PENDAHULUAN
1
B.Rumusan Makalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam mencari penyebab hematuria, kata dr Eddy, perlu digali data yang
terjadi saat episode hamaturia, antara lain bagaimana warna urine yang keluar,
apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah, di bagian mana saat miksi,
urine berwarna merah, dan apakah diikuti dengan perasaan sakit.
Dalam pemeriksaan penunjang, kencing dapat mengarahkan indikasi penyebab
hematuria. Hal ini diketahui melalui pemeriksaan pH urine yang sangat kalis
menandakan adanya infeksi, sedangkan pH urine yang sangat asam mungkin
berhubungan dengan batu asam urat. Selain USG, sitologi urine juga diperlukan
untuk mencari kemungkinan adanya keganasan.
4
keadaan dimana terdapat sel-sel darah merah di dalam urin. terdapatnya sel-sel
darah merah di dalam urin. Berdasarkan penampakkannya hematuria dibagi
menjadi 2 tipe, yaitu hematuria mikroskopik dan makroskopik. Hematuria
mikroskopik adalah tidak terlihatnya urin berwarna merah namun dengan
pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan minimal 2 sel darah merah per lapang
pandang.
Hematuria makroskopik adalah keadaan terlihatnya urin berwarna merah
secara kasat mata, yang jika berlangsung lama dapat mengancam jiwa dan
menimbulkan penyulit berupa clotting di saluran urin, syok hipovolemi, anemia,
bahkan sepsis.
B. Gejala Penyakit
5
Evaluasi pemeriksaan mikroskopis bila ditemukan hematuria, yaitu
ditemukan eritrosit dalam urin 3 per lapang pandang besar. Hematuria
mikroskopik: bila ditemukan eritrosit 3 atau lebih/lapang pandang besar. Bila
hematuria disertai proteinuria positif 1 dengan menggunakan dipstick dilanjutkan
dengan pemeriksaan kuantitatif ekskresi protein/24 jam. Pada ekskresi protein
lebih dari 500 mg/24 jam yang makin meningkat atau persisten diperkirakan suatu
kelainan parenakim ginjal. Perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh urin:
pada perempuan harus disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi,
adanya laserasi pada organ genitalia, sedangkan pada laki-laki apakah
disirkumsisi atau tidak.
Bila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit, dan silinder eritrosit
merupakan tanda sugestif penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut. Diagnosis banding hematuria persisten antara lain
glomerulonefritis, nefritis tubulointertisial atau kelainan urologi. Adanya silinder
leukosit, leukosituria menandakan nefiritis tubulointerstisial. Bila disertai
hematuria juga merupakan variasi dari glomerulonefritis. Pada kelompok faktor
risiko penyakit ginjal kronik harus dilakukan evaluasi pemeriksaan sedimen urin
untuk deteksi dini. Pemeriksaan sitologi urin dilakukan pada risiko tinggi untuk
menndeteksi karsinoma sel transisional, kemudian dilanjutkan pemeriksaan
sistoskopi. Kelainan urologi yang lain seperti karsinoma sel transisional pada
ginjal, sistem pelviokaliks, ureter dapat dideteksi dengan pemeriksaan
ultrasonografi, IVU, CT scan atau MRI.
Namun, beberapa faktor dapat menyebabkan false-negative atau false-
positive. False-negative dapat disebabkan karena konsumsi vitamin C, pH urin
yang kurang dari 5,1, atau dipstick yang telah terpapar udara dalam waktu yang
lama sebelum tes dilakukan. False-positive dapat disebabkan karena kontaminasi
urin oleh darah menstruasi, mioglobulinuria, dan peroksida bakteri. Sampel harus
dikirim dalam waktu kurang dari satu jam karena casts akan mulai tidak
terintegrasi dan RBCnya dapat lisis.
6
Etiologi
Diagnosis
Hematuri merupakan gejala yang penting dan serius, serta dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit. Agar diagnosis penyebab hematuri dapat
ditegakkan secara pasti, diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah
meliputi anamnesis, pemerikasaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khsusus
lainnya, dan menghindari pemeriksaan yang tidak perlu.1 Karakteristik suatu
hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi lokasi
penyakit primernya, yaitu apakah terjadi pada awal miksi,semua proses miksi,
atau pada akhir miksi. Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan sejarah medis dan
beberapa tes darah, terutama pada anak muda dengan risiko keganasan rendah
atau diabaikan, dan umumnya gejalanya terbatas.
Penyelidikan USG saluran ginjal sering digunakan untuk membedakan antara
berbagai sumber pendarahan. Sinar-X dapat digunakan untuk mengidentifikasi
7
batu ginjal, walaupun CT scan lebih tepat. Pada pasien yang lebih tua, sistoskopi
dengan biopsi dari lesi yang diduga sering digunakan untuk menyelidiki kanker
kandung kemih. Jika dihubungkan dengan rasa sakit, mungkin hematuria ditandai
dengan sindrom nyeri pinggang. Berdasarkan pedoman AUA (Urologic American
Association), hal-hal berikut ini harus dilakukan untuk pasien berisiko tinggi
dengan hematuria mikroskopis yang signifikan (lebih dari 3 sel darah merah per
bidang berdaya tinggi)
C. Penyebab penyakit
8
Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain
EPEC dan Staphylococcus saprophyticus
Sifat sel sabit dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah,
tetapi hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini
Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, tapi mungkin terkesan seperti
karsinoma sel ginjal pada pencitraan, karena keduanya sangat vaskular)
Sindrom nefritis (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi
streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).
Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi ganas atau
hipertensi maligna)
Varises kandung kemih, yang mungkin jarang mengembangkan obstruksi
sekunder dari ven kava inferior.
Hipertensi vena ginjal kiri, juga disebut “pemecah kacang fenomena” atau
“sindrom alat pemecah buah keras,” adalah kelainan vaskular yang jarang
terjadi, yang bertanggung jawab atas gross hematuria.
Pelvic Junction Ureteral Sumbatan (UPJ) adalah kondisi langka mulai dari
kelahiran di mana ureter diblokir antara ginjal dan kandung kemih.
Kondisi ini dapat menyebabkan darah dalam urin.
March hematuria- Seperti berkuda dan bersepeda jarak jauh
Anamnesis
Saat pasien datang dengan keluhan hematuria maka perlu digali apa saja
yang terjadi saat hematuria itu berlangsung guna mencari penyebabnya. Misalnya
saja dengan mengetahui apakah warna merah keluar di sepanjang episode
berkemih atau hanya di bagian awal atau akhir saja kita dapat mengetahui lokasi
penyakit primernya. Selain itu dapat pula kita tanyakan mengenai kualitas warna
Pertanyaan yang biasanya diajukan adalah mengenai warna urin yang keluar,
apakah saat urin keluar disertai dengan clotting, apakah pasien merasa nyeri saat
berkemih, dan di bagian mana saat berkemih urin terlihat berwarna merah.
9
Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses Akhir miksi
miksi
Tempat kelainan Uretra Buli-buli, ureter Leher buli-buli
atau ginjal
Pemeriksaan
10
Pasien dengan hematuria makroskopik atau mikroskopik, tanpa adanya
bukti infeksi saluran urin perlu dievaluasi. Pada pemeriksaan mikroskopik urin
perlu ditemukan lebih dari lima sel darah merah per high power field pada
konsentrat spesimen urin atau dua sel darah merah per high power field pada
spesimen urin untuk membuktikan terdapatnya hematuria mikroskopik.
Oleh karena hematuria dapat terjadi secara intermitten, walaupun terdapat
satu saja terdeteksi adanya hematuria maka pasien perlu dievaluasi lebih lanjut.
Untuk traktus urinarius bagian atas maka perlu dievaluasi dengan intravena
pielografi, CT scan, atau pielogram retrograd. Sedangkan traktus urinarius bagian
bawah perlu dievaluasi dengan cystoscopy.
Penatalaksanaan
Saat terjadi gumpalan pada urin yang menimbulkan retensi maka perlu
dilakukan kateterisasi dan bilasan buli dengan memakai cairan garam fisiologis.
Jika gagal maka sebaiknya pasien dirujuk untuk ditangani lebih lanjut dengan
evakuasi bekuan darah dan menghentikan sumber perdarahan. Jika perdarahan
sampai menyebabkan anemia maka perlu dipikirkan transfusi darah. Jika terjadi
infeksi maka harus diberikan antibiotik. Setelah gejala hematuria ditangani
selanjutnya dicari penyebab primernya
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hematuria. Pengobatannya tergantung pada
penyebabnya:
Infeksi saluran kemih, biasanya diatasi dengan antibiotik.
Batu ginjal, dengan banyak minum. Jika batu tetap tidak keluar, dapat
dilakukan ESWL atau pembedahan.
Pembesaran prostat, diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan.
Kanker, dilakukan pembedahan, untuk mengangkat jaringan kanker, atau
kemoterapi.
11
D. Cara Pencegahan
BAB III
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh .
2. Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel
darah merah dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu
hematuria mikroskopis dan hematuria makroskopis (gross
hematuria).
3. Gejala-gejala khas yang timbul disebabkan tumor ginjal, prostat,
dan kandung kencing, yaitu hematuria yang hilang timbul dan
hematuria tanpa disertai nyeri.
4. Ada 3 tipe dari hematuria yaitu initial hematuria,terminal
hematuria, dan total hematuria
5. Tidak terdapat cara yang spesifik untuk mengobati hematuria, cara
pengobatannya tergandung dari factor penyebab terinfeksinya
penyakit hematuria.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
- www.Google.com
14