SKABIES
Disusun Oleh:
Muhamad Ilhamsyah Dandung
111 2020 2145
Pembimbing :
ii
KATA PENGANTAR
referat ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga
selama penyusunan laporan kasus dan refarat ini hingga selesai. Secara
khusus rasa terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada Dr. dr. Fanny
Iskandar, Sp. KK(K) sebagai pembimbing yang sangat baik, sabar dan
dan refarat ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1 Definisi..................................................................................................................7
2. 2 Epidemiologi.......................................................................................................7
2. 3 Etiologi dan Patogenesis.................................................................................8
2. 4 Penegakan Diagnosis.....................................................................................11
2.4.1 Gambaran Klinis........................................................................................11
2.4.2 Variasi Scabies..........................................................................................16
2.4.3 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................16
2. 5 Diagnosis Banding..........................................................................................19
2. 6 Tatalaksana.......................................................................................................19
2. 7 Prognosis..........................................................................................................23
BAB III............................................................................................................................25
SIMPULAN....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 300 juta jiwa diseluruh dunia terinfeksi kutu scabies. Scabies
pada saat-saat musim dingin daripada saat musim panas. Insiden scabies
ini biasanya terjadi melalui kontak personal, meskipun kutu scabies ini
dapat hidup di kulit manusia selama lebih dari 3 hari. 1 Riwayat kontak di
sekolah, atau dengan teman dekat merupakan hal yang penting, terutama
ini terdiri dari adanya lesi yang bermacam-macam, kadang muncul pada
pergelangan tangan dan lengan, namun lesi ini kadang diabaikan. Pruritus
1
normal, merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien dalam mencari
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei var hominis.3 Infeksi ini terjadi
akibat kontak langsung dari kulit ke kulit maupun kontak tidak langsung
(melalui benda misalnya pakaian handuk, sprei, bantal dan lain - lain). 5
2. 2 Epidemiologi
insiden yang tinggi pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an, kemudian
menurun pada tahun 1980-an, dan kembali meningkat pada tahun 1990-
an, dimana prevalensi yang lebih tinggi ditemukan pada area urban, di
sebelah utara Inggris, lebih banyak pada wanita dan anak-anak, dan
variasi musim ini.6 Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi
7
Scabies paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda,
pada ras terdapat beberapa kelompok ras yang rentan, yang mungkin
scabies.6
Kutu scabies memiliki 4 pasang kaki dan berukuran 0,3 mm, yang tidak
bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450 mikron x
250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240
pasang didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua
kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat dengan alat perekat. 7
8
Gambar 4. Gambaran morfologi Sarcoptes scabiei
setiap harinya. Telur-telur ini akan menetas setelah 3 hari dan menjadi
minggu. Kutu ini kawin di dalam kantongnya, dimana kutu jantan akan
mati tetapi kutu betina yang telah dibuahi menggali terowongan dan
9
Siklus hidup ini menjelaskan mengapa pasien mengalami gejala
Setelah sejumlah kutu (biasanya kurang dari 20) telah dewasa dan telah
menyebar dengan cara bermigrasi atau karena garukan pasien, hal ini
akan berkembang dari rasa gatal awal yang terlokalisir menjadi pruritus
generalisata.9
Selama siklus hidup kutu ini, terowongan yang terbentuk meluas dari
kecepatan 2-3 telur perharinya dan massa feses (skibala) terdeposit pada
terowongan. Skibala ini dapat menjadi iritan dan menimbulkan rasa gatal. 9
penyebab lesi. peningkatan titer IgE dapat terjadi pada beberapa pasien
10
scabies, bersama dengan eosinofilia, dan reaksi hipersensitivitas tipe
langsung akibat reaksi dari kutu betina ini. Kadar IgE menurun dalam satu
dilakukannya perawatan. Fakta bahwa gejala yang timbul jauh lebih cepat
2. 4 Penegakan Diagnosis
Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies, yaitu
:7,10
a. Pruritus nocturna
yang berulang menyebabkan ruam dan gatal yang timbul hanya dalam
beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam hari. 3,6 Hal ini
11
disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang
c. Adanya terowongan
stratum korneum, oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian kulit
10
yang memiliki stratum korneum yang relatif lebih longgar dan tipis.
12
Gambar 6. terowongan pada penderita scabies
skrotum, penis, labia dan pada areola wanita. 3 Bila ada infeksi
lain-lain).10
13
daerah siku. Namun, terowongan tersebut sukar ditemukan di awal
14
Gambar 9. distribusi makro lesi primer scabies pada anak
nimfa maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling diagnostik.
Akan tetapi, kriteria yang keempat ini agak susah ditemukan karena
15
menggunakan jarum steril, tungau ini mayoritas dapat ditemukan
genitalia, siku, bokong dan aksila. Pada anak – anak tungau banyak
kepala berambut, telinga, bokong, telapak tangan, kaki, siku, lutut dapat
pula disertai kuku distrofik bentuk ini sangat menular tetapi gatalnya
sangat sedikit. Dapat ditemukan lebih dari satu juta populasi tungau
mental.1,10
b. Skabies nodular
kasus skabies dimana lesi berupa nodul merah kecoklatan berukuran 2-20
terutama pada genitalia, inguinal dan aksila. Pada nodul yang lama
16
hingga beberapa bulan walaupun telah mendapat pengobatan anti
skabies.13
ditegakkan bila ditemukan dua dari empat cardinal sign.10 Beberapa cara
a. Kerokan kulit
tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil
keahlian tinggi.10
17
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-
Eosin.
pewarnaan H.E
18
e. Dermoskopi
19
2. 5 Diagnosis Banding
dan Dermatitis.6,15
2. 6 Tatalaksana
yang antara lain umur pasien, biaya pengobatan, berat derajat erupsi, dan
permukaan tubuh kecuali area wajah dan kulit kepala,dan lebih difokuskan
di daerah sela-sela jari, inguinal, genital, area lipatan kulit sekitar kuku,
dan area belakang telinga. Pada pasien anak dan skabies berkrusta, area
wajah dan kulit kepala juga harus dioleskan skabisid topikal. Pasien harus
adekuat, ruam dan rasa gatal di kulit dapat tetap menetap hingga 4
menghilangkan ruam dan gatal pada pasien yang tidak membaik setelah
20
Edukasi pada pasien skabies :4
yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang tidak
terkena.
beberapa hari.
a. Permethrin
21
kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan cepat
dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan, wanita hamil, dan ibu
massal.11,13
22
dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila digunakan oleh anak-
anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif dalam konsentrasi 2,5%
pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini adalah bau tidak enak, mewarnai
c. Benzyl benzoate
Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-anak, dosis
digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik bisa diterima.
pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus diingatkan untuk tidak
hamil dan menyusui, bayi, dan anak-anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl
lebih murah.4
d. Ivermectin
23
makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik, diketahui
aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara meluas pada
Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga dilaporkan secara khusus
necrolysis.10
2. 7 Prognosis
Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun.
24
BAB III
SIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, other mites, and pediculosis In:
Wolff K, Lowell A, Katz GSI, Paller GAS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s
Hill; 2008.Hal.2029-2032.
2. Trozak DJ, Tennenhouse JD, Russell JJ. Herpes Scabies. : Trozak DJ,
3. Currie JB, McCarthy JS. Permethrin and Ivermectin for Scabies. New
6. Burns DA. Diseases caused by arthropods and other noxious animals. In:
9. Habif TP. Infestations and bites. In: Habif TP, editor. A clinical dermatology : a
color guide to diagnosis and therapy. 4th ed. London. Mosby; 2004 .Hal. 500
26
10. Amiruddin MD. Skabies. In. Amiruddin MD, editor. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1.
11. Oakley A. Scabies: Diagnosis and Management. BPJ journals ; 19: 2012.
Hal. 12-16.
12. William DJ, Timothy GB, Dirk ME. Parasitic infestations, stings, and bites. In:
13. Hengge UR, Currie BJ, Jager G, Lupi O, Schwartz RA. Scabies: a
14. Park JH, Kim CW, Kim SS. Scabies: The Diagnosis Accuracy of
15. Elston DM. Bites and stings. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.
Bolognia: Dermatology. 2nd ed. USA: Mosby Elsevier; 2008. Hal. 84.
16. Jones JB. Eczema, lichenidentificatio, prurigo and erythroderma. In: Burns
27