Pramuka Indonesia
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan adalah cara belajar interaktif progresif
melalui:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
2. Belajar sambil melakukan.
3. Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.
4. Kegiatan yang menarik, dan menantang.
5. Kegiatan di alam terbuka.
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan,
dorongan, dan dukungan.
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan.
8. Satuan terpisah antara putra, dan putri.
Tingkatan Pramuka
Siaga
Penggalang
Penggalang merupakan pramuka yang memiliki rentang usia 11-15
tahun. Usia ini biasanya paling banyak dikalangan SD kelas 4 sampai
SMP kelas 9. Golongan ini merupakan golongan pramuka setelah
Siaga. Dalam golongan Penggalang dilaksanakan sistem terpisah
dimana Pramuka Penggalang Putra dipisah dengan Pramuka
Penggalang Putri. Setiap anggota penggalang biasanya dikelompokkan
dalam satu kesatuan kecil yang disebut regu. Setiap regu memiliki
nama yang berbeda satu sama lain. Regu putra biasanya mengambil
nama hewan, sedangkan regu putri biasanya menggunakan nama
bunga sebagai identitas mereka.
Pramuka Penggalang digolongkan dalam 4 tingkatan, yaitu,
Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, dan
Penggalang Garuda. Sama seperti Siaga, tingkatan tersebut bisa
dicapai secara berturut-turut setelah seorang Pramuka Penggalang
menyelesaikan pencapaian SKU.
Penegak
Pandega
Pandega merupakan golongan Pramuka setelah Penegak. Anggota
Pramuka ini merupakan anggota Pramuka yang berusia antara 21 – 25
tahun. Pramuka Pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dan
dilakukan bersama-sama dengan Pramuka Penegak. Pembinaan
Pramuka Pandega dilakukan mulai dari tingkat Gugusdepan dalam
satuan yang disebut Racana, dan di tingkat Kwartir dapat mengikuti
Satuan Karya dan Dewan Kerja.