan juga dapat

mempertimbangkan aspek seperti menyan gkut segi teknis,

ekonomis maupun dalam aspek keindahan a gar sesuai dengan

kebutuhan kondisi jalan yang akan dipasang lampu penerangan.

3. Penggantian unit lampu dengan daya diatas 150 Watt perlu

dilakukan agar mencapai nilai iluminasi standar sebesar 15-20 lux.

lampu dengan daya 250 Watt dapat mencapai nilai iluminasi

optimal sebesar 19,09 lux.


Daftar Pustaka

Goetama, Agoen Yogha. 2017. Perencanaan Instalasi Penerangan


Jalan
Umum Pada Jalan Soekarno Hatta Bontang. Politeknik Negeri Samarinda.

Buku II Pedoman EE PJU. 2018. Perencanaan Sistem PJU Efisien Energi.

Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 7391. Spesifikasi Penerangan Jalan


Di Kawasan Perkotaan.

Oktamia, Selka. 2018. Analisa Pemasangan Penerangan Jalan Umum Di Kota


Klaten. Program S1 Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Indrawan, Jafrudin. 2019. Analisa Dan Perencanaan Lampu Penerangan Jalan


Umum (LPJU) Di Jalan Kartini Kabupaten Semarang. P rogram S1 Teknik
Elektro, Universitas Semarang.

Prasetya, Mahardhika Eka.2019. Perencanaan Dan Pelaksanaan Pemasangan


Penerangan Jalan Umum Di Jalan P.Sudirman Tayu-Pati. Program S1 Teknik
Elektro, Universitas Semarang.

Anda mungkin juga menyukai