0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan2 halaman
Video tersebut menjelaskan sejarah berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia pada tahun 1961, yang merupakan wujud kesatuan dari berbagai organisasi kepanduan yang ada sebelumnya. Gerakan Pramuka resmi diluncurkan pada 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno.
Video tersebut menjelaskan sejarah berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia pada tahun 1961, yang merupakan wujud kesatuan dari berbagai organisasi kepanduan yang ada sebelumnya. Gerakan Pramuka resmi diluncurkan pada 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno.
Video tersebut menjelaskan sejarah berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia pada tahun 1961, yang merupakan wujud kesatuan dari berbagai organisasi kepanduan yang ada sebelumnya. Gerakan Pramuka resmi diluncurkan pada 14 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno.
Dalam video tersebut menceritakan sejarah dibentuknya kepramukaan yang ada
diIndonesia. Kepramukaan di Indonesia diresmikan pada 14 Agustus 1961 sebagai wujud semangat bersatu para pramuka Indonesia. Sebelum itu, pramuka telah mengalami suka dan duka dalam proses keterbentukannya. Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka Sebulan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta untuk membentuk panitia kepanduan Indonesia guna mendirikan wadah oraganisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia melalui suatu kongres. Kongres kesatuan kepanduan Indonesia diselenggarakan pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta. Adapun tokoh-tokoh yang menghadiri kongres tersebut bersepakat untuk membentuk suatu organisasi yaitu Pandu Rakyat Indonesia dan dikuatkan dengan Janji Ikatan Sakti. Keberadaan organisasi tersebut diperkuat dengan adanya SK Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 93/Bhg.A, tertanggal 1 Februari 1947. Pada masa perjuangan, para anggota pandu terjun ke medan perang bahu membahu bersama pemuda-pemuda lainnya demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagian besar, pimpinan ketentaraan pada masa itu diantaranya panglima besar Jenderal Sudirman pernah berkiprah didunia kepanduan. Pada 20-22 Januari 1950 pandu rakyat Indonesia mengadakan kongres ke II di Yogyakarta. Kongres ini memutuskan memberi kesempatan pada golongan khusus untuk menghidupkan organisasi masing-masing. Pada situasi itu, Menteri PP dan K mencabut keputusan No. 93/Bhg.A, pada tanggal 1 Februari 1947 dan menggantinya dengan SK Menteri PP dan K No. 2344 /Kab, tertanggal 6 September 1951. Sejumlah organisasi kepanduan yang pernah ada akhirnya bermunculan kembali untuk melakukan aktifitas kepanduan. Pada tanggal 16 September 1951 terbentuklah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO). Pada tahun 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia. Namun IPINDO yang berbentuk federasi sudah tidak tepat dengan situasi Indonesia pada saat itu. Maka tanggal 3 Desember 1960 terbit ketetapan MPRS/1960 pada 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana pasal 330C menyatakan bahwa dasar Pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila dan dan Pasal 349 ayat 30 menegaskan “Pendidikan Kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujuan rencana pemerintah untuk mendirikan Pramuka. Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin Gerakan kepanduan Indonesia di Istana Merdeka. Dalam pidatonya Presiden menegaskan seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Gerakan Pramuka dengan lambang Tunas Kelapa. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka. Untuk melaksanakan pembentukan Gerakan Pramuka maka berdasarkan Surat Keputusan RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961 disusunlah panitia pembantu pelaksanaan Gerakan Pramuka, terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, dan Menteri Achmadi. Masih dalam bulan April ditahun yang sama, keluar Keputusan Presiden RI No. 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang panitian pembentukan Gerakan Pramuka dengan tambahan satu anggota yaitu Menteri Muljadi Djojo Martono. Pada 20 Mei 1961 terbit Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 yang menetapkan “Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan Pendidikan Kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Kepres tersebut juga mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Pada tanggal 20 Mei mempunyai arti khusus bagi Gerakan Pramuka, dan merupakan tombak sejarah untuk Pendidikan dilingkungan ketiga, peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja. Setelah Keputusan Presiden No. 238 turun, wakil-wakil organisasi kepanduan di Indonesia meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Pernyataan itu dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut dengan Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Tahun 1961, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang didalamnya terdapat Kwartir Nasional Pramuka (KWARNAS) dan Kwartil Nasional Harian (KWARNARI). Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) diketuai oleh Presiden Indonesia Dr. Ir. Soekarno, dengan wakil ketua I Sri sultan Hamengku Buwono IX dan wakil ketua II Brijen TNI Dr. A Ajisaleh. Untuk Kwarnas diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan wakil ketua Brijen TNI Dr. A Ajisaleh yang sekaligus merangkap ketuan Kwarnari. Pada tanggal 16 Agustus 1961, Presiden menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Panduan Pramuka diterima oleh ketua kwartir Nasional Sri Sultan Hamengku Buwono IX seusai Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari pada apel besar pertama yang diikuti 10.000 anggota Gerakan Pramuka di halaman Istana Negara. Selesai apel besar, Gerakan Pramuka resmi diperkenalkan pada seluruh rakyat Indonesia melalui devile dan pawai berkeliling Jakarta. Acara serupa juga di adakan ditempat penting lainnya di Indonesia. Peristiwa tanggal 14 Agustus 1961 kemudian disebut dengan Hari Pramuka.