Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Panik merupakan reaksi pertama seseorang saat mendapati darah dalam


urine. Hal ini tentu saja beralasan karena kondisi tersebut bisa jadi indikasi adanya
penyakit tertentu. Menurut spesialis urologi dr Eddy Sunarno, SpU dari Rumah
Sakit Balikpapan Husada (RSBH), kencing darah baik yang kelihatan secara nyata
ataupun yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dalam bahasa medisnya
disebut Hematuria. Penyebab hematuria dapat disebabkan oleh kelainan di dalam
sistem saluran kencing atau di luar sistem saluran kencing. Kelainan yang berasal
dari sistem saluran kencing antara lain berupa batu saluran kencing, tumor jinak
atau tumor ganas seperti tumor ginjal, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor
prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Ditambahkan, nyeri yang menyertai
hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik atau
gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah. Gejala khas dari hematuria yang
disebabkan tumor ginjal, prostat, dan kandung kencing adalah hematuria yang
hilang timbul dan hematuria tanpa disertai rasa nyeri. Lebih lanjut dikatakan,
kencing darah merupakan pertanda dari penyakit yang perlu segera ditindak
lanjuti secara serius. Untuk itu, disarankan semua penderita kencing darah rutin
melakukan pemeriksaan urine dan mikroskopis yang tujuannya tak lain adalah
untuk memastikan adanya sel darah merah dalam urine dan tingkat keparahannya.
Disebutkan, adapun penatalaksanaan pertama mengatasai hematuria ini adalah
dengan melakukan diagnosis masalah primer penyebab hematuria.

1
B.Rumusan Makalah

1. Apa yang dimaksud dengan kelainan hematuria pada urin?


2. Apa yang menyebabkan seseorang terinfeksi hematuria?
3. Apa saja tipe dari hematuria?
4. Bagaimana cara mengatasi hematuria?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kelainan hematuria pada


urin
2. Untuk mengetahui penyebab seseorang terinfeksi hematuria
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari hematuria
4. Untuk mengetahui cara mengatasi hematuria

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Penyakit Hematuria

Dokter spesialis urologi Rumah Sakit Balikpapan Husada (RSBH) Eddy


Sunarno Sp.U menuturkan, hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah
dalam urin yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu hematuria makroskopik dan
mikroskopik. Hematuria makroskopik dapat dilihat secara kasat mata, seperti
kencing yang berwarna merah. Sedangkan mikroskopik adalah ditemukannya sel-
sel darah merah pada kencing melalui pemeriksaan mikroskop.
Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa,
karena dapat menimbulkan penyulit berupa terbentuknya gumpalan darah yang
dapat menyumbat aliran kencing, pendarahan yang dapat menimbulkan syok dan
infeksi.
Gejala-gejala khas yang timbul disebabkan tumor ginjal, prostat, dan
kandung kencing, yaitu hematuria yang hilang timbul dan hematuria tanpa disertai
nyeri. Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin
manifestasi dari suatu penyakit ginjal. Syok dan anemia mungkin disebabkan
karena banyak darah yang keluar. Ditemukannya tanda-tanda pendarahan di
tempat lain merupakan petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang
bersifat sistemik.
Saat diagnosa, harus diperhatikan apakah seorang pasien menderita
hematuria, pseudo hematuria, atau pendarahan per-uretra. Dijelaskan dr Eddy,
pseudo adalah urine yang berwarna merah atau kecokelatan yang bukan
disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan karena
hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis
makan atau minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang
berwarna merah, atau setelah mengonsumsi beberapa obat-obatan tertentu.
Sedangkan pendarahan per-uretera adalah keluarnya darah dari meatus uretra
eksterna (muara saluran kencing) tanpa melalui proses miksi. Hal ini sering terjadi
pada trauma uretra atau tumor uretra.

3
Dalam mencari penyebab hematuria, kata dr Eddy, perlu digali data yang
terjadi saat episode hamaturia, antara lain bagaimana warna urine yang keluar,
apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah, di bagian mana saat miksi,
urine berwarna merah, dan apakah diikuti dengan perasaan sakit.
Dalam pemeriksaan penunjang, kencing dapat mengarahkan indikasi penyebab
hematuria. Hal ini diketahui melalui pemeriksaan pH urine yang sangat kalis
menandakan adanya infeksi, sedangkan pH urine yang sangat asam mungkin
berhubungan dengan batu asam urat. Selain USG, sitologi urine juga diperlukan
untuk mencari kemungkinan adanya keganasan.

Pengobatan hematuria tidak bisa dilakukan sekali, perlu ditindak lanjuti


masalah primer penyebab hematuria. Bila penyebabnya infeksi cukup diberikan
antibiotik, bila penyebabnya batu maka batu perlu dikeluarkan. Selain itu, bila
disebabkan kelainan anatomis, maka harus dikoreksi kelainan tersebut. Sedangkan
bila disebabkan tumor mesti dilakukan pembedahan.
Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel darah
merah dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu hematuria mikroskopis dan
hematuria makroskopis (gross hematuria). Hematuria makroskopis dapat terjadi
bila sedikitnya 1 cc darah per liter urin sedangkan hematuria mikroskopis sering
kita temukan pada pemeriksaan laboratorium urinalisis pada pasien dengan
berbagai keluhan, atau pada saat pemeriksaan kesehatan (check up). Dikatakan
hematuria bila pada pemeriksaan mikroskop ditemukan sel darah merah 3 atau
lebih per lapang pandang besar urin yang disentrifugasi, dari evaluasi sedimen
urin dua dari tiga contoh urin yang diperiksa. Hematuria juga merupakan suatu

4
keadaan dimana terdapat sel-sel darah merah di dalam urin. terdapatnya sel-sel
darah merah di dalam urin. Berdasarkan penampakkannya hematuria dibagi
menjadi 2 tipe, yaitu hematuria mikroskopik dan makroskopik. Hematuria
mikroskopik adalah tidak terlihatnya urin berwarna merah namun dengan
pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan minimal 2 sel darah merah per lapang
pandang.
Hematuria makroskopik adalah keadaan terlihatnya urin berwarna merah
secara kasat mata, yang jika berlangsung lama dapat mengancam jiwa dan
menimbulkan penyulit berupa clotting di saluran urin, syok hipovolemi, anemia,
bahkan sepsis.

B. Gejala Penyakit

Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan


glomerulus dan ekstra glomerulus untuk memisahkan bidang nefrologi dan
urologi. Darah yang berasal dari nefron disebut hematuria glomerulus. Pada
keadaan normal, sel darah merah jarang ditemukan pada urin. Adanya eritrosit
pada urin dapat terjadi pada kelainan herediter atau perubahan struktur glomerulus
dan integritas kapiler yang abnormal. Eritrosit bila berikatan dengan protein
Taam-Horsfall akan membentuk silinder eritrosit. Ini merupakan petunjuk
penyakit/kelainan glomerulus yang merupakan penanda penyakit ginjal kronik.
Pada penyakit nefron/glomerulus biasanya hanya ditemukan sel darah merah saja
tanpa silinder. Proteinuria merupakan tanda lesi nefrologi/glomerulus.

5
Evaluasi pemeriksaan mikroskopis bila ditemukan hematuria, yaitu
ditemukan eritrosit dalam urin 3 per lapang pandang besar. Hematuria
mikroskopik: bila ditemukan eritrosit 3 atau lebih/lapang pandang besar. Bila
hematuria disertai proteinuria positif 1 dengan menggunakan dipstick dilanjutkan
dengan pemeriksaan kuantitatif ekskresi protein/24 jam. Pada ekskresi protein
lebih dari 500 mg/24 jam yang makin meningkat atau persisten diperkirakan suatu
kelainan parenakim ginjal. Perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh urin:
pada perempuan harus disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi,
adanya laserasi pada organ genitalia, sedangkan pada laki-laki apakah
disirkumsisi atau tidak.
Bila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit, dan silinder eritrosit
merupakan tanda sugestif penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut. Diagnosis banding hematuria persisten antara lain
glomerulonefritis, nefritis tubulointertisial atau kelainan urologi. Adanya silinder
leukosit, leukosituria menandakan nefiritis tubulointerstisial. Bila disertai
hematuria juga merupakan variasi dari glomerulonefritis. Pada kelompok faktor
risiko penyakit ginjal kronik harus dilakukan evaluasi pemeriksaan sedimen urin
untuk deteksi dini. Pemeriksaan sitologi urin dilakukan pada risiko tinggi untuk
menndeteksi karsinoma sel transisional, kemudian dilanjutkan pemeriksaan
sistoskopi. Kelainan urologi yang lain seperti karsinoma sel transisional pada
ginjal, sistem pelviokaliks, ureter dapat dideteksi dengan pemeriksaan
ultrasonografi, IVU, CT scan atau MRI.
Namun, beberapa faktor dapat menyebabkan false-negative atau false-
positive. False-negative dapat disebabkan karena konsumsi vitamin C, pH urin
yang kurang dari 5,1, atau dipstick yang telah terpapar udara dalam waktu yang
lama sebelum tes dilakukan. False-positive dapat disebabkan karena kontaminasi
urin oleh darah menstruasi, mioglobulinuria, dan peroksida bakteri. Sampel harus
dikirim dalam waktu kurang dari satu jam karena casts akan mulai tidak
terintegrasi dan RBCnya dapat lisis.

6
Etiologi

Etiologi hematuria berdasarkan lokasi kelainan: Hematuria dapat disebabkan


oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam system urogenitalia atau kelianan
yang berada di luar urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia
antara lain

a. Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis,


sistitis, dan
uretritis
b. Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor
pielum,
tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
c. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren
mobilis
d. Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
e. Batu saluran kemih

Diagnosis
Hematuri merupakan gejala yang penting dan serius, serta dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit. Agar diagnosis penyebab hematuri dapat
ditegakkan secara pasti, diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah
meliputi anamnesis, pemerikasaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khsusus
lainnya, dan menghindari pemeriksaan yang tidak perlu.1 Karakteristik suatu
hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi lokasi
penyakit primernya, yaitu apakah terjadi pada awal miksi,semua proses miksi,
atau pada akhir miksi. Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan sejarah medis dan
beberapa tes darah, terutama pada anak muda dengan risiko keganasan rendah
atau diabaikan, dan umumnya gejalanya terbatas.
Penyelidikan USG saluran ginjal sering digunakan untuk membedakan antara
berbagai sumber pendarahan. Sinar-X dapat digunakan untuk mengidentifikasi

7
batu ginjal, walaupun CT scan lebih tepat. Pada pasien yang lebih tua, sistoskopi
dengan biopsi dari lesi yang diduga sering digunakan untuk menyelidiki kanker
kandung kemih. Jika dihubungkan dengan rasa sakit, mungkin hematuria ditandai
dengan sindrom nyeri pinggang. Berdasarkan pedoman AUA (Urologic American
Association), hal-hal berikut ini harus dilakukan untuk pasien berisiko tinggi
dengan hematuria mikroskopis yang signifikan (lebih dari 3 sel darah merah per
bidang berdaya tinggi)

C. Penyebab penyakit

Hematuria dapat disebabkan karena inflamasi, trauma, keganasan, batu,


atau diatesis hemoragik. Hematuria dapat pula menandakan adanya
glomerulonefritis, tumor ginjal, tumor ureter, atau tumor buli, tumor prostat, dan
hiperplasia prostat jinak. Mungkin juga disebabkan kelainan bawaan seperti kista
ginjal dan ren mobilis. Kelainan lain yang cukup jarang adalah akibat kelainan
pembekuan darah, pemakaian obat antikoagulan, SLE, dan kelainan hematologik
lainnya.
Beberapa penyebab hematuria makroskopik (darah terlihat dalam urin)
meliputi:
 Benign Familial Hematuria, nefropati akibat membran basal glomerulus
ginjal yang merenggang
 Urinary Schistosomiasis (yang disebabkan oleh Schistosoma
haematobium) – penyebab utama hematuria di berbagai negara Afrika dan
Timur Tengah
 IgA nefropathy ( “penyakit Berger”) – terjadi selama infeksi virus pada
pasien yang terpengaruh
 Batu ginjal (atau kencing batu)
 Kanker kandung kemih
 Karsinoma sel ginjal, kadang-kadang disertai perdarahan
 Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria – penyakit langka dimana
hemoglobin dari sel-sel hemolysed dilewatkan ke dalam urin.

8
 Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain
EPEC dan Staphylococcus saprophyticus
 Sifat sel sabit dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah,
tetapi hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini
 Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, tapi mungkin terkesan seperti
karsinoma sel ginjal pada pencitraan, karena keduanya sangat vaskular)
 Sindrom nefritis (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi
streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).
 Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi ganas atau
hipertensi maligna)
 Varises kandung kemih, yang mungkin jarang mengembangkan obstruksi
sekunder dari ven kava inferior.
 Hipertensi vena ginjal kiri, juga disebut “pemecah kacang fenomena” atau
“sindrom alat pemecah buah keras,” adalah kelainan vaskular yang jarang
terjadi, yang bertanggung jawab atas gross hematuria.
 Pelvic Junction Ureteral Sumbatan (UPJ) adalah kondisi langka mulai dari
kelahiran di mana ureter diblokir antara ginjal dan kandung kemih.
Kondisi ini dapat menyebabkan darah dalam urin.
 March hematuria- Seperti berkuda dan bersepeda jarak jauh

Anamnesis

Saat pasien datang dengan keluhan hematuria maka perlu digali apa saja
yang terjadi saat hematuria itu berlangsung guna mencari penyebabnya. Misalnya
saja dengan mengetahui apakah warna merah keluar di sepanjang episode
berkemih atau hanya di bagian awal atau akhir saja kita dapat mengetahui lokasi
penyakit primernya. Selain itu dapat pula kita tanyakan mengenai kualitas warna
Pertanyaan yang biasanya diajukan adalah mengenai warna urin yang keluar,
apakah saat urin keluar disertai dengan clotting, apakah pasien merasa nyeri saat
berkemih, dan di bagian mana saat berkemih urin terlihat berwarna merah.

Inisial total Terminal

9
Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses Akhir miksi
miksi
Tempat kelainan Uretra Buli-buli, ureter Leher buli-buli
atau ginjal

Hematuria tanpa gejala lainnya (silent hematuria) harus dipikirkan sebagai


gejala tumor buli atau ginjal sampai dibuktikan bukan keganasan. Hematuria
biasanya terjadi intermitten dan mungkin tidak tuntas dalam sebulan. Penyebab
lain yang dapat menyebabkan hematuria tanpa gejala adalah kalkulus staghorn,
ginjal polikistik, kista renal, sickle cell disease, dan hidronefrosis.

Ada 3 tipe hematuria, yaitu:


1. Initial hematuria, jika darah yang keluar saat awal kencing.
2. Terminal hematuria, jika darah yang keluar saat akhir kencing. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada akhir kencing yang
membuat pembuluh darah kecil melebar.
3. Total hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal ini
kemungkinan akibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ seperti
ureter atau ginjal.

Keluhan memegang peranan penting untuk menentukan ke arah mana


pemeriksaan selanjutnya, seperti kapan terjadi hematuria, bagaimana nyerinya dan
daerah mana yang terasa nyeri apakah di pinggang, perut bawah atau perut bagian
tengah.Untuk mendiagnosis hematuria biasanya dilakukan tes urin dengan
menggunakan dipstick, jika hasilnya positif terdapat darah maka dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan mikroskop, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
cytology urine dan pemeriksaan fisik.Jika dalam analisis urine ditemui adanya
protein, nitrit atau leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi pada saluran urine
(urine tract infection / UTI) yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun virus.

Pemeriksaan

10
Pasien dengan hematuria makroskopik atau mikroskopik, tanpa adanya
bukti infeksi saluran urin perlu dievaluasi. Pada pemeriksaan mikroskopik urin
perlu ditemukan lebih dari lima sel darah merah per high power field pada
konsentrat spesimen urin atau dua sel darah merah per high power field pada
spesimen urin untuk membuktikan terdapatnya hematuria mikroskopik.
Oleh karena hematuria dapat terjadi secara intermitten, walaupun terdapat
satu saja terdeteksi adanya hematuria maka pasien perlu dievaluasi lebih lanjut.
Untuk traktus urinarius bagian atas maka perlu dievaluasi dengan intravena
pielografi, CT scan, atau pielogram retrograd. Sedangkan traktus urinarius bagian
bawah perlu dievaluasi dengan cystoscopy.

Penatalaksanaan

Saat terjadi gumpalan pada urin yang menimbulkan retensi maka perlu
dilakukan kateterisasi dan bilasan buli dengan memakai cairan garam fisiologis.
Jika gagal maka sebaiknya pasien dirujuk untuk ditangani lebih lanjut dengan
evakuasi bekuan darah dan menghentikan sumber perdarahan. Jika perdarahan
sampai menyebabkan anemia maka perlu dipikirkan transfusi darah. Jika terjadi
infeksi maka harus diberikan antibiotik. Setelah gejala hematuria ditangani
selanjutnya dicari penyebab primernya
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya tergantung pada
penyebabnya:
 Infeksi saluran kemih, biasanya diatasi dengan antibiotik.
 Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat
dilakukan ESWL atau pembedahan.
 Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
 Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau
kemoterapi.

11
D. Cara Pencegahan

Sulit untuk mencegah hematuria karena penyebabnya beragam. Namun


secara umum, beberapa tindakan pencegahan berikut ini dapat dilakukan untuk
menghindari penyakit penyebab hematuria:

 Menjaga berat badan ideal.


 Berolahraga secara rutin.
 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
 Mengurangi konsumsi makanan asin.
 Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung mineral
oksalat, seperti bayam atau talas.
 Minum air putih dengan cukup.
 Tidak menahan kencing.
 Mencebok setelah buang air besar atau buang air kecil dari arah depan ke
belakang, terutama bagi wanita.
 Berhenti merokok.

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh .
2. Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel
darah merah dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu
hematuria mikroskopis dan hematuria makroskopis (gross
hematuria).
3. Gejala-gejala khas yang timbul disebabkan tumor ginjal, prostat,
dan kandung kencing, yaitu hematuria yang hilang timbul dan
hematuria tanpa disertai nyeri.
4. Ada 3 tipe dari hematuria yaitu initial hematuria,terminal
hematuria, dan total hematuria
5. Tidak terdapat cara yang spesifik untuk mengobati hematuria, cara
pengobatannya tergandung dari factor penyebab terinfeksinya
penyakit hematuria.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis diatas penulis menyarankan


agar kita tetap selalu berusaha menjaga kesehatan tubuh kita dari ujung
rambut sampai ujung kaki agar terhindar dari segala jenis penyakit yang dapat
merugikan tubuh dengan selalu berprilaku sehat setiap hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

- Efendy, nasrul. 1997. Dasar Keperawatan Kesmas . Penerbit Buku


Kedokterar ECG : Jakarta

- Murwani, arita. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan .


Fitramajaya . Jogjakarta

- Kategori: Penyakit urogenital | Nefrologi | Mikrobiologi

- 1987. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit .Penerbit Buku


Kedokteran : Jakarta

- www.Google.com

14

Anda mungkin juga menyukai