Fistula Perianal
Oleh :
Pendamping :
2019
Borang Portofolio Kasus Medis
Tempat Presentasi -
Objektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Riwayat Kesehatan / Penyakit : Keluhan ini berulang kali dirasakan pasien. Sebelumnya
pasien tidak mempunyai riwayat penyakit berat yang perlu perawatan Rumah Sakit seperti penyakit
jantung, ataupun penyakit kronis seperti Hipertensi dan Diabetes Melitus, tidak sedang dalam
pengobatan, dan tidak ada riwayat alergi.
Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat hipertensi, DM, dan penyakit
jantung
Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien kurang menjaga higienitas dalam kehidupan sehari-
hari. Pasien merokok dan tidak ada minum alkohol. Pasien berobat dengan fasilitas BPJS.
Hasil Pembelajaran :
Subjektif :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan :
Objektif :
a.Vital sign
- Kesadaran : Composmentis
- Vital Sign
Pernafasan : 30 x/menit
Suhu : 36,7º C
- Berat badan : 60 kg
b.Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek cahaya +/+.
THT : Orofaring T1-T1, faring tidak hiperemis, telinga dalam batas normal.
Thoraks :
Paru : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
Perkusi : Sonor
Perkusi : Tympani
1. Laboratorium
Hb : 13,1 gr/dl
Hematokrit : 38,4 %
Kesan : Leukositosis.
Pasien merupakan seorang seorang laki-laki, usia 53 tahun, dengan keluhan adanya lobang
disekitar anus sejak 10 tahun yang lalu. Lubang tersebut hilang timbul, kadang membesar dan
kadang mengecil. Dari lobang tersebut keluar cairan bening. Cairan tersebut tidak berbau. Keluhan
ini berulang kali dirasakan pasien. Fistula perianal sering terjadi pada laki laki berusia 20 – 40 tahun.
Dari anamnesis biasanya ada riwayat kambuhan abses perianal dengan selang waktu diantaranya,
disertai pengeluaran nanah sedikit-sedikit. Tanda dan gejala fistula perianal diantaranya yaitu
adanya bengkak atau adanya lobang disekitar anus yang disertai keluarnya cairan dan demam.
Dari pemeriksaan status lokalis ar anus didapatkan hasil berupa adanya lobang di daerah
perianal, dari lobang tersebut keluar cairan bening dan tidak berbau. Temuan pemeriksaan fisik tetap
menjadi andalan diagnosis. Pada pemeriksaan fisik di daerah anus (dengan pemeriksaan
digital/rectal toucher) ditemukan satu atau lebih eksternal opening fistula atau teraba adanya fistula
di bawah permukaan kulit. Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila abses belum pecah)
atau tampak sebagai saluran yang dikelilingi oleh jaringan granulasi. Internal opening fistula dapat
dirasakan sebagai daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis dentata. Terlepas dari jumlah
eksternal opening, terdapat hampir selalu hanya satu internal opening.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
kesan leukositosis (Leukosit: 18.690 /mm3). Hal ini menunjukkan adanya proses peradangan yang
sedang berlangsung.
Pasien diberikan terapi injeksi cefotaxime, injeksi ketorolac, dan paracetamol tablet lalu
dilakukan tindakan fistulectomy. Tatalaksana pada fistula perianal terdiri dari terapi konservatif dan
terapi pembedahan. Terapi konservatif berupa medikamentosa dengan pemberian analgetik,
antipiretik serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk mencegah fistula rekuren. Sedangkan
terapi pembedahan yang sering dilakukan adalah Fistulectomy dimana jaringan granulasi harus di
eksisi keseluruhannya untuk menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah
membiarkannya terbuka.
Prognosis ad sanactionam pasien ini yaitu dubia ad malam. Fistel dapat kambuh bila lubang
dalam tidak turut dibuka atau dikeluarkan, cabang fistel tidak turut dibuka, atau kulit sudah menutup
luka sebelum jaringan granulasi menempel permukaan.
Plan :
Tatalaksana Farmakologi:
Tatalaksana Nonfarmakologi:
- Fistulectomy
Edukasi
Kepada pasien dan keluarganya dijelaskan tentang penyakit yang diderita pasien serta penyebab
terjadinya. Pasien diedukasi mengenai menjaga kebersihan dan melakukan pola hidup sehat.