Anda di halaman 1dari 131

ANALISIS MOTIVASI KERJA DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN


(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. POS Indonesia Koppos
Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Manajemen

Disusun Oleh :

YUSTIN NUR HIDAYAT

C1180167

Dosen Pembimbing :

Drs. Dadan Hamdani MM.

KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOPERASI INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan

Pengeluaran Kas

Nama : Afrizaldi Amarsha

NRP : C2180013

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

MENYETUJUI MENGESAHKAN

Pembimbing Pembimbing

Dr. H. Gijanto Purbo S, SE., M.Sc. Toufiq Agung , SE., M.Ak, CIIQA

Direktur Program S1 Akuntansi

Dr. Eka Setiajatnika, SE.MSi

i
RIWAYAT HIDUP

Afrizaldi Amarsha, lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 20

Desember 1999. Anak kedua dari dua bersaudara pada pasangan Bapak Israr dan

Ibu Rosa Lesmana. Pendidikan formal yang ditempuh hingga sekarang, yaitu

sebagai berikut :

1. Tahun 2006 lulus TK Al-Ihsan, Rancaekek Bandung

2. Tahun 2012 lulus dari SDN Abdinegara Rancaekek Bandung

3. Tahun 2015 lulus dari SMP Al-Ma’soem Cipacing, Sumedang

4. Tahun 2018 lulus dari SMAN 1 Rancekek, Bandung

Pada tahun 2018, Penulis tercatat sebagai Mahasiswa Strata 1 di

Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN University), Konsentrasi Akuntansi

Keuangan

Pengalaman Organisasi :

- UNIT BOLA BASKET IKOPIN (2019-2021)

- HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI (2019-2020)

ii
RINGKASAN

Yustin Nur Hidayat (2022) Analisis Motivasi Kerja Dalam


Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai dan
Pensiunan PT Pos Bandung). Dibawah bimbingan Dadan Hamdani.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, koperasi membutuhkan
pengelolaan sistem manajemen yang baik. Salah satu sistem manajemen yang
memiliki peran penting dalam mengelola koperasi adalah sistem manajemen
Sumber Daya Manusia.
Motivasi kerja merupakan sebuah dorongan pada diri karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawab yang telah diberikan. Karyawan
yang dimiliki koperasi tidak hanya dituntut untuk bekerja terampil dan cakap,
tetapi koperasi juga membutuhkan karyawan yang berkeinginan bekerja dengan
giat dan mempunyai keinginan yang kuat untuk mencapai hasil kerja yang
maksimal.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (Case Study) dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Studi kasus termasuk kedalam penelitian analisis
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu
untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas.
Motivasi kerja karyawan Koperasi Koppos sudah mencapai kriteria Baik.
Kinerja karyawan Koperasi Koppos masuk dalam kategori Cukup Baik. Upaya-
upaya yang bisa dilakukan Koperasi Koppos untuk meningkatkan kinerja
karyawan melalui motivasi kerja yaitu: Menerapkan disiplin kerja karyawan,
memberikan hadiah atau penghargaan apabila karyawan bekerja sesuai target yang
ditentukan, melakukan promosi kepada karyawan berprestasi, dan mengadakan
pelatihan.

Kata Kunci : Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan,

iii
ABSTRACT

Yustin Nur Hidayat, Analysis Of Work Motivation On Employee Performance,


Case Study at the PT POS Cooperative of Cilaki Bandung, under the guidance of
Dadan Hamdani.
To achieve the expected goals, cooperatives need a good management
system. One management system that has an important role in managing
cooperatives is the Human Resources management system.
motivation is an encouragement for employees to complete the work or
responsibilities that have been given. Employees owned by cooperatives are not
only required to work skillfully and competently, but cooperatives also require
employees who are willing to work hard and have a strong desire to achieve
maximum work results.
This research uses a case study method with a quantitative descriptive
approach. Case studies are included in descriptive analysis research, namely
research conducted focused on a particular case to be observed and analyzed
carefully to completion.
The work motivation of Koppos Cooperative employees has reached the Good
criteria. The performance of Koppos Cooperative employees is categorized as
Good Enough. Efforts that can be made by Koppos Cooperatives to improve
employee performance through work motivation are: Implementing employee
work discipline, giving gifts or awards if employees work according to the
specified targets, promoting outstanding employees, and conducting training.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Gaya

Kepemimpinan Pengurus dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan”

pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari dapat diselesaikan. Penulisan skirpsi ini

diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada

Konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia, Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN

UNIVERSITY).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu untuk menyempurnakan skripsi ini,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulisan skripsi ini

tidak akan terselesaikan tanpa adanya dorongan, bimbingan, dan bantuan dari

berbagai pihak.

Usaha dan doa tak akan lengkap tanpa dukungan dari keluarga tercinta dari

kedua orang tua saya Alm Bapak Yasep Hidayat dan Ibu Yuyun Yuningsih yang

tak lelah selalu memanjatkan doa, memberikan semangat dan dorongan selama

perkuliahan hingga penulisan tugas akhir ini dan tak lupa kepada adik saya Dian,

Hani, dan Deswita yang selalu berdoa dan memberi semangat untuk saya. Dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. (HC). Burhanudin Abdullah, MA selaku Rektor Universitas

Koperasi Indonesia.

ii
2. Ibu Dr. Ami Purnamawati, Dra., M.Si. selaku Ketua Prodi Sarjana Manajemen.

3. Bapak Drs. Dadan Hamdani M.M selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing saya dengan meluangkan banyak waktu, memberikan dukungan

dan arahan, pikiran serta tenaga dalam membimbing penulisan skripsi saya.

4. Ibu Hj. Suarny Amran S.H M.H selaku dosen penelaah/penguji konsentrasi

yang telah memberikan banyak masukan dan saran yang sangat bermanfaat

dalam proses menyelesaikan skripsi saya.

5. Bapak H. Dindin Burhanudin, SE, M.Sc. selaku dosen penelaah/penguji

koperasi yang telah memberikan banyak arahan, dukungan dan saran yang

sangat bermanfaat dalam proses menyelesaikan skripsi saya.

6. Bapak/Ibu seluruh Civitas Akademika Universitas Koperasi Indonesia yang

telah memberikan ilmu, motivasi serta dukungan selama perkuliahan.

7. Bapak Harry Selaku Ketua Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS Koppos

Kota Bandung, Jawa Barat yang telah memberikan izin untuk Penelitian di

Koperasi tersebut. Seluruh jajaran pengurus, pengawas, karyawan serta

anggota Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS Kota Bandung, Jawa

Barat yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan informasi

yang dibutuhkan selama penulisan skripsi ini.

8. Sahabat sekaligus keluarga Muhtar Sahid Abdulloh, Zahra Ingeu Prastiwi, dan

Musael Nur Aziza yang selalu memberikan dukungan dan tak lelah

memberikan dorongan di hari-hari terburuk saya. Semoga kita selalu bersama –

sama dalam kebaikan.

9. Sahabat “CLUE” Tiara, Rifa, Jihan, Intani, dan Musael yang selalu

iii
memberikan keceriaan juga semangat dalam proses penulisan skripsi ini.

Semoga kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

10. Sahabat “Tetangga Sebelah” Ressa, Rini, Jodi, Arif, Soni, Fikran, dan Aldy

yang selalu memberikan dorongan dan keceriaan dalam penulisan skripsi ini.

Terimakasih sudah ada selama bertahun – tahun. Semoga kita selalu bersama –

sama dalam kebaikan.

11. Sahabat “Kelompok 5 Bab 2” Auliah, Risky, Angel, Meisa yang selalu hadir

memberikan semangat dan mengapresiasi proses yang saya jalankan selama

ini. Semoga kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

12. Sahabat “Kumpul Sabtu” Syehab, Nono, Epul, Vian, Bokip, Angga, Sael, Rifa,

Jihan, Tidel, Inin yang selalu memberikan tawa selama proses perkuliahan

hingga saat ini. Semoga kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

13. Sahabat “Raisa” Ayu, Dile, Isus, Rifa yang selalu memberikan semangat dari

mulai penulisan skripsi ini dan mengapresiasi hasil yang saya capai hingga saat

ini. Terimakasih juga selama 10 tahun selalu memberikan keceriaan. Semoga

kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

14. Teman – teman UBBI 18 Elga, Nadia, Saeful, Syehab, Atta, Ezra, Ingeu,

Azzam, Didi yang telah memberikan keseruan disaat – saat kejenuhan

perkuliahan. Semoga kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

15. Sahabat kos “Pondok Amanda” Saeful, Syehrizal, Haris, Atta, Maul, Hasan,

Pandu, Farid, Ingeu, Santi yang sangat memberikan semangat dan selalu ada

pada proses penulisan skripsi ini. Terimakasih selalu mengapresiasi hasil yang

iv
telah saya peroleh hingga saat ini. Semoga kita selalu bersama – sama dalam

kebaikan.

16. Teman – teman “Praktek Lapang Kelompok 5” Elga, Saeful, Nurul, Melinda,

Inne yang telah memberikan pengalaman baru dan mendukung saya dalam

penulisan skripsi ini. Semoga kita selalu bersama – sama dalam kebaikan.

17. Teman – teman “Language Center of IKOPIN 18” Rista, Nida, Inne, Eka,

Farah Syadilla, Fitri, Muhtar, Rizky yang telah memberikan kesan baru dan

pelajaran baru selama di LC. Semoga kita selalu bersama – sama dalam

kebaikan.

18. Sahabat dan teman keluh kesah Teh Asri, Teh Sri, Febiana yang telah

memberikan masukkan, arahan, dan semangat. Terimakasih telah

mendengarkan keluh kesah selama proses penulisan skripsi ini. Semoga kita

selalu bersama – sama dalam kebaikan.

19. Sahabat-sahabat satu bimbingan yang sama-sama berjuang menyelesaikan

skripsi dan saling memberikan motivasi dan semangat selama proses penulisan

skripsi.

20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak

telah memberikan segala dukungan, doa dan motivasi.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik, saran dan masukan yang membangun

sangatlah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis memohon kepada

v
Allah SWT agar membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

21.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................i
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................................ii
RINGKASAN.....................................................................................................................iii
ABSTRACT........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian..................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah...........................................................................8
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...........................................................8
1.4. Kegunaan Penelitian..........................................................................8
1.4.1. Aspek Teoritis..............................................................................................8
1.4.2. Aspek Praktis...............................................................................................9
BAB II PENDEKATAN MASALAH DAN METODOLOGI PENELITIAN.................10
2.1. Pendekatan Masalah.........................................................................10
2.1.1. Pendekatan Perkoperasian..........................................................................10
2.1.2. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)........................21
2.1.3. Pendekatan Motivasi Kerja........................................................................24
2.1.4. Pendekatan Kinerja....................................................................................30
2.1.5. Keterkaitan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan.............................34
2.1.6. Penelitian Terdahulu..................................................................................36
2.2. Metodologi Penelitian......................................................................36
2.2.1. Data Yang Diperlukan...............................................................................37
2.2.2. Operasional Variabel..................................................................................39
2.2.3. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................40
2.2.4. Teknik Pengambilan Sampel.....................................................................41
2.2.5. Analisis Data..............................................................................................42
2.2.6. Tempat dan Lokasi Penelitian....................................................................48
2.2.7. Jadwal Penelitian........................................................................................49
BAB III KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN..................................................50

vii
3.1. Keadaan Organisasi dan Manajemen Koperasi Pegawai dan
Pensiunan PT POS Koppos Bandung..........................................................50
3.1.1. Sejarah Berdirinya Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS Koppos
Bandung 50
3.1.2. Struktur Organisasi Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. POSKoppos
Bandung 50
3.2. Keanggotaan Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS Bandung.56
3.3. Kegiatan Usaha Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Koppos
Bandung.......................................................................................................57
3.3.1. Unit Simpan Pinjam...................................................................................57
3.3.2. Unit Usaha Koppos Mart...........................................................................58
3.3.3. Unit Pengadaan..........................................................................................58
3.4. Keadaan Permodalan Keuangan Koperasi.......................................59
3.4.1. Permodalan Pada Primer Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Bandung 59
3.5. Keadaan Keuangan Pada Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Bandung.......................................................................................................60
3.6. Implementasi Jati Diri Koperasi......................................................63
3.6.1. Implementasi Definisi Koperasi.................................................................63
3.6.2. Implementasi Nilai – Nilai Koperasi.........................................................64
3.6.3. Implementasi Prinsip – Prinsip Koperasi Pada Koperasi Koppos.............67
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL...........................................................................70
4.1 Identitas Responden.....................................................................................................70
4.2 Motivasi Kerja..................................................................................71
4.3 Kinerja Karyawan............................................................................85
4.4 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Terkait Motivasi Kerja Koperasi
Koppos Agar Kinerja Karyawan Meningkat................................................96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................101
5.2 Kesimpulan............................................................................................................101
5.3 Saran......................................................................................................................102
5.3.1 Saran Teoritis...........................................................................................102
5.2.2. Saran Praktis............................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................106

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Karyawan Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Indonesia Koppos Bandung Tahun 2016-2020...................................................................5
Tabel 1. 2 Rekapitulasi Pencapaian Hasil Kerja Koperasi Koppos Bandung Tahun 2016-
2020......................................................................................................................................6
Tabel 2.1 Operasional Variabel.........................................................................................39
Tabel 2.2 Cara Pengumpulan Data....................................................................................41
Tabel 2.3 Alternatif Jawaban Responden Untuk Pernyataan Positif.................................43
Tabel 2.4 Alternatif Jawaban Responden Untuk Pernyataan Negatif 43
Tabel 2.5 Skor dan Kriteria Motivasi Kerja.......................................................................44
Tabel 2.6 Skor dan Kriteria Kinerja Karyawan.................................................................45
Tabel 2.7 Pengukuran Motivasi Kerja...............................................................................45
Tabel 2.8 Pengukuran Kinerja Karyawan..........................................................................46
Tabel 2.9 Rekapitulasi Nilai Untuk Masing-Masing Variabel X dan Y............................46
Tabel 2.10 Skor dan Kriteria Indikator Motivasi Kerja.....................................................47
Tabel 2.11 Skor dan Kriteria Indikator Kinerja Karyawan................................................48
Tabel 3.1 Perkembangan Permodalan Pada Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Bandung.............................................................................................................................60
Tabel 3.2 Perkembangan Likuiditas Koperasi Koppos......................................................61
Tabel 3.3 Perkembangan Solvabilitas Pada Koperasi Koppos..........................................62
Tabel 3.4 Implementasi Definisi Koperasi pada Koperasi Koppos...................................63
Tabel 3.5 Implementasi Nilai – Nilai Koperasi Pada Koperasi Koppos............................64
Tabel 3.5 Implementasi Prinsip – Prinsip Koperasi Pada Koperasi Koppos.....................67
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Memenuhi Kebutuhan Pokok Karyawan..........................................................69
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Penyelenggaraan Kerja Yang Baik...................................................................70
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Perlengkapan Pembekalan Yang Memadai.......................................................71
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Manajemen Partisipasif yang Baik...................................................................72
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Hubungan Yang Akrab Antara Sesama Pegawai Maupun Antara Pegawai
Dengan Atasan...................................................................................................................73
Tabel 4. 6 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Kondisi Kerja Yang Nyaman............................................................................74
Tabel 4. 7 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Kondisi Kerja Yang Aman................................................................................75
Tabel 4. 8 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos

ix
Mengenai Kondisi Kerja Yang Tenang.............................................................................76
Tabel 4. 9 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Peralatan Yang Memadai..................................................................................77
Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Tugas Yang Menantang.....................................................................................................78
Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Tugas Yang Menantang.....................................................................................................79
Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Tugas Yang Menarik.........................................................................................80
Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Pengembangan Potensi Diri Seorang Pegawai.................................................81
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi Koppos
Mengenai Pengakuan Terhadap Prestasi............................................................................82
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Pada Koperasi Koppos
Mengenai Prestasi Dalam Melakukan Suatu Pekerjaan.....................................................83
Tabel 4. 15 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Pada Koperasi Koppos
Mengenai Kewajiban Seseorang Untuk Melaksanakan Fungsi-Fungsi Yang Ditugaskan
Sesuai Pengarahan..............................................................................................................84
Tabel 4.16 Rekapitulasi Nilai Motivasi Kerja...................................................................85
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Hasil Pekerjaan Sesuai Standar Atau Pedoman Yang Telah Ditetapkan..........86
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Kerapihan Dalam Bekerja.................................................................................87
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Ketelitian Dalam Bekerja..................................................................................88
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Ketepatan Dalam Bekerja.................................................................................89
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Jumlah Output Yang Dihasilkan.......................................................................90
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Tingkat Kecepatan Dalam Menyelesaikan Tugas Baik Tugas Rutin Maupun
Tambahan...........................................................................................................................91
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Sikap Karyawan Saat Diberikan Intruksi..........................................................92
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Tingkat Inisiatif Dalam Bekerja........................................................................93
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Tingkat Kerajinan Seperti Rendahnya Jumlah Absen......................................94
Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Hubungan Kerja Antar Karyawan.....................................................................95
Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Loyalitas Kepada Karyawan.............................................................................96

x
Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada Koperasi Koppos
Mengenai Kemampuan Bekerja Sama Dengan Karyawan Lain Dalam Melaksanakan
Pekerjaan............................................................................................................................97
Tabel 4.29 Rekapitulasi Variabel Kinerja Karyawan........................................................98

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Koppos............................................................51

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada abad ini persaingan semakin terasa jelas dan pesat, terutama pada

aspek sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan saat ini sumber daya

manusia dituntut untuk memiliki kesiapan kualifikasi yang kompeten. Sumber

daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai penggerak utama

dalam pelaksanaan seluruh aktivitas pelaku ekonomi. Adapun pelaku ekonomi di

Indonesia yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha milik Swasta

(BUMS), dan Koperasi.

Sampai saat ini koperasi menjadi sokongan harapan perekonomian untuk

kebutuhan masyarakat. Sebagaimana telah dimuat dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat

(1) yang menegaskan bahwa :

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas


kekeluargaan”

Atas dasar landasan tersebut mengartikan bahwa dalam kegiatannya

koperasi tumbuh dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat berdasarkan asas

kekeluargaan.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi memiliki beberapa bidang

usaha sebagai wadah perekonomian dan kegiatan sosial masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan dan menyalurkan aspirasi yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat dan memberikan peningkatan terhadap perekonomian. Hal tersebut

sesuai dengan tujuan koperasi yang ada dalam pasal 3 UU No.25 Tahun 1992

yang berbunyi:

1
2

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945”
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, koperasi membutuhkan

pengelolaan sistem manajemen yang baik. Salah satu sistem manajemen yang

memiliki peran penting dalam mengelola koperasi adalah sistem manajemen

Sumber Daya Manusia (SDM).

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting karena pada hakikatnya sumber daya manusia sebagai penggerak maupun

perencana untuk mencapai tujuan. Mengingat pentingnya peran sumber daya

manusia dalam perusahaan agar tetap “survive” dalam iklim persaingan bebas

tanpa batas, maka peran manajemen sumber daya manusia tidak hanya menjadi

tanggung jawab pegawa atau karyawan, akan tetapi merupakan tanggung jawab

pimpinan perusahaan (Rivai, 2014:6).

Pengurus merupakan perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui

rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha (Sitio, 2001:37).

Peran pengurus sangat penting bagi perkembangan karyawan agar dapat mencapai

kinerja yang baik. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2017:67). Kinerja

yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas

kerja yang tinggi. Suryadi Prawirosentono dalam Fransiskus Ady (2013:101)

mengemukakan bahwa :

“Keberhasilan suatu perusahaan dapat dicapai dengan


meningkatkan kinerja karyawan”
3

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan

dan motivasi (Mangkunegara 2006:13). Motivasi berasal dari sumber-sumber

yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Perilaku yang dimotivasi secara

instrinsik (intrinsically motivated behavior) merupakan perilaku yang sumber

motivasinya berasal dari kepuasan melakukan pekerjaan itu sendiri (Jones dan

George, 2007). Sedangkan perilaku yang dimotivasi secara ekstrinsik

(extrinsically motivated behavior) merupakan perilaku yang ditunjukan oleh

seseorang dengan tujuan memperoleh imbalan material, imbalan sosial, atau untuk

menghindari hukuman. Seseorang dapat pula termotivasi baik secara intrinsik

maupun ektrinsik.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan, pengurus diharapkan bisa

memberikan motivasi agar karyawan terdorong untuk melakukan pekerjaannya,

agar target yang telah ditentukan dapat terealisasi. Selain peran dari pengurus,

seorang karyawan koperasi juga diharapkan memiliki motivasi tinggi yang berasal

dari dalam dirinya untuk bisa bekerja lebih giat lagi dan mencapai kinerja yang

baik. Menurut A. A Anwar Prabu Mangkunegara (2001:94) :

“Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,


mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja.”
Berdasarkan pengertian tersebut motivasi kerja merupakan sebuah

dorongan pada diri karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawab

yang telah diberikan. Karyawan yang dimiliki koperasi tidak hanya dituntut untuk

bekerja terampil dan cakap, tetapi koperasi juga membutuhkan karyawan yang

berkeinginan bekerja dengan giat dan mempunyai keinginan yang kuat untuk
4

mencapai hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu agar karyawan tersebut bisa

bekerja giat dan maksimal maka dalam hal ini motivasi memiliki peran yang

cukup penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Termasuk pada koperasi

dan salah satunya Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos

Bandung di Jl. Cilaki No.73 Bandung. Koperasi ini berdiri tanggal 27 Desember

1960 dengan Badan Hukum No.3053 dan terdaftar dalam daftar umum tanggal 15

Desember 1968 No. 3053/BH/IX-19/12-67 berkedudukan di kota Bandung.

Dengan dilatarbelakangi keinginan untuk lebih maju dan berkembang, maka

selanjutnya pada tahun 1998 diadakan perubahan Anggaran Dasar tepatnya

tanggal 3 Juni 1998 No.3053/BH/PAD/KWK.10/VI/1998 dan terakhir diadakan

Perubahan Anggaran Dasar kembali dengan No.32/PAD/XIII.23/XI/Dinas

KUKM & Perindag/2012 tanggal 01 Nopember 2012 berkedudukan di Kota

Bandung dengan alamat jalan Cilaki No.73 Bandung 40115. Anggota dari

Koperasi ini adalah pegawai dan pensiunan dari PT. Pos Indonesia Bandung. Pada

tahun 2020 Koppos memiliki jumlah anggota sebanyak 883 anggota dan memiliki

beberapa unit usaha seperti unit usaha simpan pinjam, unit usaha warung “Koppos

Mart”, unit penyewaan gedung, dan unit pengadaan. Dalam mengelola semua unit

usahanya, Koperasi Koppos Bandung harus dikelola dengan baik demi

tercapainya target yang telah ditentukan.

Adapun data perkembangan jumlah karyawan pada Koperasi Pegawai

dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung dari tahun 2016 sampai

dengan tahun 2020 :


5

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Karyawan Koperasi Pegawai dan

Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020


Keterangan
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)

Karyawan
Koperasi PT.
16 15 15 13 12
Pos Koppos
Bandung

Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai dan Pensiunan Koppos Bandung


2016-2020
Berdasarkan data tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

karyawan pada Koperasi PT. Pos Koppos Bandung mengalami penurunan jumlah

karyawan pada tahun 2019 sebanyak dua orang dan pada tahun 2020 sebanyak

satu orang. Penurunan tersebut dikarenakan karyawan mengundurkan diri

(resign). Selain terjadinya penurunan jumlah karyawan, adapun masalah lain yaitu

menurunnya capaian hasil kerja tahun 2016-2020 berikut data perkembangannya :

Tabel 1. 2 Rekapitulasi Pencapaian Hasil Kerja Koperasi Koppos Bandung


Tahun 2016-2020

Target Realisasi
Pencapaian
No Tahun Pendapatan Pendapatan
%
(Rp) (Rp)
1 2016 2.055.000.000 2.057.610.918 100,13
2 2017 2.200.000.000 1.964.401.954 89,29
3 2018 2.218.000.000 1.853.207.575 83,55
4 2019 2.088.000.000 1.801.429.816 86,29
5 2020 2.118.000.000 1.792.864.980 84,92
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai dan Pensiunan Koppos
6

Bandung 2016-2020

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 rencana

pendapatan koperasi sebesar Rp. 2.118.000.000 dan pencapaian hasil kerja yang

terealisasi pada tahun tersebut sebesar Rp. 1.792.864.980 apabila di persentasekan

yang dapat terealisasi yaitu sebesar 84,92%. Hal tersebut diduga bahwa kinerja

karyawan mengalami penurunan, karena tidak tercapainya target yang telah

ditentukan.

Penurunan jumlah karyawan dan capaian hasil kerja koperasi Koppos

Bandung diduga karena kurangnya motivasi kerja. Hal tersebut ditandai dengan

tidak adanya penghargaan berupa pengakuan maupun penghargaan yang diberikan

kepada karyawan. Padahal dengan adanya motivasi kerja, karyawan akan

senantiasa dirangsang untuk melakukan pekerjaan sehingga tujuan perusahaan

akan tercapai. Maka dari itu setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja

yang tinggi sehingga nantinya akan meningkatkan kinerja yang tinggi.

Setelah melakukan wawancara pra penelitian dengan ketua pengurus

koperasi terdapat kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah

diberikan. Kurangnya rasa tanggung jawab tersebut ditandai dengan karyawan

yang kurang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan.

Selain itu, adapun karyawan yang kurang teliti dalam menginput data barang

sehingga menimbulkan kesalahan dalam penyediaan stock barang. Kehadiran

karyawan juga masih belum optimal. Dalam artian masih ada karyawan yang

terlambat masuk kerja padahal jam kerja sudah ditentukan dan disepakati. Hal

tersebut mengakibatkan jam kerja karyawan menjadi berkurang dan berdampak


7

terhadap tidak tercapainya perusahaan. (jam masuk kerja pukul 08.00 WIB)

Berdasarkan hasil survey dan wawancara pra penelitian, penulis dapat

melihat fenomena masalah yang berkaitan dengan motivasi dan kinerja yaitu :

1. Belum adanya penghargaan yang diberikan kepada karyawan

2. Kualitas kerja dalam penyelesaian pekerjaan

3. Belum dapat diandalkannya karyawan berkaitan dengan absensi

karyawan. Dalam artian masih ada beberapa karyawan yang datang

terlambat.

Berdasarkan beberapa fenomena diatas menunjukan bahwa kinerja

karyawan diduga masih dalam keadaan kurang baik, maka dalam hal ini koperasi

harus lebih memperhatikan dan memiliki cara agar kinerja yang baik dapat

tercapai.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di Koperasi Pegawai dan Pensiunan

Koppos Bandung yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah bagaimana

motivasi kerja untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan. Maka penelitian ini

diberi judul :

“ANALISIS MOTIVASI KERJA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN” (Studi kasus pada Koperasi
Pegawai dan Pensiunan Koppos Bandung)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana motivasi kerja Koperasi Koppos Bandung

2. Bagaimana kinerja karyawan Koperasi Koppos Bandung


8

3. Bagaimana pemberian motivasi kerja dalam upaya meningkatkan

kinerja karyawan Koperasi Koppos Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kinerja

karyawan yang ada di Koperasi Koppos Bandung terkait dengan motivasi kerja.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Motivasi kerja di Koperasi Koppos Bandung.

2. Kinerja karyawan pada Koperasi Koppos Bandung.

3. Pemberian motivasi kerja dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan

pada Koperasi Koppos Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengembangan

ilmu pengetahuan koperasi dan juga ilmu manajemen sumber daya manusia,

khususnya mengenai motivasi kerja dan kinerja karyawan.

1.1.1. Aspek Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi

kepada Koperasi Pegawan dan Pensiunan POS Bandung sebagai bahan untuk

pengambilan keputusan yang terkait dengan motivasi kerja dan kinerja karyawan.

Serta sebagai bahan masukan untuk para pengurus koperasi dalam pengambilan

keputusan dan menentukan kebijakan terkait permasalahan yang diteliti.


BAB II

PENDEKATAN MASALAH DAN METODOLOGI PENELITIAN

1.2. Pendekatan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dibuat

sebelumnya, dibutuhkan beberapa pendekatan masalah agar memperoleh

pemecahan pada masalah terebut. Pendekatan – pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu pendekatan perkoperasian, pendekatan sumber daya

manusia, pendekatan motivasi kerja, dan pendekatan kinerja karyawan.

1.2.1. Pendekatan Perkoperasian

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992

Tentang Perkoperasian, Pada Pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa :

“Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut

kehidupan koperasi”

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa perkoperasian merupakan

keseluruhan yang terkait dengan koperasi. Terdapat jati diri koperasi di mana jati

diri koperasi terdiri dari definisi koperasi, nilai – nilai koperasi dan prinsip –

prinsip koperasi.

1.2.1.1. Definisi Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang dibangun atas perkumpulan orang

atas dasar kepentingan yang sama dan memiliki tujuan yang sama yaitu

meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

10
11

Definisi Koperasi menurut Moh. Hatta (Subandi, 2010:18) adalah :

“Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk


membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya
dengan ongkos yang semurah-murahnya itulah yang dituju,
pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan.”

Serta definisi koperasi menurut ICA (International Cooperative Alliance)

yang dalam Hendar (2010:18) :

“Koperasi didefinisikan sebagai perkumpulan orang – orang


atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial
ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi
anggotanya dengan saling membantu antara satu dengan yang
lainnya dengan cara membatasi keuntungan, serta usaha
tersebut harus didasarkan prinsip – prinsip koperasi.”

Berdasarkan definisi – definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

koperasi ialah suatu perkumpulan orang – orang yang bersatu secara sukarela

dengan jalan kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

1.2.1.2. Nilai – Nilai Koperasi

Nilai – nilai koperasi merupakan standar nilai yang telah disepakati

berdasarkan tradisi para pendirinya dan dijadikan landasan ideologi koperasi

dalam mewujudkan cita – citanya. Menurut ICA (International Cooperative

Alliance) dalam Hendar (2010:10) sebagai berikut :

1. Menolong diri sendiri (Self-help)

2. Tanggung Jawab (Self-responsibility)

3. Demokrasi (Democracy)

4. Persamaan (Equality)

5. Keadilan (Equity)
12

6. Solidaritas (Solidarity)

Adapun penjelasan mengenai nilai – nilai yang telah dikemukakan oleh

ICA diuraikan sebagai berikut :

1. Menolong diri sendiri (self-help), koperasi sebagai upaya menolong

diri sendiri dengan motif kerjasama yang menjadi himpunan

kekuatan dengan tujuan untuk memecahkan masalah bersama.

2. Tanggung Jawab (self-responsibility), semua hal – hal yang

berkaitan dengan kegiatan koperasi harus dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab.

3. Demokrasi (democracy), setiap anggota koperasi benar – benar

terlibat secara aktif dalam menentukan dan mengendalikan

jalannya kegiatan koperasi.

4. Persamaan (equality), nilai yang bertautan dengan perlauan yang

sama bagi setiap anggtota tanpa adanya pandangan besar atau kecil

simpanan yang dimiliki oleh setiap anggota.

5. Keadilan (equity), keadilan dalam koperasi tercermin dari prinsip

pembagian surplus (SHU) sesuai jasa anggota.

6. Solidaritas (solidarity), kesadaran untuk bekerja sama dalam

koperasi bisa terwujud dengan rasa semangat kesetiakawanan.


13

1.2.1.3. Prinsip – Prinsip Koperasi

Prinsip – prinsip Koperasi tercantum dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab III pasal 5 ayat (1) dan

ayat (2) :

1. Koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil

dan sebanding dengan besarnya jasa usaha

masing– masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

e. Kemandirian.

2. Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan

pula prinsip Koperasi sebagai berikut :

a. Pendidikan perkoperasian.

b. Kerjasama antar koperasi.

Prinsip keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka dalam artian koperasi

merupakan organisasi yang keanggotannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua

orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung

jawab keanggotaan.

Prinsip pengelolaan dilakukan secara demokratis berarti dalam

pengelolaannya koperasi dilakukan secara demokratis yang diawasi oleh

anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan.


14

Anggota juga mempunyai hak pilih dan memilih serta memiliki hak suara yang

sama (one man,one vote).

Prinsip pembagian sisa hasil usaha secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing – masing anggota berarti bahwa pembagian sisa hasil

usaha kepada anggota dilakukan bukan hanya berdasarkan modal saja, tapi juga

berbanding lurus dengan kontribusi yang dilakukan anggota terhadap unit usaha

koperasi.

Pemberian balas jasa yang terbatas atas modal mempunyai makna bahwa

pada dasarnya modal pada koperasi digunakan untuk kemanfaatan anggota dan

bukan semata – mata untuk mencari keuntungan. Sehingga besarnya modal yang

diberikan kepada anggota juga terbatas, tidak hanya didasarkan semata – mata

atas besarnya modal yang diberikan. Maksud dari kata terbatas adalah wajar tidak

melebihi suku bunga yang ada di pasar.

Kemandirian berarti bahwa koperasi dapat berdiri sendiri, tidak

bergantung kepada pihak manapun yang dilandasi oleh kepercayaan pada

pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Kemandirian bermakna

juga sifat keleluasaan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya berani

mempertanggung jawabkan perbuatan sendiri dan kehendak untuk mengelola diri

sendiri.

Pendidikan koperasi berarti bahwa koperasi memfasilitasi pendidikan dan

pelatihan bagi anggota, manajer, karyawan, dan para wakil yang dipilih sehingga

mereka dapat melaksanakan tugasnya lebih efektif untuk mengembangkan

koperasi.
15

Kerjasama antar koperasi mengandung artian bahwa dalam

pengembanganya koperasi memerlukan adanya kerjasama antar koperasi lainnya

dengan harapan bahwa kerjasama tersebut dapat mengembangkan perekonomian

nasional serta mewujudkan kesejahteraan koperasi tersebut.

1.2.1.4. Asas Koperasi

Asas koperasi sesuai dengan pasal 2 Undang – Undang Republik

Indonesia No.25/1992 adalah berasaskan kekeluargaan. Asas kekeluargaan dalam

koperasi sendiri memberikan arti bahwa semua kegiatan koperasi dikerjakan

secara bersama-sama dan ditujukan untuk kepentingan bersama.

1.2.1.5. Jenis – Jenis Koperasi

Jenis koperasi didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan ekonomi

anggotanya. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian pada Bab IV pasal 16 menyatakan bahwa jenis-jenis koperasi,

terdiri dari :

1. Koperasi Simpan Pinjam merupakan jenis koperasi yang

bergerak dalam pemupukan simpanan dari anggotanya untuk

kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggotanya yang

membutuhkan bantuan modal bagi usahanya.

2. Koperasi Konsumen merupakan jenis koperasi yang berkiprah

dalam bidang penyediaan barang – barang konsumsi yang

dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis konsumsi yang

dilayani oleh koperasi ini tergantung kepada ragam anggota

dan daerah tempat kerja koperasi didirikan.


16

3. Koperasi Produsen merupakan jenis koperasi yang kegiatan

utamanya memproses bahan baku menjadi barang jadi atau

barang setengah jadi kemudian dijual kepada konsumen yang

membutuhkan. Kegiatan produksi di koperasi produsen

bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan-pelayanan yang

menunjang peningkatan usaha ataupun laba

anggotanya.Koperasi Pemasaran merupakan jenis koperasi

yang dibentuk untuk membantu para anggotanya dalam

memasarkan barang-barang yang dihasilkan. Tujuan dari

koperasi pemasaran dalah untuk menyederhanakan mata rantai

tata niaga dan mangurangi sekecil-kecilnya keterlibatan

perantara dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan.

4. Koperasi Jasa merupakan jenis koperasi yang kegiatan

usahanya bergerak pada pelayanan jasa yang dibutuhkan

anggtoa. Tujuannya untuk menyatukan potensi ekonomi yang

dimiliki oleh masing-masing anggotanya.


17

1.2.1.6. Organisasi Koperasi

Organisasi adalah alat untuk mencapai sebuah tujuan. Adapun struktur

organisasi merupakan hubungan dan susunan antarkomponen dan antarposisi

dalam sebuah perusahaan. Struktur organisasi menggambarkan tingkatan

organisasi dan wewenang serta garis koordinasi dan tanggugjawab.

Koperasi sebagai suatu organisasi juga memiliki struktur tingkatan dan

garis komando. Organisasi koperasi merupakan suatu sistem sosial ekonomi atau

sosial teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan.

Karena itu, terdapat tiga sub-sistem organisasi koperasi, yaitu:

1. Anggota koperasi sebagai individu yang bertindak

sebagai pemilik dan konsumen akhir.

2. Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan

maupun kelompok yang memanfaatkan koperasi sebagai

pemasok.

3. Koperasi sebagai badan usaha yang melayani anggota

koperasi masyarakat.

Ropke berpendapat, terdapat tiga pihak dalam organisasi koperasi, yaitu :

1. Anggota Koperasi

Anggota koperasi adalah konsumen akhir dan pengusaha

yang memanfaatkan koperasi dalam kegiatan sosial

ekonominya.
18

2. Badan Usaha Koperasi

Badan usaha koperasi adalah satu kesatuan dari anggota,

pengelola, dan pengawas koperasi yang berusaha

meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya

melalui perusahaan koperasi.

3. Organisasi Koperasi

Organisasi koperasi sebagai badan usaha bertindak

sebagai perusahaan yang melayani anggotanya maupun

non anggota.

Struktur dari sistem manajemen koperasi di Indonesia dapat dilihat dari

perangkat organisasi koperasi yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2012.

Berdasarkan UU tersebut, perangkat organisasi koperasi Indonesia adalah Rapat

Anggota, Pengurus, dan Pengawas.

1. Rapat Anggota

Rapat anggota dihadiri oleh anggota dan merupakan pemegang

kekuasaan tertinggi dari koperasi. Keputusan-keputusan rapat anggota

diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila

musyawarah gagal mencapai kemufakatan, maka pengambilan keputusan

dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Dalam hal pemungutan suara,

setiap anggota mempunyai hak satu suara.


19

Rapat anggota yang digelar sekurang-kurangnya setahun sekali,

menetapkan (1) Anggaran Dasar, (2) Kebijakan umum di bidang

organisasi, (3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan

pengawas, (4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi, serta pengesahan laporan keuangan, (5) Pengesahan

pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya, (6)

Pembagian sisa hasil usaha, (7) Penggabungan, peleburan, pembagian,

dan pembubaran koperasi.

Selain rapat anggota, koperasi juga dapat melaksanakan Rapat

Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan

segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar

biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas

keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.

2. Pengurus

Pengurus adalah pemegang kekuasaan rapat anggota. Pengurus

dapat dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dengan

masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun. Untuk pertama kali, susunan

dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian koperasi.

Berdasarkan Pasal 58 UU No.17 Tahun 2012, pengurus koperasi

mengemban tugas sebagai berikut: (1) Mengelola koperasi berdasarkan

anggaran dasar,(2) Mendorong dan memajukan usaha anggota, (3)

Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan

dan belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota, (4) Menyusun
20

laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk

diajukan kepada rapat anggota, (5) Menyusun rencana pendidikan,

pelatihan, dan komunikasi koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota,

(6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib,

(7) Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien,

(8) Memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengawas, buku daftar

pengurus, buku daftar pemegang sertifikat modal koperasi, dan risalah

rapat anggota, (8) Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan,

dan kemajuan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan

rapat anggota.

3. Pengawas

Pengawas adalah perangkat organisasi koperasi yang dipilih dari

anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap

jalannya roda orgnisasi dan usaha koperasi. Pasal 50 ayat (1) UU No.17

Tahun 2012 menyebutkan bahwa tugas pengawas adalah;

a. Mengusulkan calon pengurus

b. Memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan

pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus

d. Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota.


21

1.2.2. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Komponen penting dari suatu organisasi adalah sumber daya manusia.

Sumber daya manusia memiliki peranan penting sebagai aspek yang mengatur dan

merencanakan arah dan tujuan organisasi tersebut. Organisasi atau perusahaan

tidak akan ada artinya tanpa adanya sumber daya manusia.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:2):

“Manajemen sumber daya manusia adalah suatu


perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintregasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.”

Wilson Bangun (2012:6):

“Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan


sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan, pengadaan,
pengembangan dan pemberian kompensasi, pengintregasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai tujuan berbagai individu, organisasi, dan
masyarakat.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni dalam perencanaan, pengaturan,

dan pengembangan potensi sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi

guna mencapai tujuan organisasi.

Terdapat enam unsur atau 6M dalam pengelolaan manajemen sumber

daya manusia diantaranya man, money, method, material, machines, dan market.

Bagi sumber daya manusia unsur man (manusia) memiliki fokus penting dalam

pengelolaannya maka perlu terus dikembangkan agar efektif dan efisien guna

mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.


22

Menurut Malayu S. P. Hasibuan fungsi-fungsi manajemen sumber daya

adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan (human resource planning) merupakan kegiatan dalam

merencanakan tenaga kerja baik secara efektif ataupun efisien agar

nantinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu

mewujudkan tujuan perusahaan tersebut.

2. Pengorganisasian

Kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan cara

mentetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

integrasi, serta koordinasi dalam bagan organisasi.

3. Pengarahan

Kegiatan di mana mengarahkan semua karyawan, agar mau dan

tetap bekerja sama baik secara efektif dan efisien dalam membantu

tercapainya tujuan perusahan, karyawan, dan masyarakat.

4. Pengendalian

Kegiatan untuk mengendalikan semua karyawan agar mentaati

peraturan- peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

Apabila nantinya terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan

tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana.


23

5. Pengadaan

Proses penarikan, seleksi, penempatan orientasi serta induksi upaya

untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

6. Pengembangan

Proses untuk meningkatkan keterampilan teknis, teoritis,

konseptual, serta moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

7. Kompensasi

Pemberian balas jasa baik secara langsung maupun tidak langsung,

baik dalam bentuk uang maupun barang bagi karyawan.

8. Pengintegrasian

Kegiatan untuk menyatukan antara kepentingan perusahaan dengan

kebutuhan karyawan untuk terciptanya kerja sama yang baik serta saling

menguntungkan.

9. Pemeliharaan

Kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan kondisi fisik

maupun mental serta loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja

sama hingga akhir masa kerjanya.

10. Kedisiplinan

Fungsi sumber daya manusia yang paling penting dari terwujudnya

suatu tujuan, karena tanpa adanya disiplin sulit untuk mewujudkan suatu

tujuan secara maksimal.


24

11. Pemberhentian

Putusnya hubungan kerja seorang karyawan pada suatu perusahaan

bisa disebabkan karena keinginan dari karyawan itu sendiri atau

keinginan perusahan, kontrak kerja berakhir, pension dan alasan lainnya.

1.2.3. Pendekatan Motivasi Kerja

Seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya tidak terlepas dari

kemauan, dorongan, keinginan yang timbul dari dirinya yang dapat menggerakan

karyawan tersebut untuk mau melakukan pekerjaan atau tanggung jawabnya.

Motivasi kerja merupakan suatu hal yang mendorong seorang karyawan untuk

bisa bekerja lebih baik dalam mencapa tujuan yang diinginkan.

Dalam manajemen motivasi merupakan bagian dari fungsi penggerak.

Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas manusia dan dapat mengarahkan daya

potensi seorang karyawan agar berhasil secara produktif dalam mencapai tujuan

yang sudah ditentukan.

1.2.3.1. Pengertian Motivasi Kerja

Berikut beberapa definisi motivasi dari para ahli, menurut Ernest J.

McCormirk dalam A.A Prabu Mangkunegara (2002:94) menyatakan :

“Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang


berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.”

Menurut Hasibuan (2008:95) mengemukakan :

“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang


menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintregasi dengan segala
25

daya upayanya untuk mencapai kepuasan.”

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi kerja

merupakan kekuatan atau penggerak bagi karyawan untuk mau bekerja secara

efektif demi mencapai tujuan.

1.2.3.2. Tujuan Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan (2001:146) ada beberapa tujuan dari diberikannya

motivasi kerja, yaitu :

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktifitas karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan kepada tugas-

tugasnya.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan alat bantu.

Apabila tujuan dari motivasi kerja telah terpenuhi maka kinerja karyawan

diharapkan akan meningkat menjadi lebih baik lagi daripada sebelumnya.

Motivasi yang diberikan harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan

karyawan.
26

1.2.3.3. Faktor – Faktor Motivasi Kerja

Winardi (2011) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja seorang karyawan berasal dari dua faktor, yaitu faktor internal dan

eksternal. Berikut penjelasannya :

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam diri seorang karyawan.

Faktor internal terdiri dari persepsi mengenai diri sendiri,

harga diri, kebutuhan, prestasi, harapan, pembawaan

individu, tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

diri seorang karyawan. Faktor ini terdiri dari pemimpin

dan gaya kepemimpinannya, lingkungan kerja, tuntutan

perkembangan organisasi, dan dorongan atasan.

1.2.3.4. Prinsip – Prinsip Motivasi Kerja

Dalam memberikan sebuah motivasi kepada karyawan tidaklah mudah

karena dalam pemberian motivasi memiliki kebutuhan, latar belakang, kemauan,

ambisi, dan keinginan yang relatif berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat (A.A.

Anwar Prabu Mangkunegara, 2001 : 100-101) mengemukakan beberapa prinsip

dalam motivasi kerja karyawan yaitu :

1. Prinsip partisipasi dalam upaya memotivasi kerja, pegawai harus


27

diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan

tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip komunikasi pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas karyawan,

dengan informasi yang jelas tentunya pegawainakan lebih mudah

dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip mengakui andil bawahan pemimpin mengakui

bahwasannya bawahan atau pegawai memiliki andil di dalam usaha

pencapaian tujuan.

4. Prinsip pendelegasian wewenang pemimpin yang memberikan atau

mengarahkan otoritas atau wewenang kepada bawahannya untuk

sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan

yang dilakukannya, yang nantinya akan membuat pegawai tersebut

menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan

pemimpin.

5. Prinsip memberi perhatian pemimpin memberikan perhatian

terhadap apa yang diinginkan oleh pegawai atau bawahan, maka

hal tersebut akan memotivasi para pegawai untuk dapat bekerja

sesuai dengan apa yang diharapkan pemimpin.


28

1.2.3.5. Indikator Motivasi Kerja

Menurut Sedarmayanti dalam Marjuni (2017:104) indikator-indikator

motivasi kerja sebagai berikut:

1. Gaji (salary)

Gaji merrupakan faktor penting untuk memenuhi

kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. Gaji selain

berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagi

setiappegawai juga dimaksudkan untuk menjadi daya

dorong bagi setiap pegawai agar dapat bekerja dengan

penuh semangat.

2. Supervisi

Supervisi yang efektif akan membantu peningkatan

produktivitas pekerja melalui penyelenggaraan kerja

yang baik dan perlengkapan pembekalan yang memadai

serta dukungan lainnya.

3. Kebijakan dan Administrasi

Melalui pendekatan manajemen partisipatif, bawahan

tidak lagi dipandang sebagai objek, melainkan sebagai

subjek.

4. Hubungan Kerja

Tercapainya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan

dan saling mendukung baik hubungan antara sesame


29

pegawai atau antara pegawai dan atasan.

5. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta

didukung oleh peralatan yang memadai tentu akan

membuat pegawai betah untuk bekerja.

6. Pekerjaan itu Sendiri

Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah

mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang

memberikan tantangan bagi pegawai Karena

keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk

hasil performance yang tinggi.

7. Peluang untuk maju

Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri seorang

pegawai dalam melakukan pekerjaan.

8. Pengakuan atau Penghargaan (advance)

Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi

yang cukup ampuh, bahkan bias melebihi kepuasan yang

bersumber dari pemberian kompensasi.

9. Keberhasilan (achievement)

Pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam melakukan

suatu pekerjaanakan menggerakkan yang bersangkutan

untuk melakukan tugas- tugas berikutnya.


30

10. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang untuk

melaksanakan fungsi-fungsi yang ditugaskan dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima.

1.2.4. Pendekatan Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja atau hasil dari tanggung jawab yang

dihasilkan karyawan dalam periode waktu tertentu. Kinerja karyawan sangat

penting untuk kesuksesan sebuah organisasi.

Beberapa definisi dari kinerja karyawan yang dikemukakan oleh para

ahli, yaitu menurut Mangkunegara (2017:67) :

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang


dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Menurut Sutrisno (2016:172) :

“Kinerja adalah hasil kerja karyawan dilihat dari aspek


kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.”

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai karyawan baik kualitas maupun

kuantitas melalui beberapa aspek yang telah dilalui pada periode waktu dan

kriterika yang telah ditentukan.

Penting bagi sebuah organisasi untuk selalu mengadakan evaluasi kinerja

karena berguna untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja organisasi melalui

peningkatan kinerja SDM organisasi.


31

Menurut Rivai dan Sagala (2013:547) tujuan organisasi melakukan

penilaian kinerja yaitu :

1. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan

Seorang karyawan membutuhkan pelatihan dan juga

pengembangan agar meningkatkan kinerja sehingga dapat

mencapai suatu pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan.

2. Meningkatkan prestasi kerja

Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja

seorang karyawan, hal tersebut dikarenakan semakin baik

nilai prestasi yang akan dicapai maka karyawan juga akan

mempertahankan agar prestasi yang lebih baik lagi tercapai.

3. Memberikan kesempatan kerja yang adil

Salah satu dampak dari penilaian kinerja adalah karyawan

akan merasa mempunyai kesempatan yang adil dalam hal

mengerjakan pekerjaannya.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2017:67) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :

1. Human Performance = Ability + Motivatio

2. Motivation = Attitude + Situation

3. Ability = Knowledge + Skill


32

Sebagaimana pembahasannya sebagai berikut :

a. Faktor Kemampuan

Menurut psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri

dari kemampuan potensi (IQ) serta kemampuan reality

(knowledge+skill). Dalam artian pegawai yang memiliki

IQ di atas rata-rata dan juga pendidikan yang memadai

untuk jabatannya juga mempunyai keterampilan dalam

mengerjakan pekerjaan atau tanggung jawabnya akan

lebih mudah mencapai kinerja yang di harapkan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi ini terbentuk dari sikap (attitude) seorang

pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja.

Motivasi merupakan penggerak bagi diri karyawan untuk

mau bergerak secara terarah untuk mencapai tujuan suatu

organisasi.

Untuk mempermudah menilai baik tidaknya suatu kinerja karyawan,

maka diperlukan adanya alat ukur atau indikator mengenai kinerja karyawan.

Menurut Anwar Mangkunegara (2017:75), kinerja karyawan dapat dinilai dari:

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja karyawan yang baik adalah hasil kerja yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan yang mana dapat dilihat dari
33

hasil kerja yang sesuai dengan perintah, kerapihan dalam bekerja,

ketelitian, kebersihan, ketepatan dan keterampilan.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja berkaitan dengan jumlah output yang dihasilkan

oleh karyawan dan juga tingkat kecepatan dalam menyelesaikannya

baik itu tugas rutin maupun tugas tambahan yang diberikan oleh

atasan.

3. Dapat tidaknya diandalkan

Dapat dilihat dari sikap karyawan saat diberikan instruksi, tingkat

inisiatif dalam bekerja, kehati-hatian dan tingkat kerajinan seperti

rendahnya jumlah absen.

4. Sikap

Menunjukkan hubungan kerja dengan karyawan lain, loyalitas

kepada perusahaan dan juga kemampuan untuk bekerja sama

dengan karyawan lain dalam melaksanakan pekerjaan agar

mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


34

Menurut Anwar Mangkunegara (2017:67), arti penting kinerja karyawan

adalah sebagai berikut :

1. Mencapai Tujuan.

2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif.

3. Mengukur Pertumbuhan Karyawan.

4. Menetapkan Tim.

Keberhasilan suatu organisasi akan tercapai apabila dalam pengelolaan

manajemennya didukung dengan kinerja yang baik.

1.2.5. Keterkaitan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan

Banyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya

adalah motivasi kerja. Menurut Mangkunegara (2002:67) terdapat hubungan

antara motivasi kerja terhadap kinerja. Faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu

mottivasi kerja. Hal ini dapat dilihat dari faktor yang mempengaruhi kinerja

diantaranya faktor psikologis, dalam faktor ini terdapat motivasi kerja terhadap

pekerjaannya sendiri.

Selain itu menurut Gomes (2003:177) keterkaitan motivasi kerja dengan

kinerja bisa ditulis dengan rumus P= F (M x A) dimana P= performance/kinerja,

M= motivation/motivasi, A= ability/kemampuan. Kemampuan melekat dalam diri

seseorang dan merupakan bawaan sejak lahir serta diwujudkan dalam tindakannya

dalam bekerja, sedangkan motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk
35

menggerakan kreativitas dan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan, serta selalu bersemangat dalam menjalankan pekerjaan tersebut.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para karyawan mampu

melakukan pekerjaan dan ingin mencapai hasil maksimal dalam pekerjaannya.

Perwujudan kinerja yang maksimal dibutuhkan suatu dorongan untuk

memunculkan kemauan dan semangat kerja, yaitu dengan motivasi. Motivasi

berfungsi untuk merangsang kemampuan karyawan, maka akan tercipta hasil

kinerja yang maksimal.

Dengan demikian jelaslah, bahwa motivasi yang tepat maka para

karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin untuk

melaksanakan pekerjaannya, karena apabila suatu perusahaan berhasil mencapai

tujuannya, maka kepentingan para karyawan pasti akan terjamin. Maka unsur

motivasi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sehingga dapat dicapai

tujuan pribadi maupun tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Karyawan pada Koperasi Koppos saat ini diduga kinerjanya menurun, ini diduga

karena motivasi kerja yang diberikan koperasi belum optimal. Apabila motivasi

kerja pada karyawan Koperasi Koppos Bandung sudah sesuai, maka akan

mendorong karyawan untuk menigkatkan kinerjanya.


36

1.2.6. Penelitian Terdahulu

Untuk memperkuat penelitian, penulis mengumpulkan beberapa hasil

dari penelitian terdahulu, yang berfungsi sebagai data pendukung dalam

melakukan penelitian. Penelitian terdahulu ini telah mengkaji masalah motivasi

kerja terhadap kinerja karyawan. Adapun hasil penelitian terdahulu seperti di

bawah ini:

1. Zeni Rofi Wardani, (2019). Analisis Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Di Tankeka Screen Printing

Ponorogo). Dari Hasil Kesimpulan Penelitian Penulis bahwa ada

dua Faktor yang mempengaruhi Motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan yaitu faktor Internal dan Eksternal.

2. Hari Muharam, (2014). Analisis Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai Kecamatan Di Kota Bogor (Studi kasus Kantor Kec Bogor

Tengah). Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan

kinerja pegawai.

1.3. Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

menggunakan metode studi kasus (Case Study) dengan pendekatan deskriptif

kuantitatif. Studi kasus termasuk kedalam penelitian analisis deskriptif, yaitu


37

penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan

dianalisis secara cermat sampai tuntas.

Seperti yang dikemukakan oleh Rusidi (1993:3) :

“Penelitian studi kasus merupakan salah satu penelitian


deskriptif, yang bertujuan untuk mempelajari latar belakang
keadaan sekarang dan interaksi lingkungan dari suatu unit
sosial secara lebih mendalam.”

Menurut Sugiyono (2015:207) teknik analisis deskriptif kuantitatif

merupakan analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum.

1.3.1. Data Yang Diperlukan

Berdasarkan pendekatan masalah, maka data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah :

1.1.1.1. Macam Data

a) Data primer

Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya langsung baik itu

responden maupun informan yang berhubungan dalam penelitian

ini seperti hasil observasi, wawancara, dan kuesioner.

b) Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data yang didapat

berasal dari buku, jurnal, laporan RAT koperasi dan lain

sebagainya yang tentunya berhubungan dengan penelitian ini.


38

1.1.1.2. Jenis Data

a) Data kuantitatif, yaitu data-data yang ditampilkan berbentuk angka.

b) Data kualitatif, yaitu data-data yang ditampilkan bukan berbentuk

angka.

1.1.1.3. Macam – Maca Data Yang Digunakan

1. Data yang berhubungan dengan motivasi kerja di Koperasi Koppos

Bandung.

2. Data yang berhubungan dengan kinerja karyawan di Koperasi

Koppos Bandung.

3. Data tentang keadaan umum Koperasi Koppos Bandung

seperti keadaan umum, dan keadaan organisasi koperasi tersebut.


39

1.1.2. Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel menjelaskan mengenai variabel yang

bersumber atas sifat yang bisa diamati dan diukur. Operasionalisasi variable

bermanfaat untuk dapat menjelaskan ciri-ciri variabel, cara pengukuran, pedoman

wawancara, dan jenis data apa yang nantinya dihasilkan dari pengukuran variabel

tersebut.

Tabel 2.1 Operasional Variabel

No Variabel Sub Variabel Indikator


1 Motivasi Kerja (X) Gaji (Salary) 1. Memenuhi kebutuhan
Sedarmayanti (2007: pokok
233-239) Supervisi 2. Penyelenggaraan kerja
yang baik
3. Perlengkapan
pembekalan yang
memadai

Kebijakan dan 4. Manajemen partisipasif


Administrasi yang baik

Hubungan Kerja 5. Hubungan yang akrab


antara sesama pegawai
maupun antara pegawai
dengan atasan

Kondisi Kerja 6. Kondisi kerja yang


nyaman

7. Kondisi kerja yang aman

8. Kondisi kerja yang


tenang
9. Peralatan yang memadai
40

Pekerjaan itu 10. Tugas yang menantang


Sendiri
11. Tugas yang menantang
menarik

Peluang Untuk 12. Pengembangan potensi


Maju diri seorang pegawai

Pengakuan atau 13. Pengakuan terhadap


Penghargaan prestasi

Keberhasilan 14. Pencapaian prestasi


dalam melakukan suatu
pekerjaan

Tanggung 15. Kewajiban seseorang


Jawab untuk melaksanakan
fungsi-fungsi yang

1.1.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara,

kuesioner, atau gabungan dari ketiganya. Maka teknik pengumpulan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara (interview)

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

tanya jawab dengan narasumber guna memperoleh data yang

dibutuhkan. Dalam hal ini narasumber adalah pengurus dan

karyawan Koperasi Koppos Bandung.

2. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengamati secara langsung ke tempat penelitian.

3. Kuesioner (angket)
41

Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pemberian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

membaca literature- literatur yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

Tabel 2.2 Cara Pengumpulan Data

Sumber Data Tentang Data


Macam Jumlah Sampel Cara Motivasi Kinerja
Data Populasi Penarikan Kerja Karyawan

Pengurus 3 3 S R R

Karyawan 12 12 S R R

Pengawas 3 3 S R R

Anggota 883 12 S I R

Keterangan :

S = Sensus I = Informasi R = Responden

1.1.4. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam teknik pengambilan sampel pengurus dilakukan secara sensus dan

karyawan pada Koperasi Koppos ini dilakukan menggunakan sampel, di mana

peneliti mempunyai sampel dengan memberikan kesempatan yang sama pada

semua populasi untuk ditetapkan sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik Simple Random Sampling, di mana penentuan sampel dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi namun tetap

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian


42

sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

Menurut Sudjana (2005:183) mengenai besarnya pengambilan sampel

adalah:

“Meskipun tidak ada kesepakatan untuk n berapa buah


sampel dikatakan ukuran besar, namun kebanyakan para
pengguna statistik cenderung akan merasa puas jika n sudah
melampaui 30”

1.1.5. Analisis Data

Penelitian ini akan menganalisis motivasi kerja karyawan dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan pada Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos

Indonesia Koppos Bandung. Untuk dapat memberikan gambaran serta alternatif

pemecahan masalah-masalah yang diidentifikasikan, maka dikelompokkan

sebagai berikut :

Untuk memudahkan hitungan maka responden akan diberi 5 alternatif

jawaban untuk setiap pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Dengan skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai objek titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Kategori jawaban responden dan indikator motivasi kerja dan kinerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) : Skor 5


2. Setuju (S) : Skor 4
3. Cukup Setuju (CS) : Skor 3
43

4. Tidak Setuju (TS) : Skor 2


5. Sangat Tidak Setuju : Skor 1

Alternatif jawaban responden dapat dikelompokan menjadi dua

kelompok pernyataan yaitu:

Tabel 2.3 Alternatif Jawaban Responden Untuk Pernyataan Positif

Pertanyaan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Alternatif jawaban responden untuk pertanyaan negatif:

Tabel 2.4 Alternatif Jawaban Responden Untuk Pernyataan Negatif

Pertanyaan Skor
Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 5

Untuk menghitung persentase jawaban responden dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

F
P= x 100 %
N

Keterangan:
44

P = Jumlah Persentase Jawaban Responden


F = Jumlah Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden

Untuk mengetahui nilai skor dari setiap indikator dalam penelitian ini,

maka nilai-nilai dari alternatif jawaban tersebut diproses dan diolah dengan cara

perhitungan skala interval dengan rumus sebagai berikut:

( St x n )−(Sr x n)
I=
N

Keterangan:

 I = Interval
 St = Skor tertinggi
 Sr = Skor terendah
 n = Jumlah responden
 N = Jumlah kriteria

Berdasarkan rumus diatas dengan jumlah responden sebanyak 18 orang

untuk variabel motivasi kerja maka diperoleh interval variabel sebagai berikut:

( 5 x 8 )−(1 x 18) (90−18) 72


I= = = =14
5 5 5

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.5 Skor dan Kriteria Motivasi Kerja

No Interval Total Skor Kriteria


1 18 – 31 Tidak Baik
2 32 – 45 Kurang Baik
3 46 – 59 Cukup Baik
4 60 – 73 Baik
5 74 – 90 Sangat Baik
45

Berdasarkan rumus diatas dengan jumlah responden sebanyak 30 orang

untuk variabel kinerja karyawan, maka diperoleh interval variabel sebagai berikut:

( 5 x 30 )− (1 x 30 ) 150−30 120
I= = = =24
5 5 5

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:


Tabel 2.6 Skor dan Kriteria Kinerja Karyawan

No Interval Total Skor Kriteria


1 30 – 53 Tidak Baik
2 54 – 75 Kurang Baik
3 76 – 99 Cukup Baik
4 100 – 124 Baik
5 125 – 150 Sangat Baik

Dengan demikian dapat diketahui jawaban responden untuk masing-

masing indikator sebagai berikut:

Tabel 2.7 Pengukuran Motivasi Kerja

Responden
Kriteria Skor Jumlah Skor
Karyawan %
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Jumlah 18 100
46

Tabel 2.8 Pengukuran Kinerja Karyawan

Responden
Kriteria Skor Jumlah Skor
Karyawan %
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Jumlah 30 100

Setelah responden melakukan penilaian, maka diperoleh hasil

rekapitulasi yang disajikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 2.9 Rekapitulasi Nilai Untuk Masing-Masing Variabel X dan Y

Tanggapan Responden
No Indikator
Skor Kriteria

Jumlah
47

Kemudian untuk mengetahui skor dalam hasil penelitian dari setiap

indikator dalam variabel, diperoleh dengan perhitungan skala interval, dengan

rumus sebagai berikut:

(SKt x i x n) − (SKr x i n)
I=
N
Keterangan:
I = Interval
SKt = Skor Kumulatif tertinggi
SKr = Skor Kumulatif terendah
n = Jumlah Responden
i = Jumlah Indikator
N = Jumlah Kriteria

Menghitung Variabel X (Motivasi Kerja) dan Y (Kinerja Karyawan)

Berdasarkan rumus di atas dengan menggunakan 15 indikator untuk variabel

motivasi kerja dan kinerja karyawan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:

( 5 x 5 x 18 )−(1 x 15 x 8) 1.350−270 1.080


I= = = =216
5 5 5

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.10 Skor dan Kriteria Indikator Motivasi Kerja

Interval Total
No Kriteria
Rekapitulasi
1 270 – 485 Tidak Baik
2 486 – 701 Kurang Baik
3 702 – 917 Cukup Baik
48

4 918 – 1.133 Baik


5 1.134 – 1.350 Sangat Baik

Berdasarkan rumus di atas dengan menggunakan 12 indikator untuk

variabel kinerja karyawan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:

( 5 x 12 x 30 )−(1 x 12 x 30) 1.800−36 1.800−360 2.160


I= = = = =432
5 5 5 5

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.11 Skor dan Kriteria Indikator Kinerja Karyawan

Interval Total
No Kriteria
Rekapitulasi
1 360 – 791 Tidak Baik
2 792 – 1.223 Kurang Baik
3 1.224 – 1.655 Cukup Baik
4 1.656 – 2.087 Baik
5 2.088 – 1.800 Sangat Baik

Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga yaitu bagaimana

motivasi kerja dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan Koperasi Koppos

Bandung maka akan digunakan analisis deskriptif dari perbandingan hasil

rekapitulasi motivasi kerja dengan hasil kinerja karyawan. Data yang diperoleh

tersebut dideskripsikan sesuai dengan fenomena yang diteliti. Akhirnya data

tersebut dapat memberi gambaran kepada peneliti mengenai tingkat motivasi kerja

dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan.

1.1.6. Tempat dan Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT.


49

POS Indonesia Koppos Bandung yang berlokasi di jalan Cilaki No.73 Bandung

40115.

1.1.7. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa fase sebagai berikut:

1. Fase Persiapan : Januari – April 2021

2. Fase Pengumpulan Data : April – Mei 2021

3. Fase Pengolahan Data : Mei – Juni 2021

4. Fase Penulisan : Juni – Juli 2021


50

BAB III

KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

1.2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Koperasi Pegawai dan


Pensiunan PT POS Koppos Bandung

Untuk mengetahui gambaran keadaan organisasi dan manajemen

Koppos, maka berikut diuraikan sejarah berdirinya koperasi, struktur organisasi

serta manajemen, keanggotaan, kegiatan usaha, keadaan permodalan, keuangan

dan organisasi-organisasi yang terkait dengan Koppos Bandung.

1.2.1. Sejarah Berdirinya Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS


Koppos Bandung

Koperasi ini berdiri tanggal 27 Desember 1960 dengan Badan Hukum

No.3053 dan terdaftar dalam daftar umum tanggal 15 Desember 1968 No.

3053/BH/IX-19/12-67 berkedudukan di kota Bandung. Dengan dilatarbelakangi

keinginan untuk lebih maju dan berkembang, maka selanjutnya pada tahun 1998

diadakan perubahan Anggaran Dasar tepatnya tanggal 3 Juni 1998

No.3053/BH/PAD/KWK.10/VI/1998 dan terakhir diadakan Perubahan Anggaran

Dasar kembali dengan No.32/PAD/XIII.23/XI/Dinas KUKM & Perindag/2012

tanggal 01 Nopember 2012 berkedudukan di Kota Bandung dengan alamat jalan

Cilaki No.73 Bandung 40115.

1.2.2. Struktur Organisasi Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT.


POSKoppos Bandung

Dalam rangka menciptakan sebuah koperasi yang sehat, perlu

dilaksanakan manajemen untuk mengoptimalkan organisasi perusahaan karena

koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang beranggotakan orang

atau badan hukum, koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

50
51

berdasar

51
51

atas azas kekeluargaan. Secara umum struktur dan tatanan manajemen koperasi di

Indonesia dapat diurut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu :

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

Organisasi koperasi merupakan suatu sistem sosial ekonomi atau sosial

teknik yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Dalam melaksanakan semua

kegiatannya koperasi membutuhkan alat juga perlengkapan yaitu struktur

organisasi untuk memberikan pembagian tugas berkoordinasi dengan mendukung.

Berikut struktur organisasi yang ada pada Koppos.

RAPAT ANGGOTA

ACCOUING KA. UNIT TOKO ENTRY DATA

ANGGOTA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Koppos


52

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam

Koperasi Kopos. Kegiatan ini diselenggarakan oleh pengurus sekurang-

kurangnya satu tahun sekali. Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang

pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. Selain Rapat Anggota tahunan

koperasi Koppos juga menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa apabila ada

suatu keadaan yang mengharuskan adanya keputusan segera wewenangnya ada

pada Rapat Anggota.

Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban

pengurus tentang pengelolaan koperasi Koppos. Rapat Anggota mempunyai

wewenang yaitu menetapkan:

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

b. Pemilihan, pengangkatan serta pemberhentian pengurus dan

pengawas.

c. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan

pembukaan koperasi.

d. Rencana/program kerja koperasi, kerjasama usaha dengan badan

usaha lain.

e. Pembagian Sisa Hasil Usaha

f. Pengesahan atau penolakan laporan keuangan.


53

2. Pengurus

Pengurus merupakan perangkat organisasi yang melaksanakan amanat

anggota. Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Koperasi Koppos masa jabatan pengurus adalah 4 (empat) tahun dan

setelah itu dapat dipilih kembali. Adapun tugas pengurus sebagai berikut:

a. Mengelola koperasi dan usahanya.

b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi.

c. Menyelenggarakan dan pemeliharaan buku daftar anggota, daftar

pengurus dan buku-buku lainnya yang diperlukan.

d. Menyelenggarakan Rapat Anggota.

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara

tertib.

f. Mengajukan laporan keuangan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.

g. Mengajukan rancangan dan rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi.

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, pengurus memiliki wewenang

sebagai berikut:

a. Untuk menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia

sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

b. Mewakili koperasi baik di dalam dan diluar pengadilan

c. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta


54

pemberhentian anggota.

Pengurus juga berhak:

a. Menerima imbalan jasa sesua dengan keputusan Rapat Anggota.

b. Menerima bagian SHU Sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

Berikut susunan kepengurusan dari Koperasi Pegawai dan

Pensiunan PT Pos Bandung pada periode 2021 sampai dengan

periode 2024 sebagai berikut:

1. Ketua : Harry Dimulya

2. Sekretaris : Bambang Abu Suripto

3. Bendahara : Dedi Ridwan

3. Pengawas

Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandate untuk

melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi

disebut dengan pengawas. Pengawas ini dipilih dari dan oleh anggota koperasi

dalam Rapat Anggota. Pengawas Koppos bertugas untuk:

a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan

pengelolaan koperasi sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan

disampaikan kepada pengurus anggota dan pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

pasal 39 ayat 2, Pengawas berwenang:

a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

b. Mendapat segala keterangan yang diperlukan.


55

c. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus.

d. Menggunakan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelaksanaan

tugasnya.

Berikut susunan kepengawasan Koperasi Koppos pada periode 2021

sampai dengan periode 2024 sebagai berikut:

Ketua : Tabah Pujianto, S.SOS.

Anggota : Aladin Muhamad Isam

Anggota : Budi Purnomo, SE. AK.

4. Manager Usaha Koppos

a. Melakukan pengelolaan dan pengawasan atas karyawan di unit

usaha koppos

b. Melakukan pengelolaan keuangan di unit usah koppos

c. Membuat laporan keuangan triwulan

d. Melakukan pemeriksaan atas laporan persediaan barang

5. Ka. Unit Usaha Simpan Pinjam

a. Melakukan pengawasan atas transaksi di unit usaha simpan pinjam

b. Melayani anggota/pegawai yang ingin melakukan simpan pinjam

c. Melakukan penyetoran dan laporan simpan pinjam harian

6. Ka. Unit Usaha Toko

a. Melakukan pengawasan atas transaksi di unit usaha toko

b. Melakukan proses pemesanan barang dan pelaporan penjualan

c. Melakukan penyetoran dan laporan penjualan harian


56

d. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas barang

e. Melakukan stockopname

7. Accounting

a. Melakukan pemeriksaan atas laporan kas, bank, dan giro

b. Melakukan pemeriksaan atas laporan pembelian dan penjualan

c. Melakukan pemeriksaan atas laporan piutang

8. Entry Data

a. Melakukan entri data atas transaksi-transaksi koppo

b. Membuat daftar ajuan potongan gaji

c. Melayani anggota/pegawai yang memerlukan print

1.3. Keanggotaan Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT POS Bandung

Faktor utama yang penting dalam suatu organisasi adalah adanya

anggota, koperasi tidak dapat berjalan tanpa adanya anggota. Anggota koperasi

memiliki dua kedudukan atau yang disebut Dual Identity yaitu sebagi pemilik

serta sebagai pengguna. Sebagai pemilik, anggota mempunyai peran diantaranya

dalam hal penumpukan modal yang bersumber dari simpanan pokok dan

simpanan wajib serta ikut dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan

koperasi. Sedangkan peran anggota sebagi pengguna adalah berpartisipasi aktif

untuk memanfaatkan dalam kegiatan usaha yang telah disediakan koperasi.


57

Berdasarkan AD/ART Anggota Koperasi Koppos adalah pemilik

sekaligus pengguna jasa. Keanggotaan koperasi dapat dipindah tangankan.

Adapaun persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi Koppos adalah sebagai

berikut:

a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum

b. Bertempat tinggal di kota Bandung dan sekitarnya

c. Mata pencaharian : Pegawai dan pensiunan Kantor Pusat PT. Pos

Indonesia (Persero)

1.4. Kegiatan Usaha Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Koppos
Bandung

1.4.1. Unit Simpan Pinjam

Unit simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang diselenggarakan

oleh koperasi dibidang jasa keuangan, yang pengelolaannya harus dipisahkan dari

unit usaha lainnya serta memenuhi persyaratan Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan i pinjam oleh koperasi.

Dalam melaksanakan usahanya, Unit Simpan Pinjam dapat

menyelenggarakan usaha sebagai berikut :

a. Menerima simpanan berjangka dan tabungan dari

anggota, calon anggota koperasi lain dan atau

anggotanya

b. Memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon

anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.


58

c. Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan pihak

ketiga dalam rangka meningkatkan pelayanan

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b.

Koperasi menetapkan modal disetor pada Unit Simpan Pinjam Koperasi

primer sebagai modal tetap, yang besarnya minimal Rp. 8.000.000.- (Delapan Juta

Rupiah).

1.1.1. Unit Usaha Koppos Mart

Koppos mart merupakan salah satu unit usaha koppos perdagangan terkait

dengan pemenuhan kebutuhan anggota atau karyawan maupun umum. Koppos

mart menjual barang – barang kebutuhan seperti sembako, snack, dan kebutuhan

lainnya disesuaikan dengan potensi yang dibutuhkan anggota dan karyawan.

Koppos mart memiliki dua toko yang berlokasi di Jl Banda 30 Bandung dan di Jl

Cilaki Bandung.Unit Penyewaan Gedung

1.1.2. Unit Pengadaan

Unit pengadaan merupakan unit usaha Koppos yang bekerja sama

dengan PT POS Indonesia. Dimana unit usaha pengadaan ini bergerak di bidang

pengadaan barang dan jasa. Seperti alat – alat cetak atau tulis, kendaraan, dan

semua yang diperlukan PT POS. Proses pengadaan tersebut bisa melalui tender

ataupun ditunjuk langsung oleh PT POS sendiri.

3.3.4 Unit Penyewaan Gedung

Unit penyewaan gedung merupakan unit usaha penyewaan ruko yang

berlokasi di Granita Posinod Cibiru. Unit usaha ini menyediakan ruko dan
59

halaman yang luas untuk umum yang ingin berjualan di ruko dan halaman

tersebut. Biaya sewa yang dikenakakan Koppos sebesar Rp. 500.000 – Rp.

800.000 per bulan.

1.2. Keadaan Permodalan Keuangan Koperasi

Untuk mewujudkan tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan

anggota baik dari segi material maupun moral, maka koperasi harus bisa dalam

mengelola usahanya secara ekonomis. Dengan hal tersebut koperasi harus bisa

menjalankan usahanya secara maksimal, efektif dan efisien sehingga koperasi bisa

mendapatkan keuntungan yang nantinya bisa mensejejahterakan anggotanya.

1.1.1. Permodalan Pada Primer Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Bandung

Modal merupakan satu sarana dalam menjalankan kegiatan ekonomi di

Koperasi Koppos dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu modal sendiri dan

modal dari luar koperasi. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian pasal 41 dijelaskan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri

dan modal pinjaman.

1. Modal sendiri dapat berasal dari :

a. Simpanan pokok

b. Simpanan wajib

c. Dana cadangan

d. Hibah

2. Modal pinjaman dapat berasal dari :

a. Anggota

b. Koperasi lainnya/anggotanya
60

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

e. Sumber lain yang sah

Tabel 3.1 Perkembangan Permodalan Pada Koperasi Pegawai dan


Pensiunan PT. Pos Bandung

Modal
Modal Sendiri Total Modal N/T
Tahun Pinjaman
(Rp) (Rp) (%)
(Rp)
2016 4.947.150.750 28.356.725.097 33.303.875.847 -
2017 5.241.140.025 25.565.477.995 30.806.618.020 (0,07)
2018 5.712.699.472 23.153.276.823 28.865.976.250 (0,06)
2019 5.912.758.744 22.303.154.285 28.215.913.029 (0,02)
2020 5.246.177.933 23.328.160.552 28.574.338.485 (0,01)

Dari tabel 3.1 di atas, dapat diketahui bahwa modal sendiri

mengalamipeningkatan pada tahun peningkatan pada tahun 2016-2018 dan

menurun dari tahun 2019-2020. Sedangkan untuk modal pinjaman mengalami

penurunan pada tahun 2016-2019 dan mengalami penginkatan kembali pada tahun

2020. Untuk total modal pada koperasi ini mengalami penurunan 2016-2019 dan

mengalami penginkatan kembali pada tahun 2020. Perbandingan antara modal

sendiri dengan modal pinjaman (modal asing) sangat signifikan. Modal asing

lebih besar jumlahnya dibandingkan modal sendiri.

1.2. Keadaan Keuangan Pada Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos
Bandung

1. Analisa Likuiditas

Likuiditas adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan ataupun


61

koperasi dalam membayar hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya

berjangka waktu kurang dari satu tahun. Adapun rasio yang digunakan dalam

menghitung tingkat likuiditas pada Koperasi Koppos adalah dengan menggunakan

current ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar

Aktiva Lancar
dengan rumus: Current Ratio= x 100 %
Hutang Lancar

Untuk melihat perkembangan Likuiditas pada Koperasi Koppos dari

tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.2 Perkembangan Likuiditas Koperasi Koppos

Tahun Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) CR (%)


2016 23.236.189.290 28.356.725.097 81
2017 20.931.798.116 25.565.477.995 81
2018 19.231.504.407 23.153.276.823 83
2019 18.815.635.056 22.303.154.285 84
2020 20.028.229.415 23.328.160.552 85
Rata - rata 82,8

Dari tabel 3.2 maka rasio likuiditas dengan menggunakan Current Ratio

(CR) pada koperasi Koppos dapat diinterpretesikan sebagai berikut:

i. Tahun 2016 : Setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 81

aktiva lancar.

ii. Tahun 2017 : Setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 81

aktiva lancar.

iii. Tahun 2018 : Setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 83

aktiva lancar.

iv. Tahun 2019 : Setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 84
62

aktiva lancar.

v. Tahun 2020 : Setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 85

aktiva lancar.

2. Analisa Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajibannya. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh

aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Adapaun rasio yang dipergunakan dalam

perhitungan solvabilitas ini adalah menggunakan Rasio Modal dengan Aktiva

dengan rumus : Rasio Modal dengan Aktiva=Total hutang x 100 %

Total Aktiva

Tabel 3.3 Perkembangan Solvabilitas Pada Koperasi Koppos

Tahun Total Hutang Aktiva Rasio Modal


(Rp) (Rp) (%)
2016 28.356.725.097 33.489.930
2017 25.565.477.995 30.996.266
2018 23.153.276.823 29.345.876
2019 22.303.154.285 28.424.504
2020 23.328.160.552 29.522.886
Rata - rata

3. Analisa Profitabilitas

Adapun analisa yang pergunakan dalam perhitungan profitabilitas pada

Koperasi Koppos adalah Margin Operasi. Margin operasi bertujuan untuk

memperhitungkan penghasilan dari unit usaha dan penjualan serta memberikan

gambaran sejauh mana besar biaya umum dan penjualan dengan rumus :

Laba Usaha
Operating Margin Ratio= x 100 %
Total Pendapatan
63

Tabel 3.4 Perkembangan Profitabilitas Koperasi Koppos Tahun

2016-2020

Profitbilitas
Tahun SHU Pendapatan
(%)
2016 137.886.632 2.057.610.918 7%
2017 149.148.380 1.964.401.954 8%
2018 146.586.214 1.853.207.525 8%
2019 150.238.860 1.801.492.816 8%
2020 159.043.110 1.792.864.980 9%
3.6 Implementasi Jati Diri Koperasi

Jatidiri koperasi adalah identitas, ciri-ciri, karakteristik koperasi sebagai

organisasi atau perkumpulan dan badan usaha yang membedakannya dengan

usaha non-koperasi. Jatidiri koperasi ini terdiri dari definisi, nilai-nilai dan prinsip

koperasi.

Berikut merupakan implementasi jatidiri Koperasi Koppos:

1.2.1. Implementasi Definisi Koperasi

Definisi koperasi menurut Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992

Tentang Perkoperasian adalah :

“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan


hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip- prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan.”

Berikut ini adalah keadaan Koperasi Koppos:


64

Tabel 3.4 Implementasi Definisi Koperasi pada Koperasi Koppos

Pelaksanaan
Definisi Koperasi Keterangan
No Belum Sudah
Koperasi sebagai badan usaha
1 Badan usaha dalam menunjang kesejahteraan
 anggota koperasi memiliki unit
usaha untuk
menunjang kebutuhan anggota.
 Koperasi ini koperasi primer
2 Beranggotakan denganjumlah anggota koperasi
orangseorang saat ini berjumlah 883 orang.

Disahkan oleh Menteri Koperasi


3 Badan hukum  dan Usaha Kecil dan Menengah
RepublikIndonesia Nomor
No.32/PAD/XIII.23/XI/Dinas
KUKM.
Bekerja berdasarkan Koperasi sudah menerapkan
4 prinsip-prinsip  sebagianbesar dari prinsip-
koperasi prinsip koperasi.

Sebagai gerakan Koperasi ini didirikan dengan


5 ekonomi rakyat  tujuanekonomi yang lama yaitu
meningkatkan kesejahteraan
anggota.
Berdasarkan  Keputusan pengelolaan koperasi
6 kekeluargaan dilakukan dengan musyawarah
serta mufakat.

1.2.2. Implementasi Nilai – Nilai Koperasi

Untuk menjalankan fungsi dan perannya, koperasi perlu menunjang

tinggi nilai-nila yang ada dalam koperasi tersebut. Untuk itu nilai- nilai koperasi

yang akan dilihat adalah nilai-nilai koperasi yang akan dilihat adalah nilai yang
65

mendasari kegiatan koperasi serta nilai yang diyakini anggota. Berikut

implementasi nilai-nilai koperasi pada Koperasi Koppos:

Tabel 3.5 Implementasi Nilai – Nilai Koperasi Pada Koperasi Koppos

Pelaksanaan
No Nilai Sudah Belum Keterangan
Kegiatan Koperasi Koppos
semuanya berdasarkan
kebutuhan anggotadan dengan
tujuan meningkatkan
 kesejahteraan anggota dari
1. Menolong diri sendiri
hasil kegiatan yang
dilaksanakan koperasi. Contoh
halnya Koperasidari segi usaha
simpan pinjam yang
dimana
koperasi
memfasilitasi anggota untuk
dapat memperoleh pinjaman.
Koperasi Koppos sudah
Bertanggungjawab membuat laporan keuangan,

2. padadiri sendiri sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawabannya
yang dibuat diakhir tahun.
Koperasi Koppos sudah
melaksanakan rapat anggota
 tahunan, dan setiap keputusan
3. Demokrasi yang ditetapkan selalu
diputuskan dalam rapat
anggota
dan selalu dilakukan dengan
demokrasi.
Koperasi Koppos memiliki
anggota yang status
4. Persamaan  kedudukannya sama, anggota
diperlakukan sama tanpa
memandang suku, ras, agama,
dan status anggota.
Koperasi memberikan
pelayanan yang samarata
terhadap semua anggota saat
melakukan transaksi disetiap
unitusaha.
Pembagian SHU yang
merupakan manfaat ekonomi
5. Keadilan 
66

tidak langsung yang diterima


oleh anggota didapatkan sesuai
dengan
besarnya partisipasi masing-
masing anggota.
Solidaritas pada Koperasi
Koppos terlihat pada
6. Solidaritas  kekompakan pengurus,
pengawas serta anggota yang
bekerja keras demi
terwujudnya tujuan koperasi.

Koperasi Koppos membuat


laporan keuangan secara
7. Kejujuran  lengkap, sehingga diketahuinya
bagaiman
aperkembangan usaha koperasi
serta adanya transparansi dari
pengurus ataupun pengawas.
Dalam hal keterbukaan
Koperasi sudah melaksanakan
8. Keterbukaan  dengan keterbukaan contohnya
pada saat RAT seluruh
pengawas, pengurus,
karyawan dan anggota selalu
hadir.
Setiap pengelolaan usaha yang
dilakukan oleh Koperasi
Koppos rmemiliki tanggung
 jawab sosial yaitu dengan
9. Tanggung jawab sosial menyisihkan sebagian hasil
usaha yang didapatkan
koperasi untuk
menyumbang dalam kegiatan
sosial.
Koperasi Koppos peduli
terhadap keadaan, setiap
10. Kepedulian terhadap  anggota yang akan meminjam
orang lain dan telah memenuhi syarat
pasti akan dibantu oleh
koperasi.
67

1.2.3. Implementasi Prinsip – Prinsip Koperasi Pada Koperasi Koppos

Salah satu unsur jatidiri koperasi selanjutnya adalah prinsip- prinsip

koperasi yang harus dijalankan oleh setiap koperasi begitupun dengan Koperasi

Koppos. Berikut implementasi prinsip-prinsip koperasi pada Koperasi Koppos :

Tabel 3.5 Implementasi Prinsip – Prinsip Koperasi Pada Koperasi Koppos

No Prinsip- Teori Realisasi Keterangan


Prinsip
1 Keanggotaan Menjadi anggota Koperasi Koppos Belum
bersifat tidak terdapat dalam penerimaan
sukarela dan paksaan dari anggota belum
terbuka siapapun dan dilakukan secara
apapun. terbuka, karena
Keterbukaan dalam hanya
menjadi anggota karyawan/pegawai
maksudnya yaitu PT POS saja yang
siapa saja dapat dapat menjadi
menjadi anggota anggota.
koperasi tanpa Sedangkan sifat
diskriminasi sukarela dalam
apapun dengan koperasi tidak
batasan yaitu AD pernah memaksa
dan ART Koperasi seseorang untuk
bergabung menjadi
anggota, hanya
anggota dengan
sukarela dan
kesadaran
sendirilah yang
bergabung menjadi
anggota koperasi.
2 Pengelolaan Pengelolaan Koperasi Koppos Terlaksana
dilakukan koperasi dilakukan dikelola oleh
secara atas kehendak dan pengurus,
demokratis keputusan para pengawas, dan
anggota, di mana karyawan koperasi
68

para anggota itulah yang telah


yang memegang diberikan Amanah
dan melaksanakan oleh anggota.
kekuasaan tertinggi
koperasi
3 Pembagian Pembagian SHU Pembagian SHU Terlaksana
Sisa Hasil tidak dilakukan bagian anggota
Usaha (SHU) semata-mata Koperasi Koppos
dilakukan berdasarkan modal yang akan diterima
secara adil yang dimiliki anggota bergantung
sebanding seseorang dalam pada besar kecilnya
dengan koperasi, tetapi transaksi/partisipasi
besarnya jasa juga berdasarkan masing-masing
usaha masing- pertimbangan anggota kepada
masing besarnya jasa usaha Koperasi. Semakin
anggota (partisipasi) besar partisipasi
anggota terhadap yang dilakukan
koperasi. anggota, maka
semakin besar pula
SHU yang akan
diterima oleh
anggota. Jika SHU
yang diperoleh
Koperasi semakin
besar maka SHU
bagian anggota pun
semakin besar
begitupun
sebaliknya.
4 Pemberian Pemberian balas Balas jasa yang Terlaksana
balas jasa yang jasa terhadap modal yang diberikan
terbatas yang diberikan kepada anggota
terhadap modal kepada anggota Koperasi Koppos
tidak melebihi suku terhadap modal
bunga yang berlaku yang ada tidak
di pasar melebihi suku
bunga yang berlaku
di pasar yaitu tidak
lebih dari 2%. Hal
ini dikarenakan
koperasi
memberikan
Manfaat ekonomi
langsung kepada
anggota dari
fasilitas yang
69

membantu kegiatan
usaha anggota
seperti
penjemputan susu,
pengadaan bahan
makanan dan
bahkan pemberian
pinjaman.
5 Kemandirian Koperasi dapat Koperasi Koppos Terlaksana
berdiri sendiri tanpa bisa disebut telah
bergantung pada mandiri karena
pihak lain yang selain dari modal
dilandasi luar, modal
kepercayaan dan koperasi juga
bebas bertanggung murni berasal dari
jawab serta berani anggota.
bertanggung jawab
atas perbuatan
sendiri dan
kehendak untuk
mengelola diri
sendiri. Kemudian
dapat dilihat dari
modal sendiri yang
besarnya lebih
daripada modal
asing.
6 Pendidikan Penyelenggaraan Koperasi Koppos Terlaksana
perkoperasian pendidikan telah melaksanakan
koperasi bagi
pelatihan
anggota, karyawan, Pendidikan
pengawas, dan
perkoperasian
pengurus koperasi. meskipun tidak
rutin.
7 Kerja sama Koperasi dalam Koperasi Koppos Belum
antar koperasi peningkatan sampai saat ini
kemampuan, belum
memperluas melaksanakan
wawasan, dan kerjasama dengan
memperkuat koperasi lain.
solidaritas dalam
mewujudkan tujuan
koperasi maka
dilakukanlah kerja
sama antar
koperasi.
70

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Identitas Responden

Untuk mendapatkan gambaran mengenai karyawan dan anggpota Koperasi

Koppos yang menjadi responden penelitian, dibawah ini akan disajikan

pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 12 karyawan dan 18

anggota yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel X Variabel Y
Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Laki - laki 12 6 21 7
Perempuan 6 4 9 3
Jumlah 18 10 30 10

Tabel di atas menunjukkan bahwa karyawan dan anggota Koperasi

Koppos mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 orang dan

karyawan dengan jenis kelamin perempuan adalah 15 orang. Sedangkan seluruh

pengurus berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan beberapa unit usaha lebih

banyak memerlukan pekerja laki-laki.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Variabel X Variabel Y
Usia Frekuens Persentase Frekuensi Persentase
i (%) (%)
<20 tahun 0 0 0 0
20 – 30 tahun 5 27 11 36
31 – 40 tahun 6 33 12 40
>40 tahun 7 36 7 24
Jumlah 18 100 30 100
71

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada karyawan yang berusia dibawah

20 tahun. Sedangkan karyawan dan anggota yang berusia 20-30 tahun sebanyak

27% & 36%, karyawan dan anggota yang berusia 31-40 tahun sebanyak 33% &

40%, dan karyawan juga anggota yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 36%

dan 24%.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Variabel X Variabel Y
Pendidikan
Presentase Presentase
Terakhir Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
SD 0 0 0 0
SLTP 0 0 0 0
SLTA 10 55 15 51
D1 0 0 0 0
D2 0 0 0 0
D3 3 18 7 23
S1 5 27 8 26
Jumlah 18 100 30 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa karyawan juga anggota yang merupakan

lulusan SLTA sebanyak 55% & 51%, lulusan D3 sebanyak 18% & 23%, dan

lulusan S1 sebanyak 27% & 26%. Dapat disimpulkan bahwa karyawan dan

anggota Koperasi Koppos mayoritas merupakan lulusan SLTA.

4.2 Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong

seorang karyawan agar bisa bekerja lebih baik dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Dalam hal ini, untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama

mengenai motivasi kerja pada Koperasi Koppos saat ini, dengan disebarnya

kuesioner kepada 12 karyawan, 3 pengurus, 3 pengawas sebagai responden yang


72

memiliki keterkaitan langsung dengan motivasi kerja, dari kuesioner, maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Memenuhi Kebutuhan Pokok Karyawan

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 0 0 0
2 Setuju 4 2 7 8
3 Cukup Setuju 3 8 27 24
4 Kurang Setuju 2 8 27 16
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 48
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “Gaji yang diterima sudah sesuai UMK Bandung dan

dapat memenuhi kebutuhan pokok karyawan” dapat dilihat pada tabel di atas

bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan setuju berjumlah skor 8 ,

cukup setuju dengan skor 24, dan kurang setuju dengan skor 16. Dengan

demikian, total skor untuk indikator memenuhi kebutuhan pokok karyawan adalah

48 dengan kriteria Cukup Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos beberapa karyawan belum

mendapatkan gaji sesuai UMK Kota Bandung (Rp 3.774.860,78) dan juga

beberapa mengatakan bahwa gaji yang mereka terima belum dapat memenuhi

kebutuhan pokok mereka.


73

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada


Koperasi Koppos Mengenai Penyelenggaraan Kerja Yang Kurang Baik

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuensi % Nyata
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 1 3 3
4 Kurang Setuju 4 17 57 68
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 60 71
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “Penyelenggaraan kerja yang dilakukan pengurus

berjalan tidak baik” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan

responden yang menyatakan cukup setuju dengan skor 3 , dan kurang setuju

dengan skor 68. Dengan demikian, total skor untuk indikator penyelenggaraan

kerja yang baik adalah 71 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos penyelenggaraan kerja yang dilakukan

pengurus sudah baik.

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Perlengkapan Pembekalan Yang Memadai
74
Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 1 3 5
2 Setuju 4 2 7 8
3 Cukup Setuju 3 15 50 45
4 Kurang Setuju 2 0 0 0
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 58

Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “perlengkapan pembekalan kerja sudah memadai”

dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan sangat setuju berjumlah skor 5, setuju dengan skor 8, dan cukup

setuju dengan skor 45. Dengan demikian, total skor untuk indikator perlengkapan

pembekalan yang memadai adalah 58 dengan kriteria Cukup Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos tidak ada pelatihan pra kerja untuk

karyawan.

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Manajemen Partisipasif yang Kurang Baik

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 1 3 3
4 Kurang Setuju 4 15 50 60
5 Tidak Setuju 5 1 3 5
Jawaban 18 57 68
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
75

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “manajemen partisipatif yang diberikan pengurus

dilakukan secara tidak baik” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil

tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju berjumlah skor 3, kurang

setuju dengan skor 60, dan tidak setuju dengan skor 5. Dengan demikian, total

skor untuk indikator manajemen partisipasif yang baik adalah 68 dengan kriteria

Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos kemampuan manajerialnya sudah

cukup baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Hubungan Yang Akrab Antara Sesama Pegawai Maupun
Antara Pegawai Dengan Atasan

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 5 17 25
2 Setuju 4 2 7 8
3 Cukup Setuju 3 11 37 33
4 Kurang Setuju 2 0 0 0
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 66
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “karyawan memiliki hubungan akrab antara sesama

pegawai maupun dengan atasan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil

tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah skor 25, setuju
76

dengan skor 8, dan cukup setuju dengan skor 33. Dengan demikian, total skor

untuk indikator hubungan yang akrab antara sesama pegawai maupun antara

pegawai dengan atasan adalah 66 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos kebijakan perusahaan selalu

dikomunikasikan dengan karyawan.

Tabel 4. 9 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Kondisi Kerja Yang Kurang Nyaman

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuensi % Nyata
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 3 10 9
4 Kurang Setuju 4 15 50 60
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 60 69
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “kondisi kerja tidak nyaman” dapat dilihat pada tabel

di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju

berjumlah skor 9, dan kurang setuju dengan skor 60. Dengan demikian, total skor

untuk indikator kondisi kerja yang nyaman adalah 69 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos kondisi kerja sejauh ini dirasa nyaman.
77

Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Kondisi Kerja Yang Aman

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuensi % Nyata
1 Sangat Setuju 5 2 7 10
2 Setuju 4 5 17 20
3 Cukup Setuju 3 11 37 33
4 Kurang Setuju 2 0 0 0
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 63
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “kondisi kerja dirasa aman” dapat dilihat pada tabel di

atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah

skor 10, setuju dengan skor 20, dan cukup setuju dengan skor 33. Dengan

demikian, total skor untuk indikator kondisi kerja yang aman adalah 63 dengan

kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos cukup memfasilitasi sarana pendukung

para karyawannya.

Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Kondisi Kerja Yang Tidak Tenang

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 2 7 6
4 Kurang Setuju 4 16 53 64
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 60 70
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
78

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “kondisi kerja tidak tenang” dapat dilihat pada tabel di

atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju berjumlah

skor 9, dan kurang setuju dengan skor 60. Dengan demikian, total skor untuk

indikator konidisi kerja yang tenang adalah 69 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos kondisi kerja sejauh ini sudah dirasa

tenang.

Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Peralatan Yang Memadai

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 1 3 5
2 Setuju 4 3 10 12
3 Cukup Setuju 3 13 43 39
4 Kurang Setuju 2 1 3 2
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 58
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “mengenai peralatan yang memadai” dapat dilihat pada

tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju

berjumlah skor 5, setuju dengan skor 12, cukup setuju dengan skor 43, dan kurang

setuju dengan skor 2. Dengan demikian, total skor untuk indikator peralatan yang

memadai adalah 58 dengan kriteria Cukup Baik.


79

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos cukup memfasilitasi sarana pendukung

para karyawannya.

Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Tugas Yang Tidak Menantang

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuensi % Nyata
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 4 13 12
4 Kurang Setuju 4 14 47 56
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 60 68
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18

responden dengan pertanyaan negatif “tugas yang diberikan tidak menantang”

dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan cukup setuju berjumlah skor 12, dan kurang setuju dengan skor 68.

Dengan demikian, total skor untuk indikator tugas yang menantang adalah 68

dengan kriteria Baik

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka menuliskan

bahwa pada Koperasi Koppos tugas yang diberikan sudah cukup menantang.

Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Tugas Yang Menarik

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 2 7 10
2 Setuju 4 5 17 20
80

3 Cukup Setuju 3 10 33 30
4 Kurang Setuju 2 1 3 2
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 62
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “tugas yang diberikan menarik” dapat dilihat pada

tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju

berjumlah skor 10, setuju dengan skor 20, cukup setuju dengan skor 30, dan

kurang setuju dengan skor 2. Dengan demikian, total skor untuk indikator tugas

yang menarik adalah 62 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos pengurus selalu memotivasi karyawan

dalam hal meningkatkan usaha dan strategi kerja.

Tabel 4. 15 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Pengembangan Potensi Diri Seorang Pegawai Tidak
Diperhatikan
Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 3 10 9
4 Kurang Setuju 4 13 43 52
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 53 61
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “pengembangan potensi diri karyawan tidak

diperhatikan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden
81

yang menyatakan cukup setuju berjumlah skor 9, dan kurang setuju dengan skor

52. Dengan demikian, total skor untuk indikator pengembangan potensi diri

seorang pegawai adalah 61 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos pengembangan potensi para karyawan

sejauh ini diperhatikan oleh pengurus.

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja pada Koperasi


Koppos Mengenai Pengakuan Terhadap Prestasi

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 0 0 0
2 Setuju 4 2 7 8
3 Cukup Setuju 3 9 30 27
4 Kurang Setuju 2 3 10 6
5 Tidak Setuju 1 4 13 4
Jawaban 18 60 45
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “prestasi atas pencapaian kerja sangat diakui” dapat

dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan

setuju dengan skor 8, cukup setuju dengan skor 27, kurang setuju dengan skor 6,

dan tidak setuju dengan skor 4. Dengan demikian, total skor untuk indikator
82

pengakuan terhadap prestasi adalah 45 dengan kriteria Kurang Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos tidak ada personal/employee

performance achievement.

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Pada Koperasi


Koppos Mengenai Prestasi Dalam Melakukan Suatu Pekerjaan Tidak
Dihargai
Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 3 10 6
3 Cukup Setuju 3 14 47 42
4 Kurang Setuju 4 1 3 4
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 18 60 52
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan negatif “pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan

tidak dihargai” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden

yang menyatakan setuju dengan skor 6, cukup setuju dengan skor 42, dan kurang

setuju dengan skor 4. Dengan demikian, total skor untuk indikator prestasi dalam

melakukan suatu pekerjaan adalah 52 dengan kriteria Cukup Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para pengurus pencapaian prestasi

masih kurang dihargai.

Tabel 4. 18 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja Pada Koperasi


Koppos Mengenai Kewajiban Seseorang Untuk Melaksanakan Fungsi-
Fungsi Yang Ditugaskan Sesuai Pengarahan

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuens % Nyata
83

i
1 Sangat Setuju 5 2 7 10
2 Setuju 4 6 20 24
3 Cukup Setuju 3 10 33 30
4 Kurang Setuju 2 0 0 0
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 18 60 64
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 18 responden

dengan pertanyaan positif “kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan ada dalam

diri saya sebagai seorang karyawan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil

tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah skor 10, setuju

dengan skor 24, dan cukup setuju dengan skor 30. Dengan demikian, total skor

untuk indikator kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang

ditugaskan sesuai pengarahan adalah 64 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka


menuliskan bahwa pada karyawan sejauh ini bertanggungjawab atas pekerjaan
yang harus mereka kerjakan.
84

Tabel 4.19 Rekapitulasi Nilai Motivasi Kerja

Tanggapan
No Sub Variabel Indikator Responden
Skor Kriteria
Gaji (Salary) Memenuhi kebutuhan pokok 48 Cukup Baik
Penyelenggaran kerja yang baik 71 Baik
2 Supervisi Perlengkapan pembekalan yang
58 Cukup Baik
memadai

Kebijakan dan Manajemen partisipasif yang


3 68 Baik
Administrasi baik

Hubungan yang akrab antara


4 Hubungan Kerja sesama pegawai maupun antara 66 Baik
pegawai dengan atasan

Kondisi kerja yang nyaman 69 Baik


Kondisi kerja yang aman 63 Baik
5 Kondisi kerja
Kondisi kerja yang tenang 70 Baik
Peralatan yang memadai 58 Cukup Baik
6 Pekerjaan itu Tugas yang menantang 68 Baik
85

sendiri Tugas yang menarik 62 Baik


Peluang untuk Pengembangan potensi diri
7 61 Baik
maju seorang pegawai

Pengakuan atau
8 Pengakuan terhadap prestasi 45 Kurang Baik
penghargaan

Pencapaian prestasi dalam


9 Keberhasilan 52 Cukup Baik
melakukan suatu pekerjaan

Kewajiban seseorang untuk


melaksanakan fungsi-fungsi
10 Tanggung jawab 64 Baik
yang ditugaskan sesuai
pengarahan
Jumlah skor variabel motivasi kerja 923 Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat bahwa motivasi kerja Koperasi

Koppos memiliki total skor 923 dan berada di kriteria baik.

4.3 Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang baik secara

kualitas maupun kuantitas pada periode tertentu sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawabnya guna mencapai tujuan organisasi. Kinerja suatu organisasi

ditentukan oleh unsur pegawai yang ada di dalamnya. Jika kinerja pegawai baik

maka pencapaian tujuan organisasi akan lebih mudah.

Dalam hal ini, untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua

mengenai motivasi kerja pada Koperasi Koppos saat ini, dengan disebarnya

kuesioner kepada 12 karyawan, 3 pengurus, 3 pengawas, dan 12 anggota sebagai

responden yang memiliki keterkaitan langsung dengan kinerja karyawan, dari

kuesioner, maka diperoleh hasil sebagai berikut :


86

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Hasil Pekerjaan Sesuai Standar Atau Pedoman
Yang Telah Ditetapkan

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 5 17 25
2 Setuju 4 18 60 72
3 Cukup Setuju 3 7 23 21
4 Kurang Setuju 2 0 0 0
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 30 100 118
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan positif “bekerja sesuai standard dan pedoman yang telah

ditetapkan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan sangat setuju berjumlah skor 25, setuju dengan skor 72, dan cukup

setuju dengan skor 21. Dengan demikian, total skor untuk indikator hasil

pekerjaan sesuai standar atau pedoman yang telah ditetapkan adalah 118 dengan

kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada karyawan sejauh ini bekerja sesuai standar dan pedoman

yang telah ditetapkan.

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan


padaKoperasi Koppos Mengenai Tidak Mampu Bekerja Dengan Rapih

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 3 10 9
87

4 Kurang Setuju 4 20 67 80
5 Tidak Setuju 5 7 23 35
Jawaban 30 100 124
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak mampu bekerja dengan rapih” dapat dilihat pada

tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan cukup setuju

dengan skor 9, kurang setuju dengan skor 80, dan tidak setuju dengan skor 35.

Dengan demikian, total skor untuk indikator kerapihan dalam bekerja adalah 124

dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos sejauh ini para karyawannya mampu

bekerja dengan rapi.

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Ketelitian Dalam Bekerja

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 0 0 0
2 Setuju 4 3 10 12
3 Cukup Setuju 3 12 40 36
4 Kurang Setuju 2 10 33 20
5 Tidak Setuju 1 5 17 5
Jawaban 30 100 73
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan positif “mampu bekerja dengan teliti” dapat dilihat pada tabel
88

di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan setuju berjumlah skor

12, cukup setuju dengan skor 36, kurang setuju dengan skor 20, dan tidak setuju

dengan skor 5. Dengan demikian, total skor untuk indikator ketelitian dalam

bekerja adalah 73 dengan kriteria Kurang Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawan dalam bekerja hanya

sebagian karyawan yang bekerja dengan teliti.

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Tidak Mampu Bekerja Tepat Waktu
Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 2 7 2
2 Setuju 2 8 27 16
3 Cukup Setuju 3 20 67 60
4 Kurang Setuju 4 0 0 0
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 30 100 78
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak mampu bekerja dengan tepat waktu” dapat

dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan

sangat setuju dengan skor 2 setuju dengan skor 16, dan cukup setuju dengan skor

60. Dengan demikian, total skor untuk indikator keterampilan dan ketepatan

dalam bekerja adalah 78 dengan kriteria Cukup Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos sejauh ini para karyawannya sering

terjadi keterlambatan pelaporan.


89

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Jumlah Output Yang Dihasilkan
Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 4 14 20
2 Setuju 4 17 57 68
3 Cukup Setuju 3 8 27 24
4 Kurang Setuju 2 1 3 2
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 30 100 114
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan positif “mampu menghasilkan pekerjaan sesuai yang

ditugaskan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan sangat setuju berjumlah skor 20, setuju dengan skor 68, cukup setuju

dengan skor 24, dan kurang setuju dengan skor 2. Dengan demikian, total skor

untuk indikator jumlah output yang dihasilkan adalah 114 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawan dalam bekerja sudah

mampu teliti.

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Tidak Mampu Menyelesaikan Tugas Baik Tugas
Rutin Maupun Tambahan

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
90

3 Cukup Setuju 3 15 50 45
4 Kurang Setuju 4 14 47 56
5 Tidak Setuju 5 1 3 5
Jawaban 30 100 106
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rutin atau

tambahan dengan cepat” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan

responden yang menyatakan cukup setuju dengan skor 45, kurang setuju dengan

skor 56, dan tidak setuju dengan skor 5. Dengan demikian, total skor untuk

indikator tingkat kecepatan dalam menyelesaikan tugas baik tugas rutin maupun

tambahan adalah 106 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos sejauh ini para karyawannya mampu

menyelesaikan tugas baik tugas rutin maupun tambahan dengan cepat meskipun

masih ada beberapa karyawan yang tidak sesuai deadline.

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Sikap Karyawan Saat Diberikan Intruksi

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 3 10 15
2 Setuju 4 15 50 60
3 Cukup Setuju 3 10 33 30
4 Kurang Setuju 2 2 7 4
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
Jawaban 30 100 109
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden
91

dengan pertanyaan positif “mampu mengikuti intruksi/arahan dari pengurus”

dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan sangat setuju berjumlah skor 15, setuju dengan skor 60, cukup setuju

dengan skor 30, dan kurang setuju dengan skor 4. Dengan demikian, total skor

untuk indikator sikap karyawan saat diberikan intruksi adalah 109 dengan kriteria

Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawan memiliki sikap yang

baik saat diberikan intruksi.

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Tidak Adanya Inisiatif Dalam Bekerja

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 3 10 6
3 Cukup Setuju 3 7 23 21
4 Kurang Setuju 4 15 50 60
5 Tidak Setuju 5 5 17 25
Jawaban 30 100 112
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rutin atau

tambahan dengan cepat” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan

responden yang menyatakan setuju dengan skor 6, cukup setuju dengan skor 21,

kurang setuju dengan skor 60, dan tidak setuju dengan skor 25. Dengan demikian,

total skor untuk indikator tingkat inisiatif dalam bekerja adalah 112 dengan
92

kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawannya sudah memiliki

tingkat inisiatif yang baik ketika diberikan tugas.

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Tingkat Kerajinan Seperti Rendahnya Jumlah
Absen

Responden
Kriteria Skor
No SkorFrekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 5 0 0 0
2 Setuju 4 3 10 12
3 Cukup Setuju 3 14 47 42
4 Kurang Setuju 2 8 27 16
5 Tidak Setuju 1 5 17 5
Jawaban 30 100 75
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan positif “selalu hadir untuk bekerja dan jarang absen” dapat

dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan

setuju dengan skor 12, cukup setuju dengan skor 42, kurang setuju dengan skor

16, dan tidak setuju dengan skor 5. Dengan demikian, total skor untuk indikator

tingkat kerajinan seperti rendahnya jumlah absen adalah 75 dengan kriteria

Kurang Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawannya masih ada yang

datang terlambat dan absen.


93

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Tidak Adanya Hubungan Kerja Yang Baik
Antar Karyawan

Responden
Kriteria Skor
No Skor Frekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 0 0 0
3 Cukup Setuju 3 12 40 36
4 Kurang Setuju 4 17 57 68
5 Tidak Setuju 5 1 3 5
Jawaban 30 100 109
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak memiliki hubungan kerja yang baik dengan

rekan kerja” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden

yang menyatakan cukup setuju dengan skor 36, kurang setuju dengan skor 68,

dan tidak setuju dengan skor 5. Dengan demikian, total skor untuk indikator

tingkat inisiatif dalam bekerja adalah 109 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawannya memiliki hubungan

kerja yang cukup baik.

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Loyalitas Kepada Karyawan

Kriteria Responden Skor


No Skor
Jawaban Frekuensi % Nyata
1 Sangat Setuju 5 0 0 0
94

2 Setuju 4 15 50 60
3 Cukup Setuju 3 9 30 27
4 Kurang Setuju 2 6 20 12
5 Tidak Setuju 1 0 0 0
10
Jawaban 30 0 99
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan positif “memiliki rasa loyal kepada koperasi” dapat dilihat

pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang menyatakan setuju

dengan skor 50, cukup setuju dengan skor 27, dan kurang setuju dengan skor 12.

Dengan demikian, total skor untuk indikator tingkat kerajinan seperti rendahnya

jumlah absen adalah 99 dengan kriteria Cukup Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos para karyawannya memiliki rasa loyal

yang cukup bak terhadap koperasi.

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan pada


Koperasi Koppos Mengenai Kurangnya Kemampuan Bekerja Sama Dengan
Karyawan Lain Dalam Melaksanakan Pekerjaan

Responden
Kriteria Skor
No SkorFrekuens
Jawaban Nyata
i %
1 Sangat Setuju 1 0 0 0
2 Setuju 2 1 3 2
3 Cukup Setuju 3 15 50 45
4 Kurang Setuju 4 14 47 56
5 Tidak Setuju 5 0 0 0
Jawaban 30 100 103
Sumber : Hasil Pengelohan Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden

dengan pertanyaan negatif “tidak mampu bekerjasama dengan baik antar sesama
95

karyawan” dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hasil tanggapan responden yang

menyatakan setuju dengan skor 2, cukup setuju dengan skor 45, dan kurang

setuju dengan skor 56. Dengan demikian, total skor untuk indikator tingkat

kemampuan bekerja sama dengan karyawan lain dalam melaksanakan pekerjaan

adalah 103 dengan kriteria Baik.

Berdasarkan dari alasan yang diberikan oleh responden, mereka

menuliskan bahwa pada Koperasi Koppos bisa bekerja sama sesama karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan.

Tabel 4.32 Rekapitulasi Variabel Kinerja Karyawan


Tanggapan
No Sub Variabel Indikator Responden
Skor Kriteria
96

Hasil pekerjaan yang telah


118 Baik
ditetapkan
Kerapihan dalam bekerja 124 Baik
1 Kualitas kerja Kurang
Ketelitian dalam bekerja 73
Baik

Ketetapan dalam bekerja 78 Baik


Jumlah ouput yang dihasilkan 114 Baik
2 Kuantitas kerja Tingkat Kecepatan dalam
menyelesaikan tugas baik tugas 106 Baik
rutin maupun tugas
Sikap karyawan saat diberikan
109 Baik
intruksi
Dapat tidaknya
3 Tingkat inisatif dalam bekerja 112 Baik
diandalkan
Tingkat kerajinan seperti Kurang
75
rendahnya jumlah absen Baik
Hubungan kerja antar karyawan 109 Baik
Cukup
Loyalitas kepada perusahaan 99
Baik
4 Sikap
Kemampuan bekerja sama
dengan karyawan lain dalam 103 Baik
melaksanakan pekerjaan
Cukup
1261
Jumlah skor variabel kinerja karyawan Baik

Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas dapat dilihat bahwa kinerja

karyawan Koperasi Koppos memiliki total skor 1261 dan berada di kriteria cukup

baik. Walaupun hasil rekapitulasi penilaian kinerja karyawan Koperasi Koppos

dikatakan cukup baik, namun masih ada indikator-indikator yang masih harus

diperbaiki dan ditingkatkan lagi pelaksanaanya.

4.4 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Terkait Motivasi Kerja Koperasi


Koppos Agar Kinerja Karyawan Meningkat

Seperti yang telah dikemukakan dalam analisis data, untuk mengetahui


97

upaya-upaya apa yang dilakukan terkait motivasi kerja Koperasi Koppos agar

kinerja karyawan meningkat maka digunakan analisis deskriptif. Adapun upaya

yang dilakukan Koperasi Koppos dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah

dengan melakukan reward berupa bonus atau kepada karyawan yang berprestasi,

melakukan disiplin kerja kepada karyawan, melakukan evaluasi kerja, dan

mengadakan atau mengikutsertakan para karyawan untuk melakukan pelatihan

sesuai bidangnya.

Bonus yang diberikan pengurus kepada karyawan yang berprestasi

merupakan upaya perusahaan dalam memberikan balas jasa atas hasil kerja

karyawan, sehingga dapat mendorong karyawan lain bekerja lebih giat dan

berpotensi.

Disiplin kerja karyawan dilakukan agar mampu bekerja secara

terorganisir, serta mendorong karyawan untuk membantu satu sama lain dalam

melakukan pekerjaan yang dirasa sulit. Contoh disiplin kerja yang bisa diberikan

kepada karyawan adalah memberikan deadline dari tugas yang telah diberikan.

Evaluasi kerja dilakukan pengurus untuk menilai dan mengetahui hal-hal

yang harus diperbaiki oleh pengurus maupun karyawan agar performa kedepannya

lebih baik lagi sehingga rencana kerja dapat tercapai dengan efektif.

Pelatihan kerja dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap,

keterampilan kerja dan moral karyawan dalam usahanya untuk meningkatkan

daya kerja atau produktifitas kerja karyawan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.5 Kesimpulan

Secara umum, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan

menggambarkan bagaimana motivasi kerja dan kinerja karyawan pada Koperasi

Koppos. Dan upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan pada koperasi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Motivasi kerja karyawan Koperasi Koppos sudah mencapai kriteria

Baik. Meskipun motivasi kerja dari hasil rekapitulasi sudah

mencapai kriteria Baik namun ada beberapa indikator yang perlu

ditingkatkan kembali untuk mencapai kriteria Sangat Baik yaitu :

pemenuhan kebutuhan pokok, perlengkapan pembekalan yang

memadai, peralatan yang memadai, pengakuan terhadap prestasi,

dan pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan.

2. Kinerja karyawan Koperasi Koppos masuk dalam kategori Cukup

Baik. Meskipun kinerja karyawan dari hasil mencapai kriteria

cukup baik, namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat mencapa

kriteria baik. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator

yang harus di tingkatkan kembali untuk mencapai kinerja karyawan

yang lebih baik yaitu : Ketelitian dalam bekerja, tingkat kerajinan

seperti rendahnya jumlah absen, dan loyalitas kepada perusahaan.

101
102

3. Upaya-upaya yang bisa dilakukan Koperasi Koppos untuk

meningkatkan kinerja karyawan melalui motivasi kerja yaitu:

Menerapkan disiplin kerja karyawan, memberikan hadiah atau

penghargaan apabila karyawan bekerja sesuai target yang

ditentukan, melakukan promosi kepada karyawan berprestasi, dan

mengadakan pelatihan.

4.6 Saran

4.6.1 Saran Teoritis

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih

mendalam mengenai Analisis Motivasi Kerja Dalam Upaya Meningkatkan

Kinerja Karyawan pada koperasi agar diketahui perkembangan dari motivasi kerja

di koperasi meningkat atau tidak dengan melihat bagaimana hasil dari motivasi

kerja yang telah dilakukan koperasi terhadap kinerja karyawan di Koperasi.

Kemudian dalam penelitian lebih mendalam pada saat wawancara dan melakukan

deskripsi dengan telaah sesuai studi kepustakaan terbaru dan relevan.

1.1.1. Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian dan telah berkesimpulan. Peneliti berupaya

memberikan saran yang bisa dipertimbangkan berhubungan dengan variabel yang

peneliti bahas bermaksud memberikan masukan praktis untuk koperasi Koppos

Bandung dalam proses keberlangsungan koperasi kedepannya.


103

1. Berdasarkan hasil rekapitulasi motivasi kerja dalam meningkatkan

kinerja karyawan Koperasi Koppos masih ada beberapa indikator

yang mencapai kriteria cukup baik, untuk itu dapat dilakukan

beberapa hal oleh pihak koperasi untuk meningkatkan motivasi

kerja karyawan yaitu:

Peningkatan pemberian gaji, pemberian intensif yang sesuai,

melakukan penilaian prestasi kerja maupun pemilihan karyawan

teladan secara rutin, melengkapi dan menambah perlengkapan

kerja yang ada di Koperasi Koppos seperti : komputer, printer, dll

2. Dalam peningkatan kinerja karyawan Koperasi diharapkan

menyelenggarakan program pengembangan karyawan yakni

dengan memberikan pendidikan dan pelatihan secara rutin pada

karyawan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan pada karyawan agar karyawan dapat berkembang

serta produktif dan kreatif. Melakukan disiplin kerja terhadap

karyawan.

Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melalui motivasi

kerja, Koperasi Koppos belum menerapkan disiplin kerja

karyawan, memberikan hadiah atau penghargaan apabila karyawan

bekerja sesuai target yang ditentukan, melakukan promosi pada

karyawan berprestasi. Maka dari itu agar lebih optimal dalam

peningkatan kinerja karyawan melalui motivasi kerja ini, Koperasi

Koppos dapat menerapkan sistem target penggajian sehingga


104

karyawan lebih terpacu dalam bekerja, memberikan teguran yang

sesuai serta hukuman bagi yang melanggar. Koperasi Koppos pun

bisa memberikan pengarahan dan teguran kepada karyawan yang

bermasalah. Pengurus pun harus bisa memberikan intruksi yang

jelas ketika memberikan tugas kepada karyawan sehingga

karyawan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan

baik ketika mereka tahu persis apa yang harus dilakukan, berikan

deadline kepada karyawan untuk mendisiplinkan karyawan agar

mampu bekerja secara terorganisir, serta mendorong karyawan

untuk membantu satu sama lain dalam melakukan pekerjaan yang

dirasa sulit .

3. Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melalui motivasi

kerja, Koperasi Koppos belum menerapkan disiplin kerja

karyawan, memberikan hadiah atau penghargaan apabila karyawan

bekerja sesuai target yang ditentukan, melakukan promosi pada

karyawan berprestasi. Maka dari itu agar lebih optimal dalam

peningkatan kinerja karyawan melalui motivasi kerja ini, Koperasi

Koppos dapat menerapkan sistem target penggajian sehingga

karyawan lebih terpacu dalam bekerja, memberikan teguran yang

sesuai serta hukuman bagi yang melanggar. Koperasi Koppos pun

bisa memberikan pengarahan dan teguran kepada karyawan yang

bermasalah. Pengurus pun harus bisa memberikan intruksi yang

jelas ketika memberikan tugas kepada karyawan sehingga


105

karyawan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan

baik ketika mereka tahu persis apa yang harus dilakukan, berikan

deadline kepada karyawan untuk mendisiplinkan karyawan agar

mampu bekerja secara terorganisir, serta mendorong karyawan

untuk membantu satu sama lain dalam melakukan pekerjaan yang

dirasa sulit .
106

DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
E. Edison, dkk. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Hari Muharam, (2014). “ANALISIS MOTIVASI KERJA TERHADAP


KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DI KOTA BOGOR STUDI KASUS
KANTOR KEC BOGOR TENGAH”
Hasibuan, Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.

Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga.


Indonesia, Republik. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1992.
Jakarta: Sekretariat Negara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.


Bandung: PT Refika Aditama

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung : PT. Ramaja Rosdakarya


Rusidi. 1993. Pedoman Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:
Institut Manajemen Koperasi Indonesia.
Rivai, Vethzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
teori ke praktek. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sedarmayanti. 2017. Perencanaan dan Pengembangan SDM untuk
Meningkatkan. Kompetensi, Kinerja dan Produktivitas Kerja. Bandung :
PT Refika Aditama.
Subandi. (2010). Ekonomi Koperasi : Teori dan Praktek.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 1999. Metode Satistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfa Beta.
Zeni Rofi Wardani, 2019. “ANALISIS MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA DI TANKEKA SCREEN

PRINTING PONOROGO”

Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung . Laporan
107

Pertanggung Jawaban Pengurus & Pengawas Koppos Bandung Tahun


Buku 2016
Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung. Laporan
Pertanggung Jawaban Pengurus & Pengawas Koppos Bandung Tahun
Buku 2017
Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung. Laporan
Pertanggung Jawaban Pengurus & Pengawas Koppos Bandung Tahun
Buku 2018
Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung. Laporan
Pertanggung Jawaban Pengurus & Pengawas Koperasi Serba Usaha
Koppos Bandung Tahun Buku 2019
Koperasi Pegawai dan Pensiunan PT. Pos Indonesia Koppos Bandung. Laporan
Pertanggung Jawaban Pengurus & Pengawas Koperasi Serba Usaha
Koppos Bandung Tahun Buku
108

LAMPIRAN

Responde Gaji (Salary)


n 1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 0 0 0 1 1
2 0 1 0 0 0 1
3 0 1 0 0 0 1
4 0 0 1 0 0 1
5 0 0 1 0 0 1
6 0 0 1 0 0 1
7 0 0 1 0 0 1
8 0 0 1 0 0 1
9 0 0 1 0 0 1
10 0 0 1 0 0 1
11 0 0 1 0 0 1
12 0 0 1 0 0 1
13 0 0 1 0 0 1
14 0 0 0 1 0 1
15 0 0 0 1 0 1
16 0 0 0 1 0 1
17 0 0 0 1 0 1
18 0 0 0 1 0 1

Responde Supervisi
n 1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 1 0 0 2
2 0 1 1 0 0 2
3 0 1 1 0 0 2
4 0 1 1 0 0 2
5 0 1 1 0 0 2
6 0 1 1 0 0 2
7 0 1 1 0 0 2
8 0 1 1 0 0 2
9 0 1 1 0 0 2
10 0 1 1 0 0 2
11 0 1 1 0 0 2
109

12 0 1 1 0 0 2
13 0 1 1 0 0 2
14 0 1 1 0 0 2
15 0 1 1 0 0 2
16 0 1 0 1 0 2
17 0 1 0 1 0 2
18 0 0 1 0 1 2

Kebijakan dan Administrasi


Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 0 0 0 1
2 0 1 0 0 0 1
3 0 1 0 0 0 1
4 0 1 0 0 0 1
5 1 1 0 0 0 2
6 0 1 1 0 0 2
7 0 1 0 0 0 1
8 0 1 0 0 0 1
9 0 1 0 0 0 1
10 0 1 0 0 0 1
11 0 1 0 0 0 1
12 0 1 0 0 0 1
13 0 1 0 0 0 1
14 0 1 0 0 0 1
15 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0
17 0 1 0 0 0 1
18 0 0 0 0 0 0
110

Hubungan Kerja
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 0 1 0 0 1
2 0 0 0 0 1 1
3 0 0 1 0 1 2
4 0 0 1 0 0 1
5 0 0 1 0 1 2
6 0 0 1 0 1 2
7 0 0 0 0 1 1
8 0 0 0 0 0 0
9 0 0 1 0 0 1
10 0 0 1 0 0 1
11 0 0 1 0 0 1
12 0 0 1 0 0 1
13 0 0 1 1 0 2
14 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
16 0 0 1 1 0 2
17 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0

Responde Kondisi Kerja


n 1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 2 1 0 1 4
2 0 1 1 0 1 3
3 0 1 1 1 0 3
4 0 1 1 1 0 3
5 0 2 3 1 0 6
6 0 1 1 1 0 3
7 0 2 2 1 0 5
8 0 2 2 0 1 5
9 0 2 1 0 0 3
10 0 2 1 0 0 3
11 0 2 2 1 0 5
12 0 3 1 1 0 5
13 0 1 1 1 0 3
14 0 3 1 0 0 4
15 0 2 1 0 0 3
16 0 1 1 0 0 2
111

17 0 1 1 0 0 2
18 0 1 1 0 0 2

Pekerjaan Itu Sendiri


Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 1 1 0 3
2 0 1 0 0 0 1
3 0 1 0 1 1 3
4 0 1 0 1 1 3
5 0 1 1 0 0 2
6 0 1 1 0 0 2
7 0 1 1 0 0 2
8 0 1 0 0 0 1
9 0 1 0 1 0 2
10 0 1 0 0 0 1
11 0 1 0 1 0 2
12 0 1 0 0 0 1
13 0 1 0 0 0 1
14 0 1 0 0 0 1
15 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0
18 0 1 0 0 0 1

Peluang Untuk Maju


Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 0 0 0 1
2 0 1 1 0 0 2
3 0 1 1 0 0 2
4 0 1 0 0 0 1
5 0 1 0 0 0 1
6 0 1 0 0 0 1
7 0 0 1 0 0 1
8 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 1
11 0 1 0 0 0 1
12 0 1 0 0 0 1
13 0 1 0 0 0 1
14 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
112

16 0 1 0 0 0 1
17 0 1 0 0 0 1
18 0 1 0 0 0 1

Keberhasilan
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 0 0 0 1
2 0 1 1 0 0 2
3 0 1 1 0 0 2
4 0 1 0 0 0 1
5 0 1 0 0 0 1
6 0 1 0 1 0 2
7 0 0 1 0 0 1
8 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 1 0 2
11 0 1 0 0 0 1
12 0 1 0 0 0 1
13 0 1 0 0 0 1
14 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
16 0 1 0 0 0 1
17 0 1 0 0 0 1
18 0 1 0 0 0 1

Tanggung Jawab
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
113

1 0 0 1 0 1 2
2 0 0 1 0 0 1
3 0 0 1 0 0 1
4 0 0 1 1 0 2
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 1
7 0 0 1 1 0 2
8 0 0 1 0 0 1
9 0 0 1 0 0 1
10 0 0 1 1 0 2
11 0 0 0 1 0 1
12 0 0 0 1 1 2
13 0 0 0 0 0 0
14 0 0 1 0 0 1
15 0 0 0 0 0 0
16 0 0 1 0 0 1
17 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0

Kualitas Kerja
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
114

1 1 2 1 1 1 6
2 1 2 1 1 1 6
3 1 2 1 1 1 6
4 1 2 1 1 1 6
5 1 2 1 1 1 6
6 1 2 1 1 0 5
7 1 1 1 1 0 4
8 1 1 1 1 0 4
9 1 1 1 1 0 4
10 1 1 1 1 0 4
11 1 1 1 1 0 4
12 1 1 1 1 0 4
13 1 1 1 1 0 4
14 1 1 1 1 0 4
15 1 2 1 1 0 5
16 0 1 1 1 0 3
17 0 1 1 1 0 3
18 1 2 1 1 0 5
19 1 2 1 1 0 5
20 1 1 1 1 0 4
21 1 1 1 1 0 4
22 1 1 1 0 0 3
23 0 2 1 0 0 3
24 0 1 1 0 0 2
25 0 1 1 0 0 2
26 0 1 0 0 0 1
27 0 1 0 0 0 1
28 0 1 0 0 0 1
29 0 1 0 0 0 1
30 0 1 0 0 0 1

Kuantitas Kerja
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 1 0 1 0 1 3
115

2 0 1 1 1 1 4
3 0 1 1 1 0 3
4 0 1 1 1 0 3
5 0 1 1 1 0 3
6 0 1 1 1 0 3
7 0 0 1 0 0 1
8 0 1 1 1 0 3
9 0 1 1 1 0 3
10 0 1 1 1 0 3
11 0 1 1 1 0 3
12 0 1 1 1 0 3
13 0 0 1 1 1 3
14 0 0 1 1 1 3
15 0 0 1 1 0 2
16 0 1 1 1 0 3
17 0 0 1 1 0 2
18 0 0 1 0 0 1
19 0 0 1 1 0 2
20 0 1 0 1 0 2
21 0 0 1 0 0 1
22 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0
24 0 0 1 0 0 1
25 0 1 1 0 0 2
26 0 0 1 0 0 1
27 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0
29 0 1 0 0 0 1
30 0 1 1 0 0 2

Dapat Tidaknya Diandalkan


Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 0 1 1 1 0 3
2 1 0 1 0 0 2
116

3 0 0 2 0 0 2
4 0 0 0 1 1 2
5 0 1 2 1 0 4
6 0 0 0 2 0 2
7 1 1 1 1 0 4
8 0 0 1 0 0 1
9 0 1 2 1 0 4
10 0 1 1 0 0 2
11 0 1 1 1 0 3
12 0 1 0 2 1 4
13 1 1 1 1 0 4
14 0 2 0 1 0 3
15 0 1 1 0 0 2
16 1 1 2 1 0 5
17 0 1 1 1 0 3
18 1 2 1 0 1 5
19 0 0 2 1 0 3
20 0 1 1 0 0 2
21 0 0 1 0 0 1
22 1 0 0 1 0 2
23 0 2 1 1 0 4
24 0 1 2 0 0 3
25 1 2 0 1 0 4
26 1 0 1 0 0 2
27 0 1 1 1 0 3
28 1 1 1 1 0 4
29 0 1 2 1 0 4
30 1 1 1 1 0 4

Sikap
Responden
1 2 3 4 5 TOTAL
1 1 2 1 1 0 5
2 0 2 1 1 0 4
3 0 1 2 0 0 3
117

4 0 2 2 1 0 5
5 0 1 1 1 0 3
6 0 2 2 0 0 4
7 0 1 1 1 0 3
8 0 2 2 0 0 4
9 0 1 1 1 0 3
10 0 1 1 1 0 3
11 0 1 1 0 0 2
12 0 1 1 1 0 3
13 0 1 1 1 0 3
14 0 1 1 0 0 2
15 0 1 1 0 0 2
16 0 2 1 1 0 4
17 0 1 1 1 0 3
18 0 2 1 0 0 3
19 0 2 1 1 0 4
20 0 1 2 1 0 4
21 0 1 1 0 0 2
22 0 1 1 0 0 2
23 0 1 2 0 0 3
24 0 1 1 0 0 2
25 0 1 1 0 0 2
26 0 1 1 0 0 2
27 0 1 1 1 0 3
28 0 1 1 1 0 3
29 0 1 2 0 0 3
30 0 1 2 1 0 4
118

Anda mungkin juga menyukai