Anda di halaman 1dari 5

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Re
publik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
 menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
 menepati Dasadarma.
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Tingkatan Pramuka Penggalang


Tanda kecakapan umum (TKU) yang berfungsi untuk membedakan tingkatan an
ggota Pramuka penggalang adalah bentuk dari manggar kelapa. Warna dasar p
ada TKU identik berwarna merah yang dikenakan pada lengan baju sebelah kiri
di bawah tanda regu.

Tanda Kecakapan U
mum (TKU) tingkatan penggalang

Anggota yang telah menyelesaikan SKU (Syarat Kecakapan Umum) mendapatka


n haknya untuk mengenakan TKU sesuai tingkatannya. Tingkatan penggalang a
dalah Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Tingkatan ta
mbahan lainnya adalah penggalang Garuda.

Makna Nama Tingkatan


Pada arti nama tingkatan dapat kita kreasikan menjadi sebuah materi pramuka
yang menarik. Tingkatan penggalang yang terdiri dari tiga memiliki arti tersendir
i yakni sebagai berikut:

1. Ramu, mengiaskan sejarah perjuangan bangsa untuk mencari ramuan atau c


ara atau bahan-bahan.
2. Rakit, mengiaskan ramuan atau cara atau bahan kemudian yang sudah dida
patkan dirakit atau disusun.
3. Terap, mengiaskan bahan yang telah dirakit atau cara yang telah disusun ya
ng kemudian akhirnya dapat diterapkan dalam pembangunan bangsa dan ne
gara.

Materi Pramuka
Sifat Pramuka penggalang yang beranggotakan anak-anak usia 11-15 tahun me
mpunyai keingintahuan tinggi, aktif, bersemangat, dan suka berkelompok meru
pakan dasar penyusunan materi.

Materi tersusun dengan konsep yang menarik dan memenuhi 4H (health, happin
es, helpfulness, dan handicraft) menjadi hal penting. Karena dengan mengusung
konsep 4H maka antusias anggota penggalang dapat meningkat.

Kreativitas pembina Pramuka penggalang menjadi kunci terwujudnya materi ke


giatan yang menarik, berkarakter, dinamis, progresif, dan menantang. Pembina
yang semakin akrab dengan anggota akan menumbuhkan daya tarik yang sema
kin tinggi untuk berkegiatan dan berlatih.

Pembina tidak perlu khawatir terhadap materi yang akan kita kenalkan ke angg
ota didik. Karena semua aspek hidup yang normatif dapat di latihkan kepada an
ggota.

Pemenuhan/pengujian SKU, Syarat Pramuka Garuda (SPG), dan Syarat Kecaka


pan Khusus (SKK) dapat terlaksanakan saat latihan rutin.

Syarat Kecapakan Umum dan SPG adalah standar kompetensi nilai dan keteram
pilan yang harus tercapai oleh anggota. Syarat Kecakapan Khusus (SKK) tidak w
ajib untuk di capai.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Jadi kalau ingin menyimak latar
belakangnya. Maka dari itu orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa
yang terjadi sekitar tahun 1960.

Pada awalnya jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia sangat banyak.


Jumlah itu tidak setara dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Maka dari
itu muncul peraturan yang mengatur tentang perkumpulan kepramukaan.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960. Ketetapan MPRS pada tanggal 3 Desember 1960 berisi rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana.

Dalam ketetapan ini pada Pasal 330C yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila.

Selanjutnya penertiban kepanduan dan pendidikannya supaya lebih intensif dan


menyetujui rencana pemerintah untuk mendirikan Pramuka terdapat pada Pasal 349
Ayat 30.

Kemudian kepanduan supaya terbebas dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme


(lampiran C ayat 8).

Munculnya ketetapan itu menjadikan pemerintah wajib melaksanakannya. Karena


itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh
dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia.

Agenda perkumpulan ini bertempat di Istana Negara. Pada agenda Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan beberapa poin penting tentang kepanduan.

Poin-poin yang telah tersampaikan, yaitu kepanduan yang ada, harus ada
pembaharuan. Metode dan aktivitas pendidikan harus berubah (ganti). Organisasi
kepanduan harus menjadi satu yaitu Pramuka.

Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
Prof. Prijono, Dr.A. Azis Saleh, Achmadi.

Kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka.

Pada bulan April keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal
11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.

Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A.
Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah kemudian mengolah Anggaran Dasar sebagai Lampiran Keputusan


Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Keputusan
Presiden telah menyetujui (mengesahkan) pada tanggal 20 Mei 1961 .

Peristiwa yang Berkaitan dengan Sejarah Lahirnya Gerakan Pramuka


Terjadi serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS di depan para tokoh dan pimpinan organisasi k
epanduan. Pidato ini terjadi pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa
ini kemudian kita kenal sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.
2. Terbitnya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Kep
pres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepandua
n yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda.
3. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuk
a untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugeraha
n Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan semuanya ini terjadi pada tanggal pada tangg
al 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian kita kenal sebagai HARI PRAMUKA.
4. Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang menjadikannya sebagai p
edoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola organisasi dalam menjalank
an tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Ger
akan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidi
kan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian kita kenal sebagai HARI PERMU
LAAN TAHUN KERJA.
5. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas mel
eburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka yang terjadi di Istana Olahraga
Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian kita kenal sebagai HA
RI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

Diperkenalkan Kepada Masyarakat Indonesia


Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat.

Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu
pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang


oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir
Nasional dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka
keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya
duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447


Tahun 1961. Tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang.

Rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas, dan 8
orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari (Ketua Kwartir
Nasional Harian).

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat Ketua dan
Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia
pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat
yang penting di Indonesia.

Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Pramuka mengadakan Apel Besar dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan


Kwarnari, di Istana negara. Menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan
kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia.

Tertuang dalam Keppres No.448 Tahun 1961. Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX yang menerimanya sesaat itu sebelum pawai/defile mulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 merupakan sejarah penting Gerakan


Pramuka. Kemudian kita kenal sebagai peringatan HARI PRAMUKA.

Setiap tahun ada peringatan oleh seluruh jajaran dan anggota, agar sejarah lahirnya
Gerakan Pramuka di Indonesia menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah NKRI.

Anda mungkin juga menyukai