Anda di halaman 1dari 5

KONSEP MASA PENGUKUHAN

PENDIDIKAN DASAR XVI


TBM CALCANEUS FK UNHAS

PENDAHULUAN

Pendidikan Dasar XVI merupakan suatu proses untuk menghasilkan anggota baru TBM
Calcaneus FK Unhas. Proses ini terbagi atas tiga masa yaitu masa perkenalan, masa ruangan dan
masa pengukuhan. Pada masa perkenalan, calon anggota diharapkan mengenal organisasi TBM
Calcaneus FK Unhas begitupun sebaliknya dan diharapkan calon anggota mengetahui nilai dasar
organisasi. Setelah lulus masa perkenalan, calon anggota akan memasuki masa ruangan dimana
calon anggota akan dididik untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, mental, dan fisik
yang menunjang dalam penurunan tim medis dan kepanitiaan. Setelah melalui masa ruangan,
dibutuhkan suatu proses untuk mengukuhkan calon anggota menjadi anggota TBM Calcaneus
FK Unhas.

Masa Pengukuhan adalah suatu masa untuk mengukuhkan calon anggota menjadi
anggota TBM Calcaneus FK Unhas dimana sebelumnya calon anggota akan diingatkan kembali
mengenai nilai dasar organisasi kemudian menerima komitmen dari calon anggota tersebut.
Masa pengukuhan ini juga mewadahi kebersamaan antaranggota dan aplikasi medis di lapangan
bagi calon anggota. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka masa pengukuhan ini diadakan di
medan pegunungan. Selain itu, masa pengukuhan ini dilaksanakan di medan pegunungan untuk
menjaga kultur kepencintaalaman dan mengenalkan medan penurunan tim medis yang terberat
dalam TBM Calcaneus FK Unhas.

Proses pengukuhan ini diawali dengan pengaplikasian materi medis , materi manajemen
dan materi penunjang yang telah diberikan di dua masa sebelumnya dalam bentuk simulasi
penurunan tim medis gunung rimba. Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi gerbang organisasi
dimana dalam proses ini calon anggota akan ditekankan mengenai Nilai Dasar Organisasi
kemudian dilanjutkan dengan penerimaan komitmen mereka untuk menjadi anggota TBM
Calcaneus FK Unhas. Setelah melalui gerbang organisasi, calon anggota akan memasuki proses
upacara pengukuhan dimana calon anggota akan dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus
FK Unhas. Kegiatan terakhir dari masa pengukuhan ini berupa permainan dan malam
persaudaraan untuk mewadahi kebersamaan antar sesama anggota.

1
TUJUAN

1. Mengukuhkan calon anggota menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas


2. Menerima komitmen calon anggota kepada organisasi TBM Calcaneus FK Unhas
sebelum dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas
3. Mewadahi kebersamaan antar sesama anggota TBM Calcaneus
4. Mewadahi pengaplikasian ilmu di lapangan

TARGET

1. Seluruh calon anggota dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas


2. Seluruh calon anggota diterima komitmennya sebelum dikukuhkan menjadi anggota
TBM Calcaneus FK Unhas
3. Kebersamaan antar sesama anggota dapat diwadahi
4. Pengaplikasian ilmu di lapangan dapat diwadahi

SASARAN

Seluruh calon anggota yang lulus Masa Ruangan pada Pendidikan Dasar XVI dan anggota TBM
Calcaneus FK Unhas

METODE

1. Upacara Pengukuhan
Mengukuhkan calon anggota menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas
2. Gerbang Organisasi
Menekankan Nilai Dasar Organisasi dan menerima komitmen calon anggota
sebelum dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas
3. Permainan
Mewadahi keakraban antar sesama anggota TBM Calcaneus FK Unhas
4. Malam Persaudaraan
Mewadahi pengenalan anggota baru kepada seluruh anggota TBM, sekaligus
tempat berbagi pengalaman
5. Aplikasi Ilmu
Mewadahi pengaplikasian ilmu medis, manajemen, dan penunjang yang telah
didapatkan selama masa pendidikan

2
WAKTU

Jumat – Minggu, 25 – 27 Mei 2012

TEMPAT

Lembah Loe, Kab.Gowa

STANDAR KEBERHASILAN
1. - Semua calon anggota dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus FK Unhas…..(3)
- Tidak semua calon anggota dikukuhkan menjadi anggota TBM Calcaneus FK
Unhas……………………………………………………………………………….(1)

2. - Semua calon anggota berkomitmen untuk menjadi anggota TBM Calcaneus………(3)


- Tidak Semua calon anggota berkomitmen untuk menjadi anggota TBM Calcaneus (1)

3. - Kebersamaan antar sesama anggota terwadahi……………………………………...(3)


- Kebersamaan antar sesama anggota tidak terwadahi………………………………..(1)

4. - Pengaplikasian ilmu di lapangan terwadahi…………………………………….……(3)


- Pengaplikasian ilmu di lapangan tidak terwadahi………………………………...…(1)

INTERPRETASI :

Jumlah poin dicapai X 100 %

Jumlah poin seluruhnya

> 80 % : Baik
60 - 80 % : Cukup
< 60 % : Kurang

3
ku.kuh
[a] (1) kuat terpancang pd tempatnya; tidak mudah roboh atau rusak: benteng yg --; kuat; (2)
teguh (tt pendirian, hati, dsb): dl diskusi dia selalu -- pd pendiriannya

ma.sa
[n] (1) waktu; ketika; saat: -- tanam padi telah tiba; bila -- saja, sewaktu-waktu

[adv] kata untuk menyatakan ketidakpercayaan dan sifatnya retoris: -- , dia sudah pergi?

[kl n] , ter.ma.sa n tamasya

[n Ark] satuan ukuran berat untuk emas dan perak (dl prasasti disingkat ma, 1 ma = 2,412 g)

ko.mit.men
[n] perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak: perkumpulan mahasiswa
seharusnya mempunyai -- thd perjuangan reformasi

me.na.nam
[v] (1) menaruh (bibit, benih, setek, dsb) di dl tanah supaya (2) menaburkan (paham, ajaran,
dsb); memasukkan, membangkitkan, atau memelihara (perasaan, cinta kasih, semangat, dsb (3)
menyertakan (modal, uang, dsb) ke dl perusahaan dsb (4) menegakkan (kekuasaan);
menempatkan (pengaruh, kepentingan, dsb): ia hendak ~ pengaruhnya kpd orang itu melalui
orang lain; (5) mempertumbuhkan atau membiakkan (benih penyakit dsb): dokter hewan ~ benih
penyakit cacar pd tubuh kuda; (6) mengandung (niat dsb): ia ~ niat untuk berontak; (7)
mengangkat atau menempatkan (wakil, tenaga, agen, dsb): gerakan separatis itu ~ agen-agennya
di seluruh Negara

si.mu.la.si
[n] (1) metode pelatihan yg meragakan sesuatu dl bentuk tiruan yg mirip dng keadaan yg
sesungguhnya; (2) penggambaran suatu sistem atau proses dng peragaan berupa model statistik
atau pemeranan

ap.li.ka.si
[n] (1) karya hias dl seni jahit-menjahit dng menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan
kain yg dibentuk spt bunga (buah, binatang, dsb) pd kain lain sbg hiasan; (2) tambahan: dl

4
beberapa fakultas diadakan kursus -- bahasa Inggris; (3) penggunaan; penerapan; (4) lamaran;
permohonan; pendaftaran: ia mendapatkan formulir -- di cabang bank terdekat

ger.bang
[n] pintu masuk

upa.ca.ra
[n] (1) tanda-tanda kebesaran (spt payung kerajaan): dayang-dayang mengiringkan raja, masing-
masing membawa --; (2) peralatan (menurut adat-istiadat); rangkaian tindakan atau perbuatan yg
terikat pd aturan tertentu menurut adat atau agama: -- perkawinan dilakukan secara sederhana;
(3) perbuatan atau perayaan yg dilakukan atau diadakan sehubungan dng peristiwa penting (spt
pelantikan pejabat, pembukaan gedung baru): -- peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia; --
pelantikan bupati; -- peresmian pabrik pupuk yg baru

wa.dah
[n] (1) tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu: dia mengambilkan -- nasi itu; (2) ki tempat
berhimpun; perhimpunan: dulu PWI merupakan -- tunggal bagi para wartawan Indonesia

De jure (dalam bahasa Latin Klasik : de iure) adalah ungkapan yang berarti "berdasarkan (atau
menurut) hukum", yang dibedakan dengan de facto, yang berarti "pada kenyataannya".

Istilah de jure dan de facto digunakan sebagai ganti "pada prinsipnya" dan "pada praktiknya",
ketika orang menggambarkan situasi politik. Suatu praktik dapat terjadi de facto, apabila orang
menaati suatu kontrak seolah-olah ada hukum yang mengaturnya meskipun pada kenyataannya
tidak ada. Suatu proses yang dikenal sebagai "desuetude" dapat memungkinkan praktik-
praktik de facto menggantikan hukum-hukum yang sudah ketinggalan zaman. Di pihak lain,
suatu praktik mungkin tercantum di dalam peraturan atau de jure, sementara pada kenyataannya
tidak ditaati atau diikuti orang.
fil.sa.fat
[n] (1) pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg ada, sebab, asal,
dan hukumnya; (2) teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; (3) ilmu yg berintikan
logika, estetika, metafisika, dan epistemologi; (4) falsafah

Anda mungkin juga menyukai