Anda di halaman 1dari 101

Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus

Hipertensi dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga


Desa Rd Wilayah Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T,
Provinsi B
Periode 12 Oktober 2020 – 24 Oktober 2020
Kasus ilustrasi

Penyusun :

Zamila Khairatunnisa (406182063)


Kintana Muarabagja (406182094)
Thalia Christabel (406182111)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Oktober 2020
Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus
Hipertensi dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga
Desa Rd Wilayah Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T,
Provinsi B
Periode 12 Oktober 2020 – 24 Oktober 2020
Kasus ilustrasi

Penyusun :

Zamila Khairatunnisa (406182063)


Kintana Muarabagja (406182094)
Thalia Christabel (406182111)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Oktober 2020

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama (NIM) : Zamila Khairatunnisa (406182063)
Nama (NIM) : Kintana Muarabagja (406182094)
Nama (NIM) : Thalia Christabel (406182111)
Dengan ini menyatakan, menjamin bahwa laporan diagnosis komunitas yang diserahkan
kepada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara, berjudul :

Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus Hipertensi


dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga
Desa Rd Wilayah Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B
Periode 12 Oktober 2020 – 24 Oktober 2020

Merupakan hasil karya, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
dinyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan
otoplagiarisme. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa unsur paksaan
dari pihak manapun.

Jakarta, 2020
Yang menyatakan,

Zamila Khairatunnisa (406182063) ( )

Kintana Muarabagja (406181062) ( )

Thalia Christabel (406181073) ( )

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Kamri yang bertandatangan dibawah ini :


Nama (NIM) : Zamila Khairatunnisa (406182063)
Nama (NIM) : Kintana Muarabagja (406182094)
Nama (NIM) : Thalia Christabel (406182111)
Program Studi : Kedokteran
Fakultas : Kedokteran Universitas Tarumanagara
Jenis Karya : Laporan Diagnosis Komunitas
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan persetujuan/ijin kepada bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk mempublikasikan hasil karya ilmiah kami yang
berjudul :

Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus Hipertensi


dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga
Desa Rd Wilayah Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B
Periode 12 Oktober 2020 – 24 Oktober 2020

Jakarta, 2020
Yang menyatakan,

Zamila Khairatunnisa (406182063) ( )

Kintana Muarabagja (406181062) ( )

Thalia Christabel (406181073) ( )

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas kepaniteraan berupa laporan diagnosis komunitas
yang berjudul “Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus
Hipertensi dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga Desa Rd Wilayah
Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B. Periode 12 Oktober 2020
– 24 Oktober 2020” dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun dalam rangka
proses pembelajaran dalam kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara. Selama proses penyusunan laporan ini, penulis
mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada :
1. dr. Novendy, MKK, FISCM, FISPH selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2. dr. Zita Atzmardina, MM, MKM selaku pembimbing yang telah membimbing
kami dalam penyusunan laporan ini
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, sehingga laporan dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pihak lainnya.

Jakarta, November 2020

Penulis

v
Laporan Diagnosis Komunitas dalam Upaya Menurunkan Kasus Hipertensi
dengan Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Warga
Desa Rd Wilayah Kerja Puskesmas ZA, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B
Periode 12 Oktober 2020 – 24 Oktober 2020

Zamila Khairatunnisa1, Kintana Muarabagja1, Thalia Christabel1, Zita Atzmardina2

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi adalah gangguan hemodinamik sistem kardiovaskular ditandai


peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolic ≥90 mmHg. Menurut WHO,
sekitar 1.13 milyar di dunia menderita hipertensi. Menurut Riskesdas 2018 di Indonesia
sendiri sebanyak 34.1% penduduk menderita hipertensi, dimana 29.4% dari total berasal
dari Banten. Menurut profil kesehatan Provinsi Banten tahun 2019, Kabupaten/Kota dengan
persentase hipertensi tertinggi pada tahun 2018 adalah Kota Tangerang yaitu 28.07%.
Tujuan: Menurunkan angka kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ZA yaitu di
Desa Rd, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B.
Metode: Metode diagnosis komunitas dilakukan dengan paradigma BLUM lalu mencari
prioritas masalah dengan metode non-scoring Delbeq kemudian mencari akar penyebab
masalah dengan diagram fishbone. Data dikumpulkan dengan menggunakan mini survey,
pre- test, dan post-test. Intervensi dilakukan dengan penyuluhan mengenai hipertensi dan
diet tepat bagi penderita hipertensi serta pengukuran tekanan darah bersama dengan warga
Desa Rd di Balai Desa Rd.
Hasil: Dilakukan intervensi sumber masalah berdasarkan metode BLUM yaitu lifestyle.
Hasil intervensi menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan bagaimana
cara menyusun diet yang tepat bagi penderita hipertensi serta cara memproses makanan
yang tepat pula. Intervensi lainnya yaitu pengukuran tekanan darah di mana warga menjadi
tahu tekanan darahnya masing-masing serta edukasi bilamana ada warga yang ditemukan
tekanan darahnya tinggi. Monitoring dilakukan dengan metode Plan-Do-Action-Act
(PDCA).
Kesimpulan: Desa Rd adalah lokasi dengan jumlah penderita hipertensi terbanyak di
wilayah kerja Puskesmas ZA. Penyebab masalah adalah kurangnya pengetahuan tentang
hipertensi. Setelah dilakukan intervensi, didapatkan peningkatan pengetahuan tentang
hipertensi pada warga Desa Rd yang ikut serta dalam penyuluhan.
Kata-kata Kunci: Hipertensi, Diagnosis Komunitas, Paradigma BLUM, Diagram
Fishbone, PDCA

1
Mahasiswa kepaniteraan IKM FK UNTAR
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNTAR

vi
Efforts to reduce cases of hypertension by increasing awareness and knowledge of
citizens Desa Rd Work Area of ZA Puskesmas, K District, T Regency, B Province
Period 12 October 2020 - 24 October 2020

Zamila Khairatunnisa1, Kintana Muarabagja1, Thalia Christabel1, Zita Atzmardina2


ABSTRACT

Background: Hypertension is a hemodynamic disorder of the cardiovascular system


characterized by an increase in systolic blood pressure ≥140 mmHg and diastolic ≥90
mmHg. According to WHO, around 1.13 billion in the world suffer from hypertension.
According to Riskesdas 2018, 34.1% of the population suffers from hypertension in
Indonesia, of which 29.4% of the total comes from Banten. According to the health profile
of Banten Province in 2019, the city with the highest percentage of hypertension in 2018
was Tangerang, namely 28.07%.
Objectives: Reducing the incidence of hypertension in the working area of Puskesmas ZA,
Rd Village, District K, Regency T, Province B.
Methods: The community diagnosis method is carried out with BLUM paradigm and then
search for the problem priorities using the Delbeq non-scoring method afterwards, for the
root cause of the problem with a fishbone diagram. Data were collected using mini survey,
pre-test, and post-test. The intervention was carried out by counseling on hypertension and
proper diet for hypertension sufferers also, measuring blood pressure together with
residents of Desa Rd at Balai Desa Rd.
Results: The problem source intervention was carried out based on the BLUM method,
namely lifestyle. The results of the intervention showed an increase in knowledge about
hypertension and how to compose the right diet for hypertensive sufferers as well to process
the right food. Other interventions include measuring blood pressure in which residents
know their respective blood pressure and education if a resident is found to have high blood
pressure. Monitoring is carried out using the Plan-Do-Action-Act (PDCA) method.
Conclusion: Desa Rd is the location with the highest number of hypertension sufferers in
the ZA Puskesmas working area. The cause of the problem is a lack of knowledge about
hypertension. After the intervention, there was an increase in knowledge about
hypertension among residents of Desa Rd who participated in the counseling.
Keywords: Hypertension, Community Diagnosis, BLUM Paradigm, Fishbone Diagram,
PDCA

1
Public Health Clerkship Student, Faculty of Medicine, Tarumanagara University
2
Public Health Department, Faculty of Medicine, Tarumanagara University

vii
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................i
Halaman Sampul...............................................................................................................ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas.....................................................................................iii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah...............................................iv
Kata Pengantar...................................................................................................................v
Abstrak..............................................................................................................................vi
Abstract............................................................................................................................vii
Daftar Isi.........................................................................................................................viii
Daftar Tabel.....................................................................................................................xii
Daftar Gambar................................................................................................................xiii
Daftar Lampiran...............................................................................................................ix
Daftar Singkatan...............................................................................................................x
BAB 1 Pendahuluan........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum......................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus....................................................................................2
BAB 2 Tinjauan Pustaka................................................................................................3
2.1 Diagnosis Komunitas......................................................................................3
2.2 Hipertensi........................................................................................................5
2.2.1 Definisi...................................................................................................5
2.2.2 Epidemiologi.........................................................................................6
2.2.3 Klasifikasi..............................................................................................6
2.2.4 Patofisiologi...........................................................................................7
2.2.5 Faktor risiko...........................................................................................8
2.2.6 Diagnosis..............................................................................................10
2.2.7 Tatalaksana...........................................................................................12
2.2.8 Komplikasi...........................................................................................18

2.2.9 Prognosis..............................................................................................20
2.2.10 Standar Pelayanan Minimal..............................................................20
vii
i
2.3 Kerangka Teori..............................................................................................22
BAB 3 Identifikasi Masalah Penyebab dan Prioritas Masalah Penyebab...............23
3.1 Analisis Situasi..............................................................................................23
3.2 Scope Tempat................................................................................................24
3.3 Identifikasi Penyebab Masalah dengan Paradigma BLUM...........................25
3.3.1 Genetik..................................................................................................25
3.3.2 Pelayanan kesehatan.............................................................................25
3.3.3 Gaya hidup............................................................................................26
3.3.4 Lingkungan...........................................................................................28
3.4 Paradigma BLUM..........................................................................................29
3.5 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah....................................30
BAB 4 Identifikasi Akar Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah 31
4.1 Identifikasi Akar Penyebab Masalah............................................................31
4.2 Alternatif Pemecahan Masalah......................................................................35
BAB 5 Perencanaan Intervensi.....................................................................................35
5.1 Penyusunan Intervensi...................................................................................35
5.1.1 Intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.......................35
5.1.2 Intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara memasak sesuai
diet hipertensi serta balanced diet........................................................35
5.1.3 Intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin....................................35
5.2 Log Frame Goals...........................................................................................38
5.2.1 Log frame intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.....38
5.2.2 Log frame intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara
memasak sesuai diet hipertensi serta balanced diet.............................39
5.2.3 Log frame intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin...................40
5.3 Planning Action.............................................................................................41
5.4 Timeline Gantt Chart.....................................................................................43
BAB 6 Pelaksanaan dan Hasil Intervensi....................................................................44
6.1 Intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit hipertensi................................44
6.1.1 Flow chart intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit hipertensi . 44

6.1.2 Deskripsi proses intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit


hipertensi...............................................................................................44
6.1.3 Hasil dan monitoring............................................................................45
6.1.4 Kendala yang dihadapi.........................................................................46
ix
6.1.5 PDCA Cycle..........................................................................................46
6.2 Intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara memasak sesuai diet
hipertensi serta balanced diet........................................................................47
6.2.1 Flow chart intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara
memasak sesuai diet hipertensi serta balanced diet.............................47
6.2.2 Deskripsi proses intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara
memasak sesuai diet hipertensi serta balanced diet.............................47
6.2.3 Hasil dan monitoring...........................................................................48
6.2.4 Kendala yang dihadapi.........................................................................48
6.2.5 PDCA Cycle.........................................................................................49
6.3 Intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin.............................................50
6.3.1 Flow chart intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin.................50
6.3.2 Deskripsi proses intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin.........50
6.3.3 Hasil dan monitoring............................................................................51
6.3.4 Kendala yang dihadapi........................................................................51
6.3.5 PDCA Cycle..........................................................................................52
BAB 7 Evaluasi..............................................................................................................53
7.1 Metode Evaluasi............................................................................................53
7.2 Hasil Evaluasi................................................................................................53
7.2.1 Hasil evaluasi intervensi I: Penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi...............................................................................................53
7.2.2 Hasil evaluasi intervensi II: Workshop penyusunan menu dan cara
memasak sesuai diet hipertensi serta balanced diet......................................58
7.2.3 Hasil evaluasi intervensi III: Pengecekan tekanan darah rutin.............62
BAB 8 Kesimpulan dan Saran......................................................................................65
8.1 Kesimpulan....................................................................................................65
8.2 Saran..............................................................................................................66

8.2.1 Saran bagi warga yang mengikuti penyuluhan, workshop, dan pengecekan
tekanan darah..................................................................................................66
8.2.2 Saran bagi puskesmas...........................................................................66
8.2.3 Saran bagi tim selanjutnya....................................................................67
Daftar Pustaka.................................................................................................................68
Lampiran.........................................................................................................................71

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Rumah Sakit................4


Tabel 2.2 Karakteristik Diagnosis Klinis dan Diagnosis Komunitas ………………. 5
Tabel 2.3 Klasifikasi Pengukuran TDD dan TDS di Fasilitas Layanan Kesehatan atau
Klinik Hipertensi Menurut Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 ………… 6

Tabel 2.4 Perbandingan Klasifikasi Diagnosis Hipertensi, Target Intervensi dan Derajat
TD Berdasarkan Usia dan Penyakit Komorbid Menurut European Society of
Cardiology and European Society of Hypertension (ESC/ESH) 2018 dan
National Institute of
Health
…………………………………………………………………………… 7

Tabel 2.5 Obat Antihipertensi yang Direkomendasikan dalam JNC 8............................15


Tabel 2.6 Perbandingan Guideline JNC 8 dengan Guideline Lainnya............................16
Tabel 5.1 Log Frame Intervensi I....................................................................................38
Tabel 5.2 Log Frame Intervensi II...................................................................................39
Tabel 5.3 Log Frame Intervensi III..................................................................................40
Tabel 5.4 Planning of Action Intervensi Hipertensi Desa Rd..........................................41
Tabel 5.5 Timeline (Gant Chart) Intervensi Hipertensi Desa Rd....................................43
Tabel 7.1 Hasil Evaluasi Intervensi I...............................................................................53
Tabel 7.2 Hasil Evaluasi Intervensi II.............................................................................58
Tabel 7.3 Hasil Evaluasi Intervensi III............................................................................62

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penatalaksanaan Hipertensi Menurut Guideline U2............................12


Gambar 2.2 Alur Penggunaan Obat Menurut Guideline ISH..........................................13
Gambar 2.3 Alur Penatalaksanaan Hipertensi Menurut Guideline ISH 2020................14
Gambar 2.4 Kerangka Teori Hipertensi..........................................................................22
Gambar 3.1 Jumlah kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ZA tahun 2020 … 24
Gambar 3.2 Paradigma BLUM.......................................................................................29
Gambar 4.1 Diagram Fishbone.......................................................................................32
Gambar 6.1 Grafik PDCA Cycle Intervensi I..................................................................46
Gambar 6.2 Grafik PDCA Cycle Intervensi II................................................................49
Gambar 6.3 Grafik PDCA Cycle Intervensi III...............................................................52

xii
i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Mini Survey Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Penyakit


Hipertensi.....................................................................................................71
Lampiran 2 Poster Penyuluhan Hipertensi......................................................................74
Lampiran 3 Lembar pre-test dan post-test.......................................................................76

xiv
DAFTAR SINGKATAN

ACEi Angiotensin Converting Enzyme inhibitor


ARB Angiotensin II Receptor Blockers
BP Blood Pressure
CCB Calcium Channel Blocker
CKD Chronic Kidney Disease
cm Centimeter
CVD Cardiovascular disease
DASH Dietary Approaches to Stop Hypertension
ECG Electrocardiogram
eGFR Estimated Glomerulus Filtration Rate
HMOD Hypertension-mediated organ damage
IMT Indeks Massa Tubuh
JNC 8 The Eighth Joint National Committee
kg Kilogram
KIA/KB Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana
km2 Kilometer persegi
LVH Left Ventricular Hypertrophy
μm Mikrometer
mmHg Milimeter per air raksa
mmol Milimol
NaCl Natrium klorida
PJK Penyakit Jantung Koroner
PROLANIS Program Pengelolaan Penyakit Kronis
RAAS Sistem Renin-Angiotensin- Aldosteron
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
TD Tekanan Darah
TIA Transient Ischemic Attack
WHO World Health Organization

xv
BAB 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Komunitas adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan sifat maupun minat,
dimana sifat tersebut dapat berupa wilayah, pekerjaan, suku dan sebagainya. Diagnosis
komunitas merupakan suatu cara menentukan kondisi kesehatan di suatu komunitas
dengan mengumpulkan data dari masyarakat. Menurut World Health Organization
(WHO), diagnosis komunitas menjelaskan tentang kondisi masyarakat secara kualitatif
dan kuantitatif. Selain menentukan masalah kesehatan, diagnosis komunitas juga
menentukan langkah intervensi apa yang harus dilaksanakan sehingga dapat menjadi
layanan kesehatan yang holistik dan komprehensif.1
Hipertensi adalah gangguan hemodinamik sistem kardiovaskular dengan
patofisiologi multifaktorial yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.2
Hipertensi di diagnosis jika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah
diastolic ≥90 mmHg, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam 2-3 kali
kunjungan pada kurun waktu 1-4 minggu agar lebih akurat.3
Menurut WHO, diperkirakan sekitar 1.13 milyar atau 22% orang menderita
hipertensi diseluruh dunia, dengan sebagian besarnya terdapat pada negara dengan
pendapatan menengah dan rendah. Dari angka tersebut Afrika memiliki jumlah
penderita hipertensi terbanyak yaitu 27%, disusul Mediterania Timur 26% dan Asia
Tenggara 25%.4 Menurut data Riskesdas5 2018 di Indonesia sendiri sebanyak 34.1%
penduduk dengan usia ≥18 tahun menderita hipertensi, dengan Provinsi Kalimantan
Selatan menyumbang terbanyak yaitu 44.1% dan terendah pada Provinsi Papua yaitu
22.2%, sedangkn pada Provinsi Banten yaitu 29.4%. Penderita hipertensi menurut
kelompok umur terbanyak pada penduduk lanjut usia, yaitu usia ≥75 tahun 69.5%, usia
65-74 tahun 63.2% dan usia 55-64 tahun 55.2%. Sebanyak 54.4% penderita hipertensi
rutin minum obat, 32.3% tidak rutin minum obat dan 13.3% tidak minum obat. Tidak
terdapat perbedaan signifikan pada jenis kelamin maupun tempat tinggal diperkotaan
maupun pedesaan. Menurut profil kesehatan Provinsi Banten6 tahun 2019, dilakukan
pengukuran kepada penduduk berusia >18 tahun pada tahun 2018, Kabupaten/Kota
dengan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
1
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
persentase hipertensi tertinggi pada tahun 2018 adalah Kota Tangerang yaitu 28.07%,
sedangkan persentase hipertensi terendah pada Kota Cilegon yaitu 11.98%6.
Terdapat peningkatan kasus hipertensi pada daerah wilayah kerja Puskesmas
ZA, dimana pada tahun 2019 hipertensi berada pada peringkat ke tiga sampai ke empat,
sedangkan pada tahun 2020 bulan Januari-Oktober hipertensi menjadi peringkat
pertama dalam 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas ZA. Hal ini
membuat kami ingin mencari tahu penyebab dan melakukan intervensi terhadap kasus
tersebut.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diturunkannya angka kejadian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ZA, Kabupaten
T, Provinsi B.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya lokasi di wilayah kerja Puskesmas ZA yang memiliki angka
kejadian hipertensi tertinggi pada periode Januari sampai September 2020.
2. Diketahuinya masalah-masalah yang menjadi penyebab tingginya angka
kejadian hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas ZA.
3. Diketahuinya intervensi sebagai bentuk untuk terjadinya pencegahan
hipertensi di penduduk wilayah kerja Puskesmas ZA.
4. Diketahuinya hasil intervensi yang telah dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Diagnosis Komunitas


Komunitas didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki paling tidak satu
kesamaan sifat yang berlaku untuk semua anggota komunitas bersangkutan. Kesamaan
sifat ini dapat berupa contohnya kesamaan wilayah (komunitas Jakarta), atau kesamaan
pekerjaan (komunitas guru), dan lain-lain. Keterkaitan antara bagian komunitas dapat
mendorong agar komunitas tersebut berfungsi secara baik. Hal ini pula yang mampu
diberdayakan dalam aspek kesehatan sehingga seluruh komunitas mampu bersama-
sama menggunakan potensi yang ada didalamnya untuk menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatannya1.
Menurut definisi WHO, diagnosis komunitas adalah penjelasan secara kuantitatif
dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan di komunitas serta factor-faktor yang
mempengaruhi kondisi kesehatannya. Diagnosis komunitas ini mengidentifikasi
masalah kemudian mengarahkan suatu intervensi perbaikan sehingga menghasilkan
suatu rencana kerja yang konkrit. Dalam penerapannya, penggunaan diagnosis
komunitas dalam suatu program kesehatan adalah sebagai berikut1:
 untuk berperan sebagai referensi data kesehatan dalam suatu wilayah
 untuk menyediakan gambaran secara keseluruhan mengenai masalah
kesehatan pada komunitas lokal dan penduduknya
 untuk merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan prioritas dan
solusi pemecahan masalah yang mampu laksana
 untuk mengindikasi alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana kerja
di masa depan
 untuk menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan keterlibatan
media untuk pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi
program kerja kesehatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
3
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Tabel 2.3 Karakteristik Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Rumah Sakit1

Kedokteran Rumah
Karakteristik Kedokteran Komunitas
Sakit
Area pelayanan Populasi di area kerja Pasien yang datang ke
fasilitas kesehatan
Strategi operasional Aktif dan pasif Pasif, menunggu pasien
datang
Organisasi Terdiri atas puskesmas, Terdiri atas hubungan
pustu, posyandu yang tidak mengikat antara
pelayanan primer,
sekunder, dan tersier
Bentuk pelayanan Komprehensif (health Hanya kuratif
promotion,

specific protection, early


diagnosis dan prompt
treatment, disability-
limitation,
rehabilitation)
Koordinasi intersektoral Ada koordinasi dengan Tidak ada hubungan
departemen kesehatan dan
jajarannya
Partisipasi masyarakat Mengikutsertakan Partisipasi terbatas
masyarakat dalam program
Kesehatan
Analisis cost-benefit Memberikan high cost- Memberikan poor benefit-
benefit rasio melalui cost rasio melalui
minimun-expenditure dan maximum-expenditure dan
maximum-result minimum-result

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
4
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Tabel 2.4 Karakteristik Diagnosis Klinis dan Diagnosis Komunitas1

No Diagnosis Klinis Diagnosis Komunitas

Dilakukan oleh dokter atau


1 Dilakukan oleh dokter
epidemiologis
Fokus perhatian:
2 Fokus perhatian: pasien
komunitas/masyarakat
3 Fokus perhatian: hanya orang sakit Fokus perhatian: orang sakit dan sehat
4 Dilakukan dengan memeriksa pasien Dilakukan dengan cara survey
Diagnosis berdasarkan atas Riwayat
Diagnosis didapat berdasarkan
5 Alamiah Perjalanan Penyakit (Natural
keluhan dan simtom
history of disease)
Memerlukan pemeriksaan
6 Memerlukan penelitian epidemiologi
laboratorium
Dokter/epidemiologis merencanakan
7 Dokter menentukan pengobatan
plan of action
Pengobatan pasien menjadi tujuan Pencegahan dan promosi menjadi
8
utama tujuan utama
9 Diikuti dengan follow up kasus Diikuti dengan program evaluasi
Dokter tertarik menggunakan Dokter/epidemiologis tertarik dengan
10
teknologi tinggi nilai-nilai statistik
Sumber : Suryakantha AH dalam Prihartono J, Budiningsih S, Kekalih A, Azwar S,
Basuki E, Soerawidjaja RA, et al. Buku Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran
Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. 2014

2.2. Hipertensi
2.2.1 Definisi
Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya7.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
5
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
2.2.2 Epidemiologi
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi
meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015,
peningkatan tersebut sebagian besar tampak di negara-negara yang berpenghasilan
rendah hingga menengah. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan faktor
risiko hipertensi pada populasi tersebut7. Menurut data Kemenkes RI 2018
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk >18 tahun sebanyak 34.1%.
Apabila pada tahun 2018 penduduk Indonesia adalah 267.700.000 maka penderita
hipertensi saat itu sebanyak 91.285.700 yang terbagi atas 31.3% laki-laki dan 36.9%
perempuan serta 34.4% warga yang tinggal di perkotaan dan 33.7% warga yang tinggal
di pedesaan5. Untuk di Kab. Tangerang sendiri pada tahun 2018 tercatat sebanyak
274.792 warga menderita hipertensi dan angka ini diperkirakan akan semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur6.
2.2.3 Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah diastolik
dan sistolik di fasilitas layanan kesehatan atau klinik hipertensi, maupun berdasarkan
usia dan penyakit komorbidnya3.

Tabel 2.3 Klasifikasi Pengukuran TDD dan TDS di Fasilitas Layanan Kesehatan
atau Klinik Hipertensi Menurut Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019

Tekanan darah Tekanan darah


Klasifikasi tekanan
sistolik diastolik
Darah
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal-tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110
Hipertensi sistolik
≥ 140 dan < 90
terisolasi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
6
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Sumber : Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, 2019
Tabel 2.4 Perbandingan Klasifikasi Diagnosis Hipertensi, Target Intervensi dan
Derajat TD Berdasarkan Usia dan Penyakit Komorbid Menurut European
Society of Cardiology and European Society of Hypertension (ESC/ESH) 2018 dan
National Institute of Health

10 area spesifik ESC/ESH 2018 NICE 2019


Diagnosis hipertensi berdasarkan ≥ 140/90 mmHg ≥ 140/90 mmHg
pengukuran tekanan darah
Mulai medikasi untuk hipertensi derajat 1 Gaya hidup telah gagal Risiko ≥10% dan
saat: untuk mengontrol intervensi gaya
tekanan darah dan hidup telah gagal
adanya risiko rendah-
sedang
Jumlah obat yang digunakan untuk Dua kecuali TDS <150 Satu
memulai intervensi mmHg atau pasien
frailty
Terapi kombinasi 1 pil Gunakan 2 atau 3 Tidak ada
medikasi pil satuan rekomendasi
Target TDS untuk usia 18-64 tahun < 120-129 mmHg < 140 mmHg
Target TDS untuk usia 65-69 tahun < 130-139 mmHg < 140 mmHg
Target TDS untuk usia ≥80 tahun <130-139 mmHg <150 mmHg

Target TDD < 80 mmHg <90 mmHg

Batas ambang pengukuran TD untuk ≥140/90 mmHg ≥140/90 mmHg


tatalaksana tekanan darah pada orang
dengan DM
Target pengukuran darah pada orang < 130/80 mmHg <140/90 mmHg
dengan DM
Sumber : European Heart Journal, 2019

2.2.4 Patofisiologi
Terdapat faktor-faktor yang terlibat dalam regulasi baik tekanan arteri normal maupun
tinggi. Cardiac output dan resistensi perifer merupakan penentu tekanan arteri.
Cardiac output ditentukan oleh stroke volume dan denyut jantung. Stroke volume

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
7
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
berhubungan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
8
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dengan kontraktilitas miokard dan ukuran kompartemen vaskuler. Resistensi perifer
ditentukan oleh perubahan fungsional dan anatomi pada arteri kecil (diameter lumen
100-400 μm) dan arteriol8.
Sistem Renin-Angiotensin- Aldosteron (RAAS) dan faktor hormonal berupa
hormon natriuretik adalah mekanisme yang mempengaruhi tekanan darah. RAAS
mengatur konsentrasi kalium, natrium dan volume darah. Pada sistem RAAS, hormon
Angiotensin II mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan merangsang
kelenjar adrenal yang kemudian menyebabkan peningkatan produksi dari hormon
aldosteron. Hormon aldosteron menahan garam dan air agar tetap berada di dalam
darah, sehingga terjadi peningkatan volume darah. Vasokonstriksi pembuluh darah dan
volume darah yang semakin meningkat menyebabkan tekanan darah meningkat dan
terjadilah hipertensi sedangkan peningkatan hormon natriuretik mengakibatkan
konsentrasi natrium meningkat8.

2.2.5 Faktor Risiko


Pada umumnya hipertensi tidak memiliki penyebab yang spesifik melainkan dapat
terjadi atas beberapa faktor pencetus yang saling berkaitan. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain :
i. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium individu dengan orang tua yang memiliki hipertensi. Maka
individu tersebut mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dibandingkan individu yang tidak memiliki riwayat keluarga
dengan hipertensi9. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial
dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
ii. Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah di banyak
kelompok etnik pada semua umur. Menurut National Institutes for Health
USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan IMT
>30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
8
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki
IMT normal. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko tekanan darah
tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk10.
iii. Pola asupan garam dalam diet
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi
garam untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
sodium atau 6 gram) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi10.
iv. Kebiasaan Merokok
Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi
maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami
ateriosklerosis.14 Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S
Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap
28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak
merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14
batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang
perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok
subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari10.
v. Konsumsi alkohol
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa konsumsi alkohol dikaitkan dengan
tekanan darah pada pria yang dilaporkan mengonsumsi dosis sedang dan
berlebihan. Wanita memiliki peluang hampir tiga kali lebih besar untuk
mengalami peningkatan tekanan darah saat mengnsumsi alcohol berlebihan,
dan peminum minuman keras yang minum lebih dari 2 hingga 3 kali sebulan
memiliki sekitar 70% lebih besar kemungkinan mengalami peningkatan
tekanan darah setelah menyesuaikan konsumsi minuman dengan makanan.11.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
9
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
vi. Stres
Stres jangka panjang memiliki efek terhadap kardiovaskular dimana pada
akhirnya dapat menjadi pencetus terjadinya hipertensi. Dalam keadaan
stress, tubuh memproduksi hormone yang dapat meningkatkan detak
jantung, cardiac output, serta peningkatan tekanan darah. Beberapa macam
lingkungan yang sering menjadi sumber terdapatnya stress yaitu lingkungan
kerja, status ekonomi rendah, isolasi sosial, serta dikriminasi ras12,13.
vii. Kebiasaan berolahraga
Kurangnya olahraga masih menjadi kebiasaan yang banyak terjadi di
masyarakat padahal olahraga sendir banyak manfaat dan sudah terbukti pada
beberapa penelitian bahwa olahraga dapat mencegah terjadinya hipertensi
dengan berbagai macam mekanisme. Olahraga yang dapat dilakukan antara
lain aerobik, berjalan, olahraga bertahap dengan berbagai interval, dan lain-
lain14.
viii. Kurang tidur
Menurut beberapa penelitian terdapat hubungan antara kurangnya durasi
tidur individu, atau tidur dengan banyak gangguan, dan juga insomnia
dengan terjadinya peningkatan tekanan darah15.

2.2.6 Diagnosis
i. Riwayat penyakit
Pasien dengan hipertensi seringkali asimtomatik, namun gejala spesifik
dapat menunjukkan hipertensi sekunder atau komplikasi hipertensi yang
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Riwayat medis dan keluarga
lengkap direkomendasikan dan harus mencakup16:
 Tekanan Darah
Hipertensi onset baru, durasi, kadar TD sebelumnya, obat
antihipertensi saat ini dan sebelumnya, obat lain / obat bebas yang
dapat mempengaruhi TD, riwayat intoleransi (efek samping) obat
antihipertensi, kepatuhan terhadap pengobatan antihipertensi,
hipertensi sebelumnya dengan oral kontrasepsi atau kehamilan.
 Faktor Resiko

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
10
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Riwayat pribadi CVD (infark miokard, gagal jantung, stroke,
serangan iskemik transien (TIA), diabetes, dislipidemia, penyakit
ginjal kronis (CKD), status merokok, diet, asupan alkohol, aktivitas
fisik, aspek psikososial, riwayat depresi). Riwayat keluarga
hipertensi, CVD prematur, hiperkolesterolemia (familial), diabetes.
 Tanda Gejala Hipertensi atau Penyakit Penyerta Lain
Nyeri dada, sesak napas, palpitasi, klaudikasio, edema perifer, sakit
kepala, penglihatan kabur, nokturia, hematuria, pusing.
 Tanda Gejala Hipertensi Sekunder
Kelemahan otot / tetani, kram, aritmia (hipokalemia /
aldosteronisme primer), edema paru flash (stenosis arteri renalis),
berkeringat, jantung berdebar, sering sakit kepala
(pheochromocytoma), mendengkur, mengantuk di siang hari
(obstructive sleep apneu), gejala sugestif penyakit tiroid.

ii. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik yang menyeluruh dapat membantu memastikan
diagnosis hipertensi dan identifikasi HMOD dan / atau hipertensi sekunder
dan harus mencakup:
 Jantung dan Sirkulasi
Denyut nadi /irama / karakter, denyut / tekanan vena jugularis,
denyut apeks, bunyi jantung ekstra, ronki basal, edema perifer,
bising (karotis, abdominal, femoralis), keterlambatan radio-
femoralis.
 Organ/sistem Lain
Pembesaran ginjal, lingkar leher> 40 cm (obstructive sleep apnea),
pembesaran tiroid, peningkatan indeks massa tubuh/lingkar
pinggang, timbunan lemak dan striae berwarna (penyakit / sindrom
Cushing).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
11
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
iii. Pemeriksaan penunjang
 Lab Darah : Natrium, kalium, kreatinin serum dan perkiraan laju
filtrasi glomerulus (eGFR). Jika tersedia, profil lipid dan glukosa
puasa.
 EKG 12 Lead : Deteksi fibrilasi atrium, hipertrofi ventrikel kiri
(LVH), penyakit jantung iskemik.
 Tes urin : Dipstick urine test

2.2.7 Tatalaksana
i. Farmakologi
Strategi pengobatan farmakologis yang direkomendasikan di sini sebagian
besar sesuai dengan yang dibuat dalam pedoman US217 dan Eropa terbaru18.

Gambar 2 1 Alur Penatalaksanaan Hipertensi Menurut Guideline U217

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
12
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Gambar 2 2 Alur Penggunaan Obat Menurut Guideline ISH

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
13
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Gambar 2 3 Alur Penatalaksanaan Hipertensi Menurut Guideline ISH 2020

Klasifikasi lain yang dapat digunakan untuk hipertensi yaitu JNC 8.


Rekomendasi dalam guideline JNC 8 ini didasarkan atas bukti-bukti studi acak
terkontrol berbeda dengan rekomendasi dalam guideline lain yang didukung oleh
konsensus para ahli dan bukti-bukti studi observasional19.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
14
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Tabel 2.5 Obat Antihipertensi yang Direkomendasikan dalam JNC 819

Antihypertensive Initial Daily Target Dose in No. of Doses per


Medication Dose, mg RCTs reviewed, Day
mg
ACE inhibitors
Captopril 50 150-200 2
Enalapril 5 20 1-2
Lisinopril 10 40 1
Angiotensin receptor blockers
Eprosartan 400 600-800 1-2
Candesartan 4 12-32 1
Losartan 50 100 1-2
Valsartan 40-80 160-320 1
Irbesartan 75 300 1
β-blocker
Atenolol 25-50 100 1
Metoprolol 50 100-200 1-2
Calcium channel blockers
Amlodipine 2.5 10 1
Diltiazem extended 120-180 360 1
release
Nitrendipine 10 20 1-2
Thiazide-type diuretics
Bendroflumethiazide 5 10 1
Chlorthalidone 12.5 12.5-25 1
Hydrochlorothiazide 12.5-25 25-100 1-2
Indapamide 1.25 1.25-2.5 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
15
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Tabel 2.6 Perbandingan Guideline JNC 8 dengan guideline lainnya19

Goal BP, Initial Drug Treatment


Guideline Population
mmHg Options
2014 Hypertension General ≥60 y <150/90 Nonblack: thiazide-type
guideline General <60 y <140/90 diuretic, ACEi, ARB, or
Diabetes <140/90 CCB; black: thiazide-
type diuretic or CCB
CKD <140/90 ACEi or ARB
ESH/ESC 2013 General <140/90 Diuretic, β-blocker,
nonelderly CCB, ACEi, or ARB
General elderly <150/90
<80 y
General ≥80 y <150/90
Diabetes <140/85 ACEi or ARB
CKD no <140/90
preoteinuria
CKD + <130/90
proteinuria
CHEP 2013 General <80 y <140/90 Thiazide, β-blocker (age
General ≥80 y <150/90 <60 y), ACEi (nonblack)
or ARB
Diabetes <130/90 ACEi or ARB with
additional CVD risk
ACEi, ARB, thiazide, or
DHPCCB without
additional CVD risk
CKD <140/90 ACEi or ARB
ADA 2013 Diabetes <140/80 ACEi or ARB
KDIGO 2012 CKD no <140/90 ACEi or ARB
proteinuria
CKD + <130/80
proteinuria
NICE 2011 General <80 y <140/90 <55 y; ACEi or ARB
General ≥80 y <150/90 ≥55 y; ACEi or ARB
ISHIB 2010 Black, lower <135/85 Diuretic or CCB
risk
Target organ <130/80
damage or CVD
risk

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
16
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
ii. Non farmakologi
 Penurunan berat badan
Intervensi gaya hidup meliputi penurunan berat badan dan menjaga berat
badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 dan lingkar pinggang < 90 cm pada
laki- laki dan < 80 cm pada perempuan). Dengan mengurangi berat badan
1 kg, penderita hipertensi dapat menurunkan sekitar 1 mmHg tekanan
darah17.
 Pola makan berdasarkan prinsip DASH
Pengaturan pola makan pasien hipertensi sebaiknya mengikuti prinsip
DASH yakni membatasi konsumsi garam (< 2 gram sodium atau < 6 gram
NaCl/hari atau 1 sendok teh garam dapur), makan makanan yang tinggi
kalium dan kalsium dan banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta
produk susu rendah atau tanpa lemak (rendah lemah jenuh). Dengan
menurunkan konsumsi sodium kurang dari 1500-2400 mg/hari, pasien
hipertensi dapat menurunkan 5-6 mmHg tekanan darah. Apabila
pembatasan konsumsi sodium ini dikombinasikan dengan makanan kaya
serat dan tinggi kalium seperti sayur, buah, gandum utuh sebanyak 3500-
5000 mg/hari serta produk susu rendah lemak, penderita hipertensi dapat
menurunkan sampai 11 mmHg tekanan darah17.
 Berhenti merokok
Dengan menghentikan kebiasaan merokok, penderita hipertensi dapat
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular akibat hipertensi17.
 Penurunan asupan alkohol
Penurunan asupan alkohol pada laki-laki < 2 gelas/hari dan perempuan < 1
gelas/hari berdampak terhadap penurunan tekanan darah 4 mmHg17.
 Aktivitas fisik yang teratur
Aktivitas fisik yang direkomendasikan pada penderita hipertensi adalah
latihan aerobik dinamik intensitas sedang seperti bersepeda, berenang dan
berjalan cepat minimal 30 menit/hari atau selama 90-150 menit/minggu
dan aktivitas fisik intensitas ringan- sedang seperti jogging dan jalan santai
selama 3-5 kali/ minggu17.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
17
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
2.2.8 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor predisposisi terjadinya gagal jantung, penyakit jantung
koroner, stroke, penyakit ginjal, dan penyakit arteri perifer8:
i. Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab tersering kematian pada pasien dengan
hipertensi. Hipertensi menyebabkan perubahan struktural dan adaptasi
fungsional yang menyebabkan terjadinya left ventricle hypertrophy (LVH) yang
meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung kongestif, penyakit jantung
koroner (PJK), dan aritmia terutama atrial fibrilasi, serta kematian mendadak.
Gagal jantung kongestif biasanya berhubungan dengan adanya disfungsi sistolik,
disfungsi diastolik, maupun kombinasi keduanya. Disfungsi diastolik adalah
konsekuensi awal dari penyakit jantung hipertensif yang diperparah oleh LVH.
Penanganan secara agresif terhadap hipertensi dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular.

ii. Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke, baik stroke iskemik
maupun stroke hemoragik. Insiden stroke meningkat secara progresif seiring
dengan peningkatan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
Meningkatnya tekanan darah juga berpotensi menimbulkan risiko aneurisma
yang turut meningkatkan risiko stroke. Terapi hipertensi dengan target
penurunan tekanan darah kurang dari 150/90 mmHg dapat menurunkan risiko
stroke hemoragik maupun iskemik. [Wajngarten, Silva, 2019] Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa hipertensi dapat meningkatkan risiko
gangguan kognitif, demensia vaksular, dan demensia alzheimer. Gangguan
terhadap aliran darah serebral berpotensi menimbulkan lesi pada otak yang
mempengaruhi white-matter dan bermanifestasi sebagai infark, microbleeds dan
hiperintensitas white-matter. Terapi antihipertensi dinilai dapat memberikan
manfaat pada perbaikan fungsi kognitif.
Aliran darah serebral umumnya bersifat konstan dalam mean arterial pressure
50- 150 mmHg dikarenakan adanya proses autoregulasi yang stabil. Pada pasien
dengan malignant hypertension, ensefalopati terjadi akibat kegagalan
autoregulasi
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
18
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dari aliran darah serebral yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan
hiperperfusi. Gejala dari ensefalopati hipertensi adalah nyeri kepala hebat, mual
dan muntah, gangguan neurologis fokal), dan gangguan status mental. Bila tidak
ditangani dengan segera, ensefalopati hipertensi dapat dapat berkembang
menjadi stupor, kejang, koma, bahkan kematian dalam beberapa jam.

iii. Ginjal
Ginjal merupakan organ target dan penyebab terjadinya hipertensi. Pada keadaan
salt-sensitive seperti penyakit ginjal kronis (PGK) atau lansia, terjadi gangguan
ekskresi sodium yang menyebabkan ekspansi volume ekstraseluler dan
meningkatnya resistensi vaskular. Hipertensi juga merupakan prediktor utama
dari proses perkembangan PGK dan merupakan penyebab kedua tersering
terjadinya gagal ginjal kronis (GGK). Risiko terjadinya komplikasi pada ginjal
lebih berhubungan dengan tekanan sistolik dibandingkan dengan tekanan darah
diastolik.
Hipertensi menyebabkan terjadinya iskemi pada struktur glomerulus dan pasca-
glomerulus. Kerusakan glomerulus juga merupakan konsekuensi langsung dari
adanya hiperperfusi pada glomerulus. Terjadinya kerusakan glomerulus yang
progresif menyebabkan terjadinya gangguan autoregulasi aliran darah dalam
ginjal dan glomerular filtration rate (GFR) yang berdampak pada meningkatnya
keparahan hipertensi dan terjadinya hiperfiltrasi glomerulus serta kerusakan
ginjal lebih lanjut. Kerusakan glomerulus tersebut kemudian berkembang
menjadi glomerulosklerosis dan iskemi tubulus ginjal yang berakhir menjadi
atrofi.

iv. Pembuluh darah arteri perifer


Beberapa penelitian menyatakan bahwa hipertensi berperan dalam meningkatnya
risiko penyakit arteri perifer, dengan tekanan darah sistolik menunjukkan
hubungan yang lebih konsisten disebabkan adanya kekakuan pada arteri besar.
Hipertensi juga diketahui menjadi faktor risiko dari terjadinya aterosklerosis,
dimana aterosklerosis turut menjadi penyebab penyakit arteri perifer. Individu
dengan penyakit arteri perifer umumnya asimtomatik, namun bisa juga
simtomatik dimana klaudikasio intermiten adalah gejala klasik dari penyakit
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
19
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
arteri

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
20
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
perifer. Ankle-brachial index (ABI) adalah pemeriksaan fisik yang dapat
dilakukan untuk mengevaluasi penyakit arteri perifer secara non-invasif.

v. Mata
Bila seseorang mempunyai riwayat hipertensi, salah satu akibat yang belum
banyak diketahui yakni pada mata. Manifestasi hipertensi dapat berpengaruh
terhadap perubahan okular seperti pada retinopati hipertensi, koroidopati
hipertensi, acute hypertensive optic neuropathy, chronic hypertensive retinal
changes, chronic hypertensive choroidal changes, dan chronic hypertensive
optic nerve changes.

2.2.9 Prognosis
Penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 10-12 mmHg dan tekanan darah diastolik
sebanyak 5-6 mmHg dapat menurunkan risiko 35-40% untuk stroke dan 12-16% untuk
gagal jantung kongestif setelah terapi selama 5 tahun. Risiko gagal jantung menurun
sampai lebih dari 50%. Kontrol tekanan darah adalah intervensi paling efektif untuk
menghambat progresivitas penyakit ginjal.
Prognosis hipertensi bergantung pada kontrol tekanan darah yang memberikan
manfaat apabila tekanan darah mencapai target tekanan darah sesuai usia maupun
penyakit penyerta. Komplikasi terkait hipertensi dapat terjadi pada beberapa pasien
dikarenakan progresivitas penyakit hipertensi yang berlangsung terus-menerus yang
diperparah dengan intervensi yang tidak dilakukan dengan tepat dan benar. Penanganan
hipertensi meliputi intervensi farmakologi maupun non-farmakologi seperti perubahan
gaya hidup hanya berfungsi untuk memperlambat progresivitas dan perkembangan
komplikasi dari penyakit hipertensi sehingga perlu diterapkan seumur hidup8.

2.2.10 Standar Pelayanan Minimal


Berdasarkan SPM hipertensi tahun 201920:
• Standar jumlah dan kualitas barang atau jasa:
o Pedoman pengendalian hipertensi dan KIE minimal 2 per puskesmas
sebagai panduan dalam melakukan penatalaksanaan dan edukasi sesuai
standar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
20
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
o Tensimeter sesuai kebutuhan untuk mengukur tekanan darah.
o Formulir pencatatan dan pelaporan aplikasi sistema informasi PTM
sesuai kebutuhan untuk pencatatan dan pelaporan.
• Standar jumlah dan kualitas personil/sumber daya manusia kesehatan:
o Tenaga kesehatan meliputi: dokter, atau bidan atau perawat dan tenaga
kesehatan masyarakat.
o Pengukuran tekanan darah dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang
berkompeten atau tenaga kesehatan lain yang terlatih.
o Edukasi dilakukan oleh dokter dan/atau tenaga kesehatan yang
berkompeten dan/atau tenaga kesehatan yang terlatih.
o Terapi farmakologi oleh dokter.
• Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar:
o Pernyataan standar
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan sesuai standar.
Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai stndar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15
tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu 1 tahun.
o Pengertian standar
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar meliputi
pengukuran tekanan darah dan edukasi.
o Mekanisme pelayanan
 Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh kepala
daerah dengan menggunakan data Riskesdas terbaru yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
 Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi: (a) Pengukuran tekanan darah
dilakukan minimal 1 kali sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan;
(b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum
obat; (c) Melakukan rujukan jika diperlukan.
Keterangan: Tekanan darah sewaktu (TDS) >140/90 mmHg
ditambahkan terapi farmakologi.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
21
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
2.3. Kerangka Teori

Faktor Risiko

Genetik Konsumsi garam Merokok Kurang tidur

Obesitas Stres Konsumsi alkohol Kebiasaan olahraga

Diagnosis

Program puskesmas:
HIPERTENSI PROLANIS

Komplikasi Terapi

Left ventricle hypertrophy


Stroke
Retinopati hipertensi Gagal ginjal kronik Aneurisma Non farmakoterapi Farmakoterapi

Pembatasan
konsumsi garam ACE
maks 1 sendok teh
i
per hari
ARB
Makan makanan
bergizi seimbang CCB
Rutin berolahraga Beta blocker

Mencapai berat badan Diuretik


ideal
Gambar 2 4 Kerangka Teori Hipertensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 3
Identifikasi Masalah Penyebab dan Prioritas Masalah Penyebab

3.1. Analisis Situasi


Puskesmas ZA merupakan salah satu puskesmas yang berlokasi di Kecamatan K di
wilayah Kab. T. Kecamatan K memiliki batas wilayah yaitu (1) pada utara berbatasan
dengan Kecamatan G dan Kecamatan M; (2) pada timur berbatasan dengan Kecamatan
K; (3) pada bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan J; dan (4) pada bagian barat
berbatasan dengan Kabupaten S (Kecamatan C dan Kecamatan B). Luas wilayah
Kecamatan K yaitu 27,97 km2 dengan di dalamnya terdapat 137 RT dan 44 RW.
Jumlah penduduk sebanyak 66.685, untuk populasi laki-laki sebanyak 33.817 jiwa dan
populasi perempuan sebanyak 32.868. Puskesmas ZA membawahi 9 desa yaitu:
 Desa Kr
 Desa Ke
 Desa Ra
 Desa Ta
 Desa Je
 Desa Rd
 Desa Pt
 Desa Ps
 Desa Ko

Puskesmas ZA terletak di Jalan Raya SN No.2, Kec. K, Tangerang, Banten


15620. Program kesehatan di Puskesmas ZA terdiri dari: (1) Pelayanan kesehatan ibu
dan anak;
(2) Pelayanan kesehatan anak para-sekolah dan usia sekolah; (3) Keluarga berencana;
(4) Pelayanan imunisasi; (5) Pelayanan pengobatan/perawatan; (6) Pelayanan
kesehatan jiwa; (7) Pemantauan pertumbuhan balita pada puskesmas dan posyandu; (8)
Pelayanan gizi; (9) Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED); (10)
Penyelidikan epidemiologi; dan (11) Pelayanan Kesehatan usia lanjut.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
23
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
JUMLAH KASUS HIPERTENSI TAHUN 2020 DI
PUSKESMAS ZA
252

234
226
214

166
157
123
107

50

J A N U A R I F E B R U A R IM A R E TA P R I L MEI JUNI J U L IA G U S T U S S E P T E M B E R

Gambar 3 1 Jumlah kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ZA tahun 2020

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas ZA, dari bulan Januari hingga
September 2020 menunjukkan bahwa hipertensi berturut-turut menempati posisi
penyakit dengan penderita terbanyak setiap bulannya. Maka karena itu Puskesmas ZA
sangat memprioritaskan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi dengan
rutinnya pelaksanaan PROLANIS dimana tenaga kesehatan selalu memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai hipertensi dan juga pencegahan yang dapat
dilakukan.

3.2. Scope Tempat


Kecamatan K terdiri atas 9 desa. Dari data di Puskesmas ZA didapatkan kasus tertinggi
hipertensi terjadi di Desa Rd, tepatnya ada 27 warga yang mendertia hipertensi.
Dikarenakan di Desa Rd penyakit hipertensi menjadi penyakit dengan penderita
terbanyak di Kecamatan K, maka Desa Rd dipilih sebagai sarana pelaksanaan untuk
dilakukan intervensi.

3.3. Identifikasi Penyebab Masalah dengan Paradigma Blum


Penyebab masalah diidentifikasi melalui Paradigma Blum dengan melakukan mini

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
24
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
survey kepada 30 responden berusia > 25 tahun terdiri dari laki-laki dan perempuan
yang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
25
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
tidak menderita hipertensi. Mini survey ini bertujuan untk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, perilaku, lingkungan, dan pelayanan fasilitas kesehatan tentang
hipertensi. Hasil mini survey terhadap 30 responden di Puskesmas ZA dalam
mengidentifikasi masalah pada Paradigma Blum adalah sebagai berikut:
3.3.1 Genetik
Tidak dilakukan analisis dan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu hubungan dengan
hipertensi tetapi didapatkan data sebanyak 24 (80%) responden memiliki keluarga yang
menderita hipertensi. Dari semua responden, riwayat penyakit hipertensi didapatkan
dari orangtua.

3.3.2 Pelayanan kesehatan


1. Sarana kesehatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas ZA berjumlah 26 orang. Terdiri dari 2 orang
dokter umum, 1 orang dokter gigi, 8 orang perawat, 12 orang bidan, 3 orang
apoteker, 1 orang analis, 1 orang tenaga kesehatan masyarakat, dan 1 orang
tenaga kesehatan lingkungan. Jumlah tenaga Kesehatan tidak memenuhi
standar ketenagaan puskesmas berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun
2014.

2. Prasarana kesehatan
 Hanya tersedia satu buah pedoman pengendalian hipertensi dan KIE
(poster hipertensi)
 Tidak adanya program pencegahan hipertensi bagi warga yang di atas 15
tahun.
 Tidak dilakukan program pengecekan tekanan darah secara rutin di
Puskesmas ZA.

3.3.3 Gaya hidup


1. Pengetahuan (Cognitive)
 Sebanyak 6 (20%) responden mengetahui bahwa hipertensi adalah
penyakit dengan teknana darah ≥ 140/90 mmHg.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
25
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Sebanyak 18 (60%) responden mengetahui leher belakang terasa pegal
adalah salah satu tanda gejala hipertensi.
 Sebanyak 22 (73.3%) responden mengetahui kepala pusing adalah salah
satu tanda gejala hipertensi.
 Sebanyak 2 (6.7%) responden mengetahui pandangan kabur adalah salah
satu tanda gejala hipertensi.
 Sebanyak 22 (73.3%) responden meyakini bahwa hipertensi hanya
dialami oleh orang berusia > 60 tahun.
 Sebanyak 26 (86.7%) responden mengetahui bahwa mengonsumsi
makanan asin adalah salah satu faktor penyebab hipertensi.
 Sebanyak 8 (26.7%) responden mengetahui bahwa kurang berolahraga
adalah salah satu faktor penyebab hipertensi.
 Sebanyak 12 (40%) responden meyakini bahwa hipertensi hanya dapat
disembuhkan dengan minum obat.
 Sebanyak 6 (20%) responden mengetahui hipertensi dapat menyebabkan
stroke.
 Sebanyak 4 (13.3%) responden mengetahui hipertensi dapat
menyebabkan penyakit jantung.

2. Sikap (Psikomotor)
 Sebanyak 24 (80%) responden setuju mengurangi makan tinggi garam
untuk mencegah hipertensi.
 Sebanyak 22 (73.3%) responden setuju tidak merokok untuk mengurangi
risiko terjadinya hipertensi.
 Sebanyak 24 (80%) responden setuju akan berolahraga rutin untuk
mengurangi risiko terjadinya hipertensi.
 Sebanyak 28 (93.3%) responden setuju rutin memeriksa tekanan darah
untuk mengetahui apakah memiliki hipertensi atau tidak.
 Sebanyak 20 (66.7%) responden setuju minum obat secara rutin jika
menderita hipertensi untuk menghindari komplikasi.
 Sebanyak 30 (100%) responden setuju menjaga pola makan untuk
mencapai/mempertahankan berat badan ideal.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
26
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Sebanyak 12 (40%) responden setuju akan datang ke pelayanan
Kesehatan jika mengalami sakit kepala.
 Sebanyak 16 (53.3%) responden setuju akan datang ke pelayanan
Kesehatan jika mengalami pegal pada leher belakang.
 Sebanyak 28 (93.3%) responden setuju akan datang ke pelayanan
Kesehatan jika mengalami pandangan kabur.

3. Perilaku (Behaviour)
 Sebanyak 4 (13.3%) responden pernah mencari tahu tentang apa itu
hipertensi beserta faktor risikonya (melihat internet, mendatangi seminar,
bertanya ke tenaga kesehatan).
 Sebanyak 6 (20%) responden melakukan olahraga.
 Sebanyak 2 (33.3%) responden berolahraga 1 kali seminggu.
 Sebanyak 4 (13.3%) responden berolahraga 2 kali seminggu.
 Sebanyak 0 (0%) responden berolahrga ≥ 3 kali seminggu.
 Sebanyak 12 (80%) responden merokok.
 Sebanyak 2 (6.7%) responden minum alkohol.
 Sebanyak 28 (93.3%) responden senang mengonsumsi makanan asin.
 Sebanyak 4 (13.3%) responden rutin memeriksa tekanan darah.
 Sebanyak 14 (46.7%) responden mengalami kegemukan.
 Sebanyak 28 (93.3%) responden cukup tidur 6-8 jam per hari.
 Sebanyak 8 (26.7%) responden mudah mengalami tekanan/stres.

3.3.4 Lingkungan
1. Fisik
Tidak didapatkan faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi penyakit
hipertensi.
2. Biologi
Tidak didapatkan faktor lingkungan biologi yang mempengaruhi penyakit
hipertensi.
3. Sosioekonomi-budaya
 Sebanyak 24 responden (80%) memiliki keturunan hipertensi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
27
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Masy masih menganggap hipertensi adalah penyakit yang tidak
berbahaya dan hanya menyerang orangtua.
 Sebagian besar masyarakat yang datang ke puskesmas adalah warga
dengan ekonomi menengah ke bawah.
 Masyarakat sekitar Puskesmas ZA sudah cukup memiliki kesadaran baik
dalam mencari pelayanan kesehatan apabila sakit.

3.4. Paradigma Blum

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
28
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Genetik

Jumlah tenaga Kesehatan tidak memenuhi standar ketenagaan puskesmas berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.

Hanya tersedia satu buah pedoman pengendalian hipertensi dan KIE (poster hipertensi)
Tidak adanya program pencegahan hipertensi bagi warga yang di atas 15 tahun.
Tidak dilakukan program pengecekan tekanan darah secara rutin di Puskesmas ZA.

Medical Tingginya
Care Servicesinsiden hipertensi di Puskesmas ZA
Lingkungan

Sosial-ekonomi-budaya

 Sebanyak 24 responden
(80%) memiliki keturunan
hipertensi

 Sebagian besar masyarakat yang


datang ke puskesmas adalah warga
dengan ekonomi menengah ke
bawah.

 Masy masih menganggap hipertensi


adalah penyakit yang tidak
berbahaya hanya menyerang
orangtua

 Masy sekitar Puskesmas ZA


memiliki kesadaran baik dalam
mencari pelayanan kesehatan apabila
sakit.

 26 responden mengetahui bahwa mengonsumsi makanan asin adalah salah satu faktor
penyebab hipertensi.
Pengetahuan (Cognitive)  8 responden mengetahui bahwa kurang berolahraga adalah salah satu faktor penyebab
 6 responden mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan hipertensi.
teknana darah ≥ 140/90 mmHg.  12 responden meyakini bahwa hipertensi hanya dapat disembuhkan dengan minum obat.
 18 responden mengetahui leher belakang terasa pegal adalah salah satu  6 responden mengetahui hipertensi dapat menyebabkan stroke.
tanda gejala hipertensi.  4 responden mengetahui hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung
 22 responden mengetahui kepala pusing adalah salah satu tanda Sikap (Psikomotor)
gejala hipertensi.  24 responden setuju mengurangi makan tinggi garam untuk mencegah hipertensi.
 2 (6.7%) mengetahui pandangan kabur adalah salah satu tanda  22 responden setuju tidak merokok untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi.
gejala hipertensi.  24 responden setuju akan berolahraga rutin untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi.
 22 responden meyakini bahwa hipertensi hanya dialami oleh orang berusia
> 60 tahun.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lifestyle

 4 responden pernah mencari tahu tentang apa itu hipertensi beserta faktor
 28 responden setuju rutin memeriksa tekanan darah untuk risikonya (melihat internet, mendatangi seminar, bertanya ke tenaga
mengetahui apakah memiliki hipertensi atau tidak. kesehatan).
 20 responden setuju minum obat secara rutin jika menderita  6 responden melakukan olahraga.
hipertensi untuk menghindari komplikasi.  2 responden berolahraga 1 kali seminggu.
 30 responden setuju menjaga pola makan untuk  4 responden berolahraga 2 kali seminggu.
mencapai/mempertahankan berat badan ideal.  0 responden berolahrga ≥ 3 kali seminggu.
 12 responden setuju akan datang ke pelayanan Kesehatan  12 responden merokok.
jika mengalami sakit kepala.
 2 responden minum alkohol.
 16 responden setuju akan datang ke pelayanan Kesehatan
 28 responden senang mengonsumsi makanan asin.
jika mengalami pegal pada leher belakang.
 4 responden rutin memeriksa tekanan darah.
 28 responden setuju akan datang ke pelayanan Kesehatan
 14 responden mengalami kegemukan.
jika mengalami pandangan kabur.
 28 responden cukup tidur 6-8 jam per hari.
Perilaku (Affective)
 8 responden mudah mengalami tekanan/stres.

Gambar 3 2 Paradigma BLUM

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
30
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
3.5. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan Paradigma Blum, dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan cara non-scoring delbeq technique. Diskusi dilakukan dengan
berbagai pihak di Puskesmas ZA:
 Kepala Puskesmas ZA
 Dokter di Puskesmas ZA
 Perawat di Puskesmas ZA
 Bidan di Puskesmas ZA

Dari hasil diskusi diantara keempat aspek pada paradigma BLUM, dipilih faktor
lifestyle sebagai prioritas masalah pada kasus ini. Faktor ini dinilai sangat berpengaruh
pada tingginya kasus hipertensi dikarenakan masih rendahnya pengetahuan masyarakat
mengenai pengertian hipertensi itu sendiri, faktor risikonya, tanda dan gejalanya, serta
upaya pencegahannya. Intervensi pada aspek lifestyle diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat agar kemudian terjadi perubahan sikap dan perilaku nyata untuk
mencegah terjadinya hipertensi dengan tujuan akhir agar kasus hipertensi di Puskesmas
ZA menurun.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
30
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 4

Identifikasi Akar Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah

4.1 Identifikasi Akar Penyebab Masalah


Dilakukan penetapan prioritas masalah dengan cara non-scoring delbeq technique dan
didapatkan prioritas masalah berupa lifestyle sebagai penyebab tingginya penyakit
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ZA. Akar penyebab masalah dicari dengan
menggunakan diagram fishbone, lalu ditentukan alternatif pemecahan masalah. Data
diambil berdasarkan mini survey terhadap 30 responden dari Desa Rd, Kecamatan K,
Kabupaten T.
a. Pengetahuan
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab penyakit hipertensi
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala penyakit hipertensi
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko penyakit hipertensi
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan penyakit hipertensi
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang komplikasi penyakit hipertensi

b. Sikap
 Masih ada masyarakat tidak setuju berhenti merokok untuk mengurangi risiko
terjadinya hipertensi.
 Masih ada masyarakat tidak setuju datang ke pelayanan Kesehatan jika
mengalami sakit kepala.
 Masih ada masyarakat tidak setuju datang ke pelayanan Kesehatan jika
mengalami pegal pada leher belakang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
31
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
c. Perilaku

 Masih banyak masyarakat yang tidak pernah mencari tahu tentang apa itu
hipertensi beserta faktor risikonya (melihat internet, mendatangi seminar,
bertanya ke tenaga kesehatan).
 Masih banyak masyarakat yang tidak berolahraga rutin.
 Masih ada masyarakat yang merokok.
 Masih banyak masyarakat yang senang mengonsumsi makanan asin.
 Masih banyak masyarakat yang tidak rutin memeriksa tekanan darah.
 Masih ada masyarakat yang mengalami kegemukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
32
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Pengetahuan
Kurangnya Pengetahuan tentang
Faktor Risiko Hipertensi
Kurangnya Pengetahuan tentang dari Puskesmas
Kurangnya Informasi
Kurangnya
Kurangnya Pengetahuan
Informasi tentang Penatalaksanaan
dari Puskesmas Hipertensi
Hipertensi
Kurangnya Informasi dari Puskesmas
Kurangnya Informasi dari Puskesmas
Kurangnya Pengetahuan tentang
Penyebab Hipertensi
Kurangnya Pengetahuan tentang Komplikasi
Hipertensi Kurangnya Informasi dari Puskesmas
Kurangnya Informasi dari Puskesmas Kurangnya Pengetahuan tentang gejala
Hipertensi Tingginya
insiden
Lifestyle hipertensi di
Puskesmas
ZA

Kurang Penegtahuan tentang


Ketidaktahuan tentang Faktor Kurangnya Pengetahuan tentang Hipertensi Faktor Risiko Hipertensi
Risiko Hipertensi
Masyarakat tidak ada keinginan mencari tahu Banyak masyarakat yang senang
mengenai hipertensi mengonsumsi makanan asin, tidak
Masyarakat tidak setuju berhenti berolahraga & merokok, obesitas
merokok Ketidaktahuan tentang Gejala Hipertensi
Kurangnya Kesadaran tentang Kesehatan
Masyarakat tidak setuju berobat jika sakit kepala
dan leher belakang pegal
Masyarakat tidak rutin memeriksa tekanan darah

Sikap Perilaku
Gambar 4 1 Diagram Fishbone

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
33
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
4.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan diagram fishbone, maka dapat kita rencanakan sejumlah alternatif
pemecahan masalah kasus hipertensi pada Desa Rd yaitu:
 Melakukan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi
 Melakukan workshop menu dan cara memasak sesuai diet hipertensi serta
balanced diet
 Mengadakan pengecekan tekanan darah sebagai skrining hipertensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
34
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 5
Perencanaan Intervensi

5.1. Penyusunan Intervensi


Setelah dilakukan identifikasi masalah dan penentuan akar penyebab masalah,
disimpulkan bahwa masih tingginya kasus hipertensi di Desa Rd disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan sikap serta perilaku untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Maka karena itu dilakukan beberapa intervensi sebagai alternatif jalan keluar dari
masalah tersebut.

5.1.1 Intervensi I : Penyuluhan Mengenai Penyakit Hipertensi


1. Dasar penentuan kegiatan
Kurangnya pemahaman warga Desa Rd mengenai hipertensi mulai dari
diagnosis, faktor risiko, tanda dan gejala, penanganan, pencegahan, serta
komplikasinya.
2. Kegiatan
 Pembukaan dan sambutan (perkenalan diri dokter muda kepada warga)
 Pelaksanaan pre-test pada warga yang berkaitan dengan hipertensi
 Penyampaian materi tentang hipertensi disertai dengan sesi tanya jawab
 Pelaksanaan post-test pada warga yang berkaitan dengan hipertensi
3. Sasaran : 40 warga
4. Tempat : Balai Desa Rd
5. Waktu pelaksanaan : Rabu, 28 Oktober 2020 pukul 08.00 – 09.30 WIB
6. Tujuan
Mampu meningkatkan pengetahuan warga mengenai hipertensi sehingga
terjadi perubahan sikap dan juga dorongan untuk memiliki gaya hidup yang
dapat mencegah hipertensi.
7. Indikator penilaian
80% warga mampu mendapatkan nilai post-test minimal 80 atau lebih.

5.1.2 Intervensi II : Workshop Penyusunan Menu dan Cara Memasak Diet


Hipertensi serta Balanced Diet
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
35
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
1. Dasar penentuan kegiatan
Kurangnya pemahaman warga Desa Rd mengenai penyusunan menu
makanan dan cara memasak makanan sesuai diet hipertensi serta balanced
diet.
2. Kegiatan
 Pembukaan dan sambutan (perkenalan diri dokter muda kepada warga)
 Penyampaian materi tentang penyusunan menu dan cara memasak
makanan sesuai diet hipertensi dan balanced diet disertai sesi tanya
jawab
 Pelaksanaan latihan pembuatan menu kepada warga (dari bahan makanan
serta proses masaknya)
3. Sasaran : 40 warga
4. Tempat : Balai Desa Rd
5. Waktu pelaksanaan : Senin, 2 November 2020 pukul 08.00 – 09.30
WIB
6. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan warga mengenai makanan apa yang dapat
dikonsumsi serta cara memasak yang tepat sesuai diet hipertensi., serta
balanced diet.
7. Indikator penilaian
5 dari 40 warga yang terpilih secara acak dapat menyusun menu
menggunakan bahan makanan yang tepat dan harga terjangkau serta cara
memasaknya yang benar.

5.1.3 Intervensi III : Pengecekan Tekanan Darah Sebagai Skrining Hipertensi


1. Dasar penentuan kegiatan
Melakukan skrining awal apabila ada warga yang memiliki tekanan darah yang
tinggi.
2. Kegiatan
 Pembukaan dan sambutan (perkenalan diri dokter muda kepada warga)
 Pelaksanaan pengecekan tekanan darah
 Edukasi kepada warga apabila hasil tekanan darahnya tinggi
3. Sasaran : 40 warga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
36
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
4. Tempat : Balai Desa Rd
5. Waktu pelaksanaan : Senin, 2 November 2020 pukul 9.30 – 10.30 WIB

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
37
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6. Tujuan
Warga mengetahui tekanan darahnya dan skrining awal agar jika ditemukan
ada warga yang tekanan darahnya tinggi maka dapat segera dilakukan
tatalaksana yang tepat.
7. Indikator penilaian
Semua 40 warga berhasil dilakukan pengecekan tekanan darah dan
mengedukasi bagi mereka yang tekanan darahnya tinggi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
37
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
5.2. Log Frame Goals
5.2.1 Intervensi I : Penyuluhan Mengenai Penyakit Hipertensi
Tabel 5.4 Log Frame Intervensi I

Output
Input Proses Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(4 minggu) (1 tahun) (6 tahun)
Man 3 dokter muda Perkenalan diri Mampu menambah Seluruh warga sudah Menurunnya prevalensi
Money Rp. 50.000,- oleh dokter pengetahuan dan mengetahui tentang hipertensi menjadi 10
(Dana bersama) muda merubah sikap warga bahaya dan gejala orang di Desa Rd
Material Lembar Pre-test Pre-test yang hadir dengan penyakit hipertensi Kecamatan K
Lembar Post- Penyampaian memberikan informasi sehingga mulai
test Ballpoint materi tentang dan edukasi tentang melakukan perubahan
hipertensi hipertensi serta gaya hidup supaya
Powerpoint
disertai dengan pencegahannya mencegah terjadinya
Sound System hipertensi
sesi tanya jawab
Proyektor
Post-test
Laptop
Method SOP Workshop dan
Penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
38
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
5.2.2 Intervensi II : Workshop Penyusunan Menu dan Cara Memasak Diet Hipertensi serta Balanced Diet
Tabel 5.5 Log Frame Intervensi II

Output
Input Proses Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(4 minggu) (1 tahun) (6 tahun)
Man 3 dokter muda Perkenalan diri Meningkatkan Seluruh warga sudah Menurunnya prevalensi
Money Rp. 50.000,- oleh dokter muda pengetahuan warga dapat mengaplikasikan hipertensi menjadi 10
(Dana bersama) Penyampaian mengenai makanan menu makanan dan orang di Desa Rd
Material Lembar contoh menu materi tentang apa yang dapat proses memasak yang Kecamatan K
Lembar kosong penyusunan dikonsumsi serta cara tepat sesuai diet
Ballpoint menu dan cara memasak yang tepat hipertensi & balanced
memroses sesuai diet hipertensi diet di rumahnya masing-
Powerpoint
makanan sesuai & balanced diet masing
Sound System
diet hipertensi &
Proyektor
balanced diet,
Laptop
disertai sesi tanya
Method SOP Workshop dan
jawab
Penyuluhan
Pelaksanaan
latihan
pembuatan menu
kepada warga

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
39
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
5.2.3 Intervensi III : Skrining Pengecekan Tekanan Darah
Tabel 5.6 Log Frame Intervensi III

Output
Input Proses Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(4 minggu) (1 tahun) (6 tahun)
Man 3 dokter muda Perkenalan diri Warga mengetahui Seluruh warga lebih Menurunnya prevalensi
Money Rp. 50.000,- oleh dokter muda tekanan darahnya dan waspada mengenai hipertensi menjadi 10
(Dana bersama) Pelaksanaan screening awal agar tekanan darahnya dan orang di Desa Rd
Material Spignomanometer pengecekan jika ditemukan ada rutin melakukan Kecamatan K
Stetoskop tekanan darah warga yang tekanan pengecekan tekanan
Meja Edukasi kepada darahnya tinggi maka darah di puskesmas
Kursi warga apabila hasil dapat segera
tekanan darahnya dilakukan tatalaksana
Method SOP Perhitungan tekanan
tinggi yang tepat
darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
40
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
5.3. Planning of Action
Tabel 5.4 Planning of Action Intervensi Hipertensi Desa Rd
Kegiatan Tujuan dan Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Aspek yang dinilai
Koordinasi dengan Kepala Memberikan Kepala - Puskesmas ZA Senin, 26 Zamila -
Puskesmas ZA, Pemegang informasi mengenai Puskesmas ZA Oktober Kintana
program hipertensi, Kepala penyuluhan tentang 2020 Thalia
desa, dokter umum dan hipertensi Pemegang
perawat program
hipertensi
Memperoleh izin Kepala
untuk melakukan Puskesmas ZA
kegiatan Puskemas Kepala Desa Rd
K dengan warga
Dokter umum
Desa Rd
Perawat
Intervensi I Meningkatkan 40 warga Lembar Pre- Balai Desa Rd Rabu, 28 Zamila 80% warga mampu
Penyuluhan Mengenai Penyakit pengetahuan warga test dan Post- Oktober 2020 Kintana
mendapatkan nilai
Hipertensi mengenai hipertensi test, Ball Thalia
sehingga terjadi point, post-test minimal 80
perubahan sikap dan Powerpoint,
atau lebih
juga dorongan untuk laptop,
memiliki gaya hidup proyektor,
yang dapat sound system
mencegah hipertensi (Rp 50.000,-)

Berlanjut ke halaman 41

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
41
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 40

Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Aspek yang dinilai

Intervensi II Meningkatkan 40 warga Lembar contoh Balai Desa Rd Senin, 2 Zamila 5 dari 40 warga yang
Workshop Penyusunan pengetahuan warga menu, Lembar November Kintana terpilih secara acak
Menu dan Cara Memasak mengenai makanan kosong, Ballpoint, 2020 Thalia dapat menyusun menu
Diet Hipertensi serta apa yang dapat Powerpoint, Sound menggunakan bahan
Balanced Diet dikonsumsi serta cara System, Proyektor, makanan yang tepat
memasak yang tepat Laptop dan harga terjangkau
bagi penderita serta cara memasaknya
hipertensi yang benar sesuai diet
hipertensi & balanced
diet
Intervensi III Warga mengetahui 40 warga Spignomanometer, Balai Desa Rd Senin, 2 Zamila Semua 40 warga
Pengecekan Tekanan tekanan darahnya dan stetoskop, meja, November Kintana berhasil dilakukan
Darah Rutin screening awal agar kursi 2020 Thalia pengecekan tekanan
jika ditemukan ada darah dan mengedukasi
warga yang tekanan bagi mereka yang
darahnya tinggi maka tekanan darahnya tinggi
dapat segera
dilakukan tatalaksana
yang tepat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
42
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
5.4. Timeline (Gantt chart)
Tabel 5.5 Timeline (Gant Chart) Intervensi Hipertensi Desa Rd
Minggu ke -
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Melakukan identifikasi masalah di wilayah kerja
1
Puskesmas ZA
Melakukan diskusi mengenai masalah yang ada di
wilayah kerja Puskesmas ZA dengan kepala
2
Puskesmas ZA, dokter umum, perawat dan wakil
warga
Menentukan masalah dengan diskusi antar anggota
3
kelompok
Melakukan diskusi untuk menetapkan masalah yang
4 telah dipilih dengan kepala puskesmas, pemegang
program, dokter umum, perawat dan wakil warga
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dengan
5
melakukan observasi dan survey
6 Melakukan perencanaan intervensi
Pengajuan permohonan izin untuk melaksanakan
7
intervensi
8 Pembuatan materi pelatihan dan penyuluhan
Intervensi I : Penyuluhan Mengenai Penyakit
9
Hipertensi
Intervensi II : Workshop Penyusunan Menu dan Cara
10
Memasak Diet Hipertensi serta Balanced Diet
11 Intervensi III : Skrining Pengecekan Tekanan Darah
12 Pengawasan proses intervensi
13 Mengevaluasi hasil intervensi
14 Penulisan laporan diagnosis komunitas

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
43
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 6
Pelaksanaan Intervensi

6.1. Intervensi I : Penyuluhan Mengenai Penyakit Hipertensi


6.1.1 Flow Chart

Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

Membuat pre-test dan post-test mengenai hipertensi

Tanggal 28 Oktober 2020 warga Desa Rd berkumpul di Balai Desa pukul


08.00 – 9.30 WIB

Melakukan pre-test

Melakukan penyuluhan tentang hipertensi

Sesi tanya jawab

Melakukan post-test

Gambar 6.1 1 Flow Chart Intervensi I

6.1.2 Deskripsi Proses Intervensi I Secara Detail


Kegiatan penyuluhan penyakit hipertensi dilaksanakan di Balai Desa Rd pada hari Rabu, 28
Oktober 2020, pukul 08.00 – 09.30 WIB dengan target 40 warga Desa Rd. Kegiatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
44
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dilakukan oleh 3 dokter muda. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan
warga Desa Rd mengenai hipertensi dan pencegahannya.
Acara diawali dengan pembukaan dan perkenalan dari 3 dokter muda. Setelah itu,
dilakukan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan warga Desa Rd mengenai
hipertensi dan dilanjutkan dengan penyuluhan tentang hipertensi yang mencakup definisi,
faktor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, serta pencegahan yang dapat dilakukan agar
terhindar dari hipertensi. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan
warga, kemudian dilakukan post-test untuk mengetahui apakah warga kini sudah paham
mengenai hipertensi.

6.1.3 Hasil dan Monitoring


 Hasil (Pengolahan dan penyajian data)
o Pengolahan data
Data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post-test diolah secara manual dan
dimasukkan ke dalam program komputer.
o Penyajian data
Intervensi I dilakukan di Balai Desa Rd, dengan pendidikan terakhir terbanyak
adalah tamat SD 6 orang (15%), SMP 16 orang (40%), dan SMA 18 orang
(45%). Hasil yang didapatkan dari pre-test dimana nilai terendah 10 dan nilai
tertinggi adalah 60 serta rata-ratanya adalah 55. Sedangkan pada hasil post-test
didapatkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rincian warga
yang mendapatkan nilai nilai 60 sebanyak 2 orang (5%), nilai 70 sebanyak 6
orang
(15%), nilai 80 sebanyak 13 orang (32.5%), nilai 90 sebanyak 12 orang (30%),
dan nilai 100 sebanyak 7 orang (17.5%) maka rata-ratanya ada 84. Terjadi
peningkatan pengetahuan warga Desa Rd mengenai hipertensi setelah dilakukan
penyuluhan. Berdasarkan indikator penilaian maka intervensi I dinyatakan
berhasil karena 80% hasil post-test mendapatkan nilai minimal 80 atau lebih.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
45
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6.1.4 Kendala yang Dihadapi
 Beberapa warga Desa Rd mengalami kesulitan membaca dan menulis sehingga
menjadi kendala dalam mengerjakan pre-test dan post-test.
 Beberapa warga Desa Rd mengalami kesulitan membaca presentasi penyuluhan
dikarenakan luas ruangan yang terbatas sehingga terlalu jauh dari layar
proyektor.

6.1.5 PDCA Cycle

Gambar 6 1 Grafik PDCA Cycle Intervensi I

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
46
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6.2. Intervensi II : Workshop Penyusunan Menu dan Cara Memasak Diet
Hipertensi serta Balanced Diet
6.2.1 Flow Chart

Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

Membuat materi mengenai diet untuk hipertensi

Tanggal 2 November 2020 warga Desa Rd berkumpul di Balai Desa pukul


08.00 – 9.30 WIB

Melakukan presentasi mengenai diet hipertensi & balanced diet

Memberikan latihan membuat menu sesuai diet hipertensi & balanced diet

Sesi tanya jawab

Gambar 6.2 1 Flow Chart Intervensi II

6.2.2 Deskripsi Proses Intervensi II Secara Detail


Kegiatan penyuluhan mengenai diet hipertensi dan balanced diet serta cara memasak yang
benar dilaksanakan di Balai Desa Rd pada hari Senin, 2 November 2020, pukul 08.00 –
09.30 WIB dengan target 40 warga Desa Rd. Kegiatan dilakukan oleh 3 dokter muda.
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan warga Desa Rd mengenai diet serta
tata cara memasak yang benar sesuai diet hipertensi dan balanced diet.
Acara diawali dengan pengenalan 3 dokter muda lalu memulai penyuluhan tentang
diet serta tata cara memasak yang benar sesuai diet hipertensi dan balanced diet. Setelah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
47
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dilakukan penyuluhan, semua warga Desa Rd akan diberikan masing-masing kertas
kosong dan pulpen untuk menulis menu makanan sehari sesuai dengan penyusunan diet
pada penyuluhan yang sudah diberikan sebelumnya. Akan dipilih 5 menu makanan secara
acak untuk diperiksa dan dikoreksi bersama-sama di depan semua warga Desa Rd Sambil
dilakukan sesi tanya jawab.

6.2.3 Hasil dan Monitoring


Hasil (Pengolahan dan penyajian data)
 Pengolahan data
Data yang didapatkan dari warga Desa Rd secara acak diambil sebanyak 5
untuk dibahas bersama-sama.
 Penyajian data
Intervensi II dilakukan di Balai Desa Rd yang dihadiri sebanyak 40 warga Desa
Rd pada tanggal 2 November 2020, pukul 08.00 – 09.30 WIB. Warga Desa Rd
diharapkan dapat memahami diet yang tepat sesuai diet hipertensi serta
balanced diet menggunakan makanan yang harganya terjangkau dan kemudian
memroses makanan tersebut dengan tepat. Indikator berhasilnya intervensi ini
adalah meningkatnya pengetahuan warga Desa Rd mengenai diet hipertensi
serta balanced diet dan apabila saat dilakukan kunjungan ke 5 rumah warga
secara acak, menu yang ada sudah sesuai dengan tata cara diet hipertensi.

6.2.4 Kendala yang Dihadapi


Beberapa warga yang membawa anak sulit untuk memerhatikan pemberian materi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
48
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6.2.5 PDCA Cycle

Gambar 6 2 Grafik PDCA Cycle Intervensi II

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
49
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6.3. Intervensi III : Pengecekan Tekanan Darah Rutin
6.3.1 Flow Chart
Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

Tanggal 2 November 2020 warga Desa Rd berkumpul di Balai Desa pukul


09.30 – 10.30 WIB

Melakukan pengecekan tekanan darah pada warga Desa Rd

Memberikan edukasi bagi yang tekanan darahnya >140/90mmHg

Salam penutup acara oleh 3 dokter muda

Gambar 6.3 1 Flow Chart Intervensi III

6.3.2 Deskripsi Proses Intervensi III Secara Detail


Kegiatan pengecekan tekanan darah dilaksanakan di Balai Desa Rd pada hari Senin, 2
November 2020, pukul 09.30 – 10.30 WIB dengan target 40 warga Desa Rd. Kegiatan
dilakukan oleh 3 dokter muda. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan screening awal
apabila ditemukan warga yang tekanan darahnya tinggi (>140/90mmHg).
Acara diawali dengan pengenalan 3 dokter muda lalu memulai pengecekan tekanan
darah kepada seluruh 40 warga Desa Rd yang datang. Apabila ditemukan warga Desa Rd
yang tekanan darahnya >140/90mmHg maka akan diberikan edukasi hal-hal apa saja yang
perlu dilakukan dan diutamakan pengubahan gaya hidup serta menyarankan untuk
melakukan pengecekan tekanan darah lagi di bulan selanjutnya.

6.3.3 Hasil dan Monitoring


Hasil (Pengolahan dan penyajian data)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
50
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Pengolahan data
Data yang didapatkan dari warga Desa Rd dikumpulkan secara manual dan
dimasukkan ke dalam program komputer.
 Penyajian data
Intervensi III dilakukan di Balai Desa Rd yang dihadiri sebanyak 40 warga Desa
Rd pada tanggal 2 November 2020, pukul 09.30 – 10.30 WIB. Warga Desa Rd
diharapkan mengetahui tekanan darah masing-masing dan menjadi lebih sadar
diri pentingnya melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin, serta bagi
warga Desa Rd yang ditemukan tekanan darahnya diatas ≥140/90mmHg dapat
segera dilakukan tindak lanjut. Indikator keberhasilan intervensi III apabila
semua 40 warga Desa Rd yang datang berhasil dilakukan pengecekan tekanan
darah. Didapatkan sebanyak 21 warga memiliki tekanan darah ≥140/90mmHg
dan disarankan memeriksa tekanan darahnya secara rutin ke puskesmas.

6.3.4 Kendala yang Dihadapi


Beberapa warga harus mengantri cukup lama dikarenakan tenaga kesehatan yang terbatas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
51
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6.3.5 PDCA Cycle

Gambar 6 3 Grafik PDCA Cycle Intervensi III

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
52
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 7
Evaluasi Kegiatan

7.1. Metode Evaluasi


Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah pendekatan sistem.

7.2. Hasil Evaluasi


7.2.1 Intervensi I : Penyuluhan Mengenai Penyakit

Hipertensi Tabel 7.4 Hasil Evaluasi Intervensi I

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


1. MASUKAN
Man -
Dokter muda 3 orang 3 orang
Money
Pencetakan, kertas pre- test Rp. Rp.
dan post-test dan penyediaan 50.000,- 50.000,- -
alat presentasi Ballpoint, Sumber dana Sumber dana
microphone, , sound system, bersama bersama
proyektor dan laptop

Berlanjut ke halaman 53

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
53
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 52

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


1. MASUKAN
Material
 Ballpoint 40 buah 40 buah
 Kertas pre-test 40 buah 40 buah
 Kertas post-test 40 buah 40 buah -
 Sound system 1 buah 1 buah
 Microphone 1 buah 1 buah
 Proyektor 1 buah 1 buah
 Laptop 1 buah 1 buah
Method
Penyuluhan Sesuai SOP Sesuai SOP -

2. PROSES

Planning
Merencanakan target, Dilakukan Tidak ada
Ditentukannya
lokasi, dan waktu intervensi dan sesuai
target, lokasi, dan
waktu intervensi
Menyusun Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
susunan acara intervensi susunan acara dan sesuai
intervensi
Merencanakan jumlah Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
anggaran yang jumlah anggaran dan sesuai
dibutuhkan yang dibutuhkan
Mempersiapkan Dipersiapkannya Dilakukan Tidak ada
pembuatan soal pre- soal pre-test dan dan sesuai
test post-test
dan post-test
Organizing
Mengurus permohonan izin Diberikannya Dilakukan Tidak ada
dengan instansi terkait izin dari instansi dan sesuai
dalam pelaksanaan terkait dalam
kegiatan pelaksanaan
pelatihan

Berlanjut ke halaman 54

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
54
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 53

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


2. PROSES
Organizing
Mencari materi Adanya materi Dilakukan Tidak ada
penyuluhan dan penyuluhan yang dan sesuai
membuatnya dalam tertuang dalam
bentuk Powerpoint bentuk
powerpoint
Mencetak soal pre-test Dicetaknya, soal Dilakukan Tidak ada
dan post-test pre-test dan post- dan sesuai
test
Merencanakan jumlah Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
anggaran yang jumlah anggaran dan sesuai
dibutuhkan yang dibutuhkan
Mempersiapkan Dipersiapkannya Dilakukan Tidak ada
pembuatan soal pre- soal pre-test dan dan sesuai
test dan post-test post-test
Actualizing
Melakukan pre-test Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
pretest oleh dan sesuai
peserta
Melakukan Penyuluhan Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
materi tentang penyakit penyuluhan dan sesuai
hipertensi dengan dengan
powerpoint menggunakan
powerpoint
Melakukan sesi tanya Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
jawab dan sesi tanya jawab dan sesuai

Melakukan post-test Seluruh peserta Dilakukan Tidak ada


mengisi dan sesuai
post- test
Controlling
Menilai hasil pre-test Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
dan post- test sesuai penilaian pre- dan sesuai
dengan jawaban yang test dan post-
benar test sesuai
jawaban yang
benar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
55
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Berlanjut ke halaman 55

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
56
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 54

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


3. KELUARAN
Pengetahuan warga Terdapatnya Didapatkan Tidak ada
tentang hipertensi peningkatan peningkatan
pengetahuan pengetahuan
80% warga warga yang
dari hasil dinilai dari
post- test > rerata nilai
80. pre- test 55
menjadi
84.
4. LINGKUNGAN
Fisik : Balai Desa Rd Balai Desa Rd Tidak ada
Bangunan tempat dapat dapat
penyuluhan menampung menampung
seluruh warga seluruh warga
yang hadir yang hadir
Non fisik: Didapatkan Didapatkan Tidak ada
Dukungan atau peran dukungan dukungan
serta masyarakat dari Kepala dari Kepala
desa dan desa dan
warga Desa warga Desa
Rd Rd
5. UMPAN BALIK
Dilakukannya pencatatan Sistem Didapatkan Tidak ada
dan pelaporan pencatatan dan hasil
pelaporan intervensi
dilakukan dengan untuk
baik perbaikan
selanjutnya
Digunakan hasil umpan Digunakannya Data yang Tidak ada
balik hasil pencatatan didapatkan
dan pelaporan digunakan
untuk
perbaikan
selanjutnya

Berlanjut ke halaman 56

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
56
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 55
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
6. DAMPAK
Bertambahnya Terdapatnya Didapatkan Tidak Ada
pengetahuan warga peningkatan peningkatan
tentang hipertensi pengetahuan pengetahuan
80% warga dari warga yang
hasil post-test dinilai dari
dengan nilai > rerata nilai
80. pre- test 55
menjadi
84.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
57
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
7.2.2 Intervensi II : Workshop Penyusunan Menu dan Cara Memasak Diet
Hipertensi serta Balanced Diet
Tabel 7.5 Hasil Evaluasi Intervensi II
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. MASUKAN
Man -
3 orang 3 orang
Dokter muda
Money
Pencetakan contoh menu,
kertas putih kosong dan Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Penyediaan alat presentasi Sumber dana Sumber dana -
Ballpoint, microphone, , bersama bersama
sound system, proyektor
dan laptop
Material
 Ballpoint 40 buah 40 buah
 Lembar contoh menu 40 buah 40 buah
 Kertas kosong 40 buah 40 buah -
 Sound system 1 buah 1 buah
 Microphone 1 buah 1 buah
 Proyektor 1 buah 1 buah
 Laptop 1 buah 1 buah
Method
Penyuluhan Sesuai SOP Sesuai SOP -
2. PROSES
Planning
Merencanakan target, Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
lokasi, dan waktu intervensi target, lokasi, dan dan sesuai
waktu intervensi
Menyusun susunan acara Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
intervensi susunan acara dan sesuai
intervensi
Merencanakan jumlah Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
anggaran yang jumlah anggaran dan sesuai
dibutuhkan yang dibutuhkan
Mempersiapkan Dipersiapkannya Dilakukan Tidak ada
pembuatan contoh menu pembuatan dan sesuai
diet contoh menu
diet

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
58
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Berlanjut ke halaman 58

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
59
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 57

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


2. PROSES
Organizing
Mengurus permohonan izin Diberikannya izin Dilakukan Tidak ada
dengan instansi terkait dari instansi terkait dan sesuai
dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan
Kegiatan pelatihan
Mencari materi Adanya materi Dilakukan Tidak ada
penyuluhan dan penyuluhan yang dan sesuai
membuatnya dalam tertuang dalam
bentuk Powerpoint bentuk
powerpoint
Mencetak contoh menu diet Dicetaknya contoh Dilakukan Tidak ada
menu diet dan sesuai
Actualizing
Melakukan penyuluhan Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
materi tentang penyusunan penyuluhan dan sesuai
menu dan cara memroses dengan
makanan bagi penderita menggunakan
hipertensi powerpoint
Melakukan sesi tanya Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
jawab sesi tanya jawab dan sesuai

Melakukan latihan Seluruh peserta Dilakukan Tidak ada


pembuatan menu kepada membuat contoh dan sesuai
warga menu sehari
Mempersiapkan Dipersiapkannya Dilakukan Tidak ada
pembuatan contoh menu pembuatan dan sesuai
diet contoh menu
diet
Controlling
Menilai hasil pembuatan Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
menu diet sehari penilaian hasil dan sesuai
pembuatan
menu diet sehari
dengan tepat
Berlanjut ke halaman 59

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
60
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 58

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


3. KELUARAN
Pengetahuan warga Terdapatnya Warga dapat Tidak ada
tentang penyusunan menu peningkatan menyusun menu
diet untuk hipertensi dan pengetahuan diet hipertensi
cara memproses makanan warga tentang serta balanced
penyusunan menu diet dan cara
diet hipertensi memproses
serta balanced makanan dengan
diet dan cara tepat
memproses
makanan
4. LINGKUNGAN
Fisik : Balai Desa Rd
Balai Desa Rd Tidak ada
Bangunan tempat dapat menampung
dapat
penyuluhan seluruh warga
menampung
yang hadir
seluruh warga
yang hadir
Non fisik: Didapatkan Didapatkan Tidak ada
Dukungan atau peran serta dukungan dari dukungan
masyarakat Kepala desa dari Kepala
dan warga desa dan
Desa Rd warga Desa
Rd
5. UMPAN BALIK
Dilakukannya pencatatan Sistem Didapatkan Tidak ada
dan pelaporan pencatatan dan hasil
pelaporan intervensi
dilakukan dengan untuk
baik perbaikan
selanjutnya
Digunakan hasil umpan Digunakannya Data yang Tidak ada
balik hasil didapatkan
pencatatan digunakan
dan pelaporan untuk
perbaikan
selanju Berlanjut ke halaman 60
tnya

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
61
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 59

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


6. DAMPAK
Bertambahnya Terdapatnya Warga dapat Tidak Ada
pengetahuan warga peningkatan menyusun menu
tentang penyusunan menu pengetahuan diet hipertensi
dan cara memproses warga tentang serta balanced
makanan bagi penderita penyusunan menu diet dan cara
hipertensi diet hipertensi memproses
serta balanced makanan dengan
diet dan cara tepat
memproses
makanan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
62
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
7.2.3 Intervensi III : Pengecekan Tekanan Darah Rutin

Tabel 7.6 Hasil Evaluasi Intervensi III

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


1. MASUKAN
Man -
3 orang 3 orang
Dokter muda
Money
Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Spignomanometer, -
stetoskop, kursi, meja, Sumber dana Sumber dana
microphone, dan speaker bersama bersama
Material
 Spignomanometer 3 buah 3 buah
 Stetoskop 3 buah 3 buah
 Kursi 3 buah 3 buah -
 Meja 1 buah 1 buah
 Microphone 1 buah 1 buah
 Speaker 1 buah 1 buah
1 buah 1 buah
Method
Demo pemeriksaan Sesuai SOP Sesuai SOP -
2. PROSES
Planning
Merencanakan target, Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
lokasi, dan waktu intervensi target, lokasi, dan dan sesuai
waktu intervensi
Menyusun susunan acara Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
intervensi susunan acara dan sesuai
intervensi
Merencanakan jumlah Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
anggaran yang jumlah anggaran dan sesuai
dibutuhkan yang dibutuhkan
Merencakan alat Ditentukannya Dilakukan Tidak ada
pemeriksaan yang akan alat pemeriksaan dan sesuai
digunakan yang akan
digunakan

Berlanjut ke halaman 62

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
63
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 61
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
2. PROSES
Organizing
Mengurus permohonan izin Diberikannya izin Dilakukan Tidak ada
dengan instansi terkait dari instansi terkait dan sesuai
dalam pelaksanaan kegiatan dalam pelaksanaan
penyuluhan
Mempersiapkan Tersedianya alat Dilakukan Tidak ada
alat peraga yang akan peraga yang akan dan sesuai
digunakan digunakan
Actualizing
Melakukan pemeriksaan Diberikannya Dilakukan Tidak ada
tekanan darah dan edukasi pemeriksaan dan sesuai
tekanan darah dan
edukasi
Controlling
Menilai hasil tekanan Dilakukannya Dilakukan Tidak ada
darah 40 warga Desa Rd penilaian hasil dan sesuai
tekanan darah
40 warga Desa
Rd dan
pemberian
edukasi
3. KELUARAN
Warga Desa Rd Warga Desa Dilakukan Tidak ada
mengetahui tekanan Rd mengetahui dan sesuai
darahnya masing-masing tekanan
dan pentingnya menjaga darahnya
tekanan darah normal masing-masing
dan betapa
pentingnya
menjaga
tekanan darah
normal

Berlanjut ke halaman 62

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
64
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lanjutan halaman 62

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan


4. LINGKUNGAN
Fisik : Balai Desa Rd Balai Desa Tidak ada
Bangunan tempat dapat menampung Rd dapat
penyuluhan seluruh warga menampung
yang hadir seluruh warga
yang hadir
Non fisik: Didapatkan Didapatkan Tidak ada
Dukungan atau peran dukungan dari dukungan
serta masyarakat Kepala desa dan dari Kepala
warga Desa Rd desa dan
warga Desa
Rd
5. UMPAN BALIK
Dilakukannya pencatatan Sistem Didapatkan Tidak ada
dan pelaporan pencatatan dan hasil
pelaporan intervensi
dilakukan dengan untuk
baik perbaikan
selanjutnya
Digunakan hasil umpan Digunakannya Data yang Tidak ada
balik hasil pencatatan didapatkan
dan pelaporan digunakan
untuk
perbaikan
selanjutnya
6. DAMPAK
Warga Desa Rd Warga Desa Rd Warga Desa Tidak Ada
mengetahui tekanan mengetahui Rd
darahnya masing-masing tekanan mengetahui
dan pentingnya menjaga darahnya tekanan
tekanan darah normal masing-masing darahnya dan
dan betapa meningkatnya
pentingnya pengetahuan
menjaga tentang
tekanan darah menjaga
normal tekanan darah
agar tetap
normal

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
65
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
BAB 8

Kesimpulan dan Saran

8.1 Kesimpulan
1. Lokasi yang memiliki masalah penyakit hipertensi terbanyak pada wilayah kerja
Puskesmas ZA adalah Desa Rd, Kecamatan K, Kabupaten T, Provinsi B
2. Penyebab masalah tingginya penyakit hipertensi pada Desa Rd adalah lifestyle, yaitu:
 Pengetahuan: Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi,
meliputi penyebab, faktor risiko, gejala, penatalaksanaan dan komplikasinya
 Sikap: Masih ada masyarakat yang tidak setuju berhenti merokok untuk
mengurangi faktor risiko hipertensi, serta masih ada masyarakat yang tidak mau
berobat ke pelayanan kesehatan jika mengalami sakit kepala & pegal pada leher
belakang
 Perilaku: Masyarakat tidak mencari tahu sendiri tentang penyakit hipertensi,
masyarakat juga tidak berolahraga dan memeriksa tekanan darah secara rutin.
Selain itu masih ada masyarakat yang merokok, mengalami kegemukan dan sering
mengonsumsi makanan asin
3. Intervensi dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk
menurunkan insidens hipertensi di Desa Rd dan berdampak untuk jangka pendek,
menengah, dan panjang adalah:
 Melakukan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi
 Melakukan workshop menu dan cara memasak sesuai diet hipertensi
 Mengadakan pengecekan tekanan darah secara rutin
4. Hasil intervensi dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah dilakukan
untuk menurunkan insidens hipertensi di Desa Rd dan berdampak untuk jangka
pendek, menengah, dan panjang adalah:
 Melakukan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi
Hasil kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan warga, yang dinilai dengan
perolehan nilai post-test ≥80% peserta yaitu ≥80. Kegiatan dinyatakan berhasil

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
66
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
dengan didapatkan sebanyak 80% peserta memperoleh nilai ≥80.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
67
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Melakukan workshop menu dan cara memasak sesuai diet hipertensi
Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan warga Desa Rd mengenai diet
hipertensi dan apabila dilakukan kunjungan ke rumah pada 5 peserta yang dipilih
secara acak, menu yang ada sudah sesuai dengan tata cara diet hipertensi.
 Mengadakan pengecekan tekanan darah secara rutin
Hasil dari kegiatan ini adalah seluruh peserta telah dilakukan pengecekan tekanan
darah. Sebanyak 21 warga memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg dan disarankan
untuk melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin ke pusat pelayanan
kesehatan.

8.2 Saran
8.2.1 Saran bagi Warga yang Mengikuti Penyuluhan, Workshop dan
Pengecekan Tekanan Darah
 Diharapkan agar warga yang hadir dapat menyampaikan informasi yang di dapat
mengenai hipertensi berupa penyebab, faktor risiko, gejala, penatalaksanaan dan
komplikasinya kepada keluarga dan warga lain yang tidak ikut serta.
 Diharapkan agar warga dapat mengenali dan mengurangi faktor risiko untuk terjadinya
hipertensi dari lifestyle, misalnya merokok, kegemukan dan mengonsumsi makanan
tinggi garam.
 Diharapkan agar warga dapat memeriksa tekanan darah secara rutin dan pergi ke pusat
layanan kesehatan untuk berobat jika mengalami gejala hipertensi.
 Diharapkan agar warga dapat menerapkan pembuatan menu dan cara memasak sesuai
diet hipertensi.

8.2.2 Saran bagi Puskesmas ZA


 Diharapkan agar Puskesmas ZA lebih sering memantau kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya, terutama pada Desa Rd.
 Diharapkan agar Puskesmas ZA memberikan edukasi kepada masyarakat yang berada
di wilayah kerjanya tentang penyakit hipertensi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
67
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
 Diharapkan agar Puskesmas ZA dapat melakukan pengecekan darah secara rutin
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

8.2.3 Saran bagi Tim Selanjutnya

 Melakukan penyuluhan tentang hipertensi pada desa-desa lain dalam wilayah kerja
Puskesmas ZA.
 Melakukan evaluasi pada intervensi yang telah dilakukan untuk menilai keberhasilan
intervensi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
68
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiningsih S, Prihartono J, Kekalih A. Diagnosis Komunitas. Dalam: Prihartono J,


Budiningsih S, Kekalih A, Azwar S, Basuki E, Soerawidjaja RA, et al. Buku
Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas FKUI. 2014. Hal 2-3
2. Yogiantoro M. Pendekatan klinis hipertensi. In: Buku ajar ilmu penyakit palam. 6th ed.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2014. Hal 2259
3. Lukito AA, Harmeiwaty E, Hustrini NM. Konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia; 2019. Hal. 10-48
4. World Health Organization. Hypertension [Internet]. 2019 Sep 13. [cited 2020 Oct 20].
Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
5. Kementerian Kesehatan Indonesia. Hasil utama riset kesehatan dasar 2018 [Internet].
2018. [cited 2020 Oct 20]: 85-88. Available from:
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
6. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Profil kesehatan Provinsi Banten tahun 2019
[Internet]. 2020 Mar 05. [cited 2020 Oct 20]: 30-32. Available from:
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-kesehatan-provinsi-bant/180/Profil-
Kesehatan-Provinsi-Banten-Tahun-2019.html
7. World Health Organization. Hypertension. [Online] Diakses 2020 Okt 15 dari:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension.
8. Harrison T, Kasper DL, Hauser S, Jameson J, et.al. Harrison's principles of internal
medicine. 20th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2018. Hal 1890-1891.
9. Pazoki R, Dehghan A, E Evangelou, Warren H, Gao H, Caulfield M, et al. Genetic
predisposition to high blood pressure and lifestyle factors. 2017. Available at
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.117.030898
10. Nuraini B. Risk factors of hypertension. 2015. Available at
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/602

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
69
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
11. Santana NMT, Mill JG, Velasquez-Melendez G, Moreira AD, Barreto SM, Viana MC,
et al. Consumption of alcohol and blood pressure: Results of the ELSA-Brasil study.
2018. Available at
https://journals.plos.org/plosone/article/file?type=printable&id=10.1371/journal.pone.0
190239
12. Spruill TM. Chronic psychosocial stress and hypertension. 2010. Available at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3694268/
13. Hu B, Liu X, Yin S, Fan H, Feng F, dan Yuan J. Effects of psychological stress on
hypertension in middle-aged Chinese: A cross-sectional study. 2015. Available at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4456410/
14. Diaz KM, Shimbo D. Physical activity and the prevention pf hypertension. 2014.
Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3901083/
15. Aggarwal B, Makarem N, Shah R, Emin M, Wei Y, St.Onge MP, et al. Effects of
inadequate sleep on blood pressure and endothelial inflammation in women: Findings
from the American heart association go red for women strategically focused research
network. 2018. Available at
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/jaha.118.008590
16. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei E, Azizi M, Burnier M, et al. 2018
ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension: The Task Force for
the Management Of Arterial Hypertension of the European Society of Cardiology and
the European Society of Hypertension. 2018. Available at
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30234752/
17. Whelton P, Carey R, Aronow W, Casey D, Collins K, Himmelfarb C, et al. 2017
Guideline for the prevention, detection, evaluation, management of high blood pressure
in adults: A report of the American College of Cardiology/American Heart Association
Task Force on clinical practice guidelines. 2018. Available at
https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/HYP.0000000000000065
18. NICE. Hypertension in adults: diagnosis and management. 2019. Available at
https://www.nice.org.uk/guidance/ng136

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
70
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
19. Muhadi. JNC 8: Evidence-based guideline penanganan pasien hipertensi dewasa.
Jakarta: Departmen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM. 2016. Hal 54-9.
20. Kementrian Kesehatan Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
4 tahun 2019. [Internet]. 2019. [cited 2020 Nov 24]: 97-8. Available from:
hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No 4_Th_2019_ttg_Standar_Tekn
is_Pelayanan_Dasar_Pada_Standar_Pelayanan_Minimal_Bidang_Kesehatan1.pdf

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
71
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lampiran

Lampiran 2 Mini Survey Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Penyakit


Hipertensi
DATA DIRI
Nama :
Kecamatan/Desa :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah/ SD/ SMP/ SMA/ Sarjana
Status Pernikahan : Menikah/ Belum Menikah/ Bercerai
Jumlah Anak :
Faktor Risiko :
1. Riwayat Keluarga yang Menderita Hipertensi: Ada / Tidak
2. BB
3. TB

PENGETAHUAN
No Pernyataan Benar Salah Tidak tahu
1 Hipertensi adalah penyakit
dengan tekanan darah yang
tinggi yaitu ≥140/90 mmHg
2 Leher belakang terasa pegal
adalah salah satu tanda &
gejala hipertensi
3 Kepala pusing merupakan
salah satu tanda & gejala
hipertensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
72
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
4 Pandangan kabur merupakan
salah satu tanda & gejala
hipertensi
5 Hipertensi hanya dialami
oleh orang usia tua >60
tahun
6 Mengonsumsi makanan asin
merupakan salah satu faktor
penyebab hipertensi
7 Kurang berolahraga
merupakan salah satu faktor
penyebab hipertensi
8 Hipertensi dapat
disembuhkan hanya dengan
minum obat
9 Hipertensi dapat
menyebabkan penyakit
stroke
10 Hipertensi dapat
menyebabkan penyakit
jantung

SIKAP
No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Saya akan mengurangi


makan tinggi garam untuk
mencegah hipertensi
2 Saya tidak akan merokok
untuk mengurangi faktor
terjadinya hipertensi
3 Saya tidak akan megonsumsi
alkohol untuk mengurangi
faktor terjadinya hipertensi
4 Saya akan berolahraga rutin
untuk mengurangi faktor
terjadinya hipertensi
5 Saya akan rutin memeriksa
tekanan darah untuk
mengetahui apakah saya
memiliki hipertensi atau
tidak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
73
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
6 Saya akan minum obat
secara rutin jika menderita
hipertensi untuk
menghindari komplikasi
7 Saya akan menjaga pola
makan untuk
mencapai /
mempertahankan berat
badan ideal
8 Saya akan datang ke
pelayanan kesehatan jika
mengalami sakit kepala
9 Saya akan datang ke
pelayanan kesehatan jika
mengalami pegal pada leher
belakang
10 Saya akan datang ke
pelayanan kesehatan jika
mengalami pandangan kabur

PERILAKU
1. Apakah bapak/ibu pernah mencari tahu tentang apa itu hipertensi beserta faktor
resikonya (melihat internet, mendatangi seminar, bertanya ke tenaga
kesehatan)? 1. Ya 2. Tidak, karena
.....................................................................

2. A. Apakah bapak/ibu sekarang menderita hipertensi ?


1. Ya 2. Tidak
B. Jika Ya, Apakah bapak/ibu pernah atau saat ini mengonsumsi obat hipertensi?
1. Ya 2. Tidak
C. Jika Ya, Apakah bapak/ibu mengonsumsi obat hipertensi secara
teratur? 1. Ya2. Tidak,
karena…………………………………………

3. A. Apakah bapak/ibu berolahraga?


1. Ya 2. Tidak
B. Jika Ya, Berapa kali bapak/ibu berolahraga dalam seminggu?
1. Seminggu 1 kali
2. Seminggu 2 kali
3. Seminggu ≥ 3 kali

4. Apakah bapak/ibu merokok?


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
74
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
1. Ya 2. Tidak
5. Apakah bapak/ibu minum alkohol?

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
75
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
1. Ya 2.Tidak
6. Apakah bapak/ibu senang mengonsumsi makanan asin?
1. Ya 2.Tidak
7. Apakah bapak/ibu rutin memeriksa tekanan darah?
1. Ya 2.Tidak
8. Apakah bapak/ibu mengalami kegemukan?
1. Ya 2. Tidak
9. A. Apakah bapak/ibu cukup tidur?
1. Ya 2. Tidak
B. Berapa jam bapak/ibu tidur dalam sehari?
1. < 6 jam 2. 6-8 jam 3. >8 jam
10. Apakah bapak/ibu mudah mengalami tekanan/ stress?
1. Ya 2. Tidak

Lampiran 2 Lembar Poster Hipertensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
75
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
76
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Lampiran 3 Lembar pre-test dan post-test
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Pendidikan terakhir :
Usia : Pekerjaan :
Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan*
*coret yang tidak perlu
PERTANYAAN
1. Hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah…
A ≥140/90 mmHg
B. ≥130/80 mmHg
C. ≥120/70 mmHg
2. Hipertensi adalah penyakit…
A. Menular
B. Tidak menular
C. Terjadi tanpa sebab yang jelas
3. Apakah gejala hipertensi?
A. Sakit kepala, tengkuk terasa pegal, penglihatan kabur
B. Demam, mual, sakit kepala
C. Diare, muntah, lemas
4. Manakah pernyataan yang tepat?
A. Hipertensi adalah penyakit keturunan
B. Hipertensi menyerang anak usia pra-sekolah
C. Hipertensi dapat menular
5. Faktor risiko terjadinya hipertensi adalah…
A. Konsumsi makanan asin
B. Konsumsi makanan manis
C. Konsumsi makanan tinggi serat
6. Manakah pernyataan yang salah?

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
77
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
A. Merokok adalah faktor risiko hipertensi
B. Kegemukan adalah faktor risiko hipertensi
C. Alergi dapat menyebabkan hipertensi
7. Apakah hipertensi dapat sembuh?
A. Ya, dengan obat yang tepat
B. Tidak, namun dapat dikontrol
C. Mungkin
8. Manakah pernyataan yang salah?
A. Hipertensi dikontrol dengan perubahan pola hidup
B. Hipertensi perlu minum obat teratur
C. Hipertensi dapat sembuh dengan operasi
9. Apakah komplikasi hipertensi?
A. Stroke
B. Kanker
C. Penurunan berat badan
10. Manakah pernyataan yang benar?
A. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung
B. Hipertensi hanya menyerang lansia
C. Stress bukan penyebab hipertensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
78
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
79
Periode 5 Oktober 2020 – 28 November 2020

Anda mungkin juga menyukai