Anda di halaman 1dari 5

ACTIVE 4 (12) (2015)

Journal of Physical Education, Sport,


Health and Recreations
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr

SURVEI PEMBINAAN PENCAK SILAT DI PERGURUAN PENCAK SILAT


SE-KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013/2014

Abdul Rosyid Eddy Hartoyo 

Hotel Tentram, Jln. Am. Sanggi Jogja. Yogyakarta, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang pembinaan pencak silat yang terdiri dari,
Diterima Oktober 2014 atlet, pelatih, organisasi, sarana dan prasarana, dukungan, di diperguruan pencak silat Se-
Disetujui November 2015 Kabupaten Wonogiri tahun 2013/2014. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
Dipublikasikan Desember deskriptif kualitatif. Lokasi dan sasaran di 3 perguruan pencak silat di Kabupaten Wonogiri. Hasil
2015 penelitian yang diperoleh adalah : 1) kualitas atlet sesuai dengan teori dan ahli pencak silat dalam
________________ proses metode pengukuran kemampuan atlet tidak baik dan proses perekrutan hampir semua baik
Keywords: hanya persinas ASAD kurang baik 2) kualitas pelatih sesuai dengan teori dan ahli pencak silat
Coaching; Pencak Silat; kurang baik karena tidak semua pelatih bersertifikat, dan tidak menyusun program latihan,
Universities program latihan sesuai dengan teori dan ahli pencak silat berkriteria tidak baik 3) kualitas
.___________________ organisasi sesuai dengan teori dan ahli pencak silat kurang baik karena hanya memiliki anggota
lengkap tetapi tidak menyusun program kerja dan pembagian tugas pengurus. 4) sesuai dengan
teori dan ahli pencak silat sarana dan prasarana cukup baik 5) faktor dukungan sesuai dengan teori
dan ahli pencak silat hanya Persinas ASAD yang berkriteria kurang baik karena mendapat
dukungan dari masyarakat berupa sponsor, dan 2 perguruan lain tidak baik karena tidak memiliki
faktor dukungan. Disimpulkan bahwa proses pembinaan pencak silat di Kabupaten Wonogiri
sesuai dengan teori dan ahli pencak silat berkriteria kurang baik.

Abstrac
___________________________________________________________________
The purpose of this study is to know about martial arts training consists of, athletes, coaches, organization,
facilities and infrastructure, support,atCollegePencakSilatSe-Wonogiriyear2013/2014. The approach used in
this research is descriptive qualitative approach. Locations and targets in 3 Pencak silat college in the Wonogiri
inton distric.The results of the study are: 1) the quality of athletes in accordance with the theory and Pencak
silat expert in process capability measurement method is not a good athlete and a good recruitment process
almost all ASAD persinas just not good 2) in accordance with the theory of quality trainers and experts martial
arts is not good because not all coaches are certified, and do not develop exercise programs, exercise programs in
accordance with the theory and martial arts expert is not good berkriteria 3) the quality of the organization in
accordance with the theory and pencak silat expert is not good because it has a full member, but does not
provide a program division of labor and the management. 4) in accordance with the theory and expert pencak
silat infrastructure is good enough 5) factors support in accordance with the theory and pencak silat expert who
just Persinas ASAD berkriteria unfavorable because the support of the community in the form of sponsorship,
and 2 other universities is not good because it does not have the support factor. It was concluded that the process
of pencak silat training in accordance with the theory Wonogiri and martial arts expert berkriteria unfavorable.

© 2015 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6773
Ngemplak, Rt. 02, Rw. 07
Jatinom, Sidoharjo, Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia
E-mail: rosyidsport11@gmail.com

2246
Abdul Rosyid Eddy Hartoyo / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

PENDAHULUAN Pencak Silat di Kabupaten Wonogiri


terdiri dari 12 perguruan pencak Silat yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) bersifat aktif di dalam pembinaan dan terdapat 4
dijelaskan bahwa pembinaan adalah usaha, perguruan yang sering mewakili atlet tingkat
tindakan, dan kegiatan, yang dilakukan secara kabupaten yaitu perguruan Persinas ASAD,
berdaya guna dan berhasil guna untuk perguruan Anak Naga, Perguruan Tapak Suci,
memperoleh hasil yang lebih baik. Tujuan dan perguruan Setia Hati Teratai. Dari hasil
pembinaan olahraga adalah membantu Observasi ke-4 perguruan tersebut mendominasi
terwujudnya pembanguna watak dan karakter untuk mewakili popda kabupaten Wonogiri
bangsa dalam pembangunan nasional Indonesia tahun 2013.
seutuhnya. Peneliti melakukan observasi terhadap 4
Menurut KONI dalam (koni.or.id) perguruan tersebut ternyata perguruan Setia
Penguatan fungsi organisasi koni pusat dan Hati Teratai Kabupaten Wonogiri tidak
Provinsi, serta pengurus besar dan pengurus memfokuskan latihan pada pembinaan prestasi.
pusat induk cabang olahraga. Meningkatkan Atlet perguruan Setia Hati tidak diperkenankan
kemampuan Sumber Daya Manusia dari semua mengikuti pertandingan Pencak Silat. Atlet
unsur baik pelatih,manajer, atlet, maupun staf, perguruan Setia Hati Teratai yang mengikuti
dan mengoptimalkan sarana prasarana olahraga Popda tahun 2013 adalah atlet tempat
guna meningkatkan prestasi atlet, kinerja pelatih latihannya di Bulukerto dan Kismantoro yang
dan manajer. Menurut Faillah Kurniawan masih bergabung dalam organisasi perguruan
dalam (penjaskes-09.blogspot.com) faktor Setia Hati Teratai Kabupaten Ponorogo,
pembinaan antara lain, faktor Atlet, faktor sehingga peneliti hanya melakukan penelitian di
pelatih, sarana dan prasarana, organisasi. 3 peguruan yaitu, Persinas ASAD, Anak Naga,
Pembinaan dalam cabang olahraga dan Tapak Suci.
pencak silat harus memiliki atlet, pelatih, sarana Perguruan aktif dengan jumlah 12
dan prasarana, organisasi, dan factor dukungan. seharusnya menciptakan atlet yang berkualitas
Semua aspek tersebut harus berjalan dengan akan tetapi di Wonogiri tidak demikian. Jumlah
baik dan berkesinambungan sesuai dengan hak atlet yang banyak karena proses pemassalan
dan kewajiban masing-masing. yang baik akan tetapi atlet yang dihasilkan tidak
Pencak silat adalah salah satu budaya berkualitas.
nenek moyang bangsa Indonesia yang perlu Berdasarkan uraian diatas maka
dilestarikan dan disebarluaskan keberadaanya penulis sangat tertarik sehingga ingin meneliti
(Sucipto, 2007:2.10). menurut Mr. mengenai “Survei Pembinaan Pencak Silat di
Wongsonegoro dalam Sucipto (2004:26) Pencak Perguruan Pencak Silat se-Kabupaten Wonogiri
adalah gerakan serang bela, berupa tari dan tahun 2014”.
berirama dengan peraturan adad kesopanan
tertentu, yang bisa dipertunjukan di depan METODE
umum dan silat adalah inti sari dari pencak,
yakni kemahiran untuk berkelahi atau membela Pendekatan penelian ini adalah deskriptif
diri mati-matian yang tidak dapat dipertunjukan kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa
didepan umum. kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Hal ini
Pencak silat adalah salah satu disebabkan adanya penerapan metode kualitatif
budaya nenek moyang yang berupa seni bela (Moleong,2002:6).
diri dalam bentuk gerakan serang dan tarian Pengambilan sumber data menggunakan
yang memiliki aturan tertentu dengan tujuan metode purposive sampling. Menurut Sugiono
untuk dipertunjukan didepan umum atau untuk (2010 : 218) purposive sampling teknik
membela diri dari musuh. pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Perguruan yang dipilih

2247
Abdul Rosyid Eddy Hartoyo / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

adalah Perguruan Persinas ASAD, Anak Naga, karena melalui tahap pemassalan, pembibitan,
Tapak Suci. Instrumen dalam penelitian ini dan pemanduan bakat.
adalah observasi, pedoman wawancara, Pelatih di Perguruan Anak Naga
pedoman dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan dikategorikan kurang baik karena tidak semua
data menggunakan teknik triangulasi. Analisis pelatih memiliki sertifikat kepelatihan dan tidak
data melalui tahap reduksi data, penyajian data, menyusun program latihan. Program latihan di
dan kesimpulan. Perguruan Anak Naga dikategorikan kurang
baik karena tidak disusun dengan realistis,
HASIL DAN PEMBAHASAN variatif, metodis, dan tematis. Program latihan
hanya bersifat berkesinambungan dan sesuai
Perguruan Persinas ASAD dengan fundamental kepelatihan (fisik, teknik,
Kualitas atlet di Perguruan Persinas taktik, mental, karakter).
ASAD dikategorikan tidak baik karena tidak Kualitas pengurus di Perguruan Anak
memperhatikan item anak usia dini. Proses Naga dikategorikan kurang baik, karena hanya
perekrutan atlet di Perguruan Persinas ASAD memiliki anggota lengkap tetapi tidak
kurang baik karena hanya melalui tahap menyusun program kerja dan pembagian kerja
pemassalan dalam bentuk pamflet, sosialisasi ke pengurus. Program kerja organisasi di
kecamatan dan desa, proses pembibitan dan Perguruan Anak Naga dikategorikan tidak baik,
pemanduan bakat tidak diterapkan. karena organisasi tidak menyusun program
Kualitas pelatih di Perguruan Persinas kerja. Pendanaan cukup baik karena dana
ASADdikategorikan kurang baik karena tidak bersumber dari donator dan kas.
semua pelatih memiliki sertifikat kepelatihan Sarana prasarana di Anak Naga dapat
dan tidak menyusun program latihan. Program dikategorikan cukup baik. Dukungan di
latihan di Perguruan Persinas ASADkurang Perguruan Anak Naga dikategorikan tidak baik
baik karena tidak disusun dengan realistis, karena tidak memiliki faktor dukungan sesuai
variatif, metodis, dan tematis. dengan indikator.
Kualitas organisasi di Perguruan Persinas
ASAD dikategorikan kurang baik, karena hanya Perguruan Tapak Suci
memiliki anggota lengkap tetapi tidak Kualitas atlet di Perguruan Tapak Suci
menyusun program kerja dan pembagian kerja dikategorikan tidak baik karena tidak
pengurus. Program kerja organisasi di memperhatikan item-item sesuai dengan teori
Perguruan Persinas ASAD tidak baik, karena “sport search”. Proses perekrutan atlet di
organisasi tidak menyusun program kerja. Perguruan Tapak Suci dikategorikan baik
Pendanaan baik karena dana bersumber dari karena melalui tahap pemassalan, pembibitan,
sponsor, donator dan kas. dan pemanduan bakat.
Sarana prasarana di persinas ASAD Kualitas pelatih di Perguruan Tapak Suci
dapat dikategorikan cukup baik. Dukungan di dikategorikan kurang baik karena tidak semua
Perguruan Persinas ASAD dikategorikan pelatih memiliki sertifikat kepelatihan dan tidak
kurang baik karena hanya mendapatkan menyusun program latihan. Program latihan di
dukungan dari partisipasi masyarakat dalam Perguruan Tapak Suci dikategorikan kurang
bentuk sponsor. baik karena tidak disusun dengan realistis,
variatif, metodis, dan tematis. Program latihan
Perguruan Anak Naga hanya bersifat berkesinambungan dan sesuai
Kualitas atlet di Perguruan Anak Naga dengan fundamental kepelatihan (fisik, teknik,
dapat dikategorikan tidak baik karena tidak taktik, mental, karakter).
memperhatikan item-item sesuai dengan teori Kualitas pengurus di Perguruan Tapak
“sport search”. Proses perekrutan atlet di Suci dikategorikan kurang baik, karena hanya
Perguruan Anak Naga dikategorikan baik memiliki anggota lengkap tetapi tidak

2248
Abdul Rosyid Eddy Hartoyo / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

menyusun program kerja dan pembagian kerja anggota lengkap tetapi tidak menyusun program
pengurus. Program kerja organisasi di kerja dan pembagian kerja pengurus. Program
Perguruan Tapak Suci dikategorikan tidak baik, kerja organisasi pencak silat di Kabupaten
karena organisasi tidak menyusun program Wonogiri dari 3 perguruan tersebut sesuai
kerja. Pendanaan cukup baik karena dana dengan teori dan ahli pencak silat maka dapat
bersumber dari donator dan kas. dikategorikan tidak baik, karena organisasi tidak
Sarana prasarana di perguruan Tapak menyusun program kerja. Pendanaan di 2
Suci dapat dikategorikan cukup baik. Dukungan perguruan cukup baik karena dana bersumber
di Perguruan Tapak Suci dikategorikan tidak dari donator dan kas dan hanya Persinas ASAD
baik karena tidak memiliki faktor dukungan yang pendanaannya baik Karena bersumber dari
sesuai dengan indikator. sponsor, donator, dan kas.
Kualitas atlet dipengaruh oleh proses Sarana dan prasarana pencak silat di
seleksi yaitu melalui metode pengukuran anak Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 3
usia dini dan proses perekrutan atlet. Metode perguruan tersebut sesuai dengan teori dan ahli
pengukuran atlet pencak silat di Kabupaten pencak silat maka dapat dikategorikan cukup
Wonogiri sesuai dengan teori dan ahli pencak baik karena hampir semua sarana prasarana
silat maka dapat dikategorikan tidak baik karena sudah dimiliki kecuali cone dan ledder. Sarana
tidak memperhatikan item-item sesuai dengan prasarana bukan menjadi faktor penghambat
teori “sport search”. Proses perekrutan atlet di dalam proses pembinaan pencak silat di
pencak silat kabupaten Wonogiri terdapat 2 Kabupaten Wonogiri.
perguruan yang sudah baik karena melalui Pencak Silat di Kabupaten Wonogiri
tahap pemassalan, pembibitan, dan pemanduan terdapat 2 perguruan yang faktor dukungannya
bakat sedangkan di perguruan Persinas ASAD tidak baik karena tidak memiliki faktor
kurang baik karena hanya menggunakan tahap dukungan, hanya Persinas ASAD yang kurang
pemassalan. baik karena mendapatkan partisipasi dari
Pelatih menjadi faktor penting dalam masyarakat berupa sponsor.
pembinaan, maka pelatih yang berkualitas dan
program latihan akan mempengaruhi prestasi SIMPULAN
atlet. Kualitas pelatih di Kabupaten Wonogiri
yang terdiri dari 3 perguruan tersebut sesuai Berdasarkan dari hasil penelitian maka
dengan teori dan ahli pencak silat maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan pencak silat di
dikategorikan kurang baik karena tidak semua perguruan pencak silat se kabupaten Wonogiri
pelatih memiliki sertifikat kepelatihan dan tidak berkriteria kurang baik.
menyusun program latihan. Program latihan di
Kabupaten Wonogiri dari 3 perguruan tersebut DAFTAR PUSTAKA
sesuai dengan teori dan ahli pencak silat maka
dapat dikategorikan kurang baik karena tidak Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta:
disusun dengan realistis, variatif, metodis, dan PT Rineka Cipta.
tematis. Program latihan hanya bersifat Darmadi, H. 2011. Metodologi Penelitian
berkesinambungan dan sesuai dengan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Dirham, 1986. Kepemimpinan Organisasi dan
fundamental kepelatihan (fisik, teknik, taktik,
Administrasi Khusus Olahraga.
mental, karakter).
Semarang: Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Organisasi merupakan faktor penting Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu
dalam proses pembinaan. Kualitas pengurus, Pendidikan.
program kerja, dan pendaan menjadi indikator Fathoni, Abdurrahmat. 2006.Organisai dan
dalam organisasi. Kualitas organisasi pencak Manahemen sumber daya Manusia. Jakarta:
silat di Kabupaten Wonogiri dari 3 perguruan PT Rineka Cipta.
tersebut kurang baik, karena hanya memiliki

2249
Abdul Rosyid Eddy Hartoyo / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

Harsuki, 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Sukadiyanto, dan Dangsin Muluk. 2011. Pengantar
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Teori dan Metodologi melatih Fisik.
Iskandar, M. Otok dkk. 1992. Pencak Silat. Jakarta: Bandung: CV, Lubuk Agung.
Depdikbud. UU No. 3 tahun 2005.Sistem Keolahragaan
Junaidi, Said. 2003. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Nasional.
Semarang : Unnes. Gunawan, H Hari (http://ikipmataram.ac.id/berita-
KONI, 2000. Gerakan Nasional Garuda Emas 368-pemberdayaan-sdm-untuk--mendukung--
Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini. olahraga--sebagai--industri-masa-depan.html
Jakarta: KONI. http://arahbola.org/41-basic-coaching-pelatih-yang-
Moleong, J. Lexi, 2002. Metodologi Penelitian berkualitas
Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Wonogiri
Moleong, J. Lexi. 2011. Metodologi Penelitian http://koni.or.id/pages/read/strategi-dan-program
Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2011-11-01 13:28:59
Sucipto, 2008. Pencak Silat. Jakarta: Universitas Nopriansyah, (komponen biomotor pencak
Terbuka. silat.html).2012
Sugiyono, 2010. Metodologi Penelitian pendidikan Nopriyansyah, (pembinaan mental anak usia dini
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. pencak silat.html).2012
Bandung: dan Alfabeta, CV.

2250

Anda mungkin juga menyukai