Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


“Sistem Recruitmen pada Kepala Sekolah”
disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dosen Pengampu : Windasari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh kelompok 4 :

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Elmi Muljanah (23010714199)

2. Azmi Mujahidah (23010714187)

3. Alfie Rizqia Rachmi (23010714219)


4. Icha Febrianti Zahroh (23010714209)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Pendidik dan
Tenaga Kependidikan tentang “Sistem Recruitment pada Kepala
Sekolah“ tepat pada waktunya. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Windasari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasannya. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan.

Surabaya, 11 Februari 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
MAKALAH ..................................................................................................... 1
MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ..................... 1
“Sistem Recruitmen pada Kepala Sekolah” ...................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
2.1 Pengertian Rekruitmen Dan Kepala Sekolah ................................... 6
a. Rekruitmen ............................................................................................ 6

b. Kepala sekolah....................................................................................... 7

2.2 Sistem rekruitmen kepala sekolah ................................................... 8


2.3 Faktor pendukung dan penghambat dalam sistem rekruitmen kepala
sekolah ...................................................................................................... 9
a. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah ....... 9

b. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah .... 11

BAB III .......................................................................................................... 14


PENUTUP ..................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sekolah yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan


dengan kepala sekolah, guru, staf manajemen, dan siswa ini memerlukan
manajemen organisasi yang baik dan staf agar dapat berfungsi dengan lancar
sesuai dengan arah dan tujuannya. Kepemimpinan guru yang baik harus
berfungsi untuk memastikan bahwa pembagian tugas dan tanggung jawab
didistribusikan secara merata di antara semua orang sesuai dengan
keterampilan dan tugasnya. Setiap orang memahami dan mengakui tugas dan
tempatnya dalam struktur organisasi. Dengan demikian, tindakan sewenang-
wenang atau otoriter yang dilakukan kepala sekolah dapat dihindari dan
sebaliknya dapat tercipta suasana demokratis dalam pengelolaan
sekolah.(Aliyyah et al., n.d.)
Manajemen dibutuhkan supaya pengelolaan pendidikan di sekolah
terkendali dengan melalui pengembangan visi, misi dan tujuan yang tepat.
Sekolah banyak mempunyai guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang
cukup memadai serta mempunyai siswa yang berkualitas tinggi namun, gagal
dalam mewujudkan dirinya sebagai sekolah yang berkualitas.(Anggreini,
n.d.)
Rekruitmen tenaga pendidik dan kependidikan merupakan proses
pertama yang dilakukan untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang berkualitas
dalam jumlah yang besar, pada waktu dan tempat yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga orang dan sekolah bisa
saling menyeleksi berdasarkan kepentingan terbaik individu dalam jangka
panjang ataupun jangka pendek. Rekruitmen sangat penting karena
merupakan proses awal penyediaan sumber daya manusia, seleksi melibatkan
informasi mengenai pelamar dan kemudian menentukan siapa yang pantas
untuk diterima atau tidak diterima. (Anggreini, n.d.)

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari rekruitmen dan kepala sekolah?

2. Bagaimana sistem rekruitmen kepala sekolah?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam sistem rekruitmen


kepala sekolah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari rekruitmen dan kepala sekolah

2. Untuk mengetahui Bagaimana sistem rekruitmen kepala sekolah

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam sistem


rekruitmen kepala sekolah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekruitmen Dan Kepala Sekolah


a. Rekruitmen
Dalam mengelola sumbar daya manusia (SDM) yang berkualitas
suatu lembaga atau perusahaan perlu memulai dengan proses rekruitmen
yang baik. Pegawai merupakan aset penting dalam suatu lembaga atau
perusahaan, oleh karena itu, dibutuhkan proses seleksi atau recruitment
yang baik untuk merekrut tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan.(Muspawi, 2020)
Rekrutmen atau “Recruting” adalah kegiatan analisis pekerjaan
atau yang berisi deskripsi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan merinci pada
tugas dan tanggung jawab pekerjaan serta menjelaskan persyaratan untuk
posisi tersebut. Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk menemukan dan menarik pelamar dengan motivasi,
keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk
mengisi kekurangan yang diidentivikasi dalam perencanaan
kepegawaian.(Aliyyah et al., n.d.)
Sehingga dapat disimpulkan recruitment adalah proses pencarian
tenaga kerja yang mempunyai kemmapuan dan keahlian untuk menjadi
pegawai yang dilakukan secara terencana agar memenuhi syarat-syarat
recruitment guna mendapatkan jabatan tertentu ”. Dilansir dari buku
Fundamental Manajemen Keorganisasian (2022) oleh Ahmad Bairizki,
menurut Yuniarsih dan Suwatno, perekrutan merupakan kegiatan untuk
mendapatkan sejumlah tenaga kerja dari berbagai sumber, sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya
rekruitmen adalah suatu proses mencari, menemukan, dan menarik para
pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu lembaga atau perusahaan dengan
proses dan persyaratan tertentu, proses perekrutan tenaga pendidik
memiliki peranan yang penting karena dalam prosesnya akan
menghasilkan SDM yang berkualitas.

6
Rekrutmen diselenggarakan dengan tujuan untuk menarik
sebanyak mungkin pelamar sehinga organisasi akan memiliki kesempatan
untuk meningkatkan peluang dalam memilih calon pegawai yang dianggap
memenuhi kriteria kualifikasi organisasi. Pengadaan pegawai dilakukan
berdasarkan prinsip netral, obyektif, akuntabel, bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme. Sehingga dapat disimpulkan tujuan rekrutmen ialah
memperoleh sejumlah tenaga kerja yang memenuhi kriteria kualifikasi
persyaratan yang sudah ditentukan sehingga cocok dengan posisi tertentu.
Dalam praktiknya pelaksanaan rekrutmen memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Memperoleh sumber tenaga yang memiliki potensi.
2. Memperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kualifikasi.
3. Menetapkan standar kualifikasi bagi para pelamar.
4. Untuk integritas seleksi. (ANALISIS SISTEM REKRUTMEN
PENGAWAS SEKOLAH JENJANG SEKOLAH DASAR DI
KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI, n.d.)

b. Kepala sekolah
Kepemimpinan adalah bagian dari proses manajemen.
Kepimimpinan harus mendapat perhatian prioritas karena diharapkan
dapat menghasilkan sumbar daya manusia yang berkualitas tinggi di
berbagai bidang dan pada akhirnya bisa meningkatkan sumber daya
manusia yang ada. Kepemimpinan juga bisa diartikan dengan suatu proses
dimana aktivitas seorang menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu dengan cara memimpin, mengarahkan, dan mempengaruhi orang
lain untuk melakukan sesuatu guna mencapai hasil yang
diharapkan.(Ariyani, n.d.)
Istilah “kepemimpinan kepala sekolah” mempunyai arti yang
berbeda-beda tergantung dari latar belakang orang yang memaknainya.
Namun kepemimpinan dapat dipahami sebagai kegiatan mempengaruhi
orang lain agar melakukan pekerjaannya secara terarah guna mencapai
tujuan organisasi. Definisi lain juga mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan orang-orang tertentu untuk

7
menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, dan
menasihati orang.(Julaiha, n.d.)
Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah adalah guru yang
mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Menurut Trimo
menyatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin dalam
sebuah lembaga pendidikan dalam beberapa waktu tertentu. Menurut
Sri Damayanti, kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu: Kepala dan
sekolah. Kata “kepala” dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam
suatu organisasi atau lembaga, sedangkan “sekolah” diartikan sebagai
sebuah lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran. (Muspawi,
2020)
2.2 Sistem rekruitmen kepala sekolah
Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.Kepala dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya menyiapkan calon kepala
sekolah/madrasah berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang
(Permendiknas No 28 tahun 2010 pasal 3 ayat 1 dan 2).
Calon kepala sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi
persyaratan umum. Calon kepala sekolah/madrasah direkrut melalui pengusulan oleh
kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas yang bersangkutan kepada dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya (Permendiknas No 28 tahun
2010 pasal 4 ayat 1 dan 2).
Dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/
kantor kementerian agama kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan seleksi administratif dan akademik. Seleksi administratif dilakukan
melalui penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah
memenuhi persyaratan umum. Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi
kepemimpinan dan penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Permendiknas No 28 tahun 2010
pasal 5 ayat 1 s.d. 3).
Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah sebagaimana

8
dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi. Akreditasi terhadap lembaga
penyelenggara program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh
lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan oleh menteri (Permendiknas No 28 tahun
2010 pasal 6 ayat 1 dan 2).
Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah merupakan
kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang
bertujuan untuk menumbuh-kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada
dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan dalam
kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik
pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan. Pendidikan
dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dikoordinasikan dan difasilitasi oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya. Pemerintah dapat memfasilitasi pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah. Pendidikan dan pelatihan
diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon kepala
sekolah/madrasah. Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian
diberi sertifikat kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara. Sertifikat
kepala sekolah/madrasah dicatat dalam database nasional dan diberi nomor unik oleh
menteri atau lembaga yang ditunjuk (Permendiknas No 28 tahun 2010 pasal 7 ayat 1
s.d. 7).(Permendiknas & Pengantar, 2012)
2.3 Faktor pendukung dan penghambat dalam sistem rekruitmen kepala
sekolah
a. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah
Mengingat strategisnya peran kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, maka pengadaan kepala sekolah, baik
rekrutmen maupun seleksi kepala sekolah menjadi salah satu faktor
terpenting, salah satu meningkatkan mutu dalam lembaga pendidikan
adalah dengan melakukan rekrutmen kepala sekolah yang sesuai dengan
perundang – undangan yang berlaku. Hal ini merupakan kepala sekolah
menjadi acuan penggerak utama bagi sumber daya di dalam sekolah
karena suatu proses pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang

9
diharapkan, sehingga dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya
lembaga pendidikan atau sekolah itu mencapai tujuannya sebagian besar
ditentukan oleh kualitas kepala sekolah dalam membimbing serta
membina sumber daya sekolah yang ada. Mengembangkan kualitas kepala
sekolah juga harus melihat dari sistem rekrutmen calon kepala sekolah,
maka dari itu pentingnya memberi pembinaan dan pengembangan karier
calon kepala sekolah karena dalam Permendiknas sudah dijelaskan bahwa
pembinaan calon kepala sekolah diawali menggunkan uji kompetensi
(UK) setelah itu dilakukan penilaian kerja (PK) dan dilanjutkan dengan
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Pengembangan
keprofesian ini berguna untuk membina dan memberi kesempatan kepala
kepala sekolah untuk mengembangkan potensi dalam kepemimpinannya
tersebut agar dapat memberikan kontribusi pada bidang pendidikan. (1153-
Article Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Untuk mendukung pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah harus
memperhatikan persyaratan umum maupun persyarata khusus. Persyaratan
umum biasanya telah dilaksanakan dan persyaratan tersebut biasanya telah
dilakukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya, sedangkan persyaratan
khusus ini dapat menjadi pedoman yang baik dan memperoleh legalitas
secara nasional serta dapat digunakan sebagai bagian dari sistem yang
sedang dikembangkan oleh Negara. Adapun persyaratan khusus sebagai
berikut (1) Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah di lembaga terakreditasi (2)
Akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program penyiapan calon
kepala sekolah dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh menteri.Rekrutmen kepala sekolah dalam sistem yang telah disusun
menteri harus ditetapkan karena adanya tes proptes dan pemaparan
makalah manajemen pendidikan untuk menentukan visi dan misi yang
akan mendatang pada saat terpilih menjadi kepala sekolah. (1153-Article
Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah yaitu

10
adanya ketertarikan yang erat antara proses rekrutmen tersedianya Sumber
Daya Manusia (SDM) dengan mutu pendidikan yang termasuk dalam hal
yang penting dan hanya akan didapat melalui upaya rekrutmen yang
selektif. Adanya ketertarikan SDM termasuk dalam kebiasan mencari
kerja seseorang oleh karena itu beberapa aspek guru profesional yang
harus menjadi perhatian adalah mekanisme penerimaan, pembinaan
profesional, pengembangan karier dan tingkat kesejahteraan guru dapat
membantu adanya peningkatan ketertarikan dalam mendukung adanya
pelaksanaan rekrutmen kepala sekolah. Adapun juga faktor pendukung
rekrutmen calon kepala sekolah dapat dilihat dari sistem organisasi yaitu
adanya kebijakan promosi dari dalam atau terlibatnya dukungan dari
pemangku kepentingan (stakeholder) seperti Dinas Pendidikan dan Komite
sekolah. Kemudian di dalam proses penyeleksian calon kepala sekolah
harus menggunakan sistem yang transparan dan akuntabe, dengan
melibatkan panitia seleksi yang independent dan kompeten, hal tersebut
dapat dilakukan dengan didukung oleh adanya kriteria seleksi yang jelas
dan objektif, seperti adanya kualifikasi akademik, dan yang terpenting
juga selain Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga harus ada
tersedianya sumber daya yang memadai lain seperti anggaran dan fasilitas
untuk menunjang proses rekrutmen calon kepala sekolah.
b. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Kepala Sekolah
Penurunan mutu pendidikan banyak disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya seperti kurangnya kepala sekolah yang berkualitas,
kemudian adanya dari faktor penghambat yang dihadapi saat melakukan
rekrutmen pada calon kepala sekolah adalah kurangnya sumber daya
managerial yang kurang mampu mengembangkan keterbukaan pada
organisasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh budaya sistem kepemimpinan
topdown berdasarkan intruksi dari kepala atau dari pimpinan, ataupun
adanya penempatan kepala sekolah yang kurang mempertimbangkan
faktor kepemimpinan. Oleh karena itu perlu dikembangkan assesment
guna untuk mengukur kemampuan dari segi perilaku kepemimpinan calon
kepala sekolah, untuk mendukungnya sekolah yang berkualitas. Salah satu

11
asessment yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tes
kepemimpinan yang telah dirumuskan oleh perarturan yang baru.(Melyani,
n.d.)

Pada Permendiknas tim pertimbangan pengangkatan kepala


sekolah harus dibentuk sebagai tim yang independent dalam melakukan
rekrutmen pada calon kepala sekolah, namun ada nya ketidaksesuaian
dalam sistem rekrutmen calon kepala sekolah masih jauh dari unsur –
unsur yang telah ditentuk di dalam Permendiknas. Ketidak sesuaian ini
dapat dilihat dari masa jabatan kepala sekolah, yang artinya hal ini berbeda
dengan kenyataan dilapangan masa tugas kepala sekolah berbeda dengan
apa yang terdapat dalam Permendiknas, adanya kepala sekolah yang telah
ditugaskan menjadi kepala sekolah melebihi 2 (dua) periode tanpa masa
tenggang waktu sebagaimana yang tertera dalam
Permendiknas.(Administrasi Pendidikan & Husen, n.d.)

Adanya kecurangan yang dapat menghambat dalam pelaksaan


rekrutmen kepala sekolah selain waktu menjabat kepala sekolah yaitu
seperti yang tertera pada Permendiknas nomor 40 tahun 2021 adalah
seorang kepala sekolah harus memiliki sertifikat kepala sekolah yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, sertifikat tersebut yang
diberikan kepada pihak guru dalam artian pengakuan bentuk formal
kepada guru bahwa yang bersangkutan telah memenuhi kualifikasi dan
kompetensi untuk mengembangkan tugas menjadi kepala sekolah, namun
pada saat ini banyaknya kepala sekolah yang menjabat belum memiliki
sertifikat bersyarat melalui lembaga LKPPS (Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Sekolah) sebagai tindak lanjut peraturan Permendikna.
Pada kenyataannya yang terjadi di lapangan banyak kita lihat perekrutan
kepala sekolah tidak menggunakan mekanisme yang telah ditetapkan di
dalam Pemendiknas. Kepala sekolah diangkat oleh kepala daerah melalui
mekanisme yang belum sesuai dengan peraturan menteri tersebut dimana
mekanismenya telah menggunakan tahapan – tahapan yang telah
dilakukan. Proses rekrutmen calon kepala sekolah yang belum
menggunakan aturan yang berlaku akan menimbulkan dampak negative

12
dan rawan terjadinya kolusi. (1153-Article Text-1393-2188-10-20170318, n.d.)
Permendiknas nomor 40 tahun 2021 telah menggaris bawahi
bahwa adanya persyaratan khusus yang harus dilalui guru untuk mendapat
tugas khusus menjadi kepala sekolah. Adanya peran guru dalam
membantu kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas,
namun salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan rekrutmen kepala
sekolah ialah tidak banyak guru yang berminat untuk mencalonkan diri
sebagai kepala sekolah serta kurang tersedianya anggaran dalam hal
perekrutan kepala sekolah. Banyaknya Sumber Daya Manusia yang
kurang minat terhadap rekrutmen kepala sekolah juga dipengaruhi oleh
banyaknya persyaratan yang harus dimiliki pelamar, maka tidak menutup
kemungkinan juga pelamar menjadi sedikit. Kemudian kurang
terjangkaunya akses informasi mengenai rekrutmen calon kepala sekolah
ini yang dapat mempengaruhi adanya kurangnya Sumber Daya Manusia
mengakses informasi mengenai lowongan dan persyaratan rekrutmen
calon kepala sekolah. (Administrasi Pendidikan & Husen, n.d.)

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Recruitmen calon kepala sekolah dapat dimulai dari


penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta
pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah. Calon kepala
sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi persyaratan umum.
sesuai dengan kewenangannya melakukan seleksi administratif dan
akademik. Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan
dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi. Calon
kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian diberi sertifikat
kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara. Adanya sistem
pendukung dan penghambat yang dapat mempengaruhi sistem recruitmen
kepala sekolah, karena sistem recruitmen merupakan tahapan awal untuk
mendapatkan pimpinan yang dapat membangun kualitas dari lembaga sekolah
nanti.
3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang sistem rekrutmen pada kepala sekolah
kita dapat mengetahui tentang pengertian, sistem rekrutmen, faktor
penghambat, dan pendukung sistem rekrutmen. Penulis menyadari bahwa
dalam menulis makalah ini masih jauh dari kesempurnaan di sebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan kami dan juga kurangnya referensi rujukan yang
kami dapat, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah kita selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1153-Article Text-1393-2188-10-20170318. (n.d.).


Administrasi Pendidikan, J., & Husen, M. (n.d.). SISTEM REKRUTMEN,
SELEKSI DAN PENEMPATAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDA
ACEH. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 15(1), 2012–2026.
Aliyyah, R. R., Lutfah, S. A., & Lathifah, Z. K. (n.d.). PENGELOLAAN TENAGA
PENDIDIK PADA SEKOLAH DASAR THE MANAGEMENT OF
TEACHERS AT ELEMENTARY SCHOOLS.
ANALISIS SISTEM REKRUTMEN PENGAWAS SEKOLAH JENJANG SEKOLAH
DASAR DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI. (n.d.).
Anggreini, R. (n.d.). PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN MELALUI REKRUTMEN TENAGA PENDIDIK DI
SD ISLAM ABU DZAR TANGERANG SELATAN. https://journal.an-
nur.ac.id/index.php/unisanjournal
Ariyani, R. (n.d.). KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU.
Julaiha, S. (n.d.). KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. In Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran (Vol. 6, Issue 3).
Melyani, T. (n.d.). Pelaksanaan Rekrutmen Tenaga Pendidik.
https://www.jurnal.staini.ac.id/index.php/edumanage
Muspawi, M. (2020). Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 402.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.938
Permendiknas, M., & Pengantar, S. (2012). Sistem Rekrutmen Kepala Sekolah
(Vol. 8, Issue 1).

15

Anda mungkin juga menyukai