Anda di halaman 1dari 26

STUDI KOMPARATIF TERHADAP PRAKTEK GADAI EMAS

DI BANK MITRA SYARIAH KAS BAWEAN DENGAN


KREDIT JAMINAN EMAS DI BANK JATIM CABANG
BAWEAN

AHMAD FAUZI
NIRM : 2018.4.147.0004.1.000176
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Perkembangan ekonomi di Indonesia khususnya di Pulau Bawean saat ini telah menunjukkan
peningkatan yang pesat. Telah banyak bermunculan bisnis- bisnis produk dan jasa yang ditawarkan oleh
para pelaku bisnis. Mulai dari usaha besar, usaha menengah hingga usaha kecil. Masyarakat pun kini
banyak yang telah memulai bisnis mereka sendiri, walaupun mereka telah memiliki pekerjaan tetap
mereka tetap berbisnis sebagai usaha sampingan mereka.
Hal ini dikarenakan menurut Rochmawan sebagaimana dikutip Rahmat Gunawan mengatakan :
bahwa kebutuhan manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi
terus bertambah tidak ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satu kebutuhan telah Anda penuhi, tentu akan datang lagi kebutuhan
yang lainnya. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi, dan
jika tidak dipenuhi akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidupnya atau bisa menimbulkan
dampak negative contohnya minum obat bagi orang yang sakit, makan nasi bagi orang yang lapar. Hal ini
disebut sebagai kebutuhan karena apabila tidak dipenuhi maka bisa menimbulkan dampak negatif
seperti sakitnya bertambah parah atau kondisi tubuh yang tidak nyaman akibat rasa lapar.
Sehingga dalam memulai bisnis tersebut pastinya mereka membutuhkan dana awal dengan modal
sendiri ataupun meminjam ke lembaga keuangan. Di Indonesia sendiri lembaga keuangan ini dibagi
kedalam dua kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi,
pegadaian, dana pensiun, reksa dana dan bursa efek). Secara umum, lembaga keuangan sangat
diperlukan dalam perekonomian modern karena fungsinya sebagai mediator antara kelompok masyarakat
yang mempunyai dana lebih dan kelompok masyarakat yang memerlukan dana
B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana konsep pelaksanaan Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
2. Bagaimana cara perhitungan produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean
dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
3. Bagaimana analisis komparasi produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean
dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
4. Untuk mengetahui konsep pelaksanaan Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas
Bawean dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
5. Untuk mengetahui cara perhitungan produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
6. Untuk mengetahui analisis komparasi produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana konsep pelaksanaan Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
2. Bagaimana cara perhitungan produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean
dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
3. Bagaimana analisis komparasi produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean
dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
4. Untuk mengetahui konsep pelaksanaan Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas
Bawean dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
5. Untuk mengetahui cara perhitungan produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
6. Untuk mengetahui analisis komparasi produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
D. Penegasan Istilah
7. Gadai
Gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak
tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan akan
ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
2. Emas
Emas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah logam mulia berwarna
kuning yang dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan seperti cincin dan
kalung
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. GADAI
1. Pengertian Gadai
Istilah gadai berasal dari terjemahan dari kata pand (bahasa Belanda) atau pledge
(bahasa Inggris). Pengertian gadai tercantum dalam pasal 1150 KUHPer sebagai berikut :
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas
namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang
berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya.”
Pengertian gadai diatas sangat luas, tidak hanya mengatur tentang pembebanan
jaminan atas barang bergerak, tetapi juga mengatur tentang kewenangan kreditur untuk
mengambil pelunasannya dan mengatur eksekusi barang gadai apabila debitur lalai dalam
melaksanakan kewajibannya
Menurut H. Salim, bahwa yang diartikan dengan gadai adalah suatu perjanjian yang
dibuat antara kreditur dengan debitur, dimana debitur menyerahkan benda bergerak
kepada kreditur untuk menjamin pelunasan suatu hutang gadai, ketika debitur lalai
melaksanakan prestasinya.
2. Dasar Hukum Gadai
Dasar hukum gadai diatur dalam peraturan perundang-undangan, yaitu
sebagai berikut :
a. KUH Perdata diatur dalam Buku II BAB XX Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160
b. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan
Pegadaian
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1970 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan Pegadaian
d. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum
(Perum) Pegadaian.
3. Unsur-unsur gadai
e. Adanya subjek gadai, yaitu kreditur (penerima gadai) dan debitur (pemberi
gadai)
f. Adanya objek gadai, yaitu barang bergerak, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud
g. Adanya kewenangan kreditur
4. Syarat Gadai
Pegadaian telah memiliki berbagai jenis produk pinjaman yang bisa dipilih sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Berikut syarat pegadaian yang disesuaikan dengan jenis
pinjaman yang tersedia :
h. Pinjaman Pegadaian Melalui Kredit Cepat & Aman (KCA)
i. Fotocopy identitas resmi
j. Menyerahkan barang jaminan
k. Untuk kendaraan bermotor membawa BPKB dan STNK asli
l. Nasabah menandatangani Surat Bukti Kredit (SKB)
2. Gadai Syari’ah (RAHN)
a. Pengertian Gadai Syari’ah
Kata gadai (Rahn) seacara bahasa adalah tsubut wa al-dawam yang memiliki arti tetap
dan kekal. Menurut Taqit al-Din Abu Bakar al- Husaini, rahn adalah aal-tsubut yaitu sesuatu
yang tetap dan al-ihtibas yaitu menahan sesuatu
b. Dasar Hukum Gadai Syariah (RAHN)
Dalam konteks hukum di Indonesia telah ditemukan beberapa produk hukum yang
berkaitan dengan akad rahn, baik dalam bentuk peraturan Perundang-undangan maupun
dalam bentuk fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI).
c. Rukun Gadai Syariah (Rahn)
a. Orang yang menggadaikan (Ar-raahin)
b. Orang yang menerima gadai (Al-murtahin)
c. Barang yang digadaikan (Al-marhun)
d. Utang (Al-marhun bih)
e. Sighat (Ijab dan Qabul)
3. Gadai Emas Syari’ah
b. Pengertian Gadai Emas Syari’ah
c. Dasar Hukum Gadai Emas Syariah
d. Rukun dan Syarat Sahnya Gadai Emas Syariah
e. Subjek dan Objek Gadai Emas Syariah
f. Perjanjian Transaksi Gadai emas pada Bank Syariah
g. Manfaat Gadai Emas Syariah
4. Perbedaan Gadai Emas Syari’ah Dan Gadai
a. Emas Konvensional Sistem Gadai Emas Konvensional
1) Pegadaian konvensional pada umumnya tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh
masyarakat selama ini. Kita datang membawa barang yang akan digadaikan yaitu emas.
2) Barang tersebut lalu ditaksir harganya dan diputuskan jumlah yang bisa dipinjam.
3) Pinjaman ini dikenakan bunga misalnya 1,15%/2 minggu atau 2,3% /bulan. Lalu menjadi
3,45%/ 45 hari atau 4,6%/bulan dan seterusnya. Bunga pinjaman ditentukan berdasar
jumlah pinjaman dan jika nilai pinjaman semakin besar, bunga yang dibebankan akan
semakin besar.
4) Perhitungan biaya pinjaman ini dihitung setiap 15 hari kemudian akan naik di hari ke 16
dan seterusnya.
5) Masa penitipan gadai ini selama 4 bulan, bisa diperpanjang dengan membayar biaya
sewa modal.
b. Sistem Gadai Emas Syariah
1) Gadai emas berbasis syariah, tidak memberlakukan sistem bunga.
2) Pihak pegadaian syariah tidak mengambil keuntungan dari sistem bunga pinjaman maupun
sistem bagi hasil.
3) Pegadaian syariah hanya mengambil keuntungan dari upah jasa pemeliharaan barang jaminan.
4) Pegadaian konvensional menentukan bunga atau sewa modal berdasarkan jumlah pinjaman
yang diajukan. Sedangkan pegadaian syariah menentukan besarnya pinjaman dan biaya
pemeliharaan berdasarkan taksiran emas yang digadaikan. Taksiran emas yang diperhitungkan
antara lain adalah karat emas, volume serta berat emas yang digadaikan.
5) Biaya yang dikenakan juga merupakan biaya atas penitipan barang, bukan biaya atas pinjaman,
karena pinjaman yang mengambil untung itu tidak diperbolehkan. Biaya penitipan barang
jaminan meliputi biaya penjagaan, biaya penggantian kehilangan, asuransi, gudang
penyimpanan, dan pengelolaan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian dengan
metode deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan
dengan cara observasi secara langsung ke objek yang diteliti, maka sumber data didapatkan
secara langsung dari lokasi penelitian.
Jenis kajian yang digunakan dalam skripsi ini adalah kajian empiris yaitu penelitian
yang berfokus meneliti suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail
dengan menghimpun kenyataan yang terjadi serta mengembangkan konsep yang ada.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif itu sangat diperlukan.
Adapun peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat penuh. oleh karena itu, dalam
penelitian kualitatif penulis sendiri dengan bantuan informan merupakan alat pengumpul
data utama, selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara dengan lembaga keuangan
yakni Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan Bank Jatim Cabang Bawean dengan beberapa
pertanyaan yang telah disiapkan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang berada di Pulau Bawean yaitu
Bank Mitra Syariah Kas Bawean, tepatnya berada di Jl. Umar Mas’ud Kec. Sangkapura Bawean Kab. Gresik
Jawa Timur. Kode pos 61181.
Penelitian yang ke dua dilakukan di salah satu Lembaga Keuangan Konvesional yakni Bank Jatim
Cabang Bawean yang berada di Pulau Bawean tepatnya berada di Jl. Kawedanan No. 3 Kec. Sangkapura
Bawean Kab. Gresik Jawa Timur. Kode pos 61181.
D. Data dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian kualitatif, data yang akan diperlukan penulis dalam melakukan
penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan, yaitu data yang berupa
hasil wawancara dengan karyawan yang ada di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan Bank Jatim Cabang
Bawean, serta data hasil observasi yang ditemukan penulis ketika penelitian berlangsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang yang dikumpulkan oleh penulis sebagai penunjang dari data
primer. seperti : buku-buku, jurnal, skripsi, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini, di
antaranya ;
1) Buku : Hukum Gadai Syariah, Akutansi Gadai Syariah, buku Bank Mitra Syariah, dll.
2) Skripsi : Konsep Gadai Emas Syariah dan Penerapannya Pada PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Palembang, Studi Komparatif Transaksi Gadai Emas Pegadaian Syar’ah Dan
Konvisional Di Kota Mataram, Pelaksanaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Kota
Palopo, dan jurnal lainnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting diperoleh
dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan Untuk mempermudah
dalam memperoleh data di lapangan, maka penulis akan menggunakan sejumlah teknik
pengumpulan data antara lain :
1. Metode Interview (wawancara)
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara lisan dan berhadapan langsung dengan orang yang menjadi sumber data.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
baik berupa sumber tertulis, flim, gambar (foto) dan karya-karya yang semuanya
memberikan informasi bagi proses penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah utuk di pahami dan
juga bermanfaat dalam menemukan solusi permasalahan, terutama dalam masalah sebuah
penelitian. Data yang terkumpul kemudian diolah dan diseleksi atas dasar reabilitas dan
validitasnya, sedangkan data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi dengan
subsitusi.
1. Pengumpulan Data (data collection)
2. Reduksi Data (data reduction)
3. Penyajian Data (data display)
4. Penarikan Kesimpulan (verivication)
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Dari data hasil penelitian akan dikumpulkan dan dicatat dengan sebenar-benarnya.
Adapun cara yang akan dilakukan penulis untuk mengecek keabsahan data diantaranya
yaitu:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan peneliti akan kembali ke lapangan melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah maupun yang baru ditemui.
Dengan perpanjangan pengamatan ini hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab,
semakin terbuka, saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan
lagi.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara ini maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini dapat diartikan sebagai data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, teknik, dan waktu
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah berdirinya Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan Bank Jatim Cabang
Bawean
a. Berdirinya Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean
Dalam berdirinya Bank Mitra Syari' ah (BMS) Kas Bawean ini masih terbilang cukup baru
di pulau Bawean yaitu pada tahun 2017 awal yang diresmikan oleh Samsun Ma’arif yang
waktu itu menjabat sebagai Direktur di Bank Mitra Syari’ah (BMS) Kas Bawean dengan tujuan
untuk mengembangkan bisnis khususnya yang Syari’ah di luar Jawa yakni di pulau Bawean.
b. Sejarah Berdirinya Bank Jatim Cabang Bawean
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (berbisnis dengan nama Bank Jatim)
adalah sebuah Badan Usaha milik daerah Jawa Timur yang bergerak di bidang Perbankan.
Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, Perusahaan ini memiliki 48
Kantor Cabang, 172 Kantor Cabang Pembantu, 209 Kantor Kas, dan 777 ATM yang sebagian
besar terletak di Jawa Timur.
2. Struktur Organisasi Bank Mitra Syari’ah (BMS) Kas Bawean dan Bank Jatim Cabang
Bawean
Struktur Organisasi Bank Mitra Syari’ah (BMS) Kas Bawean

Kepala Kas Bawean Sunarno

Teller Siti Zulaikha

Customer Service Muridah

Admin Gadai Muridah

Ao Ahmad Fikri
Alfian
Funding Instansi Ahmad Nur
Kholis
Petugas Lapangan Alfiatul Ilmi
Mikro Muhammad Syafii
B. Paparan Data
Setelah penulis melakukan penelitian di Dua Lembaga yakni di Bank Mitra Syaria’h Kas Bawean dan
Bank Jatim Cabang Bawean dengan metode Wawancara, Observasi dan Dokumentasi dapat dipaparkan
hasil penelitian sebagai berikut :
1. Produk-Produk di Bank Mitra Syari'ah Kas Bawean dan Produk Di Bank Jatim Cabang Bawean
Adapun Produk di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean antara lain sebagai berikut:
a) Produk Pendanaan
b) Produk Pembiayaan
c) Produk Pelayanan Jasa
2. Pelaksanaan Akad di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean dan Akad di Bank Jatim Cabang Bawean
d) Pelaksanaan Akad di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean
e) Akad Ijaroh
f) Akad Rahn
g) Akad Mudharobah
3. Syarat Melakukan Gadai Emas Di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean dan Bank Jatim Cabang
Bawean Warga Negara Indonesia
a) Berusia 18 tahun (delapan belas) tahun atau telah menikah dan berwenang melakukan
tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum dan tidak berada dalam pengampuan)
sesuai ketentuan yang berlaku
b) Mengisi formulir dan Akad Pembiayaan Multiguna Syariah Bank Jatim Syariah
c) Menyerahkan fotokopi KTP atau Identitas lainya yang masih berlaku
d) Menyerahkan fotokopi NPWP pribadi untuk nasabah dengan jumlah Pembiayaan > 100
juta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Emas Apa Saja Yang Bisa digunakan Untuk Gadai

a) Emas Lantakan
b) Emas Perhiasan
c) Uang Emas
d) Koin Emas
e) Jaminan minimal 16 (enam belas) karat dengan berat minimal 2 (dua) Gram.
C. Temuan Penelitian
1. Konsep Pelaksanaan Gadai Emas di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean dan Kredit Jaminan
Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
1) Konsep pelaksanaan akad Gadai Emas di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean
Pelaksanaan Akad Gadai Emas yang diterapkan Bank Mitra Syari'ah Kas Bawean
adalah menggunakan Akad Qardh dalam Rangka Rahn. Yang dimaksud akad “Qardh
dalam rangka Rahn” adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah
yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang
diserahkan.
2) Syarat Qard yaitu :
a) Bank (pihak yang menyediakan uang atau meminjamkan uang).
b) Nasabah (pihak yang meminjam uang).
c) Proyeksi usaha (tujuan dalam mengadakan perikatan Al-Qardh).
3) Ketentuan Umum Akad Qardh
Pada dasarnya pelaksanaan Akad Qardh telah dijelaskan oleh pihak MUI
dalam Fatwa DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Agar lebih jelas, berikut
ketentuan umum Al- Qardh dalam bank syariah:
d) Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (Muqtaridh) yang
memerlukan.
e) Nasabah Al-Qardh wajib mengemalikan jumlah pokok yang diterima pada
waktu yang telah disepakati bersama.
f) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
g) LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bila mana dipandang perlu.
h) Nasabah Al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela
kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
2. Konsep Pelaksanaan Akad Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
1) Cara perhitungan Produk Gadai Emas Di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean
a) Ketika melakukan transaksi Gadai, tentu harus menyerahkan barang yang
dimiliki sebagai jaminan untuk mendapatkan sejumlah Pinjaman Dana. Atas
pinjaman Dana tersebut, kita akan dibebankan dengan beberapa macam biaya
sampai waktu kita bisa melunasi pinjaman tersebut.
b) Dalam Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean ada empat jenis komponen
perhitungan yang wajib kita pahami bila ingin menggadaikan Emas, antara
lain: Taksiran, Uang Pinjaman, Ijaroh, dan Biaya Administrasi.
c) Untuk simulasi perhitungan menggadaikan emas di Bank Mitra Syari'ah (BMS)
Kas Bawean. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: Taksiran = 2 Gram
(emas) X Rp.500.000(Harga Emas) = Rp.1.000.000 X 92%=Rp.920.000 (Pinjaman
yang diberikan kepada nasabah). Untuk Ijarah ada dua sistem perhitungan di
Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean, pertama jika dana pinjaman sebesar
Rp.100.000 sampai Rp.50.000.000 maka Ijarahnya sebesar 0,75% per 15 hari.
Yang kedua, jika dan pinjamannya diatas Rp.50.000.000 sampai
Rp.100.000.000, maka Ijarahnya sebesar 0.875% per 15 hari.Maka perhitungan
untuk Ijarah sebagai berikut : Ijaroh = Rp.920.000 (Pinjaman) X
0,75%=Rp.6.900 (janka waktu/15 hari), selama 4 bulan = Rp. 900x8 = Rp55.200
dengan biaya administrasi sebesar Rp.1.500. Ijaroh = Rp.5.000.000 X 0,875%
=Rp.43.750 (Jangka waktu/15 hari), selama 4 bulan = Rp.43.750 X 8 =
Rp.350.000 jika ditambah dengan biaya administrasi sebesar 0,1%, maka biaya
administrasinya sebesar Rp.5.000.
3. Komparasi Produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan Kredit Jaminan Emas
di Bank Jatim Cabang Bawean.
Setelah penulis melakukan penelitian di dua lembaga yakni di Bank Mitra Syari'ah (BMS)
Kas Bawean dan Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean dengan metode
Wawancara, Observasi dan Dokumentasi dapat di paparkan hasil penelitian sebagai berikut :
a) Temuan Penelitian Tentang Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean Sebagai Berikut :
1) Gadai Emas (Rahn) adalah bentuk pembiayaan dengan menyerahkan Emas
sebagai bentuk jaminan kepada pihak Bank. Karena Emas merupakan barang
dengan Likuiditas yang tinggi, maka Gadai Emas adalah solusi ketika nasabah
membutuhkan dana cepat dan aman. Emas yang digadaikan di Bank Mitra
Syari'ah Kas Bawean bisa berbentuk Emas Perhiasan maupun Emas Batangan.
2) Nilai Ijarah yang ada di Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean dari pinjaman
sebesar Rp.100.000 sampai Rp.50.000.000 maka Ijarahnya 0,87% jika
pinjaman diatas Rp.50.000.000 maka nilai Ijarahnya 0,75% per 15 hari. Syarat
menggadaikan Emas di Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean nasabah harus
punya Rekening, Fotokopi Kartu Identitas Diri (KTP/SIM/Paspor), dan Emas
yang akan digadaikan.
3) Di Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean membenkan pinjaman tak terbatas
bagi nasabah yang melakukan pinjaman sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan dan menyesuaikan dengan nilai taksiran. Dan di Bank Mitra
Syari'ah(BMS) Kas Bawcan tidak bisa melakukan pinjaman tanpa adanya
jaminan.
4) Jika terjadi keterlambatan dalam melakukan pembayaran yang terhitung 15
hari dan sudah masuk dalam hari ke 16 maka nasabah akan dikenakan
penambahan pembayaran Ijarah atau biaya upah sesuai dengan berapa persen
Ijarah atau Ujrah yang diberikan oleh pihak Bank
D. PEMBAHASAN
1. Konsep Pelaksanaan Akad Gadai Emas di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean dan Kredit
Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
Terdapat perbedaan antara Akad di Bank Mitra Syari’ah Kas Bawean dengan Bank Jatim
Cabang Bawean, secara signifikan tampak pada sistem operasionalnya, yakni dimana
Pelaksanaan Akad Gadai Emas yang diterapkan Bank Mitra Syari'ah Kas Bawean adalah
menggunakan Akad Qardh dalam rangka Rahn. Yang dimaksud Akad “Qardh dalam rangka
Rahn” adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan
penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.
2. Cara perhitungan Produk Gadai Emas di Bank Mitra Syari'ah kas Bawean dengan Produk
Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean
Ada banyak pertimbangan mengapa orang menggadaikan barangnya. Hal paling utama
adalah karena terpercaya dan berkompeten prosesnya pun relatif cepat, sehingga dana yang
kita butuhkan lebih cepat didapatkan. Emas merupakan barang yang paling mudah mudah
untuk digadaikan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal·dengan proses yang cepat, maka
perlu kita ketahui bagaimana cara perhitungan produk Gadai baik di Bank Mitra Syari'ah Kas
Bawean maupun di Bank Jatim Cabang Bawean
Cara perhitungan Produk Kredit Jaminan Emas di Bank Jatim Cabang Bawean sebagai
berikut:
Setiap kali melakukan Gadai, maka akan dikenakan biaya administrasi. Besaran yang
dikenakan tergantung dari jumlah pinjaman Gadai yang dilakukan. Kisaran biaya
administrasi yang dikenakan akan terus belipat menyesuaikan dengan jumlah pinjaman,
semakin besar pinjaman yang di ambil, maka biaya administrasi yang dikenakan akan
semakin bertambah.
Berikut paparan kisaran pinjaman beserta biasa administrasinya di Bank Jatim Cabang
Bawean.
Nasabah menggadaikan Emas Lantakannya seberat 25 Gram. Bank Jatim memberikan
fasilitas Gadai dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Nilai Taksir :
Berat emas x SPLE 1 = Rp N
25 gram x Rp 400.000,00 = Rp10.000.000,00
2. Pembiayaan yang diberikan :
100% x Nilai Taksir = Rp N
100% x Rp10.000.000,00 = Rp10.000.000,00
3. Biaya pemeliharaan per 10 hari
Biaya pemeliharaan/gr/hr x berat emas x hari = Rp N
Rp146,70 x 25 Gram x 10 hari = Rp36.667,00
4. Biaya administrasi yang dikenakan Rp 13.500.00,-
Jadi dengan emas seberat 25 Gram Nasabah mendapatkan :
 Pembiayaan sebesar Rp10.000.000,00
 Biaya pemeliharaan selama 10 hari sebesar Rp36.667,00
 Biaya administrasi Rp10.000,00
3. Komparasi Produk Gadai Emas di Bank Mitra Syariah Kas Bawean dan Kredit Jaminan
Emas
di Bank Jatim Cabang Bawean.
Gadai Syari'ah dan Gadai Konvensional merupakan dua sistem hakum yang berbeda
antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan oleh sistem hukum yang berlaku di
Indonesia bersifat majemuk, dimana terdapat tiga sistem Hukum yang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang Perdata, yakni Hukum Perdata, Hukum
Adat dan Hukum Islam. Gadai Emas di Bank Mitra Syari’ah dan Kredit Jaminan Emas
Konvensional memiliki konsep yang berbeda dalam pelaksanaannya, dimana Bank Mitra
syariah Kas Bawean lebih mengutamakan prinsip-prinsip pelaksanannya berdasarkan
Hukum Islam, sedangkan Bank Jatim Cabang Bawean dalam pelaksanaannya lebih
mengacu kepada sistem Hukum Perdata.
1) Sama-sama memberikan pelayanan terhadap Masyarakat yaitu
mengumpulkan dana dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Hak Gadai
merupakan hak yang berlaku atas perjanjian Utang atau Kredit.
2) Adanya harta benda atau agunan yang dijadikan sebagai jaminan utang.
3) Tidak diperkenankan menggunakan atau memanfaatkan barang yang digadaikan tanpa
izin baik oleh pemberi Gadai maupun penerima Gadai.
4) Adanya pelepasan barang jaminan dan keharusan penyerahan barang jaminan secara
nyata dari pemberi Gadai kepada pemegang Gadai, dan barang jaminan tersebut harus
berada dalam kekuasaan pemegang gadai.
5) Barang Gadai haruslah bersifat ekonomis.
6) Hak untuk memperoleh kembali barang jaminannya bagi pemberi jaminan jika hutang
telah dilunasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini, maka penulis
sampaikan beberapa kesimpulan yang penting sebagai berikut:
Di dalam prakteknya, Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean menggunakan akad yang
berbeda dengan akad yang digunakan di Bank Jatim Cabang Bawean. Dimana akad yang
digunakan oleh Gadai di Bank Mitra Syariah Kas Bawean yaitu Akad Qardh dalam rangka
Rahn. Yang dimaksud Akad “Qardh dalam rangka Rahn” adalah akad pemberian pinjaman
dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang
jaminan yang diserahkan. Sedangkan didalam mekanisme di Bank Jatim Cabang Bawean
tidak ada istilah akad, melainkan Bunga, adanya pemungutan bunga yang dilakukan di Bank
Jatim Cabang Bawean, yang menurut Hukum Islam adalah Riba. Sehingga bisa dikatakan
praktek yang dilakukan di Bank Jatim Cabang Bawean atau yang dikenal dengan Gadai
konvensional tersebut masih terdapat unsur- unsur yang dilarang oleh Islam sedangkan di
Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean sudah memenuhi prinsip-prinsip Syariat Islam.
Bentuk pelaksanaan Gadai Syari'ah (Rahn) di Bank Mitra Syari'ah (BMS) kas Bawean dan Gadai di
Bank Jatim Cabang Bawean adalah sama yakni nasabah cukup membawa barang jaminan dan kartu
identitas diri ke Gadai Syari'ah (Rahn) di Bank Mitra Syari'ah(BMS) Kas Bawean maupun Gadai di Bank
Jatim Cabang Bawean,kemudian mengisi formulir yang telah sediakan,jika nasabah sepakat dengan
jumlah taksiran dari barang gadaian dan jumlah uang yang dapat dipinjam maka petugas Gadai Syari'ah
(Rahn) di Bank Mitra Syari'ah (BMS) Kas Bawean maupun Gadai di Bank Jatim Cabang Bawean segera
melakukan proses administrasi dan pencairan dana.
Dari cara perhitungan produk Gadai di Bank Mitra Syariah dengan Gadai di Bank Jatim Cabang
Bawean jika kita bandingkan maka kita dapatkan perbedaan yang cukup signifikan. Dalam proses
perhitungan Gadai terebut, bisa dilihat bahwa sistem yang di berlakukan di Bank Jatim Cabang Bawean
itu merupakan transaksi Riba. Hal ini bisa dilihat dalam pengenaan biayanya. Bank Jatim Cabang
Bawean memungut biaya dalam bentuk Bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda, seperti
dalam penetapan biaya administrasi menurut prosentase berdasarkan golongan barang, penundaan
pembayaran satu hari saja Bunga tersebut akan dua kali lipat.
Sedangkan biaya di Bank Mitra Syari’ah tidak berbentuk Bunga, tapi berupa biaya Penitipan,
Pemeliharaan, Penjagaan dan Penaksiran dari biaya-biaya ini hanya dikenakan satu kali saja.
Dari perbedaan dan persamaan yang disampaikan di atas, maka penggadai bisa menentukan
pilihan kemana ia akan menggadaikan barang jaminannya, sehingga dari pilihan tersebut penggadai
merasa nyaman dan aman sesuai apa yang diharapkan.
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai