Anda di halaman 1dari 14

Oleh: Nicky Lauda

Pembimbing: dr. Novina Rahmawati, Sp. THT-KL

Obat ototoksik menjadi perhatian klinis dengan penemuan streptomycin tahun 1944 Streptomisin berhasil digunakan dalam pengobatan TB sejumlah besar pasien pengguna streptomisin mengalami disfungsi koklea & vestibular menetap Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi toksik pada struktur telinga dalam termasuk koklea, vestibulum, semisirkular kanal, & otolit obat tersebut dianggap sebagai ototoksik Gangguan pendengaran akibat toksisitas kadang bersifat sementara tetapi kebanyakan bersifat menetap

Ototoksisitas

keadaan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh obat atau zat kimia yang merusak telinga bagian dalam atau saraf vestibulocochlear Otoksisitas dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, atau keduanya baik untuk sementara waktu atau permanen Obat ototoksik obat yang berpotensi menyebabkan reaksi toksik terhadap struktur dalam telinga, yang mencakup koklea, vestibulum, kanalis semisirkularis, & otolit,

JENIS-JENIS OBAT OTOTOKSIK


Aminoglikosida Aminoglikosida Ototopikal Cisplatin
Loop Diuretik Salisilat Anti Malaria Obat TB streptomisin, neomisin, kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin tetes telinga yang mengandung neomisin-polimiksin obat anti kanker yang digunakan untuk mengobati sejumlah keganasan asam ethacrynic, bumetanide, & furosemide Aspirin & asam salisilat Kina & klorokuin Streptomisin

PATOGENESIS (1) Mekanisme masih belum begitu jelas Patologi hilangnya sel rambut luar yang lebih apikal diikuti sel rambut dalam Permulaannya gangguan pendengaran frekuensi tinggi dapat berlanjut ke frekuensi rendah Poin penting terdapat pengikatan obat dengan glikosaminoglikan stria vaskularis menyebabkan perubahan strial & perubahan sekunder sel-sel rambut

PATOGENESIS (2) Efek utama dari obat-obat ototoksik terhadap telinga hilangnya sel-sel rambut dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis, limbus spiralis & sel-sel rambut koklea & vestibuler Kerusakan vestibuler merupakan efek yang merugikan dari antibiotik aminoglikosida & awalnya nistagmus posisional Pada keadaan berat kerusakan vestibuler dapat menyebabkan ketidakseimbangan & osilopsia

Gejala utama : Tinitus & vertigo


Tinitus kuat, bernada tinggi (4 KHz - 6 KHz) dan bilateral

Gejala lain: gangguan keseimbangan, sulit memfiksasi pandangan, ataksia (kehilangan koordinasi otot) & oscillopsia tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya.

Tuli akibat obat ototoksik tidak dapat diobati Bila pada waktu pemberian obat ototoksik terjadi gangguan telinga pengobatan dengan obat tersebut harus segera dihentikan Tingkat ketulian tergantung kepada jenis, jumlah, & lamanya penggunaan obat Jika terjadi ketulian dicoba melakukan rehabilitasi alat Bantu dengar (ABD), psikoterapi, auditory training, belajar komunikasi total dengan belajar membaca bahasa isyarat Pada tuli total bilateral dipertimbangkan pemasangan implan koklea

Mempertimbangkan penggunaan obat-obat ototoksik Menilai kerentanan pasien Monitoring ketat level obat dalam serum & fungsi ginjal harus baik sebelum, selama & setelah terapi Mengukur fungsi audiometri sebelum terapi Memonitor efek samping secara dini Pada pasien yang telah mulai menunjukkan gejala harus dilakukan evaluasi audiologik & segera menghentikan pengobatan Baiknya antibiotik penyebab gangguan pendengaran tidak diberikan pada wanita hamil, usia lanjut & orang dengan riwayat ketulian

Prognosis

sangat tergantung pada :

jenis, jumlah & lamanya pemberian obat kerentanan pasien adanya faktor resiko seperti gagal ginjal akut ataupun kronis penggunaan obat ototoksik yang lain secara bersamaan

Namun umumnya prognosis tidak begitu baik & makin memburuk

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai