+ PERITONITIS GENERALISATA
Oleh:
dr. Firda Iragama
Pembimbing :
dr. Benny Rais Sp. B
Pendamping :
dr. Yudha Bayu
dr. Sa’ duzzaman
2019
HALAMAN PENGESAHAN
PORTOFOLIO MEDIK
Disusun oleh :
Telah disetujui
Pembimbing
2. Riwayat Pengobatan :
Ini keluhan yang pertama kalinya untuk tiga hari tidak bab serta tidak kentut,pasien sempat
dirawat di Puskesmas Ngraho 2 hari namun keluhan tidak membaik
3. Riwayat kesehatan/penyakit :
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,keluhan ini adalah yang
pertama kalinya.
4. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (-), DM (-), HT (+), Jantung (-) Hernia (-)
5. Riwayat pekerjaan :
Petani
6. Lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK :
KU : Sedang, Compos mentis
Vital signs
Kesadaran : CMC/ GCS: E4M6V5
Suhu : 36,7o C
SpO2 :98 %
Pucat(-), ikterik(-)
Thoraks :
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : P/ taktil fremitus kanan = kiri
C/ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
Auskultasi : P/ vesikuler +/+, ST (-)
C/ S1-2reguler, ST (-)
Abdomen
I : Cembung
Per : Hipertimpani
Pa : Nyeri tekan di seluruh reg abdomen. Teraba keras seperti papan (+)
Ekstremitas
Edema -/-/-/- , akral dingin -/-/-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hb : 12 g/dl
Hematokrit : 45 %
Leukosit : 20.500/ mm3
Trombosit : 331.000/mm3
Hasil BOF &LLD : Distensi sebagian colon dan usus halus kemungkinan
ileus paralitik. Tak tampak batu opaque.
• O2 nasal 2-3lpm
• IVFD RL loading 1000 cc maintenance 24 tpm
• Inj. Ketorolac 3 x 1Amp
• Inj. Ondancentron 3 x 1Amp
• Inj. Omeprazole 2 x 1 Amp
• Inj. Cefotaxime 2x1 gram
• Pasang DC
• Pasang NGT
Daftar Pustaka :
1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta.
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis :ILEUS OBSTRUKTIF + suspek Peritonitis akut generalisata
2. Tata laksana pasien ILEUS OBSTRUKTIF dan mengatasi kegawatannya
SUBJEKTIF :
Pasien datang ke IGD RSUD Padangan rujukan dari Puskesmas Ngraho denga keluhan
tidak bisa BAB 3 hari,tidak bias kentut 3 hari, perut kembung terasa tidak enak. sebelum
dibawa ke RSUD Padangan pasien sempat muntah >2x bewarna kecoklatan. Tidak pernah
merasakan keluhan seperti ini sebelumnya (-), Riwayat hernia disangkal riwayat pijat perut
disangkal (-)
OBJEKTIF:
Dari hasil pemeriksaaan didapat keluhan utama pasien adalah tidak BAB 3 hari dan tidak
kentut 3 hari. Keluhan tambahan perut kembung serta tidak enak terutama bawah
pusar,muntah >2x bewarna kecoklatan sebelum sampai di RS. Diagnosis diperkuat dengan
pemeriksaan perut didapatkan bahwa perut terlihat cembung,terdengar suara “methalic
sound”, BU(+) meningkat, hasil perkusi hipertimpani,serta pada palpasi didapatkan nyeri
tekan diseluruh region abdomen dan teraba keras seperti papan.
ASSESSMENT :
KLASIFIKASI
Menurut etiologinya
b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan
kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma,
traumatik, dan intususepsi. ) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat
berada di dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu.
PATOFISIOLOGI
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (akibat
peningkatan tekananintralumenmenurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen
ke darahdiekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi
penimbunan intralumen dengan cepatEfek lokal peregangan usus adalah
iskemia,nekrosisileus obstruktif
FAKTOR RISIKO
Pada orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam usus,
perlengketan dinding usus, hernia strangulasi pada kanalis inguinalis, femoralis
ataupun umbilikalis dan penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur lanjut sering
disebabkan karsinoma usus besar, divertikel, hernia strangulasi, tinjamembatu,
perlengketan dinding usus dan volvulus.
MANIFESTASI KLINIS
Obstruksi sederhana
• Pada obstruksi usus halus proksimal:muntah yang banyak,nyeri abdomen bervariasi
dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.
• Obstruksi bagian tengah atau distal :kejang di daerah periumbilikal atau nyeri yang
sulit dijelaskan lokasinya.Muntah .
• Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Obstipasi
selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.
• Tanda vital normal pada tahap awallanjut dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit.
• Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
• Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin
jelas pada sumbatan di daerah distal.
• Peristaltik usus yang mengalami dilatasi dapat dilihat pada pasien yang kurus. Bising
usus yang meningkat dan metalic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri
pada obstruksi di daerah distal.
Obstruksi disertai proses strangulasi :
Nyeri hebat.
Tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat,
Obstruksi pada kolon
KOMPLIKASI
Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus obstruktif.
Usus yang mengalami perforasi mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan
materi tersebut ke dalam rongga peritoneum yang menyebabkan peritonis.
PENCEGAHAN
a) Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya .
b) Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan
tubuh
c) Diet Serat
PENATALAKSANAAN
Stabilisasi, Rehidrasi, Antibiotik intravena dan Operasi
Operasi
a. Usus halus
Operasi dapat dimulai setelah pasien telah direhidrasi kembali dan organ-organ vital
telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan karena hernia
skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Perincian operatif tergantung pada
penyebab obstruksi. Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang mengalami
obstruksi dibuang, usus yang mengalami strangulasi harus dipotong.
b. Usus besar
Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sistostomi dekompresi atau hanya
kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi
terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan dipotong, biasanya disertai
anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang
mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong dan disertai anastomosis
juga.
PLAN:
- Diagnosis
ILEUS OBSTRUKTIF + Suspek Perionitis Akut Generalisata
- Pengobatan
5 September 2019
Dikonsulkan kepada spesialis bedah, Instruksi rawat inap dan pro operasi CITO.
Hasil konsul dengan dr. Spesialis Bedah:
Operasi CITO
Terapi IGD lanjut
- Pendidikan
Edukasi mengenai penyakit bertujuan untuk memotivasi pasien menjalani rawat inap
agar dikonsulkan kepada pihak yang lebih berkompeten (SpB)untuk rencana dilakukan
operasi,karena kondisi pasien tersebut membutuhkan penanganan segera serta
pengawasan agar tidak terjadi hal yang tidak yang diinginkan dalam hal ini agar tidak
terjadi komplikasi seperti peritonitis ataupun kematian.
- Konsultasi
Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.B) untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.