Untuk studi kasus ini kami mengambil sebuah organisasi yang terdapat di
jurusan Pendidikan Teknik Informatika yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Informatika (HMJ PTI). Kami mengambil salah satu budaya
organisasi dari segi aturan atau tata tertib dari organisasi HMJ PTI yang sudah di
jalankan dan disepakati oleh seluruh pengurus yang berjumlah 83 orang, dengan
beberapa penjelasan antara lain :
1. hmj pti merupakan suatu organisasi karena :
- Ada orang-orang, dalam arti lebih dari satu orang hmj
ptiberanggotakan 83 orang.
- Ada kerja sama, kerjasama diwujudkan dari implementasi kegiatan
yang sudah di buat pada program kerja masing-masing bidang yankni
bidang I,II,III,IV.
- Ada tujuan, yang dimaksud tujuan disini, HMJ PTI memiliki tujuan
dari organisasi ini adalah untuk membantu kelancaran
penyelenggaraan kegiatan pendidikan di Jurusan dalam upaya ikut
memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mendayagunakan
kemampuan yang ada pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika dan Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang ada di
dalam Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Budaya Organisasi
Organisasi hmj pti memilikinya budaya organisasi yang dipahami, dijiwai
dan dipraktekan oleh anggota, salah satu budaya organisasi tersebut adalah
tata tertib . Tata Tertib yang disepakati antara lain:
a. Ketidakhadiran pengurus dikenakan denda senilai 10.000,- karena
tidak ada konfirmasi.
b. Toleransi keterlambatan 15 menit setelah waktu rapat yang telah
ditentukan dengan adanya konfirmasi,
c. Adapun toleransi yang didapat jika tidak hadir atau terlambat dengan
adanya konfirmasi adalah sebagai berikut
c. sumber penggerak dari HMJ PTI ini adalah seorang ketua/wakil ketua
dari pengurus inti dan masing-masing koordinator bidang dari 4 bidang
yang ada.
d. mekanisme adaptasi perubahan, jadi pada saat pemilihan HMJ PTI
yang telah dilakukan dengan perekrutan pengurus dan di sahkan pada
saat Rapat Kerja HMJ PTI, kemudian organisasi ini melakukan rapat
umum 1 yang dihadiri oleh pengurus dan dibuatlah sebuah Tata Tertib
yang disebut juga budaya organisasi, untuk mekanisme adapatasi
terhadap perubahan ini adalah tata tertib ini langsung dijalankan untuk
rapat berikutnya dan pengurus wajib mentaati aturan tersebut dan
menghadapi konsekuensinya apabila melanggar salah satu dari tata
tertib.
4. Budaya Organisasi yang didapat antara lain :
Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Management I ada dua
dimensi yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi, yaitu:
1. Sistem Imbalan
a. Imbalan langsung: diberikan penguatan (reinforcement positive)
seperti pujian karena selalu datang rapat tepat waktu,
b. Imbalan tidak langsung: tentunya bagi pengurus yang tidak
melanggar tidak akan di kenai denda
2. Jaminan Sosial sama halnya dengan imbalan tidak langsung yaitu
mendapatkan reward, untuk HMJ PTI jaminan sosial yang dimaksud
adalah setiap pengurus sudah pasti akan mendapatkan piagam dan SK
pengurus.
5. Tipe Budaya yang digunakan pada organisasi ini adalah: Budaya
konstruktif, yaitu: budaya dimana para pengurus di dorong untuk
berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama serta mendukung keyakinan
normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi,
penghargaan dan persatuan.
6. Nilai Organisasi (Value of Organization) Nilai dalam organisasi menjadi
pedoman perilaku anggota organisasi dalam mencapai suatu tujuan
bersama. Nilai organisasi ini tertuang dalam visi dan misi organisasi. Visi
adalah pernyataan mengenai organisasi akan menjadi apa atau suatu
keyakinan akan suatu kondisi mendatang. Sedangkan misi adalah
gambaran apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai visi. Jika
proses implementasi visi dan misi terlaksana dengan baik maka organisasi
akan sukses besar.
7. Jenis budaya yang digunakan Work hard orplay hard culture (Budaya kerja
keras/ bermain keras), Budaya organisasi ini memotivasi pengurus untuk
mengambil resiko rendah dan mengharapkan pengembalian yang cepat.
Budaya organisasi ini menekankan diri pada bersenang-senang dan
tindakan.
Kesimpulan
Menurut Kreitner et al.(2003:87) ada tiga tipe budaya organisasi yang diterapkan
dalam organisasi, yaitu:
- Budaya konstruktif, yaitu: budaya dimana para tenaga kerja di dorong
untuk berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama serta mendukung
keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
organisasi, penghargaan dan persatuan.
- Budaya pasif-defensif yang bercirikan keyakinan normatif dan
memungkinkan tenaga kerja berinteraksi antara sesama tenaga kerja,
mendorong keyakinan normatif dengan persetujuan.
- Budaya agresif-defensif, mendorong tenaga kerja untuk mengerjakan
tugasnya dengan cepat dan aman yang bercirikan keyakinan normatif,
mencerminkan oposisi, kekuasaan dan kompetitif.