Melanoma Maligna
Disusun Oleh:
102119030
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat tentang “Melanoma Maligna”. Referat ini
disusun sebagai syarat untuk memenuhi menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior bagian
Ilmu Kulit dan Kelamin RSUD DR. R.M. Djoelham Binjai.
Penulis menyadari bahwa, referat ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya arahan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Hervina, Sp.KK, FINSDV, MKMselaku
pembimbing dan rekan-rekan sejawat seperjuangan yang telah memberikan dukungan
kepada penulis. Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah pembimbing dan rekan-rekan sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.
Binjai,Oktober 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
MELANOMA MALIGNA
2.1 Definisi.................................................................................................... 2
2.2 Etiologi ................................................................................................... 2
2.3 Epidemiologi........................................................................................... 3
2.4 Faktor resiko........................................................................................... .... 3
2.5 Diagnosis................................................................................................. 4
2.5.1 Anamnesis................................................................................................ 5
2.5.2 Pemeriksaan Fisik..................................................................................... 5
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang............................................................................ 5
2.6 Patofisiologi.............................................................................................. 5
2.8 Diagnosis banding.................................................................................... 6
2.9 Penatalaksanaan........................................................................................ 6
2.10 Komunikasi dan Edukasi......................................................................... 7
2.11 Komplikasi............................................................................................... 8
2.12 Prognosis.................................................................................................. 8
2.13 Profesionalisme.......................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Melanoma merupakan keganasan agresif yang berasal dari sel penghasil pigmen
(melanosit). 95% kasus ditemukan pada kulit, namun dapat juga ditemukan pada
berbagai organ seperti mata, telinga, mulut, saluran cerna, mukosa genital dan
leptomeningen. Risiko metastasis melanoma lebih besar dibandingkan kanker kulit
lain seperti karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Meskipun kejadian
melanoma lebih jarang dibandingkan kedua kanker kulit tersebut, namun melanoma
lebih sering menyebabkan kematian, (Bae E,2019)
Keluhan utama melanoma kulit adalah terjadinya perubahan pigmentasi kulit
yang dapat disertai perdarahan, pengerasan kulit dan gatal. Tanda lain yang penting
adalah lesi melanoma tampak berbeda dibandingkan lesi kulit lain, disebut dengan
“The Ugly Duckling Sign”. (Bartov V, 2018)
Melanoma merupakan kanker kelima terbanyak pada pria dan kanker keenam
terbanyak pada wanita. Insiden melanoma meningkat cepat diseluruh dunia, bahkan
pada negara yang dahulunya memiliki insiden melanoma rendah.yaitu sekitar 75%
dari semua kasus kanker kulit. Pembedahan merupakan modalitas utama dan paling
efektif pada kasus melanoma. Namun pada kondisi dimana pembedahan tidak dapat
dilakukan atau terdapat faktor komorbid serta prognostik yang buruk dari hasil
histopatologi post operasi, maka diperlukan terapi adjuvan post operasi lain yang juga
efektif. Saat ini radioterapi menjadi salah satu pilihan terapi yang dinilai cukup
efektif dan aman baik untuk tujuan kuratif maupun paliatif pada kasus melanoma
(Bae E,2019)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Melanoma merupakan keganasan agresif yang berasal dari sel penghasil
pigmen (melanosit). 95% kasus ditemukan pada kulit, namun dapat juga
ditemukan pada berbagai organ seperti mata, telinga, mulut, saluran cerna,
mukosa genital dan leptomeningen. Karena sebagian besar sel melanoma masih
menghasilkan melanin, maka melanoma sering berwarna colat atau hitam.(Bae
E,2019)
2.2 Etiologi
luka bakar yang parah pada masa kanak-kanak sangat terkait dengan
peningkatan risiko melanoma, sementara pajanan akibat kerja tidak
meningkatkan risiko. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa risiko melanoma
dipengaruhi terutama oleh paparan sinar matahari yang intens secara intermiten
yang tampaknya melumpuhkan pengawasan kekebalan normal dan kerusakan
melanosit abnormal. Kulit terbakar pada masa remaja merusak pengawasan
kekebalan seumur hidup dan mengganggu apoptosis normal sel neoplastik.
Kerentanan genetik juga dapat membantu menjelaskan melanoma di area yang
tidak terkena matahari/ tertutup. Sebanyak 1 dari 10 kasus melanoma mungkin
terkait dengan gen yang diturunkan yang diturunkan. (Bartos V, 2018)
2
3
2.3 Epidemiologi
Melanoma merupakan kanker kelima terbanyak pada pria dan kanker keenam
terbanyak pada wanita. Insiden melanoma meningkat cepat diseluruh dunia,
bahkan pada negara yang dahulunya memiliki insiden melanoma rendah.
Peningkatannya dari 4,7 menjadi 7,7 kasus per 100.000 laki – laki lanjut usia dan
dari 5,5 menjadi 13,9 kasus per 100.000 perempuan Risikonya meningkat seiring
dengan pertambahan usia. Orang kulit putih diperkirakan memiliki risiko
melanoma 10 kali lipat lebih besar dibanding orang kulit hitam, orang Asia dan
Hispanic. Tempat predileksi melanoma umumnya pada daerah dada dan
punggung pada pria dan tungkai bawah pada wanita
Sinar Ultraviolet (UV) bisa berasal dari matahari atau tanning beds. Sinar UV dapat
merusak DNA sel-sel kulit, merusak gen yang menguntrol pertumbuhan dan pembelahan
sel hingga mengakibatkan terbentuknya sel-sel ganas. (Bristow I, 2016)
Nevi berukuran besar (> 2% area permukaan tubuh atau diameter > 20 cm)
meningkatkan risiko melanoma 2,5 kali. Selain itu, nevi multiple juga meningkatkan
risiko melanoma. Pada individu yang memiliki 16-40 nevus, risiko relative / Relative
Riskmenderita melano-ma sebaesar 1.47 disbanding individu dengan nevus < 15.
Sedang individu dengan nevus 101-120, memiliki risiko relative menderita melanoma
sebesar 6.89 (Bristow I, 2016)
e. Kondisi imunosupresi
f. Warna kulit
Individu dengan kulit putih memiliki risiko mengalami melanoma kulit 10 kali
lipat lebih besar dibandingkan kulit hitam, ras Asia dan Hispanic. Hal ini mungkin
terkait dengan sensitivitas yang lebih tinggi pada kulit putih terhadap paparan sinar
matahari. Khusus untuk subtipe Acral Lentiginous Melanoma (ALM), jarang
ditemukan pada orang kulit putih (sekitar 2-8%) namun lebih sering ditemukan pada
orang kulit hitam (60–72%) dan orang Asia (29–46%) (Bristow I, 2016).
2.5 Diagnosis.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
Ada 4 jenis melanoma maligna yang berbeda terlihat dari gambaran klinis:
maligna dan bisa menjadi lebih agresif daripada SSM dengan permulaan klinis
yang pendek. Lesiini berasal dari de novo di kulit dan lebih banyak pada laki-
laki daripada perempuan, biasanya di badan, kepala, atau leher. Biasanya
berupa papula berwarna biru atauhitam, diameternya 1-2 cm, dan berbatas
tegas
ditemukan pada orang kulit berwarna.Biasa pada orang Asia terutama Jepang,
terhitung insiden 70% di Jepang.Lesiini berwarna dan sering ditemukan pada
telapak tangan, telapak kaki, atau di bawah nail bed. Jenis ini dinyatakan
paling agresif dibanding jenis yang lain
c. Pemeriksaan dermoskopi
2.6 Patofisiologi
Melanosit adalah sel dendritik khusus yang berasal dari puncak saraf yang
memiliki kemampuan untuk menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Kemampuan
penyebaran ini dapat membantu menjelaskan kemampuan melanoma untuk
6
bermetastasis di seluruh dataran jaringan dan melalui pembuluh darah, saraf, dan
limfatik. Metastasis ini membantu membuat melanoma lebih mematikan daripada
kanker kulit lainnya yang terbatas pada penyebaran yang berdekatan. Meskipun kaki
menerima lebih sedikit paparan sinar matahari, melanoma pada kaki lebih mematikan
daripada melanoma paha bagian proksimal. Meskipun tingkat kelangsungan hidup 5
tahun untuk melanoma pada anak sapi adalah 94%, tingkat kelangsungan hidup 5
tahun untuk melanoma kaki adalah 77%. Melanoma akral memiliki prognosis yang
jauh lebih buruk daripada subtipe melanoma lainnya (Richtig E, 2018)
Blue nevi
2.8 Penatalaksanaan
1. Tindakan Bedah
2. Terapi Sistemik
Stadium I dan II
- Interferon- alpha dosis tinggi : 15-20 mU/m i.v (atau i.m) 5 hari/minggu selama
4 minggu atau 10 mU/m* s.c 3x/minggu
- Hasil kurang baik cukup diberikan kemoterapi single: dacarbazine dosis 1000
mg/m (hari 1, intravena) atau dacarbazine dosis 250 mg/m (hari 1-5,intravena)
3. Terapi Radiasi
a. Tatalaksana radiasi
Melanoma sudah sejak lama dianggap bersifat radioresisten, hal ini didasari oleh cell
survival modelsyang memperlihatkan cell linesmelanoma memiliki kemampuan
yang tinggi untuk memperbaiki kerusakan subletal akibat radiasi. Untuk mengatasi
hal ini di rekomendasikan penggunaan regimen hipofraksinasi,namun toleransi
radiasi pada jaringan normal harus benar-benar diperhatikan untuk mencegah
terjadinya kerusakan ireversibel akibat radiasi
Melanoma dengan batas sayatan suboptimal Pada sebagian besar kasus melanoma
post operasi dengan batas sayatan suboptimal, dilakukan reeksisi dengan margin
yang lebih lebar. Namun pada beberapa lokasi khususnya didaerah kepala leher,
batas sayatan yang lebar mungkin sulit dicapai tanpa disertai defisit kosmetik yang
besar. Radioterapi dapat dipertimbangkan pada kasus ini. Didapatkan local control
rate sebesar 88% post kombinasi operasi dan radioterapi dengan regimen
hipofraksinasi
Lesi T4b (> 4 mm dan ulseratif) memiliki local relapse rate post operasi sebesar 10%
–15%. Pada kasus ini direkomendasikan margin operasi > 3 cm (Wang M, 2018)
1.Edukasi dan informasi kepada pasien tentang penyakit melanoma, upaya diagnosis,
dan penatalaksanaannya.
2. Edukasi tentang manfaat dan efek samping pengobatan (eksisi luas, diseksi KGB,
kemoterapi, radioterapi, terapi lokal).
2.10 Komplikasi
1. Metastasis dapat terjadi pada local (di dalam atau sekitar lesi primer),
padalimfonodi, atau pada:
- Organ-organ dalanm
- Tulang
- CNS.
2.11 Prognosis
Prognosis melanoma tidak ditentukan oleh satu macam faktor saja, namun
multifaktor dan utamanya bergantung pada: (1) ketebalan tumor, (2) ada tidaknya
ulserasi secara histologi, dan (3) adanya metastase pada kelenjar limfe.
Ketebalan tumor 1-4 mm, diasosiasikan dengan angka ketahan hidupantara 63-
89% bergantung pada ulserasi dan ketebalan dari tumorprimer.
Tebal tumor >4 mm memil iki angka ketahanan hidup 67% tanpaulserasi, dan
45% dengan adanya ulserasi primer.
9
Stage III
Metastase pada kelenjar limfë regional diasosiasikan dengan angka ketahanan hidup 5
tahun sebesar 13-69%, tergantung pada jumlah kelenjar limfe yang telah terkena, secara
mikroskopik maupun makroskopik, dan adanya ulserasi pada tumor primer.
Stage IV
Prognosis untuk melanoma yang telah bermetastase jauh sangatlah buruk,dengan angka
ketahanan hidup median hanya 6-9 bulan dan 5 tahunsebesar 7-19%, tergantung pada
tempat yang terkena metastase.Umumnya, metastase pada jaringan lunak, kelnjar, dan
paru-paru memilikiprognosis yang lebih baik dibandingkan dengan adanya metastase
keorgan-organ dalam, seperti hati. (Bristow I, 2016)
2.13 Provesionalisme
membantu pasien untuk menilai perubahan nevi seperti pada bentuk ,ukuran,
batas,warna, tanda2 keganasan
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA