Disusun Oleh:
Muhamad Ilhamsyah Dandung
111 2020 2145
Pembimbing :
Recurrent Erysipelas
Factors for Acute and Recurrent Erysipelas” serta telah disetujui dan
kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka referat ini
dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah
zaman.
refarat ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut penulis
sampaikan kepada Dr. dr. Fanny Iskandar, Sp. KK(K) sebagai pembimbing
yang sangat baik, sabar dan mau meluangkan waktunya dalam penulisan
Penulis
iii
7
ABSTRAK
Ciri khas erysipelas, terutama pada anggota tubuh bagian bawah, adalah
erysipelas pada anggota tubuh bagian bawah, selama dua tahun. Pasien
dibagi menjadi dua kelompok: pasien dengan episode pertama dan pasien
infeksi jamur pada kaki yang terkena dan ulkus kronis dikonfirmasi dalam
erifapelas berulang. Neuropati memiliki 23% dari kasus berulang dan 8,6%
8
untuk p = 0,0003. Satu-satunya pembedahan kelenjar getah bening
asosiasi dengan operasi lokal yang dianalisis lainnya pada kaki yang
9
PENDAHULUAN
yang ciri klinis utamanya adalah eritema hangat yang berbatas tegas
dengan gejala sistemik yang jelas. Selulitis adalah infeksi jaringan lunak
erisipelas. Diperkirakan 200 per 100.000 orang per tahun, dan tidak ada
Lokalisasi anatomi yang paling umum dari erisipelas adalah tungkai bawah.
Wanita berada pada risiko yang lebih besar untuk erisipelas pada batang
tubuh,dan pria adalah erisipelas pada tungkai bawah. Infeksi ini disebabkan
10
tahun. Dalam studi dengan masa tindak lanjut yanglebih lama, tingkat
kekambuhan secara signifikan lebih tinggi, sehingga dalam studi tiga tahun
dianggap sebagai akibat dari invasi bakteri berulang pada kulit melalui
mellitus dan merokok. Pengobatan untuk episode awal dan berulang dari
erisipelas tidak berbeda dan dijelaskan dalam beberapa protokol yang ada.
METODE
bawah. Semua jenis infeksi kulit dan jaringan lunak nekrosis (SSTI)
11
telahdisingkirkan, infeksi kulit pada pasien dengan gangguan sistem imun
yang parah, dan komplikasiinfeksi dari cedera parah pada jaringan lunak.
yang berulang.
HASIL
12
faktor risiko lokal dengan representasi yang berbeda secara signifikan
padakedua kohort (Tabel 2). Untuk nilai p <0,0001, temuan PAOD yang
memiliki 23% pasien dengan RE, dan 8,6% pada pasien tanpa kekambuhan
DISKUSI
13
faktor risiko sistemik dan lokal dan dengantujuan utama untuk
ekstremitas bawah, rawat inap dan rawat jalan, menghindari bias dalam
pemilihan pasien; namun, pasien rawat inap lebih cenderung berusia lebih
tua dan memiliki lebih banyak penyakit penyerta. Dalam kohort RE kami,
14
menyertai,PAOD, ulkus kronis, infeksi jamur pada tungkai ipsilateral-semua
signifikan dalam penelitian lain. Pada sebagian besar pasien yang terlibat
dalam penelitian ini, titik masuk dapat diidentifikasi. Gangguan pada sawar
kulit berulang kali disebut sebagai faktor risiko, yaitu dalam kaitannya
peran sentral dalam pertahanan inang terhadap infeksi kulit dan jaringan
peradangan mandiri.
15
Dalam penelitian ini, signifikansi CVI( Chronic Venous Insufficiency)
yang tepat (untuk setiap pasien dengan CVI pembalut kompresi diterapkan
lipodermatosklerosis dan dermatitis stasis yang umum pada pasien ini dan
belum terbukti sebagai faktor risiko yang signifikan, tidak seperti dalam
penelitian lain kecuali untuk diseksi kelenjar getah bening lokal. Hal ini
diperumit oleh gangguan vena dan limfatik, secara langsung karena efek
16
infeksi berulang adalah penghapusan faktor risiko seperti menghindari
17
DAFTAR PUSTAKA
6. https://doi.org/10.1056/NEJM199601253340407 PMid:8532002.
18
6. Gunderson CG, Martinello RA. A systematic review of bacteremias in
9. Ellis Simonsen SM, Van Orman ER, Hatch BE, Jones SS, Gren LH,
9. https://doi.org/10.1017/S095026880500484X PMid:16490133
10. Stevens DL, Bisno AL, Chambers HF, Dellinger EP, Goldstein EJC,
19
11. Eriksson B, Jorup-Rönström C, Karkkonen K, Sjöblom AC, Holm SE.
8. https://doi.org/10.1093/clinids/23.5.1091 PMid:8922808.
12. Dupuy A, Benchikhi H, Roujeau JC, et al. Risk factors for erysipelas of
4. https://doi.org/10.1136/bmj.318.7198.1591 PMid:10364117
13. Mcnamara DR, Tlyjeh IM, Berbari EF, Lahr BD, Martinez J, Mirzoyev
20
case-control study. Clinical Microbiology &Infection. 2010;16(6):729–
16. Cox NH. Oedema as a risk factor for multiple episodes of cellulitis/
17. Lewis SD, Peter GS, Gomez-Marin O, Bisno AL. Risk factors for
19. Eron LJ, Lipsky BA, Low DE, Nathwani D, Tice AD, Volturo GA.
21
i17. https://doi.org/10.1093/jac/dkg466 PMid:14662806.
22