Jawab:
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine. Secara visual, hematuria
dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik
adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah dan
hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik diketemukan lebih dari 2 (dua) sel
darah merah per lapangan pandang.
Hematuria makroskopik yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat
menimbulkan penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine,
eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan menimbulkan urosepsis.
PATOFISIOLOGI
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem urogenitalia atau
kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia
antara lain adalah:
Adapun kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia, diantaranya adalah kelainan
pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologik yang lain.
a. Vaskuler:
- Gangguan koagulasi
- Kelebihan obat anti koagulan
- Thrombosis atau emboli arterial
- Malformasi arteri-vena
- Fistula arteri-vena
- Nutcracker syndrome
- Thrombosis vena renalis
b. Glomerular:
- Nefropati IgA
- Alport Syndrome
- Glomerulonephritis primer dan sekunder
c. Intertisial:
d. Uroepitelium:
e. Penyebab lainnya:
- Hiperkalsiuria
- Hiperurikosuria
- Sickle cell disease
GEJALA KLINIS
Pasien dengan hematuria mikroskopik biasanya dijumpai secara kebetulan, sewaktu pasien tersebut
melakukan pemeriksaan urinalisis karena suatu indikasi atau pada saat melakukan general check-up.
Adapun pasien dengan gross hematuria biasanya datang ke dokter karena mendapati urine yang
berwarna merah atau datang karena keluhan tidak bisa miksi karena adanya sumbatan bekuan
darah.
Anamnesis
Dalam mencari penyebab hematuria perlu digali data yang terjadi pada saat episode hematuria,
antara lain:
Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi
penyakit primernya, yaitu apakah warna merah terjadi pada awal miksi, semua proses miksi,
atau pada akhir miksi.
Total
seluruh proses miksi buli-buli, ureter atau ginjal
Terminal
Kualitas warna urine dapat juga menolong menentukan penyebab hematuria. Darah baru yang
berasal dari buli-buli, prostat, dan uretra berwarna merah segar sedangkan darah lama atau yang
berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat dengan bentuk seperti cacing (vermiform).
Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik
atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah berupa disuria atau stranguria.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin merupakan manifestasi dari suatu
penyakit ginjal. Syok hipovolumik dan anemia mungkin disebabkan karena banyak darah yang
keluar. Diketemukannya tanda-tanda
[29]
perdarahan di tempat lain adalah petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat
sistemik.
Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi,
ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah
pada buli-buli. Colok dubur dapat memberikan informasi adanya pembesaran prostat benigna
maupun karsinoma prostat.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan urinalisis
Pemeriksaan ini dapat mengarahkan kita kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor
glomeruler ataupun non glomeruler. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis
menandakan adanya infeksi organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH
urine yang sangat asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat. Sitologi urine
diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel urotelial.
2. Pielografi Intra Vena (PIV)
Merupakan pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria. Pemeriksaan
ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih,
tumor-tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran
kemih. Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran
filling defect yang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli.
3. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat adanya massa yang solid atau kistus, adanya batu
non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis
tumor di hepar.
4. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi
Pemeriksaan ini dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan
penyebab hematuria. Tindakan itu biasanya dilakukan setelah bekuan darah yang ada di
dalam buli-buli dibersihkan sehingga dapat diketahui asal perdarahan.
DIAGNOSIS BANDING
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau
perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau
kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena
hemoglobinuria, mioglobinuria,
[30]
konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan yang mengandung pigmen
tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan
tertentu antara lain: fenotiazina, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-
uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering
terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, dicoba dilakukan
kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini
tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah transuretra dan
sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia,
harus difikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan
antibiotika.
Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan
selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria.
DAFTAR PUSTAKA