OLEH
ZAHRATUN NISA
NPM. 1814901110106
2. ETIOLOGI
Pada dasarnya kondisi Hematuria terjadi karena adanya gangguan pada sistem
kemih manusia. Hematuria bisa terjadi jika ada darah yang keluar dari ginjal,
uretra, ureter, atau kandung kemih, karena keempat organ tubuh tersebut memang
adalah organ tubuh yang berperan dalam proses terjadinya urine pada manusia.
Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hematuria pada ibu hamil
terjadi.
Infeksi ginjal
Infeksi ginjal, maupun Infeksi Ginjal Kiri dan kanan juga merupakan salah satu
penyakit yang bisa menyerang wanita, termasuk wanita hamil. Gejalanya bisa
berupa sakit pinggang, demam, menggigil, mual, dan muncul rasa sakit saat
buang air kecil. Wanita hamil yang terserang penyakit ini juga bisa merasakan
sering buang air kecil. Penyebab infeksi ginjal bisa virus atau bakteri. Nama lain
penyakit ini dalam dunia medis adalah pielonefritis.
Batu ginjal
Penyakit yang satu ini juga bisa menyerang wanita, juga ibu hamil. Penyebab
Penyakit Batu Ginjal adalah pembentukan kristal dari sisa metabolisme di saluran
kemih, sehingga mengeras menjadi batu dan menyumbat saluran kemih.
Gejalanya bisa menyebabkan rasa sakit. Hematuria pada kasus batu ginjal bisa
terjadi jika batu ginjal tersebut mengiritasi saluran kemih sehingga muncul darah
yang akan bercampur dengan urine.
Glomerulonephritis
Penyakit ini adalah penyakit peradangan pada ginjal yang berposisi di
glomerulus. Glomerulus itu sendiri merupakan alat penyaring di ginjal yang
tugasnya untuk menyaring darah. Jika terkena radang, maka bisa jadi
menyebabkan hematuria. Glomerulonephiritis juga bisa terjadi kepada ibu hamil
3. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan glomerulus
dan ekstra glomerulus untuk memisahkan bidang neflogi dan urologi. Darah yang
berasal dari nefron disebut hematuria glomerulus. Pada keadaan normal, sel darah
merah jarang ditemukan pada urin. Adanya eritrosit pada urin dapat terjadi pada
kelainan hereditas atau perubahan struktur glomerulus dan integritas kapiler yang
abnormal.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh urine: pada perempuan harus
disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi, adanya laserasi pada
organ genitalia, sedangkan pada laki-laki apakah disirkumsisi atau tidak.
Bila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit dan silinder eritrosit, merupakan
tanda sugestif penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu dilakukan
evaluasi lebih lanjut. Diagnosis banding hematuria persisten antara lain
glomerulonefritis, nefritis tubulointerstisial atau kelainan urologi. Adanya silinder
leukosit, leukosituria menandakan nefritis tubulointerstisial. Bila disertai
hematuria juga merupakan variasi dari glomerulonefritis. Pada kelompok faktor
resiko penyakit ginjal kronik harus di lakukan evaluasi pemeriksaan sedimen urin
untuk deteksi dini.
Sebagai prosedur diagnostic pada penyakit ginjal salah satunya adalah uji dipstick
untuk mengetahui adanya darah samar merupakan uji penapisan yang baik untuk
hematuria. Uji dipstick mudah dilakukan sendiri oleh pasien untuk mengikuti
perjalanan hematuria selama pengobatan.
4. MANIFESTASI KLINIS
Terjadi retensio urin akibat sumbatan di vesika urinaria oleh bekuan darah.
Berikut manifestasi klinis dari hematuria :
Urine berwarna merah kecoklatan karena tercampur dengan darah
Peningkatan frekuensi buang air kecil
Sakit pada perut bagian bawah
Kesulitan ketika buang air kecil
Nyeri ketika buang air kecil karena adanya sumbatan pada saluran kemih
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum
dan elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin
meningkat pada metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat meningkat
pada setiap jenis metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat, asam urat dan
hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis.
Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik
dan sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang
disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan
hapusan darah tepi dapat menunjukkan proses mikroangiopati yang sesuai
dengan sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau
SLE. Pada keadaan terakhir, adanya autoantibodi dapat ditunjukkan dengan
reaksi Coombs positif, adanya antibodi antinuclear, leukopenia dan penyakit
multisistem. Trombositopenia dapat diakibatkan oleh berkurangnya produksi
trombosit (pada keganasan) atau peningkatan konsumsi trombosit (SLE,
purpura trombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena
ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran
kemih bawah dan dismorfik pada perdarahan glomerular, morfologi sel tidak
secara pasti berhubungan dengan lokasi hematuria.
Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi
organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang
sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.
Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-
sel urotelial.
IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria &
sering digunakan untuk menentukan fungsi ekskresi ginjal. Umumnya,
menghasilkan gambaran terang saluran kemih dari ginjal sampai dengan
kandung kemih, asal faal ginjal memuaskan. Pemeriksaan ini dapat menilai
adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor urotelium,
trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran kemih.
USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat
atau kista), adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik,
hidronefrosis, atau urolitiasis ureter, kandung kemih dan uretra, bekuan darah
pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis tumor di
hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih sangat berguna pada pasien dengan
hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri pinggang, atau trauma. Jika hasil
penelitian awal ini tetap normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin
dan elektrolit serum.
Endoultrasonografi, yaitu ekografi transurethral sangat berguna untuk
pemeriksaan prostat dan buli-buli
Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai
vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan
informative. Bagian atas saluran kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi
retrograd atau punksi perkutan.
Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya setelah
obstruksi dihilangkan
Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan gambaran
jelas dan kesempatan untuk mengadakan biopsy
Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara
isi dan tekanan di buli-buli
Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan
penunjang di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. (Wim de
Jong, dkk, 2004)
6. KOMPLIKASI
Batu ginjal. Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, Anda disarankan agar
meminum banyak air mineral, membatasi konsumsi garam, makanan yang
mengandung protein dan oksalat seperti bayam.
Kanker ginjal. Untuk mencegah kanker ginjal, hentikan kebiasaan merokok,
mengendalikan berat badan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur,
rajin berolahraga, serta jauhkan diri dari paparan bahan kimia beracun.
Infeksi saluran kemih. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran
kemih, usahakan agar mengonsumsi air mineral dan buang air kecil saat
merasakan tekanan. Khusus untuk wanita, Anda wajib membersihkan organ
vital dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan hindari penggunaan
produk pembersih area kewanitaan karena justru bisa menyebabkan iritasi di
organ vital Anda.
Kanker kandung kemih. Berhenti merokok, menghindari paparan bahan
kimia, mengonsumsi banyak air mineral bisa membantu Anda dalam
mengurangi risiko terkenda kanker kandung kemih.
7. PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya tergantung pada
penyebabnya:
Infeksi saluran kemih, biasanya diatasi dengan antibiotik.
Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat
dilakukan ESWL atau pembedahan.
Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau
kemoterapi.
Guyton and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Junqueir, Luiz carlos. 2007. Histologi Dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC.