Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

OLEH KELOMPOK 6:

Teguh Pernanda (A21116311)


Andhika Patra (A21116527)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Hasanuddin
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar  di dunia. Jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2010 mencapai 237.641.326 jiwa. Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam yaitu
sebanyak 209.840.000 jiwa sehingga Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar  di 
dunia. pada dasarnya muslim Indonesia adalah muslim yang  taat. Hal ini bisa dibuktikan dengan
banyaknya  kaum muslim Indonesia yang ingin menyempurnakan islamnya dengan cara berangkat
haji ke makkah arab Saudi dan banyaknya jumlah masjid yang didirikan oleh kaum muslim Indonesia
baik yang berasal dari wakaf masyarakat maupun dari pemerintah. Jumlah jamaah  haji Indonesia
tahun 2010 tercatat sebanyak 211.000 jamaah. Angka yang  sangat besar meski ongkos  naik haji
sangatlah mahal akan tetapi banyak umat muslim Indonesia  yang ingin menunaikannya meski harus
antre berangkat hingga 8 tahun setelah  pendaftaran. Data Departemen Agama Republik Indonesia
tahun 2004 jumlah  masjid di Indonesia mencapai 643.834 buah, angka yang fantastis meski harga
tanah sangat  mahal. Dengan demikian, data-data di atas bisa dijadikan refleksi ketaatan kaum
muslim Indonesia kepada agamanya.

Selain memiliki banyak penduduk muslim yang  taat, Indonesia juga memiliki kekayaan alam
yang melimpah. Minyak  bumi, gas alam, pantai, laut, besi, timah,  emas, tembaga, pegunungan 
berapi, hutan, hasil perikanan dan perkebunan semua ada berlimpah ruah. Kekayaan  sebuah negeri 
yang sangat ideal untuk menjadikan Negara tersebut tergolong Negara  kaya.

Kenyataan berkata lain, meski banyak muslim yang taat di Indonesia, kekayaan alam yang  
berlimpah, Indonesia ternyata  hanyalah Negara  berkembang yang  menjadi juara   1 dalam kasus
korupsinya. Pendapatan  per kapita Indonesia  hanyalah AS$ 2,238 jauh dibawah pendapatan per
kapita  Negara  tetangganya, Malaysia yang mencapai  AS$ 8.140 dan negeri miskin SDA singapura 
yang mencapai AS $52.839.

Indonesia hingga saat  ini masih  tergolong sebagai  Negara berkembang.  Teknologi dan
perekonomiannya  belum maju serta belum mampu  mampu mensejahterakan rakyatnya. Terbukti,
data BPS menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia  pada agustus tahun 2010 mencapai 
8.319.779 jiwa.

Cadangan devisa Indonesia pun masih kalah  banyak dengan cadangan  devisa negeri
tetangga.  Cadangan devisa Indonesia periode Februari 2011 hanya sebesar USD 99,6 miliar
sementara itu devisa Singapura yang  notabene nya adalah Negara dengan banyak penduduk yang
tidak  menganggap penting agama pada periode Februari 2011 mencapai USD 231 miliar, Thailand
USD 174 miliar (Februari 2011)  dan Malaysia USD 106 miliar (November 2010).

Meski tahun 2010 neraca keuangan Indonesia mengalami surplus, penduduk miskin di
Indonesia tidak berkurang  signifikan. Data BPS menunjukkan Pengeluaran Negara Indonesia pada
tahun 2010 sebesar Rp. 781.534.000.000.000 dan pemasukan Negara Indonesia pada tahun 2010
mencapai Rp. 990.502.000.000.000  yang berarti surplus Rp. 208.968.000.000.000. meskipun
demikian jumlah  penduduk miskin Indonesia tahun 2010 mencapai 31.023.400  jiwa. Angka yang
sangat fantastis dan tidak seimbang  dengan kondisi neraca keuangan Negara yang surplus.

Melalui latar belakang kasus yang  ada di atas, penulis ingin mencoba menganalisis  kondisi
Indonesia dengan beberapa teori tentang modernisasi. Analisis yang  akan dilakukan nantinya adalah
sebuah ujian  terhadap teori-teori yang  ada. Apakah sesuai jika diterapkan di Indonesia yang
nyatanya hingga saat ini belum menjadi Negara yang modern baik dari pola berpikir masyarakatnya
maupun teknologi, keuangan dan tata pemerintahannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a) Apa itu Pertumbuhan ekonomi?


b) Apa saja faktor-faktor pertumbuhan ekonomi di Indonesia ?
c) Masalah apa yang dihadapi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
d) Apa peranan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi?

1.3 TUJUANMASALAH

a) Menjelaskan apa itu Pertumbuhan ekonomi


b) Menjelaskan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia
c) Mengetahui apa saja masalah yang dihadapi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia
d) Memahami apa peranan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN

  2.1. Latar Belakang dan Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang danjasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang
dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
     
       Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan
kerja meningkat.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi


·         Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
·         Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi


            Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang
merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu
tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:


1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
            Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika
stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif
dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
            Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan
angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara
langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain
dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
            Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi
lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk
perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. 

Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


1.      Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2.      Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan

Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


1.      Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2.      Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3.      Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.      Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat

  2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh
mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Di dalam dunia perekonomian kita mengenal adanya pertumbuhan ekonomi.  Pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP / GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi
atau tidak.  Namun demikian, pada umumnya para ekonom memberikan pengertian sama.  Mereka
mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP / GNP saja.  Dalam 
penggunaan  yang  lebih  umum,  istilah  pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk
menyatakan perkembangan di NSB (negara sudah berkembang).

Akhirnya suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika
pendapatan per-kapita menunjukkan kecenderungan jangka panjang yang menarik.  Namun demikian
tidaklah berarti bahwa pendapatan per-kapita akan mengalami kenaikan terus-menerus.  Adanya
resesi ekonomi, kekacauan politik, dan penurunan ekonomi, misalnya dapat mengakibatkan suatu
perekonomian mengalami suatu penurunan tingkat kegiatan ekonominya.  Jika keadaan demikian
hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka
masyarakat tersebut dapat dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dikatakan sudah terjadi apabila di dalam mayarakat tersebut terjadi
perubahan karakteristik penting suatu masyarakat.  Misalnya perubahan keadaan sistem poitik,
struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan struktur ekonominya.  Suatu masyarakat yang
sudah mencapai proses pertumbuhan ekonomi yang sifatnya demikian, dimana perumbuhan ekonomi
sudah mulai sering terjadi bisa dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.  Tahap
prasyarat tinggal landas yaitu suatu masa transisi dimana masyarakat mmpersiapkan dirinya untuk
mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri.  Pada tahap prasyarat tinggal landas dan sesudahnya,
maka perumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.

Dalam mencapai prasyarat tinggal landas dalam petumbuhan ekonomi kemajuan sektor
pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan  sebelum mencapai tahap tinggal landas,
peranan sektor  pertanian antara lain kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi
penduduk di pedesaan maupun di perkotaan.  Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan
menghemat devisa karena impor bahan makanan.  Selain itu kenaikan produktivitas di sektor
pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri.  Kenaikan pendapatan petani akan
memperluas pasar industri barang-barang konsumsi, kenaikan produktivitas pertanian akan
memperluas pasar industri.
Selain dari sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh beberapa hal, antara lain;

1. Dalam sektor industri, pertumbuhan ekonomi tergabung dalam pertambahan penyediaan


faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi.
2. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (Full Employment) dan barang-barang modal
yang tersendiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan naional
berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
4. Kecenderungan untuk menabung besarnya tetap.
5. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan 
fiskal, dan sember daya manusia (Human Resources).
6. Kemajuan teknologi.

            
2.3. Permasalahan yang dihadapi dalam Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh negara sedang berkembang terletak pada hasil
pembangunan masa lampau, dimana strategi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan secara
pembangunan dalam arti pertumbuhan ekonomi yang pesat ternyata menghadapi kekecewaan.
Banyak negara dunia ketiga yang sudah mengalami petumbuhan ekonomi, tapi sedikit sekali
manfaatnya terutama dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan dalam
distribusi pendapatannya. Jurang si kaya dan si miskin semakin melebar. Penganggur dan setengah
menganggur di desa maupun di kota semakin meningkat. Problem dari masalah kemiskinan, serta
keadaan perumahan yang tidak memadai.
Ketimpangan dan ketidakmerataan serta pengangguran tidak hanya dalam kontek nasional,
tetapi dalam konteks internasional yang memandang negara-negara yang sedang berkembang
sebagai bagian peningkatan interdependensi (saling ketergantungan) yang sangat timpang dalam
sistem ekonomi dunia. Di negara maju titik berat strategi pembangunan nampaknya ditekan untuk
mengalihkan pertumbuhan menuju usaha-usaha yang menyangkut kualitas hidup. Usaha-usaha
tersebut dimanifestasikan secara prinsip dalam perubahan keadaan lingkungan hidup.
Pada prinsipnya problem-problem kemiskinan dan distribusi pendapatan menjadi sama-
sama penting dalam pembangunan negara tersebut. Penghapusan kemiskinan yang meluas dan
pertumbuhan ketimpangan pendapatan merupakan pusat dari semua problem pembangunan yang
banyak mempengaruhi strategi dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu ahli ekonomi
mengemukakan bahwa untuk perbaikan jurang pendapatan nasional hanya mungkin bila strategi
pembangunan mengutamakan apa yang disebut keperluan mutlak, syarat minimum untuk
memenuhi kebutuhan pokok, serta yang dinamakan kebutuhan dasar.
Pengalaman pembangunan di banyak negara dewasa ini menunjukkan, bahwa terdapat
pertentangan antara gagasan dan praktek pembangunan ekonomi. Gagasan pembangunan
kontemporer berpendirian, bahwa globalisasi akan selalu memberikan efek positif yang
menguntungkan. Pada prakteknya itu tidak selalu terjadi. Krisis finansial yang melanda Asia Timur
dan Asia Tenggara merupakan contoh ekses negatif globalisasi. Globalisasi dan pertumbuhan
ekonomi yang telah dicapai tidak selalu diikuti pemerataan dan keadilan sosial.
Hal ini selanjutnya membawa kita pada dilema pokok dalam gagasan pembangunan, yaitu
adanya perdebatan di antara para pakar tentang strategi yang seharusnya didahulukan, antara
pertumbuhan dan pembangunan. Kelompok pertama menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi
harus didahulukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain dalam pembangunan. Kelompok lainnya
berpendapat, bahwa bertolak dari tujuan yang sebenarnya ingin dicapai, maka aktivitas yang
berkaitan langsung dengan masalah pembangunan itulah yang seharusnya didahulukan, sehingga
tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perdebatan ini menarik untuk diikuti karena
masing-masing kelompok berpendapat dengan argumen yang kuat.
Profesor Mubyarto dan Profesor Bromley mempunyai gagasan baru dalam pembangunan,
yaitu tentang pentingnya peran kelembagaan dalam pembangunan. Selama aspek kelembagaan
belum diperhatikan dengan baik, maka akan sulit untuk merumuskan dan melaksanakan aktivitas
pembangunan yang mendukung terwujudnya pemerataan sosial, pengurangan kemiskinan, dan
usaha-usaha peningkatan kualitas hidup lainnya. Aspek kelembagaan ini berperan penting dalam
meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam
memanfaatkan kesempatan ekonomi yang ada. Inovasi dalam kebijakan publik semacam ini akan
senantiasa memberikan perhatian terhadap tiga hal penting, yaitu etika, hukum, dan ilmu ekonomi.
Etika menekankan pada persepsi kolektif tentang sesuatu yang dianggap baik dan adil, untuk
masa kini maupun mendatang. Hukum menekankan pada penerapan kekuatan kolektif untuk
melaksanakanethical consensus yang telah disepakati. Sementara itu, ilmu ekonomi menekankan
pada perhitungan untung rugi yang didasarkan pada etika dan landasan hukum suatu negara.

2.4. Peran Pemerintah dalam Pertumbuhan ekonomi


  

Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini
merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan
berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian
di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan
motor pertumbuhan ekonomi.

Ketidakmampuan atau kelemahan sektor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang


bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi
yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan
terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat
dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial
seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan
jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan
program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sektor swasta) merupakan pusat atau faktor
penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah
diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok kaya yang sesungguhnya biasa menabung.

Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk
yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang
mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga
berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan
yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota
besar dan mengakibatkan masalah-masalah sosial, politis, dan ekonomi.

Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian


pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran
saja, yang menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,
kapital, dan teknologi; tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi
tidak dapat direalisasikan
BAB III
KESIMPULAN

3.1.Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil
atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil.

Banyak para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi
seperti teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar, model Input-Output
Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model pertumbuhan ekonomi Rostow.

Dalam pertumbuhan ekonomi peran pemerintah sangat penting untuk mendukung


menciptakan suasana yang kondusif sehingga laju ekonomi dapat dicapai dengan baik. Apabila
suasana kondusif dalam suatu negara sudah tercipta maka minat para investor untuk menanamkan
modalnya akan meningkat, persaingan perdagangan bagus dan masyarakat akan merasa aman
dalam melakukan aktifitas sehari-harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Ai siti farida, SE., M.Si. sistem ekonomi indonesia, pustaka setia bandung 2010
Schoorl, J.W.1982.Modernisasi .  Jakarta ; PT.Gramedia
Subandi. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai