STATISTIKA EKONOMI II
“POPULASI DAN SAMPLING”
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Musnaini, S.E.,M.M.
DISUSUN OLEH:
Muhammad Azhari Sutra (C1B020016)
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Populasi dan sampling”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini.
Penyusun
Muhammad Azhari Sutra (C1B020016)
2
Daftar Isi
Contents
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5
A. Populasi .......................................................................................................................................... 5
B. Sampel ............................................................................................................................................ 6
C. Teknik Sampling ............................................................................................................................. 6
D. Menentukan Ukuran Sampel ...................................................................................................... 13
E. Contoh Menentukan Ukuran Sampel ......................................................................................... 17
F. Cara Mengambil Anggota Sampel ............................................................................................... 19
BAB III .................................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................................... 20
3.1 kesimpulan ................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.
Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan
dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya
merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek
yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat
mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan
mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan
penganalisaan data terhadap objek.
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-
istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh karena itu, disini kami akan mencoba
menjelaskan tentang pengertian mengenai populasi, sampel teknik sampling dan menentkan
sampel.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristiklsifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Misalnya akan
melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X
mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti
jumlah kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya
motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain lain; dan
juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang
kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti
karakteristik.
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul,
kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian ten tang kepemimpinan
presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki
presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada
pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang
berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh
darah yang dimiliki orang tersebut.
5
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik
gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas.
Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar.
Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali.
Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang
membuat kesimpulan salah tentang gajah.
C. Teknik Sampling
Teknik sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis
teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling
dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100
dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan
nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel
karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak
dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
6
Secara skematis, teknik macammacam sampling ditunjukkan pada gambar berikut
Teknik
Sampling
Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasamya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling
meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random,
dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh. dan snowball sampling.
1. Probability sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam
populasi, baik secara individu maupun kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang
telah diuji dalam praktek. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate
7
stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster)
sampling (sampling menurut daerah).
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan
demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Populasi
homogen Sampel
Diambil secara
yang
relatif respresent
homogen Random atif
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam
populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata
diwakili sampel penelitian.
8
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mernpunyai; 3 orang lulusan S3, 4
orang lulusan S2, 90 orang S, , 800 orang SMU, 700 orang SMP, rnaka tiga orang lulusan S3
dan ernpat orang S2 itu diarnbil sernuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok Sh SMU, dan SMP.
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, rnisal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah itu secara sampling juga.
Populasi daerah
g
a Sampel daerah
b
Tahap I Sampel individu
Tahap II
c a
Diambil dengan Diambil
f d
Random e dengan
e f Random
c
9
2. Nonprobability Sampling
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua
unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan Dalam
memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan
saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan
dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street). Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti
oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus
penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
10
a. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari sernua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini rnaka yang diambil sebagai
sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
Populasi
1 11 21 31 Sampel
2 12 22 32
3 24
3 13 23 33
6 27
4 14 24 34 Diambil secara
9 30
5 15 25 35 sistematis
6 12 33
16 26 36
7 15 36
17 27 37
8 18 28 18 39
38
9 19 29 39 21
10 20 30 40
b. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dati populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin
Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena
belum memenuhi kouta yang ditentukan.
11
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data,
maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5
orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan linsidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
d. Sampling Purposive
e. Sampling Lenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat keci!.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua
orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua S5orang
sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
12
g. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya
tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian pendidikan kita mengadakan
penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari suatu populasi atau kabupaten,
kemudian terhadap sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para siswa.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sarna dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang
terse but tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sarna dengan jumlah populasi
tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin keeil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1 %,5%, dan 10%. Rumus
untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai
berikut
Rumus:
𝜆2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = 0 = 0,5. d = 0,05. S= jumlah sampel
13
PENENTUAN JUMLAH SAM PEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF
KESALAHAN 1%,5%, DAN 10%
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai
dengan 1.000.000. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa, makin besar taraf kesalahan, maka akan
semakin keeil ukuran sampel. Sebagai contoh: untuk populasi 1000, untuk taraf kesalahan 1%,
jumlah sampelnya = 399; untuk taraf kesalahan 5% jurnlah sampelnya = 258, dan untuk taraf
kesalahan 10%, jumlah sampelnya = 213. Dari tabel juga terlihat bahwa bila jumlah populasi
14
tak terhingga, maka jurnlah anggota sampelnya untuk kesalahan 1% = 664, 5% = 349, dan
10%, 272. Untuk jumlah populasi 10 jurnlah anggota sampel sebenarnya hanya 9,56 tetapi
dibulatkan, sehingga menjadi 10.
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas asumsi
bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal, rnisalnya populasi
homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya benda, katakan
logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jurnlah sampel yang diperlukan 1% saja
sudah bisa mewakili.
Sebenamya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sampel, misalnya dari Cochran,
Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sampel, terdapat sedikit
perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah
ukuran sampel yang paling besar.
Selanjutnya pada gambar 5.7 berikut ini diberikan cara menentukan jumlah anggota sampel
dengan menggunakan Nomogram Herry King seperti berikut ini.
Dalam Nomogram Herry King tersebut, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf
kesalahan yang bervariasi, mulai 0,3% sampai dengan 15%, dan faktor pengaJi yang
disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan. Dalam nomogram terlihat untuk confident
interval (interval kepereayaan) 80% faktor pengalinya = 0,780, untuk 85% faktor pengalinya =
0,785; untuk 99% faktor pengalinya = 1,195 dan untuk 99% faktor pengalinya = 1,573
15
Contoh:
Misalnya populasi berjumlah 200. Bila dikehendaki kepercayaan sampel terhadap populasi
95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlali sampel yang diambil 0,58 X 200 X 1,195) =
19,12 orang. (Tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan 5%, maka akan ditemukan titik:
di atas angka 60. Titik itu kurang lebih 58, untuk kesalahan 5% berarti tara! kepercayaan
95%, sehingga faktor pengalinya = 1,195).
16
E. Contoh Menentukan Ukuran Sampel
Dengan menggunakan tabel 5.1, bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah
sampelnya = 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata, Stratanya
ditentukan menurut jenjang pendidikan.
Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai
dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk
kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
lumlah = 258
Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 = 258. Jumlah yang pecahan bisa
dibulatkan ke atas, sehingga jumJah sampel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259. Pada
perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas
sehingga jumlah sampelnya lebih 259.
17
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982:253) memberikan saran-saran
tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini.
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-
lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50 .
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20
18
F. Cara Mengambil Anggota Sampel
Di bagian depan bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu probability
sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang
memberi peluang sarna kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara
demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
mempunyai peluang sarna untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh diatas peluang
setiap anggota populasi = 111000. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu
telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi
tidak sarna lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya
menjadi 1: (1000 - 1) = 1/999. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak
dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi
19
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random
sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling.
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang
dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah
sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel
minimum adalah 100.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abu iLyas, AMK. S.Pd: MAKALAH POPULASI & SAMPEL -- Dosen : HM. Suprawi Djhri, M.Ag (ilyas-
atsary.blogspot.com)
21