2024
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasannya. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
MAKALAH ..................................................................................................... 1
MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ..................... 1
“Sistem Recruitmen pada Kepala Sekolah” ...................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
2.1 Pengertian Rekruitmen Dan Kepala Sekolah ................................... 6
a. Rekruitmen ............................................................................................ 6
b. Kepala sekolah....................................................................................... 7
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari rekruitmen dan kepala sekolah?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Rekrutmen diselenggarakan dengan tujuan untuk menarik
sebanyak mungkin pelamar sehinga organisasi akan memiliki kesempatan
untuk meningkatkan peluang dalam memilih calon pegawai yang dianggap
memenuhi kriteria kualifikasi organisasi. Pengadaan pegawai dilakukan
berdasarkan prinsip netral, obyektif, akuntabel, bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme. Sehingga dapat disimpulkan tujuan rekrutmen ialah
memperoleh sejumlah tenaga kerja yang memenuhi kriteria kualifikasi
persyaratan yang sudah ditentukan sehingga cocok dengan posisi tertentu.
Dalam praktiknya pelaksanaan rekrutmen memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Memperoleh sumber tenaga yang memiliki potensi.
2. Memperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kualifikasi.
3. Menetapkan standar kualifikasi bagi para pelamar.
4. Untuk integritas seleksi. (ANALISIS SISTEM REKRUTMEN
PENGAWAS SEKOLAH JENJANG SEKOLAH DASAR DI
KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI, n.d.)
b. Kepala sekolah
Kepemimpinan adalah bagian dari proses manajemen.
Kepimimpinan harus mendapat perhatian prioritas karena diharapkan
dapat menghasilkan sumbar daya manusia yang berkualitas tinggi di
berbagai bidang dan pada akhirnya bisa meningkatkan sumber daya
manusia yang ada. Kepemimpinan juga bisa diartikan dengan suatu proses
dimana aktivitas seorang menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu dengan cara memimpin, mengarahkan, dan mempengaruhi orang
lain untuk melakukan sesuatu guna mencapai hasil yang
diharapkan.(Ariyani, n.d.)
Istilah “kepemimpinan kepala sekolah” mempunyai arti yang
berbeda-beda tergantung dari latar belakang orang yang memaknainya.
Namun kepemimpinan dapat dipahami sebagai kegiatan mempengaruhi
orang lain agar melakukan pekerjaannya secara terarah guna mencapai
tujuan organisasi. Definisi lain juga mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan orang-orang tertentu untuk
7
menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, dan
menasihati orang.(Julaiha, n.d.)
Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah adalah guru yang
mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Menurut Trimo
menyatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin dalam
sebuah lembaga pendidikan dalam beberapa waktu tertentu. Menurut
Sri Damayanti, kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu: Kepala dan
sekolah. Kata “kepala” dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam
suatu organisasi atau lembaga, sedangkan “sekolah” diartikan sebagai
sebuah lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran. (Muspawi,
2020)
2.2 Sistem rekruitmen kepala sekolah
Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.Kepala dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyiapkan calon kepala
sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang
(Permendiknas No 28 tahun 2010 pasal 3 ayat 1 dan 2).
Calon kepala sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi
persyaratan umum. Calon kepala sekolah/madrasah direkrut melalui pengusulan oleh
kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas yang bersangkutan kepada dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya (Permendiknas No 28 tahun
2010 pasal 4 ayat 1 dan 2).
Dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/
kantor kementerian agama kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan seleksi administratif dan akademik. Seleksi administratif dilakukan
melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah
memenuhi persyaratan umum. Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi
kepemimpinan dan penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Permendiknas No 28 tahun 2010
pasal 5 ayat 1 s.d. 3).
Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah sebagaimana
8
dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi. Akreditasi terhadap lembaga
penyelenggara program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh
lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan oleh menteri (Permendiknas No 28 tahun
2010 pasal 6 ayat 1 dan 2).
Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah merupakan
kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang
bertujuan untuk menumbuh-kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada
dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan dalam
kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik
pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan. Pendidikan
dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dikoordinasikan dan difasilitasi oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya. Pemerintah dapat memfasilitasi pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. Pendidikan dan pelatihan
diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon kepala
sekolah/madrasah. Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian
diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara. Sertifikat
kepala sekolah/madrasah dicatat dalam database nasional dan diberi nomor unik oleh
menteri atau lembaga yang ditunjuk (Permendiknas No 28 tahun 2010 pasal 7 ayat 1
s.d. 7).(Permendiknas & Pengantar, 2012)
2.3 Faktor pendukung dan penghambat dalam sistem rekruitmen kepala
sekolah
a. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah
Mengingat strategisnya peran kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, maka pengadaan kepala sekolah, baik
rekrutmen maupun seleksi kepala sekolah menjadi salah satu faktor
terpenting, salah satu meningkatkan mutu dalam lembaga pendidikan
adalah dengan melakukan rekrutmen kepala sekolah yang sesuai dengan
perundang – undangan yang berlaku. Hal ini merupakan kepala sekolah
menjadi acuan penggerak utama bagi sumber daya di dalam sekolah
karena suatu proses pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang
9
diharapkan, sehingga dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya
lembaga pendidikan atau sekolah itu mencapai tujuannya sebagian besar
ditentukan oleh kualitas kepala sekolah dalam membimbing serta
membina sumber daya sekolah yang ada. Mengembangkan kualitas kepala
sekolah juga harus melihat dari sistem rekrutmen calon kepala sekolah,
maka dari itu pentingnya memberi pembinaan dan pengembangan karier
calon kepala sekolah karena dalam Permendiknas sudah dijelaskan bahwa
pembinaan calon kepala sekolah diawali menggunkan uji kompetensi
(UK) setelah itu dilakukan penilaian kerja (PK) dan dilanjutkan dengan
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Pengembangan
keprofesian ini berguna untuk membina dan memberi kesempatan kepala
kepala sekolah untuk mengembangkan potensi dalam kepemimpinannya
tersebut agar dapat memberikan kontribusi pada bidang pendidikan. (1153-
Article Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Untuk mendukung pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah harus
memperhatikan persyaratan umum maupun persyarata khusus. Persyaratan
umum biasanya telah dilaksanakan dan persyaratan tersebut biasanya telah
dilakukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya, sedangkan persyaratan
khusus ini dapat menjadi pedoman yang baik dan memperoleh legalitas
secara nasional serta dapat digunakan sebagai bagian dari sistem yang
sedang dikembangkan oleh Negara. Adapun persyaratan khusus sebagai
berikut (1) Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah di lembaga terakreditasi (2)
Akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program penyiapan calon
kepala sekolah dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh menteri.Rekrutmen kepala sekolah dalam sistem yang telah disusun
menteri harus ditetapkan karena adanya tes proptes dan pemaparan
makalah manajemen pendidikan untuk menentukan visi dan misi yang
akan mendatang pada saat terpilih menjadi kepala sekolah. (1153-Article
Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah yaitu
10
adanya ketertarikan yang erat antara proses rekrutmen tersedianya Sumber
Daya Manusia (SDM) dengan mutu pendidikan yang termasuk dalam hal
yang penting dan hanya akan didapat melalui upaya rekrutmen yang
selektif. Adanya ketertarikan SDM termasuk dalam kebiasan mencari
kerja seseorang oleh karena itu beberapa aspek guru profesional yang
harus menjadi perhatian adalah mekanisme penerimaan, pembinaan
profesional, pengembangan karier dan tingkat kesejahteraan guru dapat
membantu adanya peningkatan ketertarikan dalam mendukung adanya
pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah. Adapun juga faktor pendukung
rekrutmen calon kepala sekolah dapat dilihat dari sistem organisasi yaitu
adanya kebijakan promosi dari dalam atau terlibatnya dukungan dari
pemangku kepentingan (stakeholder) seperti Dinas Pendidikan dan Komite
sekolah. Kemudian di dalam proses penyeleksian calon kepala sekolah
harus menggunakan sistem yang transparan dan akuntabe, dengan
melibatkan panitia seleksi yang independent dan kompeten, hal tersebut
dapat dilakukan dengan didukung oleh adanya kriteria seleksi yang jelas
dan objektif, seperti adanya kualifikasi akademik, dan yang terpenting
juga selain Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga harus ada
tersedianya sumber daya yang memadai lain seperti anggaran dan fasilitas
untuk menunjang proses rekrutmen calon kepala sekolah.
b. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah
Penurunan mutu pendidikan banyak disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya seperti kurangnya kepala sekolah yang berkualitas,
kemudian adanya dari faktor penghambat yang dihadapi saat melakukan
rekrutmen pada calon kepala sekolah adalah kurangnya sumber daya
managerial yang kurang mampu mengembangkan keterbukaan pada
organisasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh budaya sistem kepemimpinan
topdown berdasarkan intruksi dari kepala atau dari pimpinan, ataupun
adanya penempatan kepala sekolah yang kurang mempertimbangkan
faktor kepemimpinan. Oleh karena itu perlu dikembangkan assesment
guna untuk mengukur kemampuan dari segi perilaku kepemimpinan calon
kepala sekolah, untuk mendukungnya sekolah yang berkualitas. Salah satu
11
asessment yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tes
kepemimpinan yang telah dirumuskan oleh perarturan yang baru.(Melyani,
n.d.)
12
dan rawan terjadinya kolusi. (1153-Article Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Permendiknas nomor 40 tahun 2021 telah menggaris bawahi
bahwa adanya persyaratan khusus yang harus dilalui guru untuk mendapat
tugas khusus menjadi kepala sekolah. Adanya peran guru dalam
membantu kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas,
namun salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan rekrutmen kepala
sekolah ialah tidak banyak guru yang berminat untuk mencalonkan diri
sebagai kepala sekolah serta kurang tersedianya anggaran dalam hal
perekrutan kepala sekolah. Banyaknya Sumber Daya Manusia yang
kurang minat terhadap rekrutmen kepala sekolah juga dipengaruhi oleh
banyaknya persyaratan yang harus dimiliki pelamar, maka tidak menutup
kemungkinan juga pelamar menjadi sedikit. Kemudian kurang
terjangkaunya akses informasi mengenai rekrutmen calon kepala sekolah
ini yang dapat mempengaruhi adanya kurangnya Sumber Daya Manusia
mengakses informasi mengenai lowongan dan persyaratan rekrutmen
calon kepala sekolah. (Administrasi Pendidikan & Husen, n.d.)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15