Anda di halaman 1dari 31

= KODE KEHORMATAN =

Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya


Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka.
Satya Pramuka :
1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon
pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota
atau pengurus;
2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya
untuk diamalkan; dan
3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
Darma Pramuka :
a.
Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia;
b. Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam
kehidupan anggota Gerakan Pramuka di masyarakat;
c.
Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk
mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap
demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan
dan gotong royong; dan
d. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka.
Kode Kehormatan Pramuka adalah budaya organisasi yang melandasi
sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka.
Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan
Pramuka.
Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,


Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
pancasila.

Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri


membangun masyarakat.

Menepati Dasadarma.
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi:
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
= SALAM PRAMUKA =
Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada
orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu
ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat
dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang
dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah
sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1. Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2. Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.
3. Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang
sedang dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi
Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para
menteri dan pejabat lainnya.
d. Lagu Kebangsaan.
= PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM NEGARA =

Falsafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar


spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi
landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber
daya manusia maupun pembangunan fisik.
Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan
non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan
dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas
baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan
ketrampilan.
Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14
Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional
Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi
generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa,
bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan
yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota
dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum
muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa
membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan
kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka.
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan
Hukum diatur berdasarkan :
A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961
Tentang Gerakan Pramuka
C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961
Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan
Kepanduan Pradja Muda karana
D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
E. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun
2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap
aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di
Gerakan Pramuka.
= SEJARAH SINGKAT PRAMUKA INDONESIA =
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan
menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu
mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa
jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota
perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan
MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan
dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal
349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa
Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan
itu memberi kewajiban agar
Pemerintah
melaksanakan-nya. Karena itulah Pesiden/ Mandataris MPRS pada 9
Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus
diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh
organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut
Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian
Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan
Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112
Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana
Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti
yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden
dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden
RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi
dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun
1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang
saling berkaitan yaitu :
1) Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan
pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di
Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa
ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
2) Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan
Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anakanak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan
pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam
menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan
Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke
tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN
TAHUN KERJA.
3) Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang
dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan
Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30
Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR
GERAKAN PRAMUKA.
4) Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara,
diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat
yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan
Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14
Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan
agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka
telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI
No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan
anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan
perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS)
yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan
mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas
beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam
Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah
anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu
17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil
Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh
rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota
Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar
10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti
dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan
anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan
Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang
diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian
dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh
seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
= LAMBANG GERAKAN PRAMUKA =
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soenardjo Admodipura,
seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen
Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16
Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Uraian arti
Pramuka.

kiasan

lambang

Gerakan

Satu

: Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan


istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang
pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan,
bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia
Dua
: Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah
seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet
serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan
dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan
kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Tiga
: Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan
besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya
dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat
menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan
dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Empat : Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan
salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka
mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia
dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombangambingkan oleh sesuatu.
Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah
melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka
mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasanlandasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna
mencapai cita-citanja.
Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga
akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka
adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat
manusia.
= PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN =
Pengertian Kepramukaan
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan
bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar
lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun
1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga
sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan
kepramukaan di suatunegara haruslah menyesuaikan pendidikannya
itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa
dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara
manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,golongan, tingkat,
suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di
mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang
dalam pelaksanaan pendidikannyaselalu menggunakan Prinsip Dasar
dan Metode Kepramukaan.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai
fungsi sebagai :
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang
menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu
permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa
aturan dan tujuan,dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih
tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan,
tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara
sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi
organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkaladalam satuan
pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan


sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan gudepnya.
Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK
Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA


Struktur gerakan pramuka adalah kemimpinan seorang
pemimpin dibagiannya masing-masing dalam menentukan kebijakankebijankan dalam progam gerakan pramuka yang akan datang maupun
itu di Gudep , Kwaran, Kwarcab, Kwarda, atau kwarnas. Posisi tertinggi
di struktur gerakan Pramuka adalah Pemimpin Negara yang mana
beliaulah yang sangat berhak menentukan Progam yang akan datang.

= GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA =


Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan
dikendalikan oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Kecuali gudep
yang berpangkalan di Perguruan Tinggi yang dihimpun oleh Kwartir
Cabang. Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di bawah
pengendalian Kwartir Nasional.
Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu gudep lengkap dan gudep
tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan gudep yang memiliki
anggota dari semua golongan pramuka mulai dari pramuka siaga,
pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka pandega.
Sehingga gudep lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas
perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, hingga racana
pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep yang hanya
memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep
tidak lengkap ini bisa jadi hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan
semisal hanya memiliki pasukan penggalang, hanya memiliki
perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya memiliki ambalan
penegak dan sejenisnya.
Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan
terpisah. Artinya, anggota pramuka putra dan putri harus dihimpun
dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing gudep berdiri
sendiri. Para anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu gugusdepan
saja.
Organisasi dan Pimpinan Gudep
Sebagai tanda pengenal, gugusdepan menggunakan nomor. Gudep
putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri menggunakan
nomor genap. Pemberian nomor gudep ini diatur oleh Kwartir Cabang,
kecuali untuk gudep luar negeri yang pengaturannya dilakukan
langsung oleh Kwartir Nasional.
Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep
dapat juga menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh
dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda

Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua


Gudep dan dibantu oleh pembina satuan dan pembantu pembina satuan.
Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan dari para
pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang
dilaksanakan minimal 3 tahun sekali. Pembina satuan terdiri atas;
pembina siaga, pembina penggalang, pembina penegak dan pembina
pandega.
Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk
Dewan Kehormatan Gudep, Badan Pemeriksa Keuangan Gudep, dan
Majelis
Pembimbing
Gudep
(Mabigus).
Dewan
Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh
Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah,
penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah
badan independen yang dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan
bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan
Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi
bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta
konsultasi kepada gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur orang
tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
= KEPEMIMPINAN =
1.

2.

3.

Pendahuluan
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam menentukan
hasil usaha yang dilakukan oleh suatu organisasi. Sehingga pada
prinsipnya, pemimpinlah yang mempunyai kesempatan paling
besar untuk merubah jerami menjadi emas atau merubah
tumpukan uang menjadi abu. peribahasa tersebut menjelaskan
bahwa faktor pemimpin merupakan faktor utama yang dapat
menentukan maju mundurnya juga bisa hidup matinya suatu
usaha bersama dan kepemimpinan merupakan kunci pembuka
suksesnya organisasi / usaha.
Teori kepemiminan
Ada beberapa teori kepemimpinan dengan menonjolkan dari
latar belakang historis (sejarah), sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, syarat menjadi pemimpin, sifat-sifat utama, tugas
dari seorang pemimpin, dsb.
Latar belakang sejarah
Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan adanya
peradaban manusia. Yaitu sejak nenek moyang manusia
berkumpul bersama dan terjadi kerjasama antar manusia. Pada
saat itu akan muncullah seorang manusia yang paling tua, paling
kuat, paling cerdas, paling bijaksana, atau paling berani yang
menjadi pemimpin.
Sebab sebab munculnya seorang pemimpin :
a.
Teori genetis , yang menyatakan peimpin itu tidak dibuat
tetapi pemimpin itu timbul atau ada dengan sendirinya.
b. Teori sosial, pemimpin itu harus dipersiapkan (melalui
pemndidikan), setiap orang bisa menjadi pemimpin bila
mendapat pendidikan yang layak.
c.
Teori ekologis (sintetis), pemimpin yang sukses adalah
pemimpin yang mempunyai bakat memimpin dan kemudian

4.

5.

6.

7.

dikembangkan melalui usaha pemdidikan dan pengembangan


pengalaman.
Syarat-Syarat Kepemimpnan
Hal ini dikaitkan dengan 3 hal yang penting, yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
3. Kemampuan
Selain itu pula harus diperhatikan penguasaan konsepkonsep, potensi yang dimiliki, serta motivasi yang dapat
ditumbuhkan ( kadang-kadang ambisi juga diperlukan ).
Kepemimpinan harus mempunyai unsur kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain ( bawahan atau kelompoknya ) untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Teknik Kepemimpinan
Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial,
seorang pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan
dalam kegiatan sehari-harinya. beberapa teknik kepemimpinan
meliputi beberapa kategori yaitu :
1. Etika profesi pemimpin yaitu kewajiban yang dimiliki seorang
pemimpin, bagaimana seharusnya tingkah laku sorang
pemimpin dan pengembangan moralnya.
2. Dinamika kelompok, yaitu terjadinya interaksi ( hubungan
timbal balik ) antar setiap anggota kelompoknya.
3. Komunikasi , arus informasi dan emosi yang tepat,
penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada
individu atau kelompok lain.
4. Pengambilan keputusan ( decision making ) adalah suatu hal
yang sangat penting bagi seorang pemimpn walaupun
sebenarnya cukup sulit.
5. Keterampilan berdiskusi ( melakukan kompromi ), diskusi
berasal dari bahasa latin ( disccucio ) yang artinya
memecahkan dalam berbagai potongan ( bagian ). artinya
diskusi itu bertujuan untuk memecahkan masalah untuk
mencari jalan keluarnya dengan mengambil kesimpulan.
Sifat - Sifat Pemimpin
Pemimpin itu harus mempunyai sifat-sifat yang baik antara
lain :
a.
Kuat mental dan fisiknya
b. Bersemangat
c.
Ramah-tamah dan kasih sayang
d. Jujur
e.
Mempunyai kemampuan ( keterampilan )
f.
Tegas dan cepat dalam mengambil keputusan
g.
Cerdas dan bijaksana
h. Berpengalaman
i.
Dapat dipercaya
j.
Dapat mengendalikan emosinya ( stabil )
k.
Bersifat objectif dan adil
l.
Bisa memberi perintah, celaan, pujian, dan koreksi
m. Bisa menerima saran / kritik
n. Memperhatikan kelompoknya
o. Menciptakan disiplin dengan memberi contoh
Tipe-tipe ( Gaya ) Kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, dan temperamen
watak serta kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga
berbeda dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe yang baik dan ada
juga yang buruk, atau malah ada juga yang merupakan gabungan
dari keduanya, seperti contoh-contoh dibawah ini :
1) Tipe Deserter ( Pembelot ), adalah tipe pemimpin yang
bermoral rendah, tidak mempunyai loyalitas ( rasa
pengabdian/memiliki ) dan tidak merasa terlibat.
2) Tipe Birokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang patut, taat,
cermat, dan keras dalam menegakkan peraturan.
3) Tipe Missionaris, adalah tipe seorang pemimpin yang
terbuka, penolong, ramah, dan lembut hati.
4) Tipe Developer ( Pembangun ), adalah tipe seorang pemimpin
yang kreatif, dinamis baik dalam pelimpahan wewenang, juga
percaya kepada para bawahannya.
5) Tipe Otokrat, adalah tipe seorang pemimpin yang tegas tetapi
cenderung kasar, sedikit bersifat diktatorris, mau menang
sendiri, keras kepala, angkuh dan bandel.
6) Tipe Benevolent Autocrat ( Otokrat Yang baik ), adalah tipe
seorang pemimpin yang baik, lancar, dan tertib dalam
melaksanakan peraturan juga ahli dalam mengorganisir.
7) Tipe Compromiser ( Pengkompromi ), adalah tipe seorang
pemimpin yang sifatnya mudah berubah ( tidak tetap )
pendirian dan lemah dalam mengambil keputusan.
8) Tipe Eksklusif, adalah tipe seorang pemimpin yang dapat
memberikan motivasi serta menjadi contoh, tekun,
pandangan serta wawasannya cukup luas.

9)

Tipe Kharismatik, adalah tipe seorang pemimpin yang


mempunyai kelebihan daya tarik dan pembawaan tinggi.
Dianggap oleh para pengikut/ bawahannya, bahwa pemimpin
tipe ini mempunyai kelebihan, kekuatan yang luar biasa yang
dapat membuat banyak orang kagum.
10) Tipe Paternalistik atau kebapakan, adalah mempunyai sifat
kebapakan, suka melindungi tetapi jarang memberi
kesempatan, banyak mengambil keputusan sendiri, suka
berinisiatif, banyak fantasi, dan tidak mudah percaya pada
orang lain.
11) Tipe Milisteristis, adalah tipe seorang pemimpin yang suka
memerintah, menghendaki kepatuhan yang mutlak/
sepenuhnya dari bawahannya/ anggotanya, banyak unsur
formalitas kerja serta disiplin yang kaku.
12) Tipe Administratif, adalah tipe seorang pemimpin yang baik
dalam penyelenggaraan administrasi, seperti ketatausahaan
yang rapih, berfikir efektif dan efisien.
= SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH =
Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain
sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara
mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan
Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang
memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum
Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.
Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak
pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya ,
bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala
dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang
Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja
dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang pejuang Aceh telah
menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna
merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang,
bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung
Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran
kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro
memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya
melawan Belanda.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali
digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20
di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir,
Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai
bendera nasional.
Arti Warna
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti
berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia,
sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling
melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah
dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan
warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi.
Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia,
terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di
Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih
(umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh
orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi
sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi
pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai
sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang
tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang
ayah, yang ditanam di gua garba.
Peraturan Tentang Bendera Merah Putih

UUD '45 pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah


Putih.

Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan


Republik Indonesia
Bendera Pusaka
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan
pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan
tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi Bendera Kebangsaan
Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S. Bendera
tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno dan
selanjutnya bendera inilah yang disebut Bendera Pusaka Bendera
Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan sampai
Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun
1946. Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada
waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar

(Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk


menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera tersebut
merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan
berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi) Untuk
menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein
Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya.
Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan diantara
Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian
tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak
Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian
serta perlengkapan pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut
dipisahkan, karena pada waktu itu beliau mempunyai pemikiran bahwa
setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera
karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari
penyitaan dari pihak Belanda. Tak lama setelah Presiden menyerahkan
Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama
Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka
Sumatera. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar
menerima berita dari Bapak Soejono , isi pemberitahuan itu yakni
adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya
Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan
kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak
Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta
diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka).
Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit
milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua
bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan
tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit.
Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono
sesuai dengan isi surat perintah Presiden.
= SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA =
PENDAHULUAN
Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu
kebangsaan itu bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan
belaka, tetapi merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional
bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api perjuangan
bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan
kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar
lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka
menghormatinya dengan khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa
mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain.
Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai
penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam
hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap
bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia.
Indonesia Raya merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional
bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan
Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad
bangsa Indonesia.
d. Indonesia Raya yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air
Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah
mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda
Indonesia untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam
mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka
hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara
colonial yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa
Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan
Sang Merah Putih adalah kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap
Pramuka Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani
mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap
lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan
dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka
Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu
kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia
merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka
harus mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan
benar dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap
Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan
kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia
Raya di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertamatama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa

hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu


Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh
hidup bagi setiap pramuka.
i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya
ini hanya sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam
melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap Pembina Pramuka
berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan
dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
SEJARAH
LAGU
KEBANGSAAN
INDONESIA
RAYA
Indonesia Raya sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu Indonesia Raya adalah gubahan komponis Muda Indonesia
bernama Wage Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga
pernah menjadi wartawan surat kabar Kaoem Moeda dan pengarang
buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur
Mas Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada
tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam selasa tanggal
16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada
waktu itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu
Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.
Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman
kepada masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28
Oktober 1928 di Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu
Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu
sesuai pula dengan semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala
pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada
peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat sambutan yang
hangat sekali.
Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu
dibuka dan ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi
Rakyat Indonesia, Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan
(Kepramukaan), seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu
Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang,
dihalang-halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika
Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula
meminta agar kata-kata dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi
berkat semangat perjuangan dan Peraturan Rakyat dan Pemuda
Indonesia segala rintangan itu dpata dilenyapkan
Indonesia Raya setelah 17 Agustus 1945.
1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu
Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah
merupakan sublimasi pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda
Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan serta
menegakkan Kemerdekaan.
2. Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun
1950 pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi
sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.
= SEJARAH DAN KIASAN LAMBANG NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA =
Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal
burung garuda berkalung perisai yang
merangkum lima sila (Pancasila)? Tapi orang
Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa
pembuat lambang negara itu dulu?
Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir
dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra
sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif
Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal
12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab --walau
pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang
perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak --keduanya
sekarang di Negeri Belanda.
Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak,
Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung
tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan
meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10
Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah
kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika
ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia
diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar
Sultan Hamid II.
Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh
jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalbar dan selalu turut
dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan
KMB di Indonesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in


Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah
pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang
Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam
kemiliteran.
Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat
menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah
melakukan makar di Tanah Air menawarkan over commando
kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah
gembong APRA.
Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari
1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas
pengiriman pasukan TNI ke Kalbar - karena tidak mengikutsertakan
anak buahnya dari KNIL.
Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang
menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950.
Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu,
Westerling sempat marah.
Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat
menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri
negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang
dan merumuskan gambar lambang negara.
Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung
(1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang
negara, disebutkan ide perisai Pancasila muncul saat Sultan Hamid II
sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden
Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan
hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar
negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.
Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama
Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder
Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin
sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM
Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan
rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada
pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta
Menjawab untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut
Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan
lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin.
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah
rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan
sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang
(Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri
Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan
rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang
dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita
putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang
dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden
Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan
dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan
terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang
memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang
negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang
berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila.
Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan
rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai
perdana menteri.
AG Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Dep
Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara
karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang
Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila
masih gundul dan 'tidak berjambul' seperti bentuk sekarang ini.
Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari
berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa,
Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian
memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada
khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.
Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan.
Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang gundul menjadi
berjambul dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari
semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga
diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.
Tanggal 20 Maret 1940, bentuk final gambar lambang negara yang
telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian
memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali
rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS
Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan


penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan
menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di
mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu
Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada
disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang
diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap
disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak.
Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan
dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di
Batulayang.
KIASAN LAMBANG GARUDA PANCASILA
Burung Garuda melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan silasila dalam Pancasila, yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1]
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila
ke-2]
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia [sila ke-5
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional
Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan
wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia
(17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan
negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
"walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu".
= SUMPAH PEMUDA (28 Oktober 1928) =
Latar Belakang
Perlawanan bangsa Indonesia di daerah-daerah masih mengalami
kegagalan karena kurangnya persatuan.
Para pemuda dari daerah membentuk organisasi pemuda untuk
menentang penjajah.
Para pemuda merasa bahwa organisasi pemuda di daerah lemah
untuk melawan penjajah.
Para pemuda berpikir bahwa persatuan merupakan sumber kekuatan
untuk melawan penjajah.
Beberapa organisasi pemuda daerah di Indonesia adalah :
1. Jong Jawa berdiri di daerah pulau Jawa dengan anggota para pemuda
Jawa.
2. Jong Sumatranen Bond didirikan oleh pemuda asal daerah Sumatra.
Berdiri tanggal 9 Desember 1947 dengan tokoh-tokoh Muhammad
Hatta, Mohammad Yamin, M Yansil, Bahder Johan, Assadi, Abu
Hanifah.
3. Jong Minahasa didirikan oleh pemuda asal daerah Minahasa Sulawesi
Utara. Berdiri tahun 1918 di Jakarta.
4. Jong Celebes didirikan oleh pemuda dan pelajar asal Sulawasi
(Celebes).
5. Jong Ambon didirikan oleh pemuda asal Ambon.
6. Tri Koro Darmo adalah perkumpulan pelajar di Jakarta asal Jawa dan
Madura. Didirikan tanggal 9 Maret 1915 dengan tokoh-tokoh
Satiman, Kadarman, dan Sunardi.
7. Tri Koro Darmo Jong Java yang anggotanya terdiri dari seluruh
pemuda Jawa termasuk Jawa Barat.
8. Jong Bataks didirikan oleh pemuda batak.
Kongres Pemuda I tanggal 20 April 2 Mei 1926
Tujuan untuk membentuk perkumpulan pemuda yang bersifat
nasional.
Maksud perkumpulan pemuda adalah :
1. Memajukan persatuan dan kebangsaan
2. Mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan
Kongres Pemuda I belum berhasil mendirikan organisasi yang bersifat
nasional tetapi menhasilkan keputusan yang menyerukan persatuan
berbagai organisasi kedaerahan dalam suatu organisasi pemuda
Indonesia.
Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928
Kongres Pemuda II diadakan dalam 3 kali rapat :
1. Bertempat di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Katholik)
di Lapangan Banteng.

2. Bertempat di Gedung Oats Java Bioscoop (Jl. Merdeka Utara 14


Jakarta).
3. Bertempat di Gedung Indonesch Clubhauls di Jl. Kramat Raya No 106
(Gedung Sumpah Pemuda)
Tokoh-tokoh
1. Sugondo Joyopuspito
Menyerukan perlunya persatuan antara para pemuda.
2. Mr Sartono
Menganjurkan para pemuda terus berjuang dalam pergerakan
kebangsaan.
3. Moh Yamin
Lahir tanggal 28 Agustus 1903 di Talawai.
Senang berorganisasi dan membuat perkumpulan.
Organisasi pertama adalah Jong Sumatranen Bond dan Indonesia
Muda.
Memiliki sifat ulet, rajin, pantang menyerah, senang berorganisasi,
berwawasan luas, selalu ingin berjuang demi bangsa dan negara.
Menguraikan hal penting yang dapat mempersatukan bangsa
Indonesia yaitu sejarah, bahasa, h ukum adat, pendidikan, dan
keamanan
4. Purnomowulan
Mengusulkan pendidikan di Indonesia harus mempunyai sistem
sendiri.
5. S Mangunsarkoro
Berpendapat bahwa pendidikan adalah pekerjaan untuk
membangun dan menambah kebiasaan anak lahir dan batin.
6. Ramelan
Berpidato tentang pergerakan kepanduan.
7. Mr Sunario
Berpidato tentang pergerakan pemuda.
8. Th Pangemanan
Berpidato tentang pentingnya kepanduan.
Hasil Kongres
Ikrar Sumpah Pemuda
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu
tanah air Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa
Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia
Lagu Kebangsaan
Pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tahun 1928.
Diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman.
WR Supratman lahir di Jakarta tanggal 9 Maret 1903 di Jakarta.
WR Supratman adalah guru SD kemudian menjadi wartawan.
WR Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya melalui
gesekan biola.
= PENGETAHUAN SEJARAH PRAMUKA =
A. BIOGRAFI BODEN POWELLL
Boden Powell lahir di London,Inggris pada tanggal 22 Februari 1857
Nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Boden Powell
Nama kecilnya adalah Ste, stephe / stephaenson dan baru dipanggil
dengan nama Robert setelah mendapat gelar dari ksatria raja Inggris
Boden Powell mempunyai Sembilan orang Saudara yaitu;
Warrington, george, augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta,
Jessie dan Baden Fletcher.
Ayah dari boden powell adalah seorang Guru besar Geometri di
universitas Oxford yang Bernama Prof.Domine Boden Powell,yang
meninggal pada tanggal 11 juni 1860 saat boden powell berusia 3
tahun.
Ibunya Bernama Henrietta Grace Smyth seorang Putri dari admiral
kerajaan Inggris yang terkenal yang bernama William T. Smyth.
Pada Tahun 1870 BP masuk kedalam sekolah yang bernama
CHARTERHOUSE SCHOOL.Disana dia mengikuti banyak kegiatan
seperti: Marching band, Klub menembak, teater, melukis, kiper
kesebelasan sepak bola. Dan disekolah inilah dia juga maedapat
julukan bathing Towell
Pada usia 19 tahun dia tamat dari sekolah itu Dan akhirnya BP
bergabung dengan Dinas kemiliteran atas bantuan Pamannya
Kolonel Henry Smyth.
Setelah lulus dari akademi Kemiliteran BP di tugaskan di India
dengan Pangkat Pembantu Letnan
BP terkenal sebagai orang yang sangat pandai bergaul & dia
memiliki seorang sahabat yang sangat dekat bernama Kenneth
Mc.Laren.
Setelah berpindah pindah dari satu kota ke kota lain bahkan dari
satu negara ke negara lain akhirnya BP
bertugas di
Maffeking,sebuah kota di pedalaman afrika selatan.Di kota inilah

yang membuat dia terkenal dan di anggap Pahlawan oleh Bangsanya


karena Jasanya memimpin pertahanan kota maffeking dari
pengepungan Bangsa Boer selama kurang lebih 217 hari ( tgl 13
OKTOBER 1899 18 Mei 1900 ). Dan karena jasanya itu dia naik
Pangkat Menjadi Mayor Jendral.
Disana Dia melakukan banyak petualangan dan karena
keberaniannya itu dia mendapat julukan dari suku-suku primitif
seperti suku Zulu,ashanti dan metabelle sebagai IMPESSA yang
artinya serigala yang tak pernah tidur.Hal ini disebabakan karena
kewaspadaan dan kecerdikannya.termasuk tindakanya yang
berhasil mengambil kalung manik-manik milik kerajan dinizulu.
Pada Tahun 1901 BP kembali ke inggris dan sempat menuliskan
pengalaman-pengalamanya dalam sebuah buku yang berjudul Aids
To Scouting.
Pada Tahun 1907 BP mengikuti perkemahan yang pertama kali yang
di adakan di Brownsea island / pulau brownsea yang dihadiri 20
orang peserta.
Pada tahun 1908 Boden Powell Menulis Buku yang berjudul Scoting
For Boys.Buku ini yang nengakibatkan perkembangan gerakan
kepanduan semakin pesat.
Pada tahun 1910 BP meletakkan jabatannya dengan Pangkat
Terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah ia berkonsentrasi
pada penyebaran gerakan kepanduan ke seluruh dunia.
Pada tahun 1912 BP menikah dengan Olave St. Clair Soames dan di
karuniai tiga orang anak yaiitu; peter, heather dan betty
Pada 1920 Para pandu berkumpul di Olllimpia,London,Inggris untuk
mengikuti Jambore dunia yang pertama.
Boden Powell di angkat sebagai Chief Scout of the World / bapak
pandu dunia Pada tanggal 6 agustus 1920 atau pada akhir kegiatan
jambore dunia itu.
BP juga di anugerahi gelar Lord Boden Powell of Gillwell,dengan
julukan Baron oleh Raja George v.
Pada tanggal 3 Desember 1934 BP sempat berkunjung ke Batavia
atau jakarta sepulangnya dari meninjau jambore di Australia.
Boden powell meninggal di Nyeri, Kenya, Afrika pada tanggal 8
Januari 1941.
B. SEJARAH KEPANDUAN DI INDONESIA
Kepanduan masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh orangorang Belanda.
Organisasinya bernama Netherland Indische Padvinders Vereniging
( NIPV )
Karena sifatnya yang universal bangsa kita mulia tertarik dengan
organisasi itu dan organisasi kepanduan sangat cepat diterima oleh
bangsa kita karena para remaja dan pemuda kita sangat
membutuhkan organisasi yang bisa menanampung aspirasi mereka
terhadap tanah airnya.
Satu hal yang membuat Pemerintah Belanda Khawatir oleh karena
itu Belanda melarang Bangsa kita mengikuti NIPV
Maka pada tahun 1916 mulailah berdiri Organisasi Kepanduan yang
Pertama yang bercirikan Nasionalisme dengan nama Javaanse
Padvinders Organisatie (JPO) atas Prakarsa Sultan Pangeran
Mangkunegara VII di Surakarta.
Berdirinya JPO membuat para pemuda merasa tertarik dengan
kegiatan kepanduan yang pada waktu itu bisa dianggap sebagai
salah satu cara mencapai kemerdekaan.
Kemudian lahirlah Sumpah Pemuda yang menjiwai gerakan pemuda
untuk lebih bergerak maju.
Karena kekhawatirannya itu Pemerintah kolonial Belanda melarang
Penggunaan istilah Padvinders bagi orang indonesia
Istilah Pandu / kepanduan dikemukakan dalam kongres SIAP tahun
1928 oleh KH. Agus Salim di Banjarnegara , Jateng.
Kemudian di masing-masing daerah mulailah berdiri bermacam
gerakan kepanduan seperti; Pandu Rakyat Indonesia ( PRI ), Pandu
kesultanan ( PK ), Kepanduan Bangsa Indonesia ( KBI ), Wira
Tamtama, Hisbul Wathan ( HW ) dll.
Pada zaman jepang gerakan kepanduan dilarang keras lalu semua
organisasi pandu harus bergabung dengan organisasi bentukan
jepang.
Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI mulailah
berdiri banyak lagi.
Satu peristiwa penting adalah adanya jambore Nasional kepanduan
pertama (waktu itu belum jadi pramuka ) yang di adakan di Pasar
minggu jakarta pada tahun 1955.
Banyaknya Gerakan Kepanduan Disadari kurang baik untuk
persatuan bangsa kita dan akhirnya pemerintah indonesia
mengeluarkan KEPPRES No. 238 / 61 tentang Gerakan
Pramuka,sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi
kepanduan di indonesia.
KEPPRES tersebut ditanda tangani oleh Ir. H. Juanda karena pada
waktu itu Pres. Sukarno sedang mengadakan kunjungan ke Jepang.

Kemudian Seluruh organisasi kepanduan yang ada melebur menjadi


satu dengan istilah yang kita kenal sekarang yaitu GERAKAN
PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Bukanlah Badan Pemerintah,semua organisasi
kepanduan bergabung kedalamnya kecuali kepanduan yang
berhaluan kiri / komunis.
C. JAMBORE DUNIA
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia pertama di Olympia Hall,
London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu
Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World)
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di Nouveaux, Kanada
Tahun 1957 Jambore IX di sutton Park, Inggris
Tahun 1959 Jambore X di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore XI di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XII di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XIII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIV di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XVI di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1986 Jambore XVII di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 jambore XVIII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XIX di Belanda
Tahun 1999 Jambore XX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XXI di Thailand
Tahun 2007 Jambore XXII di Manchester, Inggris
Tahun 2011 Jambore XXII di Rinkaby, Swedia
Tahun 2015 Jambore XXIII Kirarahama, Jepang
Pada tahun 1939-1947 tidak ada penyelenggaraan jambore disebabkan
situasi pada waktu itu tidak memungkinkan akibat terjadinya Perang
Dunia II.
= JAMBORE NASIONAL =
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk
perkemahan besar yang di Indonesia diselenggarakan oleh kwartir
Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan),
Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat
provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional), Jambore Dunia (tingkat
dunia)
Jambore Nasional dari masa ke masa :
Tahun
KeTempat
Tanggal Pelaksanaan
1973
1
Cibubur, Jakarta
1973
1977
2
Sibolangit, Sumatra Utara
1-20 Juli 1977
1981
3
Cibubur, Jakarta
18-25 Juni 1981
1986
4
Cibubur, Jakarta
21-28 Juni 1986
1991
5
Cibubur, Jakarta
15-22 Juni 1991
1996
6
Cibubur, Jakarta
26 Juni-4 Juli 1996
2001
7
Baturaden Jawa Tengah
3-12 Juli 2001
2006
8
Jatinangor, Jawa Barat
26 Juni-4 Juli 2006
2011
9
Sumatra Selatan
2011
= PRAMUKA GARUDA =
Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan
Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega. Seorang peserta didik
yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah
memenuhi persyaratan SKK Garuda, berhak mengajukan permohonan
kepada Kwartir melalui pembina gudepnya untuk dapat mengikuti uji
kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda. Setelah mengajukan
permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang
kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan.
Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka Garuda
akan wawancarai oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh kwartir, gugus
depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Setelah lulus tes wawancara dan tes kecakapan, seorang peserta
didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan biasanya
diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik
bagi peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal:
hari ulang tahun atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh
Tim Penguji, orang tua dan tokoh Pramuka.
Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang
1. Menjadi contoh yang baik dalam Pasukan Penggalang, di rumah, di
sekolah atau di lingkungan pergaulannya, sesuai dengan isi Trisatya
dan Dasadarma.
2. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penggalang Terap.

3. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penggalang,


sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan
Khusus, sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan dua macam
TKK tingkat Madya, yaitu :
Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara :
TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
TKK Pengatur Rumah.
TKK Juru Masak.
TKK Berkemah.
TKK Penabung.
TKK Penjahit.
TKK Juru Kebun.
TKK Pengaman Kampung.
TKK Pengamat.
TKK Bidang Olah Raga.
Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Dapat menunjukkan hasta karya buatannya sendiri sedikit-dikitnya
sepuluh macam dengan menggunakan sedikit-dikitnya lima macam
bahan.
Pernah mengikuti Jambore, Perkemahan, Bakti dan Lomba Tingkat.
Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung yang rajin dan teratur.
Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah
satu bidang seni budaya.
Dapat menjalankan salah satu cabang olah raga, misalnya atletik,
renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.
= KIASAN DASAR =
Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan
(gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Kiasan Dasar
Gerakan Paramuka diambil dari romantika perjuangan besar bangsa
Indonesia. Oler karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang ada
hubungannya dengan perjuangan bangsa, baik pada masa lalu maupun
perjuangan pembangunan pada masa sekarang.
Romantika Perjuangan bangsa Indonesia. Pada masa lalu
perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga
mengalami banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat
dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan pemberontakan bangsa
Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena
belum
adanya
persatuan
dan
kesatuan
bangsa.
Romantika perjuangan yang mendasari Kepramukaan :
1. Tanggal 20 Mei 1908 ( Kebangkitan Nasional ) yang ditandai dengan
lahirnya Budi Utomo dimulailah perjuangan baru, perjuangan
menyiagakan rakyat. Masa ini disebut masa Siaga.
2. Tanggal 28 Oktober 1928 dengan Sumpah Pemuda, diletakkan dasar
penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa. Masa ini disebut masa
Penggalang.
3. Perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membawa hasil dengan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945. Masa ini disebut masa Menegakkan.
4. Perjuangan selanjutnya adalah dengan Memandegani ( mengelola )
negara kita dengan pembangunan. Masa ini disebut masa Pandega.
5. Pembangunan fisik maupun non fisik dalam rangka membina bangsa
Indonesia menuju kemajuan. Masa ini disebut masa Pembina.
6. Dengan lahirnya para pemimpin yang yang jujur dan bertanggung
jawab serta bisa diandalkan oleh bangsa kita. Masa ini disebut masa
Andalan
Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu maka :
1. Siaga ; dimulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan
dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan penataan yang baik.
2. Penggalang ; pembangunan diawali dengan meramu (bahan) yang
ada, kemudian kita rakit ( susun ) setelah itu baru kita terapkan
(Praktekan).
3. Penegak ; pembangunan tersebut kemudian membutuhkan bantarabantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat, baik,
terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakan pembangunan
bangsa.
4. Pandega ; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang
memandegani ( mengelola, memanage ) pembangunan tersebut.
Masa pengembangan pembangunan itu mengkiaskan tingkatantingkatan dalam Gerakan Pramuka yaitu :
1. Siaga 7 s.d 10 tahun Mula, Bantu, Tata.
2. Penggalang 11 s.d 15 tahun Ramu, Rakit, Terap.
3. Penegak 16 s.d 20 tahun Bantara, Laksana.
4. Pandega 21 s.d 25 tahun Pandega.
5. Pembina 26 s.d . Tahun KMD, KML, KPD,KPL,
Istilah-istilah lain :
1. Satuan Kecil untuk Siaga disebut Barung ( tempat penjaga ramuan
bangunan ). Satuan Besarnya disebut Perindukan ( tempat anak cucu
berkumpul ).

2. Satuan Kecil untuk Penggalang disebut Regu ( gardu, pangkalan untuk


meronda ). Satuan Besarnya disebut Pasukan ( barisan ).
3. Satuan Kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil untuk orang
yang diberi tanggung jawab menggarap sawah/lading, saung). Satuan
Besarnya disebut Ambalan ( berduyun-duyun, berbondong-bondong
untuk menempuk kemajuan ).
4. Satuan Kecil untuk Pandega disebut Reka (Mereka-reka/membuat
sesuatu agar menjadi baik) Satuan Besarnya disebut Racana (pondasi,
alas tiang, umpak atap).
5. Satuan-satuan itu kemudian dihimpin dalam satu Gugusdepan
(kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan dan terdepan yang
langsung menghadapi tantangan).
= WOSM ( The world organization of the scout movement) =
WOSM adalah The world organization of the scout movement.
sebuah lambang atau simbol Pramuka dunia.
Lambang WOSM ini mempunyai kiasan yaitu :
Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar
selalu berbuat kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas,
serta tetap menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.
Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu /
Scout Promise
Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya
untuk dapat memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran
dan pengetahuan.
Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati :
melambangkan bahwa sesama Pandu/ Pramuka mengadakan
hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Pramuka di seluruh
dunia.
Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan
warna dasar ungu melambngkan bahwa Pandu/ Pramuka memiliki
ketrampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.
= KOMPAS =
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan
medan magnetbumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah
tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata
angin yang ditunjuknya adalah utara,seatan,timur dan barat .Apabila
digunakan bersama-sama dengan jarum, maka kompas akan lebih
akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan
efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan
bintang untuk menentukan arah.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum
magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari
magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas.
Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari.
Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan
dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum
Kompas mempunyai bagian-bagian kompas yang terpenting antara lain:
Dial
jendela pengintai
tutup dial
Huruf penunjuk
Visir
Garis derajat
Kaca pembesar
Derajat
jarum penunjuk
Cicin pengait
Cara menggunakan kompas :
Letak kompas pada tempat yang datar atau bisa di pegang seperti
menembak senapan,kompas akan menunjukkan arah yang benar
apabila jarum kompas tidak bergerak lagi.
Bidik sasaran melalui jendela pengintai dengan menggunakan
visir. Rumus Back Azimuth/Back Reading
Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o
0o - 180o = X + 180o
Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o
180o - 360o = X - 180o
Contoh:
30o sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o
= SATUAN KARYA PRAMUKA =
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para
pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega atau para pemuda usia antara 16-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masingmasing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida

memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda


Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh
Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang
disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka
yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut
Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka.
Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan
masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya
yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang
bersangkutan.
Organisasi dan Pembinaan
Pengorganisasian
Saka dibentuk di Kwartir Ranting, Saka dapat dibentuk di Kwartir
Ranting atas kehendak dan minat yang sama dari Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega, disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
wilayahnya. Saka dibentuk oleh dan berada di bawah wewenang,
pengelolaan, pengendalian dan pembinaan Kwartir Ranting, sedangkan
pengesahannya dilakukan oleh Kwartir Cabang. Apabila Kwartir Ranting
belum mampu membentuk Saka, maka pembentukan Saka dapat
dilaksanakan oleh Kwartir Cabang yang wewenang, pengelolaan,
pengendalian dan pembinaannya oleh Kwartir Cabang.
Satu Saka beranggotakan sedikitnya sepuluh orang dan sebanyakbanyaknya 40 orang yang terdiri dari sedikitnya atas dua Krida yang
masing-masing beranggotakan lima hingga sepuluh orang.
Pengembangan jumlah anggota dan Krida disesuaikan dengan
kebutuhan. Saka dalam bidang tertentu yang beranggotakan lebih dari
40 orang dibagi ke dalam beberapa Saka yang sama bidangnya. Anggota
putra dan putri dihimpun dalam satuan terpisah Saka Putera dibina oleh
Pamong Putera dan Saka Puteri dibina oleh Pamong Puteri.
Anggota Krida memilih Pemimpin Krida masing-masing dan
pemimpin Krida menunjuk seorang Wakil Pemimpin Krida. Anggota
Saka membentuk Dewan Saka yang dipilih dari Pemimpin Krida, Wakil
Pemimpin Krida dan beberapa anggota. Saka membentuk Mabi Saka,
yang anggotanya terdiri dari atas pejabat instansi pemerintah, tokoh
masyarakat setempat dan/atau orang tua peserta didik.[1]
Pembinaan
Saka dibina oleh seorang Pamong Saka. Pamong Saka adalah
Pembina Pramuka, terutama Pembina Pramuka Penegak/Pandega atau
anggota dewasa lainnya, yang memiliki minat dalam satu bidang
kegiatan Saka sesuai dengan minat anggota Saka yang bersangkutan.
Pamong Saka diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Cabang, atas
usul Pimpinan Saka yang bersangkutan. Bila dalam Saka yang sejenis
ada beberapa orang Pamong Saka, maka dipilih salah seorang sebagai
kordinatornya. Masa bakti Pamong Saka adala tiga tahun dan
sesudahnya dapat diangkat kembali. Pamong Saka secara ex-officio
menjadi anggota Mabi Saka dari Saka yang bersangkutan.[1] Tugas dan
tanggungjawab Pamong Saka adalah :
Mengelola pembinaan dan pengembangan Sakanya;
Menjadi Pembina Saka dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Sakanya;
Mengusahakan instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan
sakanya;
Mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik dengan
Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing Saka, Gugusdepan dan
Saka lainnya;
Mengkoordinasikan instruktur dengan Dewan Kerja Saka yang ada
dalam sakanya;
Menjadi anggota Mabi Saka;
Menerapkan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan serta sistem
Among dalam kegiatan pembinaan Sakanya;
Melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir dan Mabi Saka
yang bersangkutan.
Selain daripada Pamong Saka, untuk melatih anggota Saka dalam
bidang Sakanya, maka di setiap Saka diadakan Instruktur Saka.
Instruktur Saka adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dan
pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus di bidang tertentu yang
bersedia membantu Pamong Saka dalam peningkatan kemampuan dan
keterampilan anggotanya. Instruktur Saka diangkat dan dikukuhkan
oleh Ketua Kwartir Cabang atas usul Pamong Saka dan Mabi Saka.[1]
Tugas dan tanggungjawab Instruktur Saka adalah :
Melaksanakan pendidikan dan latihan sesuai dengan keahliannya bagi
para aggota Saka.
Menjadi penguji SKK bagi anggota Saka sesuai dengan bidang
keahliannya dan melaporkan perkembangannya kepada Pamong Saka.
Menjadi penasehat bagi Dewan Saka dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Saka.

Memberi motivasi kepada anggota Saka untuk membina dan


mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.
Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan pengalamannya melalui
berbagai pendidikan.
Mengikuti Orientasi Gerakan Pramuka.
Melaporkan pelaksanaan setiap kegiatan yang menjadi tugasnya.
Berlaku Nasional
Macam-macam Saka
1. Saka Dirgantara
Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan
guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang
kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang
memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki
landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para
profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan
di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut.
Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut.
Krida Olah Raga Dirgantara
1. Terbang Bermotor
2. Terbang Layang
3. Aeromodelling
4. Terjun Payung
5. Layang Gantung
Krida Pengetahuan Dirgantara
1. Aerodinamika
2. Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU)
3. Meteorologi
4. Fasilitas Penerbangan
5. Navigasi Udara
Krida Jasa Dirgantara
1. Teknik Mesin Pesawat
2. Komunikasi
3. Aerial Search And rescue
4. Struktur Pesawat
2. Saka Bhayangkara
Saka Bhayangkara adalah wadah Pendidikan guna
menyalurkan minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman
para pramuka penegak dan pandega dalam berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga
mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap
keamanan,ketertiban masyarakat (Kamtibmas) baik lokal,
nasional, maupun internasional
Saka Bhayangkara adalah Satuan Karya yang berada di
bawah pembinaan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Disamping itu Saka Bhayangkara merupakan Saka terbesar dan
paling berkembang di Indonesia. Hal ini Karena Saka Bhayangkara
dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia,
tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam.
a.
Krida-krida dalam Saka Bhayangkara, sebagai berikut :
b. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
c.
Krida Lalu Lintas (Lantas)
d. Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP)
e.
Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
1) Subkrida Pasukan Berkuda (Paskud)
2) Subkrida Pasukan Anjing Pelacak (Paskan)
3) Subkrida Pemadam Kebakaran (Damkar)
4) Subkrida Search And Rescue (SAR)
Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari
kelengkapan kwartir ditingkatnya yang bertugas membantu
kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran,
perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka
Bhayangkara.
Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka
Bhayangkara adalah suatu badan dari gerakan Pramuka
ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan
yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada
Saka Bhayangkara di tingkatnya.
Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan
Pramuka yang bertanggung jawab atas pembinaan dan
pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung
jawabnya.
Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa
gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota gerakan
Pramuka, karena kemampuan dan keahliannya untuk membantu
pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan

3.

pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung


jawabnya.
Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh
anggota Saka Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari
anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas memimpin
pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari
Saka Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu,
yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang
beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
Kebhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan
keamanan negaradalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesian Tahun 1945.
Keamanan
dan
Ketertiban
Masyarakat,
disingkat
KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki masyarakat yang
mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya.
Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat
yang mendambakan :
Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran,
keraguan dan ketakutan (surity)
Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)
Lambang Saka Bhayangkara
Bentuk : Lambang saka bhayangkara berbentuk segi lima
beraturan dengan panjang masing-masing sisi 5 cm.
ISI: Isi lambang saka bhayangkara terdiri atas :
a.
PERISAI, dengsn ukuran gambar:
Sisi atas = 3,5cm
Sisi miring atas kiri = 1cm
Sisi miring atas kanan = 1cm
Garis tegak tinggi = 8cm
Garis tegak tinggi = 8cm
b. Bintang 3 (Tiga), Masing-masing dengan garis tengah = 0,8
cm
c.
Obor dengan ukuran gambar:
Panjang tangkai = 1,5 cm
Tinggi nyala api = 1 cm
d. Gambar Lambang Garakan Pramuka, berupa dua buah tunas
kelapa dan simetris, dengan ukuran :
Garis tengah kelapa = 1 cm
Tinggi tunas = 2 cm
Panjang akar = 0,5 cm
Tulisan dengan huruf besar yang berbunyi SAKA
BHAYANGKARA.
e.
Warna
Warna dasar saka bhayangkara MERAH
Warna dasar perisai bagian atas KUNING dan bagian
bawah HITAM
Warna tunas kelapa KUNING TUA
f.
Warna obor :
Nyala api MERAH
Tangkai obor bagian bawah PUTIH
Tangkai obor bagian atas HITAM dan tengah nya
adagaris putih
g.
Warna tiga bintang KUNING TUA
h. Warna tulisan HITAM
i.
Warna bingkai HITAM
Arti Kiasan Lambang Bhayangkara
a.
Bentuk segilima melambangkan falsafat pancasila
b. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur
Prasetya sebagai kode etik kepolisian negara R.I
c.
Obor melambangkan sumber terang sejati
d. Api yang menjulang tiga bagian melambangkan Triwikrama
(tiga pancaran cahaya) yaitu :
Kesadaran
Kewaspadaan
Kebijaksanaan
e.
Tunas kelapa menggambarkan lambang gerakan pramuka
Keseluruhan lambang saka bhayangkara itu mencerminkan
tingkah laku dan perbuatan anggota saka bhayangkara yang
aktif berperan serta membantu usaha memelihara atau
membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat yang
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang
mampu menujang keberhasilan pembagunan, serta mampu
menjamin tetap tegak nya NKRI yang bersendikan pancasila
dan UUD NRI tahun 1945.
Saka Bahari

4.

Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang


menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan
bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan
menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk
laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang
Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL,
Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan
Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di
wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Krida-krida dalam Saka Bahari, sebagai berikut.
Krida Sumberdaya Bahari
Krida Jasa Bahari
Krida Wisata Bahari
Krida Reksa Bahari
Saka Bakti Husada
Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan
pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman
dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985,
dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional
oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di
Magelang. Sebagai dasar dari pelaksanaan kegiatan Saka Bakti
Husada, maka diterbitkannya petunjuk penyelenggaraan nomor
053 tahun 1985.
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader
pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu
melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan
Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan
dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka
disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani
peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapatdapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan
dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang
sesuai dengan keperluannya.
Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sebagai berikut.
Kecakapan Khusus Kelompok Kebaktihusadaan, sebagai berikut.
1. Krida Bina Lingkungan Sehat
1) Penyehatan Perumahan
2) Penyehatan Makanan dan Minuman
3) Pengamanan Pestisida
4) Pengawasan Kualitas Air
5) Penyehatan Air
2. Krida Bina Keluarga Sehat
1) Kesehatan Ibu
2) Kesehatan Anak
3) Kesehatan Remaja
4) Kesehatan Usia Lanjut
5) Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Kesehatan Jiwa
3. Krida Penanggulangan Penyakit
1) Penanggulangan Penyakit Malaria
2) Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3) Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4) Penanggulangan Penyakit Diare
5) Penanggulangan Penyakit TB Paru
6) Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7) Imunisasi
8) Gawat Darurat
9) HIV / AIDS
4. Krida Bina Gizi
1) Perencanaan Menu
2) Dapur Umum Makanan/Darurat
3) UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4) Penyuluh Gizi
5) Mengenal Keadaan Gizi
5. Krida Bina Obat
1) Pemahaman Obat
2) Taman Obat Keluarga
3) Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat
Adiktif
4) Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5) Pembinaan Kosmetik
6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1) Bina PHBS di Rumah
2) Bina PHBS di Sekolah
3) Bina PHBS di Tempat umum

5.

6.

4) Bina PHBS di Instansi Pemerintah


5) Bina PHBS di Tempat kerja
Saka Keluarga Berencana (Kencana)
Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan
dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan
praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan
Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang
bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Krida-krida Saka Keluarga Berencana, sebagai berikut.
1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
(KB dan KR)
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
(KS dan PK)
3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi
dan KIE)
4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
Saka Taruna Bumi
Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk
meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan,
pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya,
sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan
produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan
pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan
oleh Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Departemen
Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
SKK Bidang Taruna Bumi adalah sebagai berikut
1. Krida Pertanian Tanaman Pangan, terdiri atas 6 (enam) SKK,
yakni:
1) SKK Petani Padi
2) SKK Petani Jagung
3) SKK Petani Kacang Kedelai
4) SKK Petani kacang Tanah
5) SKK Petani Ubi Kayu
6) SKK Petani Ubi Jalar.
2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, terdiri atas 11
(sebelas) SKK, yakni:
1) SKK Petani Cengkeh
2) SKK Petani Kelapa
3) SKK Petani Karet
4) SKK Petani Obat-obatan
5) SKK Petani Kopi
6) SKK Petani Panili
7) SKK Petani Coklat
8) SKK Petani Lada
9) SKK Petani Kapas
10) Petani Tembakau
11) SKK Petani Tebu.
3. Krida Perikanan, mempunyai 9 (sembilan) SKK, yakni:
1) SKK Petani Ikan Nila
2) SKK Petani Ikan Mas
3) SKK Petani Ikan Gurami
4) SKK Petani Ikan Lele
5) SKK Petani Katak
6) SKK Petani Belut
7) SKK Petani Bandeng
8) SKK Petani Udang
9) SKK Petani Ikan Hias.
4. Krida Peternakan, mempunyai 12 (dua belas) SKK, yakni:
1) SKK Peternak Kerbau
2) SKK Peternak Sapi
3) SKK Peternak Kuda
4) SKK Peternak Sapi Perah
5) SKK Peternak Kambing
6) SKK Peternak Babi
7) SKK Peternak Puyuh
8) SKK Peternak Kelinci
9) SKK Peternak Ayam
10) SKK Peternak Itik
11) SKK Peternak Lebah
12) SKK Peternak Merpati.
5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura, mempunyai 32 (tiga
puluh dua) SKK, yakni:
1) SKK Petani Rambutan
2) SKK Petani Pisang
3) SKK Petani Mangga
4) SKK Petani Nanas
5) SKK Petani Durian
6) SKK Petani Semangka
7) SKK Petani Apel
8) SKK Petani Salak

7.

8.

9.

9) SKK Petani Pepaya


10) SKK Petani Jeruk
11) SKK Petani Anggur
12) SKK Petani Jambu
13) SKK Petani Duku
14) SKK Petani Alpokat
15) SKK Petani Tomat
16) SKK Petani Cabe
17) SKK Petani Bayam
18) SKK Petani Kangkung
19) SKK Petani Kacang Panjang
20) SKK Petani Kubis
21) SKK Petani Sawi
22) SKK Petani Wortel
23) SKK Petani Suplir
24) SKK Petani Palma
25) SKK Petani Cemara
26) SKK Petani Anggrek
27) SKK Petani Mawar
28) SKK Petani Melati
29) SKK Petani Kaktus
30) SKK Petani Seledri
31) SKK Petani Bonsai
32) SKK Petani Bawang Putih/Merah
Saka Wanabakti
Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif
dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab
terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen
Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga
Profesional terkait.
1. Krida Tata Wana, terdiri atas 3 (tiga) SKK, yakni:
1) SKK Perisalah Hutan
2) SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan
3) SKK Penginderaan Jauh.
2. Krida Reksa Wana, terdiri atas 13 (tiga belas) SKK, yakni:
1) SKK Keragaman Hayati
2) SKK Konservasi Kawasan
3) SKK Perlindungan Hutan
4) SKK Konservasi Jenis Satwa
5) SKK Konservasi Jenis Tumbuhan
6) SKK Pemanduan
7) SKK Penulusuran Gua
8) SKK Pendakian
9) SKK Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
10) SKK Pengamatan Satwa
11) SKK Penangkaran Satwa
12) SKK Pengendalian Perburuan
13) SKK Pembudidayaan Tumbuhan.
3. Krida Bina Wana, mempunyai 7 (tujuh) SKK, yakni:
1) SKK Konservasi Tanah dan Air
2) SKK Perbenihan
3) SKK Pembibitan
4) Penanaman dan Pemeliharaan
5) SKK Perlebahan
6) SKK Budidaya Jamur
7) SKK Persuteraan Alam.
4. Krida Guna Wana, mempunyai 6 (enam) SKK, yakni:
1) SKK Pengenalan Jenis Pohon
2) SKK Pencacahan Pohon
3) SKK Pengukuran Kayu
4) SKK Kerajinan Hutan Kayu
5) SKK Pengolahan Hasil Hutan
6) SKK Penyulingan Minyak Astiri.
Saka Wira Kartika
Saka Wira Kartika baru berupa saka rintisan yang mulai
dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya
berdasarkan Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat
dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan
199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam
usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan
kepramukaan.
Krida-krida dalam Saka Wira Kartika, sebagai berikut.
1. Krida Survival
2. Krida Pionering (Perintis)
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida penanggulangan bencana alam
Saka Kalpataru
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kwarnas gerakan
Pramuka telah menginisiasi lahirnya SAKA Lingkungan yang di

beri nama SAKA KALPATARU, kerjasama ini bermula dari


Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup
dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK-MoU/11/2011 tentang
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Saka Kalpataru merupakan satuan Karya Pramuka tempat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kecakapan, dan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega
serta sebagai wadah untuk menanamkan kepedulian dan rasa
tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, dan mempertahankan
dan melestarikan lingkungan untuk keberlanjutan generasi
sekarang dan mendatang. Pembentukan Saka Kalpataru bertujuan
untuk memberi memberi wadah pendidikan dan pembinaan bagi
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyalurkan
minat, mengembangkan bakat, kemampuan ,pengalaman dalam
bidang pengetahuan dan teknologi serta keterampilan khususnya
yang berkaitan dengan substansi Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) yang menjadi bekal penghidupannya
untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa dan Negara.
Satuan Karya Pramuka Kalpartaru untuk tahap awal meliputi tiga
Krida yaitu :
1. Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle),
2. Krida Perubahan Iklim, dan
3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati.
Untuk tahap berikutnya yaitu tahun 2014, Krida SAKA Kalpataru
akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dalam pengelolaan
lingkungan.
http://www.menlh.go.id/peningkatan-kapasitaspamong-dan-instruktur-saka-lingkungan
Berlaku di daerah tertentu
1. Saka Bina Sosial
Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan
wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn praktis dibidang usaha kesejahteraan sosial guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di
Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula
berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa
Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.
2. Saka Kerohanian
Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan
wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn
praktis
dibidang
pekerjaan
kerohanian
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Dulu saka ini pernah aktif di bawah binaan
Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Sekarang
Saka Kerohanian sudah tidak ada lagi.
3. Saka Pandu Wisata
Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn
praktis
dibidang
kepariwisataan
guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait
dibidang tersebut.
Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata
dapat kedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW),
meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini
hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka
ini.
Krida-krida dalam Saka Panduwisata, sebagai berikut.
1. Krida Bina Obyek Wisata
2. Krida Bina Pramuwisata
3. Krida Bina Sarana Wisata
4. Krida Bina Seni Budaya
4. Saka Pekerjaan Umum (PU)
Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn praktis dibidang pekerjaan umum guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Dulu ini adalah salah satu saka yang cukup
aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah Kalimantan
Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah tidak ada lagi.
5. Saka Pustaka
Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan
wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn praktis dibidang kepustakaan guna menumbuhkan
kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan
nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum,
meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang.

6.

7.

8.

Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai


secara resmi Saka ini.
Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten
Blora, yang mendapat sambutan baik dari Kwartir Cabang Blora
maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan
pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka
diresmikan di Pendopo Bupati Blora dengan ditandai Pelantikan
Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh Ketua
Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka
Pustaka Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.
Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega (2 tunas kelapa warna coklat) yang
tergabung kedalam Saka Pustaka harus mempunyai pancaran
semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader
pembangunan dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi
(buku) yang dapat membantu melembagakan budaya baca dan
belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di
lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila
(Segi Lima) dan sifat-sifat budi luhur manusia (persahabatan =
warna biru, kesucian = bintang warna putih, keberanian = warna
merah dan elegan/kesatriya = warna hitam) untuk menuju
kejayaan/kemakmuran (warna kuning).
Krida-krida dalam Saka Pustaka,
1. Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus)
2. Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka)
3. Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta)
4. Krida Deposit dan Penerbitan (Debit)
Saka Teknologi
Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan
wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn
praktis
dibidang
ilmu
teknologi
guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam
pembangunan nasional. Sejauh ini Saka Teknologi hanya ada di
Kwartir Cabang Purworejo. Berbeda dengan Kwartir Darah Nusa
Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan
Saka Informasi dan Teknologi.
Saka Telematika
Saka Telematika adalah Satuan Karya Pramuka yang
membidangi masalah teknologi dan informasi, saka ini terbilang
baru dan dirintis oleh Kwartir Daerah Jawa Barat dengan bekerja
sama dengan Telkom sejak Maret 2011 yang lalu, Saka Telematika
ditandatangani oleh Direktur Konsumer Telkom, I Nyoman G.
Wiryanata bersama Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat Dede
Yusuf Effendi di GKP Telkom di Jalan Japati 1 Bandung. Cianjur
dan Bekasi adalah beberapa daerah di Indonesia yang telah
membentuk saka tersebut. Tujuan dibentuknya Saka Telematika
ini adalah menjadikan ikon terbaru dari Pramuka sendiri juga
mendukung 3,3 juta blog Pramuka Jawa Barat, tujuan lainnya
memiliki rasa cinta kepada telekomunikasi, edutainment,
multimedia dan informatika Indonesia yang menjadikan Pramuka
Indonesia lebih dekat dengan fitur-fitur teknologi yang semakin
berkembang. Saka Telematika terdiri dari 4 krida yakni:
1. Krida Telekomunikasi
1) SKK Jaringan Telekomunikasi
2) SKK Jasa Telekomunikasi
3) SKK Interkoneksi Telekomunikasi
2. Krida Informatika
1) SKK Internet (Web)
2) SKK E-Commerce
3) SKK Social Networking
3. Krida Media
1) SKK Broadcast
2) SKK Video
3) SKK Teleconfrence
4) SKK Design Grafis
4. Krida Edutainment
1) SKK Game Online
2) SKK Content
Saka Widya Bakti
Satuan karya gerakan pramuka Widya
Bakti (selanjutnya disingkat Saka Widya Bakti)
adalah salah satu Satuan karya gerakan
pramuka Gerakan pramuka (Saka) yang
merupakan wadah kegiatan dan pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan bakti masyarakat para anggota gerakan
pramuka dalam bidang pendidikan, terutama dalam hal ikut serta
menunjang upaya kualitas pemebelajaran, pendidikan kecakapan
hidup, media pendidikan serta percepatan, pemerataan
pemberantasan buta aksara (buta huruf).

LOGO SAKA DI INDONESIA

PENGGOLONGAN, SIFAT DAN BENTUK


KEGIATAN PERTEMUAN PRAMUKA
Penggolongan dan Pemisahan
a. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, Pertemuan Pramuka itu diselenggarakan menurut
golongan masing-masing, yaitu :
1) Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga.
2) Pertemuan Pramuka untuk golongan Penggalang.
3) Pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak.
4) Pertemuan Pramuka untuk golongan Pandega.
b. Pertemuan Pramuka untuk anggota puteri dan untuk anggota
putera diselenggarakan sendiri-sendiri dengan catatan :
1) Dimana perlu, dapat diadakan pertemuan pramuka bersama
antara anggota puteri dan anggota putera, dengan pengawasan
dan
tanggungjawab
masing-masing
Pembina
yang
bersangkutan.
2) Jikalau pertemuan pramuka itu diselenggarakan dalam bentuk
perkemahan, harus dijamin agar tempat perkemahan puteri dan
tempat perkemahan putera terpisah dan berjauhan letaknya,
dan masing-masing dibawah pimpinan dan pengawasan dari
Pembina yang bersangkutan.
Macam dan Sifat Pertemuan Untuk Golongan Siaga
a. Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga disebut Pesta Siaga.
b. Pesta Siaga merupakan pertemuan Pramuka Siaga yang bersifat
rekreatif, senang-senang, riang gembira, dan banyak gerak, sesuai
dengan perkembangan rokhani dan jasmani anak didik seusia Siaga.
Bentuk Pesta Siaga
Pesta siaga dapat diselenggarakan dalam bentuk :
a. Rekreasi.
b. Permainan bersama, antara lain mencari jejak cara siaga.
c. Pameran.
d. Pasar Siaga (bazar).
e. Darmawisata (piknik).
f. Pesta seni budaya.
g. Perkemahan siang hari (dagkamp).
h. Pawai hias (karnawal).
Macam dan Sifat Pertemuan Untuk Golongan Penggalang
a. Pertemuan pramuka untuk golongan Penggalang disebut Pesta
Penggalang.
b. Pesta penggalang merupakan kegiatan yang masih bersifat,
rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan, tetapi juga
merupakan kegiatan yang menarikdan kreatif, yang sebagian
acaranya dapat berupa perlombaan yang sehat dan sportif untuk
mencapai tingkat atau standar kecakapan tertentu, dan kegiatan
bakti kepada masyarakat serta yang mengandung pendidikan
keagamaan.
Bentuk Pesta Penggalang
Pesta penggalang dapat diselenggarakan dalam bentuk :
a. Latihan bersama.
b. Perkemahan.
c. Demonstrasi kegiatan penggalang.
d. Pameran hasil karya penggalang.
e. Darmawisata, widyawisata, atau karyawisata.
f. Pesta seni budaya atau api unggun.
g. Pesta bahari, pesta dirgantara, pesta pertanian, pesta bayangkara,
pesta olahraga, dan sebagai-nya.
h. Penjelajahan ( wide game).
i. Kegiatan keagamaan.
j. Lomba Tingkat.
k. Jambore.
l. Perkemahan Bakti Penggalang, disingkat PB.

Sifat dan Macam Pertemuan Untuk Golongan Penegak dan Pandega


a. Pertemuan Pramuka unutk golongan Penegak dan untuk golongan
Pandega pada umumnya diselenggarakan bersama-sama, tetapi
untuk beberapa kegiatan tertentu para Pramuka Pandega dapat
menyelenggarakan pertemuan secara sendiri.
b. Pertemuan Pramuka yang diselenggarakan bersama-sama untuk
golongan Penegak dan untuk golongan Pandega, terdiri atas :
1) Pertemuan pramuka penegak dan pandega puteri dan putera
disingkat Perppanitera.
2) Pertemuan penegak dan pandega berupa seminar, lokakarya,
diskusi, latihan kepemimpin-an, dan lain-lain.
3) Pesta Karya Penegak dan Pandega, yang disingkat :
a) Takanas, untuk pesta karya tingkat nasional.
b) Takada, untuk pesta karya tingkat daerah.
c) Takacab, untuk pesta karya tingkat cabang.
d) Takatan, untuk pesta karya tingkat kecamatan.
4) Perkemahan Wirakarya, disingkat PW yang pelaksanaannya
dititikberatkan di tingkat daerah dan cabang.
5) Musyawarah Penegak dan Pandega Puteri dan Putera,
disingkat Musppanitera.
c. Penyelenggaraan
musppanitera
diatur
dalam
petunjuk
penyelenggaraan tersendiri.
d. Pertemuan pramuka yang hanya dihadiri oleh para pramuka
pandega adalah yang berisikan kegiatan yang khusus untuk
kepentingan para pramuka pandega sendiri, misalnya yang ada
kaitannya dengan kegiatan kemahasiswaan (mengadakan penelitian
atau penyelidikan, mengadakan kuliah kerja nyata, study tour, camp
staff program dan lain-lain), proyek bakti kepada masyarakat dan
lain-lain.
Kegiatan dalam Pertemuan Penegak dan Pandega
a. Kegiatan dalam perppanitera merupakan kegiatan yang
dilaksanakan dalam suasana riang gembira, penuh rasa
kekeluargan, dan berisi kegiatan rekreatif dan kreatif, untuk
memupuk
rasa
persaudaraan
disamping
meningkatkan
pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan.
b. Kegiatan dalam seminar, lokakarya, diskusi dan latihan
kepemimpinan merupakan kegiatan bagi para penegak dan pandega
dalam
rangka
mengembangkan
kepemimpinan
dan
kewiraswastaan, serta melatih dan mendewasakan diri sebagai
tenaga pembangunan untuk ikut membangun masyarakat.
c. Kegiatan pesta karya merupakan kegiatan untuk meningkatkan
pengalaman, pengetahuan, dan kecakapan juga untuk mengadakan
demonstrasi dan pameran karya dibidang kedirgantaraan,
kemahiran, kebayangkaraan, ketarunabumian, kebudayaan,
teknologi, kesehatan, dan lain-lain yang dilakukan dalam suasana
riang gembira, penuh rasa kekeluargaan, dan berisi kegiatan
rekreatif dan kreatif untuk memupuk rasa persaudaraan.
d. Kegiatan dalam PW merupakan kegiatan untuk meningkatkan
pengalaman, pengetahuan dan kecakapan, juga untuk membaktikan
diri kepada kepentingan masyarakat, dengan kegiatan gotongroyong yang dilaksanakan dalam suasana riang gembira, penuh rasa
kekeluargaan, dan berisi kegiatan berisi kegiatan rekreatif dan
kreatif untuk memupuk rasa persaudaraan membaktikan diri
kepada kepentingan masyarakat.
e. Penyelenggaraan Perppanitera, pesta karya dan PW untuk tingkat
nasional, pelaksanaannya dijadikan satu acara kegiatan.
Bentuk Kegiatan Dalam Pertemuan Pramuka Untuk Golongan
Penegak dan Pandega
Kegiatan dalam pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak dan
Pandega dapat diselenggarakan dalam bentuk :
a. Latihan berama.
i. Darmawisata, widyawisata,
b. Perkemahan.
karyawisata.
c. Demonstrasi.
j. Bakti kepada masyarakat.
d. Pameran.
k. Kegiatan keagamaan.
e. Pelombaan.
l. Anjangsana (saling
f. Ceramah, diskusi, latihan
berkunjung).
kepemimpinan.
m. Kegiatan satuan karya.
g. Lomba olahraga.
n. Perppanitera.
h. Pesta seni budaya.
= MENGENAL HIPRADA =
HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka
Wreda. Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi
Pandu yang ada sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke
dalam Gerakan Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama
dengan Pramuka.
Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh
Pandu yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun dalam
suatu wadah tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut
dikemukakan kepada Ketua Kwarnas. Alm. Sri Sultan

Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau perkemahan Pramuka


Penegak dan Pandega (Perpanitra) di Bogor pada bulan Agustus
1968.
Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas
berkumpul sekitar 30 orang Pandu,
untuk membentuk dewan sesepuh
pandu-pandu yang diketuai oleh Bung
Tomo. Setahun kemudian dalam
sebuah pertemuan di kediaman Bapak
Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April 1973,
usulan Pandu Wreda diterima.
Akhirnya SK Ka Kwarnas Gerakan
Pramuka Nomor : 075/ KN/ 75 tanggal
22 Juli 1975, Himpunan Pandu Wreda ( Hiprada ) resmi terbentuk
dengan ketua umum pertama Alm. Bapak Soediro ( Mantan
Gubernur Sulawesi ) dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman (
Mantan Ketua PP IPINDO).
Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu
bagi anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi
anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA ( sudah
dengan 2 P ) dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa
yang tidak menjadi Pembina dan Andalan dapat bergabung ke
dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah
memiliki AD/ ART dalam mengatur Organisasinya.
Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai
anggota The International Felloship of Former Scouts and Guides (
IFOFSAG), yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra maupun
putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan sebagai
tuan rumah General Assembly (GA) ke 20 IFOFSAG yang
dilaksanakan di Yogyakarta.
Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan
mewujudkan semboyan Sekali Pandu Tetap Pandu, Sekali Pramuka
Tetap Pramuka, , melalui wadah tersebut persaudaraan sesama Pandu/
Pramuka dapat dilestarikan dan pengabdian kepada masyarakat bangsa
dan Negara terus dapat dilanjutkan.
Korps Pelatih dan Pelatih
Apa itu Korps Pelatih dan Pelatih ?
a.
Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah
pembinaan para Pelatih Pembina Pramuka yang
berpangkalan di Lembaga Pendidikan Kader Gerakan
Pramuka.
b. Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah
seorang Pembina Pramuka Mahir yang telah lulus kursus
Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya.
Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL :
a.
Surat Pengangkatan Pelatih (SPL)
b. SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang
bersangkutan tentang pengangkatan pelatih dan oleh karenanya
yang bersangkutan diberi wewenang melakukan tugas sebagai
Pelatih di Kwartir Cabangnya.
Surat Hak Latih (SHL)
a.
SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh Kwartir
Cabang berdasarkan surat keputusan pengangkatannya sebagai
Pelatih.
b. Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps
Pelatih.
c.
Syarat untuk memperoleh SHL adalah Pembina Mahir yang telah
lulus Kursus Pelatih dengan baik dan dinilai layak untuk menjadi
Pelatih oleh Kwartir Cabangnya
d. Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan
peninjauan kembali. Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka
pada SHL diberikan pernyataan perpanjangan yang ditandatangani
oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir berdasarkan surat dari
Kalemdika.
= BAPAK PRAMUKA INDONESIA =
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta,
12 April 1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang
Raja Kasultanan Yogyakartadan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 19731978. Beliau kita kenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah
menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912,
Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono
VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX
tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di
Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda, disinilah beliau

sering
mendapat
panggilan
SultanHenkie.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang
demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak
perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya
sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif
budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari.
Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan
dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.
Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri
sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas
mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan
kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah
berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu
bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati,
berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan
dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur
mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan
wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara,
melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap
berbudi bawa laksana.
Menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan Indonesia.
Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya
yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera
setelah Proklamasi RI ia mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang
menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung
pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi
gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta.
Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau
menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, namun juga
mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya,
termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks
keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa ia
seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX
terjun dalam dunia politik nasional.
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada
kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun
1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.Berikut jabatan yang
pernah di embannya :
a. Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
b. Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni
1947)
c. Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
d. Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus
1949)
e. Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada
Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
f. Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6
September 1950)
g. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27
April 1951)
h. Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
i. Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
j. Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far
East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif
Colombo Plan (1957)
k. Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
l. Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
m. Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan
dan Pariwisata (1963)
n. Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
o. Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
p. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
q. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
r. Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel
Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
s. Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)
Bapak Pramuka Indonesia
Semangat menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang
tumbuh di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar.
Hal itu membuat Presiden Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu
Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Pada 20 Mei 1961 terbitlah Keppres No 238 / 1961,
yang melebur seluruh organisasi kepanduan pada satu wadah yaitu
Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14
Agustus 1961, dengan penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka dari
Presiden Soekarno kepada Sri Sultan HB IX, yang selanjutnya
diperingati sebagai Hari Pramuka.
Gerakan Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi
kepanduan yang tersebar di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat besar hingga Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dipercaya mendampingi perjalanan

kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu sebagai Ketua


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode untuk masa bakti
1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan
Pramuka tidak hanya di dalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau
tentang kepanduan atau Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang
luar biasa. Salah satunya pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX di
Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun 1971, mendapat sambutan
yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak organisasi kepanduan terlibat
dalam pembangunan masyarakat. Alhasil, pidato itu menjadi arah baru
pembinaan kepanduan di seluruh dunia.
Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional,
Sri Sultan dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974,
penghargaan tertinggi World Organization of the Scout Movement. Sri
Sultan merupakan warganegara Indonensia yang pertama yang
memperoleh penghargaan itu. Sebelumnya tahun 1973, beliau
mendapat penghargaan dari Boy Scouts of America berupa Silver World
Award.
Di dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional
Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor
10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri
Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka. Gerakan Pramuka
juga memberi penghargaan tertinggi kepada Sri Sultan Hamengku
Buwono IX berupa Lencana Tunas kencana. Penghargaan tersebut juga
diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum H.M.
Soeharto.
Sebagai Wakil Presiden.
Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada
akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih
kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada
rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah
karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada
Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober
1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika
Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.
= LENCANA WILAYAH ATAU BADGE DAERAH JAWA TENGAH =
Arti badge (lencana) Kwartir Daerah Jawa Tengah. Badge atau
logo atau lambang atau lencana Kwartir Daerah Jawa Tengah
merupakan salah satu bagian dari tanda
satuan dalam Gerakan Pramuka yang
menyatakan lokasi atau kwartir daerah
seorang
anggota
pramuka
tersebut
bergabung. Bukan sekedar mengandung
makna lokasi, badge pun memiliki arti dan
makna sesuai dengan aspirasi dan cita-cita
pramuka di kwartir daerah tersebut.
Setiap Kwartir Daerah, di Indonesia
terdapat 33 Kwartir Daerah, memiliki lencana
wilayah atau yang secara umum sering
disebut juga sebagai badge daerah, lambang
kwarda, atau logo kwartir daerah. Sebagai salah satu dari tanda satuan
dalam macam tanda pengenal Gerakan Pramuka, lencana kwartir
daerah di pasang di baju seragam pramuka setiap pramuka yang
bertempat tinggal di kwarda (provinsi tersebut). Pada seragam
pramuka atribut ini dipasang di lengan baju sebelah kanan, di bawah
tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan,
baik pada anggota pramuka putra maupun putri.
Bagi anggota pramuka muda (siaga, penggalang, penegak, dan
pandega) yang memiliki Tanda Kecakapan Khusus (TKK), sebanyak 5
TKK tersebut di pasang di bawah lencana wilayah atau badge daerah ini.
Bentuk Lencana Wilayah atau Badge Daerah Jawa Tengah
Lencana wilayah atau bagde daerah atau lambang kwartir daerah
Jawa Tengah berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar coklat
muda. Di dalamnya terdapat gambar bintang segi lima, padi dan kapas,
sepuluh lidah api berwarna merah, keris belekuk tiga, blencong (sumber
api), stupa candi, cikal (tunas kelapa) dan tulisan "JAWA TENGAH".
Lambang Kwartir Daerah atau bagde Jawa Tengah diciptakan oleh Kak
Subagyo.
Bentuk dan gambar lencana wilayah atau bagde Kwartir Daerah Jawa
Tengah adalah sebagai mana berikut ini:
Arti dan Makna Lencana Wilayah atau Badge Daerah Jawa Tengah
Sebagaimana disampaikan di awal artikel ini, lencana daerah,
bagde daerah, lambang atau logo kwartir daerah Jawa Tengah ini bukan
sekedar berfungsi menunjukkan lokasi kwartir daerah seorang pramuka
bergabung saja. Namun lambang ini juga menyiratkan aspirasi,
semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka di Jawa
Tengah.
Adapun makna atau arti yang terkandung dalam lambang kwartir
daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Cokelat muda sebagai dasar lambang

: Melambangkan keadilan dan


kemakmuran masyarakat
Jawa Tengah
Huruf Jawa Tengah berwarna merah
: Melambangkan keberanian
Bintang segi 5
: Melambangkan
kepemimpinan luhur
berdasarkan Pancasila
Sepuluh lidah api berwarna merah
: Melambangkan dasadarma
yang akan dipertahankan
secara bersama
Padi dan kapas
: Melambangkan keadilan dan
kemakmuran
Keris berlekuk 3
: Melambangkan Trisatya
Blencong / sumber api
: Melambangkan sumber
penerangan pada tingkah
laku
Stupa
: Melambangkan tingginya
budaya Jawa Tengah
Cikal tunas kelapa
: Melambangkan Pramuka
sebagai cikal bakal bangsa
Indonesia
Secara keseluruhan, lambang Kwartir Daerah Jawa Tengah mengandung
arti dan makna Pramuka sebagai cikal bakal bangsa Indonesia akan
melaksanakan darma baktinya dengan berpegang teguh pada trisatya
dan dasadarma dengan tanpa meninggalkan kepribadiannya menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Itulah bentuk, gambar, arti, dan
makna badge atau lencana daerah Jawa Tengah. Dengan mengetahui
makna dan arti yang terkandung di dalamnya, badge tersebut akan
mampu memberikan motivasi, semangat, dan jiwa bagi setiap
pemakainya. Dan bukan sekedar menjadi secarik kain yang menempel di
lengan baju.
= AMISAL, MOTTO DAN SEMBOYAN =
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Tentara Nasional Indonesia


a.
Angkatan Udara, Swa Bhuwana Paksa, artinya Sayap Tanah
Air
b. Angkatan Laut, Jalesveva Jayamahe, artinya di Lautan kita
jaya
c.
Angkatan Darat, Kartika Eka Paksi, artinya prajurit yang
tiada tanding
Kepolisian, Rastra Sewakottama, artinya abdi utama rakyat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tutwuri Handayani
PT KAI, Wahana Daya Pertiwi
Kejaksaan, Satya Adhi Wicaksana
Departemen Agama, Ikhlas Beramal
Departemen Kesehatan, Bhakti Husada
Departemen Kehakiman, Pengayoman
Departemen Keuangan, Negara Dana Reksa
Departemen Luar Negeri, Bhineka Tunggal Ika
Departemen Penerangan, Api Nan tak Kunjung Padam
Departemen Perdagangan, Nayaga Karma Wedhi Nagara
Gerakan Pramuka, Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan
Pembina Pramuka. Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa
Laksana
= Istilah Gerakan Pramuka =

Sekarang hanya ada satu oraganisasi Kepanduan Nasional Gerakan


Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana, disingkat GERAKAN
PRAMUKA.
Di Negara-negara lain istilah pandu dan kepanduan serta organisasi
berbeda-beda, walaupun maksudnya sama. Misalnya:
1. di Negara Malaysia, disebut Persekutuan Pengakap Malaysia
2. di Negara Singapura, disebut The Singapore Scout Association
3. di Negara Philipina, disebut Kapatiran Scouting Philifinas.
4. di Negara India, disebut Boys Scouts and Guides
5. di Negara Amerika disebut Boys Scouts of America (BSA)
catatan: istilah Scouting, Padvinders, Kepanduan, dan kepramukaan
mengandung pengertian yang sama.

= MENJERNIHKAN AIR =
Biji Kelor sebagai Penjernih Air Sungai
MESKIPUN berwarna coklat karena mengandung partikel-partikel
tanah, lumpur bahkan unsur logam berat karena tercampur rembesan
air limbah industri pabrik, air Sungai Mahakam hingga kini masih tetap
menjadi kebanggaan warga Kalimantan Timur, khususnya Kota
Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Berdasarkan kepercayaan dan sedikit dongeng, setiap orang
Kalimantan Timur meyakini, siapa pun pendatang atau tamu yang
berkunjung ke Kalimantan Timur dan pernah meminum air Sungai
Mahakam, diyakini pasti akan kembali lagi ke daerah tersebut, bahkan
menetap. Sungai sepanjang 920 Km yang menjadi salah satu sarana
transportasi sungai terpenting di propinsi Kaltim itu tak pernah sepi
dari lintasan kapal motor dan kapal kontainer, yang terkadang
menumpahkan limbah oli sisa ke sungai.
Masyarakat agaknya tak pernah peduli dengan warna airnya yang
keruh, atau berwarna hitam ketika air sungai surut, terbukti pinggiran
sungai tak pernah sepi dari aktivitas manusia yang datang dan pergi
mandi, mencuci atau bahkan mengambil air dari sungai tersebut untuk
dikonsumsi. Padahal masyarakat dapat memanfaatkan air sungai
dengan lebih nyaman dan terjamin kebersihannya apabila mampu
menerapkan hasil penelitian seorang dosen dari Fakultas Kehutanan
(Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda) yang diadopsi dari
Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut.
Adalah Enos Tangke Arung, MP, dosen Fahutan Unmul yang
menemukan biji kelor dan menyulapnya menjadi ''serbuk ajaib'' yang
dapat mengubah air keruh dengan partikel tanah maupun unsur logam
menjadi air bersih layak konsumsi, dan memenuhi standar baku mutu
yang ditetapkan.
Endapkan Partikel Logam
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif
rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan
menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung
dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam
air. Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri
Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air
hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air
Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.
''Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan
mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam
air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air minum dan air
bersih,'' katanya.
Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam
yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan
serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi
standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air
bersih 1,0 mg/l.
Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l,
telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang
diperbolehkan, yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang

semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku
mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.
Arang
Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma
kelor yang khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air
harus ditambahkan arang yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak
bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk menyerap
aroma kelor tersebut.
Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam
dengan parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah
dibersihkan dengan sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau
memenuhi standar baku air bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk
parameter warna yang semula sebesar 233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co,
atau telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 15
Pt.Co dan 50 Pt.Co.
Membuat Serbuk
Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan
menumbuk biji buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian
ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima
miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga
15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di
dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air menjadi jernih.
Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan
Unmul mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor
dengan konsentrasi lima persen, yaitu dengan merebus lima gram
tepung biji kelor ke dalam 100 ml air hingga mendidih dan disaring.
''Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air,
caranya dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke
dalam satu liter air dan diaduk dengan cepat,'' katanya. Disebutkan,
dalam satu polong buah kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan
berat masing-masing biji sebesar 2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10
biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk untuk menjernihkan air sebanyak
40 liter.
Lebih Ekonomis
Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana
(Samarinda), Alimudin mengakui, cara tersebut lebih ekonomis
dibanding menggunakan sistem penjernihan air dengan bahan baku
tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan air dengan
menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu
pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit,
sedangkan dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit. Karena
tawas jarang diproduksi di Kaltim, pihak PDAM Samarinda
mendatangkan tawas dari luar daerah, yaitu dari Sulawesi (Manado)
dan Kupang. Tawas tersebut dicampur dengan aluminium dan sulfat
sebelum digunakan untuk menjernihkan air sungai.
Menurut Enos Tangke, penggunaan serbuk biji kelor lebih ekonomis
dibanding tawas, apalagi tanaman kelor dapat dibudidayakan di Kaltim,
sementara daun dan buahnya yang masih muda pun dapat
dimanfaatkan untuk bahan makanan. Enos yang juga dosen pengasuh
mata kuliah Pengendalian Pencemaran menambahkan, tanaman kelor
yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek dapat tumbuh dengan
cepat di daerah berair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dibudidayakan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Mahakam.
''Dalam tiga bulan pertama tumbuhan tersebut sudah cukup besar
dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan bisa dimanfaatkan
bijinya,'' katanya.
Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk
menjernihkan air merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis,
efisien serta turut melestarikan lingkungan dengan membudidayakan
tanaman tersebut di sekitar DAS.(Aspek-35)
Penyaringan untuk Menjernihkan Air
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan.
Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air
yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan
dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena
bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu,
pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk,
kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
URAIAN SINGKAT
Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan I. Perbedaanya
terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak
penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring.
BAHAN
10 (sepuluh) kg arang
10 (sepuluh) kg ijuk
pasir beton halus
batu kerikil
2 (dua) buah kran 1 inci

batu dengan garis tengah 2-3 cm


PERALATAN
1 (satu) buah bak penampungan
1 (satu) buah drum bekas
PEMBUATAN
Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai
bak penampungan.
Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5
cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang
tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 23 cm (lihat Gambar).
PENGGUNAAN
Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang
sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring
kotoran.
Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air
dibuka ke bak penyaringan air.
Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya
beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh,
tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang
keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
PEMELIHARAAN
Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga
kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci
bersih dan dijemur sampai kering.
Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah
yang melekat, kemudian dijemur.
KEUNTUNGAN
Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya :
sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.
Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya
terpencil.
KERUGIAN
Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah
tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak
penyaringan.
Bahan penyaring harus sering diganti.
Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum
= MORSE =
Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda
baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh
Samuel F.B. Morse pada tahun 1835.
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah
cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut
ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk
dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi
Internasional. Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia
kepramukaan atau kepanduan. Semboyan morse dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain :
1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4. Bendera yaitu dengan bendera morse.
Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan
durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi
panjang untuk mewakili garis.
Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang
mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini
diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain
Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis,
misalnya huruf K yang diwakili oleh -.- berkebalikan dengan huruf R
yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan.
Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -..
Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan
salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan
Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan
Sandi Rumput.
Mengafal Morse dengan cepat :
E =.
T =_
I = ..
M =__
S = ...
O =___
H = ....
KH = _ _ _ _
A = ._
N = _.
U = .._
D = _..
V = ..._
B = _...

R = ._.
K = _._
W = ._ _
G = _ _.
C = _._.
J = ._ _ _
Z = _ _ ..

F
L
Q
Y
X
P

= .._.
= ._..
= _ _._
= _._ _
= _.._
=._ _.

= SEMAPHORE =
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima
berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera
tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering
dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu
berada dekat tangkainya.
Cara menggunakan semaphore :
Peganglah 2 buah tongkat semaphora dengan posisi lengan
tangan harus menyentuh tongkat semaphore yang bergunakan untuk
meluruskan tongkat semaphore sehingga tongkatnya tidak miring
ataupun jatuh. Main semaphore dengan huruf demi huruf dengan huruf
yang sudah di tentukan

1)
2)

3)

4)
5)
6)

= TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA =


Pt. 4. Pengertian
a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang
dikenakan pada pakaian seragam
b. Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka,
dan/atau Satuan, kemampuan,
c. tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan
tanda penghargaan yang
d. dimilikinya.
e. Tanpa Pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya
meliputi :
1) Tanda Umum
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua
anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik, putera
maupun puteri, misalnya tanda tutup kepala, setangan
leher, dan sebagainya.
2) Tanda Satuan
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan Satuan/Kwartir
tertentu, tempat seorang Pramuka tergabung, dalam hal
ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di Gugusdepan
sampai satuan tingkat nasional.
3) Tanda Jabatan
Yaitu
tanda
yang
menunjukkan
jabatan
dan
tanggungjawab seorang dalam lingkungan Gerakan
Pramuka.
4) Tanda Kecakapan
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan,
ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan
usianya.
5) Tanda Penghargaan
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan
yang diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti,
dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan
berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan
Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
Pt. 5. Maksud dan tujuan
a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk
mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas,
jabatan dan kecakapannya.
b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka bertujuan sesuai dengan
macam tanda pengenal tersbut, yaitu:

Mendorong seorang Pramuka untuk menggunakan haknya


dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
Memberi gairah dan semangat kepada seorang Pramuka
untuk meningkatkan kemampuan, kecakapan, dan
karyanya menurut ketentuan yang ada sesuai dengan
golongan usianya.
Mendorong seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh
melaksanakan isi janji dan ketentuan moral yang
berbentuk Satya dan Darma Pramuka, serta mengamalkan
pengetahuan dan kecakapannya sesuai tanda yang
dipakainya.
Menanamkan rasa persaudaraan di kalangan anggota
Gerakan Pramuka pada khususnya dan anggota Gerakan
Kepramukaan Sedunia pada umumnya.
Menanamkan kesadaran ikut memiliki, memelihara dan
bertanggungjawab atas
dirinya
sendiri,
satuan,
organisasinya serta ikut mencapai tujuan atau cita-citanya.
Menanamkan kebanggaan dan percaya pada diri sendiri
serta mengembangkan daya kepemimpinannya.

Pt. 6. Fungsi
a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:
1) Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan
semangat para Pramuka, agar mereka berusaha
meningkatkan
kemampuan,
karya,
pribadi
dan
kehormatannya.
2) Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat
kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
3) Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan,
tingkat kecakapan serta pemberian tanggungjawab, hak
dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
4) Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan
tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan
memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka tidak berfungsi sebagai:
1) Tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat
seseorang.
2) Perhiasan.
Pt. 7. Kelompok
Berbagai macam Tanda Pengenal
Gerakan
Pramuka,
dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu :
a. Tanda Umum
b. Tanda Satuan
c. Tanda Jabatan
d. Tanda Kecakapan
e. Tanda Penghargaan
Pt. 8. Macam-macam Tanda Umum
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum, yaitu :
a. Tanda Tutup Kepala
b. Setangan Leher atau Pita Leher
c. Tanda Pelantikan
d. Tanda Harian
e. Tanda Kepramukaan Sedunia
Pt. 9. Macam-macam Tanda Satuan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan, yaitu :
a. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan
terkecil lainnya.
b. Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
c. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
d. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
e. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
f. Tanda Satuan lainnya.
Pt. 10. Macam-macam Tanda Jabatan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan, yaitu :
a. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga,
dan lain-lain.
b. Tanda Pembimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan
Karya.
c. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
d. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang,
Penegak dan Pandega, serta
e. Tanda Pembina Gugusdepan.
f. Tanda Pelatih Pembina Pramuka
g. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
h. Tanda Jabatan lainnya.
Pt. 11. Macam-macam Tanda Kecakapan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan, yaitu :
a. Tanda Kecakapan Umum
1) Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
2) Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan
Terap
3) Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana

4)
5)

Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega


Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan
Lanjutan.
b. Tanda Kecakapan Khusus
1) Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
2) Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan
Utama
3) Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan
Utama
4) Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan
Utama
5) Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
6) Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
c. Tanda Pramuka Garuda
1) Untuk Pramuka Siaga
2) Untuk Pramuka Penggalang
3) Untuk Pramuka Penegak
4) Untuk Pramuka Pandega
Pt. 12. Macam-macam Tanda Penghargaan
a. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan
GerakanPramuka untuk peserta didik, yaitu :
1) Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti
Gotong Royong, Tanda Ikut Serta
2) Kegiatan dan lain-lainnya).
3) Bintang Tahunan
4) Lencana Wiratama
5) Lencana Teladan
b. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan
Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :
1) Bintang Tahunan
2) Lencana Pancawarsa
3) Lencana Wiratama
4) Lencana Jasa :
a) Dharma Bakti
b) Melati
c) Tunas Kencana
c. Tanda Pengenal termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari
badan di luar Gerakan Pramuka, misalnya dari :
1) Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam
atau di luar negeri sepanjang halhal tersebut tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan
perundang-undangan
Negara
Republik
Indonesia
yangberlaku.
2) Pemerintah Negara Lain
3) Pemerintah Republik Indonesia.
Pt. 13. Bentuk, Ukuran, Warna dan Persyaratan
Bentuk, ukuran, warna dan persyaratan untuk menerima Tanda
Pengenal
Gerakan
Pramuka
diatur
dalam
Petunjuk
Penyelenggaraan tersendiri.
PEMBERIAN DAN PEMAKAIAN TANDA PENGENAL
Pt. 14. Pemberian
a.
Sesuai dengan pengertian, maksud, tujuan, dan fungsi Tanda
Pengenal tersebut dalam Bab III di atas, maka Tanda
Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan untuk
diberikan kepada dan dipakai oleh seorang Pramuka dan
bukan anggota Gerakan Pramuka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu.
b. Syarat-syarat yang dimaksud dalam Pt. 14 a tersebut, diatur
dalam Petunjuk Penyelenggaraan yang berkaitan dengan
masing-masing Tanda Pengenal. Mereka yang tidak
memenuhi syarat-syarat seperti yang dimaksud dalam Pt. 14
a dan Pt. 14 b tersebut di atas, dinyatakan tidak berhak dan
tidak dibenarkan mengenakan Tanda Pengenal Gerakan
Pramuka pada pakaian seragam Pramuka.
Pt. 15. Pemakaian
Hak atas pemakaian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka selalu
disertai dengan tanggungjawab dan kewajiban pemakainya untuk :
1. Menjaga nama baik dirinya, satuan, dan organisasi Gerakan
Pramuka.
2. Berusaha memanfaatkan dan meningkatkan kemampuannya
sesuai dengan makna tanda pengenal yang dipakainya.
Berusaha mengamalkan Satya dan Darma Pramuka serta
menunjukkan nilai dirinya sebagai seorang Pramuka.
Pt. 16. a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka hanya dibenarkan
dikenakan pada pakaian seragam
a.
Pramuka, dan tidak dibenarkan pada pakaian lainnya
(nisalnya pada pakaian sekolah, pakaian seragam organisasi
lain, dan sebagainya) kecuali Tanda Harian Gerakan Pramuka.
b. Penempatan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka pada pakaian
seragam Pramuka dengan rapi dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang tersebut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.

Pt. 17. a.) Tanda Pengenal yang dapat dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka, adalah Tanda Pengenal yang sah, yaitu yang diatur
dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang berkaitan dengan
petunjuk penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
ini.
b.) Tanda-tanda lain yang tidak diatur, tidak sesuai atau bahkan
bertentangan dengan isi Petunjuk Penyelenggaraan ini, tidak
dibenarkan untuk dikenakan pada pakaian seragam Pramuka.
Pt. 18. a.) Tanda Pengenal yang habis masa berlakunya tidak
dibenarkan untuk dikenakan pada pakaian seragam Pramuka.
b) Mereka yang karena sesuatu hal, tidak berhak lagi
mengenakan salah satu Tanda Pengenal, tidak dibenarkan lagi
mengenakan Tanda Pengenal tersebut.
Pt. 19. Pemberian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dilakukan
menurut
ketentuan
yang
diatur
dalam
Petunjuk
Penyelenggaraan yang bersangkutan dengan masing-masing
tanda pengenal itu.
Pt. 20. a. Pemakaian Tanda Jasa dan Tanda Penghargaan dari
Negara lain, Gerakan Kepramukaan Negara lain/Sedunia,
dan dari organisasi lainnya diatur oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
b) Tanda jasa dan penghargaan dari Pemerintah Negara
Republik Indonesia digunakan pada pakaian seragam Pramuka
sesuai dengan peraturan pemakaian tanda-tanda tersebut.
PENGATURAN PENGADAAN DAN PERUBAHAN TANDA PENGENAL
Pt. 21. Pengaturan, pengadaan dan perubahan Tanda Pengenal Gerakan
Pramuka adalah wewenang Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pt. 22. Pengadaan Tanda Pengenal tersebut dapat dilimpahkan kepada
Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang, dengan ijin tertulis dari
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
= PEMBALUT DAN PEMBALUTAN =
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendaki.
TUJUAN
1. menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan
sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut
tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
MACAM
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril
MITELLA (pembalut segitiga)
Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki
dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung
lengan.
dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut
bentuk dasi.
DASI (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya
sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan
lebarnya antara 5-10 cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut,
betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut:

Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua


ujungnya dapat diikatkan

Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara


sebelum diikat arahnya saling menarik

Kedua ujung diikatkan secukupnya.


PITA (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis.
Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah
menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:

2,5 cm : untuk jari-jari

5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan

7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan


kaki


10 cm : untuk paha dan sendi pinggul

10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.


Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):

Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap

Pastikan bahwa perban tergulung kencang

Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu


ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup
sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke
proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan
ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah
luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.

Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling


menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu
dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi
duapertiga bagian sebelumnya.

Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung


perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
PLESTER (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada
sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping.
Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan
untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing
ujungnya difiksasi dengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang
sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik
(Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:

luka diberi antiseptik

tutup luka dengan kassa

baru letakkan pembalut plester.


PEMBALUT LAINNYA
Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup
luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai
untuk menutup luka-luka lebar.
Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
Kassa steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah
disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus
tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi
atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum
luka dibalut atau diplester.
Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut
dengan menjawab pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam
pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila
menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan
menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk
menentukan perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau
kombinasi.
4. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau
dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika
terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan
desinfeksi luka terbuka:
Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah
ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci
dengan zat antiseptik.
Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air
steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang
terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus
lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram
dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa.
Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal
dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian
pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan
berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap
dapat diberikan.

Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang


terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
Pengikatan dengan tourniquet.
Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan
dengan cara biasa.
Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk
pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha
(untuk pendarahan di kaki)
Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki,
sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk
mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk
torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong
kayu. Tanda
torniket
sudah
kencang
ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi
pucat kekuningan.
Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik,
sementara luka ditekan dengan kasa steril.
Elevasi bagian yang terluka
Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang
memang perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok
penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan
berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas.

5.

dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat


setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan
pembidaian.
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi
tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang.
Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi
kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan,
perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga
terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar
dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat
pada penderita.
Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang
sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik
atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan
perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa
steril dan membalutnya.
4. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum
dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
5. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai
bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan
jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama
pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
6. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll)
dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak
boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh
pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh
yang dibidai.
7. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup
jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak
bergerak.
8. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah
dibidai.
9. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
= KESEHATAN =
Etiket Warna Obat : biru untuk obat luar (tidak boleh diminum),
putih untuk obat dalam, merah/ hitam untuk obat-obatan beracun/
berbahaya,
Bidai (spalk'Belanda,splint-Inggris), Pembidaian/ fiksasi. Tujuan
untuk mencegah pergerakan tulang yang patah, agar tidak menjadi
bertambaK parah atau untuk mengurangi rasa sakit Benda yang dapat
digunakan untuk bidai (darurat) adalah anggota bandan sendiri, papan
bllah bambu, danan kayu, karton/majalah yang tebal,bantal,guling,
selimut, air splint (bentolan udara, vacuum matras.dll. Napas buatan .cara dari mulut kemulut.dari mulut ke hidung, Silvester, howard,
schapfer, V. bassel, Hoger Nielsen dan Laborde.
= PENGETAHUAN LALU LINTAS =
A.
= PEMBIDAIAN =
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain
yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga
agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi),
memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari
immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak
merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun
syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah
terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah
sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang
patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami
dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamenligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami
dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk
sementara waktu dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian
1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera
(korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan

B.

Warna plat Nomor Kendaraan


a.
Plat merah adalah untuk kendaraan milik pemerintah
b. Plat Hitam untuk kendaraan milik pribadi / swasta
c.
Plat Kuning adalah untuk kendaraan yang disewakan kepada
umum / angkutan masyarakat
d. Plat putih adalah untuk kendaraan yang masih baru / ststus
Percobaan
Tanda Nomor kendaraan Di Indonesia
DEARAH
TANDA
DAERAH
TANDA
Banten
A
Kedu
AA
Jakarta Raya
B
Yogyakarta
AB
Bandung
D
Surakarta
AD
Cirebon
E
Madiun
AE
Bogor
F
Kediri
AG
Pekalongan
G
Sumatra barat
BA
Semarang
H
Sumatra utara
BB
Pati
K
Bengkulu
BD
Surabaya
L
Lampung
BE
Madura
M
Palembang
BG
Malang
N
Jambi
BH
Besuki
P
Sumatra Timur
BK
Banyumas
R
Aceh
BL
Bojonegoro
S
Riau
BM

Kalsel
DA
Bangka,Belitung
BN
Sulawesi utara
DB
Sumbawa
EA
Sulawesi selatan
DU
Flores
EB
Maluku selatan
DE
Sumba
ED
Maluku utara
DN
Kalimantan barat
KB
Timor
DH
kalimantan timur
KT
Bali
DK
Corps Diplomatik
CD
Sangihe
DL
Corps Concul
CRR
Sulawesi tengah
DM
Kerawang
T
Lombok
DR
Tasik
S
Irian Jaya
DS
Batam
BP
Sulawesi tenggara
DT
C. Jalan
Berdasarkan kekuatanna menahan beban / bobot kendaran,jalan
dibagi menjadi beberapa kelas yaitu ;
Kelas I
: Muatan sumbu paling berat 7 ton
Kelas II
: Muatan sumbu paling berat 5 ton
Kelas III : Muatan sumbu paling berat 3 ton
Kelas III A : Muatan sumbu paling berat 2 ton
Kelas IV : Muatan sumbu paling berat 2 ton
Kelas V
: Muatan sumbu paling berat 1 ton
Catatan : untuk kelas 1 sampai IV adlah bagi kendaraan yang
menggunakan ban hidup ( berisi angin )
Sedangkan jenis-jenis jalan berdasarkan pada siapa / Lembaga
yang mengawasinya atau memelihara jalan dibagi kedalam :
Jalan Negara
Jalan Propinsi
Jalan Kabupaten / kotamadya
Jalan desa
D. Marka jalan
Marka jalan adalah Rambu-rambu lalu lintas yang dibuat di atas
permukaan jalan. Contohnya :
a.
Zebra cross ( tempat untuk menyebrangi jalan ).
b. Garis Pembatas jalan (yang dibuat ditengah yang membagi
badan jalan menjadi dua bagian,baik berupa garis lurus
/putus-putus
E. SIM ( surat izin mengemudi )
SIM atau kepanjangan dari Surat Ijin Mengemudi harus dimiliki
setiap pengemudi. Masa berlaku SIM adalah 5 ( lima ) tahun.
Jenis-jenis SIM antara lain :
SIM A , untuk mobil penumpang / barang yang kurang dari 2
ton
SIM B I , untuk mobil bus / barang yang paling berat adalah 2
ton
SIM B II , untuk kendaraan Traktor dan mobil gendengan
SIM C , untuk pengemudi sepeda motor.
Keterangan :
Untuk SIM C (minimal umur 16 tahun ), SIM A (minimal 18 tahun),
SIM B (21 tahun)
TKK (TANDA KECAKAPAN KHUSUS
TINGKAT DAN BENTUK/WARNA
Macam Dan Bidang
a. Macam T.K.K. tidak dibatasi jumlahnya, mengingat keadaan,
kemampuan dan keperluan masyarakat setempat serta keadaan,
kemampuan, keperluan, sifat minat, dan bakat anak didik.
b. Macam dan Tanda Kecakapan Khusus digolongkan dalam 5 (lima)
bidang yaitu :
1) bidang agama, mental, moral, spirituil, pembentukan pribadi dan
watak,
2) bidang patriotisme dan seni budaya,
3) bidang keterampilan dan tehnik pembangunan,
4) bidang ketangkasan dan kesehatan,
5) bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban
masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup
c. Penggolongan T.K.K. menurut bidangnya, penentuan bentuk, gambar
dan warna T.K.K. ditetapkan dengan surat keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Tingkat T.K.K
T.K.K. dibagi atas beberapa tingkatan sebagai berikut:
a. T.K.K. untuk Pramuka Siaga diadakan dalam satu tingkat saja, karena
hanya dipergunakan sebagai perangsang dan menarik perhatian
atau minat anak untuk berusaha mempelajari kecakapan
tertentu.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
b. T.K.K. untuk Pramuka Penggalang, diadakan dalam tiga tingkat,
sebagai berikut:
1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan
menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu.

2)

Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah


memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah satu
jenis kecakapan.
3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan memperlihatkan
penghasilannya yang didapat dari kecakapan yang dipunyainya.
c. T.K.K. untuk Pramuka Penegak dan Pandega diadakan dalam tiga
tingkat, sebagai berikut:
1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan
menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu, dan
telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga memenuhi
syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.
2) Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah satu
jenis kecakapan dan telah menolong sedikitnya seorang
Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut
tingkat Purwa.
3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan memperlihatkan
penghasilannna, serta menolong Pramuka sehingga memenuhi
syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Madya.
Bentuk, Warna Dan Bingkai
a. Bentuk TKK diatur sebagai berikut:
1) Untuk Pramuka Siaga adalah segitiga, dengan ukuran panjang 3
cm dan tinggi 2 cm, sedang puncaknya ada di bawah.
2) Untuk Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega adalah
sebagaio berikut:
a. Untuk Tingkat Purwa: lingkaran dengan garis tengah 2,5 cm
dikelilingi bingkai selebar lebih kurang 2 mm.
b. Untuk Tingkat Madya: bujur sangkar dengan panjang sisisisinya sepanjang 2,5 cm, dikelilingi bingkai selebar lebih
kurang 2 mm.
c. Untuk Tingkat Utama: segilima beraturan dengan panjang sisi
masing-masing 2 cm, dikelilingi bingkai selebar lebih kurang
2 mm.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
b. Warna-warna TKK diatur menurut golongannya, yaitu:
1) TKK bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi
dan watak berwarna dasar kuning.
2) TKK bidang patriotisme dan seni budaya berwarna dasar merah.
3) TKK bidang kesehatan dan ketangkasan berwarna dasar putih.
4) TKK bidang keterampilan dan teknik pembangunan berwarna
dasar hijau.
5) TKK bidang sosial, perikemanusiaan, gotong-royong, ketertiban
masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup berwarna
dasar biru.
c. Bentuk dan warna gambar pada TKK diatur dengan keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
d. 1) TKK untuk Pramuka Siaga tidak berbingkai.
2) TKK untuk Pramuka Penggalang berbingkai merah.
3) TKK untuk Pramuka Penegak dan Pandega berbingkai kuning.
DAFTAR SYARAT-SYARAT KECAKAPAN KHUSUS
I. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi
dan Watak
1. Sholat
4. Muadzin
2. Khotib
5. Penabung
3. Qori
II. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya
1. Pengatur Ruangan (Siaga)
5. Menyanyi
2. Pengatur Rumah
6. Pelukis
3. Pengatur Meja Makan
7. Juru Gambar
4. Pimpinan Menyanyi
8. Pengarang
III. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan
1. Gerak Jalan
5. Juru Layar
2. Pengamat
6. Juru Selam
3. Penyelidik
7. Pendayung
4. Perenang
8. Ski Air
IV. Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan
1. Peternak Ulat Sutera
25. Pengumpul Benda
2. Peternak Kelinci
26. Pengumpul Hewan
3. Peternak Lebah
27. Juru Semboyan
4. Juru Kebun
28. Menjahit
5. Penenun
29. Pengendara Sepeda
6. Juru Bambu
30. Juru Masak
7. Juru Anyam
31. Pencinta Dirgantara
8. Juru Kayu
32. Pembuat Pesawat Model
9. Juru Batu
33. Pengenal Cuaca
10. Juru Logam
34. Komunikasi
11. Juru Kulit
35. Konstruksi Pesawat Udara
12. Penjilid Buku
36. Juru Motor Pesawat Terbang
13. Juru Potret
37. Navigasi Udara
14. Penangkan Ikan
38. Evakuasi Medis Dirgantara
15. Peternak Itik
39. Pengenal Pesawat Udara

16. Peternak Ayam


40. Petani Padi
17. Pemelihara Ternak
41. Juru Peta
18. Pemelihara Merpati
42. Navigasi Laut
19. Pengumpul (Khusus Siaga)
43. Isyarat Bendera
20. Pengumpul Perangko
44. Pelaut
21. Pengumpul Lencana
45. Isyarat Listrik
22. Pengumpul Mata Uang
46. Isyarat Optik
23. Pengumpul Tanaman Kering
47. Perencana Kapal
24. Pengumpul Tanaman Hidup
48. Perahu Motor
V. Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong-royong, Ketertiban
Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup
1. Pemadam Kebakaran
9. Penerima Tamu
2. Pengatur Lalu-Lintas
10. Juru Penerang
3. Keamanan Kampung
11. Korespondensi
4. Penunjuk Jalan
12. PPPK
5. Juru Bahasa
13. Penyuluh Padi
6. Pembantu Ibu (Siaga)
14. Keadaan Darurat Udara
7. Perawatan Anak
15. Keadaan Darurat Laut
8. Perawatan Keluarga

= PEMETAAN =
PETA PITA
Peta pita adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah
dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya,misalnya penjelajahan di
suatu tempat maupun itu di sekitar perkampungan ataupun di dalam
hutan.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
Pensil Teknik 2B
Penggaris panjang
Penghapus pensil
Kertas pita peta ( kertas putih yang panjang ke bawah)
Kompas bidik
Meja kerja
Stock (tongkat)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
Penentuan SkalaHal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan
ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
Pembuatan KeteranganKeterangan yang dimaksud adalah apa-apa
yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah
kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan
adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau
suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah
dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk
gambar peta dan tulisan.
Penulisan Arah utara, Jarak, dan WaktuArah utara digambarkan
sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan
ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan.
Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan
tiba di setiap belokan.Untuk pembuatan peta pita, setiap
pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian
seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PETA LAPANGAN
Peta lapangan adalah menggambarkan kondisi atau situasi daerah
sekitar dalam skala yang kecil. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam
pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 28
2. Penggaris panjang

3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
Penentuan Skala. Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang
akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan
sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang
dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan Setelah diketahui
batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah
lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas
lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap
ke utara.
Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan.
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut
lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang
lainnya.
Penggambaran
lapangan
Pengerjaan
terakhir
adalah
menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuranpengukuran tadi ke dalam kertas gambar, Untuk mempermudah
pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan
keterangan lainnya.
PANORAMA
Panorama berguna untuk menggambarkan kembali situasi atau
keadaan suatu daerah pada suatu waktu, dan jika kita kembali lagi
ke daerah tersebut kita akan
dapat
melihat
perubahanperubahan yang terjadi.
Laporan Panorama biasanya dibuat sebagai bahan penyelidikan/
pengintaian untuk menilai suatu keadaan.
Cara Membuat Panorama
1. Peralatan yang harus disediakan: Kertas Laporan, Pensil HB dan
2B untuk mengarsir, Ballpoint untuk menulis data dan keterangan,
Penggaris, Kompas, Masker atau Pembidik.
2. Buatlah sebuah persegi panjang di atas sehelai kertas dengan
perbandingan 2:1.
3. Bidik sasaran yang akan dijadikan objek. Lalu tandai apa yang akan
kita gambar.
4. Pergunakanlah Masker/Pembidik, letakkan titik tengah pembidik
kita pas pada objek yang kita tandai dengan menggunakan kompas
sebelumnya.
5. Gambarlah pemandangan yang dilihat pada kotak pembidik ke
kertas laporan berupa sketsa saja.
6. Janganlah menggambar yang bersifat sementara atau gambar
bergerak seperti : kumpulan ternak, kendaraan, dsb.
7. Mulailah mengarsir gambar panorama, mulailah dari yang terdekat
lebih dahulu baru yang jauh.
8. Selesai mengarsir lengkapilah data-data untuk ketengan gambar.
Yang harus diperhatikan dalam pemuatan peta panorama ini adalah:
Arah Pandang atau sudut pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuata peta
panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah
untuk penggambaran panorama pemandangannya. Untuk dua
sutud pandang tidak menjadi masalah yang berarti karena kita
tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas
penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk
menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk
menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut
dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut
dengan 30 untuk daerah kin. Kemudian baru menggambar peta
panoramanya.
Penggambaran Batas Daerah.
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah
selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah
lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau
perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini
dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam
pembatas dalam penafsiran naati.
Pembuatan Arsiran.
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam
membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk
daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat
berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah
terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal
dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal
untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring
(mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti

perbukitan atau jurang terjadi maka arsiran dibuat miring


mendekati tegak.
Pembuatan Arab Utara.
Arah utara ini dtperlukan untuk mengetahui posts! menggambar
kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar
itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kin
atas dengan gambat anak panah dan arahnya disesuaikan dengan
arah kompas
Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas. Untuk sudut pandang
sebelah kii dan kanan hendaknya dtcantumkan sekaligus dengan
keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan
lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah
sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
= MENAKSIR/ Aproksimasi (mengira-ngira) =
Menaksir adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran
berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu,
kemudian disebut toleransi) sudah dapat dianggap baik/benar. Di
bawah ini, ada beberapa cara menaksir, antara lain :
MENAKSIR LEBAR SUNGAI
Dengan cara Perbandingan.
Tetapkan titik A di seberang sungai (bisa pohon. batu dan
sebagainya).
Jadikan tern pat kita berdiri. titik B.
Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sebanyak 10 m. itu titik C.
Dari titik C berjalan terus sebanyak 5 in (setengah jarak BC).
Lalu dari titik D tersebut kita berjalan menjauhi sungai ke arah E.
dengan pandangan melihat ke samping. Berhentilah jika kamu sudah
melihat titik C dan titik A Tepat Satu Garis.
Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2 x DE.

MENAKSIR TINGGI POHON.


Kita berjalan dari pohon sejauh 11 meter, sebut titik B.
Di titik B. diam seorang kawanmu (berdiri) dengan sebatang tongkat.
Lalu kita maju 1 meter ke titik C.
Di titik C, kita bertiarap dan intai ujung atas pohon dengan tongkat.
Perhatikan tinggi pohon terletak di mana pada tongkat. Sebut itu titik
D. Tinggi pohon adalah titik B.
Maka tinggi pohon (AE) adalah 12 x BD.
Rumus: AE = 12 DB

MENAKSIR TINGGI TIANG LISTRIK/ TIANG BENDERA.


Tinggi tongkat (AB) adalah ! 60 cm.
Tinggi tiang listrik dimisalkan CD.
Bayangan tongkat misal 20 cm. Jadi perbandingannya adalah: 20:
160= I :8
Jika panjang bayangan tiang listrik di tanah adalah 80 cm, berapa
tinggi tiang listrik sesungguhnya ?
Pergunakanlah teori kali silang (perbandingan):

= 80x8 = 640
Jadi h = 640 cm = 6,4 meter

Dengan cara Sudut.


Tetapkan titik A di seberang sungai.
Jadikan tempat kita berdiri adalah titik B.
Kita hadap kiri (90) dan berjalan mundur di tepi sungai. dan berjalan
mundur.
Berhentilah jika telah membuat sudut 45 (dengan kompas) apabila
kita melihat A.
Titik tempat kita berhenti sebut titik C. Dengan demikian segitiga ABC
adalah sama kaki. maka AB = BC.

Dengan menggunakan pandangan melalui ujung topi, jika sungainya


sangat lebar.
Titik sasaran adalah titik A.
Berdiri di titik B.
Bam kita melihat ujung sungai di seberang dengan ujune topi, dan
badan kita bergeser pelan-pelan ke arah kanan/kiri ke sisi sungai
(tubuh tidak boleh berubah/geser) lihat ujung topi itu ada di mana,
itulah titik C.
Maka AB = BC.

MENAKSIR BENDA-BENDA LAIN


Untuk dapat menaksir dengan baik, harus banyak berlatih. Menaksir
tidak hanya tinggi atau lebar, masih banyak seperti berat, jumlah,
panjang, kecepatan, dan sebagainya.
Contoh :
Menaksir jumlah kelerengyangada pada suatu topics.
Menaksir panjang seutas tali yang dililitkan pada sebatang kayu.
MENAKSIR BENDA-BENDA LAIN
Untuk dapat menaksir dengan baik, harus banyak berlatih. Menaksir
tidak hanya tinggi atau lebar, masih banyak seperti berat, jumlah,
panjang, kecepatan, dan sebagainya.
Contoh :
Menaksir jumlah kelerengyangada pada suatu topics.
Menaksir panjang seutas tali yang dililitkan pada sebatang kayu.
Menaksir arah yang dilalui suatu kendaraan, ke barat atau arah
lainnya. Bisa kita lihat dari hekas ban (alur karet ban. atau
kerikil/tanah yang terlempar karena gerak ban kendaraan).
Menaksir perangai/sifat seseorang dengan melihat wajahnya.
Menaksir isi sebuah botol atau kalerig. Menaksir besar (misalnya):
Sebutir telur
sebuah batu bata tain-lainnya.
MENAKSIR KECEPATAN ARUS SUNGAI.
Kita tentukan dua titik di tepi sungai/selokan. Sebut saja titik A dan
titik B.

Jaraknya jangan terlalu jauh. Bisa 2 m, 5 m, atau paling jauh 10 meter


(usahan lintasan air lurus).
Lalu di titik A kita hanyutkan benda yang ringan yang mengapung.
benda ini akan terbawa arus ke titik B.
Hitung waktu dari mulai titik A sampai benda itu sampai di titik B.
Rumus kecepatan Arus
Contoh : jaraknya 10 meter, dan waktu tempuhnya adalah 4 detik
maka kecepatan arusnya adalah 10 meter : 4 : detik = 2,2 m/det.

MENAKSIR KECEPATAN ANGIN.


Caranya hampir sama dengan menaksir kecepatan arus sungai. Kita
tentukan dua tempat A dan B. Dengan jarak misal 2 meter (untuk
menaksir kecepatan angin, jarak jangan terlalu jauh). Lalu kita berdiri
di titik A dan lemparkan cabikan kertas yang ringan. Dan sobekan
kertas itu akan terbawa angin ke titik B, hitung berapa waktunya.
Cara sama dengan menghitung arus sungai.

= SANDI-SANDI =
Kata sandi berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya rahasia.
Dan karena itu maka tulisan rahasia disebut tulisan sandi, atau tulisantulisan yang dirahasiakan. Huruf atau kata sandi sulit atau sukar
dimengerti. Kecuali, kalau kita mengetahui kunci atau cara
memecahkannya.
Asal mula sandi ini berasal dari para pahlawan jaman dulu, yang
suka berkelana dan suka berpindah-pindah tempat ting-gal. Untuk itu,
mereka harus mempunyai kata sandi dan bisa mempergunakan
berbagai bentuk sandi-sancii tertentu untuk mengecoh/ mengelabui
lawan-lawan atau musuh-musuhnya.
Baden-Powell, menyelidiki dan mempelajari tulisan sandi ini dan
Baden-Powell berkesimpulan bahwa sandi ini besar manfaamya bagi
para pandu. Baden-Powell menganjurkan setiap pandu untuk
mempelajari sandi. Bahasa sandi dapat dibuat oleh siapa saja dan
dengan corak yang aneh sampai sederhana biasa, berikut adalah contohcontoh yang biasa dipergunakan oleh para pramuka, yaitu :
SANDI ABJAD/ BALIK

Kunci = AZ atau ZA, bisa juga ditulis a = z atau sebaliknya Contoh :


GUDEP akan kita tuliskan TFWVK.
SANDI KOORDINAT
Cara : Buatlah perkataan kunci, misalr.ya GUDEP SEDIA (maka
kata-kata inilah yang nanti menjadi kuncinya, ingat kata kunci
harus dua kata dan jumlah hurufnya 10 buah, masing-masing kata
terdiri dari 5 huruf).
Buatlah kubus (kotak) seperti gambar di bawah ini. Setiap kotak isi
dengan huruf huruf a sampai y (huruf z tidak dimasukkan).
Masukkan GUDEP SEDIA pada kotak tersebut, bisa juga dengan
kata-kata lain seperti RUMAH BESAR, PANDU CERIA, dan
sebagatnya. Dari gambar di bawah, dapat kita lihat koordinatkoordinatnya, huruf a akan diwakili SG (garis S, kolom G), huruf s
diwakili garis I dan kolom E, jadi ditulisnya IE.

SANDI ANGKA
Pada sandi ini, angka-angkalah yang menjadi kuncinya. Misalkan
kita akan menulis JALAN dengan kunci angka 1203, maka caranya
adalah ditulis :
JALAN dan cantumkan angka tadi di bawahnya.
12031 (begitu seterusnya, kalau sandinya banyak). Di bawah huruf
J adalah angka 1, artinya kita rubah huruf J dengan 1 huruf sesudah
atau sebelumnya, misal K. Lalu huruf A dengan 2 huruf sesudahnya
yaitu C, begitu seterusnya. Maka JALAN akan berubah menjadi
KCLDM (L tetap karena angkanya 0/noI),
SANDI NAPOLEON
Sandi ini diambil dari nama Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte.
Sandi ini tidak mempunyai kunci khusus, tetapi cara merangkai
huruf-hurufnyalah yang menjadi sandi ini menjadi sedemikian
menarik.
Contoh :
kita akan menulis kalimat SELAMATKAN JIWA KAMI.
Cara mengerjakannya : mula-mula hitung dahulu semua huruf-nya,
lalu jumlahnya kita bagi menjadi beberapa bagian yang jumlahnya
sama.
(ada 18 huruf, bisa kita bagi 3 atau 2 atau 6). Misalkan kita bagi 3,
menjadi = 18 : 3 = 6 huruf/barisnya. Sandi Napoleon dari
SELAMATKAN JIWA KAMI, adalah :
SELAMA
IJNAKT
WAKAMI
SANDI MORSE
(bentukan dari huruf Morse. Sebutlah Morse terapan). Banyak
sekali yang kita bisa buat dari huruf Morse, dengan tahap atau
tingkat kesulitan yang berbeda-beda, misalnya :
Rumput : adalah sandinya menyerupai rumput (yang pendek
berarti titik, rumput panjang berarti garis).
SANDI KIMIA
Sandi yang penulisannya menyerupai unsur-unsur, molekul arau
senyawa kimia. H20 = air, CO2 = karbon dioksida, H2 = Hidrogen,
O2=Oksigen, KOH = kalium hidroksida, NaCl = natrium khlorida
(garam dapur), dsb.
Huruf morsenya : titik akan diganti huruf hidup (vokal), garis akan
diganti huruf mati (konsonan).
KAMI= -.-/.-/-./
KOH + OH + HH + OO KOH + OH + H2 + O2
(kalau ada dua huruf atau lebih bisa disederhanakan dengan
angka).
contoh lain : ON2A + KOH +OH +H2 + U2N + KOH
Tanda - (garis) diganti dengan strip miring (/). jika -- = //, kalau --= /// dst
contoh : menulis huruf L = . -.. menjadi 1/2
huruf H = .... menjadi 4 huruf O = - - - menjadi /// kata MICKEY= -/../-.-./-.-/./-.-menjadi //.2./1/1./1/.1./1// keterangan : untuk pemisahan huruf
pergunakan titik (.) Coba pecahkan : / 3 . 2 . 1 / 2 . 1/ 2 / 3. ///. 1 /.
I/ 1 . /2 = ? . Sandi Morse vang lain dapat kamu buat sendiri!
Cobalah dengan kawan-kawanmu di sekolah. Misalnya dengan
kedipan mata (sebelah kanan titik dan sebelah kiri garis) atau
dengan pijitan tangan lemah untuk titik dan pijatan keras untuk
garis, dan sebagainya).
SANDI SEMAPHORE = SANDI MATEMATIKA
(bentukkan dari huruf semaphore). Bisa juga ditulis sandi
Matematika. Ditulis berupa angka-angka dan pecahan-pecahan.
Posisi tangan akan diganti dengan angka-angka dari 1 sampai 7
seperti pada gambar di bawah ini.
A s.d. G = 1 s.d. 7, H = (posisi tangan 1
dan 2) begitu seterusnya.
Catatan: untuk menulis angka atau
bilangan digunakan tanda kurung
misalnya jumlah 25 ditulis (25).
Rumah Nomor 14 : penulisannya adalah
2/6 + 3/5 + 1/6-1 x 1/2 + 1/7 + 2/31/6+2/3-2/6 +(14)
SANDI JAM
Untuk membuat sandi jam, kita harus menentukan terlebih dahulu
jam berapa sebagai patokannya. Umpamanya pukul 07.00 sebagai

huruf A. Kemudian huruf B ditulis 07.05 (jika beda tiap huruf 5


menit) maka kita tinggal menggeser setiap huruf lima menit sekali.
Contoh :
ABDI akan ditulis 07.00 - 07.05 - 07.20 - 07.45 itu jika 5 menit bisa
juga beda setiap huruf itu 10 menit, 15 menit atau lainnya.
SANDI NOMOR
Sandi ini sama mudahnya dengan sandi balik, kita cukup
menomori a sampai z dangan angka 1 sampai dengan 26, seperti di
bawah ini:

tadi menjadi beberapa baris yang setiap barisnya terdiri dari 8


huruf mendatar.
Setelah itu buatlah garis bayangan untuk membaca sandi tersebut,
maka kita akan dapat menjawab sandi itu :
GALANG TERUS PERSATUAN DENGAN TEGUH.
Catatan : Huruf x adalah untuk menambah/melengkapi saja.
Contoh latihan : (kunci = 3D) DAI ADK LABX AEM NNKB AEAR ?
apa maksudnya?
SANDI KOTAK 1
Terdiri dari palang-palang/kotak dan sudut-sudut.

Setelah tersusun demikian, maka kita dapat membuat sandi nomor


dengan baik dan bisa kita lihat setiap huruf mempunyai nomor.
Misalnya A = 1, J = 10, P = 16, T = 20, dan seterusnya.
SANDI GESER
Sandi ini digeser ke kiri maupun ke kanan. Jika menulis A = N
sebagai kuncinya, maka B = O, C = P, dan seterusnya. PANCASILA
digeser menjadi CNAPNFVYN. Sandi ini tidak terlalu sulit, dan
hampir sama dengan sandi balik.
Kunci dan susunan bisa kita rubah-rubah untuk mempersukar.
Contoh lain; GENERASI akan tertulis menjadi LNENARJZJ,
mengapa? sebab cara pemecahannya diberikan kunci E=N dan T=Y.
Pemecahannya adalah: A=R, B=Q, C=P, D=O, E=N, F=M, G=L, H=K,
I=J, S=X, T=Y, U=X,V=W
Sandi ini akan sukar dikerjakan jika kuncinya tidak ada, oleh
karena itu jangan mudah putus asa dan terkecoh (perhatikan
tanda-tanda yang mungkin merupakan kuncinya).
SANDI GAMBAR
Dalam mengerjakan sandi gambar, maka kita harus hafal gambargambar tertentu yang masing-masing mewakili huruf-huruf, yaitu :

SANDI KOTAK 2
Terdiri dari kotak-kotak saja tanpa sudut-sudut, hanya setiap
kotak, sekarang diisi oleh 3 huruf,

J
SANDI KOTAK 3
Merupakan kombinasi dari sandi kotak 1 dengan sandi kotak 2.
Lebih sukar? Tidak juga. Perhatikan huruf awal dan perputaran
hurufnya!

SANDI SILANG MONAS

SANDI NAIK TURUN TINGKAT


Sandi ini dasarnya hampir mirip dengan sandi geser, hanya sandi
ini digeser menurut bilangan tertentu, misalnya naik turun lima
tingkat (5 t). Maka kata BELAJAR menjadi XAHWFWN. Gampang
kan! Naik turunnya bisa dua, tiga, empat dan sebagainya. Pokoknya
coba saja, jika diturunkan n'dak ketemu 'ya dinaikkan saja.
SANDI TANGGAL
Sandi ini pada dasarnya sama dengan sandi angka/geser (bisa juga
disebut perpaduannya), misalnya kita menerima sepucuk surat
sandi yang hdak ada kuncinya tetapi tanggal pembuatan suratnya
tertera maka itulah sandinya, misal tertulis 3-6-78 atau 3 Juni '78
arti dari tanggal itu adalah deretan angka-angka 3678 (itulah
kuncinya).
Buatlah contoh sendiri!
Hati-hati menulis tahun, misal '78 dengan 1978 berbeda. Pada
1978, angka 19 juga dimasukkan.
Hafalkan bentuk-bentuk gambar di atas, bandingkan dengan huruf
sebenarnya, pasti bisa!
SANDI HURUF BERJASA
Sandi ini adalah termasuk sandi yang mudah, karena tidak
terdapat perubahan pada huruf-hurufnya. Sandi ini dapat kita
bongkar apabila susunan huruf-hurufnya membentuk suatu
bentuk huruf yang dimaksudkan oleh kunci, misalnya Z, N, L, C, G,
M, V, W, dan sebagainya.
SANDI DATAR
Caranya:
Hitunglah jumlah huruf dalam kalimat yang akan kita buat dan
bagilah menjadi beberapa bagian lalu berilah kuncinya, misalnya 8
D (artinya 8 datar/huruf mendatar).
Contoh :
GNRE TD AGAGU RUENU LT SSANTH AEPANGEX
Kalau tidak ada kuncinya kita akan mengalami kesulitan
menjawabnya! Kalau ada maka kita tinggal menyusun kata-kata

Sandi Jepang = Sandi Kanji

Kemudian pergunakan sandi angka; 3 = C, E = 5,14 = N, dst.


= TALI TEMALI =

= PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB) =


1.

2.

Pengertian
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka
ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan 1 tongkat dan
tanpa tongkat Untuk baris berbaris menggunakan tongkat
memilikl tata cara tersendiri di Ungkungan Pramuka,
Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat menglkuti tata
cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris Militer
TNI/POLRI. Apa Itu Baris Berbaris?
1) Pengertian Baris berbaris adalah suatu wujud latihaan fisik,
yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata
cara kehidupan yang diarahkan
kepada terbentuknya
suatu perwatakan tertentu.
2) Maksud dantujuan:

Guna menumbubkan sikap jasmani yang tegap tangkas,


rasa disiplin dan rasa tanggung Jawab.

Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap Jasmani


yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan
tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut
dengan sempurna.

Yang dimaksud rasa persatuan adakh adanya rasa


senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.

Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan


kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang
pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.

Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian


untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap
dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan
dapat merugikan.
Aba-aba
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
4) Gerakan Perorangan Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna. Aba-aba : Siap - GERAK
b. Istirahat. Aba-aba: Istirahat ditempat - GERAK
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf). Abaaba : Lencang kartan/kiri -GERAK
d. Setengah Sencang kanan/kiri. Aba-aba
: Setengah
lencang kanan/kiri - GERAK
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar). Aba-aba:
Lencang depan-GERAK
f. Cara berhitung. Aba-aba : Hitung - Mulai

g. Hadap kanan/kiri. Aba-aba: Hadap kanan/kiri - GERAK


h. Hadap serong kanan/kiri. Aba-aba: Hadap serong
kanan/kiri - GERAK
i. Balik kanan. Aba-aba: Balik kanan/kiri - GERAK
j. Cara berkumpul. Aba-aba: 3 bersaf/ 3
k. berbanjar kumput - Mulal
l. Cara latihan meniberl norrnat Aba-aba: Hormat - GERAK
m. Bubar. Aba-aba: Bubar - JALAN
n. Jalan di terapat. Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
o. Membuka/menutup barisan. Aba-aba: Buka barisanJALAN/Tutup barisan - JALAN
p. Maju - jalan. Dart sikap sempuma. Aba-aba ; Maju - JALAN
q. Langkah Biasa. Aba-aba : Langkah blasa - JALAN
r. Langkah Tegap. Aba-aba; Langkah tegap - JALAN
s. Langkah perlahan (mengantar jenalah dalam upacara
kemiliteran). Aba-aba: Langkah perlahan maju - JALAN
t. Langkah ke samping, Aba-aba : Langkah ke kanan/kiri JALAN
u. Langkah ke belakang. Aba-aba; Langkah ke belakang JALAN
v. Langkah ke depan. Aba-aba : Langkah ke depan - JALAN
w. Langkah di waktu kiri. Dari sikap sempurna aba-aba : Lari
maju - JALAN, dari langkah biasa aba-aba: Lari JALAN
3. Contoh Gerakan-Gerakan dalam Baris Berbaris
a.
Gerakan Dasar di Tempat
No
Aspek
1
Berhimpun.
2
Berkumpul berbanjar.
3
Berkumpul bersaf.
4
Lencang kanan, lencang kiri dan lencang depan.
5
Setengah lengan lencang kanan dan setengah lengan
lencang kiri.
6
Berhitung dalam bentuk bersaf.
7
Berhitung dalam bentuk berbanjar.
8
Istirahat di tempat.
9
Istirahat parade.
10
Penghormatan.
b. Unsur Gerakan Berjalan
No
Aspek
1
Langkah ke depan dan ke belakang.
2
Langkah ke kiri dan ke kanan.
3
Maju jalan.
4
Ganti langkah.
5
Jalan di tempat.
6
Langkah biasa ke langkah tegap.
7
Langkah tegap ke langkah biasa.
8
Langkah perlahan ke langkah biasa.
9
Hormat kanan dan hormat kiri.
10
Berhenti ke langkah lari.
11
Langkah biasa ke langkah lari.
12
Langkah lari ke langkah biasa.
13
Langkah lari ke berhenti
c.
Unsur Gerakan Perubahan Arah
No
Aspek
1
Dalam keadaan berhenti
a.
Hadap kanan dan hadap kiri
b. Hadap serong kanan/kiri
c.
Buka dan tutup barisan.
d. Haluan kanan.dan haluan kiri
e.
Melintang kanan.
f.
Melintang kiri.
2
Dari berhenti ke berjalan
a.
Hadap kanan maju jalan.
b. Hadap kiri maju jalan
c.
Balik kanan maju jalan
d. Belok kanan maju jalan.
e.
Dua kali belok kiri maju jalan.
f.
Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan maju jalan.
g.
Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri maju jalan.
h. Haluan kanan maju jalan.
i.
Haluan kiri maju jalan.
j.
Melintang kanan maju jalan.
k. Melintang kiri maju jalan.
3
Dari berjalan ke berjalan
a.
Hadap kanan maju jalan.
b. Hadap kiri maju jalan.
c.
Balik kanan maju jalan.
d. Belok kanan jalan.
e.
Hadap serong kanan jalan.
f.
Dua kali belok kiri jalan.
g.
Dua kali belok kanan jalan.

d.
No
1
2
3

h. Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan jalan.


i.
Tiap-tiap banjar dua kali belok kiri jalan.
j.
Haluan kanan maju jalan.
k. Haluan kiri maju jalan.
l.
Melintang kanan maju jalan.
m. Melintang kiri maju jalan.
Dari berjalan ke berhenti
a.
Hadap kanan berhenti.
b. Hadap serong kiri berhenti.
c.
Hadap serong kanan berhenti.
d. Balik kanan berhenti.
e.
Haluan kanan berhenti.
f.
Haluan kiri berhenti.
g.
Melintang kanan berhenti.
h. Melintang kiri berhenti.
Unsur Gerakan Variasi
Aspek
Gerakan Variasi di tempat.
Gerakan Variasi berjalan.
Gerakan Variasi berjalan dengan perubahan arah /
formasi.
= BENTUK-BENTUK BARISAN =

Berderet

Lingkaran Besar

Lingkaran Kecil
Angkare

Setengah Lingkaran

Perlombaan

Kolone Terbuka
Selat Terbuka

Selat Tertutup
Meroda
Panah

Kolone Tertutup

Rambu-Rambu Lalu Lintas


RAMBU LARANGAN

RAMBU PETUNJUK

RAMBU PERINGATAN

RAMBU PERINTAH

Anda mungkin juga menyukai