waktu paruh dan metabolitnya panjang fluoxetine→ efek interaksi tetap ada beberapa hari setelah fluoxetine dihentikan.
Pindolol me↑ efek antidepresan fluoxetine melalui efek antagonis pada reseptor 5-HT1A → menguntungkan untuk pengobatan depresi
pada beberapa pasien.
BETA BLOCKERS + ASPIRIN OR NSAIDS
Sebagian besar NSAIDs me↑ TD pada pasien yang menggunakan antihipertensi (secara klinis tidak relevan)
indometacin menghambat sintesis dan pelepasan prostaglandin (PGA and PGE) yang mendilatasi arteri perifer → me↓ efek
beta bloker (juga piroksikam, Ibuprofen and naproxen)
keempat obat tersebut me↓ aktivitas renin plasma dan konsentrasi aldosterone → ?
Biasanya diclofenac, imidazole salicylate, oxaprozin, tenoxicam dan sulindac tidak berinteraksi.
Aspirin dosis ganda, dosis tinggi dan rendah tidak mengurangi efek beta bloker (satu studi : dosis tinggi tunggal aspirin
melawan efek beta bloker i.v.
aspirin mengurangi efek carvedilol pada gagal jantung.
Celecoxib (tidak rofecoxib) menghambat metabolisme metoprolol oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2D6.
Efek NSAID lebih terlihat pada lansia dan seorang dengan asupan garam tinggi.
Erythromycin me↑ talinolol dan nadolol serum (tidak signifikan secara klinis) → studi
lanjut.
Telithromycin tidak mempengaruhi sotalol dalam memperpanjang interval QT.
sotalol + erythromycin i.v. → memperpanjang interval T (aditif) → hindari.
erythromycin menghambat P-glycoprotein → ketersediaan hayati talinolol me↑
BETA BLOCKER + ANTASIDA ATAU
ANTIDIARRHOEALS
Beberapa antasida dan antidiare →sedikit pe↓ absorpsi atenolol, indenolol,
propranolol, atau sotalol,dan mungkin sedikit pe↑ absorpsi metoprolol.
Mekanisme tidak pasti : Pe↓ absorpsi mungkin terkait dengan penundaan
pengosongan lambung yang disebabkan antasida, peningkatan pH lambung, atau
pembentukan kompleks kedua obat tersebut di usus.
→ Jeda 2 jam.
BETA BLOCKERS + ANTICHOLINESTERASES
Laporan terbatas : beta blocker + antikolinesterase → bradikardia dan hipotensi selama periode
pemulihan dari anestesi dan blokade neuromuskular (Biasanya tidak terjadi reaksi yang
merugikan).
reaksi merugikan setelah operasi jarang terjadi → tetap waspada kemungkinan bradikardi atau
hipotensi sesaat setelah operasi.
efek bradikardi (aditif) : beta blocker + antikolinesterase.
beta bloker oral/topical tunggal → simptom myasthenic dan myasthenia gravis (mungkin karena
efek depresan beta blocker pada neuromuscular junction)
Hal ini tidak cukup dikontrol dengan atropin.
beta blocker oral atau topical melawan efek antikolinesterase dalam pengobatan myasthenia
gravis (Informasi terbatas).
satu penelitian : propranolol dapat diberikan pada pasien miastenia gravis dengan kondisi
darurat kardiovaskular, asalkan peralatan resusitasi dan antidot spesifiknya tersedia.
BETA BLOCKERS + BILE-ACID BINDING
RESINS
Kolestiramin dan kolestipol secara moderat me↓ absorpsi propranolol, tapi tidak
mengurangi efek.
Colesevelam tidak mempengaruhi absorpsi metoprolol.
Mekanisme tidak jelas : ?
→ jeda 1 jam sebelum atau 4-6 jam setelah kolestiramin
→ jeda 1 jam sebelum atau 4 jam setelah kolestipol.
BETA BLOCKERS + BUPROPION
Dapat digunakan.
BETA BLOCKERS + BARBITURATES
Barbiturate me↓ kadar plasma dan efek beta bolker (tu. yang dimetabolisme di hati, co.
alprenolol, metoprolol, timolol)
Konsentrasi Alprenolol menjadi setengahnya (beta bloker yang lain tidak banyak)
Beta blocker yang tu. diekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urin (misalnya atenolol,
sotalol, nadolol) tidak dipengaruhi oleh barbiturat.
Barbiturate adalah inducer enzim.
alprenolol + pentobarbital → tidak signifikan secara klinik (beta blocker untuk hipertensi dan
angina) → monitoring efek alprenolol, pe↑ dosis jika perlu, ganti barbiturate (mis.
benzodiazepines), ganti beta bloker.
pe↓ efek beta bloker akibat pe↑ metabolisme (AUCs metoprolol, timolol lebih kecil dipengaruhi
daripada alprenolol).
semua barbiturate dapat berinteraksi serupa, meski luasnya interaksi dapat bervariasi.
BETA BLOCKERS + CALCIUM-CHANNEL
BLOCKERS; DILTIAZEM
Diltiazem menghambat metabolisme propranolol dan metoprolol (mekanisme pastinya tidak jelas).
diltiazem + beta blocker → Efek depresan (aditif) → dapat bermanfaat → pantau.
Pasien (biasanya dengan kegagalan ventrikel yang sudah ada sebelumnya atau kelainan
konduksi) → mengembangkan bradikardia serius dan berpotensi mengancam jiwa.
Diltiazem me↑ kadar serum propranolol dan metoprolol (tidak atenolol) → tidak penting secara
klinis
Efek bradikardi dari beta blocker bisa aditif dengan penundaan dalam konduksi melalui nodus
atrioventrikular akibat diltiazem → menguntungkan karena me↑ efek antiangina pada
kebanyakan pasien, dapat juga memperparah kelainan jantung.
Faktor risiko utama : disfungsi ventrikel, atau kelainan konduksi nodular sinoatrial atau AV →
kontraindikasi penggunaan diltiazem .
Penggunaan bersamaan → pantau.
Perubahan farmakokinetik beta blocker bisa terjadi (tidak penting secara klinis).
BETA BLOCKERS + CALCIUM-CHANNEL
BLOCKERS; VERAPAMIL
beta blocker dan verapamil memiliki efek inotropik negatif pada jantung (aditif) → bradikardia dan menekan kontraksi ventrikel
sepenuhnya.
Verapamil menaikkan kadar beta blocker serum yang secara luas dimetabolisme di hati (misalnya metoprolol, propranolol), mungkin
dengan menghambat metabolisme mereka.
mekanisme tepatnya tidak jelas : verapamil mempengaruhi bioavailabilitas talinolol dengan memodulasi P-glikoprotein intestinal.
verapamil + beta blocker → aditif (depresan kardiak) →menguntungkan, depresan serius (kadang) : (bradycardia, asystole, sinus
arrest).
→ Monitoring ketat
Dapat juga bereaksi dengan beta blocker tetes mata.
Inggris, BNF :boleh jika fungsi miokard terpelihara dengan baik, dan itu verapamil
sebaiknya tidak disuntikkan segera setelah diberi beta blocker karena risiko hipotensi dan asistol → jeda 30 menit setelah injeksi
verapamil.
verapamil intravena + beta blocker intravena → kontraindikasi.
→ titrasi, pantau terutama selama beberapa hari pertama
BETA BLOCKERS + CALCIUM-CHANNEL
BLOCKERS; DILTIAZEM
diltiazem + beta blocker → Efek depresan (aditif) → dapat bermanfaat → pantau.
Pasien (biasanya dengan kegagalan ventrikel yang sudah ada sebelumnya atau kelainan konduksi) → mengembangkan
bradikardia serius dan berpotensi mengancam jiwa.
Diltiazem me↑ kadar serum propranolol dan metoprolol (tidak atenolol) → tidak penting secara klinis
Efek bradikardi dari beta blocker bisa aditif dengan penundaan dalam konduksi melalui nodus atrioventrikular akibat
diltiazem → menguntungkan karena me↑ efek antiangina pada kebanyakan pasien, dapat juga memperparah kelainan
jantung.
Diltiazem menghambat metabolisme propranolol dan metoprolol (mekanisme pastinya tidak jelas).
Faktor risiko utama : disfungsi ventrikel, atau kelainan konduksi nodular sinoatrial atau AV → kontraindikasi penggunaan
diltiazem .
Penggunaan bersamaan → pantau.
Perubahan farmakokinetik beta blocker bisa terjadi (tidak penting secara klinis).
beta blocker yang dimetabolisme secara ekstensif (misalnya metoprolol, propranolol) → risiko tambahan karena verapamil
meningkatkan tingkat serum mereka.
BETA BLOCKERS + DEXTROPROPOXYPHENE
(PROPOXYPHENE)
Dextropropoxyphene menghambat metabolisme metoprolol and propranolol oleh
sitokrom P450 isoenzim CYP2D6.
dextropropoxyphene me↑ bioavailabilitas metoprolol dosis tunggal.
bioavailabilitas propranolol juga meningkat (kecil).
Bukti terbatas :interaksinya mapan.
interaksi bisa terjadi dengan beta blocker yang dimetabolisme oleh CYP2D6 →
pantau respons yang meningkat (sedikit bukti)
Tidak ada interaksi dengan beta blocker yang sebagian besar diekskresikan tidak
berubah dalam urin.
BETA BLOCKERS + DRONEDARONE
hydralazine me↑ propranolol dan beta bloker lainnya (seperti metoprolol serta
oxprenolol) tapi tidak ada laporan pe↑ efek merugikan.
Mekanisme tidak jelas : Hydralazine me↑ ketersediaan hayati beta bloker yang
tidak dieksresikan dalam urin sebagai bentuk utuh : mempengaruhi aliran darah
kehati/menghambat enzim hepatic, atau kemungkinan lainnya → efek tidak
signifikan secara klinik.
BETA BLOCKERS + ITRACONAZOLE
Morphine secara moderat me↑ kadar serum esmolol (tidak signifikan secara klinik).
BETA BLOCKERS + PENICILLINS
Dosis tunggal 2.418 g sevelamer tidak mempengaruhi AUC dosis tunggal 100 mg
metoprolol pada 3 sukarelawan sehat.
BETA BLOCKERS + SULFINPYRAZONE
penggunaan beta blockers adalah faktor resiko untuk reaksi anafilaktoid terhadap X-ray contrast media.
beta blockers + sodium meglumine amidotrizoate ; atenolol + iohexol → hipotensi berat.
Iodinated contrast media berkaitan dengan pelepasan histamin
Disarankan penghentian beta blocker 2 - 3 hari sebelum penggunaan media kontra (pertimbangkan juga
resiko dan manfaat).
Pretreatment dengan antihistamin seperti diphenhydramine dan kortikosteroid seperti prednison dapat
mengurangi risiko (Efedrin dan simetidin juga telah dicoba, namun kontroversial).
media kontras non-ionik (osmolalitas rendah) mengurangi resiko, tapi tetap bisa terjadi.
Bila reaksi anafilaksis terjadi pada pasien yang menggunakan beta blocker → gunakan bronkodilator beta-
agonis seperti isoprenalin bukan adrenalin (epinefrin).
Glukagon, yang memiliki aktivitas inotropic dan chronotropik yang antagonis sedikit dengan beta blocker →
mungkin juga efektif dalam memulihkan shock anafilaktoid pada pasien mengambil beta blocker.
PROPRANOLOL + ASCORBIC ACID (VITAMIN
C)
Vitamin C me↓ bioavailabilitas propranolol (tidak signifikan secara klinis).
Vitamin C me↓ sedikit penurunan denyut jantung.
Vitamin C me↓ absorpsi dan metabolic konjugasi propranolol.
PROPRANOLOL + DEXTROMORAMIDE