Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KEBAHAGIAAN DI TEMPAT

KERJA DENGAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI SEBAGAI


PEMODERASI

PADA KARYAWAN PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Disusun oleh :
Intan Nurdiah Hasanah
1188020093

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKOMOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KEBAHAGIAAN DI TEMPAT


KERJA DENGAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI SEBAGAI
PEMODERASI.

(PADA KARYAWAN PT.POS INDONESIA)

Disusun Oleh

Intan Nurdiah Hasanah


1188020093

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Setia Mulyawan S.E., M.M., Dr. Adang Djatnika Effendi, ST.,
MT.
NIP. 197106202008011010 NIP. 196609141997031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Kadar Nurjaman, S.E., M.M


NIP. 197101162009121001

i
ABSTRAK

Intan Nurdiah Hasanah (1188020093) “ Pengaruh Efikasi Diri terhadap


Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi Dukungan Organisasi
sebagai Pemoderasi” (Pada Karyawan PT. POS Indonesia (persero)
Bandung)
Kebahagiaan di Tempat Kerja adalah sebuah output dari pola pikir Individu
dalam organisasi untuk memaksimalkan kualitas diri. Dalam proses pencapaian
kebahagiaan, Efikasi diri menjadi faktor penentunya. Efikasi diri akan meningkat
dengan persepsi positif karyawan terhadap organisasi. sebuah persepsi terbentuk
dari adanya organisasi. tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Efikasi
Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi Dukungan
Organisasi sebagai pemoderasi. Penelitian ini didasari karena ada fenomena
positif dari organisasi yang mendukung proses pencapaian makna kerja untuk
mencapai kebahagiaan di tempat kerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Pengambilan sampel sebanyak 65 responden, data yang digunakan
yaitu data primer dan sekunder yang diperoleh dari survey dan hasil kuesioner
yang disebarkan secara langsung kepada PT. Pos Indonesia Bandung. Teknik
analisis data menggunakan Analisis regresi hierarki, uji validasi, uji reliabilitas,
uji asumsi klasik, dan uji koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 26. Hasil analisis dapat diketahui bahwa efikasi diri
berpengaruh positif terhadap kebahagiaan di tempat kerja dibuktikan dengan nilai
t-hitung 11.179 > t-tabel 1.998. Persepsi Dukungan Organisasi berpengaruh
positif terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja dibuktikan dengan nilai t-hitung
14.199 > t-tabel 1.998. Persepsi Dukungan Organisasi memoderasi pengaruh
Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja dibuktikan dengan nilai t-
hitung 12.301>t-tabel 1.998.

Kata Kunci: Efikasi diri, Persepsi dukungan Organisasi, Kebahagiaan di


Tempat Kerja

ii
ABSTRACT

Happiness at Work is an output of the mindset of individuals in the organization


to maximize self-quality. In the process of achieving happiness, self-efficacy is the
determining factor. Self-efficacy will increase with the positive perception of
employees towards the organization. a perception is formed from the existence of
organizational support. The purpose of this study was to determine the effect of
Self-Efficacy on Happiness at Work with Perceived Organizational Support as
moderating. This research is based on the fact that there is a positive
phenomenon from organizations that support the process of achieving the
meaning of work to achieve happiness in the workplace.

The method used in this research is descriptive with a quantitative approach.


Sampling of 65 respondents, the data used are primary and secondary data
obtained from the survey and the results of questionnaires distributed directly to
PT. Pos Indonesia Bandung. The data analysis technique uses hierarchical
regression analysis, validation test, reliability test, classical assumption test, and
coefficient of determination test using SPSS version 26 program. The results of
the analysis can be seen that self-efficacy has a positive effect on happiness at
work as evidenced by the t-count value 11,179 > t-table 1998. Perception of
Organizational Support has a positive effect on Happiness in the Workplace as
evidenced by the t-count value of 14,199 > t-table 1,998. Perception of
Organizational Support moderates the effect of Self-Efficacy on Happiness at
Work as evidenced by the t-count value of 12.301>t-table 1.998. 

Keywords: Self-efficacy, Perception of Organizational support, Happiness at


Work

iii
RIWAYAT HIDUP

Intan Nurdiah Hasanah adalah seorang perempuan yang lahir di Bandung


pada hari selasa tanggal 18 Juli 2000. Ia merupakan anak pertama dari 4
bersaudara, buah hati dari bapak Dadang Amin dan Ani Rohaeni. Saat ini ia
bertempat tinggal di Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Pendidikan yang pernah di tempuh adalah Sekolah Dasar Negri (SDN)


Cibulan, Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTSS) Nurrezky Hasanah, Madrasah
Aliyah Swasta (MAS) YPI Cikoneng dan hingga saat tugas akhir ini dikerjakan
penulis sedang menempuh program Sarjana Jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN
Bandung) tahun Angkatan 2018 dan mengambil konsentrasi Manajemen Sumber
Daya Manusia.

Selama perkuliahan berlangsung, Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa


Jurusan Manajemen kurang lebih selama satu setengah periode, dan menjadi
seorang sekretaris di sebuah Yayasan Pendidikan yang bernama Yayasan
Nurrezky Hasanah. Selama prosesnya, penulis juga membangun usaha catering
dan berjualan cemilan di online shop

Alhamdulillah berkat rahmat Allah Swt. Dan diiringa dengan kesungguhan


serta ketekunan, penulis dapat menyelesaikan salah satu kewajiban sebagai
seorang mahasiswa tingkat strata 1 untuk dapat menyelesaikan pendidikannya
yaitu tugas akhir skripsi. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi
penulis dan semua pembaca.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Zat satu-satunya yang dimintai pertolongan. Dia
yang selalu melimpahkan kita kesempatan untuk terus belajar dan memahami
dunia dan bagaimana cara hidupnya. Dia yang selalu menjamin kelangsungan
hidup kita, memberi nikmat sehat, nikmat bernafas, melihat, mendengar, dan
lainnya. Shalawat teriring salam terus tercurah limpahkan kepada guru peradaban
dunia, provokator kebaikan yang ulung, dokter terbaik diantara dokter, presiden
terbaik diantara presiden, panglima tersukses diantara panglima lain yakni
Rasulullah Muhammad SAW.

Alhamdulillah, skripsi yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri terhadap


Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi Dukungan Organisasi
sebagai Pemoderasi” telah selesai dan lancar.

Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Peneliti menyadari


sepenuhnya bahwa penyusunan dan penyelesaian hasil penelitian ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, dorongan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. H. Mahmud, M.Si. selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
2. Bapak Dr. Dudang Gozali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Bapak Dr. H. Kadar Nurjaman, S.E., M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

v
4. Bapak Setia Mulyawan, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan semangat, membimbing dan mengarahkan Peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Adang Djatnika Effendi S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan Peneliti
sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.
6. Bapak Dr. Muhammad Zaky, S.E., M.Si. selaku Dosen pengampu mata
kuliah Seminar Manajemen SDM yang telah memberikan ilmu dan
wawasannya yang sangat membantu Peneliti dalam menentukan tema
Penelitian.
7. Seluruh Dosen yang sudah memberikan saya ilmu yang bermanfaat selama
dibangku perkuliahan
8. Seluruh Staff Manajemen yang sudah membantu saya dalam hal administrasi
dan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan jurusan
9. Bapak Dody Haryanto selaku Executive General Manager PT. Pos Indonesia
Bandung.
10. Ibu Ratna Budiati selaku Manajer Sumber Daya Manusia dan Dukungan
Umum PT. Pos Indonesia Bandung.
11. Bapak Suryana selaku Staff HRD & Audit PT. Pos Indonesia yang telah
membantu Peneliti dalam proses perizinan sehingga mendapatkan izin untuk
melaksanakan Penelitian skripsi, sekaligus membantu menyebarkan kuesioner
kepada karyawan PT. Pos Indonesia Bandung.
12. Kedua Orang Tua tercinta yaitu Ibu Ani Rohaeni dan Bapak Dadang dan
Bapak Asep yang tanpa henti selalu memberikan dorongan semangat dengan
ketulusan harapan dan doanya kepada Peneliti, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
13. Untuk Sahabat-Sahabat dekatku Yaitu Khoerunnisa Rahmah, Listya Puti Eka,
Herlina Sulistiawati, Ika Yuliantika, Lia Apriatin, Mira Rianti, Khofifah
Alawiah, Khoirunnisa, Intan Uswatun Hasanah, Intan Wasiah, dan Hesti
Ariantiyang selalu memotivasi, dan memberikan dukungan, doa serta

vi
semangat yang sangat berarti bagi Peneliti dan sudah memberikan berbagai
macam kenangan indah yang sangat berkesan dalam hidup saya..
14. Teman-teman mahasiswa Manajemen Angkatan 2018 terkhususnya Kelas C
yang sudah menemani dan menjadikan perjalanan masa kuliahku yang sangat
menyenangkan.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh Peneliti satu-persatu disini,
yang telah ikut andil membantu dan memberikan dorongan agar skripsi ini
dapat diselesaikan. Semoga yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah terlibat dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah
SWT melimpahkan karunianya dalam setiap amal kebaikan kita dan semoga
skripsi ini menjadi sumbangsih kebermanfaatannya bagi pengembangan ilmu,
Amiin.

Bandung, 18 Agustus 2022

Intan Nurdiah Hasanah

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI............................................................ i


ABSTRAK......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 7
C. Rumusan Masalah....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 10
A. Kajian Penelitian Terdahulu........................................................ 10
B. Konsep dan Teori........................................................................ 12
1. Manajemen........................................................................... 12
2. Manajemen Sumber Daya Manusia..................................... 15
3. Kebahagiaan di Tempat Kerja.............................................. 18
4. Efikasi Diri........................................................................... 26
5. Persepsi Dukungan Organisasi............................................. 32
C. Kerangka Berpikir....................................................................... 37
1. Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kebahagiaan
di Tempat Kerja.................................................................... 37

viii
2. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap
Kebahagiaan di Tempat Kerja.............................................. 39
3. Persepsi Dukungan Organisasi Memoderasi Pengaruh
Efikasi diri Terhadap Kebahagiaan di tempat Kerja............ 41
D. Hipotesis...................................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 43


A. Metode dan Pendekatan............................................................... 43
B. Jenis dan Sumber Data................................................................ 43
1. Jenis Data............................................................................. 43
2. Sumber Data......................................................................... 44
C. Populasi dan sampel.................................................................... 44
1. Populasi................................................................................ 44
2. Sampel.................................................................................. 45
3. Teknik Sampling.................................................................. 45
D. Operasionalisasi Variabel............................................................ 46
1. Definisi Operasional Efikasi Diri......................................... 46
2. Definisi Operasional Kebahagiaan di Tempat Kerja............ 47
3. Definisi Operasional Persepsi Dukungan Organisasi........... 49
E. Teknik pengumpulan data........................................................... 50
1. Wawancara........................................................................... 50
2. Kuesioner atau Angket......................................................... 50
F. Teknik Analisis Data................................................................... 51
1. Uji Validitas......................................................................... 51
2. Uji Reliabilitas...................................................................... 52
3. Uji Asumsi Klasik................................................................ 52
G. Uji Hipotesis................................................................................ 54
1. Analisis Regresi Hirarki....................................................... 54
2. Uji Koefisien Determinasi.................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 58
A. Gambaran Umum Perusahaan..................................................... 58

ix
1. Sejarah Perusahaan............................................................... 58
2. Logo Perusahaan.................................................................. 59
3. Visi dan Misi........................................................................ 60
4. Struktur Organisasi Perusahaan........................................... 61
B. Hasil Penyebaran Kuesioner....................................................... 61
1. Profil Responden.................................................................. 62
C. Deskripsi Hasil Penelitian........................................................... 64
D. Analisis Penelitian....................................................................... 72
1. Uji Validitas......................................................................... 72
2. Uji Reliabilitas...................................................................... 73
3. Uji Asumsi Klasik................................................................ 75
E. Uji Hipotesis................................................................................ 80
1. Analisis Regresi Hirarki....................................................... 80
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................ 84
F. Analisis Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja
dengan Persepsi Dukungan Organisasi
sebagai Pemoderasi..................................................................... 88
1. Pengaruh Efikasi diri terhadap Kebahagiaan
di Tempat Kerja.................................................................... 88
2. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap
Kebahagiaan di Tempat Kerja.............................................. 89
3. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Efikasi Diri terhadap
Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi Dukungan
Organisasi sebagai Pemoderasi............................................ 90
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 94
A. Kesimpulan.................................................................................. 94
B. Saran............................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 98
LAMPIRAN....................................................................................................... 102

x
xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................... 11

Tabel 3.1 Operasional Variabel Efikasi Diri............................................... 46

Tabel 3.2 Operasional Variabel Kebahagiaan di Tempat Kerja................. 47

Tabel 3.3 Operasional Variabel Persepsi Dukungan Organisasi................ 49

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Determinasi............................................ 57

Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................ 62

Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia........................................... 62

Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.................. 63

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Kerja................................ 63

Tabel 4.5 Interval Kelas dalam Deskripsi Hasil Penelitian......................... 65

Tabel 4.6 Frekuensi Data Variabel Efikasi Diri.......................................... 65

Tabel 4.7 Frekuensi Data Variabel Kebahagiaan di Tempat Kerja. . .......... 68

Tabel 4.8 Frekuensi Data Variabel Persepsi Dukungan Organisasi............. 69

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas....................................................................... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Efikasi Diri............................................... 73

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kebahagiaan di Tempat Kerja.................. 74

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Dukungan Organisasi................. 74

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas................................................................... 75

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikoleniaritas.......................................................... 76

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................................... 77

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi................................................................ 78

xii
Tabel 4.17 Uji Regresi Moderasi Tahap 1.................................................... 80

Tabel 4.18 Uji Regresi Moderasi Tahap 2.................................................... 81

Tabel 4.19 Uji Regresi Moderasi Tahap 3.................................................... 82

Tabel 4.20 Interprestasi Koefisien Determinasi............................................ 83

Tabel 4.21 Hasil Koefisien Determinasi Variabel Efikasi Diri..................... 84

Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi Persepsi Dukungan Organisasi..... 85

Tabel 4.23 Hasil Koefisien Determinasi Variabel Interaksi......................... 86

Tabel 4.24 Hasil Pengujian Secara Simultan................................................ 93

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. POS Indonesia........................................ 59

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. POS Indonesia..................................... 61

Gambar 4.3 Garis Kontinum Mengenai Efikasi Diri..................................... 67

Gambar 4.4 Garis Kontinum Mengenai Kebahagiaan di Tempat Kerja........ 79

Gambar 4.5 Garis Kontinum Mengenai Persepsi Dukungan Organisasi...... 71

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era digital dan ekonomi saat ini menjadi sebuah tantangan yang telah

membentuk perubahan besar di dunia usaha. (Chen &Li, 2015). Persaingan

yang ketat dalam organisasi saat ini dituntut untuk menghadapi perubahan

lingkungan yang dinamis, tidak pasti dan kompleks ( Sanz-Valle & Jimenez,

2005) maka dari itu, peran manajemen sumber daya manusia menjadi faktor

yang akan memberi pengaruh terhadap organisasi untuk mencapai

keunggulan kompetitif. Untuk mencapainya, perusahaan memiliki sumber-

sumber keunggulan kompetitif diantaranya yaitu sumber daya fisik, finansial,

struktur sistem dan proses organisasi, serta sumber daya manusia.

Dalam sebuah proses perubahan yang telah direncanakan,

pengelolaan sumber daya dalam organisasi memerlukan sebuah penindakan

dari sumber daya manusia yang ada. Maka dari itu, SDM menjadi sumber

utama yang menentukan keberhasilan dalam suatu organisasi. Yang mana

suatu keberhasilan organisasi memerlukan strategi khusus dalam mekanisme

kerja yang sesuai dalam proses pengerjaan yang telah direncanakan.

(Moran& Brightman, 2000).

Menurut Cartwright & Holmes dalam upaya mempertahankan

perubahan, sumber daya manusia harus mengintegrasikan kualitas terbaiknya

untuk bisa bertahan dalam mencapai keberhasilan organisasi. Salah satu

1
upaya untuk mempertahankan kualitas diri adalah dengan memperhatikan

kesejahteraan mereka ditempat kerja. Sehingga, kesejahteraan dan

kebahagiaan sangat substansial untuk pencapaian kualitas sumber daya

manusia dalam proses pekerjaannya. (Fisher, 2010; Warr, 2007).

Pada prosesnya, setiap individu dalam organisasi menginginkan

Kesuksesan dalam pekerjaanya. bukan hal nya materi, tapi kesuksesan

psikologis. Yang dimaksud Kesuksesan psikologis adalah pekerja merasakan

kepuasan, kenyamanan, serta kebahagiaan dalam pekerjaannya. Oleh karena

itu, menjadi bahagia sangat penting bagi kebanyakan orang dan kebahagiaan

telah ditemukan menjadi sebuah pencapaian diri yang sangat dijunjung oleh

sebagian besar individu (Diener 2000).

Karena kebahagiaan menjadi suatu kebutuhan dan tujuan yang ingin

dicapai setiap individu. Maka, Beberapa peneliti mulai melihat manfaat

kebahagiaan dalam organisasi serta lingkungan kerja. Menurut Jones,

kebahagiaan di tempat kerja merupakan pola pikir yang mendorong individu

untuk memaksimalkan kinerja dalam mencapai potensinya. Kemudian di

tegaskan oleh Veenhoven, yang menjelaskan bahwa kebahagiaan menjadi

suatu penilaian individu terhadap seluruh kualitas hidup dengan memiliki

banyak perasaan positif dalam diri. Dalam arti, kebahagiaan menjadi hal

yang akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik secara

keseluruhan. Seperti kreativitas yang tinggi, pendapatan yang tinggi serta

akan menjadikan tempat kerja lebih menyenangkan dan positif untuk dirinya

(BiswasDiener & Dean, 2007).

2
Maka dari itu, penelitian kebahagiaan ditempat kerja harus

ditingkatkan dan diperhatikan. Kebahagiaan di tempat kerja tidak hanya

penting bagi karyawan itu sendiri, tetapi juga untuk organisasi

(Chawsithiwong, 2007). Para pekerja yang bahagia dan perusahaan yang baik

dapat menciptakan banyak hal baik seperti meningkatkan produktivitas,

kualitas, penjualan, kepuasan pelanggan, kreativitas, inovasi, adaptasi,

fleksibilitas, mengurangi kerugian, ketidakhadiran, dan mengurangi stres

pekerja.

Hubungan majikan-karyawan tampaknya lebih bergantung pada

kedua belah pihak yang puas dengan pertukaran dan terus memenuhi harapan

masing-masing (lih Roehling et al. 2000). Seperti yang disarankan oleh

Kraus (1995), sekarang saatnya untuk bergerak melampaui kesimpulan

suram untuk menuju sebuah kebahagiaan sehingga memberikan feedback

manfaat untuk kepuasan diri. Sehingga, Kebahagiaan menjadi salah satu

tema penting yang perlu diteliti lebih lanjut terutama di dunia kerja. Ketika

karyawan merasa bahagia di tempat kerja, mereka akan total dalam bekerja

sehingga uang tidak lagi menjadi hal utama.

Berdasarkan hasil survei Accenture Research Institute, dari 30 negara

menyebutkan bahwa pekerja Indonesia adalah yang paling tidak bahagia dan

yang menikmati pekerjaannya hanya 18 persen. Kemudian, dilansir dari situs

CNN Indonesia, pekerja Indonesia yang tidak bahagia itu sebanyak 33 persen.

Data ini diperoleh dari hasil survei Jobstreet.com tentang kebahagiaan di

tempat kerja selama dua bulan. Hasil survey yang dilakukan oleh

3
jobstreet.com di Indonesia memberikan sebuah pengetahuan bahwa pekerja

Indonesia yang tidak bahagia dengan pekerjaannya memilih untuk mencari

pekerjaan baru di luar negeri.

Selanjutnya, hasil penelitian tahun 2007 oleh Chancyento yang

berbasis di Inggris menyatakan bahwa kurangnya komunikasi dengan atasan,

gaji dan kondisi kerja yang tidak sesuai, kurangnya penghargaan atas ide dan

prestasi, kepemimpinan atasan yang tidak efektif, kesempatan pemenuhan diri

yang kurang dan pekerjaan yang kurang menyenangkan adalah faktor yang

membuat karyawan tidak bahagia di tempat kerja kemudian menimbulkan

emosi negatif (RodríguezMuñoz & Sanz-Verg, 2013).

Oleh karena itu Fisher (2010) mengusulkan bahwa ada dua cara untuk

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja, yaitu sikap individu itu sendiri

dan juga kontribusi dari aksi organisasi. Sikap yang dimaksud adalah efikasi

diri yang didefinisikan sebagai keyakinan akan sebuah kemampuan untuk

menghasilkan tingkat kinerja tertentu yang mempengaruhi kerja dalam sebuah

peristiwa yang mempengaruhi kehidupannya. (Bandura, A. 1994).

Efikasi diri menjadi penentu bagaimana orang merasa, berpikir,

memotivasi dan berperilaku. Keyakinan ini memiliki efek yang berbeda.

Orang yang meragukan kemampuan mereka biasanya selalu menghindari

tugas sulit yang dianggap sebagai ancaman pribadi. Mereka mempunyai

ambisi yang rendah serta komitmen yang lemah terhadap tujuan yang mereka

kejar. Ketika menghadapi tugas yang rumit, mereka selalu memikirkan

4
kekurangan pribadi dalam hambatan yang akan mereka hadapi. Mereka akan

lambat untuk mengembalikan kepercayaan diri setelah kegagalan dalam

pekerjaan mereka, sehingga mereka akan menjadi mudah stres dan depresi.

Sebagian besar manusia menjalani proses kehidupannya di tempat

kerja. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan pemahaman yang teguh

tentang peran dan tempat kerja dalam membentuk kebahagiaan bagi setiap

individu (Neve dan Ward, 2017). Sumber kebahagiaan di tempat kerja adalah

hubungan yang menyenangkan dengan orang lain. Baru-baru ini, hubungan

interpersonal di tempat kerja telah mulai menarik perhatian, dan tampaknya

bahwa 'koneksi berkualitas tinggi' dengan orang lain menjadi sumber

kebahagiaan dan energi penting bagi karyawan (Dutton 2003; Dutton dan

Ragins 2007).

Maka, sesuatu yang membuat orang bahagia secara generik adalah

kepercayaan diri terhadap diri sendiri, interaksi orang dan situasi menciptakan

kebahagiaan, serta ada dukungan dari organisasi yang menjadi sebuah persepsi

karyawan yang menjadi implikasi penting untuk kebahagiaan. Bakker dan

Demerouti (2008)

Penelitian ini mengambil objek di PT. Pos Indonesia (persero) yang

berlokasi Jl. Asia Afrika No. 49, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. Pada

tanggal  25 Maret 2021, Pos Indonesia menyelenggarakan acara Corporate

Inspiring Forum dengan agenda “AKHLAK ACTIVATION”. Kegiatan ini

merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Pos Indonesia

5
dalam rangka mewujudkan komitmen untuk menerapkan core values

AKHLAK sebagai Nilai-Nilai Utama Budaya Perusahaan. AKHLAK yang

merupakan akronim dari nilai nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,

Adaptif dan Kolaboratif telah ditetapkan menjadi Nilai-Nilai Utama Budaya

Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero).

Kegiatan itu menghadirkan DR (Hoc) Ary Ginanjar Agustian sebagai

pembicara utama, yang membawakan tema “Living The Grand Why” untuk

mengajak seluruh karyawan Pos Indonesia untuk mencari “the grand why”

dalam bekerja. Tema ini bertujuan untuk menemukan Grand Why dalam

pekerjaan dan hidup, program penguatan spiritual yang dihadirkan

diharapkan melahirkan Meaning of Work, bekerja dengan dilandasi motivasi

spiritual yang benar.

Menurut Ary, ‘Grand Why’ yang dimaksudkan adalah visi tertinggi

ketika kita sudah menemukan meaning dan puspose dalam hidup. Dan ketika

para pekerja menemukan Grand Why mereka, maka akan muncul

pengorbanan dan kesiapan menghadapi segala tantangan, mereka akan terus

maju dan bahagia di situasi sesulit apapun.

Kegiatan yang dilakukan oleh PT. pos Indonesia ini sangat menarik

yang mana peneliti mencoba untuk mengamati dan melakukan sebuah

wawancara bersama salah satu karyawan di PT. Pos yaitu bapak suryana yang

menjelaskan tentang diri pribadinya serta tahap proses ia merasakan

kenyamanan dan kebahagiaan saat bekerja yaitu berasal dari diri dulu

6
“ujarnya” kita harus memiliki keyakinan dalam diri meski kita merasa belum

terlalu mampu untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan

misalnya. Karena dalam pekerjaan, pengelolaan diri itu sangat penting sekali.

Kemudian, dengan kita memiliki sebuah keyakinan maka kebahagiaan dalam

bekerja juga akan mengiringi prosesnya. Lalu, kondisi dari lingkungan juga

sangat berpengaruh. Jika karyawannya kompak, tidak saling menjatuhkan dan

bisa saling mengapresiasi mungkin itu bisa menciptakan sebuah keharmonisan

di lingkungan pekerjaan. Hasil pengamatan ini menjadi latar belakang

mengapa peneliti memutuskan penelitian di PT. Pos Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya keinginan Untuk Menumbuhkan Efikasi dalam diri karyawan di

PT. Pos Indonesia (persero) Bandung

2. Adanya kesadaran lingkungan organisasi untuk mendukung dalam peran

Efikasi Diri karyawan untuk mencapai suatu Kebahagiaan di Tempat

Kerja pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung

3. Adanya kesadaran lingkungan organisasi untuk meminimalisir

ketidaknyamanan kerja pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung

C. Rumusan Masalah

1. Apakah Efikasi Diri berpengaruh terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung?

2. Bagaimana Persepsi Dukungan Organisasi mempengaruhi Kebahagiaan di

Tempat Kerja pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung?

7
3. Seberapa besar Persepsi Dukungan Organisasi dapat memoderasi pengaruh

Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja pada PT. Pos Indonesia

(persero) Bandung?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji apakah Efikasi Diri berpengaruh terhadap Kebahagiaan di

Tempat Kerja pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung.

2. Untuk menguji apakah Persepsi Dukungan Organisasi Berpengaruh

Terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja pada PT. Pos Indonesia (persero)

Bandung.

3. Untuk menguji apakah Persepsi Dukungan Organisasi dapat memoderasi

pengaruh Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja pada PT. Pos

Indonesia (persero) Bandung

E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, manfaat yang diharapkan peneliti adalah sebagai

berikut :

1. Untuk penulis, penelitian ini diharapkan menjadi pemecahan masalah

sebuah keresahan yang pernah dialami dari pengalaman pribadi, dan

diharapkan bisa menjadi salah satu pemenuhan tugas akhir yang sangat

berarti untuk menuntaskan pendidikan jenjang sarjana dikampus tercinta.

Harapan lainnya, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

kepada peneliti tentang pentingnya pondasi efikasi terhadap diri dengan

salah satu tujuan pekerja yaitu kebahagiaan ditempat kerja serta

8
berartinya dukungan organisasi untuk pengembangan diri serta tujuan

utama diri.

2. Untuk perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi

dan masukan tentang pengaruh Efikasi diri terhadap kebahagiaan

karyawan ditempat kerja dan pentingnya dukungan organisasi sebagai

pemoderasi.

3. Untuk Mahasiswa lainnya, hasil ini diharapkan menjadi rujukan dalam

kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tema efikasi diri,

persepsi dukungan organisasi dan kebahagiaan di tempat kerja

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Data Penelitian Terdahulu

Judul Penulis Hasil Perbedaan/persamaan

Pengaruh Budaya Dea Lupita Efikasi diri Persamaan dengan


Organisasi, Putri berpengaruh penelitian saat ini
Spiritualitas di (2019) signifikan dan terletak dalam variabel
tempat kerja, dan positif terhadap dependen dan
efikasi diri kebahagiaan independen. Namun
terhadap kerja dalam penelitian
kebahagiaan sebelumnya tidak ada
ditempat kerja variabel moderasi .
pada karyawan
BUMN di Jakarta

Hubungan antara Ismoyo Terdapat Persamaan dengan


efikasi diri dengan Adi hubungan positif penelitian saat ini
kebahagiaan Nugroho dan signifikan terletak dalam variabel
ditempat kerja (2014) antara efikasi dependen dan
pada karyawan diri dengan independen. Namun
LPPRI Surakarta kebahagian dalam penelitian
ditempat kerja sebelumnya tidak ada
variabel moderasi

Happiness at work Ferry  Persepsi Penelitian saat ini,


viewed from job Novliadi dukungan menggunakan variabel
satisfaction and and Rini organisasi independen dalam
perceived Anggraini signifikan penelitian sebelumnya
organizational (2018) terhadap menjadi variabel
support kebahagiaan moderasi
ditempat kerja

Happiness at  Tatiane hasilnya Penelitian saat ini,


work : relations Paschoal menunjukkan menggunakan variabel
with Juliana bahwa independen dalam
organizational Barreiros dukungan penelitian sebelumnya
support and social Porto organisasi dan menjadi variabel
support (2014) dukungan sosial moderasi

10
terdiri dari
variabel yang
menjanjikan
dan penting
untuk
memahami
pengalaman
subjektif positif
di tempat kerja.

The Impact of Chao Ni, Organizational Penelitian saat ini,


perceived Ying Wang Support is menggunakan variabel
organizational (2015) Positively to independen dalam
support and core PWB penelitian sebelumnya
self evaluation on menjadi variabel
employee’s moderasi
psychological
well-being

Keterikatan Arianda Terdapat Penelitian saat ini,


Perceived gadis hubungan positif menggunakan variabel
organizational Wardiana, antara perceived independen dalam
Support dan Anggun organizational penelitian sebelumnya
Happiness At Resdasari support dan menjadi variabel
Work pada Prasetyo HAW moderasi
karyawan generasi (2018)
y (karyawan PT.
PT.Telekomunikas Telkom, selular
i Selular Jakarta Jakarta)

Pengaruh Efikasi A.A.Ayu Terdapat Terdapat Persamaan


diri terhadap Dinni Hubungan variabel independent dan
kinerja dengan Sarashwati, positif antara moderasi. Perbedaan
dukungan efikasi diri pada variabel dependent
organisasional (2017) terhadap kinerja
sebagai pemoderasi dengan
dukungan
organisasional
sebagai
pemoderasi
(kantor
pertanahan
kab.Gianyar)

Sumber : Data diolah peneliti (2022)

11
B. Konsep dan Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Terma manajemen ditujukan pada kata “to manage”dalam bahasa

inggris yang berarti mengatur, mengurus dan mengelola. Manjemen

tergolong teori yg sulit didefinisikan yang menyangkut masalah manusia.

M. Parker Follet mendefinisikan manajemen adalah sebuah seni dalam

rangka mencapai suat tujuan melalui orang lain. sederhananya, seorang

manajer layaknya seorang seniman harus bisa melakukan banyak upaya

yang diperlukan untuk tercapainya sebuah tujuan organisasi.

Menurut James A.f. Stoner manajemen adalah proses perencanaan

dalam organisasi, kepemimpinan, serta pengawasan terhadap usaha

anggota organisasi dan sumber organisasi lainya untuk mencapai tujuan

organisasi. kemudian didefinisikan oleh Luther Gulick bahwasanya

manajemen menjadi bidang pengetahuan yang scara sistematik berusaha

memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama dalam suatu

organisasi. Robert L. Kats bahwa manajemen adalah sebuah profesi yang

menuntut sebuah persyaratan tertentu yang mengharuskan seorang manajer

memiliki keahlian keahlian tertentu.

Maka, Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah sebuah

seni yang dibutuhkan suatu keterampilan khusus untuk melakukannya dan

12
perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen untuk mencapai sebuah

tujuan organisasi.

b. Fungsi Manajemen

1) Fungsi Planning

Perencanaan merupakan langkah dasar manajemen untuk

memutuskan suatu tujuan untuk mencapainya. Perencanaan pada

organisasi memiliki peranan lebih dibandingkan fungsi manajemen

lainnya. Karena dalam kenyataannya perencanaan adalah awal dari

proses untuk menentukan sebuah tujuan. Dalam sebuah perencanan,

seorang pimpinan akan menentukan bagaimana, apa, kapan, dan siapa

yang akan melakukan dalam proses perencanaannya. Sehingga,

berbagai pertanggung jawaban didalam suatu proses perencanaan

tergantung bagaimana keputusan sebuah organisasi dalam

melaksanakan tujuan organisasinya.

2) Fungsi Organizing

Geoge R terry mengemukakan bahwa pengorganisasian ialah

perbuatan yang menghasilkan suatu usaha dalam sebuah hubungan

yang menjadi sebuah perilaku positif antara individu dalam organisasi.

Sehingga, bisa bekerjasama dengan baik, serta menghasilkan suatu

kepuasan diri dalam melaksanakan tugas untuk tujuan organisasi.

13
Dapat dipahami dari segi pengertiannya maka,

pengorganisasian ialah cara organisasi untuk melengkapi sebuah

rencana yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan sebuah penentuan

dan pengelompokkan tugas, serta alokasi sumber daya dalam

organisasi. Kemudian, fungsi pengorganisasian itu untuk membuat

struktur resmi bagaimana suatu pekerjaan akan ditetapkan, dibagi

serta dikoordinasikan.

3) Fungsi Actuating

Secara sederhana, ini mengatur bagaimana sumber daya dalam

organisasi dapat melakukan dan merealisasikan apa yang telah

direncanakan dalam organisasi. Gaya kepemmpinan, motivasi dan

budaya yang melibatkan suatu kualitas dalam organisasi akan

melibatkan fungsi ini. Maka, George R Terry menjelaskan bahwa

actuating adalah suatu usaha untuk menggerakan setiap individu

dalam kelompok untuk pencapaian sasaran yang telah direncanakan

oleh organisasi.

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa proses

pelaksanaan (actuating) adalah upaya untuk merealisasikan planning

secara optimal dengan sebuah pengarahan agar menjadi sebuah

kenyataan.

14
4) Fungsi Controlling

Pengawasan adalah suatu penerapan atau cara yang akan

menjamin sebuah perencanaan apakah telah dilaksanakan sesuai

dengan apa yang ditetapkan. Dengan adanya pengawasan fungsi akan

berjalan efektif.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Fokus MSDM adalah bagaimana cara mengelola SDM pada

berbagai interaksi dalam organisasi dengan berbagai perbedaan

kepentingan. Stoner (1995:4) menjelaskan bahwa sumber daya manusia

mencakup sebuah produktifitas dalam organisasi untuk mencapai tujuan

dan memenuhi kebutuhan individu karyawan.

Kemudian, untuk memadukan urgensi organisasi dan

karyawannya, manajemen sumber daya manusia bukan hanya

serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi sumber daya

manusia suatu organisasi. Melainkan sebagai contributor dalam

pelaksanaan keberhadilan suatu organisasi. Maka dari itu, kurang

efektifnya HRM dalam organisasi akan menjadi hambatan utama dalam

berjalannya proses organisasi.

Guest mengatakan bahwa prosedur organisasi dalam pengelolaan

sumber daya manusia ditujukan untuk menyelaraskan unsur-unsur

organisasi, komitmen karyawan, fleksibilitas organisasi dalam

15
operasional dan pencapaian hasil kerja yang berkualitas tinggi. Mengacu

pada pengertian tersebut, efektivitas berbagai bentuk kebijakan HRM

dapat diukur dari sejauh mana organisasi mewujudkan kesatuan gerakan

berbagai unit organisasi, derajat keterikatan karyawan dalam pekerjaan

dan organisasi, dan derajat keterlibatan yang menjadikan sebuah

toleransi dalam organisasi untuk mencapai perubahan sebagai langkah

pengambilan keputusan cepat dengan langkah yang tepat.

b. Tujuan MSDM

Schuler et al menjelaskan bahwa tujuan utama MSDM adalah

untuk memperbaiki tingkat produktifitas, memperbaiki kualitas taraf

kehidupan kerja, dan meyakinkan bahwa organisasi telah legal. Namun

tepatnya, tujuan MSDM bersifat variatif sehingga tidak mudah untuk

dijelaskan karena bergantung pada keputusan oleh masing-masing

organisasi.

c. Fungsi MSDM

1) Planning untuk kebutuhan SDM

Analisis jabatan dalam organisasi untuk sebuah tujuan

penentuan tugas, skill, dan knowledge adalah kebutuhan untuk

sebuah perencanaan SDM yang berguna untuk meramalkan

permintaan tenaga kerja organisasi pada jangka pendek maupun

jangka panjang.

16
2) Staffing sesuai dengan kebutuhan organisasi

Untuk mengisi formasi dalam kebutuhan MSDM.

Diadakannya pengisisan staf dengan beberapa kegiatan yaitu

rekrutmen dan seleksi

3) Penilaian kinerja

Dalam penilaian kinerja, organisasi menentukan bagaimana

teknis pemberian penghargaan untuk karyawan yang telah

mendedikasikan dirinya dengan baik untuk perusahaan . namun tidak

hanya hal positif, ketika karyawan tidak bisa mencapai standarisasi

organisasi, perusahaan akan menentukan tindakan selain

penghargaan yaitu proses motivasi kemudian ditindak kembali sesuai

prosedur perusahaan.

4) Perbaikan kualitas pekerja dan lingkungan kerja

Memperbaiki kualitas lingkungan dalam pekerjaan, berupa

penentuan rancangan serta pengimplementasian program pelatihan.

Dengan suatu program untuk memperbaiki kondisi fisik pada

pekerjaan dan memaksimalkan kesehatan dan keselematan untuk

produktifitas kinerja karyawan dalam organisasi.

5) Pencapaian efektifitas hubungan kerja

Standar organisasi dipengaruhi oleh hubungan kerja yang

baik, kemudian memberikan imbalan sebagai penghargaan untuk

17
pekerja yang telah berkontribusi dalam perusahaan sehingga

hubungan atasan bawahan membuat ketertarikan dan hubungan yang

seimbang dalam berjalannya suatu organisasi.

3. Kebahagiaan di Tempat Kerja

a. Pengertian Kebahagiaan di Tempat Kerja

Istilah Kebahagiaan dijelaskan dengan cara yang berbeda

(Kesebir&Diener, 2008). Dua pandangan yang banyak dibahas adalah

hedonic dan eudemonic. Hedonis perspektif adalah perasaan nyaman dan

senang serta keseimbangan dampak yang diwakili pada hasil penelitian

subjective well being (Diener &Seligman, 2004). kemudian, eudemonic

menafsirkan bahwa kebahagiaan menjadi sesuatu yang dilakukan secara

benar untuk mencapai kehidupan yang baik dengan kepedulian terhadap

diri dengan tujuan konkordansi diri (Warr, 2007).

Kebahagiaan juga didefinisikan sebagai penilaian global kehidupan

seseorang, kepuasan dengan kehidupan pribadi, prevalensi suasana hati

dan emosi positif, serta rendahnya tingkat pengaruh negatif (Kesebir

&Diener, 2008) Dalam ilmu sosial, kebahagiaan umumnya dianggap

dalam arti kesejahteraan (Higgs &Dulewicz, 2014) yang dipandang

sebagai inti dari perilaku organisasi positif (Seligman, 1999). Perilaku

organisasi positif, muncul sebagai akibat dari pergeseran perhatian dari

studi perilaku negatif untuk mempelajari yang positif (Seligman, 1999).

18
Dalam dekade terakhir, kebahagiaan telah menjadi fokus utama

yang paling penting pada penelitian psikologi positif di mana Seligman

dan Csikzsentmihalyi (2000) Berfokus pada kebahagiaan individu,

kondisi positif, dan optimisme. Temuan ini menjadi asal mula studi

kebahagiaan di tempat kerja dan juga kebalikan dari penelitian

sebelumnya yang lebih terfokus pada depresi, stres, pesimisme dan

pengalaman negatif (Stoia, 2015). Hingga saat ini topik kebahagiaan juga

sudah menyebar ke tempat kerja (Gupta, 2012). Kebahagiaan muncul

dalam bentuk suasana hati dan emosi yang menyenangkan,

kesejahteraan, dan sikap positif telah menarik perhatian dalam penelitian

psikologis (Fisher, 2010; Gupta, 2012).

Kebahagiaan di tempat kerja mengacu pada kepuasan karyawan

dengan pekerjaan dan kehidupan mereka (Wesarat, Sharif, &Majid,

2015; Prasetyo, Ratnaningsih, & Prihatsanti, 2017). Karyawan yang

merasakan kebahagiaan di tempat kerja cenderung lebih fokus bekerja

dan meningkatkan produktivitas mereka. Karyawan yang memiliki

perasaan bahagia akan membawa kebahagiaan mereka dari tempat kerja

ke rumah maka sebaliknya demikian (Asiyabi & Mirabi, di Wesarat,

Sharif, &Majid, 2015).

Kemudian, Kebahagiaan di Tempat Kerja didefinisikan sebagai

keadaan psikologi positif (Deci &Ryan, 2008; Macey &Schneider, 2008).

Keadaan ini dirasakan oleh individu (persepsi), dan kehadirannya

dipengaruhi oleh beberapa faktor (anteseden). Keadaan positif ini juga

19
berdampak pada perilaku individu di tempat kerja (konsekuensi) (Macey

&Schneider, 2008; Meyer &Allen, 1991) Menurut (Fisher, 2010).

'Kebahagiaan di tempat kerja adalah konstruk utama dalam hidup seperti

konsep payung’ Akibatnya, konstruksi tingkat tinggi yang mencakup

sikap positif yang berbeda akan berguna dan diperlukan. Yang and Hung

(2016) menemukan bahwa pekerja yang lebih bahagia lebih produktif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebahagian di tempat kerja

adalah suatu kepuasan diri, yang berupa sikap positif, kemudian sikap itu

mempengaruhi perilaku individu ditempat kerja untuk meningkatkan

produktivitas mereka guna mencapai efektivitas kerja dalam suatu

organisasi. Kemudian, kebahagiaan di tempat kerja membentuk pola

pemikiran serta persepsi yang mendorong setiap individu untuk

mengembangkan potensi dan kinerjanya di tempat kerja. (Jones,2017)

dengan menyadari posisi dalam perusahaan, individu akan merasakan

suatu kebahagiaan dalam pekerjaan. Relevansi topik ini terkait dengan

bagaimana kebahagiaan berdampak pada karyawan dan organisasi.

Pertama, ada efek individual yang terkait langsung dengan

kehidupan pribadi seseorang, seperti pendapatan (Diener et al., 2002),

harapan hidup, kesehatan yang lebih tinggi (Salas-Vallina et al., 2017),

serta peningkatan kesadaran diri karir, tidak ada kelelahan, dan perasaan

solidaritas (Ozkara San, 2015). Yang kedua adalah perilaku di tempat

kerja (yaitu, bagaimana orang berperilaku di tempat kerja), seperti kerja

tim yang lebih baik (Pen ̃alver et al., 2017).

20
b. Dimensi Kebahagiaan di Tempat Kerja

Salas-Vallina, Alegre dan Fernández (2017) meningkatkan dan

memvalidasi skala kebahagiaan di tempat kerja secara statistik, dimulai

dengan konseptualisasi Fisher terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Mereka mendefinisikan kebahagiaan di tempat kerja berdasarkan

tiga dimensi :

1) Work Engangement

Work engangement adalah keterlibatan dalam pekerjaan.

Tujuan keterlibatan ini, untuk mengukur antusiasme, gairah, dan

sensasi di tempat kerja dengan keadaan mental yang positif yang

terkait dengan dedikasi dalam perusahaan. Kahn (1990)

mendefinisikan keterlibatan adalah sebuah pemanfaatan diri dalam

organisasi untuk sebuah peran dalam pekerjaan mereka.

Dalam sebuah keterlibatan, orang mempekerjakan dan

mengekspresikan diri mereka secara fisik, kognitif, emosional dan

mental selama pertunjukan peran', yang menyatakan bahwa itu

adalah 'perilaku yang orang berikan kepada pekerjaan mereka'.

Keterlibatan adalah perasaan khusus energi dan motivasi yang

berkaitan dengan sensasi dan gairah di tempat kerja. Warr dan

21
Inceoglu (2012), keterlibatan adalah kesejahteraan yang sangat

memberi energi.

Memahami hal diatas terkait dengan konsep keterlibatan

Zigarmi, Nimon, Houson, Witt, dan Diehl (2009) dari 'Employee

Work Passion' mengungkapkan bahwa keterlibatan adalah

spesifikasi perasaan yang membuat sebuah energi dan motivasi

yang berhubungan dengan kapasitas untuk merasa bahagia dan

bersemangat di tempat kerja. Maka dari itu, keterlibatan ditentukan

dari perasaan yang dihasilkan dari sebuah makna di tempat kerja.

2) Job Satisfaction

Didefinisikan oleh Locke (1976) bahwa kepuasan kerja

berasal dari sebuah penilaian dalam suatu pekerjaan yang

memunculkan emosi positif dalam diri seseorang dan menjadi

konsep yang central dalam organisasi (Chiva &Alegre, 2009)

kemudian sampai saat ini, telah dikaitkan dengan kinerja pekerjaan

(Weiss &Cropanzano, 1996).

Dalam pengevaluasian perasaan individu dalam organisasi

tentang kondisi pekerjaan, seperti salary, peluang karir, atau

hubungan dengan rekan kerja menjadi sebuah kepuasan dengan

beberapa kesesuaian penerimaan yang menjadi sebuah konsep aktif

dan pasif untuk menjadi sebuah pengukuran apakah hal tersebut

dapat bisa mencapai suatu keinginan dalam kondisi kerja.

22
Moorman (1993) menyatakan bahwa kepuasan kerja

mengevaluasi kondisi, peluang atau hasil, yang membedakan

kepuasan kerja dari keterlibatan. Melalui kuesioner Schriesheim

dan Tsui (1980), yang digunakan dalam skala HAW asli, informasi

dikumpulkan tentang penilaian karakteristik pekerjaan (yaitu,

'seberapa puas Anda dengan orang yang mengawasi Anda?';

"Seberapa puas Anda dengan gaji yang Anda terima untuk

pekerjaan Anda?" Namun, pekerja yang puas tidak dapat dibuat

untuk terlibat.

3) Affective Organizational Commitment

Keseluruhan organisasi, diukur melalui komitmen

organisasi afektif, mempertimbangkan perasaan afektif di tempat

kerja dan kontinuitas dan komitmen normatif untuk bekerja.

Komitmen organisasi afektif mengambil seluruh organisasi sebagai

referensi, mengukur kasih sayang untuk organisasi, evaluasi

moneter milik organisasi, dan perasaan tanggung jawab kepada

organisasi (yaitu, ' saya akan menghabiskan karir dalam organisasi

ini, dengan rasa senang dan '; " organisasi ini membuat saya puas

sehingga saya memiliki rasa yang kuat untuk teta berada dalam

perusahaan ini.” Sehingga komitmen dijelaskan sebagai hubungan

erat antara karyawan dengan organisasi. (Meyer &Allen,

1997). Menyatakan bahwa komitmen afektif sangat terkait dengan

23
variabel penting dalam organisasi, seperti kinerja pekerjaan. Model

Meyer dan Allen mempunyai tiga komponen :

a) Afektif

Komitmen afektif tertuju pada suatu hubungan emosional,

identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi.

b) Komitmen kontinuitas

Komitmen kontinuitas berhubungan dengan biaya yang

dirasakan kepada karyawan jika ia meninggalkan organisasi

c) Komitmen normatif

Komitmen normatif adalah keharusan yang dirasakan

individu dalam organisasi untuk tetap bertahan dalam

organisasi tersebut.

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi kebahagiaan di Tempat Kerja

1). Efikasi Diri

Menurut Dabas&Pandey efikasi diri adalah tingkat

keyakinan seseorang pada kemampuannya sendiri untuk

menyelesaikan tugas yang menjadi sebuah konstruk karakter dalam

suatu organisasi dengan acuan positif seperti job satisfaction,

komitmen diri, serta orientasi dalam pekerjaan.

2). Budaya Organisasi

24
Efek serius dari budaya organisasi adalah pada perilaku

karyawan dalam pekerjaannya setiap harinya dan dapat

memengaruhi job satisfaction. Budaya organisasi mengacu pada

sikap dan peilaku karyawan yang dapat memengaruhi

kesejahterannya.

3). Otonomi Kerja

Otonomi kerja memberikan sebuah kebebasan substansial,

keleluasaan dan kemandirian dalam penentuan prosedur pekerjaan.

Dengan adanya otonomi kerja yang tinggi, maka kebahagiaan

ditempat kerja juga tinggi. Pekerja yang memiliki otonomi yang

tinggi akan berusaha untuk mengejar tujuan dan nilai dalam

pekerjaannnya untuk mengembangkan dirinya. (Belias &

Koustelios, 2014)

4). Kontribusi

Kontribusi dapat dipahami menjadi sebuah usaha yang

dilakukan individu dalam organisasi untuk memaksimalkan kinerja

terbaiknya. Kontribusi dalam perusahaan sangat penting karena

bisa merealisasikan ungkapan dalam kebahagiaannya di tempat

kerja. (Jones, 2010)

5). Pengakuan

Pengakuan adalah bentuk apresiasi organisasi terhadap

karyawan yang telah diaplikasikannya untuk pengembangan

25
organisasi. Biasanya pengakuan ini dipeoleh individu dalam

pekerjaan yang berupa peran, pencapaian, cara kerja dan usaha

ekstra untuk menyelesaikan tugas.(Jones, 2010)

4. Efikasi Diri

a. Pengertian Efikasi diri

Memahami bagaimana keyakinan efikasi diri berkembang

membutuhkan pemahaman latar belakang teoritis yang lebih luas. Efikasi

diri Dapat dipahami dalam konteks teori kognitif sosial, yang

diasumsikan sebagai pemahaman tindakan kognisi manusia dalam peran

motivasi, dan emosi dalam diri dalam lingkungannya. (Bandura, 2001,

2006; Barone, Maddux, Snyder, 1997; Molden &Dweck, 2006).

Efikasi diri memainkan peran utama dalam sejumlah masalah

psikologis umum, Efikasi diri yang rendah menjadi fitur utama yang

membuat orang mudah untuk depresi (Bandura, 1997; Maddux &Meier,

1995). Orang yang depresi biasanya percaya bahwa mereka kurang

mampu dari pada orang lain berperilaku efektif di banyak bidang

kehidupan. Kecemasan disfungsional dan perilaku menghindar adalah

hasil langsung dari efikasi diri yang rendah untuk mengelola situasi yang

mengancam dirinya (Bandura, 1997; Williams, 1995).

Psikologi sosial dan peneliti kepribadian telah tertarik pada

peran persepsi pribadi. Individu yang merasa berbeda tentang diri mereka

26
sendiri dan memilih berbagai tindakan, tergantung pada bagaimana

mereka menafsirkan diri mereka sendiri dan atribut apa yang mereka

pikirkan, mereka miliki, peran apa yang mereka anggap mereka harapkan

untuk dimainkan, dan apa yang mereka yakini mampu mereka lakukan,

bagaimana mereka melihat dirinya sendiri, bagaimana cara mereka

membandingkan dirinya dengan orang lain serta bagaimana mereka

menilai orag lain yang menilai dirinya. Ini adalah keyakinan dan persepsi

tentang diri yang sangat berakar pada pencapaian seseorang.

Bandura (1986) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah keyakinan

seseorang terhadap kemampuan yang mereka miliki untuk menyelesaikan

suatu tugas guna mencapai tujuan. Ini berarti bahwa individu dengan

efikasi diri yang kuat berkontibusi penuh untuk merealisasikan

kemampuan mereka untuk memenuhi tugas (Bandura, 1977). Hal ini

menyebabkan pemahaman bahwa kepercayaan diri seseorang adalah

komponen penting untuk mencapai sesuatu.

Efikasi diri menjadi kontrol terhadap diri, dengan efikasi yang

tinggi seseorang mampu mengembangkan potensinya dengan baik. Yang

ditegaskan oleh Feist dan Feist (2002) yang mengemukakan bahwa

efikasi diri adalah keyakinan dalam diri setiap orang bahwa mereka

memiliki kemampuan dalam untuk sebuah kontrol dalam suatu pekerjaan

untuk menghadapi peristiwa yangada dalam lingkungannya.

27
Lunenburg (2011) mendalilkan sebuah efikasi diri menjadi

sebuah keyakinan kemampuan dalam diri individu untuk menyelesaikan

tugas. kemudian mempengaruhi tugas yang dipilih oleh karyawan dengan

mempelajari tujuan yang individu terapkan untuk dirinya sendiri untuk

menekunkan tugas tugas sulit dalam tingkat usaha dalam spesifikasi

pekerjaannya.

Baron dan Byrne (2000) menjelasksan bahwasanya efikasi diri

adalah penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya

untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan

sesuatu. Kemudian Santrock (2003) mengatakan bahwa keyakinan akan

kemampuan diri tersebut digunakan sebagai landasan oleh Seseorang

untuk berusaha secara tekun, ulet, dan berani menghadapi permasalahan

yang ada dalam dirinya.

Kemudian Pendapat tersebut diperkuat oleh Stajkovic dan

Luthans (dalam Luthans, 2009) yang menyebutkan bahwa efikasi diri

bersandar pada sebuah keyakinan dalam diri setiap individu terhadap

kemampuan untuk memobilisasi motivasi, sumber daya kognitif, dan

tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas dalam

konteks tertentu.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan akan kemampuan dalam diri individu yang dapat

28
memobilisasi motivasi dan tindakan untuk melaksanakan tugas dalam

perkerjaannya.

b. Dimensi Efikasi Diri

Aspek efikasi diri menurut Bandura (1997) adalah sebagai berikut:

1) Magnitude

Hubungan tingkatan dalam kesulitan tugas dimaksud dengan

dimensi magnitude. Individu dalam organisasi, yang dibebani suatu

tugas biasanya akan mempersepsikan tingkatan tugasnya seperti

yang sifatnya mudah, sedang dan sulit. Kemudian disesuaikan

dengan kapasitas kemampuan diri individu dalam organisasi. Orang

yang memiliki efikasi diri yang cenderung tinggi akan menetapkan

pilihannya kepada tugas yang sifatnya sukar dibanding yang mudah.

Kemudian sebaliknya, kurangnya efikasi diri keinginan pemilihan

tingkatan tugasnya lebih mudah.

2) Generality

Penjelasan mengenai Generality merupakan sebuah keyakinan

dalam diri tiap individu untuk menyelesaikan tugas secara baik dan

tuntas. Setiap individu dalam organisasi pasti memiliki keyakinan

yang berbeda sesuai dengan tugas yang berbeda beda juga. Ruang

29
lingkup aktifitas dalam organisasi yang mencakup sebuah tugas

memicu sebuah kemampuan yang diekspresikan oleh tindakan,

pemikiran, emosi, yang di realisasikam kedalam tingkah laku secara

langsung untuk menyelesaikan suatu tugas. Semakin tinggi derajat

efikasi maka akan semakin mudah penyelesaian tugas secara baik

dan tuntas.

3) Strength

Strength adalah tingkat kemantapan seseorang terhadap

keyakinan akan kemampuannya. Dimensi ini berhubungan dengan

dimensi magnitude ketika tugas yang diberikan semakin sulit, maka

akan semakin lemah keyakinan yang dimiliki untuk sebuah

penyelesaiaannya.

c. Proses Aktivasi Efikasi Diri

1) Cognitive Processes (proses kognitif)

Banyak bentuk dari proses kognitif, perilaku manusia dari

hasil efikasi diri menjadi sebuah pilihan yang dikelola oleh pikiran

untuk mewujudkan tujuan yang berharga. Hasil dari tetapan tujuan

pribadi dipengaruhi oleh value yang dihasilkan dari kemampuannya.

Semakin tinggi efikasi diri yang dirasakan, maka semakin kuat

30
tantangan individu untuk dirinya sendiri serta komitmen terhadap

diri mereka sendiri.

2) Motivational Processes (proses Motivasi)

Proses motivasi adalah hasil dari tingkatan peran kemampuan

serta kepercayaan diri seseorang. Setiap individu akan mampu

menilai dan mempertimbangkan sebuah peristiwa sehingga

menghasilkan sebuah motivasi. Kemudian setiap individu mampu

memotivasi diri mereka sendiri dan mengontrol tindakan mereka

dengan antisipasi dengan sebuah latihan pemikiran.

Selanjutnya, mereka menumbuhkan sebuah keyakinan

tentang sesuatu yang harus mereka kerjakan. Lalu menetapkan

tujuan dengan proses kehidupan yang mereka jalani sesuai dengan

kebutuhan diri mereka sendiri.

3) Affective Processes (proses Afektif)

Proses ini adalah keyakinan individu dalam mengatasi

ancaman kecemasan seperti seberapa banyak masukan tingkat

depresi dan stres kedalam diri mereka sehingga proses ini menjadi

sebuah kontrol yang mereka percaya akan sebuah ancaman yang

datang sehingga tidak mengancam pola pikirnya. Dan secara tidak

langsung bisa menjadi problem solving pada refleksi diri. Ketika

afektif proses ini tidak dapat dikelola dalam diri, mereka akan

menghadapi gairah ancaman yang tinggi.

31
4) Selection Processes ( proses seleksi)

Keyakinan atas kemampuan pribadi dapat membentuk

kehidupan khusus yang dapat mempengaruhi diri mereka dengan

bentuk aktifitas serta lingkungan yang menjadi pilihan mereka.

Dalam menumbuhkan kompetisi serta atensi diri individu akan

melakukaan aktifitas menantang untuk pengembangan dirinya.

Namun, ketika mereka meyakini bahwa suatu kegiatan melebihi

batas kemampuannya, mereka akan sulit mengatasi hal tersebut.

Perilaku seseorang terhadap sebuah pilihan akan

mempengaruhi pertimbangan dan pengembangan diri. Hal ini

berorientasi pada pengaruh sosial yang berfungsi di lingkungan yang

dipilih dan terus mempromosikan kompetensi, nilai dan kepentingan

tertentu lama setelah pencegahan keputusan sebuah kemampuan.

Pilihan dan pengembangan karir hanyalah sebuah contoh kuatnya

keyakinan efikasi diri untuk memodifikasi jalannya jalur kehidupan

melalui proses yang berkaitan dengan pilihan. Semakin tinggi tingkat

efikasi diri yang dirasakan orang semakin luas berbagai pilihan karir

yang mereka.

5. Persepsi Dukungan Organisasi

a. Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi

Teori persepsi dukungan organisasi didasarkan pada teori

dukungan organisasi. Pengembangan teori ini didorong oleh penetapan

32
persepsi karyawan terhadap karakteristik suatu organisasi tentang manusia.

(Eisenberger,et.al 1986). Persepsi Dukungan Organisasi menurut

Neves&Eisenberger adalah persepsi karyawan pada organisasi yang

menyatakan bahwa organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli

dengan kesejahteraan mereka. saat karyawan memiliki persepsi bahwa

pekerjaan mereka dihargai serta dipedulikan oleh organisasi, itu dapat

mendorong diri untuk masuk kedalam identitas diri mereka sebagai

seorang karyawan.

Singh, Kumar, & Gupta, (2015) menyampaikan persepsi

terhadap dukungan organisasi juga disebut sebagai umpama sebuah

keyakinan umum yang menjadi sebuah cara dari setiap karyawan tentang

sebuah penilaian terhadap kebijakan dan aturan organisasi. Persepsi ini

terwujud dari pengalaman mereka terhadap kebijakan dan mekanisme

organisasi, penerimaan sumber daya, interaksi dengan atasan langsung

atau supervisor serta kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan mereka.

Berdasarkan teori diatas disimpulkan bahwa persepsi dukungan

organisasi merupakan persepsi karyawan yang ditandai dengan sikap

positif karyawan mengenai sejauh mana organisasi menghargai

kontribusinya dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Semakin tinggi

kepedulian organisasi terhadap kontribusi karyawan maka akan

meningkatkan persepsi positif karyawan terhadap organisasinya. Semakin

baik organisasi memberikan kesejahteraan kepada karyawan maka rasa

puas dalam dirinya akan semakin meningkat.

33
Rhoades, Eisenberger & Armeli, (2001) melakukan penelitian

pada karyawan dari berbagai organisasi kemudian didapatkan bahwa

karyawan yang merasa dirinya mendapatkan support dari organisasi akan

memiliki makna diri. Rasa bermakna ini akan meningkatkan komitmen

pada diri karyawan. Komitmen inilah yang pada akhirnya akan mendorong

karyawan untuk berusaha membantu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Karyawan akan meyakini sepenuhnya apabila performa kerjanya

meningkat pasti akan diperhatikan dan dihargai oleh organisasi.

b. Dimensi Persepsi Dukungan Organisasi

Dimensi dukungan organisasi menurut Rhoades & Eisenberger

diantaranya sebagai berikut :

1) Keadilan (fairness)

Dalam organisasi ada cara yang digunakan untuk menetapkan

distribusi sumber daya pada setiap karyawan yang dinamakan

keadilan procedural (Greenberg, 1990) kemudian, keadilan dalam

keputusan mengenai pendistribusian sumber daya ini diharuskan

mempunyai sebuah efek kumulatif yang kuat pada persepsi dukugan

organisasi dengan memperlihatkan kepedulian terhadap kebahagian

dan kesejahteraan karyawan. Shore and Shore (1995)

Keadilan prosedural dibedakan menjadi dua yaitu aspek

struktural dan aspek sosial. Aspek struktural berkaitan dengan

kebijakan formal dan aturan yang terkait dengan sebuah keputusan

34
untuk mempengaruhi karyawan, diantaranya adalah sebuah

pemberitahuan sebelum keputusan dilaksanakan, penerimaan

keakuratan informasi, dan masukan karyawan dalam proses keputusan

(hak suara)

Procedural dalam aspek sosial biasanya dinamakan keadilan

interaksional, yang memfokuskan terhadap perlakuan antar individu

dalam penempatan sumber daya. Hasil tindakan dari aspek sosial

adalah dengan memperlakukan karyawan secara berkedudukan dan

terhormat serta memberikan karyawan informasi yang sama sehingga

tidak menimbulkan ketidaktahuan yang membuat banyaknya persepsi

yang akan meningkatkan tingkat kecemburuan sosial antar karyawan.

(Cropanzano & Greenberg, 1997)

2) Dukungan Atasan (supervisor support)

Dalam hal ini, karyawan akan menciptakan persepsi umum

tentang sebuah penilaian terhadap organisasi. Kemudian mereka akan

mengalurkan sebuah pandangan mengenai sejauh mana supervisor

menghargai kinerja yang telah mereka berikan terhadap organisasi

serta kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan mereka. (Kottke

dan Sharafinski, 1988).

Supervisor dalam organisasi diibaratkan sebagai seorang agen

yang memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengevaluasi

kinerja. Kemudian karyawan melihat orientasi yang menguntungkan

35
atau tidak menguntungkan dari atasan mereka terhadap mereka

sebagai indikasi dukungan organisasi (Eisenberger et al., 1986 dan

Levinson, 1965).

3) Penghargaan dalam Organisasi dan Kondisi Pekerjaan

Bentuk dari penghargaan organisasi dan kondisi pekerjaan

diantaranya sebagai berikut:

a) Salary, pengakuan atau pemberian status karyawan serta promosi.

Hal ini akan menumbuhkan persepsi dukungan organisasi yang

dirasakan kemudian akan meningkatkan kontribusi dalam kinerja

karyawan.

b) Safety at work. Ini adalah cara dalam menumbuhkan persepsi

organisasi dalam prosedural perlindungan karyawan untuk

menjanjikan masa depan dan kesejahteraan karyawan.

c) Kebebasan bermandiri. Dengan ini organisasi memberi

kepercayaan terhadap karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan

untuk menumbuhkan kemandirian.

d) Pelatihan. Pelatihan yang dilakukan oleh organisasi adalah suatu

bekal awal untuk karyawan yang pada prosesnya dapat

meningkatkan persepsi dukungan organisasi.

c. Aspek Persepsi Dukungan Organisasi

36
Rhoades dan Eisenberger menyatakan bahwa persepsi dukungan

organisasi memiliki aspek yang disandarkan pada definisinya, adalah

sebagai berikut:

1) Penghargaan dalam kontribusi karyawan (Valuation of Employees’

Contribution) anggapan pengakuan, sebuah perhatian khusus,

penyebaran informasi, adanya promosi dan gaji adalah bentuk

rewarding dari organisasi atau perusahaan untuk karyawan yang telah

berkontribusi dalam pelaksanaan berjalannya organisasi. Hal ini

menjadi sebab karyawan dapat melakukan aktifitas kerjanya

semaksimal mungkin.

2) Perhatian atau Peduli terhadap Kesejahteraan Karyawan (Care about

Employees’ Well -Being) seperti mendengarkan pendapat atau

keluhan karyawan sebagai bentuk perhatian organisasi untuk

kesejahteraan karyawan.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Efikasi Diri Terhadap kebahagiaan di Tempat Kerja

Memasuki abad ke-21, perusahaan tidak lagi berfokus pada keahlian

yang dimiliki karyawan, melainkan pada optimalisasi kualitas dan fungsi,

serta pengalaman kerja positif yang dimiliki karyawan. Situasi saat ini

menunjukkan bahwa kebahagiaan adalah salah satu masalah penting yang

perlu dipertimbangkan terutama di lingkungan dunia. Kebahagiaan di tempat

37
kerja mengacu pada kepuasan karyawan dengan pekerjaan dan kehidupan

mereka (Wesarat, Sharif &Majid, 2015).

Kebahagiaan di tempat kerja adalah pola pikir yang memungkinkan

individu untuk memaksimalkan kinerja dan potensinya Jones (2017) Maka

dari itu, bahagia menjadi salah satu tujuan priorotas tinggi karyawan dalam

pekerjaannya. Ketika tempat kerja dirancang dan dikelola untuk menciptakan

sebuah makna, individu harus bisa memaksimalkan kemampuan dirinya

untuk merealisasikan kemampuannya dengan penanaman efikasi diri yang

kuat terhadap sebuah diri. Sebagai mana didefinisikan bahwasanya efikasi

merupakan keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk

menyelesaikan suatu tugas guna mencapai tujuan.

Tujuan dari efikasi diri yaitu untuk memaksimalkan kemampuannya

serta mencapai kebahagiaan. Yang ditegaskan oleh (Bandura, 1977). bahwa

individu dengan efikasi diri yang kuat berkontribusi penuh untuk

merealisasikan kemampuan mereka guna memenuhi tugas hal ini mendorong

penulis untuk lebih memahami bahwa kepercayaan diri seseorang atas

kemampuannya adalah komponen penting untuk mencapai sesuatu.

Seperti yang kita ketahui, bahwa efikasi diri adalah kepercayaan

terhadap diri atas suatu kemampuannya. Yang mana harus kita garis bawahi

bahwa ketika individu memiliki efikasi diri akan sangat berpengaruh terhadap

proses hidupnya. Didalam suatu pekerjaan, akan banyak hal yang

memengaruhi efikasi diri setiap individu. Namun, bukan hanya memengaruhi,

38
namun akan ada nilai dari hasil efikasi diri yang terealisasi. Salah satunya

akan mencapai tujuan prioritas tinggi manusia yaitu suatu kebahagiaan.

Kebahagiaan ditempat kerja salah satunya adalah outcome dari efikasi diri

yang mana dengan memiliki efikasi diri yang kuat maka nilai kebahagiaannya

akan lebih tinggi.

Efikasi diri akan membuat karyawan bahagia ditempat kerja. Karena

dengan kepercayaan atas kemampuan dirinya, akan membuat prestasinya

meningkat dan akan banyak penghargaan dari lingkungan sekitarnya.

Sehingga individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi bisa membuat

dirinya termotivasi untuk menuju kebahagiaan didalam perkerjaannya.

Efikasi diri tidak hanya akan mendorong rasa dalam diri untuk memuaskan

diri saja, namun akan mempengaruhi keadaan sekitar. Karena peran efikasi

sangat berkontribusi terhadap kebahagiaan diri dan lingkungan sekitarnya.

2. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Kebahagiaan di

Tempat Kerja

Ada banyak cara bagi organisasi untuk menumbuhkan persepsi

dukungan di antara karyawan. Teori dukungan organisasi menunjukkan

bahwa sesuatu yang dapat memengaruhi persepsi dukungan karyawan, serta

temuan empiris yang memperlihatkan bahwa perlakuan yang adil, dukungan

pengawasan, serta penghargaan dan kondisi pekerjaan yang menguntungkan

sangat berpengaruh dalam hal ini (Rhoades et al., 2002) Persepsi dukungan

39
organisasi menunjukkan bahwa individu cenderung membentuk keyakinan

global mengenai sejauh mana organisasi menghargai kontribusi dan

kepedulian tentang kesejahteraan serta kebahagiaan mereka. Eisenberger,

Huntington, Hutchison, dan Sowa (1986)

Untuk mencapai sebuah kebahagiaan di tempat kerja, tidak hanya

memerlukan keyakinan diri akan sebuah kemampuannya saja. Karena, dalam

lingkup kerja setiap individu dituntut bersosial, bekerja sama dalam

melakukan sebuah pekerjaan. Adanya hubungan atasan-bawahan menjadi

salah satu faktor utama dalam berjalannya proses suatu organisasi. Maka dari

itu, untuk mencapai kebahagiaan ditempat kerja diperlukan persepsi positif

dari individu terhadap lingkungan organisasi. Salah satunya adalah suatu

penghargaan yang diberikan kepada karyawan seperti adanya pengakuan

keberadaan, promosi, gaji, akses informasi atau bentuk lainnya akan sangat

diperlukan guna menjadi pendukung dalam berjalannya suatu organisasi agar

setiap karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Persepsi dukungan organisasi terjadi dari proses personifikasi

organisasi, yang berarti bahwa karyawan melihat tindakan agen organisasi

sebagai tindakan organisasi itu sendiri. pekerja hanya mengembangkan

persepsi yang menguntungkan dari dukungan organisasi yang kemudian

individu menganggap bahwa retribusi organisasi adalah tulus, bermaksud

baik dan non-manipulatif. Oleh karena itu, organisasi yang memberikan

perhatian dan kepedulian seperti mendengarkan keluhan dan pendapat kepada

40
karyawan itu akan memberikan nilai persepsi yang tinggi untuk karyawan

pada kebahagiaan mereka ditempat kerja.

3. Persepsi Dukungan Organisasi Memoderasi Pengaruh Efikasi diri

Terhadap Kebahagiaan di tempat Kerja.

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa adanya dukungan organisasi

dapat memberikan nilai persepsi positif untuk karyawan, persepsi positif akan

membuat efikasi dalam diri karyawan semakin meningkat karena adanya

motivasi yang tinggi membuat rasa bahagia karyawan semakin meningkat

juga. Dukungan organisasi menjadi jembatan kekuatan untuk efikasi diri

terhadap kebahagiaan karena dengan dukungan organisasi yang maksimal

dapat membuat keadaan organisasi sangat hangat yang membuat individu

bersemangat dan termotivasi.

Dengan individu yang semangat dan termotivasi, ia akan memberikan

kinerja terbaiknya untuk perusahaan. Kemudian, sinkronasi feedback dari

realisasi kinerja karyawan akan menjadi sebuah value dari organisasi.

Sehingga output timbal balik akan berjalan dengan baik. karenanya,

diperlukan kesadaran pada tiap-tiap diri individu dalam organisasi

menekankan pentingnya efikasi diri dengan dukungan organisasi guna

mencapai sebuah pengalaman kebahagiaan di tempat kerja.

41
D. Hipotesis

H0 : Efikasi diri tidak berpengaruh terhadap Kebahagiaan di tempat kerja

Ha : Efikasi diri berpengaruh terhadap kebahagiaan ditempat kerja

H0 : Persepsi dukungan organisasi tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan

ditempat kerja

Ha : Persepsi dukungan organisasi berpengaruh terhadap kebahagiaan

ditempat kerja

H0 : Persepsi dukungan organisasi tidak memoderasi efikasi diri terhadap

kebahagiaan di tempat kerja.

Ha : Persepsi dukungan organisasi memoderasi efikasi diri terhadap

kebahagiaan di tempat kerja.

42
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai

pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja dengan persepsi

dukungan organisasi sebagai pemoderasi pada karyawan PT. Pos Indonesia

(persero) Bandung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

kuantitatif (creswell, 2014) dengan upaya penyelidikan sebuah fenomena.

Sehingga fenomena ini menjadi dasar peneliti untuk mengambil data,

menentukan variabel, kemudian diukur dengan angka untuk melakukan

sebuah analisa sesuai dengan prosedur statistik yang akan dipakai.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mengeksplorasi

atau mengklarifikasi suatu gejala, fenomena atau kenyataan sosial dalam

organisasi atau perusahaan.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data

yang diperoleh dari perusahaan tersebut berupa data absensi, struktur

perusahaan, dan profil perusahaan pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung.

Kemudian, penyebaran kuesioner dan diolah datanya dengan menggunakan

SPSS.

43
2. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah olahan data yang didapatkan dari perusahaan

atau organisasi tertuju dan diberikan kepada peneliti. (Sugiyono, 2016)

Data dalam penelitian ini didapatkan dari data hasil kesioner yang

didalamnya ada tiga variabel yaitu efikasi diri, persepsi dukungan

organisasi dan kebahagiaan di tempar kerja.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan pemberian data secara tidak langsung

yang dicari atau diberikan perusahaan atau organisasi kepada peneliti

atau pengumpul data. Sugiyono (2016) dalam penelitian ini, sumber data

yang dikumpulkan bersumber dari jurnal dan dokumen yang berkaitan

dengan perusahaan tertuju.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang

memiliki sejumlah karakteristik umum yang terdiri dari bidang-bidang untuk

diteliti atau keseluruhan orang-orang yang ada dalam suatu kelompok yang

diminati peneliti untuk diteliti. (Malhotra:1996) . Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh karyawan pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung yang

berjumlah 180 karyawan.

44
2. Sampel

Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang digunakan

untuk kepentingan penelitian. Syarat utama yang menjadikan sampel itu

dikatakan baik, sampel itu harus memiliki sifat representatif. (malhotra:1993)

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data.

Teknik sampling yang akan dilakukan dalm penelitian ini adalah teknik

random sampling atau probability sampling yaitu pengambilan sampling

secara random atau tanpa pandang bulu Teknik ini memiliki kemungkinan

tertinggi Dalam menetapkan sampel yang representative.

Dalam teknik ini, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-

sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih

menjadi anggota sampel.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel sebagai berikut :

Keterangan:
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = error toleransi 10%

45
Populasi pada karyawan PT. POS Indonesia (persero) Bandung

berjumlah 180 sehingga presentase kelonggaran yang digunakan sebesar 10%

kemudian hasil perhitungan akan disesuaikan.

Menghitung sampel penelitian dengan rumus slovin sebagai berikut:

180
n=
1+ 180(0,01)
= 64,2857

Hasil : 65 sampel

D. Operasionalisasi Variabel

1. Definisi Operasional Efikasi Diri

Tabel 3.1

Operasional Variabel Efikasi Diri

  Definisi Operasional
Variabel Definisi Skala
Dimensi Indikator
Konseptual Pengukuran
Efikasi Efikasi diri Dimensi
Diri adalah sebuah Efikasi diri Likert
(Variabel keyakinan menurut
X) individu Bandura
terhadap (1997)  
kemampuan 1.
atau Magnitude Tingkat suatu
kompetensinya tugas yang
untuk dilakukan
melakukan individu
suatu tugas,
mencapai
suatu tujuan, Keyakinan
dan 2. dalam
menghasilkan Generality melaksanakan
sesuatu. Baron tugas dan

46
sejauh mana
harapan
keberhasilannya

3. Strength Tingkat kuat


lemahnya
dan Byrne
keyakinan
(2000)
individu untuk
sukses dalam
melaksanakan
tugas tertentu

Sumber : Sumber : Bandura (1997), Baron dan Byrne (2000)

2. Definisi Operasional Kebahagiaan di Tempat Kerja

Tabel 3.2

Operasional Variabel Kebahagiaan di Tempat Kerja

47
  Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Dimensi Indikator
Konseptual Pengukuran
Indikator
Kebahagiaa Kebahagian kebahagiaan di Likert
n di Tempat ditempat kerja tempat kerja
Kerja adalah suatu menurut
Sumber : Salas-Vallina,
(Variabel Y) sikap positif Alegre dan Fernández (2017), Fisher (2010)
Salas-Vallina,
yang membuat Alegre dan
individu sadar Fernández
akan potensi (2017)  
dirinya untuk Merasa
bertindak dalam 1. senang dan
suatu organisasi Engangement penuh
guna semangat
memaksimalkan ketika berada
kinerja dan di tempat
meningkatkan kerja
produktifitasnya Merasa
untuk mencapai antusias
kebahagiaannya. terhadap
(fisher 2010) pekerjaan
Terbawa
suasana dalam
pekerjaan
Merasa
2. Job nyaman
Satisfaction dengan
keadaan dan
situasi
ditempat kerja
Merasa
nyaman
karena
organisasi
mendukung
perkembangan
karir
Tingkat
3. Affective lemahnya
Organizationa keyakinan
l Commitment individu
dalam
melaksanakan
Merasakan
pendekatan
emosional
kepada
organisasi
Memiliki
perasaan yang
kuat kepada
organisasi
Merasa
senang
menghabiskan
48 sisa karirnya
untuk
organisasi
3. Definisi Operasional Persepsi Dukungan Organisasi

Tabel 3.3

Operasional Variabel Persepsi Dukungan Organisasi

49
  Definisi Operasional
Definisi
Dimensi Indikator Skala
Variabel
Konseptual Pengukuran
Persepsi Persepsi Dimensi
Dukungan dukungan Persepsi
Organisasi organisasi dukungan
Likert
(Variabel merupakan organisasi
Z) sebuah Menurut
keyakinan (Rhoades &
karyawan Eisenberger,
terhadap 2002)  
organisasi 1. Fairness Merasa
tempat diperlakukan
kerjanya yang secara adil oleh
kemudian organisasi
mendorong 2. Supervisor Merasa
persepsi Support organisasi peduli
karyawan dengan
mengenai kontribusinya
sejauh mana dan
organisasi kesejahteraanny
menghargai a
kontribusi 3.Organizationa Merasa aman
kinerja l Rewards and dan nyaman
mereka dan Conditions dengan
peduli penghargaan dan
terhadap kepercayaan dari
kesejahteraan organisasi
.
Eisenberger,
Huntington,
Hutchison, &
Sowa, (1986)

50
Sumber : Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, (1986), Rhoades &
Eisenberger, (2002)

E. Teknik pengumpulan data

1. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada karyawan PT. Pos Indonesia

sebagai informasi dasar mengenai pengaruh efikasi diri, persepsi dukungan

organisasi, serta tingkat kebahagiaan karyawan di tempat kerja.

2. Kuesioner atau Angket

Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket sebagai teknik

pengumpulan data. angket ini berbentuk formulir yang berisi pertanyaan dan

diajukan secara tertulis pada pihak yang bersangkutan dalam perusahaan.

Kemudian, angket ini dibagikan kepada jumlah sampel yang sebelumnya

sudah ditentukan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan ditempat kerja dan persepsi

dukungan organisasi sebagai variabel moderasi.

Data dalam penelitian ini dihasilkan dari keterangan-keterangan dari

responden melalui kuesioner dengan menggunakan metode skor dengan

menggunakan skala likert. Kemudian, pengukuran dalam penelitian ini dibuat

dengan menggunakan skala 1-5 kategori jawaban. Dan masing-masing

jawaban diberi bobot 1-5. Dirincikan sebagai berikut:

SS (sangat setuju) nilai skor = 5

S (setuju) nilai skor = 4

51
R (ragu-ragu) nilai skor = 3

TS (tidak setuju) nilai skor = 2

STS (sangat tidak setuju) nilai skor = 1

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Dalam pengujian ini, apakah pertanyaan dalam kuesioner benar-

benar dapat mengukur apa yang akan diukur. (Ghozali, 2006). Ukuran

validitas dalam penelitian ini menggunakan Teknik yang dapat digunakan

untuk mengukur validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

Pearson’s Correlation Product Moment, caranya dengan mengkorelasikan

antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total item pernyataan

tersebut. kemudian instrumen dinyatakan valid jika probabilitasnya < 0,05 (α

= 5%)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner dan

sebagai indikator konstruk dari sebuah variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil. Ghozali (2006 : 41) Dalam penelitian ini penulis

menggunakan rumus Cronbach Alpha untuk pengujian reliabilitas. Yang

kemudian Suatu variabel atau konstruk dinyatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,70

52
3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk variabel bebas, moderator, terikat,

apakah berdistribusi normal atau tidak. Kriteria uji normalitas adalah jika

probabilitas signifikan > 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan uji Kolmogorof – Smirnov. Pada uji normalitas ini,

pengujian dilakukan pada variabel efikasi diri (X) dan persepsi dukungan

organisasi (Z) dengan variabel kebahagiaan di tempat kerja (Y).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan pengujian apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen, jika terjadi

korelasi maka terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang

baik tidak terjadi korelasi diantara variabel. Untuk menguji adanya

multikolinearitas yaitu dengan melihat pada nilai toleransi atau variance

inflantion faktor (VIF). Pedoman model regresi yang bebas

multikolinearitas adalah bilai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance

lebih dari 0,1. Sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai

tolerance kurang dari 0,1 disimpulkan terjadi multikolinearitas (Ghozali,

2001: 57).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul satu ke satu

pengamatan lain (Ghozali, 2006: 105). Untuk menguji ada tidaknya

53
heteroskedastisitas didalam penelitian ini menggunakan uji Gletser yaitu

dengan cara mengregresikan nilai absolute residual terhadap variabel

independen. Ada tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat

probabilitasnya terhadap derajat kepercayaan 5%. Jika nilai probabilitas

> 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 72)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah antar residual

terdapat korelasi yang tinggi. Uji statistik yang digunakan untuk

mendeteksi autokorelasi adalah Durbin Watson, Runs Tes, dll.

G. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Hirarki

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi hirarki, merupakan

pengembangan bentuk analisis regresi berganda. Model regresi hirarki

digunakan untuk memutuskan nilai signifikansi pengaruh variabel independen

yaitu efikasi diri terhadap variabel dependen yaitu kebahagiaan di tempat kerja

serta variabel moderasi adalah persepsi dukungan organisasi. Analisis regresi

hirarki bertujuan untuk menguji variabel moderasi yaitu persepsi dukungan

organisasi dalam memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara

54
efikasi diri sebagai variabel independent terhadap kebahagiaan di tempat kerja

sebagai variabel dependen.

Tahapan Hirarki dalam Pengujian ini yaitu:

1. Melihat adakah hubungan variabel X dengan Variabel Y dari hasil uji

korelasi sebelumnya

2. Jika ada hubungan masuk kepada Hierarchical Regression Analysis dengan

tahapan berikut:

a. Meregresikan variabel X dengan variabel Y

b. Meregresikan variabel Z dengan variabel Y

c. Ada interaksi antara variabel X dengan Z, maka X dan Z dikalikan

d. Meregresikan variabel interaksi dengan variabel Y

Atau dengan rumus hirarkinya adalah:

Y = a + b1X + b2Z + b3XZ + e

Dimana:

a = nilai konstanta
b = koefisien
X = independen variabel
Z = Moderated variable
XZ = Variabel Interaksi (independen * moderated)

Sebelum menghitung hubungan variabel interaksi dengan variabel

dependen, akan dilakukan uji t terlebih dahulu untuk menguji bagaimana

55
variabel independen memengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Langkah nya adalah:

a. Merumuskan hipotesis

1). H0: β₁ ≤ 0 efikasi diri tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan di tempat

kerja

Ha: β₁ > 0 efikasi diri berpengaruh terhadapkebahagiaan di tempat kerja

2). H0: β₂ ≤ 0 persepsi dukungan organisasi tidak berpengaruh terhadap

kebahagiaan di tempat kerja

Ha: β₂ > 0 persepsi dukungan organisasi berpengaruh terhadap

kebahagiaan di tempat kerja

3). H0: β₃ ≤ 0 persepsi dukungan organisasi tidak memoderasi pengaruh

efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja

Ha: β₃ > 0 persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh efikasi

diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja

b. Menentukan tingkat signifikansi taraf nyata sebesar nilai α 0.05

c. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan rumus

Koefisien Regresi
t hitung =
Standar Deviasi

d. Membuat kesimpulan

t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

56
2. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2 ) dipakai untuk menghitung kemampuan

jenis dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai nya adalah nol dan

satu. Nilai R² yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2005).

Rumus koefisien determinasi adalah:

R2= ( r )2 x 100%
Dimana :
R2= koefisien Determinasi
r = koefisien korelasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap naik

turunnya nilai Y dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien

determinasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Kd = R2 x 100%

Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0-19,9% Sangat Lemah


20-39,9% Lemah

40-59,9% Sedang
60-79,9% Kuat

57
80-100% Sangat Kuat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh

Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746

dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

58
terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan

bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah

pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada

publik. Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai

dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang

dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial

dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik.

Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan

Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan

zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka

pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos

dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang

sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan

dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.

Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi

Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu

menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia

dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai

sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten,

hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi

transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,

komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari

4.800 Kantorpos, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota

59
besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara

solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah

processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu

diidentifikasi dengan akurat.

2. Logo Perusahaan

Gambar 4.1
Logo Perushaan PT. POS

Logo PT. Pos ini berlambangkan burung Merpati yang siap terbang

mengelilingi dunia telah bebas tak terkurung oleh segi-lima dan padi kapas,

berjalan semakin cepat, divisualisasikan dengan sayap yang bergaris – garis

horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan mengecil di ujung,

usaha untuk memvisualisasikan kecepatan. Ukuran burung lebih besar

dibandingkan dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat

menguasai dunia. Warna jingga digunakan untuk menandakan, sesuatu yang

penting, warna ini juga digunakan untuk tiang-tiang pemisah pada perbaikan

di jalan tol, seragam tukang parkir, pakaian penerbang, pakaian pendaki

60
gunung, warna yang kontras dengan warna-warna alam yang kebanyakan

berwarna hijau, coklat, biru.

Tulisan dengan tipografi bold : POS INDONESIA, adalah nama

perusahaan dengan identitas negara, berada di bawah gambar burung dan bola

dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah profesionalitas dibidang

usaha, dengan slogan “Untuk anda kami ada”. untuk menambah kesan

mengutamakan pelayanan.

3. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Postal Operator, Penyedia Jasa Kurir, Logistik dan Keuangan

Paling Kompetitif.

Misi

Bertindak Efektif Untuk Mencapai Performance Terbaik

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT. POS Indonesia

61
B. Hasil Penyebaran Kuesioner

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yakni dengan menyebarkan

angket kuesioner berupa link Gform kemudian langsung di sebarkan kepada

seluruh karyawan PT. Pos. Namun dalam prosesnya, ada beberapa kendala

yaitu terhambatnya respon dari responden. Untuk memflexiblekan waktu

peneliti melakukan penyebaran kuesioner ulang dengan menggunakan kertas

pada 65 karyawan di PT.Pos Indonesia. Peneliti memberikan kuesioner yang

berisi seputar pertanyaan yang berhubungan dengan Efikasi diri kebahagiaan

di tempat kerja dan persepsi dukungan organisasi.

1. Profil Responden

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

62
Tabel 4.1

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Persentasi Sumber:H
No Jenis kelamin Frekuensi
(%)
asil 1 Laki-laki  40  61.5% Kuesioner
(Data 2 Perempuan  25  38.5% Diolah
Jumlah  65  100%
Peneliti 2022)

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa responden

dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 40 orang dan perempuan

berjumlah 25 orang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

responden di dominasi oleh laki-laki dengan besar 61.5% sedangkan

responden perempuan dengan besar 38.5%.

b. Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Usia

Sumber:Hasil Kuesioner (Data Diolah Peneliti 2022)


Jumla
No. Usia Persentase %
h
1 30-40 tahun  24  36.9%
2 41-50 tahun  30  46.2 %
3 51-60 tahun  11  16.9%
Total  65  100%

Berdasarkan tabel diatas, usia responden terbanyak adalah berusia

41-50 tahun yaitu sebanyak 46.2% . banyaknya responden dengan usia 30-

63
40 tahun yaitu sebanyak 36.9%, responden dengan usia 51-60 tahun

16.9%.

c. Berdasarkan Pendidikan terakhir

Tabel 4.3

Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase %


1 SMA/SMK  40  61.5%
Diploma
2  25
(D1/D2/D3)  38.5%
3 Sarjana S1  - - 
Total  65  100%
Sumber:Hasil Kuesioner (Data Diolah Peneliti 2022)

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 65

responden dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK adalah sebanyak

61.5%, responden dengan tingkat pendidikan terakhir Diploma

(D1/D2/D3) adalah sebanyak 38.5%. Berdasarkan data tersebut bahwa

mayoritas karyawan dengan tingkat pendidikan terakhir di PT. Pos

Indonesia adalah SMA/SMK.

d. Berdasarkan Lama Kerja

Tabel 4.4

Profil Responden Berdasarkan Lama Kerja

No. Lama Kerja Frekuensi Persentase


1 <10 Tahun  12  18.5 %
2 11-15 Tahun  8  12.3 %
3 16-20 Tahun 15 23.1 %
4 21-27 tahun 19 29.2%
5 28-32 Tahun 11 16.9%
Total  65  100%

64
Sumber:Hasil Kuesioner (Data Diolah Peneliti 2022)

Berdasarkan data responden diatas dapat disimpulkan karyawan


dengan masa kerja <10 tahun berjumlah 12 orang (18.5%), karyawan
dengan masa kerja 11-15 tahun berjumlah 8 (12.3%), karyawan dengan
masa kerja 16-20 tahun berjumlah 15 (23.1%), karyawan dengan masa
kerja 21-27 tahun berjumlah 19 (29.2%), karyawan dengan masa kerja 28-
32 tahun berjumlah 11 (16.9%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
persentase terbanyak dari karyawan yang masa kerjanya 21-27 tahun yaitu
sekitar 29.2%.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mencantumkan kelas interval dengan

jumlah sebanyak 5 (lima) Interval. Adapun rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Rentang
Panjang kelas Interval =
banyak kelas interval

Dengan :

Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Banyak kelas Interval = 5

5−1
Panjang Kelas Interval = = 0.8
5

Jadi interval dari kriteria penilaian variabel efikasi diri (X), Kebahagiaan

di tempat kerja (Y), Persepsi dukungan organisasi (Z) adalah sebagai berikut:

65
Tabel 4.5
Interval Kelas dalam Deskripsi Hasil Penelitian

Interval Kategori
1,00-1,79 Sangat Rendah
1,8-2,59 Rendah
2,60-3,39 Sedang
3,40-4,19 Tinggi
4,20-5,00 Sangat Tinggi
Sumber: Diolah Oleh Peneliti (2022)

a. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Efikasi Diri (X)


Variabel Efikasi Diri diukur dengan 6 butir pertanyaan yang

bertujuan guna memperoleh tanggapan responden. Hasil penelitian

yang didapatkan peneliti setelah melakukan pengumpulan data adalah

sebagai berikut

Tabel 4.6
Frekuensi Data variabel Efikasi Diri
Pilihan Jawaban
Tota Rata-
No. Efikasi Diri (X) ST Ket
SS S R TS l Rata
S
Saya dapat
memecahkan 267
masalah yang sulit
3 65 Sangat
1 dengan bekerja keras 21 4 5   267
5 tinggi
sesuai dengan
= 4,10 
kemampuan yang
saya miliki
2 Saya sulit berpikir 2 4 21 37 1 164 164 Rendah
 
ketika diberikan 65

66
tugas yang menurut = 2,57
saya itu berat
Ketika saya
dihadapkan pada 266
masalah dan tugas 3 65
3 20 5 4   266 Tinggi
yang berat, biasanya 6
saya menemukan = 4,09
beberapa solusi
159
Saya tidak tahu
65
bagaimana cara
4 2 5 12 49   159 Rendah
mengatasi situasi
= 2,45
yang tidak terduga
Saya biasanya 270
 
menangani berbagai 65
5 3
tugas dan masalah 42 2 4   270 Tinggi
6
yang datang dengan ¿ 4,15
cara saya sendiri
Saya kurang percaya 155
diri ketika tugas yang 65
6 1 4 11 49   155 Rendah
diberikan diluar batas =
kemampuan saya 2,38 

Sumber : Data diolah peneliti (2022)

Untuk menyajikan garis kontinum (interval) yang menunjukan

Katagori SR (Sangat Rendah), R (Rendah), S (Sedang), T (Tinggi),

dan ST (Sangat Tinggi), untuk 6 item pertanyaan dihitung sebagai

berikut:

 Nilai Indeks Minimum :


Skor minimum × jumlah pertanyaan × jumlah responden
= 1 x 6 x 65
= 390
 Nilai Indeks maksimum
Skor maksimum x jumlah pertanyaan x jumlah responden

67
= 5 x 6 x 65
= 1.950
 Interval
Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum
= 1.950 – 390
= 1.560
Interval
 Jarak interval =
jumlah jenjang( s)
1.560
= = 312
5
Gambar 4.3
Garis Kontinum Mengenai Efikasi Diri (X)

Skor minimum skor maksimum

Sumber: Diolah Oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan garis kontinum diatas, dapat dilihat bahwa

tanggapan mengenai Efikasi Diri (X) adalah sebesar 1.281 yang berada

pada interval sedang menuju tinggi. Artinya, bahwa secara keseluruhan

tanggapan responden mengenai variabel Efikasi Diri (X) adalah sedang

cenderung tinggi.

b. Tanggapan Responden Mengenai Kebahagiaan di Tempat Kerja


(Y)
Variabel Kebahagiaan di tempat Kerja diukur dengan 8 butir

pertanyaan yang bertujuan guna memperoleh tanggapan responden.

68
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti setelah melakukan

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Frekuensi Data variabel Kebahagiaan di tempat Kerja

Pilihan Jawaban Rata


No Kebahagiaan di Jumla
S T ST - Ket
. Tempat Kerja (Y) S R h
S S S Rata
Saya nyaman dengan
2 3 Sangat
1 lingkungan kerja 4 2   280   4,3
8 1 tinggi
saya
Saya merasakan
2 3 Sangat
2 keterikatan yang kuat 4 2    277  4,2
7 2 tinggi
pada perusahaan
Saya cepat merasa 1 1 1 Sedan
3 34    194  2,9
lelah dalam bekerja 0 1 1 g
Saya menikmati 2 3 Sangat
4 4 1    279  4,2
pekerjaan saya 5 5 tinggi
Saya merasakan
2 2
5 kedekatan emosional 8 12    239  3,6 Tinggi
0 5
dengan perusahaan
Saya tidak nyaman
1 Renda
6 dengan situasi dan 7 3 41    167  2,6
4 h
kondisi perusahaan
Saya merasa kuat
2 3 Sangat
7 dan penuh semangat 5 2    274  4,2
1 7 tinggi
dalam bekerja
Saya nyaman bekerja
karena peluang karir 2 3 Sangat
8 3 1    279  4,2
yang diberikan oleh 2 9 tinggi
perusahaan
Sumber: Data diolah peneliti (2022)

69
Untuk menyajikan garis kontinum (interval) yang menunjukan

Katagori SR (Sangat Rendah), R (Rendah), S (Sedang), T (Tinggi),

dan ST (Sangat Tinggi), untuk 6 item pertanyaan dihitung sebagai

berikut:

 Nilai Indeks Minimum :


Skor minimum × jumlah pertanyaan × jumlah responden
= 1 x 8 x 65
= 520
 Nilai Indeks maksimum
Skor maksimum x jumlah pertanyaan x jumlah responden
= 5 x 8 x 65
= 2.600
 Interval
Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum
= 2.600 – 520
= 2.080
Interval
 Jarak interval =
jumlah jenjang( s)
2.080
= = 416
5
Gambar 4.4
Garis Kontinum Mengenai Kebahagiaan di Tempat Kerja (Y)

Skor minimum skor maksimum

70
Berdasarkan garis kontinum diatas, dapat dilihat bahwa

tanggapan mengenai Kebahagiaan di Tempat Kerja (Y) adalah sebesar

1.989 yang berada pada interval tinggi. Artinya, bahwa secara

keseluruhan tanggapan responden mengenai variabel Kebahagiaan di

Tempat Kerja (Y) adalah tinggi.

c. Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Dukungan Organisasi


(Y)
Variabel Persepsi Dukungan Organisasi diukur dengan 6 butir
pertanyaan yang bertujuan guna memperoleh tanggapan responden.
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti setelah melakukan
pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8
Frekuensi data variabel Persepsi Dukungan Organisasi

71
Pilihan Jawaban
No Persepsi Dukungan Rata-
S Jumlah Ket
. Organisasi (Z) S R TS STS Rata
S
Saya memperoleh
perlakuan yang adil Sangat
1 32 29 3 1   285   4,38
terhadap kontribusi tinggi
saya dalam bekerja
Saya diberikan
kepercayaan untuk
2 16 45 3 1    272  4,1 Tinggi
menyelesaikan
pekerjaan
Sumber : Data diolah peneliti (2022)
Atasan memberikan
arahan yang jelas
Sangat
3 ketika ada tugas 24 37 3 1    278  4,2
tinggi
yang harus
diselesaikan
Organisasi gagal
dalam menghargai 1 Renda
4 1 2 47    158  2,4
usaha ekstra yang 5 h
saya lakukan
Organisasi
memberikan
pelatihan kepada Sangat
5 20 41 3 1    275  4,2
saya untuk tinggi
memudahkan dalam
penyelesaian tugas
Organisasi
memberikan
apresiasi dan Sangat
6 28 34 2 1    281  4,3
kompensasi tinggi
terhadap capaian
terbaik saya

menyajikan garis kontinum (interval) yang menunjukan Katagori


SR (Sangat Rendah), R (Rendah), S (Sedang), T (Tinggi), dan ST
(Sangat Tinggi), untuk 6 item pertanyaan dihitung sebagai berikut:
 Nilai Indeks Minimum :
Skor minimum × jumlah pertanyaan × jumlah responden
= 1 x 6 x 65

72
= 390
 Nilai Indeks maksimum
Skor maksimum x jumlah pertanyaan x jumlah responden
= 5 x 6 x 65
= 1.950
 Interval
Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum
= 1.950 – 390
= 1.560
Interval
 Jarak interval =
jumlah jenjang( s)
1.560
= = 312
5

Gambar 4.5
Garis Kontinum Mengenai Persepsi Dukungan Organisasi (Z)

Skor Min Skor Maks

Berdasarkan garis kontinum diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan

mengenai Persepsi Dukungan Organisasi (Z) adalah sebesar 1.989 yang

berada pada interval tinggi. Artinya, bahwa secara keseluruhan tanggapan

responden mengenai variabel Persepsi Dukungan organisasi (Y) adalah

tinggi

73
D. Analisis Penelitian

1. Uji Validitas

Uji Validitas Merupakan suatu analisis dengan mengkorelasikan

masing-masing skor total. Skor total disini Merupakan hasil penjumlahan dari

keseluruhan item. Item pernyataan tersebut yang berkorelasi signifikan

dengan skor total menunjukan bahwa item tersebut dapat memberikan

dukungan dalam menjawab sesuatu yang ingin dijawab dalam penelitian.

Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0.05. Kriteria

pengujian nya adalah sebagai berikut:

1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0.05) maka instrument atau

item-item pernyatan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid)

2) Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan sig.0.05) maka instrument atau

item-item pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan tidak valid).

Dari hasil analisis ini di dapat nilai korelasi antara skor item dengan

skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari

pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data n-2 = 65-2 = 63, maka

di dapat r tabel sebesar 0.2441. Berikut ini perhitungan validitas untuk

keseluruhan pernyataan:

Tabel 4.9

74
Hasil Uji Validitas

Item
Variabel R hitung R Tabel Keterangan
(Pertanyaan)
1 0.620 0.2441 Valid
2 0.660 0.2441 Valid
3 0.679 0.2441 Valid
Efikasi Diri (X)
4 0.646 0.2441 Valid
5 0.645 0.2441 Valid
6 0.722 0.2441 Valid
1 0.746 0.2441 Valid
2 0.688 0.2441 Valid
3 0.501 0.2441 Valid
Kebahagiaan di 4 0.712 0.2441 Valid
tempat kerja (Y) 5 0.628 0.2441 Valid
6 0.511 0.2441 Valid
7 0.726 0.2441 Valid
8 0.696 0.2441 Valid
1 0.814 0.2441 Valid
2 0.680 0.2441 Valid
Persepsi
3 0.803 0.2441 Valid
Dukungan
4 0.407 0.2441 Valid
Organisasi (Z)
5 0.717 0.2441 Valid
6 0.811 0.2441 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26 (data diolah peneliti 2022)

Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari batas nilai korelasi 0.2441

dapat disimpulkan bahwa item instrument yang digunakan secara keseluruhan

(20 item/pernyataan) dinyatakan Valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui kekonsistenan alat ukur, apakah

alat ukur yang digunakan tetap konsisten dan dapat diandalkan jika

pengukuran tersebut diulang. 66 Metode yang digunakan unuk pengujian

reliabilitas ini menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Uji signifikan dilakukan

pada taraf signifikan 0.05, artinya instrument dapat dikatakan reliable bila

75
nilai alpha lebih besar dari r kritis. Atau kita bisa menggunakan batasan

tertentu seperti 0,6 Sekarang (2017), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik

Tabel 4.10

Hasil Uji Reabilitas Efikasi Diri

Reability Statistics
Cronbach's
N of items
Alpha
.742 6
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)

Dari hasil pengolahan data yang dibantu dengan SPSS 26, maka

diperoleh nilai Alpha 0,742 peneliti mengambil skala Cronbach’s Alpha 0,6.

Karena nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel efikasi diri 0,742 lebih dari 0.6

sehingga dapat dikatakan reliable

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Kebahagiaan di Tempat Kerja

Reability Statistics
Cronbach's
N of items
Alpha
.777 8
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)

Dari hasil pengolahan data yang dibantu dengan SPSS 26, maka

diperoleh nilai Alpha 0,777 peneliti mengambil skala Cronbach’s Alpha 0,6.

76
Karena nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kebahagiaan di tempat kerja

0,777 lebih dari 0.6 sehingga dapat dikatakan reliable

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Dukungan Organisasi

Reability Statistics
Cronbach's Alpha N of items
.782 6
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)

Dari hasil pengolahan data yang dibantu dengan SPSS 26, maka

diperoleh nilai Alpha 0,782 peneliti mengambil skala Cronbach’s Alpha 0,6.

Karena nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel persepsi dukungan organisasi

0,782 lebih dari 0.6 sehingga dapat dikatakan reliabel

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tabel 4.13

Unstandardiz
ed Residual

N 65
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 2,65397336
Deviation
Most Extreme Differences Absolute ,086
Positive ,086
Negative -,062
Test Statistic ,086
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Hasil Uji Normalitas

77
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti
2022)

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

non – parametik One Sample Kolmogorov Smirnov Test dan bertujuan

untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

berdistribusi normal. Pengambilan keputusan dilakukan dengan

membandingkan p value yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas

dengan tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu sebesar 0,05. Data

dikatakan terdistribusi secara normal jika p value > 0,05, dan juga

sebaliknya.

Hasil pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test seperti

pada tabel 4.13, menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p value)

residual dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05 yaitu

sebesar 0,200 atau 0,200 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data

residual terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

78
Uji Multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai

tolerance dan variances inflation factor (VIF). Kedua ukuran tersebut

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance lebih besar dari

> 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari < 10,00 maka artinya tidak terjadi

Multikolinearitas

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Variabel
Tollerance VIF
Efikasi Diri  1.000  1.000
Persepsi Dukungan
Organisasi  1.000  1.000

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)

Hasil pengujian multikolinearitas diatas, nilai tolerance untuk

masing – masing variabel lebih dari dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil

dari 10,00 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi masalah

multikolinearitas dalam model penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

79
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini digunakan uji

heteroskedastisitas glesjer, jika nilai sig. > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas dan jika nilai sig < 0,05 maka terjadi

heteroskedastisitas.

Tabel 4.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Unstandardiz Standardize
ed d
Hasil Uji Coefficients Coefficients
Heteroskedastisi Std.
tasModel B Error Beta t Sig.
1(Constant) 5,139 2,416 2,127 ,037
Efikasi Diri ,016 ,071 ,027 ,219 ,827
Persepsi Dukungan -,147 ,083 -,219 -1,771 ,081
Organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)
Kesimpulan dari hasil pengujian heteroskedastisitas adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi karena nilai

80
variabel efikasi diri yaitu sebesar 0,827 > 0,05 dan persepsi dukungan

organisasi yaitu sebesar 0,081 > 0,05.

d. Uji Auto Korelasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam satu

model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode saat ini (t) dengan kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi (Ghozali,2016). Uji autokorelasi dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu Uji Durbin-watson (DW test). Uji

Langrange Multiplier (LM test), Uji Run test, Uji Box Pierce dan

Ljung Box

Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji

Durbin-watson. Digunakan untuk mendeteksi apakah antar residual

terdapat korelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.16

sebagai berikut :

Tabel 4.16
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Std. Error
R Adjusted R of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 ,881a ,776 ,769 2,93899 1,855
a. Predictors: (Constant), persepsi dukungan organisasi, efikasi diri
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 26 (Data Diolah Peneliti 2022)

81
Diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,855. nilai tersebut

lebih besar dari du (1.600) dan lebih kecil dari 4-du (2.400)

DU<DW<4-DU = 1.662<1,855<2400
Yang berkesimpulan bahwa data ini tidak terjadi autokorelasi.

Maka, bisa masuk ke tahap analisis regresi linier berganda.

E. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Hirarki (Hierarcy Regression Analysis)

Analisis regresi moderasi merupakan pengembangan model regresi

berganda yang mengandung unsur interaksi yang dilakukan dengan

mengkalikan variabel independen. Persepsi dukungan organisasi sebagai

variabel moderasi dalam Penelitian ini, dengan mengunakan analisis regresi

moderasi untuk mengetahui variabel persepsi dukungan organisasi dalam

memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara efikasi diri dan

kebahagiaan di tempat kerja. Sebelum menguji regresi moderasi, dilakukan

uji t terlebih dahulu yang bertujuan untuk menguji variabel independent

82
mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini membandingkan antara thitung

dan ttabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada setiap thitung

Rumus ttabel :
t-tabel = (a/2:n-k-1)

Pengujian ini menggunakan level signifikansi 0.05 terhadap 65

responden, maka:

t-tabel = (0.05/2 : 65-2-1)

= (0.025 : 62)

= jumlah koordinat dari 0.025:62= 1.998

Uji t dilakukan dengan membandingkan t-hitung (dalam tabel koefisien)

dengan t-tabel yaitu 1.998 dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Hipotesis diterima jika t-hitung > t-tabel

b. Hipotesis ditolak jika t-hitung < t-tabel

Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.17

Uji Regresi Moderasi Tahap 1

Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model
B Error Beta T Sig.
1 (Constant) -4,791 2,852 -1,680 ,098
efikasi diri 1,598 ,143 ,815 11,179 ,000
Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

83
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh nilai konstanta pada efikasi

diri -4,791 menunjukan apabila nilai efikasi diri (X) bernilai 0, maka

kebahagiaan di tempat kerja (Y) akan bernilai -4,791. Nilai koefisien regresi

efikasi diri sebesar 1,598 menunjukan bahwa apabila efikasi diri meningkat 1

satuan, maka kebahagiaan di tempat kerja akan meningkat sebesar 1,599.

Pada efikasi diri diperoleh t-hitung 11,179 > t-tabel 1,998 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 yang berarti 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya efikasi diri berpengaruh terhadap kebahagiaan di tempat

kerja. Jika dilihat dari nilai koefisien regresi yang diperoleh efikasi diri

bertanda positif, maka artinya efikasi diri berpengaruh positif terhadap

kebahagiaan di tempat kerja.

Tabel 4.18

Uji Regresi Moderasi Tahap 2

Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) -8,044 2,476 -3,249 ,002
persepsi 1,507 ,106 ,873 14,199 ,000
dukungan
organisasi
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26

84
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diperoleh nilai konstanta persepsi dukungan

organisasi -8.044 menunjukan apabila nilai persepsi dukungan organisasi (Z)

bernilai 0, maka kebahagiaan di tempat kerja (Y) akan bernilai -8.044. Nilai

koefisien regresi persepsi dukungan organisasi sebesar 1,507 menunjukan bahwa

apabila persepsi dukungan organisasi meningkat 1 satuan, maka kebahagiaan di

tempat kerja akan meningkat sebesar 1.508.

Pada variabel persepsi dukungan organisasi diperoleh t-hitung 14,199

> t-tabel 1,998 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti 0,000 <

0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya persepsi dukungan organisasi

berpengaruh terhadap kebahagiaan di tempat kerja. Jika dilihat dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh persepsi dukungan organisasi bertanda

positif, maka artinya persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif

terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Tabel 4.19

Uji Regresi Moderasi Tahap 3

85
Su
Coefficientsa
mb Standardiz er:
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9,031 1,496 6,038 ,000
Efikasi ,038 ,003 ,840 12,301 ,000
diri*persepsi
dukungan
organisasi
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diperoleh nilai konstanta pada interaksi

Efikasi diri dengan persepsi dukungan organisasi sebesar 9.031 menunjukan

apabila nilai Efikasi diri dengan persepsi dukungan organisasi (X*Z) bernilai 0,

maka kebahagiaan di tempat kerja (Y) akan bernilai 9.031. Nilai koefisien regresi

interaksi antara Efikasi diri dengan persepsi dukungan organisasi (X*Z) sebesar

0,038 menunjukan bahwa apabila interaksi Efikasi diri dengan persepsi dukungan

organisasi (X*Z) meningkat 1 satuan, maka kebahagiaan di tempat kerja akan

meningkat sebesar 0,039.

Kemudian diperoleh nilai t-hitung pada interaksi Efikasi diri dengan

persepsi dukungan organisasi (X*Z) sebesar 12,301 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000<0.05 Hasil pengujian ini menunjukan bahwa ada pengaruh

secara signifikan pada efikasi diri setelah dikalikan dengan persepsi dukungan

organisasi. Ini dibuktikan dengan nilai t-hitung lebih besar dari pada t-tabel

12,301 > 1,998 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya persepsi dukungan

organisasi memoderasi pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat

kerja.

86
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefesien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen dalam model

regresi yang dinyatakan dalam persentase untuk mengatahui tingkat

hubungan antara variabel yang dilihat dari perhitungan koefesien determinan

(R2) maka dapat menggunakan pedoman pada interprestasi koefesien

determinasi sebagai berikut :

Tabel 4. 20

Interprestasi koefisien determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

82%-100% Sangat Tinggi

49%-80% Tinggi

17%48% Cukup Tinggi

5%-16% Rendah Tapi Pasti

0%-4% Rendah/Lemah Sekali

a. Koefisien Determinasi (R2) Efikasi Diri

Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel Efikasi diri

87
Model Summaryb
Std. Error of
Adjusted R
Model R R Square the Estimate
Square
1 ,815a ,665 ,660 3,56980
a. Predictors: (Constant), efikasi diri
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel diatas terdapat hasil R2 sebesar 0.665. Hasil

tersebut kemudian di konversi menjadi bentuk persentase menggunakan

rumus koefesien determinasi sebagai berikut:

KD = R².100%

KD = 0,665.100%

KD = 66,5%

Hasil persentase menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel

Efikasi diri (X) terhadap Kebahagiaan di tempat kerja (Y) sebesar 66.5%

sedangkan 34% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

yang terdapat dari Adjust R square. Koefisien determinasi yang telah

dihitung sebesar 66.5% masuk kedalam kriteria pengaruh yang tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh yang tinggi dari

variabel efikasi diri terhadap Kebahagiaan di tempat kerja.

b. Koefisien Determinasi (R2) Persepsi Dukungan Organisasi

Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel

88
Persepsi Dukungan Organisasi

Model Summaryb
Std. Error of
Adjusted R
Model R the Estimate
R Square Square
1 ,873a ,762 ,758 3,00884
a. Predictors: (Constant), persepsi dukungan organisasi
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Sumber:Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel diatas terdapat hasil R2 sebesar 0,762. Hasil tersebut

kemudian di konversi menjadi bentuk persentase menggunakan rumus

koefesien determinasi sebagai berikut:

KD = R².100%

KD = 0,762.100%

KD = 76.2%

Hasil persentase membuktikan bahwa persentase pengaruh variabel

persepsi dukungan organisasi (Z) terhadap kebahagiaan di tempat kerja

(Y) sebesar 76.2% sedangkan 24.2 % lainnya dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti. Koefisien determinasi yang telah dihitung sebesar

76.2% masuk kedalam kriteria pengaruh yang tinggi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terjalin pengaruh yang tinggi dari variabel persepsi

dukungan organisasi terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

89
c. Koefisien determinasi variabel Interaksi (Efikasi diri*persepsi
dukungan organisasi)

Tabel 4.23
Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel Efikasi diri*Persepsi
Dukungan Organisasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,840a ,706 ,701 3,34322
a. Predictors: (Constant), efikasi diri*persepsi dukungan
organisasi
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel diatas terdapat hasil R2 sebesar 0,706. Hasil

tersebut kemudian di konversi menjadi bentuk persentase menggunakan

rumus koefesien determinasi sebagai berikut:

KD= R2.100%

KD= 0,706.100%

KD= 70.6%

Hasil persentase menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel

Interaksi (efikasi diri*persepsi dukungan organisasi) sebesar 70.6%

sedangkan 29.9% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti. Koefesien determinasi yang telah dihitung sebesar 70.6% masuk

kedalam kriteria pengaruh yang tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi dukungan organisasi memperkuat Pengaruh efikasi diri terhadap

Kebahagiaan di tempat kerja

90
F. Analisis Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan

Persepsi Dukungan Organisasi sebagai Pemoderasi

1. Pengaruh Efikasi diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

Berdasarkan uji penelitian efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat

kerja pada PT. POS Indonesia yang telah dilakukan menunjukan hasil yang

positif bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Oleh karenanya, karyawan yang memiliki efikasi diri maka taraf kebahagiaan

nya akan meningkat. Hal ini menunjukan hasil positif dari nilai t hitung

sebesar 11,179 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. karena nilai signifikansi

sebesar 0.000<0.05 maka menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya terdapat pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Besarnya pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja

sebesar 66.5% yang didapatkan dari hasil R2 yaitu 0,665. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh stajkovic dan Luthans yang menjelaskan

bahwa efikasi diri adalah level keadaan individu yang positif kemudian

menggambarkan sebuah ekspektasi diri dalam bentuk sebuah kemampuan

untuk mencapai tujuan tertentu. Kemudian oleh chan, et.al., (2017) ia

menunjukkan bagaimana efikasi diri dapat meningkatkan keseimbangan kerja

dan kehidupan serta keterlibatan kerja melalui siklus pemenuhan diri dimana

karyawan mencapai apa yang mereka yakini dapat mereka capai.

Dikemukakan juga oleh Diener et al., (2002) bahwa ada efek

individual yang terkait langsung kehidupan pribadi seseorang kemudian

berdampak pada kebahagiaan karyawan di tempat kerja lalu meningkatkan

91
kesadaran diri dalam karir, tidak ada kelelahan dalam kerja dan meningkatkan

perasaan solidaritas dalam organisasi. Salas-Vallina et al., (2017)

Adanya pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja

pada penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu oleh Dea

Lupita Putri (2019) bahwa efikasi diri berpengaruh signifikan positif terhadap

kebahagiaan di tempat kerja yang mana ketika karyawan memiliki efikasi diri

yang tinggi dan mampu menyelesaikan tugas dan dapat memecahkan masalah

yang menimpanya akan semakin tinggi tingkat kebahagiaan di tempat

kerjanya. Kemudian oleh Ismoyo Adi Nugroho (2014) dengan hasil penelitian

bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan kebahagiaan di

tempat kerja.

2. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kebahagiaan di

Tempat Kerja

Hasil pengujian kedua mengenai pengaruh persepsi dukungan

organisasi terhadap kebahagiaan di tempat kerja menunjukkan hasil yang

positif dan signifikan dengan nilai t hitung 14,199 dan nilai signifikansi 0.000

< 0.05, maka menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat

pengaruh yang positif dari persepsi dukungan organisasi terhadap

kebahagiaan di tempat kerja. Besarnya pengaruh persepsi dukungan

organisasi terhadap kebahagiaan di tempat kerja sebesar 76.2% yang

didapatkan dari hasil R2 yaitu 0.762.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Hobfoll (2011) Persepsi

dukungan organisasi tampaknya memiliki masa depan yang menjanjikan

92
untuk mempengaruhi banyak hubungan kerja antara persepsi dukungan

organisasi dan kebahagiaan di tempat kerja. Kemudian, potensi individu

untuk berkembang dan tumbuh dalam organisasi/perusahaan adalah

tergantung pada apakah perusahaan menyediakan proses, dukungan, praktik,

dan peluang yang diperlukan.

Berdasarkan hal tersebut, sumber daya kontekstual seperti persepsi

dukungan organisasi dapat mempromosikan pengembangan tingkat

kebahagiaan di tempat kerja. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Ferry

Novliadi and Rini Anggraini (2018) dengan hasil bahwa Persepsi dukungan

organisasi signifikan terhadap kebahagiaan ditempat kerja. Kemudian

penelitian yang dilakukan oleh Arianda gadis Wardiana, Anggun Resdasari

Prasetyo (2018) Terdapat hubungan positif antara perceived organizational

support dan HAW.

3. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Efikasi Diri terhadap

Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi Dukungan Organisasi

sebagai Pemoderasi

Terbentuknya variabel persepsi dukungan organisasi sebagai variabel

moderasi, berawal dari dugaan peneliti terhadap judul penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh A.A.Ayu Ngr. Dinni Saraswathi, I.G.A. dengan judul

“Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Dengan Dukungan

Organisasional sebagai Pemoderasi” yang menyatakan bahwa dukungan

organisasional disini berpengaruh kuat menghubungkan efikasi diri terhadap

kinerja karyawan. Rhoades dan Eisenberger (2002) juga mengatakan bahwa

93
dukungan organisasi yang dirasakan memiliki pengaruh yang nyata terhadap

kinerja dan kepuasan karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Rhoades dan

Armeli (2001) menunjukkan bahwa dukungan organisasional terhadap kinerja

karyawan berpengaruh positif.

Penelitian Pryce-Jones dan Lindsay (2014) menunjukkan bahwa

karyawan yang bahagia dua kali kinerja nya akan lebih baik dan produktif,

enam kali lebih berenergi, hanya 1/10 kali merasakan sakit, dan berniat untuk

tinggal dua kali lebih lama di organisasi dibandingkan dengan karyawan yang

tidak bahagia. Dari beberapa pernyataan diatas, dilihat bahwa kuatnya

hubungan kinerja dengan kebahagiaan, maka terbentuklah judul variabel

moderasi persepsi dukungan organisasi yang menghubungkan efikasi diri

terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Hasil dari pengujian tahap ketiga uji hirarki efikasi diri terhadap

kebahagiaan di tempat kerja dengan persepsi dukungan organisasi sebagai

pemoderasi menunjukkan hasil yang signifikan dengan taraf signifikansi

0.000<0.05 kemudian t-hitung 12,301 > 1,998. Sehingga hipotesis nya

menyatakan bahwa terdapat pengaruh efikasi diri terhadap kebahagiaan di

tempat kerja dengan persepsi dukungan organisasi sebagai pemoderasi.

Dengan pengujian secara simultan sebesar 70,6%.

Penelitian ini sejalan dengan Teori Warr (2011) yang mengemukakan

bahwa kebahagiaan di tempat kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah kesempatan untuk merealisasikan skill, tujuan eksternal

diluar sukses pekerjaan, lingkungan kerja yang aman, dapat melakukan

hubungan yang baik dengan pegawai lain dan dukungan pekerjaan dari pihak

94
organisasi/perusahaan. Individu yang memiliki kesempatan untuk

menggunakan keahlian selama bekerja telah mengaktualisasikan diri sehingga

memiliki kepuasan yang menghantarkannya menuju sebuah kebahagiaan.

Ditambah lagi, dukungan organisasi yang efektif berjalan akan memperkuat

efikasi diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

Kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan di PT. POS Indonesia

yaitu bahwa persepsi dukungan organisasi dapat memperkuat hubungan

antara efikasi diri dan kebahagiaan di tempat kerja. Faktor yang dapat

memengaruhi efikasi diri terhadap kebahagiaan adalah persepsi dalam sebuah

keadilan dalam keputusan mengenai pendistribusian sumber daya yang

diharuskan mempunyai sebuah efek kumulatif yang kuat pada persepsi

dukungan organisasi dengan memperlihatkan kepedulian terhadap kebahagian

dan kesejahteraan karyawan.

Kemudian, sebuah pandangan mengenai sejauh mana supervisor

menghargai kinerja yang telah karyawan berikan kepada organisasi dan

kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan di tempat kerja. Selanjutnya,

pemberian gaji, perlindungan karyawan, membangun kepercayaan,

memberikan pelatihan adalah faktor yang kuat untuk mencapai sebuah efikasi

diri terhadap kebahagiaan di tempat kerja.

95
Tabel 4.24
Pengujian Moderasi Secara Simultan

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1691,287 1 1691,287 151,317 ,000b
Residual 704,159 63 11,177
Total 2395,446 64
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
b. Predictors: (Constant), efikasi diri*persepsi dukungan organisasi

Sedangkan dalam pengujian secara simultan dasar pengambilan keputusan

didasarkan pada f hitung > f tabel dan taraf singifikansi < 0.05. bedasarkan tabel

4,26 terdapat taraf signifikansi sebesar 0.000 dan f hitung 151,317 f tabel 3,14,

artinya terdapat pengaruh secara simultan dari efikasi diri terhadap kebahagiaan di

tempat kerja yang dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi dukungan organisasi dapat memperkuat pengaruh efikasi diri

terhadap kebahagiaan di tempat kerja. Yang kemudian Persepsi dukungan

organisasi ini menjadi faktor tumbuh dan berkembangnya efikasi dalam diri

setiap individu untuk mencapai sebuah kebahagiaannya di tempat kerja.

96
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Efikasi Diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja dengan Persepsi

Dukungan Organisasi sebagai Pemoderasi pada Karyawan PT. POS

Indonesia. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Efikasi Diri berpengaruh positif terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

pada karyawan PT. POS Indonesia.

Kesimpulan ini dibuktikan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan diperoleh nilai t-hitung 11,179 > t-tabel 1,998 dengan nilai

signifikansi dari efikasi diri sebesar 0.000 artinya, 0.000 < 0.05 dan

koefisien efikasi diri menunjukan arah positif sebesar 1,598. hasil

tersebut menunjukan jika karyawan memiliki efikasi diri yang tinggi,

maka tingkat kebahagiaan di tempat kerja-nya akan meningkat.

2. Persepsi Dukungan Organisasi berpengaruh positif terhadap Kebahagiaan

di Tempat Kerja pada karyawan PT. POS Indonesia.

Kesimpulan ini dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilkukan

dan diperoleh nilai t-hitung 14,199 > t-tabel 1,998 dengan nilai

signifikansi dari efikasi diri sebesar 0.000 artinya, 0.000 < 0.05 dan

koefisien Persepsi Dukungan Organisasi menunjukan arah positif sebesar

1,507. Hasil tersebut menunjukan jika karyawan memiliki Persepsi

97
Dukungan Organisasi yang baik terhadap perusahaan, maka tingkat

kebahagiaan di tempat kerja-nya akan meningkat.

3. Persepsi Dukungan Organisasi memoderasi pengaruh Efikasi Diri

terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja pada Karyawan PT. POS

Indonesia.

Kesimpulan ini dibuktikan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan diperoleh nilai t-hitung 12,301>t-tabel 1,998 dengan nilai

signifikansi dari interaksi antara efikasi diri dengan persepsi dukungan

organisasi sebesar 0.000>0.05 dan koefisien menunjukan arah positif

0,038. hasil tersebut menunjukan bahwa karyawan yang memiliki

persepsi dukungan organisasi yang tinggi dapat memperkuat pengaruh

efikasi diri terhadap peningkatan kebahagiaan karyawan di tempat kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka

peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

bagi instansi dalam proses peningkatan kebahagiaan di tempat kerja serta

pentingnya dukungan dari organisasi. kemudian, pentingnya memiliki efikasi

dalam diri.

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Efikasi Diri berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

a. Saran akademik, penelitian ini berguna untuk lebih mendalami teori-

teori yang khususnya berkaitan dengan Efikasi Diri, sehingga dapat

98
menambah wawasan dan pemahaman baru bagi mahasiswa tentang

efikasi diri dan kebahagiaan di tempat kerja.

b. Saran praktis, berdasarkan hasil penelitian ini, maka instansi dapat

memberikan ruang untuk penanaman efikasi diri pada setiap karyawan.

Yang mana melalui proses ini, diharapkan dapat menanamkan

kesadaran untuk mencapai suatu kebahagiaan di tempat kerja dengan

cara meningkatkan efikasi diri.

2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Dukungan Organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

a. secara akademik, untuk mendalami dan memahami teori-teori yang

khsusunya berkaitan dengan Persepsi Dukungan Organisasi, yang mana

persepsi dukungan terhadap organisasi yang lebih positif sangat penting

untuk individu guna mencapai sebuah kebahagiaan di tempat kerja.

b. Secara praktis, berdasarkan hasil penelitian ini, alangkah lebih baiknya

instansi memberikan dukungan dalam bentuk perlakuan yang adil,

pemberian motivasi, dan kompensasi secara merata untuk karyawan.

karena dengan ini, karyawan akan merasa lebih dihargai, diperlakukan

sama, dan outputnya meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja.

3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Dukungan Organisasi

memoderasi pengaruh efikasi diri terhadap Kebahagiaan di Tempat Kerja

a. Secara akademik, berdasarkan hasil penelitian ini adalah perlunya

menambah referensi-referensi lain, terutama yang berkaitan dengan

judul penelitian saat ini, dan bisa menggunakan atau menambah

99
variabel lainnya untuk diteliti, sehingga bisa menemukan faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Secara praktis, berdasarkan hasil penelitian ini pemberian dukungan

dari organisasi ternyata bisa membuat efikasi diri karyawan meningkat,

dan mencapai suatu kebahagiaan. Maka dari itu, ke konsistenan bentuk

dukungan dari organisasi sangat berperan penting bagi kesejahteraan

karyawan.

100
DAFTAR PUSTAKA

Armeli, S., Eisenberger, R., Fasolo, P., & Lynch, P. 1998. Perceived

organizational support and police performance: The moderating influence

of socioemotional needs. Journal of Applied Psychology, 83: 288-297.

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The job demands-resources model: State

of the art. Journal of Managerial Psychology, 22, 309–328.

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagement.

Career Development International, 13(3), 209–223.

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action. Upper Saddle

River, NJ: Prentice Hall.

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral

change. Psychological Review, 84, 192-198.

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia

of human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

(Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental health. San

Diego: Academic Press, 1998).

Biswas-Diener, R. (2006). From the equator to the North Pole: A study of

character strengths. Journal of Happiness Studies, 7, 293–310.

Carr, J.Z., Schmidt, A.M., Ford, J.K. and DeShon, R.P. (2003). Climate

perceptions matter: a meta-analytic path analysis relating molar climate,

cognitive and affective states, and individual level work outcomes.

Journal of Applied Psychology, 88, pp. 605–619.

101
Eisenberger, R., Armeli, S., Rexwinkel, B., Lynch, P. D., & Rhoades, L. 2001.

Reciprocation of perceived organizational support. Journal of Applied

Psychology, 86: 42-51.

Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. 1986. Does pay for

performance increase or decrease perceived self-determination and

intrinsic motivation? Journal of Personality and Social Psychology, 77:

1026-1040.

Ghozali, I (2012) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: UNDIP

Kesebir, P. and Diener, E. (2008). In pursuit of happiness: empirical answers to

philosophical questions. Perspectives on Psychological Science, 3, pp.

117–125.

Luthans, F. (2002). The need for and meaning of positive organizational

behaviour. Journal of Organizational Behavior, 23(6), 695–706.

Lunenberg, F. C., (2011). Self-Efficacy in the Workplace: Implications for

Motivation and Performance. International Journal of Management,

Business, and Administration. 14. 1.

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in the workplace. Thousand

Oaks, CA: Sage.

Meyer, J.P. and Allen, N.J. (1990). A three-component conceptualization of

organizational commitment. Human Resource Management Review,

1(61), p. 29.

102
Moorman, R. H. (1993). The influence of cognitive and affective based job

satisfaction measures on the relationship between satisfaction and

organizational citizenship behavior. Human Relations, 46(6), 759–776.

Rhoades, L., & Eisenberger, R. 2002. Perceived organizational support: A review

of the literature. Journal of Applied Psychology, 87: 698-714.

Salas-Vallina, A., Alegre, J., & Fernández, R. (2017a). On the road to happiness

at work (HAW): Transformational leadership, organizational learning

capability and happiness at work. Personnel Review, 46(2), 314–338.

Stajkovic, A. D., & Luthans, F. 1998. Self-efficacy and work-related

performance: A meta-analysis. Psychological Bulletin, 124: 240-261.

Seligman, M. E. P. (1999). The president’s address. American Psychologist, 54,

559–562.

Seligman, M. E. P. (2002). Positive psychology, positive prevention, and positive

therapy. London: Oxford University Press.

Smith, J. (2012). The companies with the biggest jumps in employee happiness.

Forbes. Retrieved June 5, 2017, from

http://www.forbes.com/sites/jacquelynsmith/2012/08/17/the-companies-with-

the-biggest-jumps-in-employee

Smith, P.C., Kendall, L.M. and Hulin, C.L. (1969). The Measurement of

Satisfaction in Work and Retirement. Chicago, IL: Rand-McNally.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :

IKAPI

103
Warr, P. (2007). Work, happiness, and unhappiness. Mahwah, NJ: Lawrence

Erlbaum.

Yang, J. S., & Hung, H. V. (2016). Happy workers value effort, sad workers

value reward. The International Journal of Human Resource Management,

28(11), 1591–1624.

104
LAMPIRAN

Lampiran 1: SK Skripsi

105
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

1. Efikasi Diri

Pilihan Jawaban
No. Efikasi Diri (X)
SS S R TS STS
Saya dapat memecahkan masalah
yang sulit dengan bekerja keras
1  
sesuai dengan kemampuan yang
saya miliki
Saya sulit berpikir ketika
2 diberikan tugas yang menurut
saya itu berat
Ketika saya dihadapkan pada
masalah dan tugas yang berat,
3  
biasanya saya menemukan
beberapa solusi
Saya tidak tahu bagaimana cara
4 mengatasi situasi yang tidak  
terduga
Saya biasanya menangani
5
berbagai tugas dan masalah yang  
datang dengan cara saya sendiri
Saya kurang percaya diri ketika
6 tugas yang diberikan diluar batas  
kemampuan saya

106
2. Kebahagiaan di Tempat Kerja

Kebahagiaan di Tempat Kerja Pilihan Jawaban


No.
(Y) SS S R TS STS
Saya nyaman dengan lingkungan
1  
kerja saya
Saya merasakan keterikatan
2  
yang kuat pada perusahaan
Saya cepat merasa lelah dalam
3  
bekerja
4 Saya menikmati pekerjaan saya  
Saya merasakan kedekatan
5  
emosional dengan perusahaan
Saya tidak nyaman dengan
6  
situasi dan kondisi perusahaan
Saya merasa kuat dan penuh
7  
semangat dalam bekerja
Saya nyaman bekerja karena
8 peluang karir yang diberikan  
oleh perusahaan

3. Persepsi Dukungan Organisasi

Persepsi Dukungan Organisasi Pilihan Jawaban


No.
(Z) SS S R TS STS
Saya memperoleh perlakuan
1 yang adil terhadap kontribusi  
saya dalam bekerja
Saya diberikan kepercayaan
2 untuk menyelesaikan  
pekerjaan
Atasan memberikan arahan
3 yang jelas ketika ada tugas  
yang harus diselesaikan
Organisasi gagal dalam
4 menghargai usaha ekstra yang  
saya lakukan
Organisasi memberikan
pelatihan kepada saya untuk
5  
memudahkan dalam
penyelesaian tugas
Organisasi memberikan
6 apresiasi dan kompensasi  
107
terhadap capaian terbaik saya
Lampiran 3 : Dokumentasi Kuesioner

108
Lampiran 4 : Tabulasi Data

109
Efikasi Diri Kebahagiaan di tempat kerja Persepsi dukungan organisasi
Total Total Total
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Z1.1 Z1.2 Z1.3 Z1.4 Z1.5 Z1.6
5 3 5 3 5 2 23 4 4 5 4 4 2 4 4 31 4 4 4 3 4 4 23
4 3 5 2 4 3 21 4 4 4 4 4 2 4 4 30 4 4 4 4 3 4 23
5 2 5 3 4 3 22 4 4 4 4 4 2 4 5 31 5 3 5 3 3 3 22
4 3 5 2 4 3 21 5 5 5 5 5 3 5 5 38 5 4 5 4 4 5 26
4 3 4 2 5 2 20 3 3 3 3 3 3 3 5 26 5 4 5 2 4 5 25
5 5 5 5 5 5 30 4 4 2 5 2 2 4 5 28 4 4 4 4 4 4 24
5 3 3 2 3 3 19 4 4 4 4 2 2 4 5 29 5 5 5 3 4 5 27
4 4 4 4 4 4 24 4 4 5 4 2 2 4 5 30 3 5 3 4 5 5 25
5 3 4 2 4 2 20 5 5 4 5 5 3 5 5 37 5 4 4 4 5 5 27
4 4 2 3 5 3 21 5 5 5 5 5 2 5 5 37 5 4 4 2 4 5 24
5 3 4 2 5 2 21 5 5 5 4 2 3 5 5 34 3 3 3 3 3 3 18
4 2 5 2 5 2 20 5 5 2 4 5 3 5 5 34 3 3 3 4 3 3 19
4 3 5 2 5 2 21 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 4 5 4 5 5 28
5 3 4 3 4 3 22 5 4 3 4 5 3 4 4 32 5 5 5 2 4 4 25
4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 5 3 2 5 4 32 5 4 5 2 4 4 24
4 2 5 2 4 3 20 4 4 5 4 4 2 3 4 30 5 4 4 4 4 4 25
4 2 5 3 4 2 20 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 4 4 2 4 4 22
5 2 5 4 5 2 23 4 4 4 5 4 2 4 5 32 5 5 5 5 4 5 29
5 3 4 2 5 2 21 5 4 2 5 4 2 4 5 31 2 2 2 2 2 2 12
4 3 4 2 4 3 20 4 4 2 4 2 3 4 4 27 3 3 3 3 3 3 18
4 2 4 2 5 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 24 4 4 4 2 4 4 22
5 2 4 2 5 2 20 4 4 2 4 2 3 4 4 27 4 4 4 4 4 4 24
4 3 4 3 3 3 20 4 5 2 4 2 2 4 4 27 5 5 5 2 5 4 26
2 2 2 2 2 2 12 5 4 2 4 2 2 5 4 28 4 4 5 2 4 4 23
5 3 4 2 4 2 20 5 5 2 4 4 2 4 4 30 2 2 2 2 2 2 12
5 3 4 2 5 2 21 5 5 2 4 4 2 4 4 30 2 2 2 2 2 2 12
4 2 5 2 5 2 20 5 3 2 5 3 2 5 5 30 5 4 4 4 5 5 27
5 2 4 3 4 2 20 4 4 3 4 2 2 4 4 27 4 3 4 2 4 5 22
5 5 5 5 5 5 30 4 5 2 5 2 2 4 4 28 4 3 4 5 4 4 24
5 3 4 2 4 2 20 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 4 4 5 4 5 27
4 2 4 2 5 3 20 4 4 2 4 2 2 5 4 27 3 3 3 3 3 3 18
5 4 5 5 5 5 29 4 4 2 4 4 2 4 4 28 2 2 2 2 2 2 12
5 4 5 4 4 4 26 5 5 2 4 4 2 4 4 30 5 5 5 5 5 5 30
4 4 4 4 4 4 24 5 5 2 5 5 2 4 4 32 4 4 4 4 4 4 24
4 3 5 2 5 2 21 5 5 2 5 5 2 5 5 34 5 4 5 4 5 5 28
5 3 4 3 5 2 22 4 4 3 4 4 2 4 4 29 2 2 2 2 2 2 12
4 2 4 3 4 5 22 4 4 2 4 4 2 4 4 28 3 3 3 4 3 3 19
5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 2 4 4 30 5 4 4 2 4 4 23
5 3 4 2 5 3 22 5 4 2 5 4 2 4 5 31 2 2 2 2 2 2 12
4 2 4 3 4 3 20 4 4 2 4 4 2 4 4 28 4 4 3 4 4 4 23
4 3 4 3 5 2 21 5 5 3 4 2 2 4 4 29 3 3 3 3 3 3 18
3 3 5 2 5 2 20 4 5 2 5 2 2 5 4 29 4 3 4 2 4 4 21
3 3 3 3 3 3 18 5 5 2 5 5 3 5 5 35 4 4 5 3 3 5 24
5 2 4 3 4 3 21 4 5 3 4 4 2 4 4 30 2 2 2 2 2 2 12
5 5 5 5 5 5 30 5 5 2 5 5 2 5 4 33 3 3 3 3 3 3 18
4 3 4 4 4 2 21 5 5 2 5 5 2 5 4 33 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24 5 4 2 5 4 2 4 4 30 4 4 4 4 4 4 24
5 3 5 3 4 4 24 3 3 4 3 3 3 3 3 25 2 2 2 2 2 5 15
5 3 4 3 4 2 21 4 4 2 4 4 2 4 4 28 3 3 3 3 3 3 18
4 4 4 4 4 4 24 4 4 3 4 4 2 4 4 29 3 5 3 3 5 5 24
5 3 4 2 4 2 20 4 4 3 5 4 2 4 4 30 5 3 3 3 3 3 20
4 4 4 4 4 4 24 5 5 2 5 5 5 5 5 37 5 4 5 5 5 5 29
4 2 3 3 4 5 21 4 4 2 4 3 2 4 4 27 5 4 4 2 4 3 22
4 4 4 4 4 4 24 2 2 2 2 2 2 2 2 16 4 4 4 3 4 4 23
5 2 4 2 4 3 20 4 5 2 4 5 2 4 4 30 3 3 3 2 3 3 17
5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 5 5 5 5 30
5 2 5 2 4 2 20 5 5 3 4 4 3 5 5 34 3 3 3 3 4 2 18
2 3 2 2 3 2 14 4 4 4 5 5 5 4 4 35 4 4 4 4 4 4 24
4 2 5 2 4 3 20 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 4 2 4 3 23
2 2 2 2 2 2 12 4 5 3 4 4 2 4 4 30 4 4 4 4 5 4 25
3 3 3 3 3 3 18 4 4 2 5 4 2 4 4 29 3 3 3 3 3 3 18
2 2 2 3 2 2 13 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 2 4 2 2 2 24
4 4 4 4 4 4 24 5 4 4 4 3 3 4 5 32 3 3 3 3 3 3 18
5 3 4 3 4 2 21 2 2 2 3 2 5 5 5 26 5 4 4 2 4 3 22
4 2 4 5 5 3 23 4 4 2 5 4 2 4 4 29 3 3 3 3 3 2 17

Lampiran 5 : Hasil Olah Data SPSS

110
Uji Validitas

Correlations
EFIKASI. EFIKASI. EFIKASI. EFIKAS EFIKAS EFIKASI
1 2 EFIKASI.3 4 I.5 I.6 .TOTAL
EFIKASI.1 Pearson 1 ,057 ,487**
,094 ,580 **
,185 ,620**
Correlat
ion
Sig. (2- ,653 ,000 ,454 ,000 ,141 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65

EFIKASI.2 Pearson ,057 1 ,168 ,625** ,150 ,678** ,660**


Correlat
ion
Sig. (2- ,653 ,180 ,000 ,231 ,000 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65
EFIKASI.3 Pearson ,487 **
,168 1 ,131 ,638 **
,222 ,679**
Correlat
ion
Sig. (2- ,000 ,180 ,299 ,000 ,076 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65
EFIKASI.4 Pearson ,094 ,625** ,131 1 ,040 ,732** ,646**
Correlat
ion
Sig. (2- ,454 ,000 ,299 ,750 ,000 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65

EFIKASI.5 Pearson ,580** ,150 ,638** ,040 1 ,113 ,645**


Correlat
ion
Sig. (2- ,000 ,231 ,000 ,750 ,372 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65

EFIKASI.6 Pearson ,185 ,678 **


,222 ,732**
,113 1 ,722**
Correlat
ion

111
Sig. (2- ,141 ,000 ,076 ,000 ,372 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65

EFIKASI.T Pearson ,620** ,660** ,679** ,646** ,645** ,722** 1


OTAL Correlat
ion
Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 65 65 65 65 65 65 65

Correlations
HAW. HAW. HAW. HAW. HAW. HAW. HAW. HAW. HAW.TO
1 2 3 4 5 6 7 8 TAL
HAW.1 Pearson 1 ,754 **
,100 ,702 **
,475 **
,036 ,652 **
,516 **
,746**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,427 ,000 ,000 ,777 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.2 Pearson ,754 **
1 ,098 ,597 **
,452 **
,029 ,568 **
,372 **
,688**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,436 ,000 ,000 ,818 ,000 ,002 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.3 Pearson ,100 ,098 1 ,067 ,182 ,377 **
,089 ,289 *
,501**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,427 ,436 ,598 ,146 ,002 ,480 ,019 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.4 Pearson ,702 **
,597 **
,067 1 ,461 **
,076 ,635 **
,528 **
,712**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,598 ,000 ,548 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.5 Pearson ,475** ,452** ,182 ,461** 1 ,262* ,294* ,250* ,682**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,146 ,000 ,035 ,017 ,045 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.6 Pearson ,036 ,029 ,377 **
,076 ,262 *
1 ,299 *
,312 *
,511**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,777 ,818 ,002 ,548 ,035 ,015 ,011 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65

112
HAW.7 Pearson ,652** ,568** ,089 ,635** ,294* ,299* 1 ,645** ,726**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,480 ,000 ,017 ,015 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.8 Pearson ,516 **
,372 **
,289 *
,528 **
,250 *
,312 *
,645 **
1 ,696**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,019 ,000 ,045 ,011 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65
HAW.T Pearson ,746** ,688** ,501** ,712** ,682** ,511** ,726** ,696** 1
OTAL Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65 65 65

Correlations
POS.TOT
POS.1 POS.2 POS.3 POS.4 POS.5 POS.6 AL
POS.1 Pearson 1 ,548 **
,729 **
,069 ,482 **
,657 **
,814**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,584 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.2 Pearson ,548 **
1 ,457 **
,098 ,408 **
,441 **
,680**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,435 ,001 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.3 Pearson ,729** ,457** 1 ,105 ,529** ,617** ,803**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,404 ,000 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.4 Pearson ,069 ,098 ,105 1 ,085 ,163 ,407**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,584 ,435 ,404 ,501 ,193 ,001
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.5 Pearson ,482 **
,408 **
,529 **
,085 1 ,593 **
,717**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,501 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.6 Pearson ,657 **
,441 **
,617 **
,163 ,593 **
1 ,811**
Correlation

113
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,193 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65
POS.TOT Pearson ,814 **
,680 **
,803 **
,407 **
,717 **
,811 **
1
AL Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 65 65 65 65 65 65 65

Uji Regresi

Efikasi Diri

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,815 a
,665 ,660 3,56980
a. Predictors: (Constant), efikasi diri
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1592,607 1 1592,607 124,974 ,000b
Residual 802,839 63 12,743
Total 2395,446 64
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
b. Predictors: (Constant), efikasi diri

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -4,791 2,852 -1,680 ,098
efikasi diri 1,598 ,143 ,815 11,179 ,000
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Residuals Statisticsa

114
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 14,3886 43,1578 26,7077 4,98844 65
Std. Predicted Value -2,470 3,298 ,000 1,000 65
Standard Error of Predicted ,445 1,537 ,573 ,255 65
Value
Adjusted Predicted Value 14,6858 45,2406 26,7729 5,09381 65
Residual -11,97831 2,82512 ,00000 3,54180 65
Std. Residual -3,355 ,791 ,000 ,992 65
Stud. Residual -3,390 ,798 -,009 1,017 65
Deleted Residual -12,22354 2,86966 -,06517 3,72548 65
Stud. Deleted Residual -3,719 ,795 -,029 1,076 65
Mahal. Distance ,009 10,874 ,985 2,322 65
Cook's Distance ,000 ,919 ,028 ,116 65
Centered Leverage Value ,000 ,170 ,015 ,036 65
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Persepsi Dukungan Organisasi

115
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,873a
,762 ,758 3,00884
a. Predictors: (Constant), persepsi dukungan organisasi
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1825,100 1 1825,100 201,599 ,000b
Residual 570,346 63 9,053
Total 2395,446 64
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
b. Predictors: (Constant), persepsi dukungan organisasi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8,044 2,476 -3,249 ,002
persepsi dukungan 1,507 ,106 ,873 14,199 ,000
organisasi
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 10,0392 37,1632 26,7077 5,34015 65
Std. Predicted Value -3,121 1,958 ,000 1,000 65
Standard Error of Predicted ,373 1,232 ,492 ,192 65
Value
Adjusted Predicted Value 9,6443 37,4207 26,7150 5,35848 65
Residual -13,10807 10,44017 ,00000 2,98524 65
Std. Residual -4,357 3,470 ,000 ,992 65
Stud. Residual -4,394 3,650 -,001 1,016 65
Deleted Residual -13,33187 11,55193 -,00731 3,13130 65
Stud. Deleted Residual -5,233 4,078 -,011 1,106 65

116
Mahal. Distance ,000 9,743 ,985 1,864 65
Cook's Distance ,000 ,709 ,025 ,092 65
Centered Leverage Value ,000 ,152 ,015 ,029 65
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Interaksi Efikasi Diri*Persepsi Dukungan Organisasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,840a
,706 ,701 3,34322
a. Predictors: (Constant), x11xx22
b. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1691,287 1 1691,287 151,317 ,000b
Residual 704,159 63 11,177
Total 2395,446 64
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja
b. Predictors: (Constant), x11xx22

Coefficientsa

117
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9,031 1,496 6,038 ,000
x11xx22 ,038 ,003 ,840 12,301 ,000
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 14,5180 43,3245 26,7077 5,14066 65
Std. Predicted Value -2,371 3,232 ,000 1,000 65
Standard Error of Predicted ,415 1,413 ,543 ,222 65
Value
Adjusted Predicted Value 14,8079 45,3526 26,7779 5,24038 65
Residual -12,12015 6,25250 ,00000 3,31700 65
Std. Residual -3,625 1,870 ,000 ,992 65
Stud. Residual -3,661 1,922 -,010 1,023 65
Deleted Residual -12,35922 6,60138 -,07017 3,53123 65
Stud. Deleted Residual -4,093 1,965 -,026 1,071 65
Mahal. Distance ,001 10,449 ,985 2,096 65
Cook's Distance ,000 1,030 ,034 ,131 65
Centered Leverage Value ,000 ,163 ,015 ,033 65
a. Dependent Variable: kebahagiaan di tempat kerja

118

Anda mungkin juga menyukai