Anda di halaman 1dari 16

VARISES

ESOFAGUS
KD JANU YUNITA
N 111 16 115

Pembimbing:
Dr. Cristhin Rony Nayoan,
Sp. THT-KL
Definisi
 Varisesesofagus adalah di tandai oleh
pelebaran pembuluh darah vena di
esofagus bagian bawah. Varises
terjadi jika adanya obstruksi aliran
darah menuju hati. Varises esofagus
merupakan salah satu komplikasi yang
banyak ditemui pada pasien dengan
gangguan hati, terutama sirosis hati.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 50% pasien dengan sirosis
akan terjadi varises gastoesofagus
dan sekitar 30-70% akan terbentuk
esofagus. Sekitar 4-30% pasien
dengan varises yang kecil akan
menjadi varises yang besar setiap
tahun dan karena itu mempunyai
resiko akan terjadi perdarahan.
ETIOLOGI
Etiologi terjadinya varises esofagus dan hipertensi portal
adalah penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi aliran
darah portal. Etiologi ini dapat diklasifikasikan sebagai
prehepatik, intrahepatik, dan pascahepatik
Prehepatik intrahepatik Pascahepatik

 Trombosis vena plenik  Fibrisis hepatik kongenital  Sindroma Budd-


 Trombosis vena porta  Hipertensi portal idiopatik Chiari
 Kompresi ekstrinsik  Tuberkulosis  Trombosis vena
pada vena porta  Schistosomiasis kava inferior
 Sirosis bilier primer  Perikarditis
 Sirosis alkoholik konstriktif
 Sirosis virus hepatitis B  Penyakit hati
 Sirosis virus hepatitis C venooklusif
 Penyakit wilson
 Defisiensi antitripsin alfa-1
 Hepatitis aktif kronis
 Hepatitis fulminan
GAMBARAN KLINIS

 Gejala-gejala dari perdarahan varices termasuk muntah


darah (muntahan dapat berupa darah merah
bercampur dengan gumpalan-gumpalan atau "coffee
grounds" dalam penampilannya, yang disebabkan oleh
efek dari asam pada darah), mengeluarkan tinja/feces
yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam darah ketika ia melewati usus (melena
Gejala lain yang termasuk adalah gejala penyakit
hati kronis, yaitu :
 Kelemahan, kelelahan, dan malaise
 Anoreksia
 Mual dan muntah
 Penurunan berat badan, biasa terjadi pada penyakit
hati akut dan kronis, terutama karena anoreksia dan
berkurangnya asupan makanan, dan juga hilangnya
massa otot dan jaringan adiposa merupakan fitur
mencolok pada stadium akhir penyakit hati.
 Rasa tidak nyaman dan nyeri pada abdomen -
Biasanya dirasakan di hipokondrium kanan atau di
bawah tulang rusuk kanan bawah (depan, samping,
atau belakang) dan di epigastrium atau hipokondrium
kiri
 Ikterus atau urin berwarna gelap
DIAGNOSIS
 esofagogastroduodenoskopi (EGD) yang
merupakan standar baku emas untuk
menentukan ada tidaknya varises esofagus
 Pada pasien dengan sirosis yang kompensata
dan tidak didapatkan varises, ulangi EGD setiap
2–3 tahun, sedangkan bila ada varises kecil,
maka pemeriksaan EGD diulangi setiap 1–2 tahun
 Pada pemeriksaan endoskopi bisa didapatkan
derajat varises esofagus:
 Derajat 1: Pembesaran/dilatasi vena < 5 mm,
masih berada di sekitar esofagus.
 Derajat 2: Pembesaran > 5 mm menuju saluran
esofagus tanpa adanya sumbatan
 Derajat 3: Terdapat dilatasi yang besar,
berkelok-kelok dan menimbulkan
sumbatan/obstruksi
 Derajat 4: terjadi sumbatan hampir total pada
esofagus, dengan tanda akan terjadinya
perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah lengkap
 Prothrombin time (TP)
 Tes fungsi hati

B. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini hanya bermanfaat untuk
penderita varises esofagus tanpa perdarahan.
Pada foto roentgen ini akan tampak
gambaran (filling defect) yang multipel akibat
dilatasi vena
d. MRI
Metode non-invasif yang sangat baik
untuk pencitraan sistem vena portal dan
varises esofagus. Varises esofagus muncul
sebagai aliran kosong pada T1 kovensial
dan gambar T2 tertimbang.
DIAGNOSIS BANDING
- Ulkus duodenal
 Schistosomiasis
 Ulkus gaster
 Kanker gaster
 Wilson disease
PENATALAKSANAAN
 Terapi varises esofagus ada dua, yaitu terapi varises
esofagus tanpa riwayat pendarahan dan dengan
riwayat perdarahan.
 Varises tanpa riwayat pendarahan dapat ditangani
menggunakan non-selektif beta-adrenergik bloker
(misalnya, propranolol, nadolol, timolol), asalkan tidak
ada kontraindikasi menggunakan obat tersebut.
 Pada varises dengan pendarahan hal yang harus
dilakukan adalah: menilai tingkat dan volume
pendarahan, melakukan pemeriksaan tekanan darah
dan denyut nadi pasien dengan posisi terlentang dan
duduk, melakukan pemeriksaan hematokrit segera,
mengukur jumlah trombosit dan protrombin time,
memeriksa fungsi hati dan ginjal, dan melakukan
pengobatan darurat.
PROGNOSIS
Pada pasien dengan varIses esofagus, sekitar 30%
akan mengalami perdarahan pada tahun
pertama setelah didiagnosis. Angka kematian
akibat episode perdarahan tergantung pada
tingkat keparahan penyakit hati yang mendasari.
Kematian yang disebabkan karena perdarahan
berkisar antara < 10% pada pasien sirosis dengan
Child-Pugh A yang kompensata sampai > 70%
pada pasien sirosis dengan Child-Pugh C. Risiko
terjadi perdarahan ulang tinggi mencapai
KASUS
 Pasien, perempuan, 60 tahun, datang dengan keluhan
muntah darah sejak 12 jam SMRS. Muntah darah berwarna
merah kehitaman. Muntah darah 1 kali sebanyak 1 gelas
belimbing. BAB hitam (+)1x sehari sebanyak 1 gelas
belimbing. mual (+), muntah(-) nyeri ulu hati (+) dan perut
terasa penuh (+). nafsu makan pasien menurun, badan
terasa lemas serta perut terasa membesar, bengkak kedua
tungkai (+).
 keluhan tersebut mulai dirasakan 4 bulan yang lalu pasien
dirawat dan didiagnosis memiliki kanker hati. 2 bulan yang
lalu pasien dirawat dengan keluhan yang sama.
 Dari pemeriksaan USG didapatkan kesan sirosis hepatis
dengan asites splenomegali dan suspect hipertensi portal,
nodul hepar berkalsifikasi di lobus kanan hepar. Pada
pemeriksaan Esophago Gastro Duodenoscopy (EGD)
didapatkan kesimpulan varises esofagus grade II dan
gastropati hipertensi portal. Pada tanggal juga dilakukan
tindakan ligasi dengan kesimpulan ligasi varises esophagus
berjalan baik.

Anda mungkin juga menyukai