OLEH KELOMPOK 6:
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2010 mencapai 237.641.326 jiwa. Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam yaitu
sebanyak 209.840.000 jiwa sehingga Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia. pada dasarnya muslim Indonesia adalah muslim yang taat. Hal ini bisa dibuktikan dengan
banyaknya kaum muslim Indonesia yang ingin menyempurnakan islamnya dengan cara berangkat
haji ke makkah arab Saudi dan banyaknya jumlah masjid yang didirikan oleh kaum muslim Indonesia
baik yang berasal dari wakaf masyarakat maupun dari pemerintah. Jumlah jamaah haji Indonesia
tahun 2010 tercatat sebanyak 211.000 jamaah. Angka yang sangat besar meski ongkos naik haji
sangatlah mahal akan tetapi banyak umat muslim Indonesia yang ingin menunaikannya meski harus
antre berangkat hingga 8 tahun setelah pendaftaran. Data Departemen Agama Republik Indonesia
tahun 2004 jumlah masjid di Indonesia mencapai 643.834 buah, angka yang fantastis meski harga
tanah sangat mahal. Dengan demikian, data-data di atas bisa dijadikan refleksi ketaatan kaum
muslim Indonesia kepada agamanya.
Selain memiliki banyak penduduk muslim yang taat, Indonesia juga memiliki kekayaan alam
yang melimpah. Minyak bumi, gas alam, pantai, laut, besi, timah, emas, tembaga, pegunungan
berapi, hutan, hasil perikanan dan perkebunan semua ada berlimpah ruah. Kekayaan sebuah negeri
yang sangat ideal untuk menjadikan Negara tersebut tergolong Negara kaya.
Kenyataan berkata lain, meski banyak muslim yang taat di Indonesia, kekayaan alam yang
berlimpah, Indonesia ternyata hanyalah Negara berkembang yang menjadi juara 1 dalam kasus
korupsinya. Pendapatan per kapita Indonesia hanyalah AS$ 2,238 jauh dibawah pendapatan per
kapita Negara tetangganya, Malaysia yang mencapai AS$ 8.140 dan negeri miskin SDA singapura
yang mencapai AS $52.839.
Indonesia hingga saat ini masih tergolong sebagai Negara berkembang. Teknologi dan
perekonomiannya belum maju serta belum mampu mampu mensejahterakan rakyatnya. Terbukti,
data BPS menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia pada agustus tahun 2010 mencapai
8.319.779 jiwa.
Cadangan devisa Indonesia pun masih kalah banyak dengan cadangan devisa negeri
tetangga. Cadangan devisa Indonesia periode Februari 2011 hanya sebesar USD 99,6 miliar
sementara itu devisa Singapura yang notabene nya adalah Negara dengan banyak penduduk yang
tidak menganggap penting agama pada periode Februari 2011 mencapai USD 231 miliar, Thailand
USD 174 miliar (Februari 2011) dan Malaysia USD 106 miliar (November 2010).
Meski tahun 2010 neraca keuangan Indonesia mengalami surplus, penduduk miskin di
Indonesia tidak berkurang signifikan. Data BPS menunjukkan Pengeluaran Negara Indonesia pada
tahun 2010 sebesar Rp. 781.534.000.000.000 dan pemasukan Negara Indonesia pada tahun 2010
mencapai Rp. 990.502.000.000.000 yang berarti surplus Rp. 208.968.000.000.000. meskipun
demikian jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2010 mencapai 31.023.400 jiwa. Angka yang
sangat fantastis dan tidak seimbang dengan kondisi neraca keuangan Negara yang surplus.
Melalui latar belakang kasus yang ada di atas, penulis ingin mencoba menganalisis kondisi
Indonesia dengan beberapa teori tentang modernisasi. Analisis yang akan dilakukan nantinya adalah
sebuah ujian terhadap teori-teori yang ada. Apakah sesuai jika diterapkan di Indonesia yang
nyatanya hingga saat ini belum menjadi Negara yang modern baik dari pola berpikir masyarakatnya
maupun teknologi, keuangan dan tata pemerintahannya.
1.3 TUJUANMASALAH
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh
mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Di dalam dunia perekonomian kita mengenal adanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP / GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi
atau tidak. Namun demikian, pada umumnya para ekonom memberikan pengertian sama. Mereka
mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP / GNP saja. Dalam
penggunaan yang lebih umum, istilah pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk
menyatakan perkembangan di NSB (negara sudah berkembang).
Akhirnya suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika
pendapatan per-kapita menunjukkan kecenderungan jangka panjang yang menarik. Namun demikian
tidaklah berarti bahwa pendapatan per-kapita akan mengalami kenaikan terus-menerus. Adanya
resesi ekonomi, kekacauan politik, dan penurunan ekonomi, misalnya dapat mengakibatkan suatu
perekonomian mengalami suatu penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian
hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka
masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dikatakan sudah terjadi apabila di dalam mayarakat tersebut terjadi
perubahan karakteristik penting suatu masyarakat. Misalnya perubahan keadaan sistem poitik,
struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan struktur ekonominya. Suatu masyarakat yang
sudah mencapai proses pertumbuhan ekonomi yang sifatnya demikian, dimana perumbuhan ekonomi
sudah mulai sering terjadi bisa dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas. Tahap
prasyarat tinggal landas yaitu suatu masa transisi dimana masyarakat mmpersiapkan dirinya untuk
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Pada tahap prasyarat tinggal landas dan sesudahnya,
maka perumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Dalam mencapai prasyarat tinggal landas dalam petumbuhan ekonomi kemajuan sektor
pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas,
peranan sektor pertanian antara lain kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi
penduduk di pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan
menghemat devisa karena impor bahan makanan. Selain itu kenaikan produktivitas di sektor
pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan
memperluas pasar industri barang-barang konsumsi, kenaikan produktivitas pertanian akan
memperluas pasar industri.
Selain dari sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh beberapa hal, antara lain;
2.3. Permasalahan yang dihadapi dalam Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Permasalahan pokok yang dihadapi oleh negara sedang berkembang terletak pada hasil
pembangunan masa lampau, dimana strategi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan secara
pembangunan dalam arti pertumbuhan ekonomi yang pesat ternyata menghadapi kekecewaan.
Banyak negara dunia ketiga yang sudah mengalami petumbuhan ekonomi, tapi sedikit sekali
manfaatnya terutama dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan dalam
distribusi pendapatannya. Jurang si kaya dan si miskin semakin melebar. Penganggur dan setengah
menganggur di desa maupun di kota semakin meningkat. Problem dari masalah kemiskinan, serta
keadaan perumahan yang tidak memadai.
Ketimpangan dan ketidakmerataan serta pengangguran tidak hanya dalam kontek nasional,
tetapi dalam konteks internasional yang memandang negara-negara yang sedang berkembang
sebagai bagian peningkatan interdependensi (saling ketergantungan) yang sangat timpang dalam
sistem ekonomi dunia. Di negara maju titik berat strategi pembangunan nampaknya ditekan untuk
mengalihkan pertumbuhan menuju usaha-usaha yang menyangkut kualitas hidup. Usaha-usaha
tersebut dimanifestasikan secara prinsip dalam perubahan keadaan lingkungan hidup.
Pada prinsipnya problem-problem kemiskinan dan distribusi pendapatan menjadi sama-
sama penting dalam pembangunan negara tersebut. Penghapusan kemiskinan yang meluas dan
pertumbuhan ketimpangan pendapatan merupakan pusat dari semua problem pembangunan yang
banyak mempengaruhi strategi dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu ahli ekonomi
mengemukakan bahwa untuk perbaikan jurang pendapatan nasional hanya mungkin bila strategi
pembangunan mengutamakan apa yang disebut keperluan mutlak, syarat minimum untuk
memenuhi kebutuhan pokok, serta yang dinamakan kebutuhan dasar.
Pengalaman pembangunan di banyak negara dewasa ini menunjukkan, bahwa terdapat
pertentangan antara gagasan dan praktek pembangunan ekonomi. Gagasan pembangunan
kontemporer berpendirian, bahwa globalisasi akan selalu memberikan efek positif yang
menguntungkan. Pada prakteknya itu tidak selalu terjadi. Krisis finansial yang melanda Asia Timur
dan Asia Tenggara merupakan contoh ekses negatif globalisasi. Globalisasi dan pertumbuhan
ekonomi yang telah dicapai tidak selalu diikuti pemerataan dan keadilan sosial.
Hal ini selanjutnya membawa kita pada dilema pokok dalam gagasan pembangunan, yaitu
adanya perdebatan di antara para pakar tentang strategi yang seharusnya didahulukan, antara
pertumbuhan dan pembangunan. Kelompok pertama menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi
harus didahulukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain dalam pembangunan. Kelompok lainnya
berpendapat, bahwa bertolak dari tujuan yang sebenarnya ingin dicapai, maka aktivitas yang
berkaitan langsung dengan masalah pembangunan itulah yang seharusnya didahulukan, sehingga
tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perdebatan ini menarik untuk diikuti karena
masing-masing kelompok berpendapat dengan argumen yang kuat.
Profesor Mubyarto dan Profesor Bromley mempunyai gagasan baru dalam pembangunan,
yaitu tentang pentingnya peran kelembagaan dalam pembangunan. Selama aspek kelembagaan
belum diperhatikan dengan baik, maka akan sulit untuk merumuskan dan melaksanakan aktivitas
pembangunan yang mendukung terwujudnya pemerataan sosial, pengurangan kemiskinan, dan
usaha-usaha peningkatan kualitas hidup lainnya. Aspek kelembagaan ini berperan penting dalam
meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam
memanfaatkan kesempatan ekonomi yang ada. Inovasi dalam kebijakan publik semacam ini akan
senantiasa memberikan perhatian terhadap tiga hal penting, yaitu etika, hukum, dan ilmu ekonomi.
Etika menekankan pada persepsi kolektif tentang sesuatu yang dianggap baik dan adil, untuk
masa kini maupun mendatang. Hukum menekankan pada penerapan kekuatan kolektif untuk
melaksanakanethical consensus yang telah disepakati. Sementara itu, ilmu ekonomi menekankan
pada perhitungan untung rugi yang didasarkan pada etika dan landasan hukum suatu negara.
Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini
merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan
berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian
di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan
motor pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan
terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat
dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial
seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan
jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan
program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sektor swasta) merupakan pusat atau faktor
penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah
diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok kaya yang sesungguhnya biasa menabung.
Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk
yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang
mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga
berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan
yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota
besar dan mengakibatkan masalah-masalah sosial, politis, dan ekonomi.
3.1.Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil
atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi
seperti teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar, model Input-Output
Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model pertumbuhan ekonomi Rostow.
Ai siti farida, SE., M.Si. sistem ekonomi indonesia, pustaka setia bandung 2010
Schoorl, J.W.1982.Modernisasi . Jakarta ; PT.Gramedia
Subandi. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta.