Anda di halaman 1dari 4

4. Mengapa kencingnya berwarna kemerahan?

Jawab:

Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine. Secara visual, hematuria
dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik
adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah dan
hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 (dua) sel
darah merah per lapangan pandang.

Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat
menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine,
eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan menimbulkan urosepsis.

PATOFISIOLOGI

Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia atau
kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia
antara lain adalah:

1. Infeksi/inflamasi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis


2. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor
ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
3. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal dan ren mobilis
4. Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
5. Batu saluran kemih.

Adapun kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia, diantaranya adalah kelainan
pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologik yang lain.

Macam-macam etiologi hematuria:

a. Vaskuler:

- Gangguan koagulasi
- Kelebihan obat anti koagulan
- Thrombosis atau emboli arterial
- Malformasi arteri-vena
- Fistula arteri-vena
- Nutcracker syndrome
- Thrombosis vena renalis

b. Glomerular:

- Nefropati IgA
- Alport Syndrome
- Glomerulonephritis primer dan sekunder

c. Intertisial:

- Intertisial nefritis alergi


- Nefropati analgesic
- Tuberkulosis
- Penyakit ginjal poli kistik
- Pielonefritis akut
- Rejeksi ginjal alograf

d. Uroepitelium:

- Keganasan ginjal dan saluran kemih


- Latihan yang berlebih
- Trauma
- Nekrosis papillaris
- Penyakit parasite misalnya skistosomiasis
- Sistitis/urethritis/prostatitits (penyakit infeksi)
- Nefrolitiasis/batu vesika urinaria

e. Penyebab lainnya:

- Hiperkalsiuria
- Hiperurikosuria
- Sickle cell disease

GEJALA KLINIS

Pasien dengan hematuria mikroskopik biasanya dijumpai secara kebetulan, sewaktu pasien tersebut
melakukan pemeriksaan urinalisis karena suatu indikasi atau pada saat melakukan general check-up.
Adapun pasien dengan gross hematuria biasanya datang ke dokter karena mendapati urine yang
berwarna merah atau datang karena keluhan tidak bisa miksi karena adanya sumbatan bekuan
darah.

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Anamnesis

Dalam mencari penyebab hematuria perlu digali data yang terjadi pada saat episode hematuria,
antara lain:

 – Bagaimanakah warna urine yang keluar?


 – Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah?
 – Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah?
 – Apakah diikuti dengan perasaan sakit ?

Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi
penyakit primernya, yaitu apakah warna merah terjadi pada awal miksi, semua proses miksi,
atau pada akhir miksi.

Tabel Porsi Hematuria Pada Saat Miksi Inisial

Terjadi pada awal miksi Tempat kelainan uretra

Total
seluruh proses miksi buli-buli, ureter atau ginjal

Terminal

akhir miksi leher buli-buli

Kualitas warna urine dapat juga menolong menentukan penyebab hematuria. Darah baru yang
berasal dari buli-buli, prostat, dan uretra berwarna merah segar sedangkan darah lama atau yang
berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat dengan bentuk seperti cacing (vermiform).

Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik
atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah berupa disuria atau stranguria.

Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin merupakan manifestasi dari suatu
penyakit ginjal. Syok hipovolumik dan anemia mungkin disebabkan karena banyak darah yang
keluar. Diketemukannya tanda-tanda

[29]

perdarahan di tempat lain adalah petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat
sistemik.

Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi,
ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah
pada buli-buli. Colok dubur dapat memberikan informasi adanya pembesaran prostat benigna
maupun karsinoma prostat.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan urinalisis
Pemeriksaan ini dapat mengarahkan kita kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor
glomeruler ataupun non glomeruler. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis
menandakan adanya infeksi organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH
urine yang sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat. Sitologi urine
diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel urotelial.
2. Pielografi Intra Vena (PIV)
Merupakan pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria. Pemeriksaan
ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih,
tumor-tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran
kemih. Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran
filling defect yang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli.
3. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat adanya massa yang solid atau kistus, adanya batu
non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis
tumor di hepar.
4. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi
Pemeriksaan ini dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan
penyebab hematuria. Tindakan itu biasanya dilakukan setelah bekuan darah yang ada di
dalam buli-buli dibersihkan sehingga dapat diketahui asal perdarahan.
DIAGNOSIS BANDING

Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau
perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau
kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
hemoglobinuria, mioglobinuria,

[30]

konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan yang mengandung pigmen
tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan
tertentu antara lain: fenotiazina, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-
uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering
terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.

KOMPLIKASI

1. Retensi urine karena bekuan darah


2. Infeksi
3. Anemia yang berat, bila hematuria profus atau berlangsung lama

PENATALAKSANAAN

Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, dicoba dilakukan
kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini
tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah transuretra dan
sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia,
harus difikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan
antibiotika.

Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan
selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lestraningsih. Ilmu Penyakit Dalam: Hematuria. Hal. 517


2. Anwar, Saiful Dr. Pedoman Diagnosis & Terapi. SMF Urologi Laboratorium Ilmu
Bedah. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. 2010. Hal.28-31

Anda mungkin juga menyukai