Anda di halaman 1dari 37

PERATURAN KEPEGAWAIAN

YAYASAN AL ANWAR IV

PONDOK PESANTREN AL ANWAR IV

SMK AL ANWAR SARANG

MTs SAINS AL ANWAR 4


Periode ...............................
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas terselesaikannya peraturan kepegawaian
Yayasan Al Anwar IV Sarang Rembang ini dengan baik. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan peraturan kepegawaian ini.

Peraturan yang tertib dan handal serta mampu bekerja dengan baik, merupakan harapan bagi
seluruh pegawai di lingkungan Yayasan Al Anwar IV Sarang Rembang. Harapan tersebut,
merupakan salah satu tuntunan dalam pedoman aturan kepegawaian ini, agar pelaksanaan
kegiatan di Yayasan Al Anwar IV Sarang Rembang menjadi lebih komunikatif dengan standar yang
jelas.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Yayasan Al Anwar IV Sarang Rembang dalam tahun ............
melakukan suatu kajian mengenai “ Peraturan Kepegawaian Yayasan Al Anwar IV Sarang
Rembang “ yang diharapkan menjadi salah satu landasan berpijak dan bekerja dalam upaya
pewujudan dan pembenahan lingkungan kerja dan tata laksana aturan kini dan di masa
mendatang.

Demikian, semoga kajian “Peraturan Kepegawaian Yayasan Al Anwar IV Sarang Rembang” dapat
menjadi bahan acuan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif. Semoga Allah
Subhanallahu wa Ta’ala selalu menjaga istiqomah dan wala’ (kesetiaan dan loyalitas) tujuan
aktifitas kita untuk mendapat ridho Ilahi Robbi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Sarang Rembang, ...................................


Yayasan Al Anwar IV
VISI

Mewujudkan cendekiawan muslim sejati yang cerdas, terampil, memiliki pengetahuan,


berakhlaq mulia, sehat jasmani dan rohani, dengan semangat juang untuk meraih Izzul
Islam walmuslimin.

MISI

1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang dilandasi norma Agama Islam.

2. Membangun karakter yang sesuai dengan keteladanan Nabi Muhammad SAW dan
menambahkan kecintaan kepadanya.

3. Menumbuhkan kecintaan kepada Al-Quran melalui membacanya dengan tartil,


memahaminya dengan baik, menghafalnya dengan lancar, mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari (Project Base Quran).

4. Mengembangkan talenta sesuai dengan bakatnya (Multiple Intellegence).

5. Membangun kecintaan kepada NKRI yang sesuai dengan ajaran Islam.

TARGET LULUSAN DI BUAT PIJAKAN UNTUK VISI MISI


PERATURAN KEPEGAWAIAN
YAYASAN AL ANWAR 4

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Ketentuan Umum
Yayasan Al Anwar IV yang didirikan berdasarkan akta notaris DWI SATMOKO, S.H., M. Kn. Dengan
Pengesahan Akta Notaris: AHU-0000949.AH.01.05. TAHUN 2018, yang berkedudukan di Jalan
Makam Mbah Glinding Wesi Dsn. Gondanrojo Ds. Kalipang Kec. Sarang Kab. Rembang Prov. Jawa
Tengah Indonesia.

Pasal 2
Pengertian Istilah - Istilah
Dalam peraturan kepegawaian ini yang dimaksud dengan pengertian istilah-istilah:
(1) Yayasan Al Anwar IV adalah penyelenggara pendidikan PP AL ANWAR IV, SMK AL ANWAR
SARANG & MTS SAINS AL ANWAR 4.
(2) Pondok Pesantren Al Anwar IV adalah pondok pesantren yag didirikan oleh KH. Maimoen
Zubair pada tahun 2018 dan di asuh oleh Putra Beliau KH. Taj Yasin Maimoen Bersama dengan
istrinya Ny. Hj. Nawal Nur Arofah, yang kemudian di singkat menjadi PP AL ANWAR IV
(3) SMK AL ANWAR adalah Sekolah menengah kejuruan yang berbasis pesantren dengan
beberapa kompetensi keahlian dan program podok pesantren yang menunjang kualitas santri
dalam bidang keagamaan, yang mempunyai 6 (enam) jurusan, yakni : Desain Komunikasi
Visual (DKV), Teknik jaringan computer dan telekomunikasi (TJKT), Tehnik Otomotif, Busana,
Kuliner dan Layanan Kesehatan.
(4) MTs SAINS AL ANWAR 4 adalah Madrasah Tsanawiyah Berbasis Sains dan Teknologi Pertama
di Kecamatan Sarang yang terintegrasi dengan Pesantren dengan kurikulum dan beberapa
kegiatan, serta menunjang kualitas santri dalam bidang keagamaan.
(5) Peraturan Kepegawaian Yayasan adalah peraturan tertulis yang dibuat secara bersama-sama
antara Pengurus Yayasan yang memuat tata-tertib, syarat, hak, kewajiban, tugas, wewenang
dan ketentuan-ketentuan lainya.
(6) Human Resource Development adalah yang menangani segala pengelolaan sumber daya
manusia Yayasan, selanjutnya disingkat HRD.
(7) Pegawai Yayasan adalah orang yang mempunyai hubungan kerja dengan Yayasan dan
menerima gaji atau honorarium dari Yayasan, baik Pendidik maupun Tenaga Kependidikan,
selanjutnya disingkat Pegawai.
(8) Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan wewenang, tugas, hak dan kewajiban.
(9) Tunjangan adalah sejumlah uang/barang/fasilitas yang bersifat rutin dan tidak rutin sebagai
imbalan jasa yang diberikan oleh Yayasan.
(10) Level kinerja pegawai adalah peringkat pegawai yang diukur berdasarkan penilaian kinerja
pegawai tersebut dengan ketentuan dan kriteria tertentu selama bekerja.
(11) Gaji/honorarium/Bisyaroh adalah imbalan jasa berupa uang yang ditetapkan Yayasan dan
dibayarkan kepada Pegawai sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan kerja yang telah
disepakati.
(12) Insentif adalah sejumlah uang yang diberikan kepada pegawai yang melakukan tugas-tugas
khusus.
(13) Waktu Kerja (jam kerja) adalah waktu yang ditetapkan oleh Yayasan berdasarkan usulan
sekolah atau usulan yang lain.
(14) Izin adalah kelonggaran tidak bekerja bagi pegawai karena sesuatu hal yang diberikan oleh
pimpinan unit.
(15) Cuti adalah hak tidak bekerja bagi pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(16) Hari Libur adalah hari tidak bekerja bagi pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(17) Disiplin adalah sikap tertib dalam melaksanakan tugas/pekerjaan.
(18) Surat Diterima Bekerja adalah Surat Pra Kontrak Kerja yang diberikan oleh HRD kepada
pegawai yang memuat ketentuan khusus, selanjutnya disingkat SDB.
(19) Surat Kesepakatan Kerja Bersama adalah surat perjanjian ikatan kerja bermaterai yang
disepakati oleh Yayasan dan Pegawai sebagai landasan hukum dalam bekerja, selanjutnya
disingkat SKKB.
(20) Surat Keputusan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Yayasan dan atau Direktur,
selanjutnya disingkat SK.
(21) Promosi adalah Penempatan pegawai yang berprestasi dan memenuhi syarat untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi.
(22) Mutasi adalah pemindahan pegawai dari unit satu ke unit lain atau masih dalam satu unit
dengan memperhatikan kemampuan dan jenis karakter pegawai.
(23) Demosi adalah Penempatan pegawai yang dikenakan sanksi penurunan jabatan setingkat
lebih rendah.
(24) Skorsing adalah Pembebasan tugas sementara dikarenkan hal-hal yang dilakukan oleh
pegawai
(25) Manajemen adalah Tenaga Kependidikan yang terdiri dari Direktur Pendidikan, Manajer,
HRD, Supervisor, dan Penelitian Pengembangan (litbang).
 Butuh 5 orang
 (minin 3 orang: manajer, HRD, supervisor)
 Depatemen/Direktur pendidikan, membawahi kurikulum lembaga2.
 Departemen pengasuhan santri
 Departemen keuangan dan administrasi Admin SIANWAR, OPERATOR
 Departemen usaha
 Departemen SDM (HRD, Mnajemen, Supervisor, Litbang)
 Departemen rumah tangga
 Departemen sosial kemasyarakatan (HUMAS)
(26) Pemutusan Hubungan Kerja adalah suatu hal yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pegawai dan Yayasan, selanjutnya disingkat PHK.
(27) Reward adalah bentuk penghargaan atau apresiasi yang diberikan oleh yayasan kepada
pegawai untuk kinerja atau pencapaian yang above and beyond. Reward dapat berupa
bonus, hadiah, pengakuan, sertifikat, atau bentuk penghargaan lainnya
(28) Punishment adalah sanksi yang diterima oleh seorang pegawai karena ketidakmampuannya
dalam mengerjakan atau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan atau
sebagai bentuk teguran dari perusahaan terhadap kinerja karyawan yang menurun.
(29) Recruitment adalah proses mencari, menyaring, dan mempekerjakan orang secara aktif
untuk suatu posisi atau pekerjaan dengan prosedur yang telah di atur oleh Yayasan
(30) Recommitment adalah Proses memberikan komitmen ulang dari Yayasan kepada pegawai
dikarenakan Adanya perubahan peraturan atau untuk memperbaiki personalia pegawai.

Pasal 3
Maksud dan Tujuan
(1) Maksud peraturan kepegawaian ini dibuat dan ditetapkan untuk menjelaskan hak dan
kewajiban Yayasan dan Pegawai agar tercipta keamanan, kenyamanan kerja, ketenangan
berusaha, serta memperluas usaha untuk mencapai tujuan Yayasan.
(2) Tujuan dari Peraturan Kepegawaian ini adalah:
a. Mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban Yayasan dan Pegawai.
b. Menetapkan syarat-syarat kerja dan prosedur-prosedur hubungan ketenagakerjaan, baik
yang telah diatur maupun yang belum diatur dalam perundang-undangan di wilayah
hukum Republik Indonesia.
c. Sebagai acuan penyelesaian permasalahan antara Yayasan dan Pegawai.
d. Sebagai salah satu alat acuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta
produktivitas dari segi pengelolaan manajemen sumber daya manusia.

Pasal 4
Ruang Lingkup
(1) Peraturan kepegawaian ini memuat syarat-syarat kerja, tata tertib kerja, hubungan antara
Yayasan dan Pegawai sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Peraturan Kepegawaian ini berlaku bagi semua Pegawai di Yayasan.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak
(1) Yayasan maupun Pegawai dan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan adanya
peraturan kepegawaian ini, berkewajiban untuk mematuhi dan mentaati semua ketentuan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepegawaian ini.
(2) Yayasan dan Pegawai berkewajiban memelihara dan menjaga tegaknya tata tertib yayasan
dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kerja.
BAB II
HUBUNGAN KERJA

Pasal 6
Hak dan Kewajiban Yayasan
(1) Yayasan berhak untuk mengelola dan menjalankan usaha antara lain:
a. Menetapkan jumlah pegawai dan penempatan di unit-unit tertentu.
b. Menetapkan waktu kerja.
c. Membuat peraturan kerja, operasional dan keselamatan kerja.
d. Mengelola promosi, mutasi (pemindahan) lokasi atau pegawai, pembebasan tugas
(skorsing), demosi dan pemutusan hubungan kerja.
e. Menerapkan tindakan disiplin, memberi surat peringatan terhadap pegawai yang
melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan peraturan kepegawaian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
f. Pelaksanaan pasal ini merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
semangat dan jiwa hubungan humanis yang harmonis.

(2) Yayasan mempunyai kewajiban dalam mengelola dan menjalankan usaha antara lain:
a. Memperhatikan dan melaksanakan norma-norma ketenagakerjaan, syarat-syarat kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Memenuhi janji yang disepakati dalam bentuk gaji/honorarium/bisyaroh/balas jasa
pegawai dan hak lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Kepegawaian.
c. Memberikan pemahaman kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai isi,
pengertian dan maksud dibuat dan disepakatinya Peraturan Kepegawaian.
d. Menyediakan sarana kerja dan peralatan keselamatan serta kesehatan kerja sesuai dengan
kemampuan Yayasan.
e. Melakukan pengembangan kerja & pembinaan kepada pegawai guna kelancaran dan
keberhasilan bersama.

Pasal 7
Penerimaan dan Pengangkatan Pegawai (recruitment pegawai)
(1) Penerimaan pegawai baru senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan Yayasan dan
sepenuhnya menjadi wewenang Yayasan.
(2) Persyaratan umum calon pegawai adalah:
a. Beragama Islam ala ahlussunnah waljama’ah
b. Warga Negara Indonesia (WNI)
c. Warga Negara Asing (WNA) yang telah memiliki ijin tinggal (KITAS) dan ijin bekerja (IMTA)
di wilayah Republik Indonesia.
d. Berusia minimal 18 tahun maksimal 37 tahun.
e. Bisa membaca Al Quran.
f. Sehat jasmani dan rohani yang diperkuat dengan surat keterangan dokter.
g. Bersedia mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di Yayasan.
h. Tidak pernah terlibat perbuatan kriminal.
i. Tidak terikat hubungan kerja penuh waktu atau paruh waktu dengan pihak lain.
(jika di kasih 32 jam bisa di kalkulasi dengan beberapa lembaga dalam satu yayasan al anwar
4) yang tidak boleh dengan yayasan lain.
j. Berjilbab bagi Wanita &berpakaian sopan ala santri
k. Tidak pernah terlibat kasus narkoba
(3) Penerimaan pegawai Yayasan harus melalui proses perekrutan dan seleksi dengan sistem yang
sudah ditentukan.
(4) Setiap pegawai Yayasan yang sudah lulus seleksi akan menerima legal dokumen yaitu Surat
Diterima Bekerja (SDB) dan Surat Kesepakatan Kerja Bersama (SKKB) dengan masa percobaan
1 (satu) tahun.
(5) Selama Pegawai masih dalam masa percobaan, tidak diperkenankan mengundurkan diri
sebelum masa percobaannya selesai.
(6) Yayasan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja yang disebabkan oleh beberapa hal
melalui pemberitahuan langsung kepada pegawai masa percobaan, meskipun masa
percobaan belum berakhir.
(7) Dalam hal pegawai dinyatakan memenuhi syarat setelah masa percobaan berakhir, Yayasan
berkewajiban menetapkan status pegawai melalui surat Kesepaktan Kerja Bersama (SKKB)
dengan status pegawai tetap dan mencantumkan nomor induk pegawai.
(8) Semua calon pegawai Yayasan yang tidak lolos masa percobaan selama 1 (satu) tahun akan
Diberikan satu kesempatan lagi masa percobaan selama 1 tahun dan/atau diterbitkan surat
ucapan terima kasih.
(9) Dalam kondisi tertentu, Yayasan bisa mengangkat pegawai paruh waktu (honorer).
(SK itu diberlakukan dalam satu tahun dan akhir tahun pemutusan/berlanjut hubungan
kerjanya)

Pasal 8
Status Kepegawaian

(1) Pegawai Magang adalah pegawai yang memiliki hubungan kerja dengan Yayasan selama dua
bulan setelah melalui seleksi sesuai Peraturan Kepegawaian dan berdasarkan Surat
Kesepakatan Kerja Bersama (SKKB) masa magang.
(2) Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang memiliki hubungan kerja dengan Yayasan selama
satu tahun, setelah melalui seleksi sesuai Peraturan Kepegawaian dan berdasarkan Surat
Kesepakatan Kerja Bersama (SKKB) masa percobaan.
(3) Pegawai Tetap adalah pegawai yang memiliki hubungan kerja dengan Yayasan setelah
menyelesaikan masa tidak tetap dengan baik dan berdasarkan Surat Kesepakatan Kerja
Bersama (SKKB) dengan status pegawai tetap.
(4) Pegawai Honorer adalah pegawai yang yang memiliki hubungan kerja dengan Yayasan
berdasarkan Surat Kesepakatan Kerja Bersama (SKKB) dengan waktu kerja paruh waktu.
Pasal 13
Level Kinerja Pegawai

(1) Level kinerja pegawai adalah peringkat pegawai yang diukur berdasarkan penilaian kinerja
pegawai tersebut dengan ketentuan dan kriteria tertentu selama bekerja.
(2) Pegawai dibagi dalam level kinerja sebagai berikut:

NO LEVEL MOTTO KETERANGAN


1. First Welcome: Pegawai dalam sebuah struktur
Berkomitmen untuk yang baru bergabung dengan
bergabung dalam status masa magang dan
lingkungan kerja. percobaan selama 2 (bulan) bulan
sampai 1 (satu) tahun.
2. Medium Just tell: Pegawai dalam sebuah struktur
Kemampuan yang mempunyai status pegawai
berkomunikasi tentang tetap pada tahun pertama setelah
tugas pokok dan fungsi masa percobaan.
dalam lingkungan kerja.

3. Good Explain: Pegawai dalam sebuah struktur


Kemampuan yang mempunyai status pegawai
mendeskripsikan tentang tetap yang sudah lulus seluruh dari
tugas pokok dan fungsi penilaian kinerja level medium.
dalam lingkungan kerja.
4. Excellent Demonstrated: Pegawai dalam sebuah struktur
Kemampuan memberi yang mempunyai status pegawai
contoh tentang tugas tetap yang sudah lulus seluruh dari
pokok dan fungsi dalam penilaian kinerja level Good.
lingkungan kerja.

5. Great Inspire: Pegawai dalam sebuah struktur


Kemampuan yang mempunyai status pegawai
membangkitkan inspirasi tetap yang sudah lulus seluruh dari
tentang tugas pokok dan penilaian kinerja level Excellent.
fungsi dalam lingkungan
kerja.

(3) Level kinerja pegawai mempengaruhi besarnya nilai tunjangan kinerja yang diberikan oleh
Yayasan.

Kewajiban Pegawai
Pasal 13
Setiap pegawai Yayasan berkewajiban:
(1) Taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
(2) Mentaati segala peraturan dan ketentuan yang berlaku di lingkungan Yayasan.
(3) Melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan ikhlas dan penuh pengabdian serta
bertanggung jawab.
(4) Menjaga dan menyebarluaskan nama baik Yayasan.
(5) Mengutamakan kepentingan Yayasan di atas segala kepentingan pribadi/golongan.
(6) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi kerjasama di lingkungan Yayasan.
(7) Membangun kondisi dinamis antar unit.
(8) Menanamkan rasa persatuan dan kesatuan dalam Yayasan guna peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan.
(9) Wajib memberi laporan kepada pengurus Yayasan setiap kejadian yang akan
mempengaruhi/merugikan/membahayakan berkembangnya pendidikan di lingkungan
Yayasan.

Pasal 11
Hak Pegawai
Dalam melaksanakan tugasnya pegawai berhak:
(1) Memperoleh penghasilan dan tunjangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan
Yayasan.
(2) Mendapat promosi atau penghargaan, sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
(3) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, informasi, sarana dan prasarana
pembelajaran, melanjutkan studi/pelatihan-pelatihan.
(4) Memperoleh rasa aman dalam melaksanakan tugas.
(5) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
(6) Memperoleh hak-hak yang sama sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Yayasan.
(7) Menyampaikan ide/gagasan ke yayasan.

Pasal 12
Penilaian Kinerja Pegawai
(1) Penilaian kinerja Pegawai adalah alat ukur yang diterapkan untuk mengukur kinerja pegawai
pada setiap struktur.
(2) Penilaian kinerja pegawai dilaksanakan sekurang-kurang 6 (enam) bulan sekali oleh Tim
Penilai yang terdiri dari atasan pegawai langsung, supervisor dan quality control (direktur
pendidikan & HRD) sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
(3) Direktur dan HRD akan mengkomunikasikan dan memberikan pelatihan terlebih dahulu
kepada Tim Penilai atau supervisor tentang mekanisme penilaian kinerja yang telah
ditentukan.
(4) Jenis, format dan ketentuan penilaian kinerja pegawai ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Direktur. ( ke HRD)
(5) Hasil penilaian kinerja pegawai dalam bentuk raport kinerja harus dikomunikasikan oleh
atasanya kepada pegawai, agar pegawai tersebut mengetahui apa yang menjadi kelebihan
dan kekurangannya sehingga dapat memperbaikinya dimasa yang akan datang.
 Pembahasan ini akan di sampaikan next edu di pertemuan selanjutnya
Pasal 13

Promosi
(1) Sebagai upaya untuk menciptakan dinamisasi organisasi, penghargaan dan pengembangan
yang berkelanjutan, Yayasan berhak mengangkat dan menetapkan promosi bagi pegawai yang
dinilai memenuhi syarat untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi.
(2) Setiap dilakukan promosi harus disertai kajian atau penilaian kinerja dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan.
(3) Jika seorang pegawai dipromosikan maka pegawai tersebut harus menjalani masa percobaan
3 (tiga) bulan di jabatannya yang baru.
(4) Apabila seorang pegawai dipromosikan maka hak-hak yang berkaitan dengan kebijakan
remunerasi (upah, tunjangan dan insentif) disesuaikan dengan tugas, jabatan, dan golongan
jabatan yang baru.

Pasal 14
Mutasi
(1) Yayasan berwenang penuh melakukan penempatan dan mutasi.
(2) Mutasi bukan merupakan hukuman atau sanksi kepada seorang pegawai, melainkan karena
adanya pendayagunaan tenaga kerja yang ada untuk mencapai efektivitas dan produktifitas
kerja sesuai dengan kebutuhan Yayasan.
(3) Setiap pegawai dapat mengajukan permohonan mutasi kepada atasannya. Usulan yang sudah
disetujui dikirim bersama permohonan mutasi ke HRD dan disetujui oleh Direktur.
(4) Yayasan menanggung biaya-biaya sehubungan dengan pelaksanaan mutasi apabila lokasinya
berbeda. Yayasan tidak menanggung biaya-biaya perpindahan apabila mutasi diajukan oleh
pegawai.
(5) Biaya-biaya yang ditanggung Yayasan (ayat 4) meliputi biaya pindah, pendaftaran sekolah
anak, perumahan, transportasi pegawai dan keluarga dari lokasi kerja lama ke lokasi kerja
baru sesuai dengan kebijakan Yayasan. (biayanya bersifat kondisional)
(6) Pelaksanaan mutasi harus dikomunikasikan kepada pegawai 1 (satu) bulan sebelumnya,
berdasarkan Surat Keputusan yang telah dibuat oleh Direktur.

Pasal 15
Demosi
(1) Demosi disebabkan antara lain sebagai berikut:
a. Penyalahgunaan jabatan atau pelanggaran-pelanggaran etika kerja.
b. Inkompetensi atau ketidakmampuan menunaikan tanggung jawab, yang dapat dibuktikan
dengan hasil penilaian kinerja dari atasannya.
(2) Segala fasilitas yang melekat pada jabatan sebelumnya akan disesuaikan dengan jabatan baru
berdasarkan ketentuan yang berlaku, kecuali upah yang tidak akan mengalami penurunan.
(3) Jika dalam masa kurang dari 1 (satu) tahun, pegawai mampu menunjukkan kinerja yang
sangat baik atau melebihi dari pada level/golongan jabatan sebelum demosi, pegawai tidak
mendapat penyesuaian upah, melainkan penyesuaian fasilitas dan tunjangan-tunjangan yang
telah ditetapkan oleh yayasan.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 16
Direktur Pendidikan
(1) Wewenang Direktur Pendidikan adalah:
a. Membina seluruh lembaga dan unit pendidikan.
b. Membuat kebijakan sistem pendidikan.
(2) Tugas Direktur pendidikan adalah:
a. Melaksanakan peraturan dan kurikulum nasional dan mengembangkan dengan metode
yang disetujui Yayasan.
b. Menyelenggarakan manajemen sekolah kepada setiap unit.
c. Mengembangkan sekolah untuk peningkatan mutu.
d. Melaksanakan proses perekrutan dan seleksi Pegawai.
(pembunyian, bahwa ini harus kepada siapa saja)
(3) Tugas dan wewenang Direktur Pendidikan secara terperinci akan diatur dalam Surat
Keputusan Yayasan.

Pasal 17
Manajemen, Bagian Umum dan Unit Pendidikan
Tugas dan wewenang Manajemen, Bagian Umum, PP AL ANWAR IV, SMK AL ANWAR & MTs
SAINS AL ANWAR 4 akan diatur dalam Surat Keputusan Direktur Pendidikan.
BAB IV
WAKTU KERJA

Pasal 18
Hari dan Jam Kerja
(1) Penetapan waktu kerja didasarkan pada kebutuhan Yayasan dengan berpedoman pada
peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.
(2) Hari dan jam kerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan diatur sebagai berikut :

No Unit Kerja Hari Jam Keterangan


1. Yayasan Sabtu-Kamis 08.00-16.00
2.
MTS SAINS AL Sabtu-Kamis 07.00-14.10
ANWAR 4
3. 07.00-14.10
SMK AL ANWAR Sabtu-Kamis

(3) Pegawai harus sudah berada di tempat kerja tepat waktu dan tidak diperbolehkan
meninggalkan pekerjaan sebelum jam (waktu) kerja yang ditentukan berakhir.
(4) Apabila karena suatu hal pegawai harus meninggalkan kantor/sekolah atau keluar lingkungan
yayasan sebelum jam kerja yang telah ditentukan, pegawai wajib menunjukkan surat izin
meninggalkan lokasi kepada petugas yang disetujui oleh atasan, baik untuk kepentingan dinas
maupun pribadi.
BAB V
GAJI DAN TUNJANGAN

Pasal 19
Sistem Penggajian
(1) Penetapan gaji ditetapkan atas golongan jabatan pegawai dan komponen lain seperti halnya
tanggung jawab, jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, masa kerja, waktu pengalaman akan menjadi
perhatian dalam penentuan jumlah gaji.
(2) Gaji bagi pegawai dibayarkan secara teratur pada tanggal 3-4 setiap bulan, Apabila tanggal 3-4
jatuh pada hari libur, maka pembayaran gaji dilakukan hari kerja sesudahnya.
(3) Gaji bagi pegawai honorer disesuaikan dengan KKB antara pegawai dan Yayasan.
(4) Yayasan melakukan tinjauan gaji pegawai setahun sekali pada bulan Juli dengan
mempertimbangkan:
a. Penilaian kinerja (Raport kerja)
b. Laju inflasi indeks harga konsumen (IHK)
c. Upah Minimum Propinsi (UMP), Upah Minimum Regional (UMR)
d. Kondisi Keuangan, pertumbuhan dan investasi Yayasan.

Pasal 20
Tunjangan
(1) Yayasan dapat memberikan tunjangan kepada pegawai dengan mengacu pada kebijakan
internal Yayasan, adapun bentuk tunjangan sebagai berikut:
a. Tunjangan Transportasi
b. Tunjangan Jabatan
c. Tunjangan Hari Raya
d. Tunjangan Perumahan
e. Tunjangan kesehatan

(2) Tunjangan hari raya keagamaan diberikan kepada seluruh pegawai.


(3) Besarnya tunjangan hari raya keagamaan diberikan Sesuai kemampuan yayasan
(4) Pemberian tunjangan hari raya keagamaan, dibayarkan selambat-lambatnya 7 hari sebelum
perayaan hari raya keagamaan tersebut.
(5) Tunjangan hari raya keagamaan berlaku bagi pegawai yang masih dalam status aktif bekerja di
Yayasan.
(6) Besarnya Tunjangan Hari Raya pegawai disesuaikan dengan kebijakan Yayasan.
Pasal 21
Insentif
(1) Insentif diberikan kepada pegawai yang melaksanakan tugas tambahan berdasarkan surat
tugas dari atasannya.
(2) Pemberian Insentif bersifat tidak rutin sesuai dengan kebijakan Yayasan yang bertujuan
meningkatkan motivasi kerja.
.
BAB VI
KESEJAHTERAAN PEGAWAI

Pasal 22
Masa Pensiun
(1) Masa Pensiun bagi pegawai adalah 60 tahun.
(2) Pegawai yang akan menjalani masa pensiun pada umur 60 tahun akan diberitahukan
sekurang- kurangnya 6 bulan sebelumnya.
(3) Dalam hal pekerja yang telah mencapai masa pensiun atau lebih, tetapi masih dibutuhkan
oleh Yayasan maka hubungan kerjanya dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara
pegawai dan Yayasan.
(4) Pemberian hak-hak pensiun mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23
Sumbangan Duka Cita
(1) Yayasan memberikan sumbangan duka cita kepada pegawai dan keluarganya (anak,
istri/suami, dan orangtua kandung) yang mengalami musibah atau kemalangan, seperti :
a. Pegawai dan atau keluarga meninggal dunia,
b. Kebakaran yang bukan karena unsur kesengajaan, yang menyebabkan rumah pegawai
terbakar habis atau rusak berat yang memerlukan perbaikan,
c. Banjir besar, gempa bumi, angin topan, dan atau bencana alam lain, yang mengakibatkan
kematian atau kerugian lainnya.
(2) Besarnya sumbangan duka cita ditentukan minimal sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta
rupiah) atau sesuai dengan kebijakan Yayasan. (di tambah dari sumbangan anak dan
pegawai)

Pasal 24
Bantuan Sosial
Yayasan memberikan bantuan kepada pegawai yang mengalami ;
a. Sakit dengan rawat inap, minimal sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)
b. Melahirkan minimal Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)

Pasal 25
Bantuan Biaya Pernikahan
Untuk pegawai yang telah memiliki masa kerja minimal 1 (satu) tahun dan melakukan pernikahan,
Yayasan memberikan bantuan biaya pernikahan sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupaih)

Pasal 26
Rekreasi dan Olahraga
(1) Yayasan dapat memberikan bantuan dana sesuai dengan batas kewajaran kepada seluruh
pegawai untuk mengadakan rekreasi bersama minimal 1 tahun sekali.
(2) Yayasan memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan dan pembinaan olahraga dan
kesenian dengan menyediakan fasilitas dan bantuan biaya yang diperlukan untuk kegiatan
tersebut.
(3) Adapun realisasi dari kegiatan-kegiatan rekreatif, olahraga atau kegiatan sosial lain tetap
mengacu kepada kemampuan dan kebijakan Yayasan.
Pasal 27
Jaminan Beribadah atau Kerohanian
(1) Yayasan menyediakan sarana dan prasarana untuk melaksanakan ibadah atau kegiatan
kerohanian.
(2) Yayasan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk melaksanakan umrah dan ibadah
haji dengan tetap mendapat gaji penuh sesuai dengan kebijakan Yayasan.
BAB VII
PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI

Pasal 28
Pelatihan di Tempat atau Diluar Tempat Kerja
Yayasan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan, pendidikan formal
dan atau pendidikan informal yang sesuai dengan bidang pekerjaan dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1) Pelatihan dilakukan oleh Yayasan baik itu yang diminta oleh Yayasan maupun atas dasar
usulan dari pegawai yang disetujui oleh Yayasan, maka pembiayaannya wajib di tanggung oleh
Yayasan.
(2) Pegawai yang mengikuti pelatihan, wajib melaporkan kepada atasannya tentang ringkasan isi
pelatihan dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan, dan apabila diperlukan maka
manajemen dapat meminta untuk melakukan presentasi yang telah diikuti.
(3) Buku, diktat dan seluruh bahan pelatihan yang diperoleh selama pelatihan menjadi milik
Yayasan.
(4) Yayasan berhak menolak usulan pelatihan dari pegawai yang tidak seusai dengan kebutuhan
Yayasan dan pemenuhan kompetensi dari pegawai tersebut.

Pasal 29
Sertifikasi Pelatihan dan Pengembangan
(5) Yayasan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan dalam rangka
mengembangkan kualitas dengan model sertifikasi pada setiap strukturnya.
(6) Model sertifikasi di atas ditetapkan melalui SK Direktur Pendidikan.
BAB VIII
CUTI DAN IZIN TIDAK MASUK KERJA

Pasal 30
Cuti Tahunan
(1) Setiap pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus
berhak atas cuti tahunan, dengan ketentuan 12 hari kerja.
(2) Pegawai yang tidak mengambil cuti dalam tahun yang bersangkutan, tidak dapat diambil
dalam tahun berikutnya.
(3) Cuti tahunan pegawai tidak termasuk didalam cuti bersama yang ditentukan/ditetapkan oleh
pemerintah.
(4) Cuti tahunan tidak bisa diuangkan.

Pasal 31
Cuti Ibadah
(1) Pegawai Yayasan diberi hak cuti ibadah adalah setiap pegawai yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti khusus selama 50 Hari untuk
memenuhi kewajiban agama yaitu melaksanakan ibadah haji dan berlaku hanya satu kali.
Untuk ibadah umroh diberikan cuti khusus paling lama 15 hari dan berlaku hanya satu kali
dalam satu tahun.
(2) Selama cuti haji / umroh, bagi Pegawai Tetap maupun Tidak Tetap mendapatkan gaji dan
tunjangan penuh dikurangi tunjangan transportasi selama cuti
(3) Untuk ijin cuti haji/ umroh yang ke 2 dan seterusnya, bagi Pegawai Tetap maupun Tidak Tetap
mendapatkan gaji dan tunjangan penuh dikurangi 2 (dua) tunjangan transportasi selama cuti

Pasal 32
Cuti Bersalin
(1) Pegawai wanita berhak atas cuti bersalin.
(2) Pegawai wanita yang hamil memperoleh hak cuti melahirkan yaitu selama 90 (sembilan puluh)
hari kalender terhitung sejak mendapatkan surat keterangan dokter / bidan yang menyatakan
harus istirahat karena akan melahirkan
(3) Selama cuti bagi Pegawai Tetap hanya diberikan Gaji Pokok dan tunjangan lainnya
dikurangi Tunjangan Transportasi, Tunjangan Jabatan dan honor kelebihan mengajar (jika ada),
bagi Pegawai Tidak Tetap hanya mendapatkan 50% dari gaji yang diterima dikurangi Tunjangan
Transportasi dan Tunjangan Jabatan;
(4) Pegawai wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 30 hari
atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.
Pasal 33
Cuti karena alasan penting
(1) Pegawai berhak cuti karena alasan penting.
(2) Cuti karena alasan penting adalah apabila yang bersangkutan menikah atau Bapak, Ibu,
Isteri/Suami, Anak, Adik, Kakak, Mertua sakit keras atau meninggal dunia. Penjelasan cuti
khusus sebagi berikut:

No Kategori Cuti yang diperoleh


1 Cuti menikah 10 hari
2 Pernikahan anak 3 hari
3 Pernikahan saudara kandung 2 hari
4 Mengkhitan/Aqiqah anak 3 hari
5 Kematian Istri / suami /Anak 6 hari
kandung
Orang Tua / Mertua / Saudara 3 hari
kandung
6 Istri melahirkan 5 hari
7 Keluarga sakit (rawat inap) 3 hari
8 Tugas Negara Sesuai ketetapan/ jadwal pemerintah

(3) Apabila pegawai mengambil cuti karena alasan penting, tidak mendapatkan tunjangan
transportasi
(4) Apabila pegawai mengambil ijin melebihi batas maksimal cuti karena alasan penting, diberikan
beban sebesar 2 (dua) kali tunjangan transportasi per hari
(5) Pengajuan permohonan cuti karena alasan penting diajukan 7 (tujuh) hari sebelum
berlangsungnya, kecuali terhadap kematian dan keluarga sakit.

Pasal 34
Cuti Studi
(1) Cuti Studi dapat diperoleh/tidak diperoleh kepada pegawai dalam hal ini menjadi hak dan
kebijakan Yayasan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
peraturan lebih lanjut oleh Yayasan.

Pasal 35
Cuti Sakit
(1) Setiap pegawai yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
(2) Pegawai yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari memperoleh hak cuti sakit, dengan
ketentuan harus memberitahukan kepada Kepala Sekolah, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh
menit) menit sebelum kerja dimulai.
(3) Pegawai yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari memperoleh hak
cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat
keterangan dokter
(4) Pegawai yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari memperoleh hak cuti sakit,
dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Kepala Sekolah dengan melampirkan surat keterangan dokter
(5) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam poin (3) dan (4) antara lain
menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang
dipandang perlu
(6) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada poin (3) dan (4) maksimal diberikan untuk waktu paling
lama 3 (tiga) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter
(7) Pegawai yang telah menderita sakit selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dan dinilai tidak dapat
kembali bekerja maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai
dengan mendapatkan tali kasih sesuai kebijakan Yayasan.
(8) Pegawai yang sakit selama 3 (tiga) bulan terus menerus mendapatkan kompensasi
penghasilan sebagai berikut :
a) 1 (satu) bulan pertama mendapatkan gaji 100% tanpa tunjangan jabatan dan
transportasi

b) 1 (satu) bulan kedua mendapatkan gaji 75% tanpa tunjangan jabatan dan transportasi

c) 1 (satu) bulan ketiga mendapatkan gaji 50% tanpa tunjangan jabatan dan transportasi

(9) Pegawai yang telah habis hak cutinya (3 bulan) maka berlaku cuti tanpa
pembayaran/unpaid leave
dengan ketentuan rumus:
GAJI xN (N= jumlah hari masuk)
1 bulan hari kerja
(10) Pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga ia memerlukan perawatan berhak atas cuti sakit sampai sembuh dari
penyakitnya. Apabila setelah sembuh oleh dokter dinyatakan tidak lagi dapat bekerja, maka
pegawai tersebut diberhentikan dengan hormat (mendapatkan tali kasih).
(11) Yayasan akan memotong hak cuti pegawai apabila pegawai tidak masuk kerja karena
mangkir atau disebabkan alasan lain yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Pasal 36
Perjalanan Dinas
(1) Peraturan yang mengatur perjalanan dinas telah diatur dalam kebijakan HRD.
(2) Yayasan dapat memerintahkan seorang pegawai untuk melakukan perjalanan dinas menurut
kebutuhan Yayasan, Pegawai tidak boleh menolak perintah tersebut, kecuali dengan alasan
yang rasional yang dapat diterima.
(3) Pegawai yang bersangkutan harus segera melaporkan tentang hasil perjalanan dinas kepada
atasannya.
(4) Perjalanan dinas pegawai berangkat dari Yayasan dan segera kembali ke Yayasan setelah
selesai, kecuali dalam hal yang telah disetujui oleh atasannya terlebih dahulu.
(5) Waktu selama melakukan perjalanan dinas tidak dianggap sebagai lembur.
(6) Laporan biaya perjalanan dinas harus dilaporkan maksimal 3 (tiga) hari setelah perjalanan
dinas selesai dan jika melebihi 6 (enam) hari kerja belum dilaporkan, maka biaya perjalanan
dinas tersebut manjadi beban Pegawai.

Page 22 of 28
BAB IX
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 37
Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(1) Yayasan wajib menyediakan atau meminjamkan perlengkapan atau alat pelindung kesehatan
dan keselamatan kerja bagi pegawai yang bekerja pada bagian yang berisiko tinggi terhadap
kecelakaan kerja dan atau gangguan kesehatan.
(2) Pegawai yang lalai dan atau dengan sengaja mengabaikan ketentuan alat keselamatan dan
kesehatan kerja, bertanggung jawab sepenuhnya apabila timbul hal-hal yang menimpa dan
merugikan dirinya atau yayasan.
(3) Dalam hal pegawai mendapat kecelakaan kerja akibat pada waktu itu tidak memakai alat
keselamatan dan kesehatan kerja, Yayasan tidak bertanggung jawab atas biaya pengobatan
atau perawatan rumah sakit, cacat tubuh dan tututan lainnya.
(4) Yayasan dan pegawai bertanggung jawab atas lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan
nyaman.
BAB X
FASILITAS DAN SERAGAM KERJA

Pasal 38
Fasilitas Kerja
(1) Yayasan memberikan fasilitas penunjang kerja d a n p e m b e l a j a r a n untuk kepentingan
Yayasan kepada Pegawai dengan jabatan tertentu.
(2) Pegawai wajib memelihara fasilitas penunjang kerja yang digunakannya.
(3) Peralatan dan perlengkapan kerja merupakan milik Yayasan dan tidak dibenarkan untuk
kepentingan di luar Yayasan.
(4) Dalam hal terjadi PHK, maka seluruh fasilitas penunjang kerja harus dikembalikan kepada
Yayasan.

Pasal 39
Seragam Kerja
(1) Setiap 1 (satu) tahun sekali Yayasan memberikan fasilitas seragam kerja untuk pegawai
dipakai selama waktu kerja dan atau selama melaksanakan tugas.
(2) Model seragam, di atur oleh yayasan.
(3) Pegawai yang mendapatkan seragam dan tidak memakainya pada waktu kerja akan dikenakan
sanksi tindakan disiplin mulai dari surat teguran sampai dikeluarkan Surat Peringatan.
(4) Penggunaan seragam pegawai diatur oleh Yayasan.
BAB XI
PERATURAN, PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 40
Kewajiban Dasar
Pegawai diwajibkan sebaik-baiknya untuk:
(1) Menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai keIslaman sebagai budaya yayasan.
(2) Memberikan seluruh kemampuannya guna kepentingan yayasan dan melaksanakan dengan
sebaik-baiknya tugas yang diberikan yayasan.
(3) Menjalankan semua petunjuk dan instruksi yang diberikan oleh atasannya, baik secara lisan
maupun tulisan, dalam hal urusan kedinasan
(4) Selalu berkelakuan baik
(5) Menjaga semua rahasia yayasan dengan sebaik-baiknya
(6) Menggunakan dan merawat serta menjaga alat dan atau sarana kerja dan perlengkapan
keselamatan kerja.
(7) Memberitahukan kepada bagian HRD tentang setiap perubahan dalam susunan keluarga atau
tempat tinggal paling lama 7 (tujuh) hari setelah perubahan terjadi.
(8) Kepala lembaga berkewajiban memberikan pengarahan tentang keamanan, keselamatan dan
kebersihan di daerah tanggung jawab mereka. Hal ini diadakan untuk menjadikan tempat
kerja nyaman, aman dan bersih.
(9) Melaporkan hal yang tidak aman kepada yayasan, yang memungkinkan terjadinya kecelakaan
kerja di lingkungan yayasan.
Pasal 41
Sanksi
(1) Pegawai yang melakukan pelanggaran tata tertib dan disiplin akan dikenakan sanksi, dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut di bawah ini :
a. Macam atau jenis pelanggaran
b. Frekuensi pelanggaran
c. Bobot pelanggaran
d. Ketentuan yang berlaku
(2) Pegawai Yayasan yang melanggar Peraturan Kepegawaian yang berlaku dapat dikenakan
sanksi diatur sebagai berikut:
a. Memenuhi Panggilan Kepala Lembaga pertama
b. Memenuhi Panggilan Kepala Lembaga kedua.
c. Surat Peringatan Pertama (SP 1).
d. Surat Peringatan Kedua (SP 2).
e. Surat Peringatan Ketiga (SP 3).
(3) Surat Peringatan Pertama (SP 1) dan Surat Peringatan kedua (SP 2) dikeluarkan oleh masing-
masing kepala unit kepada pegawai pada struktur di bawahnya. Tembusannya disampaikan
kepada HRD dan Direktur Pendidikan.
(4) Surat Peringatan Ketiga (SP 3) dikeluarkan oleh Direktur Pendidikan berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
(5) Surat Peringatan tidak berlaku untuk calon Pegawai dalam masa percobaan, hanya memenuhi
panggilan kepala lembaga.
(6) Panggilan Pertama kepala lembaga dilakukan berdasarkan terjadinya pelanggaran-
pelanggaran yang sudah ditentukan.
(7) Panggilan kedua kepala lembaga dilakukan berdasarkan terjadinya pelanggaran yang sama
atau akumulasi dari 3 (tiga) pelanggaran yang berbeda-beda.
(8) Surat Peringatan Pertama (SP 1) dikeluarkan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan pada
saat sudah dilakukan panggilan kedua atau pelanggaran tertentu yang langsung dapat
dikeluarkannya Surat Peringatan Pertama (SP 1).
(9) Surat Peringatan Kedua (SP 2) dikeluarkan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan pada saat
masih berlakunya masa Surat Peringatan Pertama (SP 1).
(10) Surat Peringatan Kedua (SP 2) dikeluarkan beserta sanksi-sanki yang sudah ditentukan, yaitu
penundaan pemberian hak, denda atau penurunan jabatan.
(11) Surat Peringatan Ketiga (SP 3) dikeluarkan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan pada saat
masih berlakunya Surat Peringatan Kedua (SP 2) atau melakukan jenis pelanggaran berat yang
sudah ditentukan.
(12) Surat Peringatan Ketiga (SP 3) dikeluarkan dengan sanksi diberhentikan sebagai pegawai.
(13) Sanksi pemberhentian Pegawai berdasarkan azas demokrasi, transparan dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia.

Pasal 42
Pelanggara
n
(1) Pelanggaran yang mengakibatkan keluarnya atau dilakukannya panggilan kepala lembaga,
antara lain:
a. Datang terlambat (lebih dari 10 (sepuluh) menit) sebanyak 3 (tiga) kali.
b. Keluar Kelas / pulang 10 menit lebih cepat.
c. Tidak masuk kerja tanpa alasan/mangkir 2 (dua) hari dalam sebulan
d. Pada hari dan jam kerja, pegawai tidak memakai pakaian kerja, dan atau tidak sesuai
ketentuan syariat Islam dan atau perlengkapan kerja yang diharuskan, sebanyak 3 (tiga)
kali dalam sebulan.
e. Tidak menjaga kerapian, kebersihan dan keteraturan perlengkapan kerja atau
memakainya secara tidak wajar.
f. Menyemir rambut, berambut gondrong.
g. Melakukan jual beli/berdagang di lingkungan Yayasan, kecuali mendapat izin atau
ditunjuk oleh Yayasan.
h. Memakai perhiasan dan make up secara berlebihan di lingkungan Yayasan.
i. Tidak memakai alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja yang diharuskan.
j. Meninggalkan pekerjaan tanpa izin.
k. Tidak mengikuti kegiatan atau pelatihan yang diadakan Yayasan.
l. Tidak mengikuti acara & kegiatan Peringatan Hari Besar Islam dan Nasional yang diadakan
Yayasan.
m. Melakukan pelanggaran lain yang dapat dipandang setara dengan pelanggaran-
pelanggaran tersebut diatas.
(2) Pelanggaran yang mengakibatkan keluarnya atau diberikannya Surat Peringatan
Pertama ( SP 1) antara lain:
a. Merokok di selain smoking area.
b. Mencatatkan absen orang lain, (baik pegawai yang mengabsenkan dan atau yang
diabsenkan akan dikenakan sanksi yang sama).
c. Menolak melaksanakan perintah yang patut dari atasannya lebih dari 1 (satu) kali.
d. Tanpa izin mengoperasikan kendaraan, mesin atau peralatan lain milik Yayasan
e. Melakukan pelanggaran lain yang dapat dipandang setara dengan pelanggaran-
pelanggaran tersebut diatas.
f. Memfasilitasi santri untuk melakukan pelanggaran.
(3) Pelanggaran yang mengakibatkan dikeluarkanya atau diberikannya surat peringatan ketiga (SP
3) atau terakhir antara lain:
a. Masuk kerja dengan pengaruh alkohol atau barang terlarang.
b. Menjual produk / barang dagang yayasan dengan tidak sah.
c. Melakukan tindak penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang milik
yayasan.
d. Dipidana atas sesuatu tindakan kriminal serius yang menyebabkan rusaknya nama baik dan
kedudukan yayasan dan atau mengganggu proses kegiatan normal yayasan.
e. Melakukan sabotase atau dengan sengaja menurunkan mutu barang dan produk yayasan.
f. Memberikan dokumen fiktif, menambahkan atau mengubah isi dokumen atau memberikan
dokumen dengan tanda tangan palsu untuk mendukung klaim atau reimbursment.
g. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan atau
mencemarkan nama baik yayasan.
h. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan
narkoba.
i. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian.
j. bertato, beranting bagi pria, tidak menggunakan jilbab bagi wanita
k. Berkelahi secara fisik, menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi rekan
sekerja di lingkungan kerja.
l. Membujuk rekan sekerja atau yayasan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan perundang-undangan atau peraturan yang berlaku di yayasan.
m. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik yayasan sehingga menimbulkan kerugian bagi yayasan, contoh merokok di area
gudang.
n. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan rekan sekerja atau yayasan dalam keadaan
bahaya di tempat kerja.
o. Membongkar dan membocorkan rahasia yayasan yang seharusnya dirahasiakan, kecuali
untuk kepentingan negara.
p. Membawa senjata api, bahan peledak, senjata tajam di lingkungan Yayasan yang
mengakibatkan terganggunya rasa aman bagi orang lain.
q. Menyebarkan desas-desus yang dapat menyebabkan keresahan diantara pekerja dan
menimbulkan kerugian bagi yayasan.
r. Membawa keluar aset yayasan, barang-barang, bahan-bahan atau barang bekas dari yayasan
tanpa izin tertulis dari yayasan.

Pasal 43

Tanggungjawab Penggantian Kerugian


Pegawai tidak dapat melepaskan tanggungjawab untuk mengganti kepada yayasan atas kerugian
yang timbul akibat perbuatannya melanggar tata tertib yayasan.
(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai karena kesengajaan atau kelalaiannya dalam bekerja
sehingga menimbulkan kerugian material bagi yayasan dapat dikenakan denda, yang
besarannya ditentukan dan dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kerugiannya.
BAB XII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pasal 44
Pemutusan Hubungan Kerja
(1) PHK atas kehendak Yayasan dapat dilakukan karena efisiensi, reorganisasi atau restrukturasi
(reshufle). Adapun pelaksanaan pemutusan hubungan kerja tetap merujuk pada ketentuan
perundangan yang berlaku.
(2) Besarnya uang pesangon karena PHK adalah sebagai berikut:

No Masa kerja Nilai Uang Pesangon


1 1-5 tahun 1,5 X 1 bulan gaji
2 5-10 tahun 3 x 1 bulan gaji
3 > 10 tahun 4,5 X 1 bulan gaji

Pasal 45
Jenis-jenis Pemutusan Hubungan Kerja
Yayasan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan dan putusan pengadilan
dalam hal :
(1) Pegawai masih dalam masa percobaan, tanpa kompensasi.
(2) Pegawai mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
(3) Pegawai masa Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) sebelum habis.
(4) Pegawai mencapai usia pensiun.
(5) Pegawai meninggal dunia.
(6) Melakukan kesalahan sesuai pasal 44 (pelanggaran).

Pasal 46
Pegawai Mengundurkan Diri
(1) Pegawai yang berniat mengundurkan diri harus mengajukan surat permohonan diri minimal 3
(tiga) bulan sebelumnya untuk memberikan kesempatan kepada Yayasan untuk mencarikan
penggantinya.
(2) Untuk pegawai yang mengundurkan diri karena kemauan sendiri tidak mendapatkan uang
pesangon dan uang penghargaan masa kerja, tetapi berhak atas uang penggantian hak yang
mengacu pada UU Nomor 13 tahun 2003 pasal 156 ayat (4), adapun nilai uang pisah
besarannya ditentukan dengan kebijakan Yayasan.

Pasal 47
Pembebasan Tugas Sementara (Skorsing)
Pembebasan tugas sementara dapat dilakukan terhadap pegawai dalam hal sebagai berikut:
(1) Seorang pegawai melakukan pelanggaran yang dapat dikenakan PHK
(2) Bertujuan untuk proses pemeriksaan karena melakukan kesalahan yang menyebabkan
pemutusan hubungan kerja.
(3) Untuk mengindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena ada keributan atau
perselisihan ditempat kerja, serta hal-hal lain yang dapat menibulkan gangguan keamanan
atau keselamatan kerja.
(4) Pegawai melakukan pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi PHK dan atau sedang dalam
proses pemeriksaan pihak yang berwajib.
(5) Pemberhentian sementara dapat dilakukan sebagai tindakan pengamanan sementara
dilakukan penelitian atas kasus internal tertentu.

Pasal 48
Penyalahgunaan Jabatan
(1) Pegawai dilarang menerima atau memberi data yang merugikan Yayasan atau nama baik
Yayasan dari siapapun dengan nama atau dalih apapaun, langsung maupun tidak langsung.
(2) Pegawai dilarang menyalahgunakan kesempatan dan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukannya yang dapat merugikan Yayasan atau nama baik Yayasan.
(3) Pegawai yang menyalahgunakan jabatan dapat dikenakan sanksi mulai dari sanksi admistratif
sampai PHK.

Pasal 49
Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Penggantian Hak
Besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan
ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku sebagai berikut;

Masa kerja Nilai Uang Pesangon


1-5 tahun 1,5 X 1 bulan gaji
5-10 tahun 3 x 1 bulan gaji
> 10 tahun 4,5 X 1 bulan gaji
BAB XIII
PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN PEGAWAI

Pasal 50
Umum
(1) Sudah menjadi harapan kedua belah pihak setiap keluhan dan pengaduan seorang pegawai
akan diselesaikan seadil-adilnya dan secepat mungkin, karenanya apabila seorang pegawai
menganggap bahwa terhadapnya diperlakukan tidak adil ataupun tidak wajar serta
bertentangan dengan dengan isi dan jiwa Peraturan Pegawai ini, maka Pegawai dapat
menyampaikan pengaduan ataupun keluhan melalui tata cara di pasal berikut.
(2) Suatu prosedur yang jelas harus ditempuh oleh pegawai dalam menyelesaikan
keluhan/pengaduan, tetap memperhatikan ketenangan dan disiplin kerja sebagaimana
mestinya yang didasarkan pada musyawarah mufakat.

Pasal 51
Tata Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan
(1) Pegawai yang bersangkutan membicarakan keluhan dan pengaduan kepada atasan langsung.
(2) Apabila penyelesaian belum memuaskan maka dengan persetujuan atau sepengetahuan
atasannya langsung, pegawai dapat meneruskan keluhan dan pengaduan ke atasan yang lebih
tinggi.
(3) Apabila prosedur diatas telah dijalankan tanpa memberikan hasil memuaskan, persoalannya
dapat ditingkatkan ke bagian HRD.
(4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari pimpinan Yayasan akan mengeluarkan keputusan/ketentuan yang
didasari atas pertimbangan dan hasil musyawarah mufakat.
(5) Apabila dlam waktu 5 (lima) hari setelah dikeluarkan dalam ayat 4, Pegawai yang
bersangkutan tidak mengajukan keberatan atas ketentuan tersebut, maka dianggap telah
menyetujui ketentuan tersebut dan persoalan pengaduan dianggap selesai.
(6) Apabila prosedur tersebut atas belum juga memberikan hasil yang memuaskan, maka
persoalan dapat diteruskan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 52
Keharusan untuk Mengetahui Peraturan
(1) Setiap pegawai wajib mengetahui isi peraturan kepegawaian ini serta peraturan-peraturan
lainnya yang telah ada maupun yang akan dikeluarkan yang tidak bertentangan dengan
peraturan kepegawaian ini.
(2) Seorang pegawai tidak dapat mengelakkan tugas dan tanggung jawabnya dengan alasan tidak
mengetahui peraturan kepegawaian ini.
(3) Pelaksanaan tekhnis dari peraturan kepegawaian ini akan diatur dalam peraturan pelaksanaan
yang akan tetapkan Yayasan.
(4) Peraturan kepegawaian ini dibagikan kepada pegawai untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Pasal 53
Hal-Hal Yang Belum Diatur
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan kepegawaian, akan disusun kemudian
ditambahkan sebagai Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Kepegawaian.
(2) Apabila dikemudian hari terdapat suatu hal yang telah diatur oleh Peraturan Kepegawaian dan
lembaga-lembaga kenegaraan Republik Indonesia ditetapkan dalam ketentuan peraturan
perundangan yang baru, maka bila hal tersebut diperbandingkan dengan peraturan
kepegawaian, maka yang memberi manfaat lebih baik terhadap pegawai itulah yang
diberlakukan.

Pasal 54
Masa Berlaku
(1) Peraturan kepegawaian ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan Yayasan Al Anwar IV Sarang
Rembang untuk masa paling lama 3 (tiga) tahun, dan apabila tidak ada perubahan akan
diberlakukan pada periode berikutnya.
(2) Terhadap pasal-pasal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut akan dituangkan dalam surat
Keputusan Direktur Pendidikan.

Di tetapkan di Sarang Rembang


Pada tanggal : ........................
Yayasan Al Anwar 4

.................................................

Anda mungkin juga menyukai