Anda di halaman 1dari 48

NYERI

Presentan :
Muhammad Abdurrahman Munawar 12100118593
Desi Kurnia 12100118627

Preseptor :
Saleh Trisnadi, dr., Sp.An

INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


RSUD AL-IHSAN BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
Definisi
 Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual atau
potential atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
 Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang
timbul bila ada jaringan tubuh yang rusak, dan hal ini akan
menyebabkan individu bereaksi dengan cara menghindari
stimulus nyeri.
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan kualitasnya:

• Dirasakan setelah 0,1 sec


Nyeri cepat • Nyeri tertusuk,nyeri elektrik, nyeri akut

• Dirasakan setelah1 sec


Nyeri lambat • Nyeri terbakar,nyeri pegal,nyeri kronis
Tipe nerve fiber Fast pain Slow pain

Tipe nerve fiber A delta C

Origin Parietal Visceral

Karakteristik Well localize, acute, sharp, Poor localized, dull,


pricking burning

Ascending pathway Neospinothalamic Paleospinothalamic

Neurotransmitter Glutamate Utama: Substansi P


Lain: glutamate

Onset nyeri 0,1” 1“

Kecepatan 6-30 m/s 0,5-2 m/s

Stimulus Thermal  45o C Chemical, thermal,


mechanic
Menurut patofisiologinya:

Nyerinociceptive

• Nyeri yang disebabkan oleh stimulus


(mekanik,suhuataukimiawi) yang merusak jaringan
(periferdanviseral)
• Terdiri dari
• Nyeri Somatik (tulang,sendi,otot,jaringanikat)
• Nyeri Visceral (jantung,lambung,usus,dll)

Nyeripsikogenik

• Nyeri yang diakibatkan oleh factor psikogenik

Nyerineuropathy

• Nyeri yang diakibatkan oleh gangguan atau lesi system saraf baik
perifer maupun sentral
■ Receptor untuk nyeri dinamakan nociceptor yang
merupakan free nerve ending.
■ Saraf ini tersebar luas di permukaan superficial kulit
dan juga di jaringan dalam seperti:
 Periosteum
 Dinding arteri
 Permukaan sendi serta tentorium tempurung
kepala.
■ Saraf nosiseptor bersinap di dorsal horn dari spinal
cord dengan lokal interneuron dan saraf projeksi
yang membawa informasi nosiseptif ke pusat yang
lebih tinggi pada batang otak dan thalamus.
■ Reseptor nyeri ini bisa terangsang oleh 3 stimulus :

Suhu45⁰C Mekanik

Kimiawi
•Bradikinin, Ach, PG, Serotonin,
histamine,substansiP,enzimproteo
litik
■ Untuk stimulasi cepat dipengaruhi oleh stimulasi:
 Mekanik
 Suhu
■ Sementara untuk nyeri lambat dipengaruhi oleh
stimulasi:
 Mekanik
 Suhu
 Kimiawi (lebih dominan), contoh: serotonin,
bradikinin, histamine, ion kalium, asam,
asethilkolin, dan enzim proteolitik. Sedangkan PG
dan substansi P dapat meningkatkan sensitivitas
ujung serabut saraf nyeri tetapi tidak secara
langsung merangsangnya. Stimulasi kimiawi ini
muncul setelah cedera jaringan.
Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses
neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai
nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat
proses:

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi


Transduksi
■ Proses dimana stimulus noksius diubah menjadi impuls elektrikal pada
ujung saraf.
■ Suatu stimuli kuat (noxion stimuli: tekanan fisik kimia, suhu dirubah
menjadi aktifitas listrik

Diterima oleh ujung-ujung saraf


perifer (nerve ending), atau organ-
Kerusakan jaringan Sintesa
organ tubuh (reseptor Meisneri,
karena trauma prostaglandin
merkel, corpus culum
paccini,golgimazoni).

Releaszat-zat mediator nyeri


(histamin, serotonin) Sensitisasi
Sensitisasi perifer
sehingga menimbulkan reseptor nosiseptif
sensasi nyeri.
Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf senso
lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta d
C dari perifer ke medulla spinalis.
Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan
saraf pusat(medulla spinalis dan otak).

Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin,


noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada
kornuposterior medulla spinalis.

Dimana kornuposterior sebagai pintu dapat terbuka dan


tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk
analgesic endogen tersebut.

Hal ini menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif


pada setiap orang
Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses
tranduksi, transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan
menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi
nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks
sebagai diskriminasi dari sensorik.
Dipengaruhi oleh:
■ Tingkat Pendidikan
■ Pekerjaan
■ Sosial-ekonomi
■ Kultur/kepercayaan
■ dll
Jaras penjalaran rasa nyeri ke
sistem saraf pusat

Menggunakan 2 jaras yang terpisah yaitu :


 Serabut nyeri perifer - serabut cepat
– Sinyalnya dihantarkan melalui saraf perifer ke
medulla spinalis oleh serabut-serabut kecil tipe Aδ
– Neurotransmitter: gutamat yang disekresikan di
medulla spinalis.
 Serabut nyeri perifer - serabut lambat
– Nyeri tipe ini dijalarkan melalui serabut tipe C
– Neurotrnsmitter: substansi P yang berlangsung lebih
lambat, dan juga glutamate yang berlangsung
beberapa detik.
Jaras rasa nyeri pada medulla
spinalis dan batang otak

Sewaktu memasuki medulla spinalis, siyal rasa nyeri melewati 2 jaras


ke otak, melalui:
■ Tractus neospinothalamicus (Untuk rasa nyeri cepat)
Serabutnya berkhir pada lamina I (lamina marginalis) pada cornu
dorsalis

Merangsang 2nd order neuron dari tractus neospinothalamicus

Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke serabut panjang yang terletak
di dekat sisi lain medulla spinalis dalam comissura anterior

Selanjutnya naik ke otak, columna anterolateralis.
■ Tractus paleospinothalamicus (untuk rasa nyeri lambat –
kronik)

Rasa nyeri terutama di bawa dalam serabut nyeri tipe C lambat –


kronik di perifer, jaras ini menjalarkan bebrapa sinyal dari
serabut tipe Aδ juga.

Dalam jaras ini serabut – serabut perifer berakhir hampir


seluruhnya di lamina II dan III cornu dorsalis, yang disebut
substansia gelatinosa

Sebagian besar sinyal kemudian melewati satu atau lebih neuron
– neuron serabut pendek tambahan di dalam cornu dorsalis

Memasuki lamina V sampai VII, juga di cornu dorsalis.
Penilaian Nyeri
■ Penilaian nyeri merupakan permulaan untuk memulai
terapi awal yang akan diresepkan, setelah itu sebaiknya
dimodifikasi sesuai dengan respon pasien.

■ Mnemonik PQRST untuk Evaluasi Nyeri


 P : Paliatif atau penyebab nyeri
 Q: Quality / kualitas nyeri
 R: Regio (daerah) lokasi atau penyebaran nyeri
 S: Subjektif deskripsi oleh pasien mengenai tingkat
nyerinya
 T:Temporal atau periode/waktu yang berkaitan
dengan nyeri
Skor Penilaian Nyeri
 Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat
nyeri menggunakan skala assessment nyeri tunggal atau
multidimensi.
 Skala assessment nyeri Uni-dimensional:
– Hanya mengukur intensitas nyeri
– Cocok untuk nyeri akut
– Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome
pemberian analgetik
– Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi:
VAS (Visual Analog Scale)

■ Paling banyak digunakan.


■ Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.
■ Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm,
dengan atau tanpa tanda pada tiap centimeter.
■ Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau
pernyataan deskriptif.
■ VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda
rasa nyeri.
■ Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa.
■ Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah
dan sederhana.
■ Untuk periode pascabedah, VAS tidak banyak bermanfaat
karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik
serta kemampuan konsentrasi.
Verbal Rating Scale
■ Skala ini menggunakan angka-angka 0-10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri.
■ Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah,
karena secara alami verbal/kata-kata tidak terlalu mengandalkan
koordinasi visual dan motorik.
■ Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka
untuk menggambarkan tingkat nyeri.
■ Skala yang digunakan dapat berupa:
– Tidak ada nyeri
– Sedang
– Parah.
■ Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai:
– Sama sekali tidak hilang
– Sedikit berkurang, cukup berkurang
– Baik/nyeri hilang sama sekali

Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
membedakan berbagai tipe nyeri.
Verbal Rating Scale
Numeric Rating Scale
 NRS adalah skala sederhana yang digunakan secara linier dan
umumnya digunakan untuk mengukur intensitas nyeri dalam praktek
klinis.
 NRS khas menggunakan skala 11 point dimana titik akhirnya mewakili
nyeri yang paling ekstrim.
 NRS ditandai dengan garis angka nol sampai sepuluh dengan interval
yang sama dimana 0 menunjukkan tidak ada nyeri, 5 menunjukkan
nyeri sedang, dan 10 menunjukkan nyeri berat.
Wong Baker Pain Rating Scale
■ Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri ini
digunakan untuk anak usia pra sekolah dan sekolah,
pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale
yaitu terdiri dari 6 gambar ekspresi wajah.
ANALGETIK
Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem
syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa
sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetik bekerja dengan
meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.
Obat analgetik bekerja di dua tempat utama, yaitu di perifer
dan sentral.
■ Golongan obat AINS bekerja di perifer
Menghambat pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim
siklooksigenase (COX) terhambat dan sintesa prostaglandin
tidak terjadi.

■ Golongan opioid bekerja di sentral


Menempati reseptor di dorsal horn medulla spinalis sehingga
terjadi penghambatan pelepasan neurotransmitter,
perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi.
Berdasarkan pembagian senyawa analgetika, dibagi menjadi
beberapa macam, antara lain:
 Analgetika narkotika
 Analgetik non-narkotika

Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetika dan hipnotik


yang merupakan alkaloid golongan opium, misalnya:
■ Morfin
■ Meperidin
■ Metadon dan Alkaloid golongan opium ini diperoleh dari
tumbuhan – tumbuhan golongan Papaver somniferum.

Jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada


pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah
tulang dan penyakit kanker kronis.
Analgetik Narkotika

■ Morfin
Daya penghilang rasa nyeri morfin jauh lebih besar dari pada
codein.
Sifat analgetika dari morfin berdasarkan penekanannya pada
susunan saraf sentral yang disertai dengan perasaan nyaman,
menghambat pernafasan dan dapat menyembuhkan batuk.
Indikasi: Untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan analgetika antipiretika, misalnya pada
kanker, analgetik pada saat operasi.
■ Metadone
Mempunyai efek analgesik mirip morfin, tetapi tidak begitu
menimbulkan efek sedatif.
Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu
paruhnya 25 jam)
Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan Subkutan.
Indikasi: untuk analgesik pada nyeri hebat, dan untuk
mengobati keterganungan heroin.

■ Meperidin (petidin)
Menimbulkan efek analgesik, efek euforia, efek sedatif, efek
depresi nafas.
Efek analgesiknya muncul lebih cepat daripada morfin,
tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4
jam.Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu
anestesi dan untuk analgesik pada persalinan.
■ Fentanil
Merupakan opioid sintetik, dengan efek analgesik
80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi nafas lebih
jarang terjadi.
Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh
hanya 4 jam dan dapat digunakan sebagai obat
praoperatif saat anestesi.
Hampir semua obat AINS mempunyai tiga jenis efek yang
penting yaitu:
■ Efek anti-inflamatori: memodifikasi reaksi inflamasi
■ Efek analgesik: meredakan suatu rasa nyeri
■ Efek antipiretik: menurunkan suhu badan yang
meningkat.
Secara umumnya, semua efek-efek ini berhubungan dengan
penghambatan arakidonat siklooksigenase sekaligus
menghambat sintesa prostaglandin dan tromboksan (Rang
et al., 2007).
Terdapat dua tipe enzim siklooksigenase yaitu COX-1 dan
COX-2.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai