GROSS HEMATURIA
Disusun oleh :
SURAKARTA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
1. Terciptanya mahasiswa yang paham tentang proses terjadinya
hematuria.
2. Menambah referensi pendidikan mengenai asuhan keperawatan
pada pasien hematuria.
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan mengenai konsep hematuria dan
asuhan keperawatan pada pasien hematuria.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel darah
merah dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu hematuri mikroskopis
dan hematuri makroskopis (gross hematuria). Hematuria makroskopis dapat
terjadi bila sedikitnya 1cc darah perliter urin sedangkan hematuria
mikroskopis sering kita temukan pada pemeriksaan laboratorium urinlisis
pada pasien dengan pasien berbagai keluhan, atau pada saat tes kesehatan
(check up). Dikatakan hematuria bila pada pemeriksaan mikroskop ditemukan
3 atau lebih per lapang besar urin yang disentrifugasi, dari evaluasi sedimen
urin dua dari tiga contoh urin yang diperiksa.
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine.
Penemuan klinis sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan
prevalensi yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0% . Secara visual terdapatnya
sel-sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu:
1. Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat
dilihat sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal
miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior uretra atau
leher kandung kemih. Hematuria makroskopik yang berlangsung terus
menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit
berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine,
eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan
menimbulkan urosepsis. (Mellisa C Stoppler, 2010)
2. Hematuria mikroskopik
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak
dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan
mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapang
pandang. Meskipun gross hematuria didefinisikan didapatkannya sel-sel
darah merah di dalam urine, ada kontroversi mengenai definisi yang tepat
dari hematuria mikroskopik. American Urological Association (AUA)
mendefinisikan hematuria mikroskopis klinis yang signifikan karena
terdapat lebih dari 3 sel darah merah (sel darah merah) pada lapangan
pandang besar pada 2 dari 3 spesimen urin dikumpulkan dengan selama 2
sampai 3 minggu. Namun, pasien yang berisiko tinggi untuk penyakit
urologi harus dievaluasi secara klinis untuk hematuria jika urinalisis
tunggal menunjukkan 2 atau lebih sel darah merah pada lapangan
pandang besar. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Evaluasi yang tepat dan waktu yang cepat sangat penting, karena setiap
derajat hematuria dapat menjadi tanda dari penyakit genitourinari yang serius.
2.2 Klasifikasi
Dalam mengevaluasi hematuria, terutama hematuria makroskopik,
banyak ahli mencoba untuk mempersempit penyebab yang mungkin melalui
klasifikasi stadium dimana perdarahan terjadi selama urinasi. Meskipun
klasifikasi ini tidak definitif, namun sering memberikan indikator yang
diperlukan umtuk pemeriksaan dan tes lebih lanjut.
1. Hematuria inisial: darah yang muncul saat mulai berkemih, sering
mengindikasikan masalah di uretra (pada pria, dapat juga di prostat).
2. Hematuria terminal: darah yang terlihat pada akhir proses berkemih
dapat menunjukkan adanya penyakit pada buli-buli atau prostat.
3. Hematuria total: darah yang terlihat selama proses berkemih, dari awal
hingga akhir, menunjukkan permasalahan pada buli-buli, ureter atau
ginjal.
2.3 Etiologi
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam
sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar urogenitalia.
Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain adalah:
1. Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
uretritis
2. Menstruasi
3. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor
grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan
hiperplasia prostat jinak.
4. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal
5. Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
6. Batu saluran kemih. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain
adalah:
1. Kelainan pembekuan darah (Diathesis Hemorhagic)
2. Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium
jantung maupun endokarditis. (Wim de Jong, dkk, 2004)
2.4 Patofisiologi
Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan
glomerulus dan untuk memisahkan bidang nefrologi. Darah yang berasal dari
nefron disebut hematuria glomerulus. Pada kedaan normal, sel darah merah
jarang ditemukan pada urin. Adanya eritrosit pada urin dapat terjadi pada
kelainan herediter atau perubahan stuktur glomerulus dan integritas kapiler
yang abnormal. Erisolit bila berikatan dengan protein TaamHorsfall akan
membentuk silinder eritrosis. Ini merupakan petunjuk penyakit / kelainan
glomerulus yang merupakan petanda penyakit ginjal kronik. Pada penyakit
manefron/glomelus biasanya hanya ditemukan sel darah merah saja tanpa
silinde. Proteinuria merupakan tanda lesi nefron / glomerulus.
Hematuria mikroskopik bila ditemukan eristrosit 3 atau lebih dari
3/lapang pandang besar. bila hematuria disertai protenuria positif 1 dengan
menggunakan dipstick dilanjutkan dengan pemeriksaan kuantitatif eskresi
protein/24 jam. Bila eskresi protein lebih dari 1g/24jam segera konsultasi
nefrologi untuk evaluasi. Pada ekskresi protein lebih dari 500mg/24jam yang
makin meningkat atau persisten di perkirakan suatu kelainan parenkim ginjal.
Perlu diperhatikan dalam mpengambilan contoh urine: pada
perempuan harus disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi,
laserasi pada organ genitalia sedangkan pada laki-laki apakah disirkumsisi
atau tidak.
Infeksi Tumor
mikroorganisme
ISK (pielonefritis, glomerulonefritis, Penekanan Sel kanker Mengambil nutrisi dari sel
ureteritis, sistitis, uretritis) pembuluh darah
Inflamasi Sel normal mati
Trauma pada
saluran urin
Obstruksi Mengeluarkan Apitosis
saluran kemih mediator nyeri
Pecahnya pembuluh
darah di renal Nekrosis di tubulus proksimal
Resiko Menekan ujung
infeksi saraf bebas
Pendarahan Fungsi ginjal menurun
Nyeri
Reabsorpsi menurun
Urine tercampur Anemia
darah
Penurunan sekresi H+ Penurunan
HEMATURIA Tampak Nutrisi ke HCO3 & PCO2
pucat jaringan
menurun Penurunan pH
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolik
O2 ke otak menurun Lemas
Nafas kusmaull
Resiko Penurunan Intoleransi aktifitas Ketidakefektifan
syok kesadaran Hiperventilasi pola nafas
2.5 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, prevalensi hematuria gross pada anak-anak
diperkirakan 0,13%. Lebih dari setengah dari kasus (56%) ini disebabkan
oleh penyebab yang mudah diidentifikasi. Penyebab paling umum tampaknya
sistitis (20-25%). Seks mungkin mempengaruhi seorang anak untuk
menderita penyakit tertentu yang bermanifestasi sebagai hematuria. Misalnya,
penyakit terkait seks yaitu sindrom Alport memiliki kecenderungan pada laki-
laki, sedangkan nefritis lupus lebih sering terjadi pada gadis remaja.
Prevalensi kondisi tertentu juga bervariasi dengan usia. Misalnya, tumor
Wilms lebih sering pada anak-anak usia prasekolah, sedangkan post
infectious glomerulonefritis akut lebih sering terjadi pada usia anak sekolah.
Pada orang dewasa, hematuria sering merupakan tanda keganasan dari
saluran Genitourinary (misalnya, karsinoma sel ginjal, kandung kemih tumor,
tumor prostat). Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.
2.8 Penatalaksanaan
Saat terjadi gumpalan pada urin yang menimbulkan retensi maka perlu
dilakukan kateterisasi dan bilasan buli dengan memakai cairan garam
fisiologis. Jika gagal maka sebaiknya pasien dirujuk untuk ditangani lebih
lanjut dengan evakuasi bekuan darah dan menghentikan sumber pendarahan.
Jika pendarahan sampai menyebabkan anemia maka perlu difikirkan untuk
tranfusi darah. Jika terjadi infeksi maka harus diberikan antibiotic. Setelah
gejala hematuria di tangani selanjutnya dicari penyebab primernya.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya
tergantung pada penyebabnya:
1. Infeksi saluran kemih, bisanya diatasi dengan antibiotic
2. Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat
dilakukan ESWL atau pembedahan.
3. Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
4. Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau
kemoterapi.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Pasien yang beresiko tinggi penyakit urologi, seperti pada usia lanjut,
memiliki prevelensi hematuria yang tinggi. Penyakit urologi pada pasien–
pasien ini bervariasi yang berhubungan dengan factor resiko anatara lain :
1. Usia > 40 tahun
2. Pria
3. Riwayat merokok
b. Keluhan utama
1. Nyerti pada flank area (diantara iga dan panggul), punggung, perut
bawah, atau kemaluan nyeri atau rasa panas saat berkemih
2. Demam
3. Mual muntah
4. Berat badan menurun
5. Sering berkemih
6. Anyang–ayangan
7. Sensasi terbakar pada saat buang air kecil
8. Urine berwarna kelabu oleh adanya nanah dalam urine
9. Riwayat penyakit sebelumnya
Adanya riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan
keadaan penyakit sekarang perlu ditanyakan. Diabetes Mellitus,
Hipertensi, PPOM, Jantung koroner, dan ketahui pula adanya riwayat
penyakit saluran kencing dan pembedahan terdahulu.
10. Riwayat kesehatan lingkungan
Riwayat kesehatan lingkungan meliputi riwayat penyakit pada anggota
keluarga yang sifatnya menurun seperti : hipertensi, DM, asma.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Resiko syok (hipovolemik)
3. Ketidakefektivan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Resiko syok
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam pasien
tidak mengalami pendarahan
Kriteria Hasil:
a. Nadi, irama jantung, frekuensi nafas, dan irama pernapasan dalam
batas yang diharapkan
b. Natrium serum, kalium serum, klorida serum, kalsium serum,
magnesium serum dalam batas normal
c. pH darah serum balam batas normal
Intervensi:
4.1 Kesimpulan
Hematuria adalah istilah klinis yang digunakan untuk menjelaskan
adanya darah, khususnya sel darah merah, dalam urin. Adanya darah dalam
urin ini bisa saja tidak kasat mata dan hanya terlihat di bawah mikroskop atau
atau juga mungkin darah dalam urin akan terlihat dalam jumlah yang cukup
dengan mata telanjang, hematuria merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang
menyebabkan perdarahan abnormal pada saluran urogenital pasien. Sumber
perdarahan bisa terjadi di mana saja di sepanjang saluran ini: ginjal, ureter
(tabung yang berjalan dari ginjal ke kandung kemih), kelenjar prostat,
kandung kemih atau uretra. Penyebab terjadinya hematuria ini yaitu: adanya
infeksi, tumor jinak atau tumor ganas, kelainan bawaan sistem urogenitalia,
trauma yang mencederai sistem urogenitalia,batu saluran kemih, kelainan
pembekuan darah, penggunaan antikoagulan.
4.2 Saran
Mengenai makalah yang kami susun, bila ada kesalahan maupun
ketidaklengkapan materi batu ginjal kami memohon maaf. Kamipun sadar bahwa
makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA